Ahrar al-Sham Tegaskan Tidak Ikut Pembicaraan Damai di Astana

Gerakan Ahrar Al-Sham, salah satu kelompok tempur utama oposisi Suriah yang beroperasi terutama di utara negara itu, menyatakan hari Rabu (18/1/2017) bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pembicaraan damai yang akan berlangsung pada 23 Januari di ibukota Kazakhstan, Astana.



Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh gerakan itu dan dipublikasikan di akun media sosial mereka, Ahar Al-Sham mengatakan bahwa hal mereka tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan Astana karena berbagai alasan. Alasan yang paling penting adalah kurangnya pelaksanaan gencatan senjata, yang ditengahi dan dinyatakan oleh Turki dan Rusia pada tanggal 30 Desember, dan kampanye pemboman biadab dan tanpa pandang bulu yang rezim teroris Assad dan Syi'ah Hizbullata telah luncurkan pada lembah Wadi Barada, di barat Damaskus.

Ahrar al-Sham mengatakan bahwa dengan mengambil posisi ini, mereka tidak akan mengizinkan konfrontasi berlangsung antara faksi-faksi oposisi yang pro atau anti pembicaraan Astana.

Faksi militer oposisi Suriah pekan lalu menggelar serangkaian pertemuan konsultatif di ibukota Turki Ankara untuk membahas partisipasi dalam pembicaraan Astana. Sembilan kelompok pejuang oposisi yang didominasi faksi afiliasi FSA memutuskan untuk berpartisipasi dalam pembicaraan. Mereka adalah: Liwaa al-Sham, Liwaa Sultan Murad, Jabhat Shamiyyah, Jaish al-Ezzeh, Jaish al-Nasr, Divisi Pantai Pertama, Liwaa Fastaqim, Liwaa Syuhada al-Islam dan Jaish al-Islam. Kelompok itu juga memilih anggota senior dalam kelompok Jaish al-Islam Muhammad Alloush sebagai kepala delegasi oposisi Suriah untuk pembicaraan Astana.