Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Pos pemeriksaan Saudi di desa Syi'ah diserang kelompok tak dikenal, seorang polisi dilaporkan terluka

Posted: 30 Sep 2014 04:44 PM PDT

polisi-saudi2

AWAMIYA (Arrahmah.com) - Kelompok bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan ke pos pemeriksaan Saudi di sebuah desa Syi'ah yang kaya akan minyak di provinsi timur Negara Teluk tersebut, melukai seorang polisi, ujar klaim kepolisian Saudi pada Selasa (30/9/2014).

Serangan di Awamiya terjadi sekitar tengah malam pada Senin (29/9), ujar laporan kantor berita Saudi, SPA mengutip juru bicara kepolisian provinsi.

Hal itu terjadi berselang dua hari setelah polisi Saudi membunuh seorang pria yang diklaim "berkaitan dengan teror" di desa yang sama.

Di awal September, orang-orang bersenjata menembaki patroli polisi di sana, melukai satu petugas dan menyebabkan sebuah pipa terbakar. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pemerintah boneka baru Afghanistan menandatangani kesepakatan yang memungkinkan pasukan penjajah AS bertahan lebih lama di Afghanistan

Posted: 30 Sep 2014 04:29 PM PDT

Tentara AS terlihat di lokasi ledakan bom di ibukota Afghanistan, Kabul.  (Foto : Reuters)

KABUL (Arrahmah.com) - Pemerintah boneka baru Afghanistan telah menandatangani kesepakatan keamanan dengan para pejabat dari negara penjajah Amerika Serikat yang akan memungkinkan pasukan AS tetap berada di Afghanistan setelah akhir tahun ini.

Perjanjian ini ditandatangani oleh penasehat keamanan nasional yang baru diangkat, Hanif Atmar.

Menurut perjanjian keamanan bilateral (BSA) di akhir tahun 2014 seluruh pasukan koalisi akan meninggalkan Afghanistan dan meninggalkan 9.800 tentara AS dengan dalih melakukan pelatihan dan membantu pasukan Afghanistan. Dan dalam kesepakatan terpisah, NATO akan menyumbangkan 3.000 tentara sehingga jumlah tentara asing yang akan terus berada di Afghanistan sekitar 12.000 personil, seperti dilansir BBC pada Selasa (30/9/2014). Pemerintahan Hamid Karzai menolak kesepakatan ini.

Ashraf Ghani, presiden boneka baru Afghanistan, menyambut baik kesepakatan tersebut.

"Hari ini Afghanistan telah kembali memiliki kedaulatannya sebagai sebuah kekuatan," klaimnya.

Sementara itu presiden negara penjajah AS, Barack Obama juga merasa senang dengan kesepakatan ini.

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah baru untuk kemitraan abadi yang memperkuat 'kedaulatan' Afghanistan, stabilitas, persatuan dan kemakmuran," klaimnya.

BSA memungkinkan pasukan Amerika untuk tetap berada di Afghanistan setelah akhir tahun 2014, namun kekuatannya cukup kecil dan akan dipotong setengahnya pada akhir tahun 2015 sebelum penarikan penuh pada akhir 2016.

Menurut laporan AP, AS berencana untuk meninggalkan sekitar 1.000 personilnya di "kantor keamanan" setelah batas waktu tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pelajar Islam Indonesia ingatkan bahaya laten komunis

Posted: 30 Sep 2014 09:12 AM PDT

Aksi Pelajar Islam Indonesia (PII) mengingatkan masyarakat bahaya komunis di Bundaran patung  Tugu Tani, Menteng-Jakarta Pusat, Selasa  30 September 2014

JAKARTA (Arrahmah.com) - Untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya laten komunis, Pelajar Islam Indonesia (PII) melakukan aksi simpatik pada jam 06.30-08.00 di bundaran patung Tugu Tani, Menteng Jakarta Pusat, Selasa, 30 September 2014.

"Kami Pelajar Islam Indonesia (PII) senantiasa berkomitmen menjaga kedaulatan NKRI dari segala ancaman, manuver kelompok Komunis yang telah bermatmorfosa di dalam Partai Politik dan Lembaga Negara serta basis-basis masyarakat bawah. Kami Pelajar seluruh Indonesia siap mengorbankan jiwa, raga kami demi menjaga agama, negara dan bangsa Indonesia dari ancaman Komunis dan ajarannya," Habiburrahman, ST., Koordinator Aksi.

Lebih jauh dia mengatakan, di Indonesia sendiri telah terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh komunis sebanyak 3 kali dengan membantai kaum santri dan ulama yang bersebrangan dengan mereka secara perjuangan dan ideologi.

"Kaum santri yang berjuang, kaum Komunis yang ingin berkuasa. Tahun 1926, 1948 dan puncaknya tahun 1965 dengan peristiwa berdarah G30S-PKI, tak terhitung jumlah korban yang menjadi keganasan PKI. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana PKI menjadi ancaman sosial bersama yang mengancam eksistensi sosial dan keberagamaan kita," katanya.

Habiburrahman memaparkan sejarah Indonesia belakangan ini ingin dibalikkan oleh beberapa orang yang mewarisi ideologi dan semangat komunis. Masyarakat perlu hati-hati dan waspada, jangan sampai tertipu oleh kamuflase gerakan yang mereka lakukan.

"Bagaimanapun gerakan mereka saat ini tetap menjadi ancaman bagi NKRI yang pernah 3 kali melakukan usaha kudeta (pengambil alihan kekausaan dengan kekerasan) oleh komunis. Ini yang perlu kita jaga, yang perlu kita antisipasi. Jenis dan model perjuangan mereka boleh beda, tapi komunis tetaplah komunis," tegasnya.

#‎kitaselaluingatG30SPKI

Kita selalu ingat pengkhianatan besar Partai Komunis Indonesia (PKI) kepada bangsa dan negara pada tanggal 30 September 1965. Kita selalu ingat bahaya laten dan penerus ideologi komunis masih ada. Kita tidak akanpernah membiarkan mereka yang dengan berbagai cara mencoba melakukan untuk yang ketiga kalinya. Kita selaluingat.

Ideologi Palu Arit tumbuh dan mengembang dari pemikiran filsafat materialisme mutlak Karl Marx (1818-1883) yang pelaksanaannya dilakukan oleh Vladimir Ilich Ullyanov Lenin (1870-1924) yang kemudian menyebar ke berbagai bangsa melalui kader partai komunis setempat yang militan patuh perintah di seluruh dunia.

Maksud dan tujuan ideologi ini adalah dengan melakukan penguasaan terhadap suatu pemerintahan yang dianggap salah karena dianggap tidak sama dengan ideologi mereka. Lalu apa yang salah dengan ideolgi ini? bukankah yang lain juga melakukan hal yang sama ketika bicara politik?

"... orang komunis menganggap tidak perlu menyembunyikan pandangan dan tujuan mereka. Mereka mendeklarasikan secara terbuka bahwa tujuan mereka merebut kekuasaan hanya dapat dicapai dengan menggunakan kekerasan, menggulingkan seluruh sistem sosial yang ada..." (terbitan Verso, London, 1998, halaman 77)

Untuk mencapai tujuan penguasaan tersebut, sejak digaungkannya ideolgi ini selama 69 tahun (1918-1987) telah melakukan Kudeta berdarah di 75 Negara, dan menewaskan ratusan juta orang. 100-120 juta menjadi korban berdarah oleh Partai Marxis-Lenninis-Stalinis-Maois-Pol Potis seluruh dunia (Courtois: 2000 dan Chang & Halliday:2006).(azm/arrahmah.com)

Daging qurban tak dikemas kantong plastik hitam!

Posted: 30 Sep 2014 08:05 AM PDT

Foto ilustrasi, daging qurban

SAMARINDA (Arrahmah.com) - Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Jumiyanti meminta agar daging hewan qurban tidak dikemas dalam kantong plastik berwarna hitam.

"Kami meminta agar daging qurban nanti tidak dibungkus kantong plastik hitam sebab kemasan plastik dengan warna yang dimaksud tadi rentan terkontaminasi zat kimia," kata Jumiyanti di Samarinda, Selasa, tulis Antaranews.

Hal yang juga patut diperhatikan saat mendistribusikan daging qurban tersebut kata Jumiyanti yakni, kemasan daging qurban harus menggunakan kantong plastik putih serta tidak mencampur daging dengan organ dalam.

"Hal ini penting untuk menghindarkan agar tidak sampai tercemar. Jadi, kalau memang ada bagian organ dalam yang ikut didistribusikan, sebaiknya dipisahkan dalam kantong plastik lain," katanya.

Setelah dipotong, hewan qurban tersebut tambah Jumiyanti harus segera didistribusikan.

"Jangan sampai lewat empat jam sebab jika lewat dari masa tersebut, maka daging kurban sudah masuk dalam tahap proses pembusukan. Jadi, jika panitia kekurangan petugas khusus untuk membagikan hewan kurban sebaiknya penyembelihan dilakukan secara bertahap," katanya.

"Atau jika mungkin panitia bisa memanfaatkan atau menggunakan boks berisi es batu sebagai pendingin untuk menjaga keawetan dari daging qurban tersebut," ucapnya.(azm/arrahmah.com)

Mantan ratu kecantikan Belgia memeluk Islam

Posted: 30 Sep 2014 06:33 AM PDT

islam

BRUSSELS (Arrahmah.com) - Mantan calon Miss Belgia pada tahun 2012, Lindsey Van Gele, dilaporkan telah masuk Islam dan sekarang dia merubah namanya menjadi "Aisyah".

Morocco World News melaporkan bahwa dia memilih menjadi seorang Muslimah setelah ia menikah dengan seorang pesepakbola Belgia Mamoutou N'Diaye, yang berasal dari Mali, empat tahun lalu.

"Saya menjadi Muslimah ketika Mamoutou menikahi saya. Sebuah pernikahan sipil tidak cukup bagi saya. Selain itu, saya ingin memeluk Islam," katanya.

Meskipun telah masuk Islam dua tahun yang lalu, mahasiswa manajemen komunikasi Ghent University ini mengatakan bahwa berita ia menjadi mualaf tersebar di publik baru-baru ini.

Sejak memeluk Islam, Van Gele memutuskan untuk berhenti minum alkohol dan makan babi, serta mulai memakai pakaian yang lebih sopan. Dia juga belajar mengaji dan melaksanakan sholat.

Lindsey juga berharap bisa menyelesaikan studinya pada 2016. Dia juga berkeinginan untuk bisa segera menjadi seorang ibu, dan tidak memandang bahwa seorang ibu yang tinggal di rumah sebagai suatu masalah, sebagaimana dilansir oleh The Nation, Selasa (30/9/2014).

(ameera/arrahmah.com)

Masjid Taman Surga di daerah rawan aqidah

Posted: 30 Sep 2014 06:21 AM PDT

Masjid Taman Surga di Desa Cileleuy Kec. Cigugur Kuningan, Jawa Barat.

KUNINGAN (Arrahmah.com) - Yayasan Masjid Nusantara (YMN) mendirikan Masjid Taman Surga di Desa Cileleuy Kec. Cigugur Kuningan, Jawa Barat yang disinyalir rawan aqidah. Apalagi untuk beribadah di masjid, masyarakat di daerah tersebut harus berjalan cukup jauh.

"Alhamdulillah YMN bersinergi dengan RZ mendirkan masjid di Blok Manis ini. Semoga masjid ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga, mulai untuk shalat, taklim, hingga berbagai kegiatan kemasyarakatan," ungkap Direktur YMN Muhammad Sobirin dalam acara peluncuran Masjid Taman Surga di Desa Cileleuy Kuningan, Selasa (30/9/2014).

Pendirian masjid ini disambut baik oleh masyarakat Cileleuy. Sebab masjid yang berdiri di atas tanah wakaf ini sudah dinantikan sejak lama oleh warga. "Kami bersyukur karena sekarang masyarakat di sini tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk ke masjid. Insya Allah masjid ini akan sangat bermanfaat dan akan makmur," kata Camat Cigugur, Beni Prihayatno, S.Sos.

Masjid Taman Surga di Kuningan ini merupakan masjid ke-21 yang dibangun oleh YMN dan merupakan hasil donasi wakaf dari para donatur. Selain mendirikan masjid, YMN juga sudah melakukan renovasi pada 148 masjid di indonesia. Termasuk masjid yang rusak akibat bencana alam.

"YMN juga pernah mendirikan masjid di Gaza. Dan kami ingin sekali membangun lagi masjid di sana karena kabarnya ada 200 masjid yang rusak parah di sana. Oleh karenanya kami mengajak segenap masyarakan untuk bersinergi membangun masjid di daerah yang memerlukan, sehingga mudah-mudahan Allah bangunkan rumah untuk kita di surga kelak," kata Sobirin. (azm/arrahmah.com)

Mujahidin AQAP melancarkan 4 serangan terpisah, menewaskan lebih dari 20 pemberontak Syiah Houtsi

Posted: 30 Sep 2014 03:30 AM PDT

AR-AQAP3

YAMAN (Arrahmah.com) - Mujahidin Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda di Arabian Peninsula (AQAP) menyatakan bertanggung jawab atas empat serangan terpisah yang menargetkan militer boneka Yaman dan pemberontak Syiah Houtsi, yang baru-baru ini telah menguasai sebagian besar ibukota Sana'a. Serangan-serangan tersebut dilancarkan di Shabwa, Marib, dan provinsi Baydha dan mengakibatkan kematian lebih dari 20 musuh, lansir LWJ.

Serangan awal AQAP dilancarkan pada Ahad (28/9/2014) menargetkan tentara boneka Yaman saat mereka mengendarai truk bermuatan logistik sepanjang jalan yang menghubungkan kota-kota Gol Al-Raydah dan Rudhoum di wilayah Mayfa'a provinsi Shabwa.

Menurut pernyataan AQAP, para pejuang mereka melaju bersama truk itu sebelum melancarkan tembakan senapan mesin pada delapan tentara boneka Yaman di lokasi. AQAP menyatakan bahwa lima tentara boneka Yaman tewas dan tiga lainnya luka-luka akibat serangan tersebut.

Selain itu, pernyataan AQAP juga menyampaikan bahwa serangan kelompok pada personil militer dan fasilitas tentara boneka Yaman di wilayah Mayfa'a Shabwa telah merenggut nyawa lebih dari 50 tentara boneka Yaman dalam waktu sekitar satu bulan.

Serangan awal AQAP pada Ahad (28/9) secara khusus menargetkan pemberontak Syiah Houtsi yang telah mengkonsolidasikan kekuasaan mereka di Sana'a selama lebih dari seminggu. AQAP telah menyerukan perang terbuka terhadap para pemberontak Houtsi.

Serangan kedua pada hari itu berlangsung sepanjang sore hari di wilayah Majzar Marib, ketika seorang Mujahidin AQAP melancarkan serangan syahid menggunakan bom mobil yang menargetkan Rumah Sakit Al-Jafra yang diduduki pemberontak Syiah Houtsi.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Twitter oleh sebuah akun yang berafiliasi dengan AQAP, kelompok jihad ini menyatakan bertanggung jawab atas serangan di Marib dan mengidentifikasi mujahid yang melancarkan operasi istisyadiyah sebagai Abu Jandal Al-Sana'ani -semoga Allah menerimanya sebagai syuhada-.

Pernyataan itu mengatakan bahwa Rumah Sakit Al-Jafra menjadi sasaran operasi karena Syiah "Houtsi telah mengubahnya menjadi markas bagi mereka, di mana sebelumnya fasilitas itu dimanfaatkan untuk kepentingan untuk umat Islam di wilayah ini."

Pernyataan itu melanjutkan, "Penargetan mujahidin terhadap pertemuan [Syiah] Houtsi di titik-titik Al-Jafra karena digunakan untuk kepentingan strategis bagi [Houtsi]," yang diduga menggunakan rumah sakit itu sebagai titik pertemuan bagi para pemberontak di wilayah tersebut.

Pernyataan AQAP, serta liputan media-media lokal, menegaskan bahwa puluhan Syiah Houtsi tewas dan terluka dalam serangan Marib. AQAP juga menyatakan bahwa pemberontak Houtsi menderita kerugian material dari operasi istisyadiyah, termasuk penghancuran empat truk, tiga kendaraan lapis baja, dan dua kendaraan militer lapis baja.

Pada Ahad (28/9) malam, AQAP terus menargetkan pemberontak Syiah Houtsi dengan melakukan penyergapan di jalan strategis di provinsi Al-Baydha di pusat Yaman. Sebuah pernyataan AQAP mengenai serangan itu mengatakan bahwa para pejuang mereka melakukan serangan di sepanjang jalan yang menghubungkan kota Baydha ke Rada'.

Pada pukul 07:00 waktu setempat, mobil Vitara merah yang membawa pemberontak Syiah Houtsi melewati lokasi penyergapan saat mereka meninggalkan Baydha di mana para pejuang AQAP kemudian "menghujani rentetan peluru" pada mobil itu "yang mengakibatkan kematian mereka yang berada di kendaraan tersebut." AQAP menyatakan bahwa enam Syiah Houtsi tewas dan bahwa kendaraan mereka dihancurkan sebelum mujahidin meninggalkan lokasi dengan aman.

Sekitar tiga jam kemudian, Mujahidin AQAP kembali melancarkan penyergapan lain di sepanjang jalan yang sama, kali ini sekitar tiga ratus meter dari pos pemeriksaan Hayd Al-Samaa yang diawaki oleh militer boneka Yaman, menurut pernyataan AQAP. Kali ini, mujahidin menghentikan kendaraan Syiah Houtsi dan melakukan identifikasi terhadap para penumpangnya untuk menargetkan Syiah Houtsi.

Pernyataan AQAP mengatakan bahwa para pejuang mereka telah menewaskan sebagian besar Syiah Houtsi di dalam kendaraan itu sebelum pengemudi melesat hingga menjatuhkan kendaraan yang dikemudikannya dari tebing dan menewaskan mereka yang tersisa. Akibatnya, Mujahidin AQAP mengatakan bahwa "kami tidak bisa menghitung jumlah mereka [yang tewas] secara akurat."

Gambar berikut merupakan operasi penyergapan pertama AQAP di Baydha yang dipublikasikan melalui akun Twitter yang berafiliasi dengan AQAP:

aqap111 aqap112

(banan/arrahmah.com)

Tentara "Israel" tangkap seorang professor asal Perancis atas tuduhan menyebarkan ide-ide pro-Hamas

Posted: 30 Sep 2014 02:01 AM PDT

warga perancis pro hamas

NABLUS (Arrahmah.com) - Pasukan pendudukan "Israel" beberapa minggu lalu menculik seorang profesor hukum berkewarganegaraan Palestina-Perancis Ra'ed Abu Badwiya dari rumahnya di kota Nablus, kantor berita AFP melaporkan, Senin (29/9/2014).

Pasukan pendudukan "Israel" menangkap Ra'ed Abu Badwiya, (41), karena dicurigai menyebarkan pandangan pro-Hamas di kalangan mahasiswa di universitas nasional An-Najah di kota Nablus.

Istri Abu Badwiya mengajukan banding kepada pemerintah Perancis untuk segera turun tangan dan menekan "Israel" untuk melepaskan suaminya, terutama karena suaminya adalah warga negara Perancis.

"Suami saya memiliki kewarganegaraan Perancis dan Perancis adalah negara hukum, jadi seharusnya tidak menerima penahanan salah satu warganya di "Israel", yang mencemooh hukum dan perjanjian internasional," kata sang istri.

(ameera/arrahmah.com)

Usulan pelarangan niqab memicu kemarahan Muslim Australia

Posted: 30 Sep 2014 12:45 AM PDT

niqab

TASMANIA (Arrahmah.com) - Upaya seorang senator Tasmania untuk melarang niqab bagi Muslimah telah banyak dikritik oleh Muslim Australia dan pejabat negara yang menganggap hal tersebut tidak konstitusional, sebagaimana dilansir oleh onislam.net, Senin (29/9/2014).

Senator Jacqui Lambie dari Palmer Partai Persatuan (PUP) telah menyerukan penyusunan undang-undang untuk melarang burqa di tempat umum.

Lambie, yang berpendapat bahwa niqab termasuk ke dalam kategori "pakaian keagamaan yang menyembunyikan identitas", berencana untuk mengajukan rancangan undang-undang itu ke Senat pekan ini.

"Kebutuhan terhadap undang-undang ini sangat mendesak sekarang, karena kami secara resmi berperang melawan ekstrimis," kata Senator Lambie.

Menurut hukum yang diusulkan oleh Lambie ini, mengenakan niqab tidak akan diizinkan, akan tetapi kerudung dan pakaian Muslimah diperbolehkan.

Namun, senator itu menegaskan bahwa RUU tidak anti-Islam atau rasis.

"Jika Anda ingin hidup di bawah hukum yang berbeda, menyembunyikan identitas Anda di depan umum dan menjadi bagian dari gerakan yang memperlakukan wanita seperti warga negara kelas dua, maka silakan tinggalkan [negara] kami dengan damai dan pergilah ke negara di mana perilaku semacam itu diterima," kata sang senator.

Menanggapi RUU pelarangan niqab tersebut, Muslim Tasmania mengatakan bahwa upaya untuk melarang niqab adalah "berusaha untuk memperbaiki masalah yang tidak ada".

"Lambie mungkin memiliki niat baik tetapi terlampau berlebih-lebihan," kata juru bicara Asosiasi Mahasiswa Muslim Launceston, Abdul Majeed

"Dari komunitas Muslim Tasmania, saya bisa menghitung jumlah orang yang memakai burqa atau niqab dengan jari tangan."

Mencoba menggalang dukungan dari tiga anggota Koalisi backbench, Lambie tidak bisa mendapatkan persetujuan dari pemimpin PUP Clive Palmer yang menentang usulannya tersebut.

Muslim, yang telah berada di Australia selama lebih dari 200 tahun, membentuk 1,7 persen dari populasi Australia yang berjumlah sekitar 20 juta.

(ameera/arrahmah.com)

Lagi, Australia menangkap seorang Muslim dengan tuduhan pendanaan terhadap kelompok "teroris"

Posted: 30 Sep 2014 12:20 AM PDT

Polisi kafir Australia saat melakukan penggerebekan di pinggiran Melbourne.  (Foto : Reuters)

CANBERRA (Arrahmah.com) - Seorang pria Muslim ditangkap dalam penggerebekan "kontra-terorisme" yang kembali dilakukan oleh polisi kafir Australia pada Selasa (30/9/2014), di mana polisi menuduhnya telah mendanai "militan" di Suriah yang saat ini
diperangi oleh negara penjajah AS dan sekutunya termasuk negara-negara Arab.

Penangkapan terjadi beberapa hari setelah seorang remaja Australia ditembak mati di sebuah kantor polisi di Melbourne dengan dalih bahwa pemuda tersebut menikam dua petugas polisi.

"Seorang pria berusia 23 tahun, akan dikenakan tuduhan sengaja memberikan dana untuk organisasi 'teroris'," ujar asisten komisaris polisi federl Australia, Neil Gaughan seperti dilaporkan Al Arabiya.

Gaughan mengklaim pria tersebut mentransfer sekitar 10.500 USD untuk warga negara AS yang melakukan perjalanan ke Suriah untuk berperang.

Dia menambahkan bahwa penangkapan dipicu oleh keyakinan bahwa orang tersebut tengah "mempersiapkan" untuk mengirim lebih banyak dana.

Polisi menegaskan tidak ada informasi intelijen yang menunjukkan bahwa korban tangkap terlibat dalam perencanaan serangan di Australia.

Saat ini Canberra tengah memperketat keamanan terkait konflik di Suriah dan Irak. Mereka mengatakan lebih dari 60 warganya sudah terlibat dalam perang di kedua negara tersebut sementara sekitar 100 orang yang berada di Australia mendukung para "militan" di Suriah dan Irak.

Operasi yang dilancarkan pada Selasa (30/9) melibatkan lebih dari 100 polisi yang menyerbu tujuh lokasi di pinggiran kota Melbourne. (haninmazaya/arrahmah.com)