Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Dua organisasi jihad Pakistan dimasukkan daftar "teroris internasional" oleh AS

Posted: 26 May 2016 04:00 PM PDT

Khalifa Umar Mansour

b(Arrahmah.com) - Dua organisasi jihad Pakistan, Jamaatul Dawa al-Qur'an (JDQ) dan Tariq Gidar Group (TGG), dimasukkan dalam daftar "teroris internasional" oleh Amerika Serikat (AS), berdasarkan laporan yang dilansir LWJ pada Rabu (25/5/2016).

JDQ yang berbasis di Peshawar, Pakistan, dan timur Afghanistan telah lama memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dan Lashkar e-Tayyiba, menurut klaim AS.

JDQ yang juga dikenal sebagai Jamaatul Dawa ila al-Sunnah, JammatudDawa il al Qur'an al-Sunnah, beroperasi di provinsi Kunar, Afghanistan.

Laporan mengatakan bahwa pada Januari 2010, JDQ berbaiat kepada Amir Imarah Islam Afghanistan (IIA) Mullah Umar rahimahullah. Namun belum diketahui apakah JDQ memperbarui baiatnya setelah Mullah Umar rahimahullah meninggal dunia.

Militer AS mulai menargetkan JDQ dalam operasi khusus pada Agustus 2010. Dua bulan kemudian, US Navy SEALs membunuh "secara tidak sengaja" Linda Norgrove, seorang berkebangsaan Inggris yang ditawan JDQ di Kunar dalam operasi upaya pembebasan, tulis LWJ.

Beberapa anggota JDQ juga pernah berada di tahanan AS di Guantanamo, Cuba.Sementara TGG, menurut klaim AS, terkait dengan Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP). Kelompok jihad Pakistan lainnya yang sudah masuk dalam daftar "teroris" AS adalah Lashkkar-e-Taiba/Jamaatul Dawa dan Harakatul Mujahidin.Telah diketahui secara umum bahwa jika suatu organisasi Islam masuk dalam daftar "teroris" AS, maka AS akan melakukan segala cara untuk menghentikan gerak organisasi tersebut dengan dalih perang melawan "terorisme". (siraaj/arrahmah.com)

"Israel" memaksa 2 keluarga Palestina membongkar rumah mereka di Yerusalem Timur

Posted: 26 May 2016 06:00 AM PDT

israeli-soldier-firing-rubber-bullets-at-palestinian-protestors-hebron-sep-2013

PALESTINA (Arrahmah.com) - "Administrasi Sipil Israel" dengan dikawal oleh tentara "Israel" pada Selasa (24/5/2016) menyerbu desa Jabal Al-Baba di Yerusalem Timur, memaksa dua keluarga Palestina untuk membongkar rumah mereka.

Seorang wakil dari komunitas Jabal Al-Baba Bedouin, Atallah Mazraa, mengatakan pasukan pendudukan "Israel" dan Administrasi Sipil mengelilingi rumah Fatima Mazaraa (54), dan anaknya Hassan Mazaraa, menuntut mereka membongkar rumah mereka dalam satu hari tanpa peringatan atau perintah pembongkaran. Mereka mengatakan rumah tersebut didirikan tanpa izin, lansir MEMO.

Mazraa mengatakan dua rumah mereka merupakan tempat bagi delapan orang anggota keluarga.

Pasukan "Israel" membongkar dan menyita 12 rumah milik keluarga Mazaraa dan Jahalin pada 16 Mei.

Terdapat sekitar 300 warga Palestina yang tinggal di Jabal Al-Baba.

(banan/arrahmah.com)

Penjajah "Israel" kembali meluncurkan serangan udara di Gaza

Posted: 26 May 2016 05:30 AM PDT

gaza-airstrike-rafah-afp

PALESTINA (Arrahmah.com) - Penjajah "Israel" kembali meluncurkan serangan udara di Gaza dengan dalih sebagai pembalasan atas tembakan roket pada tengah malam sebelumnya, lansir MEMO pada Kamis (26/5/2016).

Pesawat-pesawat tempur "Israel" telah meluncurkan dua serangan udara di Jalur Gaza yang terkepung.

Menurut laporan media Palestina, serangan udara itu menghantam wilayah barat Rafah dan kamp pengungsi Nuseirat yang terletak di selatan dan tengah Jalur Gaza.

Belum ada laporan mengenai korban dalam serangan pada Kamis (26/5) ini, menyusul laporan roket yang ditembakkan di area terbuka di bagian barat wilayah Palestina yang diduduki pada Rabu malam tersebut.

Militer "Israel" sering melakukan pengeboman terhadap Jalur Gaza. Kekuatan yang tidak proporsional selalu digunakan penjajah "Israel" dalam pelanggaran hukum internasional, dan warga sipil sering menjadi korban tewas atau cedera.

Pada awal Juli 2014, "Israel" melancarkan perang di Jalur Gaza. Agresi militer 50 hari, yang berakhir pada 26 Agustus 2014, membunuh hampir 2.200 warga Palestina, termasuk 577 anak-anak. Lebih dari 11.100 orang lain - termasuk 3.374 anak-anak, 2.088 perempuan dan 410 orang tua - juga terluka dalam serangan tersebut. "Israel" terus melakukan serangan di Jalur Gaza Palestina dari waktu ke waktu.

Gaza telah diblokade sejak tahun 2007, sebuah situasi yang telah menyebabkan penurunan standar hidup, tingkat pengangguran yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan kemiskinan tak henti-hentinya.

Rezim apartheid "Israel" merampas hak dasar sekitar 1,8 juta warga di Gaza, seperti kebebasan bergerak, pekerjaan yang layak, dan kesehatan yang memadai dan pendidikan.

(banan/arrahmah.com)

HRW: Mesir penjarakan puluhan demonstran tanpa pengadilan

Posted: 26 May 2016 05:00 AM PDT

egypt_protests_red_islands

MESIR (Arrahmah.com) - Organisasi hak asasi internasional Human Rights Watch (HRW) merilis pernyataan pada Rabu (25/5/2016) yang menyerukan pihak berwenang Mesir untuk membebaskan semua aktivis dan tahanan yang ditahan di tahanan praperadilan atas tuduhan yang berkaitan dengan kebebasan berkumpul dan pidato secara damai.

Pernyataan itu mengatakan pengadilan Mesir telah menjatuhkan hukuman penjara terhadap lebih dari 150 orang sejak awal Mei, terutama mereka yang ditangkap pada 25 April dalam protes anti-pemerintah, lansir Al-Bawaba.

Dari 150 yang ditangkap, 47 tahanan mulai mogok makan pekan lalu dalam menanggapi hukuman 5 tahun penjara yang mereka terima awal bulan ini. Sebuah pengadilan banding diganti hukuman penjara tersebut pada Selasa dengan denda sekitar $ 11.260 per tahanan, denda yang harus dibayar sebelum pembebasan mereka.

Menurut pernyataan itu, HRW menyerukan pemerintah Mesir untuk menghentikan tindakan keras terhadap para tahanan yang sedang ditahan atas tuduhan terkait dengan kebebasan berekspresi dan berpendapat.

(banan/arrahmah.com)

Mesir klaim tewaskan 85 anggota IS di Sinai Utara

Posted: 26 May 2016 04:30 AM PDT

Egypt-security-forces-patrol-Sinai-2012-AFP

MESIR (Arrahmah.com) - Tentara Mesir mengklaim pasukannya telah menewaskan 85 anggota Islamic State (IS) dalam serangan udara dan artileri di provinsi Sinai Utara yang bergolak.

Tentara Mesir mengatakan pada Rabu (25/5/2016) bahwa serangan itu menargetkan posisi militan di kota-kota Syaikh Zuweid dan Rafah di Sinai Utara, menurut RT Arabic.

Laporan itu menambahkan bahwa tiga lainnya juga ditangkap selama operasi.

Tentara Mesir lebih lanjut mencatat bahwa sekitar 73 tempat penampungan, 57 rumah dan 190 tenda yang diambil oleh militan sebagai basis untuk menyerang pasukan Mesir hancur bersama dengan sepuluh kendaraan dan lima sepeda motor.

Perkembangan terbaru terjadi dua hari setelah tentara Mesir mengatakan telah menewaskan 13 militan di utara dan tengah Sinai dalam baku menembak.

Mesir mengkalim serangan itu merupakan bagian dari operasi keamanan terhadap posisi militan di Sinai utara yang dimulai pada September 2015 setelah serangan terkoordinasi pada beberapa pos pemeriksaan militer yang merenggut nyawa 21 tentara pada bulan Juli 2015.

(banan/arrahmah.com)

Ahmad Musadeq dan 2 pimpinan Gafatar ditahan di Bareskrim

Posted: 26 May 2016 03:00 AM PDT

Ahmad Musadeq, pendiri Al-Qiyadah Al-Islamiyah.

JAKARTA (Arrahmah.com) - Ahmad Musadeq, pendiri Al-Qiyadah Al-Islamiyah, serta mantan Ketua Umum Gafatar Mahful Muis Tumanurung ditahan di Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri semalam atas dugaan melakukan tindak pidana penistaan agama. Salah satu anggota Gafatar, Andi Cahya, juga ikut ditahan.

"Tadi malam (penahanan dilakukan). Saya tanda tangan berkas penahanannya jam 19.30 WIB. Mereka memenuhi unsur Pasal 156 huruf A KUHP masalah penistaan agama," ujar Agus, Kamis (26/5/2016), sebagaimana dilansir CNN Indonesia.

Penahanan ketiga pentolan Gafatar tersebut dilakukan setelah Bareskrim Polri menerima laporan masyarakat pada 14 Januari lalu. Pelapor, Muhammad Tahir Mahmud, mengadukan perbuatan ketiga tahanan yang dianggap menistakan agama.

Selain menistakan agama, Mahful dan Andi juga diduga telah bermufakat untuk melakukan makar di Indonesia. Mereka diduga melanggar Pasal 110 ayat 1 junto Pasal 107 ayat 1 dan 2 KUHP.

Saat melakukan penahanan kemarin, penyidik Bareskrim juga menyita beberapa barang bukti dari tangan ketiga pentolan Gafatar tersebut.

"Dokumen-dokumen, kitab-kitab. Dia (Gafatar) kan menyatukan kitab Al-Quran, Injil, dan Yahudi. Kemudian ada brosur, selebaran tentang kegiatan organisasi mereka. Struktur organisasi sudah kami cek juga," kata Agus.

Gafatar telah dilarang di Indonesia setelah Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Nomor 93 Tahun 2016, Nomor KEP-043/A/JA/02/2016, dan Nomor 233-865 Tahun 2016 tentang Perintah dan Peringatan kepada Mantan Pengurus, Mantan Anggota, Pengikut, dan/atau Simpatisan Organisasi Kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara atau Dalam Bentuk Lainnya untuk Menghentikan Penyebaran Kegiatan Keagamaan yang Menyimpang dari Ajaran Pokok Agama Islam. SKB tersebut dikeluarkan pada 24 Maret.

Prasetyo mengatakan ajaran Gafatar dianggap sesat dan menyesatkan karena setelah dipelajari dan didalami, ormas ini merupakan metamorfosis dari ajaran yang pernah dilarang oleh Kejaksaan Agung pada tahun 2007, yakni Al-Qiyadah Al-Islamiyah.

(ameera/arrahmah.com)

Pesawat "Israel" mengebom dua lokasi Al-Qassam

Posted: 26 May 2016 02:30 AM PDT

Tidak ada korban dalam serangan "Israel". (Foto: Arab21)

GAZA (Arrahmah.com) - Pada Kamis (26/5/2016) saat fajar, pesawat-pesawat tempur "Israel" melancarkan dua serangan di lokasi militer milik Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas di Jalur Gaza, lansir Arab21.

Pesawat-pesawat tempur jenis F-16 membombardir sebelah selatan Gaza, Rafah dan di Jalur Gaza tengah, yang diklaim merupakan lokasi Brigade Izzuddin Al-Qassam.

Kementrian kesehatan Palestina melaporkan bahwa tidak ada korban tewas dan cedera akibat serangan tersebut.

(maheera/arrahmah.com)

Amir baru IIA nyatakan bahwa Imarah Islam menolak perundingan damai dengan pemerintah boneka Afghanistan

Posted: 26 May 2016 02:00 AM PDT

Mullah Akhundzada hafidzahullah. (Foto: Internet)

KABUL (Arrahmah.com) - Dalam pernyataan publik pertamanya sejak ditunjuk sebagai amir Imarah Islam Afghanistan (IIA), Mullah Haibatullah Akhundzada hafidzahullah telah menolak perundingan damai dengan pemerintah boneka Afghanistan yang didukung Barat.

Dalam pesan audio yang dirilis dalam bahasa Pashtun dan diedarkan oleh komandan IIA, Haibatullah menyatakan bahwa IIA tidak akan pernah menundukkan kepala mereka dan tidak akan setuju dengan pembicaraan damai, lansir LWJ pada Kamis (26/5/2016)

Mullah Akhundzada menambahkan bahwa: "Orang berpikir kami akan meletakkan senjata kami setelah kematian Mullah Mansour, namun kami akan terus berjuang sampai akhir."

IIA telah menolak untuk masuk ke dalam pembicaraan damai dengan Barat sejak invasi AS. Mereka secara konsisten mengatakan hanya akan melakukan perundingan dengan pemerintah Kabul jika pasukan pendudukan telah menarik diri dari negeri kaum Muslim tersebut. Dan mereka mengatakan bahwa mereka tidak akan menolak Al-Qaeda meskipun adanya tuntutan dari Barat.

Amir kedua IIA yang gugur dalam serangan udara di Pakistan, Mullah Akhtar Mansour rahimahullah, juga telah menolak upaya pemerintah boneka Afghanistan untuk terlibat dalam pembicaraan damai. (haninmazaya/arrahmah.com)

Asy-Syabaab tingkatkan serangan di provinsi Gedo

Posted: 26 May 2016 01:30 AM PDT

Tentara Somalia

GEDO (Arrahmah.com) - Pejuang Asy-Syabaab telah meluncurkan serangan berani tengah malam di pangkalan militer Somalia di kota ElWak, provinsi Gedo. Provinsi ini telah menyaksikan peningkatan serangan yang signifikan dari pejuang Asy-Syabaab.

Memikul senjata berat, pejuang Asy-Syabaab menyerang kota dari berbagai penjuru sebelum menyerbu pos militer SNA (tentara nasional Somalia), menurut warga setempat seperti dilansir Shabelle News pada Rabu (25/5/2016).

Sedikitnya empat tentara boneka Somalia tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan di El Wak yang juga merupakan kota yang berbatasan dengan Kenya.

Pejuang Asy-Syabaab berupaya menggulingkan pemerintah federal yang didukung oleh negara-negara Barat di Somalia, mereka bercita-cita untuk menerapkan syariat Islam di negara tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)

Anggota parlemen Hamas mendukung eksekusi tanpa persetujuan presiden Abbas

Posted: 26 May 2016 01:00 AM PDT

Hamas mendukung pelaksanaan eksekusi. (Foto: Arab21)

PALESTINA (Arrahmah.com) - Pada Rabu (25/5/2016) deputi Hamas di dewan legislatif Palestina mengumumkan dukungan mereka terhadap prosedur pelaksanaan hukuman mati yang dikeluarkan oleh pengadilan di Jalur Gaza tanpa adanya persetujuan dari presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, lansir Arab21.

Langkah ini dilakukan setelah pengumuman pejabat Hamas yang mengatakan bahwa mereka berniat untuk melaksanakan serangkaian eksekusi publik di Jalur Gaza.

Keputusan itu diumumkan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh anggota parlemen di Gaza, namun belum ada berita yang jelas mengenai jumlah anggota yang hadir dan bagaimana mereka berpaling dari otoritas hukuman.

Dalam aturannya, semua hukuman mati di wilayah Palestina harus mendapatkan persetuan dari presiden Abbas, namun Hamas tidak mengakui legitimasi tersebut. Otoritas di Gaza mengumumkan bahwa mereka berniat untuk melaksanakan serangkaian eksekusi publik.

Eksekusi ini akan terjadi pada 13 orang yang melakukan pelanggaran yang berkaitan dengan pencurian.

Eksekusi terakhir dilakukan pada enam orang di Jalur Gaza pada tahun 2014 selama perang Israel di Jalur Gaza.

(maheera/arrahmah.com)