Arrahmah.Com |
- Innalillahi, Saudi berikan bantuan kepada PBB sebesar 100 juta USD untuk memerangi "terorisme"
- 900 warga Perancis berjihad di Irak dan Suriah, Allahu Akbar!
- Pembelaan Malaysia terhadap kaum Muslimin, lihat upayanya, jangan musuhi bangsanya
- "Israel" menahan 60 warga Palestina di Al-Quds
- Alhamdulillah, 458 pengungsi Suriah diterima pasukan perbatasan Jordania
- AS kembali kerahkan 130 personel militer ke Irak
- 37 relawan Bulan Sabit Merah syahid (insyaa Allah) oleh kebiadaban rezim Assad
- Mujahidin IIA tewaskan 19 milisi Arbaki di Kunduz
- Kisah Ustadz M. Thalib tentang perempuan Syiah bercadar yang menjadi copet dan pelacur
- Cina kembali penjarakan 25 Muslim Uighur di Xinjiang
Innalillahi, Saudi berikan bantuan kepada PBB sebesar 100 juta USD untuk memerangi "terorisme" Posted: 13 Aug 2014 05:02 PM PDT RIYADH (Arrahmah.com) - Arab Saudi pada Rabu (13/8/2014) menyumbangkan 100 juta USD kepada Pusat Kontra-"terorisme" PBB (UNCCT) untuk membantu memerangi "terorisme". "Terorisme adalah kejahatan yang harus diberantas dari dunia melalui upaya-upaya internasional," klaim Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat, Adel al-Jubeir dalam upacara di PBB yang juga dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon, seperti dilansir Al Arabiya. "UNCCT adalah satu-satunya pusat di dunia yang memiliki legitimasi untuk memerangi 'terorisme'," tambahnya. Al-Jubeir bersama dengan duta besar Saudi untuk PBB, Abdullah Al-Mouallimi mengatakan bahwa UNCCT memerangi berbagai pemikiran yang berdiri di belakang "terorisme". Al-Jubeir menyatakan bahwa Riyadh berada di garis depan perang melawan "terorisme", yang sejatinya merupakan perang melawan kelompok Mujahidin yang berjuang menegakkan Islam di bumi Allah. "Kerajaan memberikan bantuan untuk negara-negara di dalam dan luar kawasan untuk membantu memerangi 'terorisme'," ujar Al-Mouallimi. Amerika Serikat, Jerman dan Inggris juga telah menyumbangkan sejumlah dana untuk menjalankan UNCCT. Berbicara kepada Al Arabiya, Mohammed Abou Rumman, seorang peneliti kelompok-kelompok Islam yang berbasis di Amman memperkirakan bahwa bantuan tersebut akan digunakan untuk menghasilkan "upaya yang lebih besar" dalam mempelajari sifak kelompok-kelompok ini di samping mencari cara untuk menangani organisasi "ekstrimis". (haninmazaya/arrahmah.com) |
900 warga Perancis berjihad di Irak dan Suriah, Allahu Akbar! Posted: 13 Aug 2014 04:34 PM PDT PARIS (Arrahmah.com) - Pejabat tinggi keamanan Perancis mengatakan hampir 900 warga Perancis telah pergi ke medan pertempuran di Timur Tengah dan beberapa telah bergabung dengan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS). Meskipun berbagai upaya dilakukan untuk mencegah warga Perancis dari bergabung dengan kelompok Mujahidin, angka yang diberikan oleh Menteri Dalam Negeri, Bernard Cazeneuve pada Rabu (13/8/2014) menunjukkan jumlah pemuda Muslim Perancis yang terjun ke medan Jihad terus meningkat. "Ada hampir 900 orang dari Perancis yang merupakan bagian dari fenomena ini, baik dalam teater operasi di Suriah atau Irak. Mungkin ada beberapa di Irak karena ISIS yang merekrut mereka, membawa mereka ke tempat-tempat di mana ia terlibat dalam pertempuran," klaim Cazeneuve kepada radio France Info, seperti dilaporkan Al Arabiya. Para pejabat kafir Eropa sangat khawatir, pemuda Muslim yang terjun ke medan Jihad Suriah akan kembali dan membawa "dampak buruk" terhadap tanah air mereka. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Pembelaan Malaysia terhadap kaum Muslimin, lihat upayanya, jangan musuhi bangsanya Posted: 13 Aug 2014 08:35 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Mengutip pemberitaan MEMO, pada Selasa (12/8/2014), pembelaan Malaysia terhadap kaum Muslimin yang tertindas kaum kuffar semakin meluas. Hal tersebut memicu reaksi positif, sekaligus reaksi miring dalam beberapa media sosial selama dua pekan ini, sebagaimana banyaknya publikasi kebencian dan saling hujat atas aksi bangsa Malaysia yang tersebar pada beberapa media sosial, seperti Facebook dan Twitter saat ini. Pekan lalu, Menteri Pertanian dan Agro Industri Malaysia, Ismail Sabri, telah mengumumkan bahwa ia tengah memboikot bank HSBC dengan membatalkan kartu kredit sebagai responnya terhadap insiden penutupan rekening bank seorang aktivis pro-Palestina di Inggris. Sang menteri memposting fotonya sat memotong kartu kredit disamping surat yang ia tulis kepada CEO bank di halaman Facebook-nya. Kini Malaysia juga memboikot McDonald di seluruh negaranya, setelah aktivis pro-Palestina menyerukan untuk memboikot rantai makanan cepat saji di seluruh Malaysia dalam menanggapi dukungan perusahaan itu kepada "Israel" selama kampanye militernya di Gaza. Sesuai tujuan pemboikotan, seorang pemilik dua waralaba McDonald, Syed Hussain Tuan Embong, melaporkan bahwa omzet bisnisnya turun sebesar 80 persen. Embong mengatakan kepada koran Malaysia, Sinar Harian, bahkan pekerja di perusahaan waralabanya ingin berhenti dari pekerjaan mereka. Dalam menanggapi seruan boikot nasional itu, McDonald Malaysia merilis sebuah iklan yang mengatakan bahwa perusahaannya tidak menyalurkan keuntungannya untuk mendukung kampanye politik atau yang berkaitan dengan konflik di dunia. Saat ini McDonald Malaysia mempekerjakan 12.000 staf yang 85 persen adalah Muslim. Demikianlah negara tetangga kita, saat negara-negara lain, termasuk Pemerintah Indonesia tidak menerima pengungsi Rohingya yang dibantai pemerintah Burma, Malaysia juga menerima para pengungsi Rohingya dan merawat mereka. Sekarang dalam hal boikot, baik pemerintahnya, juga rakyatnya, bersatu padu memboikot produk-produk pro-"Israel". Sayangnya, ada saja sebagian kaum muslimin di kedua negara yg terjebak dalam adu domba orang kafir sehingga beberapa waktu lalu saling menghujat telah memanas di dunia maya, sebagaimana dipublikasikan dalam komentar seorang pengguna Facebook pada Rabu (13/8). Mari apresiasi upaya Malaysia dalam membela saudara-saudara Muslim kita yang terdzolimi musuh yang keji. Sudah saatnya para pengguna media sosial dan seluruh masyarakat pada umumnya bersatu melawan tirani, tanpa melihat perbedaan kebangsaan. Terlebih, kita adalah Muslim, jika salah satu anggota kaum Muslimin teraniaya, maka sudah sepantasnyalah kita membantunya. Waallafa bayna quluubihim. (adibahasan/arrahmah.com) |
"Israel" menahan 60 warga Palestina di Al-Quds Posted: 13 Aug 2014 08:25 AM PDT AL-QUDS (Arrahmah.com) - Pasukan penjajah "Israel" kembali melakukan penahanan besar-besaran terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur (Al-Quds), baru-baru ini sebanyak 60 warga Palestina ditangkap tanpa alasan yang benar. Puluhan warga Palestina itu ditangkap di beberapa distrik di Al-Quds atas dalih berpartisipasi dalam protes solidaritas untuk Jalur Gaza yang dibombardir "Israel" dan atas tuduhan melemparkan batu-batu dan bom molotov ke arah para tentara "Israel" dan para pemukim Yahudi, sebagaimana dilansir World Bulletin. "Kampanye [Penangkapan] ini mencakup Silwan, Issawiya, Al-Tur, Sawana, Shuafat dan Kota Tua," kata Naser Qous, direktur Lembaga Tahanan Palestina di Yerusalem, kepada Anadolu Agency. Qous mengatakan bahwa "Israel" menggunakan kekuatan yang berlebihan dan menembakkan peluru-peluru karet dan gas air mata, sedikitnya 28 orang terluka. "Mereka mendobrak pintu tanpa peringatan, menahan putera saya dan mengobrak-abrik rumah," katanya. "Mereka menghancurkan perabotan rumah tangga dan menembakkan gas air mata di luar rumah sebelum pergi," tambahnya. Sementara itu, tentara "Israel" juga menahan 12 warga Palestina di Tepi Barat, di antaranya dilaporkan sebagai anggota Hamas. (siraaj/arrahmah.com) |
Alhamdulillah, 458 pengungsi Suriah diterima pasukan perbatasan Jordania Posted: 13 Aug 2014 07:56 AM PDT AMMAN (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, penjaga perbatasan menerima 458 pengungsi Suriah yang telah menyeberang ke Kerajaan Jordania selama empat hari terakhir melalui titik perbatasan yang berbeda, termasuk 38 orang yang terluka, sebagaimana dilaporkan Jordan Times, Senin (11/8/2014). Tim medis militer di perbatasan memberikan pertolongan pertama untuk pengungsi yang terluka dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat. (adibahasan/arrahmah.com) |
AS kembali kerahkan 130 personel militer ke Irak Posted: 13 Aug 2014 07:53 AM PDT BAGHDAD (Arrahmah.com) - Amerika Serikat kembali mengirim sebanyak 130 personel militer tambahan ke Irak, dalam apa yang Pentagon gambarkan sebagai misi sementara untuk menilai lingkup krisis kemanusiaan yang dihadapi oleh ribuan pengungsi yang terjebak di pegunungan Sinjar. Terkait dengan pengiriman tentara ke Irak oleh AS, Menteri Pertahanan Chuck Hagel, pada Selasa (12/8), mengatakan "Ini bukan pasukan tempur seperti pada operasi darat." Seorang pejabat pertahanan yang lain, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa pasukan tambahan yang dikirim itu merupakan tentara angkatan laut dan pasukan operasi khusus. Mereka ditugaskan untuk menilai situasi di wilayah Sinjar dan mengembangkan opsi bantuan kemanusiaan tambahan di luar upaya AS saat ini. Masoud Barzani, pemimpin Kurdi Irak, Ahad (10/8) meminta bantuan senjata dari masyarakat internasional untuk membantu memerangi kelompok Negara Islam. Para diplomat mengatakan bahwa beberapa negara Uni Eropa menentang pengiriman senjata, tetapi mereka tidak bisa mencegah negara-negara lain untuk melakukannya, jika mereka mau mengirimkan senjata. Di antara negara-negara yang mendukung untuk memasok senjata ke Irak adalah Perancis, Italia dan Republik Ceko, kata para diplomat itu. (ameera/arrahmah.com) |
37 relawan Bulan Sabit Merah syahid (insyaa Allah) oleh kebiadaban rezim Assad Posted: 13 Aug 2014 03:38 AM PDT SURIAH (Arrahmah.com) - Sebanyak 37 relawan Gerakan Bulan Sabit Merah (IRC) etnis Arab-Suriah syahid sejak perang Suriah dimulai, sebagaimana dilaporkan IRC pada akun resminya pada Facebook, Selasa (12/8/2014). Kebanyakan dari mereka syahid (insyaa Alah) atau ditangkap ketika sedang menyalurkan bantuan atau sedang mengevakuasi korban kekejaman rezim Assad. Sungguh biadab, padahal mereka adalah para pejuang kemanusiaan yang datang membantu dengan jalan yang damai. Hingga saat ini, banyak pemuda tergabung dalam Palang Merah Internasional dan relawan Gerakan Bulan Sabit Merah. Banyak yang mempertaruhkan kehidupan mereka setiap hari untuk membantu menyelamatkan kehidupan orang lain - seperti yang ada di Suriah, Gaza, wilayah pendudukan "Israel", Sierra Leone, Guinea, Libya, Irak dan dalam banyak komunitas yang lebih menderita di seluruh dunia. Sejak kemarin (12/8), pada Hari Pemuda Internasional, sampai Hari Kemanusiaan Dunia berikutnya pada 19 Agustus, IRC mengajak masyarakat dunia untuk kembali "memerah" dan menyerukan perlindungan relawan dan pekerja kemanusiaan di seluruh dunia. (adibahasan/arrahmah.com) |
Mujahidin IIA tewaskan 19 milisi Arbaki di Kunduz Posted: 13 Aug 2014 03:26 AM PDT KUNDUZ (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban terlibat pertempuran dengan pasukan milisi Arbaki dan polisi di sebuah distrik di provinsi Kunar, menurut laporan Al-Emarah News. Laporan mengatakan bahwa pertempuran itu terjadi pada Senin (11/8/2014) pagi di distrik Nari yang diawali dengan penyerangan Mujahidin terhadap pos-pos pasukan musuh. Dalam pertempuran tersebut setidaknya 19 milisi Arbaki dan polisi rezim boneka tewas dan sejumlah lainnya luka-luka. Sedangkan seoarang di antara unit Mujahidin gugur syahid (semoga Allah menerimanya) dalam baku tembak dengan musuh. Sementara itu Mujahidin melucuti dua pos militer milik musuh dan menyita senjata dan amunisi di dalamnya di samping menahan dua anggota Arbaki. (siraaj/arrahmah.com) |
Kisah Ustadz M. Thalib tentang perempuan Syiah bercadar yang menjadi copet dan pelacur Posted: 13 Aug 2014 03:00 AM PDT PAMULANG (Arrahmah.com) - Saat acara Konferensi Pers terkait isu aktual Daulah Al Baghdadi atau populer di media umum disebut ISIS di Markaz LPW Jabodetabek Majelis Mujahidin, Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (9/8/2014), Al Ustadz Muhammad Thalib Al Yamani menyampaikan sekelumit kisah perjalanannya saat menuju bumi jihad Suriah. Kata Amir Majelis Mujahidin Ustadz Thalib, ketika rombongan pimpinan pengurus Majelis Mujahidin sampai di Ankara, Turki serorang recepsinist hotel mengatakan begini, "Hati-hati di sini!" Spontan Ustadz Thalib yang di kalangan Majelis Mujahidin biasa disapa Syekh ini bertanya, "Hati-hati soal apa?" "Tukang copetnya itu (di sini-red) perempuan bercadar" ucap sang recepsionist. "Loh kenapa begitu?" samber Syekh ingin tahu. "Ini adalah perempuan-perempuan Syiah yang dikirim dari Llibanon dan Iran untuk mengacau Turki, dengan memperbanyak tukang copet dan mereka ini juga menjadi pelacur untuk merusak para pemuda Turki," ungkap sang recepsionist kepada Syekh. "Inilah cara Syiah merusak kaum Muslimin," komentar Syekh spontan. Usai mendengar ungkapan sang recepsionit itu, Syekh juga teringat sejarah yang mirip seperti itu, yakni saat Inggris perang melawan Yordania dan Libanon tahun 1921. Syekh mengungkapkan saat itu strategi yang dilakukan Inggris adalah mengirim perempuan-perempuan untuk menjadi pelacur di Yordania dan Libanon. "Strategi Inggeris mengirim perempuan-perempuan untuk menjadi pelacur di Yordan, sekarang ditiru oleh Iran," kata laki-laki yang waktu mudanya hobi berkelahi ini. Turki, kata Syekh, dikenal sebagai negara anti Syiah yang sangat kuat seperti Malaysia. Karena itu sangat sulit untuk menembus Turki. Maka upaya yang dilakukan Syiah untuk merusak kaum Muslimin adalah, "Dikirimlah pelacur-pelacur itu, pakai cadar," kata Syekh. Di akhir kisahnya, Ustadz Thalib juga menantang para hadirin yang tidak mempercayai ceritanya ini, dia berucap "Kalau Anda gak percaya, nanti Anda pergi bersama saya ke Turki, tapi Anda yang mendanai," spontan disambut ger wartawan dan hadirin peserta konpers.(azm/arrahmah.com) |
Cina kembali penjarakan 25 Muslim Uighur di Xinjiang Posted: 13 Aug 2014 02:00 AM PDT XINJIANG (Arrahmah.com) - Sebuah pengadilan di wilayah barat Cina, Xinjiang (Turkestan Timur), telah menjatuhkan hukuman terhadap 25 Muslim Uighur dengan hukuman penjara antara tiga tahun hingga seumur hidup atas "pelanggaran yang berkaitan dengan teror", kata media pemerintah, Selasa (12/8/2014), saat pemerintah berupaya meredam lonjakan kekerasan yang berlangsung di wilayah itu, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin. Cina telah menyalahkan Muslim Uighur atas serangan-serangan di wilayah tersebut, tempat tinggal bagi masyarakat Muslim Uighur, yang dikatakan ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang disebut Turkestan Timur. Pejabat Pengadilan mengatakan kepada surat kabar harian milik pemerintah bahwa sebanyak 25 orang itu dinyatakan bersalah atas tuduhan terkait dengan keterlibatan mereka dalam organisasi, memimpin atau berpartisipasi dalam kelompok-kelompok teror di Xinjiang. Dilihat dari nama-nama mereka, keseluruhan dari 25 orang tersebut adalah warga Muslim Uighur. Surat kabar itu mengatakan bahwa mereka ingin mendirikan sebuah kelompok keagamaan "ilegal" yang menyerukan "jihad dan ideologi ekstremis lainnya." Salah satu kelompok bertanggung jawab untuk membeli pisau dan alat peledak dan merencanakan serangan terhadap pos polisi dan pejabat pemerintah, tuduh surat kabar itu. Kelompok yang lain bertanggung jawab untuk mengumpulkan dana untuk perang suci mereka atau membantu para buronan melarikan diri dari peradilan, tambahnya. Ratusan orang telah tewas dalam kekerasan di Xinjiang dalam dua tahun terakhir, dan dalam beberapa minggu terakhir puluhan orang telah dipenjara. Kelompok Uighur dan aktivis hak asasi manusia mengatakan bahwa kebijakan pemerintah yang represif di Xinjiang, termasuk kontrol yang berlebihan terhadap Islam, yang telah memicu kerusuhan itu. "Di bawah penindasan pemerintah Cina, tidak mungkin bagi warga Uighur untuk memperoleh bantuan hukum yang adil," kata Dilxat Raxit, juru bicara kelompok Kongres Uighur Dunia. "Tuduhan Cina dan hukuman yang ketat dinilai kurang transparan dan digunakan untuk tujuan politik, tambah Raxit, dalam komentar email. (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |