Situs berita Zaman Alwasl yang mengutip pernyataan sumber yang bisa dipercaya melaporkan bahwa sedikitnya 16 tentara rezim Bashar Asad termasuk enam pilot telah tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam ledakan yang terjadi di sebuah pabrik bom barel pada Sabtu (16/7/2016).
Sumber tersebut mengatakan lima helikopter terbakar dan korban luka telah dilarikan ke rumah sakit lapangan di dekat pabrik, sedangkan kasus serius dilarikan ke rumah sakit swasta di Tal Aren.
Sumber menyebutkan bahwa suhu yang tinggi di gudang bom barel telah menyebabkan ledakan di dekat lapangan helikopter, lansir Zaman Alwasl pada Senin (18/7).
Aktivis Suriah memperkirakan ratusan personil rezim termasuk perwira militer telah tewas dalam ledakan namun sumber menyangkal klaim tersebut dan mengatakan bahwa personil rezim Asad tewas selama upaya pemadaman api.
Api dari pabrik yang disebut “Militer 790” terlihat dari kota Saraqib di Idlib dan suara ledakan terdengar hingga ke Aleppo, Hama dan Idlib.
Lebih dari 700 personil bekerja di pabrik itu dan proses pengambilan keputusan dipimpin oleh para ahli Iran yang mengawasi produksi barel.
Selain memproduksi bom barel, pabrik itu juga membuat rudal, artileri berat, mortir dan peluru meriam, senapan dan senapan mesin. Ahli dari Iran dan Rusia berpartisipasi dalam pembuatan senjata dan orang Suriah dilarang untuk memasuki laboratorium di dalam pabrik.
Sumber tersebut mengatakan lima helikopter terbakar dan korban luka telah dilarikan ke rumah sakit lapangan di dekat pabrik, sedangkan kasus serius dilarikan ke rumah sakit swasta di Tal Aren.
Sumber menyebutkan bahwa suhu yang tinggi di gudang bom barel telah menyebabkan ledakan di dekat lapangan helikopter, lansir Zaman Alwasl pada Senin (18/7).
Aktivis Suriah memperkirakan ratusan personil rezim termasuk perwira militer telah tewas dalam ledakan namun sumber menyangkal klaim tersebut dan mengatakan bahwa personil rezim Asad tewas selama upaya pemadaman api.
Api dari pabrik yang disebut “Militer 790” terlihat dari kota Saraqib di Idlib dan suara ledakan terdengar hingga ke Aleppo, Hama dan Idlib.
Lebih dari 700 personil bekerja di pabrik itu dan proses pengambilan keputusan dipimpin oleh para ahli Iran yang mengawasi produksi barel.
Selain memproduksi bom barel, pabrik itu juga membuat rudal, artileri berat, mortir dan peluru meriam, senapan dan senapan mesin. Ahli dari Iran dan Rusia berpartisipasi dalam pembuatan senjata dan orang Suriah dilarang untuk memasuki laboratorium di dalam pabrik.