Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

2015, Pemerintah stop bantuan dana kepada MUI

Posted: 13 Mar 2015 06:23 AM PDT

Wakil Sekjen MUI Amirsyah Tambunan

JAKARTA (Arrahmah.com) - Amirsyah Tambunan Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, lembaganya sudah tidak lagi mendapatkan bantuan dana dari pemerintah pada tahun anggaran 2015 ini.

"Iya, selama 2015 ini kami tidak dapat lagi (dana dari pemerintah)," ujar Amirsyah kepada Republika, Kamis (12/3). Untuk sementara, guna menanggulangi dana operasional MUI, pengurus memberdayakan dana swadaya dari masyarakat serta dana patungan antara para kiyai di MUI.

Amirsyah mengatakan, meskipun MUI tidak lagi mendapat dana dari pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla, MUI tetap mampu menyelenggarakan dua agenda besar. Pertama, acara peringatan tahun baru Hijriyah 1 Muharram pada Oktober tahun lalu di Istora Senayan Jakarta. Yang terbaru, tambah Amirsyah, MUI Kongres Umat Islam Indonesia di Yogyakarta pada Februari, lalu.

Agenda itu terselenggara atas biaya dari dana swadaya dan hasil patungan para kiyai di MUI. Meski ada terkendala biaya, agenda itu menghasilkan Risalah Yogyakarta.

"Alhamdulillah tanpa dana pemerintah MUI tetap mampu selesaikan dua agenda besar dari dana masyarakat. Alhamdulillah umat masih percaaya kepada MUI," ujar Amirsyah.

Meski tak lagi mendapat dana dari pemerintah, Amirsyah menegaskan tidak akan membuat MUI bergerak lambat dalam melakukan tugas-tugas pokoknya dalam urusan Ummat. Sebab, ia menyebut MUI adalah dari Ummat, oleh Ummat dan untuk Ummat. Mengenai ada atau tidak nya dana bantuan dari pemerintah, Amirsyah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak pimpinan dan juga pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI. (adibahasan/arrahmah.com)

Anggota ISIS pengeksekusi Mujahidin Jaisyul Islam akhirnya tewas

Posted: 13 Mar 2015 06:00 AM PDT

anggota ISIS asal Tunisia yang menyembelih Mujahidin Jaisyul Islam

DOUMA (Arrahmah.com) - Anggota ISIS pengeksekusi Mujahdin Jaisyul Islam dilaporkan telah tewas di tangan Syari'at Hizum (elemen JI). Demikian lapor Abu Sumiyyah, Mujahidin Suriah, Jum'at (13/3/2015).

"Abu Aisha al-Tunisi alias Bob Marley (IS) dibunuh Sariat Hizum (Jaisyul Islam) sebagai pembalasan atas pemenggalan salah seorang Mujahidin JI," ujar Abu Sumiyyah.

Sumber-sumber ISIS juga mengatakan bahwa anggotanya yang mencegah Mujahidin Jaisyul Islam shalat sebelum mengeksekusi telah tewas.

"Sebelum menggorok korban, Khawarij ini bilang dia mau pisau yang tumpul!
Lalu dia memukul Mujahidin JI karena minta ijin shalat. Sekarang dia telah mati," pungkas Abu Sumiyyah. Walahua'lam bish-shawwab. (adibahasan/arrahmah.com)

Ulama dan aktivis Riyadh sambut hangat Khalid Mishal

Posted: 13 Mar 2015 05:37 AM PDT

Khalid Mishal dan Raja Salman bin Abdul Azis

RIYADH (Arrahmah.com) - Sambut kepala biro politik Hamas, Khalid Mishal, para aktivis, ulama dan para netizen di Riyadh membuat hashtag pada Twitter. Demikian gambaran kumpulan komentar para ulama dan tokoh menyambut kedatangan Mishal yang sangat fenomenal itu, sebagaimana didokumentasikan Al-Khaleej Affair, Jum'at (13/3/2015) mengumpulkan beberapa komentar .

Ulama dan juga dai internasional asal Arab Saudi, Awad Al-Qarni, mengatakan, "Kami ucapkan terima kasih dan salam hormat kepada Raja Salman. Beliau telah cepat menutup lembaran yang mempermalukan rakyat Saudi saat para pemimpinnya turut dalam mengembargo Hamas."

Al-Qarni melanjutkan, "Hari ini, kita bisa katakan kepada para Zionis, matilah dengan kemarahan kalian. Harapan kalian telah sirna, Hamas tidak sendirian. Bahkan Hamas adalah duri yang akan menembus leher dan dada kalian. Kalian akan segera pergi."
Jurnalis senior asal Qatar, Abdullah Al-Athbah, berkomentar, "Saudara-saudara kita sedang menyambut Khaled Meshal di Riyadh. Riyadh adalah ibukota pengambilan keputusan di dunia Arab."

Seorang aktivis, Muhammad Al-Muthairi, menulis, "Kalau kita tidak menyambut pengalah orang-orang Yahudi ini, siapa lagi yang akan kita sambut?"

Sebelumnya, menurut Dakwatuna, banyak media yang memberitakan bahwa Raja Abdullah telah mengirimkan undangan resmi kepada Hamas untuk berkunjung ke Riyadh pada pekan lalu. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada penyataan resmi dari Hamas maupun kerajaan Saudi yang membenarkan berita tersebut. (adibahasan/arrahmah.com)

Kiprah Mujahidin dari berbagai faksi di Suriah hari ini

Posted: 13 Mar 2015 05:17 AM PDT

Mujahidin dari berbagai faksi berhasil mengantarkan 16 tentara nushairiyah ke Jahanam, Kamis (12/2) di Lattakia

ALEPPO (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, setelah memenangkan Jabal Durin dari tangan musuh kemarin, Kamis (12/3/2015), Mujahidin dari berbagai faksi jihad kembali menampakkan kiprahnya, sebagaimana dirilis media resmi masing-masing faksi, Jum'at (13/3).

1p

Jaisyul Islam melakukan operasi pengamanan, menumpas dan menahan sel tidur ISIS di selatan Ghouta.

p2

Mujahidin Harakah Syam al-Islam (Jabhah Ansharu Diin) menarget pasukan rezim di Jabal Durin dengan sniper Dushka.

p3

Front Kemerdekaan (LF) menembakkan roket ke pangkalan angkatan udara di pedesaan Handarat, Aleppo utara.

p4

Jabhah Nushrah mencegat pengiriman rokok dan memusnahkannya.

(adibahasan/arrahmah.com)

Ustadz Salim A. Fillah: Dukung dakwah Nusantara

Posted: 13 Mar 2015 04:19 AM PDT

Ustadz Salim A. Fillah dan Ustadz Felix Siauw bersama mengenakan batik penanda cinta, dua batik yang mencitakan dakwah Indonesia untuk dunia, #DukungDakwahNusantara. 

JAKARTA (Arrahmah.com) - Kebangkitan yang rendah hati, demikian tajuk buah pena Ustadz Salim A. Fiillah pada Instagram-nya, Jum'at (13/3/2015). Dengan menginisiasi penguatan gerak dakwah dan ukhuwah, ia mengingatkan kembali peluang besar Ummat Islam Indonesia untuk bersatu menjadi pembawa panji hitam dari timur, membuktikan kembali kebangkitan Islam sesuai biyarah Rasulullah ï·º. Allahu Akbar!

Kebangkitan yang Rendah Hati

Kita hidup dalam keyakinan sebagai seorang muslim lagi da'i; bahwa tiada jalan kehidupan yang lebih baik dibanding aturan Allah yang teterjemahkan dalam hidup Rasulullah dan para sahabatnya. Maka keseharian mereka berpribadi, berkeluarga, bermasyarakat, & bernegara adalah rujukan tak tergantikan.

Pula kita hidup di pekat gelap tahap perjalanan ummat; telah purna Nubuwwah, telah khatam khilafah, telah habis kerajaan yang menggigit sunnah meski juga menzhalimi ummah. Kita dalam penantian akan fajar yang hendak terbit mengawali masa gemilang yang dijanjikan Rasulullah; kembali pada khilafah yang tegak di atas minhaj nubuwwah.
Dan jelaslah pula kita hidup di sebuah negeri bernama "Indonesia"; yang warna merah benderanya tak lain adalah darah para 'ulama, santri, & muslimin Nusantara; sementara putihnya adalah hati tulus mereka dalam jihad & jubah-jubah yang mengafani jenazah syuhada'.

Maka kita menanti kejayaan itu tiba, sembari tak henti mencintai Indonesia. Maka kita yakin bahwa khilafah yang mewujudkan visi "Ustadziyatul 'Alam" seperti dirumuskan Hasan Al Banna itu akan hadir; senyampang terus berjuang untuk Indonesia seperti yang dicitakan para 'Ulama Pendiri Negeri sebenar-benar memenuhi tugas sesuai syari'at untuk Hifzhud Diin (Ketuhanan), Hifzhun Nafs (Kemanusiaan), Hifzhun Nasl (Persatuan), Hifzhul 'Aql (Permusyawaratan), & Hifzhul Maal (Keadilan Sosial).

Maka kita menagar ‪#‎DukungDakwahNusantara‬, untuk tak henti mencintai ummat di negeri ini dengan dakwah & ukhuwah; sembari berprasangka baik bahwa boleh jadi Allah memang hendak memilih kita untuk menjadi para pembawa bendera dari timur dunia Islam yang menulang-punggungi kebangkitan Islam di akhir zaman. Ia dalam bayangan kita, adalah sebuah kebangkitan yang menaburkan rahmat-Nya. Dan ia adalah sebuah kebangkitan yang rendah hati.

(adibahasan/arrahmah.com)

Para tersangka Syiah bertaubat kembali kepada Islam, Jalal cs meradang

Posted: 13 Mar 2015 02:57 AM PDT

Jalal Cs saat mengadu ke Komnas HAM

JAKARTA (Arrahmah.com) - Sebanyak 34 tersangka penganiayaan jamaah Masjid Az-Zikra menyatakan bertaubat dari ajaran Syiah. Mereka mengaku menyesal telah menyakini ajaran yang diputuskan menyimpang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, hingga melakukan kekerasan kepada kaum Muslimin Ahlussunah.

Ikrar para pengikut Syiah itu dilakukan ketika Majelis Az-Zikra dipertemukan dengan 34 tersangka pada Kamis (5/3/2015). Bahkan ketua penyerangan, Ida Bagus Handoko, ikut menyatakan penyesalannya. Kehadiran Az-Zikra ini dilakukan usai para keluarga tersangka mendatangi Arifin Ilham dan merengek meminta maaf.

Menyusul ikrat taubat pengikut Syiah ini, Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonsia (IJABI) bersama The Organization of Ahlulbayt for Social Support and Education (OASE) melakukan protes.

Divisi Hukum OASE, Ferdi Irawandi, menilai pihak Majelis Az-Zikra telah mempengaruhi keyakinan tersangka hingga menyatakan taubat dari Syiah dan kembali Ahlussunah.

"Mereka diborgol, dipengaruhi keyakinan agamanya, disuruh bertaubat dan dirukyah," kata Ferdi ditemani Jalaluddin Rakhmat (Jalal) beserta istri, Emilia Renita, di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Menteng, Kamis (12/3/2015), dikutip dari Islampos.

Sementara itu, Juru Bicara Majelis Az-Zikra, Ahmad Syuhada, menilai apa yang diucapkan Ferdi semakin menunjukkan perbedaan Syiah dengan Ahlussunah.

"Jika kelompok IJABI protes, berarti ajaran Syiah memang berbeda dengan ajaran Ahlussunah wal Jamaah," ujar Ahmad Syuhada kepada Islampos,Jum'at (13/3/2015).

Ahmad Syuhada mengatakan proses pertemuan Az-Zikra dengan tersangka berjalan dengan akrab dan ekspresif. Tangan mereka pun tak diborgol seperti dituduhkan Jalal cs.

"Kedatangan kami kesana menunjukkan kasih sayang kami. Bukti kasih sayang itu, kami tunjukkan dengan memberikan sebuah santunan bagi mereka yang memiliki keterbatasan," tutur Syuhada. (azm/arrahmah.com)

Proyek "peluk seorang Muslim" cairkan Islamofobia di Toronto

Posted: 13 Mar 2015 01:10 AM PDT

Proyek "peluk seorang Muslim" disambut positif masyarakat Kanada

TORONTO (Arrahmah.com) - Sebuah proyek sosial dilakukan 3 pelajar Muslim Toronto demi meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Ummat Islam. Kegiatan ini juga menginspirasi masyarkat New York, Jerman, Swedia, dan Norwegia. Demikian lansir WB, Jum'at (13/3/2015).

Dengan berpose sebagai orang yang ditutupi matanya, pelajar Toronto berdiri di antara 2 papan, dengan tangan terbuka. Papan petama bertuliskan, "Saya Muslim, saya dilabeli sebagai teroris, dan papan kedua bertuliskan, "Saya mempercayai anda, apakah Anda mempercayai Anda? Peluklah saya."

Alhamdulillah, proyek yang dinamai "the Blind Trust Project" ini direspon positif masyarakat. Para pejalan kaki tanpa ragu memeluk para pelajar itu.

Bahkan, video dokumentasi proyek ini diikuti Muslimin lainnya di New York, Jerman, Swedia and Norwegia. Di New York, Karim Metwaly yang turut mempraktikkan "peluk seorang Muslim" juga disambut pelukan hangat warganya yang super sibuk. Di Jerman, seorang pria Suriah juga mendapatkan pelukan yang banyak dari warga sekitarnya.

Saat diwawancara The Huffington Post Kanada, ketiga pelajar penginisiasi proyek ini tidak mengetahui idenya menyebar begitu luas.

Maaz Khan, yang bekerjasama dengan Mustafa Mawla dan Asoomii Jay, mengatakan, ide menutup mata Mawla datang saat mereka sedang mendokumentasikan video lain.

"Siapa saja bisa memukul Mawla, atau menyakitinya. Sangat senang bisa melihat orang-orang begitu baik," ujar Khan.

Tanpa menyangka kesuksesan proyek itu, Khan mengatakan bahwa ia bahagia jika pesan positifnya dapat mencairkan ketegangan akibat Islamofobia. Sebelumnya, iklim sosial sempat memanas, ditandai dengan vandalisme di Masjid Alberta, dan pembunuhan imigran Irak di AS.

"Kami menutup mata [Mawla], maka [ia] tidak bisa melihat siapapun, siapa saja bisa memeluknya. Kami terbuka untuk siapapun," pungkasnya.

(adibahasan/arrahmah.com)

60 pengungsi Palestina tenggelam di lepas pantai Italia

Posted: 13 Mar 2015 12:00 AM PDT

pengungsi Palestina

ROMA (Arrahmah.com) - Duta Besar Palestina di Italia, Mey Kailah mengatakan bahwa kapal yang tenggelam pada tanggal 5 Maret lalu mengangkut para pengungsi Arab termasuk di dalamnya pengungsi Palestina dari Gaza, dan dari kamp Libanon, kamp Yarmuk di Suriah dan para pengungsi Suriah dan Libanon, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center.

Dalam sebuah wawancara radio pada Kamis pagi (12/3/2015), Duta Besar Palestina itu mengatakan bahwa kapal yang tenggelam itu mengangkut sekitar 180 pengungsi, termasuk 60 pengungsi Palestina.

Sebanyak 60 orang bisa diselamatkan, dan sekitar 60 lainnya meninggal, dan sepertiga lainnya hilang di lepas pantai Italia saat mereka mengarungi lautan dari Libia menuju Eropa.

Duta Besar Palestina itu juga menegaskan pihaknya terus berkomunikasi dengan pemerintah Italia untuk menemui korban selamat, dan mengenali jenazah korban tenggelam walaupun UU Italia melarang untuk menyebarkan informasi para imigran.

(ameera/arrahmah.com)

Hamas akan meluncurkan kampanye interaktif di Twitter dengan hashtag #AskHamas

Posted: 12 Mar 2015 11:00 PM PDT

ask-hamas

GAZA (Arrahmah.com) - Koordinator media Hamas Taher al Nounou mengungkapkan bahwa Hamas akan meluncurkan kampanye interaktif selama seminggu mulai Jum'at (13/3/2015) di media sosial di bawah hashtag #AskHamas, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

"Kampanye ini bertujuan untuk menolak pelabelan perlawanan Palestina itu sebagai 'teroris'," kata al-Nounou.

Al-Nounou mengatakan bahwa kampanye ini terutama akan menargetkan audiens Barat, terutama di Uni Eropa, dengan harapan bisa mendorong Uni Eropa untuk menghapus Hamas dari daftar "organisasi teroris."

Melalui kampanye #AskHamas, anggota kelompok ini - termasuk para pemimpin senior - akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pengguna media sosial Barat untuk "mengklarifikasi sikap Hamas yang sebenarnya."

Awal tahun ini, Hamas - yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007 - mengkritik keputusan Uni Eropa yang akan mengajukan banding atas putusan pengadilan sebelumnya yang menyerukan penghapusan kelompok Hamas dari daftar "terorisme" Uni Eropa.

Uni Eropa mengatakan akan menantang putusan itu, yang dikeluarkan pada bulan Desember tahun lalu.

Ketika mengeluarkan putusan itu, pengadilan mengatakan bahwa masuknya Hamas dalam daftar "teroris" tidak didasarkan pada tindakan pemeriksaan dan konfirmasi pada keputusan pejabat yang berwenang, tetapi pada tuduhan-tuduhan faktual yang berasal dari pers dan internet semata.

(ameera/arrahmah.com)

Walau terluka, warga Gaza ini tetap ikut dalam pawai sebagai bentuk dukungan terhadap korban serangan "Israel"

Posted: 12 Mar 2015 10:00 PM PDT

warga gaza

GAZA (Arrahmah.com) - Ratusan warga Palestina yang terluka dalam serangan musim panas "Israel" di Jalur Gaza melakukan pawai pada Kamis (12/3/2015) di Kota Gaza sebagai bentuk protes terhadap kelambanan pejabat Palestina dalam menangani warga Gaza yang menderita cacat akibat perang "Israel", sebagaimana dilansir oleh Ma'an News Agency.

Para peserta dalam pawai ini menyerukan kepada para pejabat untuk membentuk komite yang mengkhususkan diri dalam menangani warga Palestina yang terluka dan untuk meningkatkan perawatan medis dan obat-obatan, yang selama ini sangat terbatas akibat blokade "Israel" di Gaza.

Salah satu peserta pawai, Rami Dabbour, mengatakan kepada Ma'an News Agency bahwa jumlah warga Palestina yang terluka di Gaza mencapai puluhan ribu orang, diperkirakan sekitar 74.000 warga Gaza yang hidup dalam keadaan menderita cedera fisik atau cacat akibat serangan "Israel" di Gaza yang dihuni oleh 1,8 juta orang.

Sekitar 11.000 warga Palestina terluka dalam serangan "Israel" yang berlangsung pada bulan Juli-Agustus 2014, menambah daftar panjang puluhan ribu warga Gaza yang sebelumnya terluka dalam serangan "Israel" pada tahun 2012, 2008-2009, dan juga yang terjadi setiap minggu atau setiap hari di dekat perbatasan.

Ribuan lainnya masih menderita komplikasi akibat luka yang diderita sebelum tahun 2006, ketika militer "Israel" secara langsung menduduki Gaza.

Dabbour mengatakan bahwa sekitar 300 orang ikut serta dalam protes itu, yang berangkat dari kantor parlemen Palestina di Kota Gaza menuju ke kantor Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.

Dabbour menyerukan kepada masyarakat internasional untuk membantu mengakhiri blokade di Jalur Gaza dan agar Mesir membuka perbatasan Rafah.

warga gaza 1 warga gaza 2

 

"Israel" telah mempertahankan blokade ketat di Gaza sejak tahun 2006 yang telah membatasi semua impor dan ekspor, melanda perekonomian Gaza dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah.

Blokade itu juga menyebabkan efek yang sangat memprihatikan bagi rumah sakit dan klinik di Gaza. Serangan militer "Israel" telah memusnahkan persediaan rumah sakit dan klinik.

Wael Faraj, kepala dewan sebuah badan amal di Gaza, mengatakan dalam pawai tersebut bahwa ada ratusan warga Gaza yang diamputasi akibat perang musim panas lalu yang membutuhkan dukungan dari pemerintah.

(ameera/arrahmah.com)