Arrahmah.Com |
- Di seluruh Suriah, serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah membunuh 62 warga sipil dalam satu hari
- Erdogan bersumpah akan terus memerangi PKK sampai akhir
- Statement of Islamic Emirate regarding the recent barbarity in Nangarhar
- ISIS menyerang Mujahidin Suriah di dekat perbatasan Turki
- Alhamdulillah, 93 polisi rezim Afghan bergabung dengan Mujahidin IIA
- Tentara "Israel" menganiaya sekelompok anak kecil di Al-Aqsa
- Komat Tolikara mempertanyakan Natalius Pigai yang bela GIDI
- KISPA desak pemerintah usir atlet penjajah "Israel" dari Indonesia
- Syaikh Ishamuddin Darbalah, pemimpin revolusi Mesir meninggal di penjara
- Muhammad Mursi ungkap upaya pembunuhan terhadap dirinya di dalam penjara Mesir
Posted: 11 Aug 2015 04:47 PM PDT IDLIB (Arrahmah.com) - Korban tews dalam serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah sepanjang Senin (10/8/2015) mencapai 62 orang termasuk 13 anak dan 5 perempuan di seluruh Suriah, ujar laporan kelompok pemantau. Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) mengatakan 15 orang termasuk 9 anak telah gugur di kota Aleppo. Serta 8 warga sipil termasuk 4 orang wanita gugur di Idlib, seperti dilansir Zaman Alwasl pada Selasa (11/8). Militer rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Al-Assad telah menjatuhkan bom barel di wilayah yang dikuasai oleh Mujahidin Suriah. Ribuan orang telah tewas dalam serangan yang tidak diakui oleh Bashar Al-Assad. Juli lalu, angkatan udara rezim Nushairiyah telah menjatuhkan 2041 bom barel di daerah yang dikuasai oleh Mujahidin Suriah, meninggalkan 368 orang gugur termasuk 83 ank dan 63 perempuan. Menurut penghitungan PBB, sedikitnya 230.000 warga Suriah telah gugur dalam perang yang kini memasuki tahun kelima, yang dimulai dengan protes anti-pemerintah. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Erdogan bersumpah akan terus memerangi PKK sampai akhir Posted: 11 Aug 2015 04:26 PM PDT ANKARA (Arrahmah.com) - Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan bersumpah bahwa Turki akan terus menekan dengan serangan militer terhadap pejuang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sampai tidak tersisa satu teroris pun. Pernyataan itu datang pada Selasa (11/8/2015) saat militer Turki melakukan serangan udara pada 17 target PKK di provinsi tenggara Hakkari, seperti dilaporkan Al Jazeera. "Kami akan melanjutkan perjuangan kami sampai senjata diletakkan dan tidak satu pun teroris tetap dalam batas negara kami," ujar Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi di Ankara. Dia menambahkan bahwa lebih dari dua minggu serangan udara terhadap PKK telah menimbulkan kerugian serius pada kelompok itu. Turki telah diterpa pertempuran yang meningkat tajam antara militer dengan kelompok yang dilarang, PKK, yang telah mengobarkan perang selama tiga dekade untuk meminta otonomi Kurdi yang lebih luas. Dalam pertempuran darat, sumber keamanan mengatakan PKK menyerang sebuah stasiun militer di Sirnak, sebuah provinsi yang berdekatan dengan Hakkari dan membunuh seorang tentara dalam bentrokan yang berlangsung selama 20 menit. Satu militan PKK tewas dalam pertempuran di provinsi Bingol, ujar pernyataan kantor gubernur setempat. Sementara itu dalam beberapa hari terakhir, sedikitnya sembilan orang tewas dalam gelombang serangan terhadap pasukan keamanan Turki, sebagian besar di wilayah tenggara. Partai yang dilarang di Turki, Partai Front Pembebasan Rakyat Revolusioner Marxis, yang disebut oleh pemerintah Turki memiliki keterkaitan dengan PKK, mengklaim serangan di Istanbul dan penembakan di konsulat AS, lansir Al Jazeera. Menurut perhitungan kantor berita AFP, 29 anggota pasukan keamanan Turki telah tewas dalam kekerasan terkait dengan PKK sejak krisis saat ini dimulai. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Statement of Islamic Emirate regarding the recent barbarity in Nangarhar Posted: 11 Aug 2015 04:20 PM PDT (Arrahmah.com) - A horrific video was released yesterday showing kidnappers who associate themselves with Daesh (ISIS) brutally martyring several white bearded tribal elders and villagers with explosives in Mamand Dara area of Shinwaro district. This un-Islamic act where innocent civilians are martyred after being charged with apostasy merely for aiding the Islamic Emirate can never be justified. The Islamic Emirate strongly condemns this act. No law can ever allow prisoners to be mistreated in such a manner. This offense and other such brutal actions by a few irresponsible ignorant individuals under the guise of Islam and Muslims are intolerable. The Islamic Emirate orders it leaders in the area to find and punish the perpetrators of this heinous act in light of sublime Shariah Law.
