Arrahmah.Com |
- Pejuang Suriah berikan waktu 48 jam untuk AS dan Rusia untuk mengakhiri serangan oleh rezim Asad
- Gerakan renaisance Tunisia akan memisahkan antara kegiatan politik dan agama
- Di Xinjiang, Menonton film hijrah diancam hukuman penjara
- Komandan tinggi AS untuk Timur Tengah melakukan kunjungan rahasia ke Suriah
- KPAI: 2000-an anak di Jakarta menjadi korban kekerasan seksual
- Bom barel rezim Asad hantam Aleppo, 7 warga sipil tewas dan 32 cedera
- Tersangka pelaku serangan di Paris hadir di sidang dengar pertama
- Video: Pasukan rezim Asad menembakkan rudal ke Darayya, menyebabkan kerusakan dan kepanikan
- Muhammadiyah: Vonis untuk pengusaha pemerkosa puluhan anak di Kediri cederai keadilan
- AS klaim targetkan Amir Taliban, Syaikh Mullah Mansour, dalam serangan drone di Pakistan
Pejuang Suriah berikan waktu 48 jam untuk AS dan Rusia untuk mengakhiri serangan oleh rezim Asad Posted: 22 May 2016 04:30 PM PDT DAMASKUS (Arrahmah.com) - Beberapa faksi pejuang Suriah pada Ahad (22/5/2016) menetapkan batas waktu 48 jam untuk AS dan Rusia yang menjadi sponsor "gencatan senjata" yang mulai berlaku Februari lalu dalam konflik Suriah, untuk menghentikan serangan oleh pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad di wilayah Damaskus dan sekitarnya. "Kami memberikan para sponsor waktu 48 jam untuk menyelamatkan apa yang tersisa dari kesepakatan itu dan memaksa rezim kriminal Asad dan sekutu-sekutunya untuk sepenuhnya dan segera menghentikan serangan brutal mereka terhadap DAraya dan Ghautah Timur," ujar 29 faksi pejuang Suriah dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP. "Mengingat serangan rezim terhadap semua daerah yang dibebaskan, di Daraya khususnya, kami menyatakan kesepakatan gencatan senjata telah benar-benar runtuh," lanjut pernyataan tersebut. "Kelompok pemberontak akan mengambil semua tindakan yang memungkinkan dan merespon dengan segala cara untuk membela orang-orang kami dan di semua lini sampai rezim benar-benar menghentikan serangan terhadap semua wilayah yang dibebaskan, khususnya Daraya dan menarik kembali posisi mereka." Tentara rezim Nushairiyah yang didukung milisi Syiah asal Libanon yang menamai diri mereka "Hizbullah", pada Kamis pekan lalu merebut kota Deir Al-Assafir dan sembilan desa di dekatnya di wilayah Damaskus. Kota Daraya, yang terletak di dekat ibukota Damaskus, merupakan salah satu yang meletuskan revolusi dalam demonstrasi melawan rezim Asad pada 2011 lalu. Kota tersebut berada di bawah pengepungan yang ketat sejak akhir 2012 oleh pasukan rezim. Sementara itu dalam peristiwa lain, jet-jet tempur Rusia telah memukul rute pasokan penting pejuang Suriah ke Aleppo pada Ahad (22/5). "Jet tempur Rusia dan Suriah bersama-sama melancarkan setidaknya 40 serangan udara di jalan Castello," ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di London. "Itu adalah serangan udara terberat sejak Februari," lanjut laporan SOHR. Castello merupakan rute pasokan kunci bagi pejuang Suriah menuju wilayah utara dari Aleppo. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Gerakan renaisance Tunisia akan memisahkan antara kegiatan politik dan agama Posted: 22 May 2016 04:00 PM PDT TUNISIA (Arrahmah.com) - Pada Jumat (20/5/2016) pemimpin gerakan renaisance Tunisia mengumumkan bahwa gerakan tersebut akan memisahkan kegiatan politik dari kegiatan keagamaan, lansir Alquds. Tunisia merupakan sebuah negara yang dipandang sebagai model untuk transisi demokrasi di wilayah bermasalah, setelah penyusunan konstitusi baru dan mengadakan pemilihan umum yang bebas dan konsensus politik antara Islam dan sekuler, negara tersebut terhindar dari masalah-masalah yang melanda di daerah tersebut. Para analis mengatakan perubahan yang digencarkan gerakan tersebut untuk membedakan diri dan bertujuan untuk mempersiapkan pemilu lokal yang dijadwalkan tahun depan dan pemilihan presiden tahun 2019. Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi menyambut baik atas rencana gerakan renaisance tersebut. Dalam sebuah pidatonya ia mengatakan bahwa gerakan renaisance yang dipimpin oleh Ghannouchi ini di wujudkan demi kebutuhan untuk mengikis advokasi dan politik serta monopoli agama, hingga renaisance tidak lagi merupakan ancaman terhadap demokrasi. (maheera/arrahmah.com) |
Di Xinjiang, Menonton film hijrah diancam hukuman penjara Posted: 22 May 2016 08:33 AM PDT (Arrahmah.com) - Mungkin, hanya di Xinjiang, Cina, menonton film tentang hijrah kaum Muslimin diancam hukuman penjara. Seperti yang terjadi pada keluarga Eli Yasin, seorang warga kota Chaghraq di Aksu (Akesu, dalam bahasa Cina), daerah Onsu, dijatuhi hukuman pada Februari setelah ditahan sejak Mei 2015, kata sumber yang dikutip Radio Free Asia (RFA). Menurut sumber, otoritas Xinjiang telah menuduh Yasin dan keluarganya yang menonton film hijrah kaum Muslimin akan melakukan perjalanan ke luar negeri untuk berjihad. Otoritas Xinjiang menjatuhi hukuman tujuh tahun kepada etnis Uighur karena menontong film hijrah yang dianggap sensitif secara politik. Keluarga Eli Yasin membantah bahwa mereka memiliki rencana seperti itu. "Semuanya berumur lebih dari 40 tahun," kata Hesen Eysa, kepala keamanan di desa Yasin, desa Karasu, kepada RFA cabang Uighur. "Mereka mempunyai peternakan, dan mereka berjuang untuk bertahan hidup dan memberikan pendidikan untuk anak-anak mereka." "Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda menentang pemerintah. Paling tidak Saya tidak pernah melihat tanda apapun terkait ini," katanya. "Sebagai kepala keamanan, Saya mendapati kesulitan waktu untuk menjelaskan tuduhan ini kepada rakyat di desa saya." "Ini semua tidak masuk akal. Ini sungguh tidak adil," katanya. Yasin ditahan bersama dengan dua saudara peremuan dan suami saudara perempuannya, semua penduduk di dekat kota Toxula dan setiap mereka bersama tiga hingga lima anak di dalam keluarga mereka, kata sumber kepada RFA. Tidak ada kebebasan untuk Muslim Uighur Kebijakan pemerintah Cina yang diskriminatif terhadap Muslim Uighur di Xinjiang adalah akar dari semua tragedi keluarga di Xinjiang, menurut Memet Toxti, seorang Uighur yang hidup di pengasingan di Kanada, kepada RFA. "Cina ingin warga Uighur di mana saja mengetahui bahwa negara selalu memantau mereka," kata Toxti, seorang mantan wakil ketua World Uyghur Congress yang berbasis di Munich. "Menghukum seluruh anggota keluarga adalah metode yang umum digunakan untuk membungkam warga Uighur sebelum ada tindakan perlawanan yang bisa terjadi," ujarnya. (siraaj/arrahmah.com) |
Komandan tinggi AS untuk Timur Tengah melakukan kunjungan rahasia ke Suriah Posted: 22 May 2016 07:58 AM PDT (Arrahmah.com) - Komandan tinggi AS untuk Timur Tengah telah melakukan kunjungan rahasia ke Suriah dalam upaya apa yang disebut untuk membangun aliansi terpadu Arab, Kurdi dan "pejuang" lokal lainnya dengan dalih untuk memerangi ISIS. Jenderal Joseph Votel, yang merupakan kepala Komando Pusat AS, terbang ke utara Suriah pada Sabtu (21/5/2016) dan menghabiskan waktu hampir 11 jam di negara tersebut, sebagaimana dilansir Daily Sabah. Menurut laporan yang beredar, Votel bertemu dengan para penasehat militer yang bekerja dengan kelompok "pejuang" Arab Suriah dan berunding dengan para petinggi Pasukan Demokratis Suriah, kelompok yang memayungi para pejuang Kurdis dan Arab yang didukung oleh AS. Votel adalah perwira militer tertinggi AS yang diketahui telah memasuki Suriah sejak AS memulai kampanye militernya dengan dalih memerangi ISIS pda 2014. (siraaj/arrahmah.com) |
KPAI: 2000-an anak di Jakarta menjadi korban kekerasan seksual Posted: 22 May 2016 07:00 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Ratusan anak-anak, remaja, hingga orang dewasa menggelar kegiatan nonton bareng film 'Trust' di Balai Kota, Jakarta. Film 'Trust' berkisah tentang seorang anak perempuan 14 tahun yang menjadi korban pelecehan seksuai oleh teman chatnya di internet. Tutur hadir dalam acara nonton bareng ini perwakilan dari KPAI, Kemenkominfo, dan dari ICT Watch. Film yang berlatar belakang Amerika Serikat tersebut berdurasi sekitar 2 jam. Ketua Divisi Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi KPAI Maria Advianti menjelaskan, apa yang dialami gadis 14 tahun bernama Annie tersebut banyak terjadi di Indonesia. Kekerasan seksual terjadi tak hanya di ruang chat room atau media sosial, tapi berlanjut ke dunia nyata. "Kejadian seperti Annie ini bukan hanya cerita, hal ini di dunia nyata juga terjadi. Kekerasan juga tidak hanya online. Juga berlanjut di dunia nyata," kata Maria di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (21/5/2016), lansir detiknews.. "Kalau dari data KPAI, ada 6 kota wilayah di Jakarta, dari kota-kota wilayah itu rata-rata ada 400 anak yang menjadi korban kekerasan seksual, baik melalui online ataupun offline," lanjutnya. Maria mengatakan bahwa saat ini ada dua upaya penting yang harus dilakukan. Pertama bagaimana mencegah agar tidak semakin banyak anak-anak yang menjadi korban, dan kedua bagaimana memperlakukan para korban dengan benar. "Banyak yang penanganannya kurang baik. Selain itu kekerasan seksual juga tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, banyak juga terjadi antar orang yang pacaran. Penting bagaimana remaja-remaja kita melindungi dirinya sendiri dari pengaruh free sex dan pengaruh-pengaruh negatif media online," tutur Maria. Mengenai kasus kekerasan seksual terhadap anak, Pemprov DKI memiliki Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). P2TP2A adalah pusat kegiatan terpadu yang menyediakan pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan yang meliputi pelayanan informasi, konsultasi psikologis dan hukum, pendampingan dan advokasi, serta pelayanan medis dan rumah aman melalui rujukan. Semua pelayanan tersebut diberikan secara gratis. (ameera/arrahmah.com) |
Bom barel rezim Asad hantam Aleppo, 7 warga sipil tewas dan 32 cedera Posted: 22 May 2016 06:35 AM PDT ALEPPO (Arrahmah.com) - Pejabat pertahanan sipil Suriah mengatakan bahwa pada Jum'at (20/5/2016) helikopter milik rezim militer Suriah melemparkan bom barel di kota Khan Madu, provinsi Aleppo, Suriah utara, sebagaimana dilansir Alquds. Insiden ini menewaskan 7 orang warga sipil dan 32 orang lainnya luka-luka. Para pejabat setempat menambahkan, dari tujuh orang tersebut adalah perempuan dan anak-anak. Sedangkan korban yang terluka langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Bom barel yang digunakan merupakan sistem baru dengan kekuatan destruktif yang besar dalam pemboman terhadap wilayah yang berada dibawah kendali oposisi di Aleppo. (maheera/arrahmah.com) |
Tersangka pelaku serangan di Paris hadir di sidang dengar pertama Posted: 22 May 2016 02:00 AM PDT PARIS (Arrahmah.com) - Salah Abdeslam, tersangka serangan Paris, tiba di pengadilan di Paris pada Jumat (20/5) untuk sidang dengar pertama. Para penyidik meyakini Abdeslam merupakan satu-satunya pelaku penyerangan di Paris yang masih hidup. Pengacara Abdeslam mengatakan bahwa pria berkewarganegaraan Perancis kelahiran Belgia itu berjanji akan berbicara kepada hakim dalam sidang dengar selanjutnya. Jika Abdeslam bekerja sama dan menjawab pertanyaan hakim, maka sidang tersebut diperkirakan akan berlangsung seharian. Sidang tidak terbuka untuk umum. Salah Abdeslam (26) ditangkap pada 18 Maret lalu dengan tuduhan sebagai pelaku penyerangan di Paris, Perancis. Ia juga dikaitkan dengan serangan Brussels pada 22 Maret yang menewaskan 35 orang. Abdeslam sendiri telah ditransfer ke Perancis dari Belgia pada 27 April lalu, beberapa pekan setelah ia tertangkap di Brussels. (fath/arrahmah.com) |
Video: Pasukan rezim Asad menembakkan rudal ke Darayya, menyebabkan kerusakan dan kepanikan Posted: 22 May 2016 12:00 AM PDT DAMASKUS (Arrahmah.com) - Kerusakan dan kepanikan terjadi saat pasukan rezim Asad menembakkan rudal pada Sabtu (21/5/2016) ke kota Darayya di pedesaan bagian barat Damaskus, Syria Live Network melaporkan, sebagaimana dilansir Orient Net. Bom mortir dan bom silinder juga diluncurkan ke daerah pemukiman dari kubu militer rezim Asad. Di pedesaan bagian timur Damaskus, jet rezim Asad membombardir Harasta dan Bezina. Serangan udara membabi buta itu menghancurkan banyak bangunan dan toko-toko di daerah itu, tidak ada korban yang dilaporkan. Pengepungan oleh rezim Asad terhadap Darayya dan kota-kota tetangga seperti Khan al-Sheeh telah menyebabkan puluhan ribu warga sipil - kebanyakan anak-anak - tanpa makanan atau obat-obatan. Warga di daerah ini mengungkapkan kepada media bahwa sebagian besar obat-obatan, bahan bakar dan gandum hampir habis, serta harga pangan telah dua kali lipat dalam beberapa hari terakhir. Mereka memperkirakan bahwa situasi akan semakin memburuk dalam beberapa hari mendatang. (ameera/arrahmah.com) |
Muhammadiyah: Vonis untuk pengusaha pemerkosa puluhan anak di Kediri cederai keadilan Posted: 21 May 2016 11:00 PM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa vonis yang dijatuhkan terhadap pengusaha ternama Sony Sandra alias Koko (63 taun) atas kasus pemerkosaan terhadap puluhan anak di Kediri adalah melukai keadilan karena tidak sebanding dengan perilaku kejahatan seksual yang dilakukan. "Vonis itu melukai keadilan karena terlalu ringan," kata Mu'ti saat ditemui usai jumpa pers "Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan" di kantornya di Jakarta, Jum'at (20/5/2016), sebagaimana dilansir Antara. Dia menilai, Koko sudah mengakui perbuatan dan fakta persidangan sudah kuat sehingga vonis kurungan sembilan tahun bagi pengusaha yang dikenal dengan pejabat itu adalah terlalu ringan. Jumlah korban pelecehan seksual terhadap anak itu sendiri berjumlah 58 korban. Menurutnya, hukum tidak boleh tunduk oleh nama besar Koko yang memiliki jaringan kuat dengan birokrasi dan berbagai relasi. "Janganlah hukum dipengaruhi karena dia punya posisi. Hukum tidak boleh tunduk pada nama besar," ucapnya, menegaskan. Soal kejahatan seksual terhadap anak, lanjutnya, penegak hukum harus mengambil keputusan seberat-beratnya. Tujuannya, agar ada efek jera dan menjadi contoh bagi masyarakat mengenai beratnya hukuman terhadap perilaku kejahatan seksual terhadap anak. Diberitakan, Pengadilan Negeri Kediri, Jawa Timur, Kamis (19/5) menjatuhkan vonis sembilan tahun penjara dan denda 250 juta rupiah subsider enam bulan kurungan terhadap Sony Sandra, terdakwa kasus pemerkosaan anak di bawah umur. Vonis terhadap Koko lebih ringan dibanding tuntutan jaksa penuntut umum, yang menuntut pelaku pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap anak ini dengan hukuman 13 tahun penjara. (ameera/arrahmah.com) |
AS klaim targetkan Amir Taliban, Syaikh Mullah Mansour, dalam serangan drone di Pakistan Posted: 21 May 2016 10:00 PM PDT WASHINGTON (Arrahmah.com) - Pada Sabtu (21/5/2016) pejabat AS mengumumkan bahwa Mullah Akhtar Muhammad Mansour, selaku amir Imarah Islam Afghanistan (IIA) diduga tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Pakistan, lansir Alquds. Serangan yang dilakukan itu mendapat persetujuan dari presiden AS, Barack Obama. Serangan itu terjadi di daerah terpencil di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan. Serangan itu dilakukan dengan beberapa drone pasukan khusus AS. Pejabat AS itu juga mengklaim bahwa saat serangan itu terjadi, posisi Syaikh Mullah Mansour berada di dalam mobil bersama seorang pria, yang juga diduga tewas. Dalam serangan itu, Mullah memang menjadi target serangan udara AS. Mungkin butuh waktu beberapa hari bagi AS untuk menerima konfirmasi secara fisik kematian Syaikh Mullah Mansour, jika semua itu memungkinkan. IIA belum mengeluarkan pernyataan resmi yang mengumumkan kematian Syaikh Mullah Mansour. Voice of Jihad, situs resmi Taliban, telah offline dalam beberapa minggu ini. Sementara Pentagon tidak menyatakan dimana lokasi serangan udara yang diklaim menargetkan Syaikh Mullah Mansour tersebut, Reuters telah melaporkan bahwa serangan itu terjadi pukul 15:00 waktu setempat di kota Ahmad Wal di provinsi Baluchistan. "Beberapa drone AS menargetkan orang-orang saat mereka mengendarai kendaraan di daerah terpencil di Pakistan di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan, barat daya kota Ahmad Wal," kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters. Para pejabat intelijen AS mengonfirmasi kepada The Long War Journal bahwa serangan tersebut berlangsung di rumah Syeikh Mullah Mansour di provinsi Baluchistan. (maheera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |