Arrahmah.Com |
- WHO: 60% rumah sakit di Suriah tidak lagi beroperasi
- Helikopter rezim Asad turunkan puluhan ranjau laut dan bom barel di kota Kafr Hamra dan Huraytan
- Pelajar Muslim di Swiss diwajibkan menjabat tangan guru mereka di awal dan akhir pelajaran
- Muslimah berkerudung dan nama nasi uduk bisa mengecoh konsumen
- Ketua Panja Terorisme: Banyak orang ditangkap dan mendapatkan kekerasan aparat
- 7 migran meninggal saat perahu yang mereka tumpangi tenggelam di lepas pantai Libya
- Deklarasi antara Jaisyul Islam dan Failaq Ar-Rahman dalam mengakhiri bentrokan di Ghautah Timur
- Asy-Syabaab serang konvoy pasukan Kenya di desa Tabta dekat perbatasan Kenya
- Enam tentara tewas dalam ledakan bom yang memukul konvoy militer Turki
- Pengadilan Mesir membatalkan hukuman penjara terhadap 47 pengunjuk rasa Tiran dan Sanafir
WHO: 60% rumah sakit di Suriah tidak lagi beroperasi Posted: 25 May 2016 05:01 PM PDT DAMASKUS (Arrahmah.com) - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengecam pemboman yang menargetkan sebuah rumah sakit di Latakia, Suriah barat, mengungkapkan bahwa 60 persen dari rumah sakit yang beroperasi di negara itu tidak lagi beroperasi. Sebuah ledakan menargetkan Rumah Sakit Nasional Jableh, membunuh lebih dari 40 orang dan melukai 35 lainnya. Seorang dokter dan dua perawat berada di antara korban tewas, sementara 11 staf medis terluka, lansir MEMO pada Rabu (25/5/2016). Sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh WHO mengatakan: "Sebagai akibat dari pemboman dan kerusakan yang ditimbulkan, rumah sakit telah berhenti bekerja dan pasien yang berada di sana dipindahkan ke rumah sakit terdekat." WHO menganggap bahwa serangan itu adalah pelanggaran hukum kemanusiaan internasional. WHO juga menyatakan bahwa serangan terhadap fasilitas kesehatan tidak dapat diterima, baik dari segi frekuensi serangan dan ukuran kerusakan yang diakibatkannya. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Helikopter rezim Asad turunkan puluhan ranjau laut dan bom barel di kota Kafr Hamra dan Huraytan Posted: 25 May 2016 04:30 PM PDT KAFR HAMRA (Arrahmah.com) - Helikopter milik rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad telah menjatuhkan puluhan ranjau laut dan bom barel di kota Kafr Hamra dan Huraytan pada Rabu (25/5/2016) yang menyebabkan jatuhnya korban tewas dan terluka di kalangan warga sipil. Empat helikopter tempur menjatuhkan hampir 30 bom ranjau lautdi kota Kafr Hamra dan daerah pinggirannya yang menyebabkan kematian dua orang dan melukai 12 lainnya termasuk anak-anak, lansir ElDorar AlShamia. Staf medis ikut terluka saat mereka bekerja untuk menarik korban luka yang terjebak di bawah reruntuhan. Sementara itu di provinsi Idlib, dua wanita dan dua anak dilaporkan gugur ketika roket rezim Asad menghantam desa Kansafra di utara Idlib. Seorang perempuan lainnya kehilangan nyawanya dalam serangan udara oleh rezim Asad di desa Koreen, dekat kota Ariha. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Pelajar Muslim di Swiss diwajibkan menjabat tangan guru mereka di awal dan akhir pelajaran Posted: 25 May 2016 04:00 PM PDT SWISS (Arrahmah.com) - Pelajar Muslim di Swiss harus berjabat tangan dengan guru mereka di awal dan akhir pelajaran, otoritas daerah terlah memerintahkan, ujar laporan BBC pada Rabu (25/5/2016). Sebuah pembebasan yang memicu kontroversial di negara tersebut, telah diberikan kepada dua remaja bersaudara yang berasal dari Suriah yang menolak untuk menyentuh lawan jenis yang tidak halal bagi mereka. Jika mereka terus menolak, orang tua mereka bisa menghadapi denda. Otoritas daerah mengklaim bahwa guru "memiliki hak" untuk menuntut jabat tangan. Menurut mereka, berjabat tangan dengan guru sebagai tanda hormat, adalah tradisi lama di Swiss. Ketika muncul bulan lalu bahwa sebuah sekolah menengah telah mengizinkan dua saudara asal Suriah yang berusia 14 dan 15 tahun untuk menghindari tradisi tersebut karena keyakinan agama mereka, hal itu memicu kontroversi secara nasional. Anak-anak dari ayah yang seorang imam, mengatakan bahwa mereka tidak mungkin berjabat tangan dengan wanita yang tidak memiliki hubungan nasab dengan mereka, karena berdasarkan keyakinan mereka. Terdapat sekitar 350.000 Muslim di Swiss yang memiliki populasi delapan juta jiwa. Sekolah di kota kecil Therwil telah mencoba untuk menemukan kompromi dalam masalah ini dan memutuskan kedua remaja laki-laki tersebut tidak boleh berjabat tangan dengan guru laki-laki atau perempuan. Namun setelah mencuri perhatian media, sekolah itu akhirnya mengalihkan kasus tersebut ke pemerintah daerah untuk penyelesaian masalah. Pemerintah di sana mengklaim dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu (25/5/2016) bahwa "kepentingan publik mengenai kesetaraan gender serta integrasi orang asing jauh lebih penting dari kebebasan berkeyakinan siswa". Di masa depan, orang tua atau wali murid akan menghadapi denda sampai 5.000 franc Swiss atau setara 5.000 USD jika murid menolak untuk berjabat tangan dengan gurunya. Tetapi kedua remaja asal Suriah tersebut menegaskan kepada media Swiss bahwa tidak ada yang bisa membuat mereka berjabat tangan dengan seorang wanita (yang bukan mahram). (haninmazaya/arrahmah.com) |
Muslimah berkerudung dan nama nasi uduk bisa mengecoh konsumen Posted: 25 May 2016 07:45 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Keberadaaan Muslimah berkerudung dan nama nasi uduk yang umumnya halal dapat mengecoh konsumen pada kedai Nasi Uduk Babi Buncit yang haram itu. Keberadaan kedai Nasi Uduk Babi Buncit yang berada di Lippo Mall Puri, Jakarta Barat, dinilai bisa mengecoh konsumen yang beragama Islam. Meski pemilik telah meletakkan spanduk bertulis Nasi Uduk Babi Buncit, ada kemungkinan konsumen tak memperhatikannya. "Karena masyarakat tahunya nasi uduk itu halal. Jadi, begitu tidak melihat tulisan itu, ya langsung makan saja," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch saat lansir Republika.co.id, Selasa (24/5). Begitu juga terhadap menu-menu lain di kedai tersebut. Meski kedai yang hanya buka pada Jumat, Sabtu, dan Ahad ini juga menjual nasi uduk ayam, maka makanan tersebut akan menjadi haram. "Ketika ada salah satu unsur atau cara penyajiannya tidak halal, maka makanan yang halal pun akan menjadi tidak halal," kata Ikhsan. Menurut dia, nasi uduk adalah makanan tradisional yang jauh dari kata tidak halal. Sejauh ini, nasi uduk dibuat secara tradisional dan dipasarkan oleh para pedagang yang terbuat dari bahan-bahan halal. Dengan masuknya penjualan nasi uduk yang dicampur daging babi, maka bisa merugikan pedagang lain. "Ini maknanya harus diluruskan karena khawatir nanti terkontaminasi, dari nasi uduk yang pengertiannya halal menjadi barang yang merugikan," ujarnya. Dampaknya pun akan berpengaruh pada perekonomian pedagang kecil, khususnya pedagang nasi uduk. Halal Watch tidak melarang pemilik kedai berjualan asal tidak menggunakan "label" makanan yang sudah melekat di kehidupan masyarakat, seperti nasi uduk, nasi kapau, nasi kuning, dan sebagainya. Ikhsan mengatakan, sudah ada beberapa putusan pengadilan tentang kegiatan serupa semacam itu. Majelis hakim menyebutnya sebagai praktik perdagangan yang tidak adil. Diketahui, ramai beredar foto Nasi Uduk Babi Buncit menghebohkan jagat media sosial. Yang membuat foto ini menjadi perhatian adalah sang pelayan dalam foto tersebut mengenakan kerudung. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mualaf Center Indonesia Hanny Kristianto, menyebut penjaga stand nasi uduk babi buncit itu adalah seorang Muslimah. Perempuan itu bekerja untuk penjual nasi uduk babi buncit, yang memang umat kristiani. ''Pemiliknya Oey Cecilia dan Tommy. Mereka penganut kristen, tapi bukan kristen Orthodox. Mereka tinggal di Green Garden (Jakarta Barat),'' ujarnya. Dia pun menuturkan, muslimah yang menjaga stand tersebut sudah bekerja dengan keluarga Oey Cecilia sebagai asisten rumah tangga. Muslimah tersebut, lanjut Hanny, sudah bekerja cukup lama dengan keluarga Oey Cecilia. "Sebelumnya, saudara kita itu menjaga anak-anaknya. Tapi sekarang, karena anak-anaknya sudah besar, dia diminta bantu-bantu untuk jualan,'' tutur Hanny. (azm/arrahmah.com) |
Ketua Panja Terorisme: Banyak orang ditangkap dan mendapatkan kekerasan aparat Posted: 25 May 2016 07:08 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Ketua Panitia Kerja revisi Undang-Undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Terorisme, M. Syafii mengatakan dalam banyak kasus pemberantasan terorisme, banyak orang yang ditangkap dan mendapatkan kekerasan dari aparat. Mengutip Antara, Syafii mengungkapkan data Komnas HAM bahwa ada lebih dari 120 orang tewas sebelum terbukti sebagai teroris bahkan identitasnya ada yang anonim. "Karena itu kami menilai perlu kejelasan (siapa yang disebut teroris dan perlindungan HAM terduga teroris)," ujarnya. Menurutnya konsep revisi yang diajukan pemerintah belum mengakomodir beberapa hal, salah satunya perlindungan Hak Asasi Manusia. "Ada banyak yang belum terakomodir, misalnya siapa yang disebut teroris, ini menjadi bias," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu. Politikus Partai Gerindra itu menekankan bagaimana penegakan HAM bagi mereka yang ditangkap mulai proses penangkapannya hingga pengadilan termasuk perlindungan terhadap aparat dalam menjalankan tugasnya. Selain itu menurut dia, terhadap korban, perlu diperjelas siapa yang menanggung risiko sebelum ada kompensasi dan siapa yang menetapkan seseorang disebut korban. "Lalu siapa yang akan eksekusi terhadap hak-hak seorang sebagai korban," katanya. Syafii mengatakan, Panja juga menyoroti mengenai transparansi program termasuk pemberian dana bagi keluarga terduga teroris yang tewas dalam proses penangkapan. Dia menekankan, harus ada nomenklatur yang jelas dalam pemberian dana itu karena harus dipertanggung jawabkan sumber dananya. "Maka kami menilai perlu dewan pegawas sehingga ada yang mengawasi terkait operasional dan audit," ujarnya. Menurut dia, perlu penanganan yang profesional untuk menghindari penyelewengan keuangan dari aparat dalam upaya pemberantasan korupsi. Selain itu menurut dia, belum diatur terkait kejahatan siber dalam dunia terorisme, karena aliran dana teroris bisa dari mana pun dan siapa pun (azm/arrahmah.com) |
7 migran meninggal saat perahu yang mereka tumpangi tenggelam di lepas pantai Libya Posted: 25 May 2016 06:25 AM PDT LIBYA(Arrahmah.com) - Sedikitnya tujuh orang meninggal saat perahu yang ditumpangi para migran tenggelam di lepas pantai Libya. Angkatan Laut Italia, Rabu (25/5/2016), mengatakan sedikitnya tujuh migran tenggelam di lepas pantai Libya saat perahu penuh sesak yang mereka tumpangi untuk bepergian terbalik dan tenggelam, AFP melaporkan. Selama operasi penyelamatan, 500 orang ditarik ke tempat yang aman oleh angkatan laut dan tujuh mayat telah ditemukan. Penyelamatan sedang berlangsung di tengah kekhawatiran jumlah korban tewas bisa meningkat. Zawiya, titik utama keberangkatan untuk migran yang meninggalkan Libya, kira-kira 190 mil laut jauhnya dari Italia, dan sekitar 30 mil sebelah barat ibukota Tripoli. Diperkirakan bahwa sekitar 34.000 orang telah diselamatkan dalam perjalanan laut antara Libya dan Italia sejak awal tahun ini. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat. (banan/arrahmah.com) |
Deklarasi antara Jaisyul Islam dan Failaq Ar-Rahman dalam mengakhiri bentrokan di Ghautah Timur Posted: 25 May 2016 01:30 AM PDT GHAUTAH TIMUR (Arrahmah.com) - Pada Selasa (24/5/2016) malam dilakukan penandatanganan deklarasi prinsip-prinsip antara Jaisyul Islam dengan Failaq Ar-Rahman dalam mengakhiri bentrokan antara kedua belah pihak di Ghautah Timur, wilayah pinggiran Damaskus, yang telah menewaskan ratusan orang dan tahanan dari kedua belah pihak, lansir Arab21. Deklarasi ini ditandatangani oleh komandan Jaisyul Islam, Essam Bweidana dan komandan Failaq Ar-Rahman, Abdel Nasser Shamir. Deklarasi ini merupakan pertemuan pertama antara para pemimpin sejak awal bentrokan bersenjata dari kedua belah pihak. Tujuan diadakannya deklarasi ini sebagai gencatan senjata dan larangan untuk menggunakan senjata antara kedua belah pihak serta pembebasan tahanan serta pembukaan jalan umum untuk warga sipil. (maheera/arrahmah.com) |
Asy-Syabaab serang konvoy pasukan Kenya di desa Tabta dekat perbatasan Kenya Posted: 25 May 2016 01:00 AM PDT TABTA (Arrahmah.com) - Pejuang Asy-Syabaab bersenjata berat telah melancarkan serangan penyergapan terhadap konvoy pasukan Kenya yang mengawal pasokan untuk pasukan Kenya di daerah Tabta. Warga setempat mengatakan pasukan Kenya diserang secara mendadak oleh pejuang Asy-Syabaab saat bepergian dari kota Dhobley menuju basis mereka di desa Tabta, wilayah Jubba Bawah, lansir Shabelle News pada Selasa (24/5/2016). Penyergapan dimulai dengan ledakan bom pinggir jalan yang menghancurkan sebuah kendaraan militer milik pasukan Kenya. Setelah itu dilanjutkan dengan tembakan berat yang meletuskan baku tembak sengit antara Asy-Syabaab dengan pasukan Kenya. Asy-Syabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan bahwa mereka membakar truk yang membawa pasokan militer untuk pasukan Kenya di desa Tabta yang terletak di dekat perbatasan Somalia-Kenya. Tidak ada rincian laporan mengenai korban dari kedua belah pihak dalam insiden tersebut. Pasukan Kenya tergabung dalam Misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM) yang membantu pemerintah lemah Somalia dalam perang melawan kelompok Asy-Syabaab yang ingin menegakkan syariat Islam secara sempurna di Somalia. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Enam tentara tewas dalam ledakan bom yang memukul konvoy militer Turki Posted: 25 May 2016 12:30 AM PDT VAN (Arrahmah.com) - Enam tentara tewas dan dua terluka ketika sebuah bom ranjau meledak, menghantam konvoy militer di tenggara Turki, ujar pernyataan militer Turki pada Selasa (24/5/2016). Milisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK) disalahkan atas serangan tersebut. Kendaraan lapis baja yang membawa tentara dihantam ledakan bom yang ditanam di tepi jalan di provinsi Van, tenggara Turki, ujar pernyataan tersebut. Bahan peledak ditanam di jalan raya yang terletak antara distrik Jaldıran dan Agrı's Dogubeyazıt, lansir AFP. Tenggara Turki telah menjadi tempat operasi militer sejak Desember 2015, saat polisi dan tentara Turki berusaha keras untuk membersihkan milisi PKK dari wilayah tersebut. PKK ditunjuk sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Organisasi tersebut telah berperang melawan Turki selama 30 tahun untuk memperoleh kemerdekaan. Sejak Juli tahun lalu, gencatan senjata antara kedua pihak pecah dan meletus pertempuran sengit yang telah menewaskan lebih dari 480 anggota pasukan keamanan termasuk tentara, polisi dan penjaga desa, menurut laporan harian lokal, Daily Sabah. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Pengadilan Mesir membatalkan hukuman penjara terhadap 47 pengunjuk rasa Tiran dan Sanafir Posted: 25 May 2016 12:00 AM PDT KAIRO (Arrahmah.com) - Pada Selasa (24/5/2016) pengadilan Mesir membatalkan keputusan hukuman penjara terhadap 47 pengunjuk rasa yang menentang konvensi re-demarkasi perbatasan Mesir-Saudi yang berlangsung pada 8 April lalu, yang bertujuan untuk menyerahkan dua pulau, pulau Tiran dan Sanafir ke Arab Saudi, lansir Arab21. Sumber pengadilan dari Anatolia menyatakan bahwa pengadilan mengganti pembatalan hukuman penjara kepada para terdakwa dengan mendenda masing-masing sebesar 100 ribu pound (10 ribu dolar). Unjuk rasa yang dilakukan pada bulan lalu disebut Jumat Bumi, untuk memprotes demarkasi perbatasan antara Mesir dan Arab Saudi. Unjuk rasa ini bertujuan untuk menolak apa yang mereka sebut dengan "pengabaian" terhadap kekuatan mereka di dua pulau tersebut. Unjuk rasa pun diselingi dengan panggilan dan teriakan untuk kepergian pemimpin rezim Mesir, Abdel Fattah As-Sisi. (maheera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |