Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Tak setuju dengan strategi AS, Rusia memulai serangan udaranya sendiri di Suriah

Posted: 30 Sep 2015 04:33 PM PDT

Serangan udara pertama Rusia gempur wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Mujahidin

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Pemerintah Rusia telah meluncurkan serangan udara pengecut di Suriah pada Rabu (30/9/2015), menjadi intervensi militer terbesarnya di wilayah Timur Tengah dalam beberapa dekade terakhir.

Serangan udara ini dianggap sebagai momok berbahaya bagi Washington, karena dua negara tersebut melancarkan serangan udara secara bersamaan dan di wilayah yang sama namun tanpa adanya koordinasi.

Menteri Pertahanan AS, Ash Carter mengatakan ia telah mengarahkan pejabat-pejabat AS untuk bertemu dengan rekan-rekan mereka dari rusia sesegera mungkin untuk membahas jalan yang memastikan mereka tidak masuk ke dalam konflik.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan diplomat Rusia di Baghdad telah memberitahu AS bahwa serangan udara akan dilancarkan dalam beberapa jam ke depan dan memperingatkan bahwa pesawat Amerika yang melancarkan serangan harian harus menghindari wilayah udara Suriah.

John Kerry, Menteri Luar Negeri AS mengatakan peringatan dari Rusia telah diabaikan dan serangan udara AS terus dilancarkan.

Vladimir Putin mengklaim bahwa serangan yang dilancarkan oleh Rusia menargetkan pejuang Daulah Islam (dulu dikenal dengan ISIS), namun fakta di lapangan mengatakan sedikitnya 65 warga sipil gugur dalam serangan pertama mereka.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya telah melancarkan sekitar 20 serangan lebih di Suriah dan pusat operasi di daerah pegunungan.

Warga Suriah yang tinggal di daerah yang dikuasai pejuang Suriah di provinsi Homs mengatakan angkatan udara Rusia membuat kerusakan baru di kota-kota mereka. Jet terbang di ketinggian yang lebih tinggi dari angkatan udara Suriah dan tidak ada suara untuk mengingatkan orang-orang di bawah akan adanya serangan.

Bahaya di langit

Langkah Moskow berarti bahwa pesawat tempur dari kedua negara teroris tersebut berbagai wilayah langit Suriah.

"Saya sangat prihatin karena belum ada upaya nyata oleh pihak Rusia untuk deconflict serangan udara Rusia di Suriah saat koalisi pimpinan AS memerangi ISIS," ujar Sekjen NATO, Jens Stoltenberg saat kunjungan ke Amerika Serikat.

Deconflict dalam bahasa militer adalah untuk memastikan bahwa, dalam kasus ini, pesawat Rusia tidak sengaja berbenturan dengan cara apapun dengan pesawat tempur negara-negara Barat.

Pejabat AS berbicara dengan syarat anonim kepada Reuters, mengatakan bahwa John Kerry telah menghubungi Sergei Lavrov pada Rabu (30/) pagi untuk mengatakan kepadanya bahwa AS menganggap serangan udara Rusia sebagais erangan berbahaya.

Wilayah Homs yang dihantam serangan udara Rusia, dikendalikan oleh beberapa faksi termasuk Tentara Pembebasan Suriah (FSA), ujar aktivis dan penduduk setempat.

Homs adalah wilayah yang sangat penting bagi rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad di barat Suriah. Wilayah yang dikuasai oleh pejuang Suriah di Homs, telah memisahkan Damaskus dari kota-kota pesisir Latakia dan Tartous, di mana Rusia mengoperasikan fasilitas angkatan lautnya.

Jet tempur Rusia memulai aksinya setelah parlemen Rusia memberikan Putin dukungan penuh untuk melancarkan serangan menyusul permintaan bantuan militer oleh rezim Nushairiyah Suriah.

Putin mengklaim keterlibatan militer Rusia di Timur Tengah hanya sebatas angkatan udara dan bersifat sementara. (haninmazaya/arrahmah.com)

Allahu Akbar! Mujahidin IIA perluas wilayah kekuasaanya di Kunduz, distrik Imam Sahib telah dikuasai sepenuhnya

Posted: 30 Sep 2015 04:05 PM PDT

Peta Kunduz dilihat dari google map. (Foto: BBC)

KUNDUZ (Arrahmah.com) - Sehari setelah Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) membebaskan kota Kunduz dari pasukan pendudukan dan bonekanya, operasi pembersihan dimulai pada Rabu (30/9/2015) untuk mencabut sisa-sisa musuh di daerah.

Di tengah operasi, salah satu distrik penting dari provinsi Kunduz, distrik Imam Sahib, telah dikuasai sepenuhnya oleh Mujahidin pada pukul 20.00 waktu setempat dengan Mujahidin mengambil alih kontrol dari bangunan pemerintahan, markas kepolisian, 12 pos pemeriksaan juga basis militer Tashgozar dan Dahqan, seperti dilaporkan Voice of Jihad pada Rabu (30/9).

Puluhan tentara musuh tewas dan terluka dalam serangan tersebut dan ratusan senjata berat dan kecil serta peralatan militer lainnya disita oleh Mujahidin.

Dua basis penting dan lima pos pemeriksaan juga ditangkap di daerah Dasht Abdan, pinggiran ibukota sekitar waktu senjata yang menyebabkan puluhan korban dari pihak Mujahidin dan pasukan boneka Afghanistan. Mujahidin mendapatkan 104 APC, 100 truk Ford Ranger dan sejumlah besar senjata, amunisi dan peralatan militer dari operasi ini.

Di distrik Chahr Dara, basis militer Ghulam Ali dikuasai oleh Mujahidin, 33 pasukan boneka ditawan, 3 APC dan 3 truk bak terbuka dirampas bersama dengan sejumlah besar senjata dan amunisi.

Laporan yang dirilis oleh juru bicara IIA, Zabiullah Mujahid juga mengatakan bahwa 50 milisi bayaran ditangkap dan dimasukkan ke penjara ketika bukit strategis Bala Hisar dikuasi oleh Mujahidin di mana 23 kendaraan militer dan sejumlah besar senjata dan amunisi juga disita.

Mujahidin Imarah Islam Afghanistan

Mujahidin Imarah Islam Afghanistan



21 tentara boneka lainnya ditangkap di distrik Aliabad dan sebanyak 6 pos pemeriksaan musuh diserbu selama pertempuran sengit saat bala bantuan musuh didatangkan dari Kabul dan Balkh.

"Musuh menghadapi kekalahan memalukan di provinsi ini dan mencari jalan keluar dan semua rumor mengenai serangan balik benar-benar tidak berdasar, hanya propaganda semata," ujar Zabiullah Mujahidin seperti dilansir Voice of Jihad.

"Penaklukan besar ini adalah bantuan Allah Subhanahu Wata'ala yang telah memberikan janjiNya kepada Mujahidin dan itu membawa pesan kemenangan karena karunia Allah yang akan mematahkan punggung penjajah dan antek mereka dan akhirnya akan membersihkan negara dari kehadiran kotor mereka dan menggantinya dengan Hukum Syariah yang merupakan aspirasi dari seluruh bangsa Mujahid dan tidak ada yang sulit bagi Allah," lanjutnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Makar Syi'ah pemicu musibah Mina

Posted: 30 Sep 2015 03:41 PM PDT

Jenazah para korban musibah Mina 2015. (Foto: CP)

Oleh Ustadz Irfan S Awwas
Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin

(Arrahmah.com) - Dalam terminologi Islam, musibah artinya semua bencana yang menimpa dan dibenci manusia, berdasarkan sabda Rasulullah Saw, "Setiap perkara yang menyakiti manusia adalah musibah."

Kata musibah disebutkan pada sepuluh ayat di berbagai surat Al-Qur'an, dan semuanya bermakna kemalangan, musibah, dan bencana yang dibenci manusia. Namun demikian, musibah tidak akan menimpa seseorang kecuali atas izin Allah Swt.

Allah Swt berfirman: "Apa saja bencana yang menimpa seseorang hanyalah terjadi dengan izin Allah. Siapa saja yang beriman kepada Allah, pasti hatinya akan mendapat hidayah. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Qs. At-Taghâbun [64]: 11).

Maka terjadinya bencana yang susul menyusul dalam musim haji 1436 H, menyisakan duka yang menghentak jiwa kita. Setelah insiden robohnya mesin derek (crane) di Masjidil Haram yang menyebabkan 111 orang meninggal dan 350 orang luka-luka, kemudian hotel penginapan terbakar, lalu ratusan tenda di Arafah roboh diterpa badai gurun.

Menyusul tragedi Mina pada Kamis 24 September 2015, kurang dari 2 minggu pasca-tragedi jatuhnya crane di Masjidil Haram, merupakan yang terparah dalam kurun waktu seperempat abad sejak 1990. Sebanyak 769 jamaah haji wafat dan 863 lainnya luka-luka akibat terinjak-injak saat dua arus jamaah dari Jalan 204 dan 223 yang menuju Jamarat, tempat melempar jumrah bertabrakan.

Peristiwa nahas tersebut terjadi pada pk 07.30. waktu setempat. Bermula di Jalan 204 yang bersimpangan dengan Jalan 223. Di jalan tersebut menuju lokasi jumrah, jamaah membeludak, desak-desakan, dan terjadi aksi saling dorong. Itulah yang menyebabkan jatuhnya banyak korban.

Terjadinya tragedi Mina agak janggal. Pengalaman dari beberapa kali terjadi musibah sebelumnya, kecelakaan biasanya terjadi di seputar Jamarat. Namun, insiden kali ini terjadi jauh dari lokasi pelemparan jumrah. Apa yang menyebabkan jumlah jamaah membeludak di lokasi jalan simpang 204 itu?

Makar Syi'ah

Sebagai orang beriman, kita meyakini bahwa musibah terjadi hanya atas izin Allah. Namun, manusia punya andil dalam setiap peristiwa bencana itu.

"Wahai Manusia, bencana apa saja yang menimpa diri kalian, maka bencana itu adalah hasil kerja tangan-tangan kalian. Namun demikian amat banyak kesalahan-kesalahan kalian yang dimaafkan oleh Allah." (Qs. Asy-Syura [42]:30)

Secara obyektif, pemerintah Arab Saudi sebenarnya telah berupaya memperbaiki kualitas penyelenggaraan ibadah haji serta kuantitas daya tampung. Termasuk merenovasi jembatan Jamarot, membuat sistem jalur untuk melempar jumrah, menyediakan Kereta Api, tenda AC, juga WC di Arafah yang dibuat secara massal. Namun, arus jamaah haji yang menuju lokasi jumrah saban tahun selalu lebih besar dibanding infrastruktur yang tersedia.

Otoritas Kerajaan Arab Saudi telah menyiapkan rencana lalu lintas terintegrasi menyusul dihapuskannya jalur jemaah dari Padang Arafah menuju Mina, yang berjarak 14,4 kilometer.

Salah satu terowongan yang menjadi pintu masuk ke wilayah Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) yaitu terowongan King Fahd, ditutup bagi kendaraan. Hanya pejalan kaki yang bisa melalui daerah tersebut.

Lalu, tragedi Mina terjadi juga, ulah siapa? Menteri Kesehatan Arab Saudi, Khaled al-Falih menyatakan, terjadinya tragedi itu akibat ketidakdisiplinan Jemaah Haji. Ia mengatakan, "insiden bisa dihindari jika mereka mengikuti instruksi." "Tindakan keamanan di Mina sudah teruji dan mantap," ujarnya.

Sejumlah saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, bahwa insiden diawali dengan terburu-burunya para Jamaah Haji dari Iran untuk melewati dan menerobos rute jamaah lainnya. Mereka menolak diatur saat diminta kembali ke rute yang sudah ditentukan.

"Jamaah dari Iran tidak mendengarkan dan mengabaikan instruksi, kemudian bentrok dengan kami dan meneriakkan slogan-slogan revolusi sebelum terjadinya insiden," ungkap seorang pejabat keamanan Saudi seperti dikutip Sabq.org, Jumat (25/9).

Dalam sebuah tweet bertanggal 10 September 2015 (14 hari sebelum tragedi Mina) akun berinisial ( منشق عن حزب الله ) 'Pembelot Dari Hizbullah' menuliskan pengalamannya, yang kemudian diterjemahkan oleh seorang mahasiswa Indonesia, program doctoral di Universitas Madinah, Musyaffa Ad-Darimi, Lc, MA isi lengkap tweet berbahasa Arab tersebut.

"Asalnya ada suara teriakan dari Jamaah Haji, yang meneriakkan agar rombongan Jamaah Haji dari Iran memutar arah ke belakang, karena arah mereka berlawanan dengan arah para Jamaah Haji lain yang menggunakan jalan yang sama untuk menuju ke Jamarot. Inilah sebab utama terjadinya musibah di Mina.

Ya, waktu itu saya berada di tempat kejadian, dan saya melihat sendiri apa yang terjadi. Memang seperti itulah cara Jamaah Haji Iran setiap tahun. Mereka selalu menyelisihi kaum muslimin.

Travel-travel Iran selalu menyelisihi kaum muslimin. Mereka melempar jamarot, kemudian kembali (lawan arah) melewati jalan yang sama yang dipakai oleh Jamaah Haji lain untuk berangkat melempar jamarot. Inilah sebab terjadinya keramaian itu. Catatan hitam sejarah Syi'ah di tanah suci bukan perkara baru, karenanya tidak jauh kemungkinan ada konspirasi Syi'ah internasional."

Indikasi makar dan konspirasi Syi'ah internasional, diperkuat dengan testimoni Farzad Farhangian, mantan diplomat Isran. Farzad mengungkapkan rencana Iran untuk mengacaukan Jemaah Haji, sengaja untuk mempermalukan Arab Saudi.

Seperti dilansir kolalwatn.net pada Rabu (22/09/2015), rencana jahat itu dilakukan dengan memprovokasi ISIS melalui intelijen Iran. Mereka diarahkan agar menghancurkan tenda-tenda haji Syiah Iran dan Irak.

"Dalam pertemuan itu disepakati bahwa momentum paling tepat untuk menghancurkan rezim Saudi adalah pada musim haji ini. Jika hal itu tidak dilakukan maka mereka akan kehilangan misi besarnya," tulis Farzad Farhangian dalam akun Twitternya.

Pertemuan besar itu melibatkan semua pemimpin keamanan dengan Ali Khamenei yang juga diikuti oleh Qassem Soleimani, Ali Akbar Velayati, Ali Larijani, dan Alaeddin Boroujerdi seminggu setelah Ramadhan tahun ini.

"Ada informasi yang sangat berbahaya dan telah disepakati, yaitu menggerakkan ISIS yang didanai oleh Khamenei untuk melakukan pemboman dan pembunuhan, khususnya di kamp-kamp Iran atau orang-orang Syi'ah dari negara lainnya di daerah Mina atau Arafah," ungkap Farzad.

"Hal ini bertujuan agar para jama'ah Iran, Iraq serta orang-orang Syi'ah dari negara lain menimbulkan kerusuhan sebagai bentuk protes atas tindakan Saudi membantu Pemerintah resmi Yaman," tambahnya.

Menurut Farzad, rencana ini bertujuan jahat, menunjukkan pada dunia Islam bahwa pemerintah Arab Saudi tidak becus melindungi keamanan tempat-tempat suci umat Islam.

"Saya tidak akan menyembunyikan informasi ini kepada siapapun. Yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah seorang pengecut. Mereka menginginkan pemerintahan Saudi hancur walaupun harus mengorbankan ribuan nyawa," pungkas Farzad.

Simpati dan Kecaman

Peristiwa tragis yang terjadi di kala dua juta Muslim sedang menyelesaikan rangkaian akhir ibadah haji, mengundang keprihatinan dari banyak negara. Ucapan belasungkawa, bahkan kritik mengalir dari tokoh-tokoh dunia.

Pemimpin Katholik Paus Franziskus, yang sedang melawat ke Amerika Serikat menyatakan turut berdukacita dan solidaritas dengan dunia Muslim atas tragedi itu. Juga Gedung Putih dan sekjen PBB Ban Ki Moon menyampaikan ucapan dukacita serupa.

Paus Franziskus menyebutkan kedekatannya dengan umat Muslim menghadapi tragedi ini. "Saya ingin menyampaikan rasa kedekatan saya dengan mereka yang tengah menderita di Mekkah," ujarnya, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (25/9/2015). "Dalam momen ini, saya bersatu dengan kalian untuk berdo'a kepada Tuhan," lanjutnya.

Di sisi lain, Iran yang mengaku lebih 100 orang jemaah Haji Syi'ah meninggal dalam tragedi Mina, mengecam keras manajemen haji pemerintah Arab Saudi. Ayatullah Ali Khamenei, pimpinan tertinggi Syi'ah Iran dalam pernyataan yang dilansir pada situs webnya menulis: "Pemerintah Saudi harus bertanggung jawab atas kecelakaan menyedihkan itu. Kesalahan manajemen serta aksi tidak cepat tanggap memicu tragedi itu".

Kecaman Ali Khamenei kian berbisa. "Pemerintah Arab Saudi punya kewajiban untuk bertanggungjawab atas kejadian ini. Mereka jelas tidak bisa mengurus dan bertindak tidak kompeten dalam mengatur ibadah haji," ujarnya, seperti dikutip Al-Monitor, Jumat (25/9/2015).

Kemarahan pimpinan Syi'ah ini menemukan momentum yang tepat untuk dilampiaskan. Pertama, dendam politik terhadap Arab Saudi yang memimpin aliansi negara-negara Arab untuk menyerang Syi'ah Houtsi di Yaman. Kedua, merusak citra Kerajaan Saudi Arabia guna memenuhi ambisinya untuk tujuan internasionalisasi pengelolaan haji.

Akan tetapi, orang-orang yang berakal sehat tentu sikapnya berbeda dengan Sang Ayatollah. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan misalnya. Ia mengeluarkan pernyataan yang membela Arab Saudi soal penyelenggaraan haji tahun ini.

"Saya tidak bersimpati dengan pernyataan yang bermusuhan terhadap Saudi," kata Erdogan pada wartawan, Jumat (25/9/2015), seperti dikutip dari Hurriyet Daily News.

"Adalah keliru menyebut jika Saudi tidak melakukan yang terbaik dalam melayani jamaah haji," lanjut Erdogan. "Anda harus melihat semua masalah secara keseluruhan. Arab Saudi akan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah ini," tegas Erdogan.

Benar, Raja Saudi Arabia Salman bin Abdul Aziz telah memerintahkan investigasi serius atas tragedi Mina.

"Kami memerintahkan pengkajian ulang semua perencanaan dan pelaksanaan, baik dalam organisasi maupun di bidang manajemen, untuk meningkatkan kelancaran ibadah haji," ujar penguasa Haramain itu. Raja Salman menegaskan: "Ini kecelakaan menyedihkan, dan kami juga memerintahkan investigasi serius serta melaporkan hasilnya secepatnya".

Dunia Islam menuntut, Raja Salman dapat segera memenuhi janjinya. Bukan hanya menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan Saudi Binladin Group terkait jatuhnya crane di Masjidil Haram.

Akan tetapi yang lebih penting, menjatuhkan sanksi kepada Iran mengingat hampir setiap musim haji, Syiah Iran melakukan makar dan membuat onar. Tidaklah adil bagi umat Islam, bila penguasa Al-Haramain memberikan visa haji kepada sekte Syi'ah, padahal selain membuat rusuh, mereka juga mengganggu Jamaah Haji lain dengan teriakan jahiliyah, mengganti syiar talbiyah tauhid dengan talbiyah syirik, "labbayka ya Husein, ya Zaenab…"

Wallahu a'lam bish shawab…

(*/arrahmah.com)

Ditembak dan dihalangi berobat oleh penjajah "Israel", kaki anak Palestina ini akhirnya harus diamputasi

Posted: 30 Sep 2015 09:00 AM PDT

ar-eissa-al-muti

PALESTINA (Arrahmah.com) - Kaki kanan seorang anak Palestina berusia 13 tahun harus diamputasi setelah tentara "Israel" menembak dia, kata pengacara korban, sebagaimana dilansir MEMO pada Rabu (30/9/2015).

Pengacara Komite Tahanan dan Mantan Tahanan, Tareq Barghouthi, mengatakan bahwa Eissa Al-Muti telah ditahan pada 19 September lalu saat ia terluka parah di pintu masuk Bethlehem.

Al-Muti ditahan di Pusat Medis Hadassah "Israel" dan dirantai ke tempat tidurnya di pusat medis itu, kata Barghouti. Al-Muti akhirnya menjalani operasi pada pembuluh darah di kakinya dalam upaya untuk menyembuhkannya, namun operasi gagal dan situasinya memburuk hingga dokter menyatakan bahwa kakinya itu harus diamputasi.

Pengadilan Militer Ofer memutuskan bahwa anak itu harus dibebaskan kemarin dengan jaminan sebesar 700 shekel ($ 178) namun jaksa penuntut militer mengajukan banding atas keputusan itu didasarkan pada kondisi medis Al-Muti ini.

Kepala urusan tahanan Issa Qaraqe mengatakan Al-Muti adalah korban dari kebijakan rasis "Israel" dan agresi mereka terhadap anak-anak Palestina.

Dia menambahkan bahwa ini adalah kejahatan yang disengaja di mana penjajah "Israel" harus menebusnya. Kejahatan ini, menurutnya, harus dituntut di pengadilan internasional.

(banan/arrahmah.com)

Serangan udara "Israel" menghantam sejumlah lokasi di Gaza

Posted: 30 Sep 2015 08:40 AM PDT

ar-roket

PALESTINA (Arrahmah.com) - Serangan pesawat tempur "Israel" menghantam sejumlah lokasi di Gaza pada Selasa (29/9/2015) malam setelah sistem pertahanan rudal Irone Dome "Israel" menembak jatuh sebuah roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, lansir MEE.

Serangan udara itu menargetkan empat lokasi yang "terkait dengan Hamas" di Jalur Gaza yang diblokade, menurut pernyataan militer yang dikutip di surat kabar Haaretz "Israel".

Kantor berita Palestina Ma'an mengutip sumber-sumber medis setempat mengatakan tak ada yang cedera dalam serangan itu.

Ma'an menyatakan serangan udara itu telah menghantam sebuah situs polisi angkatan laut di Gaza utara, sebuah situs militer Hamas di dekatnya, dan dua lokasi Hamas di selatan Jalur Gaza.

Sebelumnya pada Selasa (29/9), Iron Dome "Israel" mencegat roket yang ditembakkan di kota pesisir Asdod, kata sumber keamanan "Israel".

Sirine terdengar di Ashdod sebelum sistem anti-rudal itu menghancurkan roket tersebut.

Haaretz melaporkan bahwa proyektil Palestina adalah roket "jenis-grad", dan merupakan roket pertama yang ditembakkan di Ashdod sejak 2014 di Gaza.

(banan/arrahmah.com)

Hampir tenggelam, 96 pengungsi Suriah diselamatkan di lepas pantai Turki

Posted: 30 Sep 2015 08:20 AM PDT

ar-rescue

SURIAH (Arrahmah.com) - Penjaga pantai Turki menyelamatkan 97 pengungsi di lepas pantai barat laut provinsi Canakkale pada Rabu (30/9/2015) ketika perahu kecil mereka, yang dirancang hanya untuk menampung 20 orang, mulai tenggelam, ungkap sumber-sumber resmi Turki, sebagaimana dilansir WB.

Mereka yang diselamatkan adalah 96 orang Suriah dan seorang pria Kongo.

Insiden itu terjadi di distrik Ayvacik ketika perahu itu menuju ke pulau Lesbos Yunani.

Ketika perahu mulai dipenuhi air, pengungsi telah berteriak kepada penjaga pantai untuk meminta pertolongan.

"Tim penyelamat telah membawa para pengungsi itu ke kota Kucukkuyu dan memberi mereka pakaian dan makanan," lapor Anadolu Agency.

Dua wanita yang pingsan selama perjalanan berbahaya itu juga diberikan perawatan medis.

Pada Senin (28/9), pihak Gubernur Izmir mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ada lebih dari 3.500 pengungsi yang diselamatkan dari Laut Aegea selama 10 hari terakhir.

Menurut pernyataan itu, otoritas Turki melakukan 134 operasi pencarian dan penyelamatan antara tanggal 18 dan 28 September, dan juga menahan delapan pelaku perdagangan manusia.

Secara keseluruhan, 54.255 pengungsi telah diselamatkan dari Laut Aegea sejauh ini, sementara 116 mayat telah ditemukan dan 69 pelaku perdagangan manusia ditangkap sejak tanggal 1 Januari tahun ini, pernyataan tersebut menambahkan.

(banan/arrahmah.com)

Astaghfirullah, serangan udara pertama Rusia di Suriah membunuh 65 warga sipil

Posted: 30 Sep 2015 08:05 AM PDT

AR-RUS

SURIAH (Arrahmah.com) - Rusia pada hari ini, Rabu (30/9/2015), meluncurkan serangan udara pertamanya di Suriah, dekat kota Homs. Serangan udara yang dilakukan di daerah pemukiman sipil itu dilaporkan menewaskan 65 warga sipil, innalillahi wa inna ilaihi raji'un.

Pejabat pertahanan AS, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa seorang jenderal Rusia yang bekerja pada pusat intelijen di Baghdad telah berkomunikasi dengan kedutaan besar AS mengenai serangan ini sebelumnya.

"Mereka menyetujui kami untuk memulai serangan di Suriah, yakni di sekitar Homs," katanya, sebagaimana dilansir WB.

Serangan diluncurkan tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memenangkan dukungan bulat dari parlemen untuk melakukan serangan di Suriah.

Menurut jurnalis Bild, Julian Röpcke, yang bertugas di tempat kejadian, sebanyak 65 warga sipil, termasuk beberapa anak, tewas dalam serangan udara itu.

Pejabat pertahanan mengklaim bahwa dia tidak mengetahui dampak dari serangan itu maupun siapa yang ditargetkan.

Sejauh ini, sedikitnya 500 tentara serta 28 jet tempur dan beberapa unit pembom dan artileri telah dikerahkan ke pangkalan, tambah pejabat AS itu.

(banan/arrahmah.com)

Mujahidin Ahrar Syam merilis foto "Sekolah Artileri" mereka di Idlib

Posted: 30 Sep 2015 07:35 AM PDT

ar-ahrar1

SURIAH (Arrahmah.com) - Mujahidin Ahrar Syam merilis foto "Sekolah Artileri" mereka di Suriah pada Kamis (30/9/2015). Foto-foto yang segera tersebar di media sosial ini menunjukkan sejumlah mujahidin yang tengah mempelajari teori pertempuran di sebuah kamp pelatihan di provinsi Idlib.

Harakah Ahrar Syam merupakan salah satu kelompok jihad terbesar di Suriah yang tergabung dalam aliansi Mujahidin Jaisyul Fath, yang telah meraih kemenangan demi kemenangan di provinsi Idlib.

Dalam pidato yang dirilis pada Kamis (17/9) lalu, pemimpin baru Ahrar Syam, Abu Yahya Al-Hamwi, menegaskan kepada rakyat Suriah bahwa, "Kami berhutang kepada kalian untuk mengembalikan kebebasan Suriah setelah invasi (Syiah) dari seluruh penjuru bumi."

Ahrar Syam juga merupakan salah satu kelompok jihad yang mengoordinasikan gerakan-gerakan binaannya untuk berperang melawan kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di utara Aleppo dan berbagai tempat lainnya, setelah dua tahun sebelumnya lebih banyak memfokuskan kekuatan untuk melawan rezim diktator Asad.

Selain itu, Abu Yahya yang baru diangkat pada awal bulan September ini juga telah menyatakan akan mengalahkan setiap rencana intervensi Rusia di Suriah. Pernyataan tersebut datang kurang dari seminggu setelah pemilihannya sebagai komandan baru Ahrar Syam di mana pemimpin sebelumnya menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya.

ar-ahrar1

Mujahidin Ahrar Syam

ar-ahrar2

Mujahidin Ahrar Syam

ar-ahrar3

Mujahid Ahrar Syam

ar-ahrar5

Mujahid Ahrar Syam

(banan/arrahmah.com)

FUI Kota Bogor demo ingatkan bahaya PKI

Posted: 30 Sep 2015 02:59 AM PDT

Aksi umat Islam Kota Bogor yang mengingatkan bahaya PKI dan tolak rencana pemerintah minta maaf kepada keluarga anggota PKI, Rabu (30/9/2015)

BOGOR (Arrahmah.com) - Massa Forum Umat Islam (FUI) Kota Bogor melakukan demonstrasi menyatakan penolakan terhadap rencana pemerintah minta maaf pada keluarga anggota PKI. Aksi yang mengingatkan masyarakat akan bahaya partai komunis Indonesia (PKI) ini berlangsung Rabu (30/9/20125) pagi.

Masa peserta aksi damai membentangkan berbagai spanduk dan membagikan selebaran yang menentang bangkitnya PKI di Indonesia.

Koordinator aksi Ustadz Dani mengaku tindakan ini harus dilakukan sebagai bagian untuk menolak kembali ajaran komunis melakukan aktifitasnya, lansir hallobogor.

Perlu ditegaskan aksi kekejaman PKI mengakibatkan korban umat Islam, yakni para ulama dan santri.

Ustadz Dani menegaskan pemerintah tidak perlu meminta maaf kepada eks anggota PKI karena mereka sudah menyebabkan kesengsaraan masyarakat.

Dalam demo itu aktivis dari Ormas Islam meminta sejumlah kantor swasta dan pemerintah untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda duka cita terhadap tragedi 30 September 50 tahun silam yang menewaskan para Jenderal.

(azm/arrahmah.com)

Pemerintah tidak akan minta maaf kepada keluarga PKI

Posted: 30 Sep 2015 01:58 AM PDT

foto ilustrasi: gerakan PKI

JAKARTA (Arrahmah.com) - Pemerintah tidak akan mengajukan permohonan maaf kepada keluarga anggota PKI yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat di masa lalu. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan pemerintah tidak pernah memiliki rencana untuk meminta maaf kepada keluarga anggota PKI yang menjadi korban pelanggaran HAM berat.

"Tidak ada pikiran untuk meminta maaf. Lagi pula harus meminta maaf kepada siapa, dan memaafkan siapa, karena kedua pihak menjadi korban," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/9/2015), lansir Solopos.

Luhut menuturkan pemerintah tidak ingin menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang pendendam. Untuk itu, pemerintah akan mencari format yang tepat untuk melakukan rekonsiliasi terhadap kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.

Namun menurut dia, pemerintah akan melihat kembali kebenaran sejarah di masa lalu untuk mendapatkan format yang tepat dari penyelesaian pelanggaran HAM di masa lalu. "Sekama ini yang menjadi isu adalah seolah-olah pemerintah disusupi oleh PKI dan segala macam. Itu sama sekali tidak benar," ujarnya.

Luhut sebelumnya juga mengatakan banyaknya pihak yang diduga terlibat dalam pelanggaran HAM berat sudah meninggal dunia, menjadi alasan pemerintah mendorong proses rekonsiliasi.

"Kalau proses hukum orangnya, sudah banyak yang meninggal. Mau diapakan lagi, kami melihat masa depan keluarganya, jangan sampai dihukum karena peristiwa masa lalu," katanya.

Lebih jauh dia mengatakan pemerintah mempelajari proses rekonsiliasi dalam kasus apartheid di Afrika Selatan. Untuk menuntaskan persoalan pelanggaran HAM berat, pemerintah juga akan berupaya mencari kebenaran yang terjadi di masa lalu.

(azm/arrahmah.com)