Islamic Emirate of Afghanistan 26/10/1436 Hijri Lunar 20/05/1394 Hijri Solar 11/08/2015 Gregorian (shahamat/arrahmah.com) |
ISIS menyerang Mujahidin Suriah di dekat perbatasan Turki Posted: 11 Aug 2015 07:35 AM PDT SURIAH (Arrahmah.com) - Kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, telah melancarkan serangan baru terhadap Mujahidin Suriah di utara Aleppo. Mereka berupaya merebut wilayah di dekat perbatasan Turki-Suriah yang akan dijadikan Turki sebagai daerah yang bebas dari kelompok bersenjata, lansir WB pada Selasa (11/8/2015). Puluhan pasukan dilaporkan berguguran di kedua belah pihak selama pertempuran yang terjadi di dan di sekitar kota Marea, 20 km (12 mil) selatan perbatasan dengan Turki, di mana penyerang bunuh diri ISIS dikabarkan meledakkan empat bom mobil semalam. Serangan terhadap Marea itu diikuti pendudukan desa Um Hosh oleh pasukan ISIS, ungkap Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Komandan pejuang perlawanan mengatakan bahwa serangan itu adalah serangan ISIS yang paling sengit di daerah tersebut dalam beberapa bulan. "Ada pertempuran sengit," tambahnya, yang menolak diidentifikasi karena alasan keamanan. "Situasi di Aleppo utara saat ini buruk." Observatorium, kelompok yang berbasis di Inggris yang melaporkan situasi perang menggunakan sumber di lapangan, mengatakan sedikitnya ada 25 Mujahidin dan delapan anggota ISIS yang berguguran di Marea. Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada Selasa lalu, ISIS mengatakan anggotanya telah menyerang dua bangunan di Marea dan menewaskan hampir 50 pejuang lain yang mereka klaim telah murtad karena melawan ISIS. (aliakram/arrahmah.com) |
Alhamdulillah, 93 polisi rezim Afghan bergabung dengan Mujahidin IIA Posted: 11 Aug 2015 07:07 AM PDT URUZGAN (Arrahmah.com) - Puluhan polisi rezim Afghan bertobat dan bergabung dengan Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) di sebuah distrik di provinsi Uruzgan, menurut laporan Shahamat pada Senin (10/8/2015). Laporan mengatakan bahwa sebanyak 93 polisi dan milisi Arbaki (polisi lokal) bertobat dan menyerahkan diri kepada Mujahidin IIA pada beberapa hari yang lalu di distrik Chari Chino. Dalam berita terpisah, sebuah bom pinggir jalan menghancurkan sebuah kendaraan tentara nasional Afghan (ANA) di distrik Chinartu, menewaskan 3 tentara di tempat dan melukai 2 lainnya. (siraaj/arrahmah.com) |
Tentara "Israel" menganiaya sekelompok anak kecil di Al-Aqsa Posted: 11 Aug 2015 03:03 AM PDT AL-QUDS (Arrahmah.com) - Pasukan pendudukan "Israel" menyerang dan melukai penjaga Masjid Al-Aqsa, Senin pagi (10/8/2015), di pintu al-Asbat, dan juga menahan yang lainnya, sebagaimana dilansir oleh IMEMC. Koordinator Media dari Yayasan Wakaf Islam di Yerusalem, Firas al-Debs, mengatakan kepada kantor berita Palestina, Al Ray, bahwa pasukan "Israel" menyemprotkan bom merica ke sekelompok anak-anak dan memukul mereka ketika mereka mencoba memasuki masjid untuk berpartisipasi dalam perkemahan musim panas. Al-Debs menambahkan bahwa tentara zionis "Israel" memukul penjaga masjid Al-Aqsa dengan keras ketika mereka mencoba untuk melindungi anak-anak. Empat orang dari mereka terluka. Dia juga menegaskan bahwa pasukan "Israel" menangkap Moayad Hashem setelah menyerangnya, dan membawanya ke tempat yang tidak diketahui. Dia mengatakan bahwa sekitar 25 pemukim menyerbu halaman Al-Aqsa pada pagi hari, di bawah perlindungan polisi "Israel". Al-Debs menjelaskan bahwa jamaah di dalam masjid Al-Aqsa berusaha menghadapi serangan para pemukim dan mengusir mereka ke luar halaman. (ameera/arrahmah.com) |
Komat Tolikara mempertanyakan Natalius Pigai yang bela GIDI Posted: 11 Aug 2015 03:00 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Juru bicara Komite Umat (Komat) Tolikara, Ustadz Adnin Armas mempertanyakan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai yang terkesan membela Gereja Injili di Indonesia (GIDI) dalam pernyataannya kepada wartawan. Pigai, sebagaimana dilansir Islampos.com, mengaku aneh ketika Komat dalam rekomendasinya menyerukan agar GIDI dibubarkan. "Emang GIDI salah apa? Sampai ingin GIDI dibubarkan. Disini Komat sudah tidak independen dan salah kaprah," kata Pigai. Ketika ditanya kenapa Presiden GIDI hingga saat ini belum ditangkap aparat? Menurut Pigai, Presiden GIDI itu seperti Ketua Umum MUI atau Ketua Umum FPI, yang tak bisa ditangkap atau dibubarkan. GIDI itu sebuah agama, bagian dari Protestan. Salah GIDI apa? Temuan adanya fakta Presiden GIDI terlibat dalam Perda diskriminatif di Tolikara, juga disanggah Pigai. Katanya, Markaz Presiden GIDI itu adanya di Jayapura, bukan di Tolikara. "GIDI itu ada di seluruh dunia. Presidennya GIDI ya Presiden dunia. Sepertinya banyak yang belum paham soal struktur organisasi GIDI. Tapi kalau pengurus GIDI di Tolikara bisa saja dimintai pertanggungjawabannya. Jadi bukan Presiden GIDI." Pigai juga mempertanyakan temuan Balitbang Kemenag RI terkait dugaan korupsi Bupati Tolikara yang dilaporkan oleh masyarakat Tolikara. "Kemenag itu kewenangannya apa, tentu bukan mengurusi soal korupsi. Kemenag atau Komat mengusut kasus Tolikara dengan korupsi apa hubungannya?" Tak cukup di situ, Tim Pencari Fakta (TPF) Komat Tolikara yang dipimpin oleh Ustadz Bachtiar Nasir dituding pria berkulit hitam legam ini sebagai kelompok Islam garis keras. "Komat itu lembaga apaan, LSM bukan, polisi juga bukan. Komat niatnya saja sudah tidak benar. Komat itu tidak independen. Komat itu semuanya kelompok Islam garis keras," ujar Pigai yang menyebut pernyataannya sebagai komisioner Komnas HAM. Menurut Ustadz Adnin, Komat Tolikara melaporkan ke Komnas HAM pelanggaran yang dilakukan GIDI Tolikara karena mengeluarkan surat edaran yang melarang umat Islam shalat Idul Fitri dan melarang perempuan Muslimah memakai Jilbab. "Upaya preventif dan proaktif sudah dilakukan Kapolres Tolikara saat sebelum penyerangan terhadap umat Islam yang sedang melaksanakan shalat dengan menghubungi langsung Presiden GIDI," jelasnya kepada Arrahmahcom, Selasa (11/8/2015) pagi. Bahkan, imbuh Ustadz Adnin, Presiden GIDI sudah pula mengetahui keluhan Kapolres atas surat tersebut. "Presiden GIDI sangat bisa dan punya kemampuan untuk menghalangi penyerangan terhadap umat Islam. Namun ternyata penyerangan tetap saja terjadi," paparnya. Jelas Komat Tolikara mempertanyakan, "Mengapa Natalius Pigai terkesan membela GIDI? Natalius Pigai tidak layak untuk kelak menjabat di Komnas HAM lagi," tukas Ustadz Adnin. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
KISPA desak pemerintah usir atlet penjajah "Israel" dari Indonesia Posted: 11 Aug 2015 02:00 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) mendesak pemerintah Jokowi untuk mengusir atlet penjajah Israel, Misha Zilberman, dari Indonesia sebagaimana yang pernah dilakukan Bung Karno, tahun 1962. Bukan malah meberikan visa kepadanya Sebagaimana diketahui Komite Olimpiade Israel atau OCI menyatakan, Misha Zilberman (26 tahun) telah diberi izin masuk ke Indonesia setelah berulang kali visanya ditolak hanya karena dia orang Israel. Sekjen OCI, Gili Lustig, mengatakan, Zilberman telah menunggu di Singapura selama dua minggu setelah memohon visa enam bulan lalu. Dia mengatakan, Federasi Bulu Tangkis Dunia kemudian campur tangan untuk memastikan Zilberman bisa memperoleh visa. Zilberman dijadwalkan terbang dari Singapura ke Jakarta pada Senin kemarin bersama ibunya, yang juga pemain bulu tangkis, serta CEO Federasi Bulu Tangkis Dunia. Demikian kata Lustig. Zilberman dijadwalkan untuk bertanding pada hari Selasa ini. Berikut selangkapnya pernyataan KISPA tentang masuknya atlet penjajah Israel ke Indonesia yang diterima Arrahmah.com, Selasa (11/8/2015) siang. Masih segar dalam ingatan kita, Penjajah Israel melakukan penyerangan terhadap masjid Al Aqsha dan melarang umat Islam shalat di dalamnya. Penjajah Israel melakukan pembiaran terhadap Eksrimis Yahudi melakukan penyerangan dan membakar rumah warga Palestina (31/7) yang menyebabkan Ali Saad Dawabsha, bayi yang berusia 18 bulan meninggal dunia, dan beberapa hari kemudian ayahnya juga meninggal (8/8/2015). Tentara penjajah Israel menyerang secara brutal dan sadis terhadap Relawan Kemanusiaan Indonesia dan Relawan Kemanusiaan dari berbagai negara dalam Misi Freedom Flotilla (Mei, 2010) untuk mengantar bantuan ke Gaza dengan kapal Mavimarmara. Dalam serangan tersebut tentara penjajah Israel menembak serta membunuh 9 Relawan Turki. Relawan Indonesia dua orang (Surya dan Okvianto) yang luka parah sehingga harus di bawa ke Rumah Sakit. Tahun 1962, Bung Karno mengusir atlet Israel dari Asian Games. Bahkan bapak Proklamator pernah mengatakan: "Dan untuk Israel, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel". Oleh karena itu, berkaitan dengan diizinkan dan difasilitasinya atlet penjajah Israel, Misha Zilberman masuk wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) . Maka KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
Jakarta, Selasa, 11 Agustus 2015 M/ 26 Syawal 1436 H.
Ferry Nur S.Si Ketua KISPA. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Syaikh Ishamuddin Darbalah, pemimpin revolusi Mesir meninggal di penjara Posted: 11 Aug 2015 01:30 AM PDT KAIRO (Arrahmah.com) - Innalillaahi wainna ilaihi raaji'uun, Pemimpin Al-Jamaah Al Islamiyah sekaligus tokoh revolusi Mesir, Syaikh Ishamuddin Darbalah, sekutu setia Presiden terguling Muhammad Mursi, telah meninggal di penjara. Demikian pernyataan resmi dari jamaahnya dalam sebuah rilis pada Ahad (9/8/2015), sebagaimana dilansir Muqawamah dari World Bulletin. Informasi yang beredar secara resmi, sebelum pecahnya revolusi, Syaikh Ishamuddin Darbalah dikenal sebagai salah seorang pemimpin militan Al-Jamaah Al-Islamiyah. Ia ditangkap kembali pada bulan Mei atas tuduhan menjadi anggota dari sebuah organisasi terlarang. Di era pemerintahan thaghut Hosni Mubarak, Al-Jamaah Al-Islamiyah, dipersalahkan atas gelombang aktivitas jihad anti-rezim pada 1990-an. Dalam sebuah pernyataan pada laman Facebook resmi milik jamaah tersebut, disebutkan bahwa Syaikh Ishamuddin Darbala (58) meninggal Sabtu malam (8/8). Ia meninggal akibat dari kesehatannya yang menurun drastis dalam tingginya pengawasan aparat keamanan Penjara Al-Aqrab (Scorpion) yang terletak di luar Kairo. Partai Pengembangan dan Pembangunan, sayap politik Al-Jamaah Al-Islamiyah, segera menyerukan "investigasi internasional" atas tindakan "pembunuhan yang disengaja" dari kasus wafatnya Syaikh Ishanuddin Darbalah. Partai ini menuduh otoritas penjara sengaja melarang Syaikh Darbalah, untuk mendapatkan perawatan dan akses obat-obatan. Terkait tuduhan tersebut, rezim thaghut As-Sisi tidak segera memberikan komentar resmi. Syaikh Darbalah adalah anggota senior dari Aliansi Nasional Mendukung Legitimasi. Koalisi ini dibentuk sebagai forum perlawanan politik setelah kudeta Militer anti-Islam tahun 2013, yang menjatuhkan presiden Mursi. Bersamaan dengan kudeta keji tersebut, ribuan orang telah ditangkap dalam sebuah operasi keamanan paling sadis dalam sejarah Mesir modern sejak penggulingan presiden Muhammad Mursi yang juga seorang pemimpin senior di Ikhwanul Muslimin. Syaikh Ishamuddin Darbalah menjadi pimpinan Al-Jamaah Al-Islamiyah tidak lama setelah pemberontakan rakyat Mesir 2011, yang memaksa presiden lama Hosni Mubarak lengser dari kekuasaan. Syaikh Ishamuddin Darbalah telah terlibat dalam pergerakan jihad Mesir sejak lama, di bawah bimbingan Dr. Umar Abdurrahman. Ia sempat menyusun 2 buah buku fenomenal di kalangan aktivis pergerakan jihad, yakni buku Mitsaq Al-Amal Al-Islami dan buku Qaulul Qathi' Li Man Animtana'a Anis Syaroi'. Keterlibatannya dalam operasi Jihad pembunuhan presiden Anwar Sadat, serta penguasaan kota Asyuth dan Minya, telah membuat ia merasakan penjara bawah tanah Mesir selama 25 tahun penuh, di bawah rezim Hosni Mubarak atas tuduhan keterlibatan dalam aksi-aksi Jihad. Setelah bebas selama beberapa tahun, ia kembali ditangkap karena mengobarkan perlawanan politik terhadap rezim murtad As-Sisi, beliau kembali merasakan penjara bawah tanah Mesir hingga wafatnya, semoga Allah mengampuni beliau dan menjadikan beliau sebagai salah satu dari para syuhada'-Nya. Aamiin. (adibahasan/arrahmah.com) |
Muhammad Mursi ungkap upaya pembunuhan terhadap dirinya di dalam penjara Mesir Posted: 11 Aug 2015 01:00 AM PDT MESIR (Arrahmah.com) - Muhammad Mursi, presiden Mesir yang dikudeta militer dan tengah dipenjara oleh rezim As-Sisi, mengisyaratkan pada Sabtu (8/8/2015) bahwa ada upaya pembunuhan yang dilakukan oleh petugas penjara melalui makanan yang diracuni untuk dirinya, dalam sebuah laporan di Middle East Monitor. Selama proses pengadilan, Mursi - yang terpilih secara demokratis oleh rakyat Mesir pada pertengahan 2012 dan digulingkan oleh militer satu tahun kemudian – mengatakan bahwa ia telah "menolak untuk makan makanan [yang disediakan oleh petugas penjara], yang, jika saya memakannya, maka kejahatan akan terjadi". Hal itu disampaikannya di hadapan majlis hakim pada sidang dirinya terkait kasus kerja sama mata-mata dengan Qatar pada Sabtu (8/8). Mursi melanjutkan dengan mengutarakan lima insiden yang ia alami baru-baru ini di penjara, yang, tegasnya, bisa saja menjadi kejahatan yang sukses dilakukan terhadapnya. Sebagaimana dilansir MEMO, ia tidak menjelaskan lebih rinci mengenai lima konspirasi terhadap dirinya itu. Pengadilan junta Mesir telah menjatuhkan hukuman mati kepada Dr. Muhammad Mursi dengan tuduhan kasus kerja sama mata-mata dan lari dari penjara Wadi Nitrun ketika Revolusi 2011 lalu. Pemimpin gerakan Ikhwanul Muslimin itu beserta para aktivis IM senior lainnya hingga kini masih masih menjalani persidangan dengan sejumlah dakwaan pidana yang dikabarkan lebih banyak bermuatan politis. (banan/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |