Arrahmah.Com |
- Tiga roket ditembakkan ke "Israel" dari Gaza
- Empat tentara Thailand tewas dalam serangan di provinsi selatan
- Pasukan "Israel" menyerbu rumah warga Palestina, menahan 12 orang di Tepi Barat
- Seorang pembenci Islam berubah pikiran setelah mengunjungi Masjid
- Maasyaa Allah, pemimpin protes anti-Islam di Phoenix jadi "pengemis", 2 pemrotes lainnya malah jadi simpatis
- Hantam 2 posko milisi Syi'ah Hizbullah di pinggiran Damaskus, Mujahidin beroleh rampasan perang
- Video Jabhah Nushrah: Perang pembebasan Kota Syaikh Miskin
- Mujahidin AQIM menyatakan bertanggung jawab atas 2 serangan di Mali
- Ada campur tangan Zionis di balik pembantaian Muslim Rohingya oleh Buddhis Myanmar?
- Serangan harian, pasukan Zionis menangkap 17 warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki
Tiga roket ditembakkan ke "Israel" dari Gaza Posted: 03 Jun 2015 04:32 PM PDT GAZA (Arrahmah.com) - Tiga roket ditembakkan ke "Israel" dari Gaza pada Rabu (3/6/2015). Tidak ada korban dalam serangan ini, klaim polisi Zionis "Israel". Tidak ada kelompok di Gaza yang mengeluarkan klaim tanggung jawab. Seminggu lalu kelompok perlawanan Gaza meluncurkan serangan mereka ke "Israel", serangan terdalam mereka sejak perang 50 hari berakhir di musim panas lalu, menghantam kota pelabuhan Ashdod. Pesawat-pesawat tempur "Israel" melancarkan serangan pada empat target dengan klaim merespon serangan roket tersebut. "Israel" menuduh Jihad Islam berada di balik serangan dan laporan media lokal mengatakan gerakan Hamas yang menguasai Gaza telah menangkap pria yang diduga berada di balik serangan, ujar laporan Reuters. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Empat tentara Thailand tewas dalam serangan di provinsi selatan Posted: 03 Jun 2015 04:22 PM PDT YALA (Arrahmah.com) - Polisi Musyrik Thailand mengatakan empat tentara tewas dalam serangan di sebuah jalan di pedesaan di selatan negara itu. Kolonel Polisi Lukman Bakoh kepada kantor berita AP pada Rabu (3/6/2015) mengatakan para tentara tengah bepergian dalam mobil pribadi ketika sekelompok pria bersenjata berjumlah sekitar lima orang mulai menembaki mereka di sebuah jalan di distrik Raman, provinsi Yala. Dia melanjutkan, para penyerang menggunakan senapan, terus menembak sampai kendaraan berhenti. Lukman mengatakan, para penyerang juga mengambil tiga senapan dan sebuah pistol milik para prajurit sebelum pergi meninggalkan lokasi. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Yala adalah salah satu dari tiga provinsi di selatan Thailand yang penduduknya mayoritas Muslim dan telah mengalami diskriminasi selama bertahun-tahun. Lebih dari 5.000 orang tewas sejak pemberontakan dimulai di wilayah ini pada tahun 2004. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Pasukan "Israel" menyerbu rumah warga Palestina, menahan 12 orang di Tepi Barat Posted: 03 Jun 2015 07:30 AM PDT PALESTINA (Arrahmah.com) - Pasukan penjajah "Israel" menahan 12 warga Palestina di Tepi Barat pada Selasa malam (2/6/2015) karena telah melakukan "kegiatan ilegal", klaim juru bicara militer "Israel", sebagaimana dilansir Ma'an. Mereka diantaranya menyerbu desa Tepi Barat utara, Deir Sharaf, di barat Nablus, dan menggeledah beberapa rumah. Penduduk setempat mengatakan kepada Ma'an bahwa beberapa kendaraan militer "Israel" menyerbu desa itu setelah tengah malam sebelum tentara dan perwira intelijen "Israel" menahan Muatasim Ghassan Antari (20), seorang mahasiswa di Al-Najah National University. Seorang juru bicara militer "Israel" mengatakan kepada Ma'an Antari ditahan karena diduga terkait dengan Hamas. Pasukan zionis juga menggeledah rumah Muhammad Qabalan setelah mereka mendobrak pintu utamanya. Koordinator Khusus PBB (UNSCO) baru-baru ini melaporkan bahwa pasukan "Israel" telah melakukan rata-rata 86 operasi pencarian dan penangkapan mingguan tahun ini, naik dari 75 setiap minggunya pada tahun 2014. Mayoritas serangan dilakukan di daerah A, yang berada di bawah kendali Otoritas Palestina. Penahanan Antari pada Selasa pagi (2/6) dilakukan saat kelompok HAM mengkritik "Israel" yang menargetkan pelajar Palestina, kelompok hak narapidana Addameer mendokumentasikan ribuan mahasiswa yang ditahan selama bertahun-tahun karena kebijakan "Israel" yang mengkriminalisasi "aktivisme sosial dan politik di kampus-kampus di seluruh wilayah yang diduduki." Saat ini ada lebih dari 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara "Israel". (banan/arrahmah.com) |
Seorang pembenci Islam berubah pikiran setelah mengunjungi Masjid Posted: 03 Jun 2015 04:30 AM PDT PHOENIX (Arrahmah.com) - Ketika Jason Leger ikut serta dalam aksi unjuk rasa menentang Islam pada Jum'at lalu di luar masjid Phoenix, dia tidak membayangkan bahwa dia akan berjalan keluar sebagai manusia baru dengan pemikiran baru tentang agama yang paling dia benci itu. "Untuk menghormati orang-orang Islam, mengetahui apa yang saya tahu sekarang, karena saya telah berbicara dengan mereka dan berbicara kepada mereka, tidak, saya tidak akan melakukannya lagi, karena saya tidak ingin menyinggung atau menyakiti orang-orang," dia mengatakan kepada Fox News, sebagaimana dilansir oleh onislam, Selasa (2/5/2015). Sekitar 200 pengendara sepeda motor bersenjata berkumpul pada hari Jum'at untuk menghadiri acara menggambar kartun Nabi Muhammad (saw) di luar sebuah slamic Community Center Phoenix yang diselenggarakan oleh Jon Ritzheimer, seorang veteran perang Irak. Selama pawai pada Jum'at itu, Leger, yang berada di sana dengan pamannya, mengenakan baju kaos yang bertuliskan sumpah serapah terhadap Islam. Mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan sekelompok orang yang shalat di masjid, mereka mengundang Leger untuk masuk. "Ketika saya masuk ke masjid mereka, dan menyaksikan orang-orang yang shalat, itu adalah hal yang indah, dan mereka menjawab beberapa pertanyaan saya," ungkap Leger. Leger dan pamannya telah diundang kembali ke masjid itu untuk berdiskusi lebih lanjut. Dan sejak keluar dari masjid itu Leger merasa bahwa pikirannya tentang Islam yang selama ini dibencinya telah mulai berubah. (ameera/arrahmah.com) |
Posted: 03 Jun 2015 03:56 AM PDT PHOENIX (Arrahmah.com) - Jon Ritzheimer, penyelenggara reli kebencian anti-Muslim di Phoenix, Arizona sekarang mengatakan bahwa ia membutuhkan sumbangan masyarakat sebesar $ 10 juta untuk menjaga keluarganya bisa aman dari Muslim - meskipun tidak ada mengancamnya. "Kita semua lihat (ancaman) itu datang, tapi 10 juta?!" Demikian salah satu pertanyaan Jameson Parker, seorang jurnalis pada AI, pada Senin (1/6/2015). Menurut Ritzheimer yang juga menyelenggarakan lomba menggambar Nabi itu, dia tidak takut untuk keselamatan sendiri (karena dia orang yang keras). Tapi keluarganya telah dimasukkan ke dalam bahaya dengan tindakannya. Dan karena itu dia dengan "rendah hati" meminta Fox News meliputnya sambil mengemis, "Pecinta 'pembenci-Muslim' Amerika silakan beri dia $ 10.000.000 sehingga dia dapat membentengi rumahnya, untuk menjaganya bebas dari Muslim." Ritzheimer juga berjanji akan membagikan sebagian uang itu untuk rumah sakit anak-anak dan untuk amal. "Saya tahu, jumlah uang ini tidak masuk akal dan saya akan menjelaskannya. Uang itu akan saya gunakan untuk membentengi rumah saya dan melakukan apa saja untuk membuat keluarga saya agar merasa aman kembali. Saya tidak akan mengambil keuntungan dari uang ini dan uang tambahannya akan disalurkan ke Rumah Sakit Anak. Kalian pegang janji saya itu! Dan apakah saya harus memutuskan akan mengincar kursi Jokn McCain pada pemilu senat mendatang, uang itu akan digunakan untuk kampanye saya juga. Saya akan menjadi kandidat yang bebas dan independen yang menolak dilabeli golongan kanan atau kiri," paparnya. Dengan demikian, Parker menilai janjinya untuk donasi dan amal tersebut tidak akan terjadi, sebab Ritzeimer akan mengalihkannya untuk mendanai programnya yang utama yakni, untuk melawan John McCain pada pemilu mendatang. Beberapa pendukung LGBT telah mendukung ide Ritzheimer ini. Padahal, tidak satu pun orang Muslim melakukan tindakan merugikan masyarakat di Phoenix. Menurut Parker, langkah Ritzheimer telah terbukti memanfaatkan isu anti-Islam untuk menjadi kendaraan politiknya. Hingga berita ini diturunkan, pengumpulan dana Ritzheimer pada situs GoFundMe ternyata tidak membuahkan hasil. Pihak situs fundraising itu menutup permohonan dana anti-Islam itu karena ha tersebut juga dianggap sebagai anti-Kristen. Saat ini akun Facebook Ritzheimer dipenuhi dengan kutukan juga ancaman dari berbagai pihak yang bersebrangan dengan idenya yang tidak independen dan tidak bebas dari agenda politik tersebut. Pendukung anti-Islam tersentuh hatinya di Masjid Phoenix Sementara itu, Ummat Islam Phoenix malah menampilkan sikap yang sangat ramah ketika Masjidnya dikepung massa anti-Islam bersenjata lengkap. Mereka mengundang salah seorang pendukung Ritzheimer bernama Jason Leger untuk berdialog di dalam Masjid. Alhamdulillah, Jason Leger, warga Phoenix yang mengenakan kaos anti-Islam menerima undangan untuk ikut jama'ah shalat 'Isya di dalam Masjid. Ia mengatakan bahwa pengalamannya di dalam Masjid telah mengubah pandangannya terhadap Ummat Islam. "Itu sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya membuka sepatu saya. Saya berlutut. Saya melihat beberapa orang yang damai. Kami semua rukun," ujar Leger. Ia menambahkan, "Mereka membuat saya merasa diterima, Anda tahu. Saya baru saja berpikir, sepertinya semua orang telah salah mengartikan, mengatakan segalanya keluar dari emosi (yang sebenarnya), mengatakan segala yang mereka (Muslim) tidak yakini." Lain halnya dengan Paul Griffin, yang sebelumnya mengatakan bahwa dia tidak peduli kalau kaosnya menyinggung perasaan Muslim, meyakinkan kepada Ummat Islam pada akhir reli bahwa ia tidak akan mengenakan kaos yang penuh dengan kebencian itu lagi. "Saya berjanji, lain kali Anda berjumpa dengan saya, saya tidak akan mengenakan kaos ini lagi," ujar Griffin, paman Leger, kepada salah seorang pria Muslim seraya berjabat tangan dan tersenyum. "Saya tidak akan memakai baju ini lagi." Menurut Fox, Selasa (2/6) , Leger dan pamannya telah diundang kembali ke masjid untuk lebih diskusi, kali ini kaosnya diinggalkan di rumah. "Saya merasa bahwa saya dan beberapa orang-orang seperti paman saya Paul, dan orang-orang Muslim, (harus) meluangkan waktu untuk berbicara satu sama lain, saya merasa bahwa kita mengubah pikiran beberapa orang, dan mereka mengubah pikiran saya. Paul secara khusus mengatakan tidak akan memakai baju itu lagi," kata Leger. "Saya sudah menetapkan bahwa, intinya adalah bahwa bahkan pidato paling keji dilindungi oleh amandemen pertama, itu adalah titik bagi saya mencoba untuk membuat (perubahan)," kata Paul Griffith. Semoga Allah yang maha membolak-balikkan hati memberi hidayah kepada para pelaku protes di depan Masjid Phoenix. Aammiin. (adibahasan/arrahmah.com) |
Hantam 2 posko milisi Syi'ah Hizbullah di pinggiran Damaskus, Mujahidin beroleh rampasan perang Posted: 03 Jun 2015 02:13 AM PDT QOLAMUN (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, Mujahidin Jabhah Nushrah dalam operasi bersama aliansi jihad Jaisyul Fath pada Senin (1/6/2015) merilis foto-foto hasil rampasan perang (ghanimah) yang mereka peroleh dari dua posko milisi syiah hizbullat Lebanon. Posko tersebut berada di antara wilayah Jarud Arsal dan Ma'arrah - Kota Qolamoun, Propinsi pinggiran Damaskus. Di antara foto ghanimah berupa senjata senapan beserta amunisinya, bazooka dan alat pengintai, juga terdapat buku bergambar Ayatollah Khomaeni dan foto mayat salah seorang anggota hizbullat Lebanon. (adibahasan/arrahmah.com) |
Video Jabhah Nushrah: Perang pembebasan Kota Syaikh Miskin Posted: 03 Jun 2015 01:48 AM PDT DARA'A (Arrahmah.com) - Pada Selasa (2/6/2015), Marasil Al-Manarah Al-baidha', sayap media Jabhah Nushrah, merilis video terbaru mereka. Video tersebut mendokumentasikan "Perang Pembebasan Kota Syaikh Miskin." Lokasi pertempuran Mujahidin melawan rezim Assad itu berada di Provinsi Dara'a, Suriah selatan, yang berbatasan dengan Yordania. Berikut link yang Arrahmah kutipkan untuk pengunduhan video tersebut. (adibahasan/arrahmah.com) |
Mujahidin AQIM menyatakan bertanggung jawab atas 2 serangan di Mali Posted: 02 Jun 2015 10:41 PM PDT MALI (Arrahmah.com) - Mujahidin Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM), cabang resmi Al-Qaeda di Afrika Utara, telah menyatakan bertanggung jawab atas dua serangan baru terhadap pasukan PBB di Mali. Dua serangan tersebut dilancarkan pekan lalu dan menargetkan pasukan "penjaga perdamaian" PBB di dekat kota Timbuktu, lansir LWJ pada Senin (1/6/2015). Kantor berita Mauritania Al-Akhbar, yang secara berkesinambungan melaporkan pernyataan dari jihadis Sahara, kembali melaporkan bahwa cabang Sahara AQIM mengakui dua serangan tersebut melalui sambungan telepon kepada kantor berita itu. Juru bicara AQIM mengatakan bahwa kelompok jihad mereka "menegaskan tanggung jawabnya atas serangan roket pada pangkalan pasukan internasional di Mali utara pada tanggal 25 Mei." Serangan itu dilaporkan menargetkan pangkalan PBB di kota Ber, sebelah timur Timbuktu. Al Akhbar meyatakan bahwa Mujahidin AQIM menembakkan lebih dari selusin roket ke kamp itu. Serangan kedua adalah serangan menggunakan improvised explosive device (IED) terhadap konvoi PBB di dekat Timbuktu. Kantor berita Mauritania telah melaporkan bahwa komandan pasukan internasional, Dane Michael Lollesgaard, dan kepala pasukan polisi internasional, Djibouti Awale Abdounasir, berada dalam konvoi tersebut. Keduanya dikabarkan tidak terluka, tapi tiga penjaga perdamaian Burkinabe terluka dalam serangan itu. Kelompok Al-Qaeda menyatakan telah membunuh tiga penjaga perdamaian, namun laporan ini belum dapat diverifikasi. Pernyataan tanggung jawab dari AQIM dirilis setelah adanya laporan yang saling bertentangan dari Al Akhbar. Kantor berita itu awalnya melaporkan bahwa Al-Murabitun, kelompok jihad lain yang beroperasi di Mali, telah mengklaim serangan itu sebelumnya. Namun kemudian mereka juga melaporkan hal yang bertentangan dengan laporan tersebut. Al Akhbar telah meminta maaf untuk kesalahan pemberitaan yang mereka lakukan itu. Al-Murabitun, atau setidaknya sebuah bagian dari kelompok itu, diisukan baru saja membelot dari Al-Qaeda dan memberi baiat mereka kepada kelompok "Daulah Islamiyah" atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, dalam sebuah pernyataan dari Adnan Abu Walid Al-Sahrawi, mantan juru bicara Gerakan untuk Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat atau Movement for Oneness and Jihad in West Africa (MUJAO). Namun seorang Komandan Al-Qaeda, Mokhtar Belmokhtar, komandan lainnya dalam Al-Murabitun, segera membantah klaim bahwa ia dan kelompoknya telah membelot dari Al-Qaeda. Al-Murabitun dibentuk pada tahun 2013 ketika MUJAO, sebuah cabang AQIM, dan Brigade Al-Mulathameen Belmokhtar bergabung. Segera setelah pesan Sahrawi dirilis, menjadi jelas bahwa ia berbicara bukan atas nama Al-Murabitun secara keseluruhan. Pernyataan tanggung jawab Al-Qaeda atas serangan tersebut dirilis setelah pasukan Perancis membunuh empat mujahidin, termasuk dua pemimpin Al-Qaeda, dalam penggerebekan pasukan khusus baru-baru ini di Mali utara. Kementerian Pertahanan atau Ministry of Defense (MoD) Perancis mengatakan bahwa pasukannya menewaskan Hamada Ag Hama. Target kedua adalah Ibrahim Ag Inawalen, pemimpin Ansar Din, yang dikenal sebagai sayap lokal Al-Qaeda. Al-Qaeda terus beroperasi di Mali di tengah misi "kontraterorisme" yang dipimpin Perancis di wilayah tersebut. Kelompok jihad ini dan banyak afiliasinya di Mali mempertahankan kemampuan untuk malancarkan serangan roket, mortir, dan serangan IED menargetkan pasukan PBB dan Prancis. Tiga puluh lima "penjaga perdamaian" PBB tewas di Mali sejak 2013, membuat negara itu dianggap menjadi misi PBB yang paling berbahaya di dunia. (banan/arrahmah.com) |
Ada campur tangan Zionis di balik pembantaian Muslim Rohingya oleh Buddhis Myanmar? Posted: 02 Jun 2015 09:20 PM PDT MALAYSIA (Arrahmah.com) - Otoritas Agama Islam Perak menyatakan bahwa Zionis "Israel"mendukung Buddhis di Myanmar untuk melenyapkan minoritas Muslim Rohingya, dalam materi khutbah Jum'at-nya yang didistribusikan ke masjid-masjid di negara bagian Malaysia itu, lansir Malay Mail Online pada Rabu (29/6/2015). Terkait kemelut pengungsi yang tiba di pantai Malaysia, isi khutbah itu juga memuat dugaan bahwa anggota parlemen Malaysia non-Muslim memberi alasan yang dibuat-buat untuk menyangkal tanggung jawab mereka dalam membantu para pengungsi. "Kenyataannya adalah, ini merupakan sebuah rencana jahat Zionis yang didalangi oleh Israel," jelas isi khutbah tersebut, mengacu pada penganiayaan terhadap Muslim Rohingya. "Tidak diragukan lagi, umat Buddha di Myanmar dan Zionis 'Israel' memiliki hubungan yang dekat dan berbagi tujuan yang sama untuk membasmi umat Islam di dunia ini." Perak Islamic Religious Department (JAIP) juga mengutip seorang penulis bernama "Kashif Ahmed", yang telah menulis beberapa artikel online tentang dugaan plot "Israel" di Mesir, Nigeria dan Libya, serta negara lainnya. Bagian dalam khutbah ini menegaskan, "Muslim tidak boleh hanya sibuk dengan toleransi terhadap non-Muslim dan berusaha untuk menjaga perasaan mereka, ketika mereka tidak pernah menghormati kita atau mempedulikan perasaan kita." "Kaum Muslim saat ini bahkan tidak lagi menyadari ketika agama kita dihina, ulama kita difitnah dan dihina, hukum Allah secara terbuka diejek dan ditentang." Sebelumnya dikabarkan ada hampir 3.000 pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang terkatung-katung di kapal terapung di laut Asia Tenggara dan bahkan berusaha menyelamatkan diri dengan berenang ke pantai negara-negara terdekat, termasuk Malaysia dan Indonesia. (banan/arrahmah.com) |
Posted: 02 Jun 2015 07:03 PM PDT TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Pasukan Zionis "Israel" pada Selasa (2/6/2015) dini hari, menangkap sedikitnya tujuh belas pemuda Palestina di berbagai wilayah berbeda di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki, seperti dilansir IMEMC. Kantor Komunitas Tahanan Palestina (PPS) melaporkan bahwa beberapa kendaraan militer "Israel" menyerbu kamp pengungsi Ein al-Sultan, menyerbu dan menggeledah sejumlah rumah serta menculik tiga warga Palestina. Warga Palestina yang diculik diidentifikasi sebagai Yazan Farid Abu Lawy, Jihad Mahmoud Manasra dan Samer Mohammad Ibrahim. Tentara juga memasang hambatan militer di jalan utama menuju pusat kota Ramallah, Tepi Barat, dan menculik dua warga Palestina yang diidentifikasi sebagai Hikmat Mahmoud Odeh (25) dan Jassem Mahmoud Odeh (22). Keduanya berasal dari kota Saida di utara Tepi Barat, distrik Tulkarem. Selain itu, tentara juga menyerbu kamp pengungsi Jenin, di utara kota Jenin, menyerbu dan menggeledah sejumlah rumah dan menculik seorang ayah yang bernama Khaled Saleh abu Zeina (50) serta anaknya Riyadh (17). Para tentara brutal ini tanpa alasan yang jelas juga menyerang sebuah bangunan milik anggota keluarga Abu Seriyya dan sebuah rumah milik warga Akef Shawahin dan melakukan pencarian di sana. Invasi menyebabkan bentrokan antara tentara dan pemuda setempat, tentara melepaskan tembakan bom gas dan granat gegar otak, menyebabkan banyak warga menderita efek karena menghirup gas air mata. Selanjutnya, tentara Zionis menyerang selatan Tepi Barat, kota Hebron, melakukan pencrian di beberapa rumah dan menculik dua warga Palestina yang diidentifikasi sebagai Salem ar-Razem (17) dan Walid Ahmad Abu Turki (22). Di kota Surif, barat lau Hebron, tentara menangkap seorang mahasiswa yang diidentifikasi sebagai Jamal al-Hour (20) setelah menyerbu rumahnya. Seorang pengacara yang mendukung para tahanan Palstina, Mohammad Mahmoud telah melaporkan bahwa tentara Zionis juga menculik tiga warga Palestina yang diidentifikasi sebagai Bassem Shweiki (20), Nassim Shweiki (27), dan Morad Shweiki (20) setelah menyerang rumah mereka yang berlokasi di kota Silwan, selatan Masjid Al Aqsa. Pemuda Palestina lainnya, Walid Ferawi yang berasal dari pemukiman Afrika yang berdekatan dengan Masjid Al-Aqsa, juga ditangkap oleh tentara sementara Sa'id Abu Nijma ditangkap di dekat gerbang Masjid Al-Aqsa. Hashem 'Emad Abu Rmeila ditangkap di Wadi Hilweh di Silwan setelah tentara menyerbu rumahnya dan menghancurkan beberapa properti di sana. Sementara Bara 'Ibrahim Hamed (19), juga ditangkap di Silwan setelah tentara menyerang rumahnya. (haninmazaya/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |