Sumber lapangan di Aleppo mengungkapkan kepada Zaman Alwasl bahwa aliansi Mujahidin Jaisyul Fath dan Fatah Halab di Aleppo telah menyelesaikan persiapan mereka untuk membebaskan kota Aleppo sepenuhnya dan mendorong keluar pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad.
Abu Jumah Akidi, seorang pemimpin di Jaisyul Islam mengatakan bahwa Jaisyul Fath dan Fatah Halab sangat dekat dengan persetujuan epik utama Aleppo, termasuk bergabungnya pasukan dengan kapasitas pejuang yang melebihi 20.000 orang setelah pertemuan selama beberapa hari terakhir, lansir Zaman Alwasl pada Senin (18/7/2016).
Dia menambahkan dengan jumlah tersebut “kami bisa memulai dengan front lebih panjang, mungkin sekitar 20 kilometer”.
Akidi mengklarifikasi kepada Zaman Alwasl: “Pertempuran Aleppo ini membutuhkan 6 tahap dimulai dengan membuka rute aman ke pusat kota Aleppo dari selatan dan utaran dan tahap paling penting adalah serangan dari sisi barat dan pengepungan akademi militer dan daerah Ramouse yang dianggap sebagai salah satu benteng rezim dan istana yang paling penting yang meluas sampai Muateh, Al-Sharfet, dan jalan Al-Sheikh Saeed, dan sisanya dari tahap akan terungkap setelah dimulainya pertempuran.”
Dia menegaskan bahwa faksi-faksi pejuang telah memiliki senjata dan sumber daya manusia untuk membebaskan Aleppo jika mereka menghindari perpecahan dan egoisme seperti yang terjadi di masa lalu. Dia menekankan pertempuran besar Aleppo ini tidak akan dimulai tanpa persetujuan lengkap dari Fatah Halab dan Jaisyul Fath.
Mengenai kemungkinan resistensi, Akidi mengatakan: “Rezim saat ini mengkonsentrasikan semua pasukannya dalam satu atau dua front dan kami melihat bahwa ketika mereka melancarkan serangan di provinsi, rezim berhenti bekerja pada bidang di provinsi lain, karena tidak cukupnya pasukan. Pasukan rezim telah tersebar karena kerugian besar yang mereka alami di periode terakhir di pedesaan selatan Aleppo.”
Ada rasa takut di dalam tubuh rezim berdasarkan apa yang kami amati, tambahnya.
“Saya yakin rezim masih memiliki mekanisme dan peralatan dan dapat memberikan tembakan artileri, tetapi tidak memiliki kualitas dan kontras dengan pejuang Suriah yang berjuang berdasarkan keyakinan dan dengan tujuan. Mungkin pasukan rezim akan menahan serangan di tahap pertama saja dan di seluruh tahap itu pasti akan runtuh, setelah runtuhnya lini pertahanan pertama karena pekerjaan akan berada di dalam kota. Ini akan menjadi pertempuran jalanan dan tembakan artileri berat dari pesawat tempur tidak akan mempengaruhi seperti ketika berada di front terbuka.”
Terlebih lagi beberapa waktu lalu terjadi ledakan di pabrik persenjataan rezim di Al-Safira dan kehancurkan total di sana yang menjadi kejutan besar bagi rezim dan itu akan mempengaruhi kemampuan pertahanan di Aleppo, terutama karena pabrik tersebut memproduksi bom barel, ranjau laut dan berbagai jenis amunisi, ungkap Akidi.
Sumber juga mengungkapkan bahwa aliansi berencana untuk memulai serangan dan pertempuran akan terjadi di sejumlah sumbu melalui serangkaian tahapan dan dengan organisasi militer.
Abu Jumah Akidi, seorang pemimpin di Jaisyul Islam mengatakan bahwa Jaisyul Fath dan Fatah Halab sangat dekat dengan persetujuan epik utama Aleppo, termasuk bergabungnya pasukan dengan kapasitas pejuang yang melebihi 20.000 orang setelah pertemuan selama beberapa hari terakhir, lansir Zaman Alwasl pada Senin (18/7/2016).
Dia menambahkan dengan jumlah tersebut “kami bisa memulai dengan front lebih panjang, mungkin sekitar 20 kilometer”.
Akidi mengklarifikasi kepada Zaman Alwasl: “Pertempuran Aleppo ini membutuhkan 6 tahap dimulai dengan membuka rute aman ke pusat kota Aleppo dari selatan dan utaran dan tahap paling penting adalah serangan dari sisi barat dan pengepungan akademi militer dan daerah Ramouse yang dianggap sebagai salah satu benteng rezim dan istana yang paling penting yang meluas sampai Muateh, Al-Sharfet, dan jalan Al-Sheikh Saeed, dan sisanya dari tahap akan terungkap setelah dimulainya pertempuran.”
Dia menegaskan bahwa faksi-faksi pejuang telah memiliki senjata dan sumber daya manusia untuk membebaskan Aleppo jika mereka menghindari perpecahan dan egoisme seperti yang terjadi di masa lalu. Dia menekankan pertempuran besar Aleppo ini tidak akan dimulai tanpa persetujuan lengkap dari Fatah Halab dan Jaisyul Fath.
Mengenai kemungkinan resistensi, Akidi mengatakan: “Rezim saat ini mengkonsentrasikan semua pasukannya dalam satu atau dua front dan kami melihat bahwa ketika mereka melancarkan serangan di provinsi, rezim berhenti bekerja pada bidang di provinsi lain, karena tidak cukupnya pasukan. Pasukan rezim telah tersebar karena kerugian besar yang mereka alami di periode terakhir di pedesaan selatan Aleppo.”
Ada rasa takut di dalam tubuh rezim berdasarkan apa yang kami amati, tambahnya.
“Saya yakin rezim masih memiliki mekanisme dan peralatan dan dapat memberikan tembakan artileri, tetapi tidak memiliki kualitas dan kontras dengan pejuang Suriah yang berjuang berdasarkan keyakinan dan dengan tujuan. Mungkin pasukan rezim akan menahan serangan di tahap pertama saja dan di seluruh tahap itu pasti akan runtuh, setelah runtuhnya lini pertahanan pertama karena pekerjaan akan berada di dalam kota. Ini akan menjadi pertempuran jalanan dan tembakan artileri berat dari pesawat tempur tidak akan mempengaruhi seperti ketika berada di front terbuka.”
Terlebih lagi beberapa waktu lalu terjadi ledakan di pabrik persenjataan rezim di Al-Safira dan kehancurkan total di sana yang menjadi kejutan besar bagi rezim dan itu akan mempengaruhi kemampuan pertahanan di Aleppo, terutama karena pabrik tersebut memproduksi bom barel, ranjau laut dan berbagai jenis amunisi, ungkap Akidi.