Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Foto pelajar membaca Al Quran

Posted: 11 Jun 2016 03:04 AM PDT

Para pelajar Ar-Raudhatul Hasanah membaca kitab suci Al Quran pada hari pertama Ramadan 6 Juni. Binsar Bakkara/AP Images

MEDAN (Arrahmah.com) - Foto para pelajar Ar-Raudhatul Hasanah Medan Sumatera Utara membaca Al Quran al Kariim pada hari pertama Ramadan, (6/6/2016).

(azm/arrahmah.com)

Menghadapi kerusakan akibat kezaliman penguasa

Posted: 11 Jun 2016 02:41 AM PDT

Foto ilustrasi; anggota satpol pp sedang menendang seorang warga masyarakat

(Arrahmah.com) - Hari-hari sekarang, masyarakat semakin sulit membedakan antara haq dan bathil, benar dan salah, karena ternyata tidak sedikit ulama yang muncul sebagai pendukung kebathilan. Begitupun, membedakan antara ulama shalih dan ulama su' menjadi problem tersendiri di kalangan umat. Mengapa musykilah seperti ini bisa terjadi dan muncul di kala umat Islam menghadapi begitu banyak fitnah?

Petunjuk Al Qur'an akan memberikan kita wawasan menghadapi musykilah ini. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Umat Yahudi dan Nasrani menentang agama Islam setelah banyak orang menerimanya dan masuk Islam. Alasan penolakan umat Yahudi dan Nasrani terhadap Islam adalah batil. Umat Yahudi dan Nasrani di akhirat kelak akan mendapatkan kemurkaan dan adzab yang sangat berat." (QS Asy-Syuura (42) : 16)

Ayat di atas menjelaskan sikap perlawanan sekaligus penolakan kaum Yahudi dan Nasrani terhadap eksistensi Islam dan umat Islam. Setiapkali Islam berkembang, dan pengikutnya kian bertambah, mereka meningkatkan perlawanan dan permusuhannya.

Akan tetapi, "hujjatuhum dakhidhatun" argumentasi penolakan mereka terhadap ajaran Islam semuanya bathil. Ketika Yahudi dan Nasrani menolak hukum qishas, rajam, dan menyerang poligami sebagai sistem perkawinan Islam, opini dan argumentasi mereka lemah dan salah. Dan argumentasi mereka juga salah dalam pandangan agama mereka sendiri. Karena itu dikatakan 'inda rabbihim' (disisi tuhan mereka), bukan indallah (di sisi Allah). Sebab dalam kitab Taurat dan Injil juga memuat syariat poligami, tapi mereka tidak mengakuinya. Mereka menyatakan poligami bisa menjadi problem sosial dan merusak keharmonisan rumah tangga. Padahal berapa banyak orang yang monogami hidup keluarganya berantakan, kacau bahkan berakhir dengan perceraian dan permusuhan. Sikap khianat terhadap kitab sucinya dan aqidah syirik yang menuhankan Uzair dan Isya, menyebabkan mereka dimurkai dan di azab oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Namun sayangnya, ketika logika tokoh-tokoh Islam gagal menghadapi argumentasi bathil ulama Yahudi dan Nasrani, mereka malah larut dan ikut menentang syariat Islam. Sikap dan cara berfikirnya dalam banyak hal, sejalan dengan Yahudi dan Nasrani. Tidak percaya dengan kebenaran dan keadilan Islam.

"Allah lah yang telah menurunkan Al-Qur'an ini dengan membawa ajaran tauhid yang benar dan menurunkan syari'at untuk menegakkan keadilan. Wahai Muhammad, apakah kamu tahu bahwa hari kiamat itu sudah dekat?" (QS Asy-Syuura (42) : 17)

Sebenarnya Ayat ini bicara tentang kebejatan ulama Yahudi dan Nasrani. Tapi mengapa pada akhir ayat 17 ini justru bicara tentang kiamat? Apa hubungannya antara menegakkan keadilan berdasarkan syariat Islam dan yang sebaliknya, mengikuti hukum kafir Yahudi, Nasrani dan semacamnya?

Kunci ketaatan pada Allah dan SyariatNya adalah rasa takut pada adanya hari pembalasan di akhirat. Hilangnya keimanan atau kepercayaan pada kehidupan akhirat membuat manusia bersikap dan berfikir liar, kehilangan rasa takutnya pada Allah. Sehingga berbuat maksiat dan mungkarat tanpa merasa terikat dengan hukum Allah.

Tidak ada hukum yang adil tanpa syariat Islam. Apalagi bila proses pembuatan UU dan aturan diwarnai kebejatan moral. Setumpuk UU dan aturan pemerintahan yang dibuat DPR penuh trik dan intrik, tipu daya. Hanya syariat Islam yang dapat melahirkan hukum yang adil, bukan hukum buatan manusia yang lepas dari ikatan syariat. Karena syariat Islam yang adil tidak akan membiarkan kepentingan yang syarat dengan kezaliman. Tidak akan membiarkan para konglomerat mengeruk kekayaan negara dengan cara zalim dan jalan yang haram.

Sebagian besar Umat Islam hari ini telah kehilangan prinsip keyakinannya pada hari pembalasan di akhirat. Dan para ulamanya tidak merasa berkewajiban mengajak masyarakat untuk menegakkan syariat Islam. Malah tidak sedikit yang melecehkan
Islam, dengan mengubah kebenaran melalui ucapan dan fatwa yang menyalahi ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Akibatnya terjadi kekacauan, bukan saja dalam cara berfikir tapi juga dalam kehidupan nyata.

Pada gilirannya umat Islam dipermainkan oleh orang kafir. Sekalipun umat Islam menjadi warga mayoritas, tapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak punya wibawa. Seorang Ahok yang bermulut keji, berasal dari etnis dan agama minoritas saja berani mempermainkan umat Islam, dengan membuat kebijakan yang menyakiti perasaan umat mayoritas. Mengusir rakyat miskin dari tanah miliknya dengan alasan relokasi, kemudian menempatkan mereka di rumah susun sewa. Secara semena-mena pemprov DKI itu merampas tanah milik rakyat, katanya tanah milik negara, padahal rakyat sudah lebih dahulu ada dan tinggal di wilayah itu bahkan jauh sebelum adanya negara ini. Tapi di balik itu, dengan alasan investasi, lalu melonggarkan orang asing masuk ke dalam negeri menggantikan posisi rakyat miskin yang digusurnya.

Perilaku Ahok yang arogan, otoriter, sok bersih, menyebar fitnah dan mendapat dukungan orang-orang munafik, dan teman kafirnya, benar-benar bencana bagi negeri ini. Sekarang bermunculan teman kafirnya secara terbuka mendukung Ahok sebagai cagub DKI 2017.

Di Solo yang Walkotnya Nasrani, kantor Walkot lebih dominan digunakan untuk aktivitas Katolik. Sementara acara yang digelar umat Islam seperti halal bi halal oleh instansi di larang.

Itulah bedanya, bila orang kafir menjadi penguasa, dia menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan agamanya. Sebaliknya orang Islam berkuasa, jadi pejabat negara, justru mengikuti pola dan cara hidup orang kafir, kemudian menjauhkan Islam dari kekuasaan. Mereka terpedaya dengan propaganda orang kafir, seperti diungkapkan dalam Al Qur'an:

"Orang-orang kafir berkata kepada orang-orang mukmin: "Wahai orang-orang mukmin, ikutilah cara hidup kami. Kami akan menanggung segala dosa kalian selama kalian mengikuti kami." Padahal sebenarnya orang-orang kafir itu tidak sedikit pun sanggup menanggung dosa-dosa mereka sendiri. Sungguh orang-orang kafir itu berdusta. (QS Al-'Ankabuut (29) : 12)

Akibat yang lebih serius, masuknya ideologi bathil seperti komunis dan dibiarkan oleh pengusa dengan alasan Indonesia bukan negara agama sehingga paham dan ideologi apapun berhak hidup di negeri ini. Dan hal itu telah dipersiapkan dengan mencoba mengubah pancasila konstitusional dengan pancasila personal, kembali ke pancasila 1 juni versi Bung Karno, sebagai nasakom gaya baru yang memberi peluang bangkitnya PKI. Peluangnya semakin besar, ketika sekarang tidak ada lagi kekuatan yang mampu membatalkan UU dan aturan negara yang bertentangan dengan Islam, bertentangan dengan keyakinan serta aspirasi mayoritas rakyat negeri ini. Yang terjadi justru sebaliknya, membatalkan UU dan Perda yang bernuansa syariat seperti dilakukan Mendagri Tjahyo Kumolo. Inilah bencana yang menimpa bangsa Indonesia akibat ulah para ulama dan tokoh Islam yang mengekor opini dan argumentasi ulama Yahudi dan Nasrani.

Semua ini disebabkan rusaknya aqidah dan penolakan terhadap syariat Islam, yang dilakukan oleh ulama syu' dan pejabat-pejabat muslim di lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, yang dikendalikan parpol munafik.

Oleh karena itu, menjadi kewajiban orang-orang yang diamanati menjaga negeri ini, TNI dan umat Islam yang menjadi saksi kebenaran dan keadilan syariat Allah untuk mengokohkan barisan melawan musuh negara dan agama. Jangan sampai rasa takut pada manusia dan penguasa zalim menjadikan mereka berhenti memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Munculnya kekuatan asing dengan membawa ideologi sesat dan bathil hendaknya menjadi spirit untuk bangkit memperjuangkan tegaknya keadilan berdasarkan syariat Islam.

Serial Kajian Malam Jum'at, 8 Juni 2016, di Masjid Raya Ar Rasul, Jogjakarta, bersama: Ustadz M. Thalib, Amir Majelis Mujahidin.

Notulen: Irfan S Awwas

(*/arrahmah.com)

Organisasi Islam memberikan bantuan makanan untuk Muslim di Afrika

Posted: 11 Jun 2016 01:00 AM PDT

Muslim Kenya. (Foto: WB)

MALAWI (Arrahmah.com) - Organisasi bantuan Islam di Afrika Selatan telah mulai mendistribusikan paket makanan untuk Muslim yang kurang beruntung di beberapa wilayah di Afrika, sehingga mereka memiliki cukup makanan selama menghadapi bulan suci Ramadhan.

Hassan Choonara, direktur regional untuk Badan Muslim Afrika (AMA) yang berbasis di Afrika Selatan, mengatakan: "Kami telah mendistribusikan ribuan paket makanan mentah di Malawi, Mozambik dan Afrika Selatan," lansir WB pada Jum'at (10/6/2016).

Dia mengatakan organisasinya juga menyediakan makanan matang untuk berbuka puasa dan sahur.

"Kami berharap bisa memberikan makanan kepada lebih dari 3 juta Muslim hingga akhir Ramadhan tahun ini. Kami yakin itu tanggung jawab kami untuk memastikan bahwa ummat Islam yang kurang beruntung bisa berpuasa dengan tenang tanpaberpikir dari mana mereka akan mendapatkan makanan mereka berikutnya," ujar Choonara.

Sebagian besar negara-negara Afrika Selatan bergulat dengan kekeringan yang parah yang telah menyebabkan harga bahan makanan pokok melambung tinggi karena produksi yang rendah.

Mayoritas Muslim di Malawi dan Mozambik adalah petani yang telah dilanda kekeringan.

Badan amal Al-Imdaad, organisasi lainnya di Afrika Selatan, juga telah mendistribusikan makanan untuk 16 negara di Asia, Timur Tengah dan Afrika.

"Ramadhan ini kami memiliki daftar proyek kunci dan kami fokus untuk mendistribusikan makanan di 16 negara yang terpengaruh oleh perang, kemiskinan dan bencana alam," ujar Hamza Badrudeen, pejabat Al-Imdaad kepada Anadolu.

Dia mengatakan beberapa negara yang menjadi fokus mereka meliputi: Suriah, Palestina dan Yaman, juga Somalia, Kenya, Afrika Selatan dan India. (haninmazaya/arrahmah.com)

Serangan drone AS diklaim membunuh dua Mujahid Al-Qaeda di Marib, Yaman

Posted: 11 Jun 2016 12:30 AM PDT

Pesawat tak berawak AS (Foto: Alquds)

MARIB (Arrahmah.com) - Pada Jumat (10/6/2016) terdapat dua orang bersenjata yang diyakini merupakan pejuang Al-Qaeda telah gugur dalam serangan yang dilakukan oleh pesawat tak berawak di provinsi Marib, sebelah timur Yaman, lansir Alquds.

Saksi mata mengatakan bahwa pesawat tak berawak itu diyakini milik Amerika, melakukan serangan terhadap sebuah mobil Vitara di Falaj selatan kota Marib.

Serangan itu menyebabkan mobil terbakar dan membunuh dua pria bersenjata di lokas kejadian, tanpa adanya rincian lebih lanjut.

Biasanya pesawat tak berawak AS ini melakukan pengintaian terhadap orang-orang bersenjata milik Al-Qaeda di Semenanjung Arab.

(maheera/arrahmah.com)

Serangan udara hantam daerah di dekat rumah sakit anak-anak di Aleppo, bayi-bayi baru lahir terancam

Posted: 11 Jun 2016 12:00 AM PDT

Bayi-bayi yang baru lahir dievakuasi oleh staf medis di rumah sakit anak-anak di Aleppo timur. (Foto: AFP)

ALEPPO (Arrahmah.com) - Staf medis yang ketakutan, bergegas menyelamatkan sembilan bayi yang baru lahir setelah pengeboman berat di dekat rumah sakit anak-anakdi kota Aleppo, Suriah.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kelompok advokasi Suriah, Dr. Hatem, kepala rumah sakit anak-anak Al-Hakim, menggambarkan keadaan setelah serangan menghantam jalan di luar rumah sakit.

"Ini adalah saat yang mengerikan. Para perawat menginjak-injak satu sama lain untuk bergegas menyelamatkan bayi-bayi baru lahir ke ruang bawah tanah, sementara banyak dari mereka mulai menangis," ujar Dr. Hatem seperti dilansir AFP pada Kamis (9/6/2016).

Pemboman oleh jet tempur rezim Asad di daerah yang dikuasai oleh pejuang Suriah di Aleppo timur, telah memukul tiga fasilitas medis yang hanya berjarak beberapa ratus meter, termasuk lokasi di dekat rumah sakit Al-Hakim dan rumah sakit Al-Bayan, meninggalkan setidaknya 15 warga sipil gugur.

Di rumah sakit Al-Hakim, dikhawatirkan bayi-bayi yang baru lahir akan menghirup debu dari puing-puing bangunan setelah serangan itu, ungkap Dr. Hatem.

"Ketika staf saya memindahkan inkubator, aku pergi untuk memberitahu orang-orang di ruang tunggu untuk meninggalkan rumah sakit. Aku memerintahkan mereka untuk pergi: 'Pergi sekarang, mungkin akan ada serangan kedua'," ujar Dr. Hatem.

Bayi-bayi yang baru lahir semua selamat, namun bangunan rumah sakit yang tersisa tidak bisa beroperasi. (haninmazaya/arrahmah.com)

100.000 Muslim Palestina berduyun-duyun ke Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakan shalat jum'at pertama di bulan Ramadhan

Posted: 10 Jun 2016 11:30 PM PDT

Muslim  berkumpul di masjid Al-Aqsha meskipun "Israel" membatasi ruang gerak orang Palestina. (foto: World Bulletin).

AL-QUDS (Arrahmah.com) - Ribuan warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur berduyun-duyun ke Masjid Al-Aqsha untuk melakukan shalat Jum'at pertama di bulan suci Ramadhan.

Pria di atas 45 tahun, anak-anak di bawah 12 dan perempuan dari segala usia diizinkan oleh tentara "Israel" untuk memasuki Yerusalem Timur tanpa izin masuk.
"Karena langkah-langkah keamanan 'Israel', saya menghabiskan tiga jam di sebuah pos pemeriksaan militer untuk memasuki Yerusalem," Ahmed Barakat, (55), dari kota Hebron, Tepi Barat (Al-Khalil) kepada Anadolu Agency.

"Ini pertama kalinya saya berada di kota ini sejak Ramadhan lalu," katanya.

"Saya akan melaksanakan shalat Jum'at di Masjid Al-Aqsa, tapi saya juga berharap bisa melaksanakan shalat Tarawih di sini," tambahnya.

Pihak berwenang "Israel" telah meningkatkan keamanan di sekitar lokasi Al-Aqsha, mengerahkan sekitar 3.500 polisi dan mendirikan penghalang jalan di pintu masuk Kota Tua Yerusalem.

Sheikh Omar al-Qiswani, direktur Masjid Al-Aqsa Palestina, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa hanya sekitar 100.000 jamaah yang shalat di Al-Aqsa pada hari Jumat pertama bulan Ramadhan, dibandingkan tahun lalu yang berjumlah sekitar 250.000 jamaah.

100.000 Muslim Palestina berduyun-duyun ke Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakan shalat jum'at pertama di bulan Ramadhan.

100.000 Muslim Palestina berduyun-duyun ke Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakan shalat jum'at pertama di bulan Ramadhan.

"Otoritas Waqaf Agama [yang dikelola Yordania) telah membagi-bagikan payung bagi jamaah yang akan tinggal dan berbuka puasa di dalam kompleks masjid," katanya.

"Kami memperkirakan ada sekitar 300.000 pengunjung untuk Jum'at pertama di bulan Ramadhan, tetapi langkah-langkah keamanan "Israel" telah mencegahnya itu," tambahnya.

100.000 Muslim Palestina berduyun-duyun ke Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakan shalat jum'at pertama di bulan Ramadhan.

100.000 Muslim Palestina berduyun-duyun ke Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakan shalat jum'at pertama di bulan Ramadhan.

(ameera/arrahmah.com)

Tak lama setelah bantuan datang, 28 bom barel hantam Daraya

Posted: 10 Jun 2016 10:43 PM PDT

Daraya

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Pasukan pemerintah Suriah telah menjatuhkan bom barel di pinggiran Damaskus, ibu kota Suriah, yang baru saja menerima pengiriman bantuan untuk yang pertama kalinya dalam empat tahun, menurut aktivis lokal, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Jum'at (10/6/2016).

Pengeboman yang terjadi hari Jum'at di Daraya yang dikuasai oleh pejuang oposisi berlangsung hanya beberapa jam setelah Bulan Sabit Merah Suriah (SARC) dan PBB menyampaikan bantuan makanan kepada penduduk di kota itu untuk pertama kalinya sejak berada di bawah pengepungan pada tahun 2012.

Menulis di Facebook, Dewan Daerah Daraya mengatakan bahwa setidaknya 28 bom barel dijatuhkan dari pesawat-pesawat tempur rezim Suriah.

Pada Kamis (9/6), pengiriman bantuan makanan datang setelah PBB mengatakan bahwa pemerintah Suriah telah mengizinkan bantuan itu masuk ke 15 dari 19 daerah yang terkepung di dalam wia]layah Suriah.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengutip sumber-sumber lokal mengatakan bahwa distribusi bantuan di Daraya tidak dilaksanakan karena pengeboman yang terjadi pada hari Jum'at itu.

Daraya telah dikepung sejak November 2012 dan telah menyaksikan beberapa serangan bom terburuk selama perang Suriah, yang sekarang telah memasuki tahun keenam.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault menyuarakan kemarahannya setelah adanya laporan tentang serangan bom barel oleh rezim Suriah di Daraya,

Ayrault menuding Damaskus "luar biasa bermuka dua", dan mengatakan bahwa rezim Suriah akhirnya mengizinkan bantuan masuk setelah mendapat tekanan hebat dari masyarakat internasional, dan kemudian setelah itu rezim Suriah memulai kembali pengeboman.

Pengiriman pasokan makanan itu datang seminggu setelah konvoi bersama PBB, Komite Internasional Palang Merah dan SARC mencapai Daraya dan menyampaikan obat-obatan, vaksin, dan susu bayi.

PBB memperkirakan bahwa saat ini terdapat 592.700 orang yang hidup di bawah pengepungan di Suriah, dimana sebagian besar dari mereka - sekitar 452.700 orang - dikepung oleh pasukan pemerintah.

Pencabutan pengepungan di wilayah yang dikuasai oposisi adalah tuntutan utama dari oposisi selama pembicaraan damai tidak langsung yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss, awal tahun ini.

(ameera/arrahmah.com)

Pasukan "Israel" melarang masuk truk yang membawa 6000 makanan untuk buka puasa ke masjid Al-Aqsha

Posted: 10 Jun 2016 10:03 PM PDT

Pasukan "Israel" melarang masuk truk  yang membawa sekitar 6000 makanan berbuka ke Mesjid Al-aqsa.

AL-QUDS (Arrahmah.com) - Pasukan "Israel" melarang masuk truk yang membawa sekitar 6000 makanan untuk buka puasa ke masjid Al-Aqsha.

Saksi mata mengatakan bahwa pasukan "Israel" melarang masuk truk yang membawa makanan untuk buka puasa yang disumbangkan oleh 4 yayasan dimana satu yayasan menyumbang 1500 porsi makanan.

Pasukan "Israel" memasang penghalang di gerbang Lion's Gate serta melarang truk-truk tersebut masuk, lansir kantor berita Wafa (10/6/2016).

Saksi mata juga mengatakan bahwa masyarakat berkumpul di Lion's Gate untuk memprotes tindakan pasukan "Israel", karena tindakan tersebut tidak memiliki alasan yang jelas.

(ameera/arrahmah.com)

Syeikh Imad ajak umat Islam merasa miliki Al Aqsha

Posted: 10 Jun 2016 08:42 PM PDT

Imam Palestina Syekh Imad Ahmad Muqod saat bersalaman dengan jamaah di Masjid Jenderal Sudirman, Purwokerto, Jumat (10/6/2016). Foto SO

PURWOKERTO (Arrahmah.com) - Imam Palestina Syeikh Imad Ahmad Muqod mengajak segenap umat Islam Indonesia, khususnya di Purwokerto untuk merasa memiliki Masjid Al-Aqsha. Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaganya. Demikian disampaikannya pada ceramah ba'da Subuh di Masjid Jenderal Sudirman, Purwokerto, Jumat (10/6/2016).

Sebelumnya Syekh Imad juga mengimami shalat Subuh berjamaah di masjid itu. Masjid Jendral Sudirman menjadi tempat ceramah pertama yang disinggahi mengawali rangkaian kegiatan ramadhan bermakna di hari ke-4 puasa ini.

Mengutip syamorgaizer.com, selain menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang selama ini telah menaruh kepedulian kepada saudara-saudaranya di palestina, Syeikh Imad mengatakan, "Janganlah khawatir, kami masyarakat di Gaza akan senantiasa tegar untuk membebaskan Al-Aqsho. Seberat apapun ujian yang kami alami, kami tidak akan menyerah hingga Al-Quds bersih dari orang-orang Yahudi," tegas Imam Palestina.

Di Akhir ceramah tak sedikit jamaah yang menyambangi Syeikh Imad untuk bersalaman secara langsung. Tak sedikit pula di antara mereka yang menitikkan air mata saat memluk Syeikh Imad.

(azm/arrahmah.com)

Musafir, lebih afdhal puasa atau tidak?

Posted: 10 Jun 2016 08:06 PM PDT

Maskapai Saudi Airlines

(Arrahmah.com) - Tanya masalah puasa, manakah yang lebih baik bagi musafir, berpuasa ataukah tidak puasa? Terima kasih

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, wa ba'du,

Mengenai hukum berpuasa ketika safar, bisa kita rinci sebagai berikut,

Kondisi Pertama, Jika puasa ketika safar menyebabkan musafir merasa berat, maka tidak berpuasa lebih dianjurkan.

Sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma bercerita,

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan safar. Tiba-tiba beliau melihat ada sekelompok orang berkerumun, di tengahnya ada satu orang yang dipayungi dengan baju karena kepanasan.

"Ada apa ini?" tanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Dia sedang puasa." Jawab mereka.

Kemudian beliau bersabda,

لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ الصَّوْمُ فِى السَّفَرِ

Bukan termasuk kebaikan, berpuasa ketika safar. (HR. Bukhari 1946)

Termasuk juga ketika puasa membuat dirinya tidak bisa melakukan kegiatan secara normal. Sehingga dia lebih membutuhkan bantuan orang lain. Dalam kondisi ini lebih dianjurkan tidak berpuasa.

Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu menceritakan,

Kami pernah safar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Orang yang paling bisa berteduh adalah yang punya banyak kain. Mereka berteduh dengan kain. Mereka yang puasa, tidak bisa melakukan apapun. Sementara mereka yang tidak puasa, mereka menggiring onta, melayani yang puasa, mengambilkan air, memasak, dan membuat tenda. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkomentar,

ذَهَبَ الْمُفْطِرُونَ الْيَوْمَ بِالأَجْرِ

Hari ini yang tidak puasa, memborong pahala. (HR. Bukhari 2890, Muslim 2678, dan yang lainnya)

Kondisi kedua, puasa yang dilakukan ketika safar tidak terlalu memberatkan, tidak menyebabkan jadi lemah, dan tidak mengganggu aktivitasnya.

Untuk kondisi kedua ini, ulama berbeda pendapat tentang mana yang lebih afhal bagi musafir, tetap berpuasa ataukah tidak berpuasa?

Pertama, puasa lebih afdhal.

Ini adalah pendapat jumhur ulama, hanafiyah, malikiyah, syafiiyah, dan salah satu pendapat dalam madzhab hambali. Ini berlaku selama Mereka berdalil dengan firman Allah,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kalian berpuasa…

Di penghujung ayat tentang puasa, Allah mengatakan,

وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ

…dan agar kalian sempurnakan bilangan berpuasa… (QS. al-Baqarah: 185)

Allah wajibkan orang mukmin untuk berpuasa dan Allah perintahkah agar dilaksanakan secara sempurna selama satu bulan. Ini menunjukkan bahwa mempertahankan puasa adalah azimah (sesuai aturan) sementara tidak puasa adalah rukhshah (keringanan keluar dari aturan). Dan mengambil azimah lebih afdhal dari pada mengambil rukhshah.

Ibnu Rusyd mengatakan,

ما كان رخصةً، فالأفضل ترك الرّخصة

Selama itu rukhshah, yang lebih afdhal adalah tidak mengambil rukhshah.

Dalil lain yang menunjukkan bahwa berpuasa lebih afdhal, adalah riwayat dari Abu Darda' yang mengatakan,

خرجنا مع رسول اللّه – صلى الله عليه وسلم – في شهر رمضان، في حرّ شديد… ما فينا صائم إلاّ رسول اللّه – صلى الله عليه وسلم – وعبد اللّه بن رواحة

Kami pernah safar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di bulan ramadhan, ketika cuaca sangat panas… diantara kami tidak ada yang puasa selain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abdullah bin Rawahah. (HR. Abu Daud 2411, Ibnu Majah 1732 dan dishahihkan al-Albani)

Kedua, membatalkan puasa lebih afdhal

Ini pendapat madzhab hambali. Dalam kitab al-Iqna' dinyatakan,

والمسافر سَفَرَ قَصْرٍ يُسَنّ له الفطر. ويكره صومه، ولو لم يجد مشقّةً. وعليه الأصحاب، ونصّ عليه، سواء وجد مشقّةً أو لا، وهذا مذهب ابن عمر وابن عبّاس – رضي الله عنهما – وسعيد والشّعبيّ والأوزاعيّ

Musafir yang melakukan safar dekat, dianjurkan untuk tidak puasa, dan makruh berpuasa, meskipun tidak mengalami kesulitan. Ini adalah pendapat ulama hambali, dan yang ditegaskan Imam Ahmad. Baik dia mengalami masyaqqah maupun tidak. Ini adalah pendapat Ibnu Umar, Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum, Said bin Jubair, as-Sya'bi, dan al-Auza'i. (al-Iqna', 1/307)

Diantara dalil yang digunakan untuk mendukung pendapat ini adalah hadis Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ الصَّوْمُ فِى السَّفَرِ

Bukan termasuk kebaikan, berpuasa ketika safar. (HR. Bukhari 1946)

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan untuk mengambil rukhshah. Ketika ada orang yang kepanasan pada saat safar, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan,

عَلَيْكُمْ بِرُخْصَةِ اللَّهِ الَّذِى رَخَّصَ لَكُمْ

Kalian harus mengambil rukhshah Allah, yang Allah berikan untuk kalian. (HR. Muslim 2670)

Tarjih:

Pendapat yang lebih mendekati adalah pendapat pertama, berpuasa lebih afdhal. Dengan alasan,

Pertama, anjuran mengambil rukhshah untuk tidak berpuasa, dipahami bagi mereka yang merasa berat ketika berpuasa.

An-Nawawi mengatakan,

إنّ الأحاديث الّتي تدلّ على أفضليّة الفطر، محمولة على من يتضرّر بالصّوم، وفي بعضها التّصريح بذلك، ولا بدّ من هذا التّأويل، ليجمع بين الأحاديث، وذلك أولى من إهمال بعضها

Hadis-hadis yang menunjukkan anjuran untuk tidak puasa, dipahami bahwa itu berlaku bagi orang yang merasa berat ketika berpuasa. Di sebagian hadis ada yang menegaskan demikian. Dan harus kita pahami demikian, agar bisa mengkompromikan semua hadis. Dan itu lebih baik dari pada mengambil sebagian hadis dan meninggalkan hadis yang lain. (al-Mausu'ah al-Fiqhiyah, 28/73).

Kedua, ketika Allah menjelaskan orang-orang yang mendapat udzur untuk tidak puasa, diantaranya musafir, selanjutnya Allah berfirman,

وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Dan berpuasa itu lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahuinya. (QS. al-Baqarah: 184).

Ketika awal-awal Allah mensyariatkan puasa, Allah membolehkan kaum muslimin untuk memilih antara puasa atau membayar fidyah. Untuk melatih mereka berpuasa. Kemudian Allah menjelaskan, puasa lebih baik, bagi siapa yang ingin mendapat pahala lebih besar. (Tafsir as-Sa'di, hlm. 86)

Musafir mendapat pilihan antara puasa dan tidak puasa ketika ramadhan karena udzur safarnya. Dengan analogi di atas, bagi musafir yang tidak keberatan puasa, maka puasa lebih baik baginya.

Ketiga, bulan ramadhan adalah bulan yang istimewa. Melakukan amal selama ramadhan, nilainya lebih utama. Sehingga jika dibandingkan, mana yang lebih besar pahalanya, berpuasa di bulan ramadhan ataukah qadha di luar ramadhan? Tentu beramal di bulan ramadhan, nilainya lebih mulia.

Bagi musafir, selama dia mampu berpuasa ramadhan tanpa ada kesulitan, lebih dianjurkan untuk berpuasa, agar mendapatkan berkah beramal selama ramadhan.

Allahu a'lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits, Dewan Pembina Konsultasisyariah.com

(*/arrahmah.com)