Arrahmah.Com |
- Jaman kebablasan, pers berpihak pada yang bayar
- Radio di Jerman dan Finlandia akan mengudarakan murotal Al-Qur'an
- 15 tentara teroris AS tewas dan terluka dalam serangan Mujahidin di pangkalan udara Bagram
- Pesawat mata-mata penjajah AS jatuh di provinsi Logar, pos militer musuh diserang
- Mahasiswa universitas terkemuka di London mendukung boikot akademik terhadap "Israel"
- "Israel" sandera seorang wanita hamil warga negara Kanada dan renggut kedua anaknya
- Pria Salford dituntut karena pasang sticker mengutuk daging halal di supermarket
- Teroris Amerika tembak pria Muslim di jalan raya Kentucky
- Rezim Suriah eksekusi 4 pengungsi Palestina di Homs
- Oxfam: Memerlukan waktu 100 tahun untuk memperbaiki Gaza yang hancur oleh agresi "Israel"
Jaman kebablasan, pers berpihak pada yang bayar Posted: 28 Feb 2015 02:51 PM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Dunia pers Indonesia secara idealisme sesungguhnya saat ini boleh dibilang tenggelam dengan adanya eforia reformasi. Tampak, kepentingan pers saat ini lebih cenderung berpihak kepada siapa dan kepentingan apa. Pergeseran ideologi itu membuat fungsi media massa sebagai alat pendidikan masyarakat tidak lagi menjadi ciri yang kuat melekat. Malah fungsi pers dijadikan alat propaganda yang efektif bagi pemilik kepentigan. "Orientasi pers menjadi samar-samar. Padahal pers itu kekuatan keempat di negeri ini setelah legislatif, ekesekutif, dan yudikatif. Kita bisa kontrol semuanya dari pemberitaan dengan kaedah jurnalistik yang berlaku," tukas Yaya Suryadarma, Sekum PWI Reformasi dalam Diskusi Wartawan, dengan tema "Wajah Pers Kita Hari Ini", Jum'at (27/2/2015). Dirasakan oleh kita semua saat Pilpers 2014 kemarin. Peranan pers sungguh kental berpihak dan memiliki kepentingan terhadap kubu yang membayar. "Itu susahnya kalau jaman sudah kebablasan. Mestinya pers kita tetap konsisten dengan fungsinya. Jangan terlibat terlalu jauh," tambah Yaya. Peran pers yang begitu besar dalam pembentukan opini publik membuat lembaga ini selalu berbenturan dengan kepentingan. Pada masa Orde Baru, sering kali pers dipaksa mengakomodasi kepentingan pemerintah atau terpaksa berhadapan dengan penguasa jika bersikukuh mempertahankan idealisme kebebasannya. Karena itu, Dewan Pers mengidentifikasi sejumlah masalah yang dihadapi pers Indonesia saat ini. Secara internal dan eksternal. Secara eksternal, salah satu tantangan utamanya adalah soal dominasi pemilik modal yang menguasai atau memiliki media. Nah, UU Pers No. 40/1999 hadir sebagai payung hukum bagi insan pers. Semuanya diatur dalam undang-undang itu. Sehingga dominasi pemilik modal tidak semena-mena dan hegemoni terhadap pers di Indonesia. Secara normatif, UU No.40/1999 tentang Pers, menyebutkan fungsi pers sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial serta dapat pula berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sementara peranannya antara lain adalah memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran-saran yang berkaitan dengan kepentingan umum, serta memperjuangkan keadilan dan kebenaran. (azm/arrahmah.com) |
Radio di Jerman dan Finlandia akan mengudarakan murotal Al-Qur'an Posted: 28 Feb 2015 07:26 AM PST (Arrahmah.com) - Untuk pertama kalinya, stasiun radio di Jerman dan Finlandia mengumumkan rencana untuk mengudarakan lantutan ayat suci Al-Qur'an dalam sesi mingguan disertai terjemahan dan tafsirnya untuk membantu orang-orang lebih mengetahui tentang Islam, lansir OnIslam pada Sabtu (28/2/2015). "Sangat senang mendengar terjemahan saya akan dibacakan," kata Professor Jaakko Hämeen-Anttila, yang menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Finlandia, kepada Radio Yle 1. "Yang penting adalah bawah Al-Qur'an dibaca secara keseluruhan, dan tidak hanya ayat-ayat yang dipilih yang menunjukkan bahwa Islam itu buruk dan kekerasan atau baik dan indah. Semua bahan text telah disajikan bagi para pendengar untuk dikaji," tambahnya. Hämeen-Anttila berbicara setelah memutuskan sebuah proyek dengan studio distrik Pasila dari Perusahaan Broadcasting Finlandia Yle untuk menyiarkan lantunan ayat suci Al-Qur'an. Proyek tersebut adalah seri acara radio yang akan menyiarkan bacaan Al-Qur'an dari halaman ke halaman selama durasi setengah jam. Setiap pembacaan akan dimulai dengan diskusi antara Imam Anas Hajjar, dan seorang tokoh komunitas Muslim Finlandia, Professor Hämeen-Anttila. Diskusi tersebut akan mengungkapkan konteks sejarah dan keagamaan dari ayat yang dibacakan. Menurut Hämeen-Anttila, mereka mendiskusikan "segala hal yang berada di antara langit dan bumi" pada saat sesi tersebut, termasuk peran setan dan juga pedoman bagi laki-laki untuk berakhlak terhadap perempuan. Selain di Finlandia, program serupa juga akan diluncurkan oleh Radio Deutschland pada bulan Maret. Dengan judul "Al-Qur'an menyatakan", program mingguan tersebut akan dimulai pada 6 Maret mendatang pukul 9:55 waktu setempat, menurut direktur radio Jerman Willi Steul kepda Süddeutsche Zeitung, seperti dilansir OnIslam. Rencananya, seseorang akan membacakan ayat Al-Qur'an yang akan diikuti dengan tafsir dari ulama Islam. Program ini diharapkan dapat membantu warga Jerman dan Finlandia untuk lebih memahami Islam dengan benar. (siraaj/arrahmah.com) |
15 tentara teroris AS tewas dan terluka dalam serangan Mujahidin di pangkalan udara Bagram Posted: 28 Feb 2015 06:31 AM PST PARWAN (Arrahmah.com) - Sabtu (28/2/2015), situs resmi Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA), Shahamat, melaporkan bahwa terdapat laporan dari utara provinsi Parwan bahwa sebanyak 15 tentara teroris asing tewas setelah pangkalan udara Bagram diserang Mujahidin. Laporan mengatakan Mujahidin menyerang pangkalan militer penjajah itu dengan rudal pada Kamis (26/2) yang mengakibatkan 15 tentara asing, diyakini berkebangsaan AS, tewas dan terluka. Pangkalan udara Bagram adalah salah satu pangkalan penjajah yang paling sering diserang oleh Mujahidin IIA karena termasuk salah satu pangkalan terbesar pasukan pimpinan AS-NATO di Afghanistan. (siraaj/arrahmah.com) |
Pesawat mata-mata penjajah AS jatuh di provinsi Logar, pos militer musuh diserang Posted: 28 Feb 2015 06:18 AM PST LOGAR (Arrahmah.com) - Sebuah drone atau pesawat tanpa awak milik teroris AS mengalami kecelakaan ketika sedang melancarkan aksi mata-mata di sebuah distrik di provinsi Logar, Afghanistan, menurut laporan situs resmi Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) Shahamat pada Sabtu (28/2/2015). Laporan mengatakan bahwa drone tersebut jatuh hingga hancur berkeping-keping di distrik Charkh pada Jum'at (27/2) malam ketika sedang memata-matai Mujahidin. Pada hari yang sama, Mujahidin melakukan serangan terhadap sebuah pos polisi rezim di distrik tersebut, di mana seorang polisi tewas dan dua lainnya terluka. Selain itu, sebuah pangkalan militer pasukan rezim juga diserang oleh Mujahidin pada hari itu. Sementara belum ada laporan terkait kerugian musuh dalams erangan itu. (siraaj/arrahmah.com) |
Mahasiswa universitas terkemuka di London mendukung boikot akademik terhadap "Israel" Posted: 28 Feb 2015 05:00 AM PST LONDON (Arrahmah.com) - Salah satu universitas terkemuka di London, SOAS, pada Jum'at (27/2/2015) melakukan pemilihan suara untuk mendukung boikot akademik terhadap "Israel", dengan mayoritas 73% mendukung. Pemungutan suara ini terbuka untuk mahasiswa, akademisi, dan staf manajemen di universitas itu, dengan hasil sebanyak 73% menyatakan "ya" untuk kampanye boikot akademik "Israel", dan 27% menyatakan "tidak" terhadap kampanye tersebut. Dari 1.708 siswa yang ikut serta dalam pemungutan suara itu, sebanyak 1.283 suara mendukung kampanye boikot akademik "Israel", sementara sebanyak 425 siswa memberikan suara menolak boikot. Sebanyak 60% dari para dosen yang terlibat dalam pemungutan tersebut menyatakan dukungan terhadap kampanye boikot akademik "Israel" dan sebanyak 91% dari staff universitas itu juga menyatakan mendukung. Pengamat mengatakan langkah tersebut adalah tamparan keras yang diberikan kepada "Israel" oleh salah satu lembaga akademis terkemuka di dunia. Didirikan pada tahun 1916, dan diresmikan oleh Raja George V, SOAS langsung menjadi univeritas yang memiliki peran penting dalam mendidik para pejabat di Inggris, dalam banyak alumninya memiliki posisi penting di luar negeri. Menjadi universitas peringat dunia, menjadikan SOAS sebagai universitas terbaik keenam di Inggris. (ameera/arrahmah.com) |
"Israel" sandera seorang wanita hamil warga negara Kanada dan renggut kedua anaknya Posted: 28 Feb 2015 01:21 AM PST TEL AVIV (Arrahmah.com) - Pada 20 Februari, Hana, seorang warga negara Kanada, yang sedang hamil 5 bulan dengan 2 anak kecilnya disandera pihak keamanan bandara "Israel". Pihak zionis penjajah itu menjegal keberangkatan Hana yang akan kembali ke Kanada. Tak hanya itu, 2 hari kemudian, kedua anaknya direnggut pihak "Israel" secara paksa, sebagaimana didokumentasikan pada You Tube, Senin (23/2/2015). Hana merasa telah salah karena mengikuti ajakan orang tuanya untuk tinggal di "Israel". Kedua orangtuanya mengatakan bahwa tinggal disana adalah sebuah langkah yang hebat. Namun, kenyataannya, dalam seminggu Hana menyaksikan korupsi dan pelecehan yang dilakukan pemerintah "Israel" penjajah. Ia bahkan dipukuli dan dilecehkan aparat kependudukan zionis. Pada upaya kedua kalinya untuk meninggalkan "Israel", Hana dibujuk ayahnya dengan beragam pilihan untuk mencegahnya. Itu merupakan senjata umum yang dilakukan "Israel" untuk mengiming-imingi warga sipil untuk patuh kepada pemerintah zionis itu. Hana merasa putus asa. Tak berpikir lebih lama, ia meminta pertolongan melalui video amatirnya dan mengunggahnya ke You Tube. Saat ini Kedutaan besar Kanada dan konsulatnya tengah tunduk kepada "Israel". Padahal banyak masyarakatnya yang terperangkap disana. "Tolonglah Hana dan bagikanlah dokumentasi tak berperikemanusiaan ini," pesan video berdurasi kurang dari 2 menit tersebut. Dua hari pasca insiden penyanderaannya di bandara, kepolisian "Israel" menangkap Hana dan mengambil kedua anaknya. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada tindakan dari pemerintah Kanada dan belum jelas bagaimana kelanjutan hak pengurusan anak-anak Hana tersebut. (adibahasan/arrahmah.com) |
Pria Salford dituntut karena pasang sticker mengutuk daging halal di supermarket Posted: 28 Feb 2015 12:55 AM PST SALFORD (Arrahmah.com) - Seorang pria Salford dituntut ke pengadilan setelah menempelkan stiker anti-daging halal di sebuah supermarket. Demikian lansir MEN pada Rabu (25/2/2015). Liam Gary Edwards (29), dari Chancel Avenue, Salford, telah dituntut atas tindakan kriminal yang bersifat rasial, menodai syari'at Islam. Dia dihadirkan di pengadilan setelah menempelkan stiker pada produk halal di supermarket Ordsall. Pada 18 Februari, sejumlah sticker bertuliskan, "Waspadalah, halal adalah perilaku barbar dan mendanai terorisme" ditempelkan pada produk makanan dan perlengkapan di supermarket Ordsall di Jalan Regent. Edwards akan diadili di pengadilan Manchester pada 18 Maret. (adibahasan/arrahmah.com) |
Teroris Amerika tembak pria Muslim di jalan raya Kentucky Posted: 28 Feb 2015 12:09 AM PST KENTUCKY (Arrahmah.com) - Seorang teroris asli Amerika telah didakwa karena membunuh seorang Muslim, ayah dari 3 anak. Ia ditembak saat mengemudi di jalan raya di Kentucky, sebagaimana dilaporkan Dailymail, Jum'at (27/2/2015). Christopher L. McCullum (43), dari Louisville, Kentucky mengemudi di Interstate 71, Rabu (25/2), ketika ia melihat Mukhtar Ahmed (41) di sebuah jalan yang terpisah dan melepaskan tembakan membabi buta. Ahmed ditembak beberapa kali melalui pintu penumpang SUV hitam dan dinyatakan meninggal di tempat kejadian. Polisi mengatakan penembakan itu adalah "tindakan yang benar-benar acak di jalanan [sebagai pelampiasan] kemarahan," karena tidak ada hubungan antara McCullum dan korbannya. Ahmed meninggalkan seorang istri dan tiga anak termasuk seorang gadis 13 tahun dan dua anak laki-laki, berusia delapan dan lima. Namun masyarakat Pakistan-Amerika lokal takut bahwa itu adalah kejahatan rasial berbasis agama, karena Ahmed adalah seorang Muslim. Khalid Kahloon, pengacara keluarga Ahmed, mengatakan kepada NBC News, "Sebagai sebuah komunitas Muslim Asia-Amerika yang tinggal di Amerika saat ini, masyarakat sangat sensitif dan memprihatinkan." "Ini adalah sumber ketidaknyamanan yang besar kepada masyarakat mengapa anggotanya dibunuh dengan cara ini." "Kita tidak bisa mengatakan itu pasti disebabkan ras, tapi jauh di dalam hati kita, kita tidak bisa mengatakan bahwa itu hanyalah pembunuhan tidak masuk akal di jalan raya Amerika." Ahmed, seorang imigran dari Pakistan, baru saja mengantarkan putrinya ke sekolah dan mengemudi di Interstate 71 di Louisville at 09:00, saat kejadian berlangsung. Posisi Ahmed ada di dekat Gene Snyder Freeway ketika ia ditembak, menurut pengacara keluarganya. Laporan awal dari Lex18.com mengatakan polisi sedang mencari tersangka yang melarikan diri dengan Ford van putih. Dia ditemukan tiga jam kemudian, pada siang hari, ketika polisi melihat van yang cocok deskripsi. Saksi mata mengatakan pengemudi mengenakan overall dan tenang mengobrol dengan petugas setelah mereka mendapatkannya keluar dari van. Dia ditangkap dan didakwa dengan kasus pembunuhan. Namun masih ada indikasi yang memicu sengketa. Kepala Polisi Steve Conrad mengatakan kepada media setempat, "Saya tidak tahu persis motif [di balik ini]. Tampaknya, berdasarkan apa yang saya tahu, ini menjadi semacam kemarahan insiden di jalanan, tapi saya tidak tahu faktanya." (adibahasan/arrahmah.com) |
Rezim Suriah eksekusi 4 pengungsi Palestina di Homs Posted: 27 Feb 2015 11:17 PM PST HOMS (Arrahmah.com) - Rezim Suriah dilaporkan telah mengeksekusi empat pengungsi Palestina pada Rabu (25/2/2015) yang berasal dari kamp pengungsi Al-Aideen di Homs, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Jum'at (27/2/2015). Keempat korban bernama Wesam Al-Sayyed, Rami Subheya, Ahmed Al-Shuaibi dan Abdul Razzaq Amayre. Amayre adalah pengungsi Palestina dari kamp pengungsi Yarmouk di Damaskus. Sumber-sumber Palestina di Al-Aideen mengatakan bahwa pasukan rezim Suriah menculik tiga istri dari keempat pria tersebut untuk memaksa mereka agar menyerah. Orang-orang itu ditemukan ditembak mati hanya beberapa jam setelah mereka menyerah. Menurut beberapa sumber, istri dari pria itu masih ditahan. Aksi Kelompok Palestina di Suriah melaporkan bahwa lebih dari 2.670 pengungsi Palestina tewas di Suriah sejak awal krisis hingga 25 Februari 2015. (ameera/arrahmah.com) |
Oxfam: Memerlukan waktu 100 tahun untuk memperbaiki Gaza yang hancur oleh agresi "Israel" Posted: 27 Feb 2015 06:58 PM PST GAZA (Arrahmah,com) - Badan pemberi bantuan Oxfam mengungkapkan bahwa pembangunan kembali rumah, sekolah dan rumah sakit di Gaza yang hancur oleh agresi "Israel" tahun lalu memerlukan waktu hingga 100 tahun untuk bisa menyelesaikannya jika blokade masih diterapkan. Sebagaimana dilansir oleh Reuters, Kamis (26), Oxfam mengatakan bahwa blokade "Israel" terhadap Gaza harus dicabut agar bahan-bahan bangunan yang kebanyakan impor bisa memasuki Gaza. Oxfam mmeberikan perincian bahwa Gaza membutuhkan sebanyak 800 ribu truk bahan bangunan untuk memperbaikin infrastruktur yang rusak akibat agresi "israel" yang selama 50 hari pertengahan tahun lalu. Hingga saat ini hanya sepertiga dari satu persen bahan bangunan yang diperlukan yang bisa memasuki Gaza dalam tiga bulan terakhir. Serangan "Israel" yang berlangsung antara Juli dan Agustus tahun lalu telah menewaskan 2.100 warga Palestina. Gaza yang dihuni oleh sekitar 1,8 juta warga Palestina hancur porak poranda. Sekitar 100 ribu orang - lebih dari setengahnya anak-anak - saat ini hidup di penampungan sementara karena rumah mereka hancur. Sedangkan ribuan lainnya tinggal di dalam gedung-gedung yang sudah tidak utuh lagi. Mereka menggunakan perlindungan seadanya agar tidak kebasahan atau kedinginan. Direktur regional Oxfam Catherine Essoyan mengungkapkan bahwa semakin lama blokade "Israel" terhadap Gaza diberlakukan, semakin banyak nyawa yang terancam. "Keluarga-keluarga tinggal di rumah tanpa atap, dinding, atau jendela selama enam bulan terakhir. Banyak yang hanya memiliki listrik selama enam jam sehari dan tanpa air yang mengalir," kata Essoyan. (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |