Arrahmah.Com |
- Dua tentara Aljazair tewas dalam sebuah serangan di kota Telagh
- Rezim Syi'ah Nushairiyah pimpinan Assad puas dengan kampanye militer yang dilancarkan AS dan sekutunya
- Mujahidin IIA lancarkan operasi syahid di provinsi Paktia, belasan orang dilaporkan tewas
- Korban tewas dalam insiden Bugur Xinjiang melonjak drastis ke angka 50
- Dugaan rekayasa, banyak fakta medis kasus JIS tak terungkap ke publik
- Pejabat Qatar: Hubungan antara Hamas dan Doha sangat kuat
- نداء إنساني من أرملة شهيد طبيب بريطاني قُتِل في سوريا لإطلاق سراح ألان هينينج
- Mulai Senin Saudi tutup penerbangan haji
- Pasukan keamanan Lebanon menyiksa pengungsi Palestina, dan melarang mereka memasuki Lebanon
- Guna mengukur kadar Islamofobia di Australia, wartawati koran Sydney rela "menyamar" jadi cadaris
Dua tentara Aljazair tewas dalam sebuah serangan di kota Telagh Posted: 29 Sep 2014 04:55 PM PDT TELAGH (Arrahmah.com) - Kelompok Islam di Aljazair diduga telah menewaskan dua tentara dalam sebuah serangan yang dilancarkan pada Ahad (28/9/2014), ujar laporan Al Arabiya pada Senin (29/9). Kedua tentara itu disergap saat mereka tengah memeriksa sebuah pembangkit listrik di kota Telagh, sekitar 150 km dari selatan kota Oran, kota kedua Aljazair. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Sebelumnya pada pekan lalu, kelompok Jund al-Khilafa mengeksekusi sandera asal Perancis, Herve Gourdel sebagai pembalasan atas serangan udara pengecut Perancis di Irak. Mereka telah menyeru pemerintah kafir Perancis untuk menghentikan dukungannya terhadap AS dan tidak ikut serta dalam kampanye udara di Irak dan Suriah atau warga mereka yang berada dalam tawanan Jund al-Khilafa akan dibunuh. Namun ternyata Perancis tidak mempedulikan nyawa warganya dan mengatakan bahwa kebijakan mereka tidak akan berubah dengan adanya ancaman dari kelompok tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Posted: 29 Sep 2014 04:35 PM PDT DAMASKUS (Arrahmah.com) - Menteri Luar Negeri rezim Syi'ah Nushairiyah Suriah pada Senin (29/9/2014) mengatakan bahwa pemerintahannya puas dengan kampanye udara yang dipimpin AS terhadap kelompok ISIS dan menambahkan bahwa serangan udara harus diperluas untuk mencakup semua kelompok "militan" di Suriah. Dalam sebuah wawancara dengan AP, Walid al-Moallem mengatakan perang melawan "terorisme" telah berjalan sesuai dengan keinginan Damaskus dengan negara-negara Arab dan Barat memerangi musuh yang sama. "Kami memerangi ISIS, mereka memerangi ISIS," ujarnya. Dia berbicara ketika serangan udara pengecut yang dipimpin AS menargetkan kota-kota di utara dan timur Suriah termasuk serangan yang dinyatakan oleh aktivis Suriah telah menghantam wilayah sipil dan membunuh warga sipil Suriah. Serangan udara ini tidak hanya menargetkan kelompok ISIS, tetapi juga Jabhah Nushrah di mana puluhan Mujahid gugur dalam serangan pengecut tersebut. Koalisi salibis pimpinan AS didukung oleh negara-negara Arab termasuk Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar dan Yordania. Al-Moallem mengatakan ia menganggap baik ISIS maupun Jabhah Nushrah dan kelompok Islam lainnya yang berperang di Suriah pada dasarnya berada di sisi yang sama dan semuanya harus dihantam, seperti dilansir Zaman Alwasl. "Sampai hari ini kami puas. Selama mereka bertujuan terhadap lokasi ISIS di Suriah dan Irak, kami puas," tambahnya. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Mujahidin IIA lancarkan operasi syahid di provinsi Paktia, belasan orang dilaporkan tewas Posted: 29 Sep 2014 04:11 PM PDT PAKTIA (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) menyerang markas pemerintah boneka di provinsi Paktia, menewaskan 12 orang, saat negara tersebut sedang mempersiapkan pelantikan presiden baru mereka. Seorang pejuang menabrakkan kendaraan yang sarat dengan bahan peledak di pintu masuk markas di distrik Zurmat, provinsi Paktia pada Senin (29/9/2014) yang akhirnya meletuskan pertempuran sengit antara Mujahidin dengan pasukan keamanan boneka Sedikitnya empat polisi, dua staf intelijen dan beberapa orang lainnya tewas dalam serangan tersebut, menurut klaim polisi Afghanistan. Mujahidin IIA mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, lansir Al Jazeera. Serangan Mujahidin IIA meningkat tajam beberapa hari terakhir saat negara boneka tersebut tengah mempersiapkan pelantikan presiden baru, Ashraf Ghani. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Korban tewas dalam insiden Bugur Xinjiang melonjak drastis ke angka 50 Posted: 29 Sep 2014 08:51 AM PDT XINJIANG (Arrahmah.com) - Mengutip RFA pada Kamis (25/9/2014), pihak berwenang Cina mengumumkan bahwa 50 orang tewas dalam aksi kekerasan terbaru di wilayah Xinjiang yang bergolak. Pengumuman tersebut merupakan revisi tajam atas jumlah korban tewas sebelumnya dalam dua serangan akhir pekan lalu di kantor polisi dan gedung-gedung pemerintah. Media resmi Cina memberikan angka-angka baru setelah RFA mengutip pejabat setempat dan saksi mata yang mengatakan bahwa korban tewas dalam serangan bom 21 September dicurigai dilakukan warga etnis Uighur di Bugur County (dalam bahasa Cina, Luntai) di Prefektur Otonomi Bayingolin Mongol Angka tersebut jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh pemerintah Xinjiang. Sumber mengatakan kepada RFA Layanan Uighur bahwa setidaknya 12 orang, termasuk tiga polisi dan tujuh penyerang tewas, dan sekitar 100 luka-luka dalam serangan di pusat kota Bugur dan kota-kota dari Yengisar dan Terekbazar. Beberapa jam setelah laporan RFA, kantor berita resmi Cina Xinhua melaporkan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 50, menambah ratusan orang yang telah tewas di Xinjiang dalam serangan tahun lalu. Mengutip portal web pemerintah Xinjiang Tianshan, Xinhua mengatakan korban tewas terdiri 40 "perusuh," yang tewas dalam serangkaian ledakan, dan enam warga sipil, dua polisi dan dua polisi tambahan. Dua "perusuh" ditangkap oleh polisi, katanya, menambahkan bahwa ledakan terjadi di sebuah toko, pasar terbuka dan dua kantor polisi. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi siapa sebenarnya pelaku insden mematikan tersebut. (adibahasan/arrahmah.com) |
Dugaan rekayasa, banyak fakta medis kasus JIS tak terungkap ke publik Posted: 29 Sep 2014 05:19 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Sidang dugaan kekerasan seksual di sekolah Jakarta Internasional School (JIS), kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin 29 September 2014. Sidang yang rencananya dilaksanakan pukul 13.00 WIB, digelar dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi untuk lima terdakwa. Saksi dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU), untuk dimintai keterangan terkait kasus itu. "Ada saksi dari JPU yang akan diperiksa secara bersamaan kepada lima terdakwa. Ini agar tidak buang-buang waktu," kata pengacara terdakwa Virgiawan dan Agun, Patra M Zen, dilansir dari vivanews.com. Sementara itu, pengacara terdakwa lainnya, Mada R Mardanus menambahkan, dalam sidang keenam ini akan mendengar keterangan dari dokter Klinik Medika SOS yang memeriksa korban. Mungkin akan dihadirkan pula dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Terkait dengan sidang sebelumnya, Patra kembali menegaskan indikasi rekayasa terhadap kasus dugaan tindak asusila oleh lima pekerja kebersihan terhadap siswa TK berinisial MAK (6) di sekolah elit itu. Menurutnya, keterangan ibu korban MAK saat memberikan kesaksian di pengadilan pada sidang sebelumnya bertolak belakang dengan fakta yang terjadi pada korban. Dia mengungkapkan, ada dua fakta yang disampaikan ibu korban di persidangan dan sesuai BAP para terdakwa, yang tidak sesuai dengan kondisi korban sebenarnya. Patra sempat menunjukkan foto-foto itu pada persidangan pekan lalu. Itu guna mengantisipasi kesalahan persepsi. Pertama, setelah mengalami kekerasan seksual oleh Azwar, Syahrial dan Zainal pada tanggal 17 Maret 2014 pukul 10.00 WIB, ibu korban mengatakan bahwa anaknya mengalami trauma berat pada tanggal 18-20 Maret 2014. Namun, berdasarkan foto di JIS tertanggal 20 Maret 2014 pukul 11.37 WIB, yang diajukan pengacara terdakwa kepada majelis hakim pada sidang 24 September lalu, memperlihatkan kondisi MAK tampak ceria sedang bermain dengan teman kelasnya. Menurut Patra, korban tidak mungkin bisa bermain dengan wajah ceria bila mengalami tindakan kekerasan. Apalagi unsur traumatik seperti yang disampaikan ibu korban sama sekali tidak terlihat dalam dokumen foto tersebut. Kejanggalan kedua, pada 21 Maret 2014 pukul 10.00 WIB, disebutkan bahwa korban MAK kembali mengalami kekerasan seksual oleh empat orang yaitu Azwar, Zainal Abidin, Virgiawan dan Syahrial. Akan tetapi, dari keterangan foto di JIS tertanggal 21 Maret pukul 11.37 WIB, MAK sedang bermain di dalam kelas dengan rona wajah gembira. "Sangat tidak masuk akal seorang anak yang mengalami kekerasan seksual bisa tersenyum ceria hanya 1 jam setelah kejadian. Kebenaran dari foto-foto yang kami sampaikan kepada majelis hakim dapat diverifikasi dan diuji forensik," kata Patra. Selain berbagai keterangan ibu korban yang tidak sesuai dengan kondisi anaknya paska kejadian kekerasan seksual tersebut, fakta medis terhadap MAK semakin memperkuat keyakinan bahwa kasus ini sejatinya tidak pernah ada. Patra menjelaskan, hasil uji laboratorium klinik SOS Medika pada tanggal 22 Maret 2014 tidak menemukan adanya penyakit seksual menular pada korban. Pada diri korban memang ditemukan adanya virus herpes, tapi penyakit ini tidak disebabkan oleh tindakan seksual. "Selama ini fakta-fakta medis tidak banyak terungkap ke publik. Padahal dengan hasil uji boratorium dari klinik SOS Medika tanggal 22 Maret 2014 seharusnya kasus ini selesai. Dugaan rekayasa kasus ini sangat serius, karena itu harus menjadi perhatian negara dan para penegak hukum," kata Patra. Hasil uji SOS Medika juga diperkuat dengan hasil visum RSCM dan RSPI menyatakan tidak ada kerusakan dalam alat pelepas korban MAK. Hasil visum RSCM No 183/IV/PKT/03/2014 tanggal 25 Maret 2014 mengungkapkan bahwa pada pemeriksaan terhadap lubang pelepas korban MAK (6) tidak ditemukan luka lecet/robekan, lipatan sekitar lubang pelepas tampak baik dan kekuatan otot pelepas baik. Sementara hasil visum RSPI No 02/IV.MR/VIS/RSPI/2014 tanggal 21 April 2014 juga menyebutkan bahwa hasil pemeriksaan visual dan perabaan pada anus MAK tidak ada kelainan. Terdakwa alami kekerasan Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia akan menindaklanjuti laporan keluarga terdakwa tentang dugaan kekerasan yang dilakukan oleh penyidik kepolisian terhadap terdakwa kasus Jakarta International School (JIS). "Komnas HAM juga akan melakukan investigasi dan membentuk tim khusus terkait dengan laporan tersebut," kata Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai, di Jakarta, Selasa (16/9/2014), dilansir harianaceh.co.id. Menurutnya, menindaklanjuti kasus ini agar masyarakat bisa mendapatkan fakta yang sesungguhnya terjadi. Selain itu, pihaknya juga akan menindaklanjuti tentang hasil visum tanggal 25 Maret 2014 terhadap korban MAK bahwa tidak ditemukan unsur kekerasan seksual. "Ketika hasil medis menemukan fakta tidak ada kekerasan seksual, saat itu juga kasus ini harus berhenti," katanya. Dia menjelaskan, Komnas HAM berkepentingan untuk mengungkap kasus ini agar rakyat kecil tidak jadi korban. (azm/arrahmah.com) |
Pejabat Qatar: Hubungan antara Hamas dan Doha sangat kuat Posted: 29 Sep 2014 05:00 AM PDT DOHA (Arrahmah.com) - Seorang pejabat tinggi Qatar mengatakan bahwa negaranya memiliki hubungan politik yang kuat dengan Gerakan Hamas dan tidak pernah bisa meminta pemimpinnya, dalam keadaan apapun, untuk meninggalkan Doha, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Ahad (28/9/2014). Pejabat itu, yang bekerja di Kementerian Luar Negeri, mengatakan kepada surat kabar Lebanon Al-Akhbar dalam kondisi anonimitas bahwa hubungan antara negaranya dan Hamas bukanlah hal baru. Hubungan itu telah berlangsung sejak 1999. "Dukungan negara saya kepada Hamas berasal dari keyakinan politik dan moral dan bukan merupakan reaksi terhadap posisi politik, terutama karena Hamas adalah gerakan pembebasan nasional," pejabat itu menekankan. Dia juga menegaskan bahwa ada saling pengertian dari perkembangan politik dalam wilayah Palestina antara Qatar dan Hamas. Pejabat itu juga menambahkan bahwa hubungan dengan Gerakan Palestina ini tidak dapat dipengaruhi oleh skenario dari panggung politik di wilayah ini karena Hamas menjauhkan diri untuk terlibat dalam urusan negara-negara lain. (ameera/arrahmah.com) |
نداء إنساني من أرملة شهيد طبيب بريطاني قُتِل في سوريا لإطلاق سراح ألان هينينج Posted: 29 Sep 2014 03:00 AM PDT في الوقت الذي صوّت فيه برلمانيون بريطانيون بقوة لقرار سيؤدي لمقتل الآلاف من الأبرياء، تنفرد كيدج بنشر حصري لنداء إنساني أطلقته أرملة الطبيب عباس خان، الذي تناشد فيه بإطلاق سراح المواطن البريطاني وعامل الإغاثة ألان هينينغ.
(cageuk.org/arrahmah.com) |
Mulai Senin Saudi tutup penerbangan haji Posted: 29 Sep 2014 02:16 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Otoritas Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, menutup secara resmi penerbangan reguler di terminal haji, Senin 29 September 2014 jam 00.00 WAS atau 04.00 WIB, Karenanya pemandangan di terminal haji, hingga Minggu malam 28 September 2014, sangat padat. Jemaah dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke bandara yang menjadi pintu masuk ke kota suci Mekah. Perjananan dari bandara Jeddah menuju Mekah bisa ditempuh antara 1-2 jam perjalanan. "Tapi kemungkinan besok masih ada satu dua penerbangan haji khusus. Itu pun menggunakan maskapai Saudia Airlines," kata Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah Kerja Jeddah, Jumat malam. Namun kemungkinan otoritas bandara menerapkan denda untuk penerbangan dari dan ke luar Jeddah. Kepala Seksi Pengendalian Penyelenggara Ibadah Haji Khusus Daker Jeddah Cecep Nursyamsi, dikutip dari vivanews, membenarkan masih ada sejumlah PIHK yang menerbangkan jemaahnya Senin ini. "Sudah ada yang konfirmasi soal jadwal kedatangan Senin, ada beberapa PIHK," kata Cecep. Hingga pukul 22.00 WAS, sejumlah jemaah dari PIHK masih berdatangan di terminal haji, termasuk para calon haji undangan Kerajaan Saudi Arabia. Untuk undangan raja, terlihat penyambutan sedikit beda. Jemaah calon haji disediakan sajian buffet berupa aneka minuman, makanan berat dan ringan. Sementara jemaah haji reguler Indonesia terakhir yang tiba adalah kloter gabungan dari Ujung Pandang, Lombok dan Medan. Pesawat Garuda yang membawa jemaah landing pukul 17.15 WAS. Namun hingga pukul 22.00 WIB, ratusan jemaah kloter terakhir ini masih mengantre bus yang akan memberangkatkan mereka ke Mekah.(azm/arrahmah.com) |
Pasukan keamanan Lebanon menyiksa pengungsi Palestina, dan melarang mereka memasuki Lebanon Posted: 29 Sep 2014 02:07 AM PDT BEIRUT (Arrahmah.com) - Pasukan keamanan perbatasan Lebanon pada Sabtu (27/9/2014) mencegat sejumlah pengungsi Palestina yang melarikan diri dari konflik Suriah menuju Lebanon dan menyerang mereka secara fisik dan verbal, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center. Kelompok aksi untuk Palestina di Suriah pada Ahad (28/9) mengutip salah seorang pengungsi yang mengatakan bahwa setibanya mereka bersama dengan keluarga Palestina yang lain di pos pemeriksaan perbatasan Al-Masna di Lebanon, mereka mendapat cercaan dan penganiayaan dari pihak keamanan Lebanon. "Ketika kami tiba di pos pemeriksaan perbatasan Al-Masna di Lebanon, para petugas keamanan mengambil surat keterangan izin masuk dari semua pengungsi Palestina dan mulai merobeknya itu di depan mata kami sambil melontarkan penghinaan yang tidak bermoral dan kasar di hadapan anak-anak dan perempuan," pengungsi itu menjelaskan. Mereka juga memulai memukul beberapa pemuda sambil terus mengatakan "Kau, orang Palestina, dilarang memasuki Lebanon. Jika Anda ingin melawan, pergilah ke Suriah dan berperanglah di sana," tambahnya. Dia mengatakan bahwa meskipun para pengungsi perempuan memohon agar keluarga mereka diperbolehkan memasuki Lebanon, pihak keamanan perbatasan itu tetap memaksa mereka untuk kembali ke Suriah. Pihak berwenang Lebanon telah mengeluarkan perintah pada Mei lalu yang melarang siapapun dari orang Palestina yang berasal dari Suriah memasuki Lebanon, dan meminta kepada otoritas Suriah untuk berhenti memberikan izin perjalanan bagi para pengungsi Palestina. Dalam kesempatan berbeda, kelompok aksi untuk Palestina Suriah mengatakan bahwa kamp pengungsi Al-Yarmouk di Damaskus telah berada di bawah blokade ketat selama sekitar 435 hari dan kekurangan semua layanan dasar. Kelompok ini juga melaporkan dalam siaran pers pada Ahad (28/9) kematian para pengungsi Palestina di kamp pengungsi Daraa. (ameera/arrahmah.com) |
Guna mengukur kadar Islamofobia di Australia, wartawati koran Sydney rela "menyamar" jadi cadaris Posted: 29 Sep 2014 01:01 AM PDT Seorang jurnalis wanita di salah satu koran Sydney pada tahun 2010 menyamar sebagai seorang Muslimah bercadar untuk mengukur kadar Islmofobia di Ausralia. Kini, seiring bergulirnya waktu, video dokumenter mengenai penyamarannya tersebut kembali beredar secara viral di Youtube sejak Ahad (28/9/2014). Setelah video tersebut ditayangkan pada Konferensi Khilafah di Australia pada tahun 2010, kini pengunggahannya pada youtube kembali menyadarkan Muslimah sedunia. Banyak kalangan di media sosial, termasuk komunitas Muslimah Australia sangat menyayangkan perlakuan warga non-Muslim terhadap Muslimah cadaris tersebut. Qanitat Internasional bahkan menyatakan pada Senin (29/9) bahwa, "tindakan opresif pemerintah Australia harus bertanggung jawab atas diberlakukannya operasi anti-terorisme yang akhirnya menjadikan wanita Muslim diasingkan dan dihinakan masyarakat karena pakaian yang dikenakannya." Terlebih setelah seorang jurnalis The Daily Telegraph, sebuah koran yang dikenal memberitakan kabar secara tidak akurat, secara sensasional mengkriminalkan Islam dan Muslim. Pada laporan tersebut, niqab (cadar) dan jilbab yang dikenakan Muslimah adalah penyebab penggunanya dibenci masyarakat, bukan karena rezim Abbot yang ketika itu menggelar kebijakan anti-terorisme yang kebablasan. Maka, dengan menyamar sebagai seorang Muslimah bercadar, wartawati Sydney itu melawan monsterisasi yang dilakukan The Daily Telegraph. Ia mulai menyamar menjadi cadaris dari Central Station selama dua hari, sebagai tugas jurnalistik dari editornya. Saat itu ia diminta untuk melakukan investigasi ringan atas reaksi masyarakat Sydney terhadap cadaris di dua lokasi. Penyamaran ini berlangsung dengan penuh intrik dan berakhir di jalanan Lakemba's Muslim community. Di jalanan Centra Station sang wartawati merasa bahwa ia "dibenci, dan secara total diasingkan seantero alam, sangat tersembunyi dan sendiri." Saat ia menunggu kereta, ia telah terbiasa dengan identitas "barunya", tetapi kepercayaan dirinya tetiba terbunuh ketika seorang pria berteriak, "dirty religeon", kepadanya. Saat itu, semua orang mulai menatapnya penuh kecurigaan. Ia merasa dibully, perlakuan itu sangatlah tidak adil. Ia mulai merasa rapuh dan kedua kakinya mulai melemas, tak kuasa menuruni tangga stasiun. Namun, demi misinya, maka ia teruskan. Allah mahaadil, di balik kesultannya, Allah sisipkan kemudahan. Di jalanan Lakemba, dalam niqobnya ia merasa menjadi bagian dari masyarakat Muslim disana. Hingga di sebuah toko kelontong ia coba bertanya kepada pemiliknya, dimana ia bisa mendapatkan hamburger dengan gugup. Namun semua rasa itu meluntur, setelah wanita pemilik toko menyapa dengan ramah dan menanyakan apakah ia seorang "ozie", sebutan slang untuk warga Australia. "Ya," ia menjawab dan berterima kasih kepadanya sebelum meninggalkan toko. Setelah itu, sang wartawati mencoba menelusuri trotoar Lakemba. Hingga akhirnya ia terhenti di sebuah toko pakaian dan mencoba untuk tidak tergiur membeli. "Sebab tak ada orang melihat-lihat sebuah toko sampai dua kali," aku cadaris penyamar dalam hati. Dan tetiba tersirat dalam benaknya, bahwa tantangan seorang Muslimah yang terberat adalah ketika ia harus berinteraksi langsung dengan kebudayaan dan kode sosial barat, jauh dari kampung halaman dan komunitasnya. Seperti yang ia rasakan di Center Station, sebelumnya. Setiap cabaran yang ditujukan atas pakaian Muslim yang dikenakannya adalah konsekuensi dari kekuatan seorang Muslimah menjaga identitasnya, bukan wujud kelemahannya. Semakin besar tekad seorang Muslimah menutup auratnya, semakin besar pula tantangannya di dunia sosial yang sudah "kebarat-baratan" ini. Dengan demikian, sang wartawati membuktikan peran media dalam membela kaum yang tertindas oleh kebijakan yang merugikan. Dalam kesimpulan investigasinya, ia mengatakan bahwa "membulatkan tekad yang kuat bagi Muslimah guna melawan strategi opresif yang dirancang pemerintah barat merupakan pertempuran yang harus terus dihadapi setiap hari." Terlebih program-program anti-terorisme yang dicanangkan AS dan didesiminasikan ke seluruh dunia begitu memonsterkan Muslimah bercadar. Subhanallah. Maka Muslimah, pesan wartawati tersebut begitu jelas. Sebuah kemunduran jika kita menaikkan jilbab demi diterima masyarakat, sebuah karier atau sekadar prestasi duniawi. Sebaliknya, adalah sebuah kemajuan, jika kita ulurkan hijab serapat-rapatnya, sesuai kemampuan terbaik kita. Apa sebab? Karena bidadari surga cemburu padamu, ketika Allah janjikan Jannah nan semerbak indah menantimu. Insyaa Allah. (adibahasan/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |