Arrahmah.Com | |
- KontraS menduga kematian Siyono karena mengalami penyiksaan
- Bupati Pesisir Selatan siap larang penampilan organ tunggal umbar aurat
- Operasi Mujahidin IIA sukses targetkan 7 pos militer musuh di Khan-e-Sheen
- Rezim Nushairiyah Suriah menargetkan sejumlah desa di Al-Akrad, Pegunungan Turkmen
- 1 dari 3 anak Suriah tidak tahu apa-apa selain perang
- Dokter Mesir gelar aksi unjuk rasa memprotes kebrutalan polisi di Kairo
- Empati dunia untuk Paris, di mana empati untuk Ankara?
- Guru pengungsi di Palestina juarai Global Teacher Prize
- Komnas HAM: DPR patut hati-hati dengan rencana revisi UU Pemberantasan Terorisme
- Februari 2016 menjadi bulan terpanas dalam sejarah, dunia darurat iklim
KontraS menduga kematian Siyono karena mengalami penyiksaan Posted: 15 Mar 2016 08:46 AM PDT KLATEN (Arrahmah.com) - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menduga kematian Siyono saat dibawa aparat Densus 88, karena mengalami penyiksaan saat berada dalam pemeriksaan Polri. "Kami menduga bahwa korban meninggal karena mengalami penyiksaan saat berada dalam pemeriksaan Polri. Jika penyiksaan memang terjadi maka dapat dipastikan telah terjadi pelanggaran pidana, etik, prosedur pemeriksaan dan pengamanan oleh anggota Polri dalam menangani terduga kasus terorisme. Dengan begitu tentu perlu ada penindakan bagi anggota Polri yang melanggar tersebut dan evaluasi menyeluruh mengenai prosedur dan tindakan anggota Densus 88 saat menjalankan operasi penanggulangan terorisme," demikian siaran pers Kontras yang diteken Koordinator KontraS, Haris Azhar, Senin (14/3/2016). Selain itu, sebut KontrS, tindakan Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah korban yang merupakan TK saat kegiatan belajar mengajar berlangsung tentu adalah hal yang tidak patut. "Tindakan itu dapat menimbulkan trauma bagi anak-anak yang ketakutan melihat anggota Densus 88 bersenjata laras panjang yang tiba-tiba datang melakukan penggeledahan," sebut Haris. KontraS mendesak Kapolri, Jenderal Pol Badrodin Haiti mengusut tuntas kematian warga Dukuh Brengkungan RT 11, RW 05, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten itu Seperti diketahui, Densus 88 menangkap korban dekat kediamannya. Selang dua hari, Kamis (10/3), Densus menggeledah rumah korban yang juga merupakan TK Amanah Ummah di Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten. Akibatnya, penggeledahan itu menimbulkan kegiatan belajar mengajar terhenti dan membuat anak-anak ketakutan. Esok harinya, Jumat (11/3), dikabarkan korban meninggal dunia dan keluarga korban dijemput untuk mengurus jenazah. Jasad almarhum dimakamkan, Ahad (13/3) dinihari. Menurut Kontras, penjelasan Humas Polri sepertinya sulit dipercaya kebenarannya. Apalagi, karena Polri belum melakukan visum atau otopsi untuk membuktikan penyebab kematian korban. ''Jika penyiksaan memang terjadi, maka dapat dipastikan telah terjadi pelanggaran pidana, etik, prosedur pemeriksaan dan pengamanan oleh anggota Polri dalam menangani terduga kasus terorisme''. Dengan begitu, tentu perlu ada penindakan bagi anggota Polri yang melanggar tersebut. Dan, bila perlu dilakukan evaluasi menyeluruh mengenai prosedur dan tindakan anggota Densus 88 saat menjalankan operasi penanggulangan terorisme. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Bupati Pesisir Selatan siap larang penampilan organ tunggal umbar aurat Posted: 15 Mar 2016 07:00 AM PDT PAINAN(Arrahmah.com) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) bersiap meluncurkan peraturan tentang larangan kegiatan hiburan organ tunggal yang mengumbar aurat permpuan. Bupati Pessel Hendrajoni menyatakan, ini merupakan bentuk tindakan tegas dari pemerintah terhadap tarian erotis yang muncul saat orgen tunggal. "Tarian eksotis yang belakangan marak terjadi harus dihentikan. Ini akan merusak moral dan mental masyarakat terutama generasi muda. Dari sudut pandang agama perbuatan atau kegiatan mengumbar aurat bisa mengundang bencana. Jadi untuk mengantisipasi kedepan pemerintah segera keluarkan peraturan," katanya, Kamis (10/3/2016), dikutip dari Haluan. Bupati menegaskan bahwa Kabupaten Pesisir Selatan sangat menjunjung tinggi nilai agama dan adat, maka tidak pantas kegiatan hiburan diselipkan tarian eksotis. Sementara Tokoh Pemuda Pessel Arif Yumardi menyebutkan, Pesisir Selatan yang berada di selatan Kota Padang Provinsi Sumatera Barat saban waktu terus mengalami perkembangan. Kawasan destinasi wisata baru pun bermunculan di sepanjang garis pantai yang berdampak pada berkembangnya usaha penyediaan jasa dan barang oleh masyarakat lokal. Toko, kedai, pusat-pusat perbelanjaan mini, penginapan pun menjamur di banyak tempat. Pessel yang dulu lengang, kini sudah ramai. "Pergeseran nilai pun dari waktu ke waktu terus terjadi. Kegiatan yang awalnya tabu dan sulit diterima masyarakat kini sudah jadi pakaian atau setidaknya bukan barang aneh lagi. Salah satunya adalah soal hiburan di pesta perkawinan, atau kegiatan pemuda mengisi momen tertentu," kata mantan Ketua KNPI Pessel tersebut. Terkait, Yendi Imam Bandaro Kampai pemangku adat di Lengayang juga mengatakan, yang terjadi saat ini, seolah-olah ninik mamak sudah sulit menolak permintaan anak kemenakan mengganti musik tradisi rabab dengan alat musik elektronik atau orgen tunggal. Rabab, alat musik gesek tradisional khas Minangkabau yang terbuat dari tempurung kelapa, tidak banyak peminat. Sementara musik modern ini , kata dia, bisa membuat banyak orang bertahan selama pesta hingga pagi. "Selaku penguasa di pesta perkawinan kemenakan, suara ninik mamak justru terkadang sering hilang bila ada permintaan menggelar bunyi -bunyian berupa musik program. Ninik mamak hanya bisa berpesan jaga keamanan dan berpakaianlah yang sopan. Dan akhirnya musik tradisi yang selama ini melekat dengan perhelatan adat mulai ditinggalkan. Gantang dituka orang panggaleh, jalan dialiah orang lalu, demikian pantun lamanya," katanya. Menurutnya, pesta perkawinan yang sejatinya dibalut dengan tradisi adat, belakangan dijadikan alas dari pertunjukan nyanyian dan tarian yang tak sesuai akidah dan adat. Kata dia, rasa malu kemudian dikesampingkan. "Rasanya nyaris tidak ada tempat di Pessel yang tidak menerima tarian mengumbar aurat di orgen tunggal," pungkas Yendi. (azm/arrahmah.com) |
Operasi Mujahidin IIA sukses targetkan 7 pos militer musuh di Khan-e-Sheen Posted: 15 Mar 2016 06:30 AM PDT AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) melancarkan serangan terkoordinasi sekitar pukul 23:00 waktu setempat pada Senin (14/3/2016). Serangan tersebut menargetkan sebuah klinik, sekolah dan 5 kompleks lainnya yang telah disalahgunakan sebagai pos militer oleh pasukan boneka rezim Afghanistan setelah distrik Khan-e-Sheen ditaklukkan beberapa bulan yang lalu. Serangan singkat ini mengakibatkan musuh melarikan diri ke arah basis batalion di padang pasir, meninggalkan 6 mayat rekan mereka. Dua APC musuh terbakar, sementara 4 APC lainnya, sebuah truk pickup, 2 senapan mesin berat Dshk, 2 senapan mesin PKM, 10 senapan AK, tabung mortar, 4 NVGs, serta sejumlah besar amunisi serta peralatan lainnya juga disita dan seluruh wilayah dibersihkan dari musuh. Voice of Jihad melansir bahwa ada 2 Mujahidin yang dilaporkan terluka dalam operasi ini. (banan/arrahmah.com) |
Rezim Nushairiyah Suriah menargetkan sejumlah desa di Al-Akrad, Pegunungan Turkmen Posted: 15 Mar 2016 06:00 AM PDT SURIAH (Arrahmah.com) - Pasukan rezim Nushairiyah Suriah pada Ahad (13/3/2016) menargetkan sejumlah desa di Al-Akrad dan Pegunungan Turkmen di Latakia utara, lapor Anadolu Agency. Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa pasukan rezim menargetkan desa-desa tersebut dengan sejumlah artileri dan roket, berdalih menyerang daerah yang dikuasai oleh oposisi Suriah. Sumber-sumber lokal tidak memberikan informasi tentang korban. Menurut Anadolu, rezim Suriah juga meluncurkan operasi darat terhadap dua daerah itu sehari sebelum serangan artileri dan roket, pejuang oposisi menghentikan mereka menyusul terjadinya bentrokan sengit. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan adanya serangan rezim pada beberapa kawasan yang dikendalikan oleh oposisi di seluruh negeri selama gencatan senjata. (banan/arrahmah.com) |
1 dari 3 anak Suriah tidak tahu apa-apa selain perang Posted: 15 Mar 2016 05:30 AM PDT SURIAH (Arrahmah.com) - Satu dari tiga anak Suriah tidak mengetahui apa-apa selain perang yang berkepanjangan, ungkap UNICEF, Senin (14/3/2016), di mana konflik di negara itu telah memasuki tahun keenam pekan ini. Terpaksa meninggalkan rumah dan sekolah mereka, menjadi yatim piatu karena perang dan terlibat dalam pekerjaan atau pertempuran, generasi anak-anak Suriah sedang tumbuh bersama konflik yang terjadi, ungkap UNICEF dalam sebuah laporan baru, sebagaimana dilansir WB. "Setiap anak Suriah di bawah usia lima tahun tidak mengenal apa-apa selain tumbuh bersama perang - diperkirakan ada 2,9 juta anak-anak di dalam wilayah Suriah dan sedikitnya 811.000 lainnya di negara-negara tetangga," kata badan anak-anak PBB. Perang Suriah telah membunuh lebih dari 270.000 orang dan, menurut PBB, memaksa lebih dari setengah dari populasi pra-konflik yang berjumlah 23 juta, meninggalkan rumah mereka. Peter Salama, direktur regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara mengatakan, "Sementara perang berlanjut, anak-anak terlibat dalam perang orang dewasa, mereka terus putus sekolah, dan banyak yang terpaksa menjadi buruh, sementara anak perempuan menikah dini," kata Salama. Di dalam wilayah Suriah, "hampir tujuh juta anak hidup dalam kemiskinan, membuat masa kecil mereka dilalui dengan kerugian dan kekurangan," kata Salama. Lebih dari 200.000 anak-anak tinggal di daerah Suriah yang dikepung, kata laporan itu. Sedikitnya 2,1 juta anak-anak di dalam negeri - dan 700.000 di negara-negara tetangga - berada di luar sekolah, kata UNICEF. Dan "sebuah tren yang menjadi perhatian khusus adalah peningkatan perekrutan anak" oleh angkatan dan kelompok bersenjata, kata laporan itu. "Anak-anak dilaporkan telah aktif didorong untuk bergabung dalam perang oleh pihak yang terlibat dalam konflik yang menawarkan hadiah dan 'gaji' hingga $ 400 per bulan," ungkapnya. Sejak 2014, anak-anak direkrut pada usia yang jauh lebih muda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya - sebagian masih berusia tujuh - dan sering tanpa izin orang tua, lanjutnya. (banan/arrahmah.com) |
Dokter Mesir gelar aksi unjuk rasa memprotes kebrutalan polisi di Kairo Posted: 15 Mar 2016 05:00 AM PDT MESIR (Arrahmah.com) - Sejumlah dokter Mesir berunjuk rasa pada Sabtu (12/3/2016) malam di depan kantor pusat mereka di pusat kota Kairo untuk memprotes kebrutalan polisi dan untuk menuntut keamanan yang lebih baik di rumah sakit negara. Para pengunjuk rasa mengangkat spanduk menuntut polisi yang dilaporkan menyerang dua dokter di sebuah rumah sakit di Kairo timur awal tahun ini. Mereka juga menuntut undang-undang yang menjamin keamanan rumah sakit yang lebih baik. Sebagian mereka meminta anggota untuk melakukan unjuk rasa pada hari Sabtu di luar rumah sakit di seluruh negeri bertepatan dengan protes di kantor pusat. Pada akhir Januari, beberapa polisi ditahan setelah dilaporkan menyerang dua dokter di sebuah rumah sakit di distrik Al-Athariyyah, di timur Kairo. Namun para polisi itu kemudian dibebaskan oleh pihak berwenang dalam waktu 24 jam, membuat geram para dokter di seluruh negeri. Persatuan dokter menuntut agar polisi pelaku penyerangan dirujuk ke pengadilan pidana untuk diadili. Mesir baru-baru ini menyaksikan beberapa protes terhadap kebrutalan polisi, bersama dengan peningkatan jumlah pemogokan buruh. (banan/arrahmah.com) |
Empati dunia untuk Paris, di mana empati untuk Ankara? Posted: 15 Mar 2016 04:00 AM PDT TURKI (Arrahmah.com) - Seorang warga Turki telah menyerukan empati untuk para korban serangan bom bunuh diri di ibu kota Turki, Ankara, yang menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai 125 lainnya. James Taylor, yang tinggal di Ankara, mendorong para pengguna Facebook untuk membayangkan bila serangan seperti itu terjadi di tempat mereka tinggal. "[Ini] sama dengan sebuah bom di Debenhams, Drapery, Northampton, atau di jalan baru di Birmingham, atau Piccadilly Circus di London," tulisnya, sebagaimana dilansir WB. Posting Taylor di akun Facebook-nya telah memperoleh lebih dari 50.000 like dan di-share oleh 45.000 pengguna Facebook lainnya. Posting ini juga telah mengundang haru di antara para pengguna Facebook Turki. "Dapatkah Anda bayangkan Anda berada di sana? Dapatkah Anda bayangkan tempat yang Anda lewati setiap hari, halte bus yang Anda singgahi, jalan-jalan yang Anda sebrangi, diserang?" "Bertentangan dengan apa yang banyak orang pikirkan, Turki bukanlah Timur Tengah," tambah Taylor. "Ankara bukan zona perang, itu adalah kota modern normal yang ramai, sama seperti ibukota Eropa lainnya, dan Kizilay adalah jantungnya, pusatnya." "Begitu mudah untuk menyaksikan serangan teror yang terjadi di London, di New York, di Paris dan turut berduka serta sedih akan apa yang menimpa para korban, lantas mengapa tidak [melakukan hal yang] sama untuk Ankara? "Apakah hanya karena Anda tidak tahu bahwa Ankara tidaklah berbeda dengan kota-kota ini?" Ini adalah ledakan ketiga di ibukota Turki sejak Oktober 2015. Taylor menyimpulkan: "Kalian adalah Charlie [Hebdo], kalian adalah Paris. Tidakkah kalian juga Ankara?" (banan/arrahmah.com) |
Guru pengungsi di Palestina juarai Global Teacher Prize Posted: 15 Mar 2016 03:00 AM PDT DUBAI (Arrahmah.com) - Seorang guru asal Palestina memenangkan hadiah sebesar $1 juta dari penghargaan mengajar sedunia. Hanan Al Hroub dibesarkan di sebuah kamp pengungsi Palestina dan sekarang mengajar untuk para pengungsi. Dia mengkhususkan diri untuk membantu anak-anak yang trauma dengan kekerasan, lansir BBC (14/3/2016). Pemenang diumumkan pada upacara penghargaan di Dubai, disertai sebuah pesan video ucapan selamat dari Pangeran William. Hanan mengatakan kepada para hadirin bahwa "guru bisa mengubah dunia". Tumbuh di sebuah kamp pengungsi di dekat Bethlehem, Hanan Al Hroub bekerja untuk anak-anak pengungsi. Pendekatan yang dia gunakan adalah dengan cara bermain, yang tujuannya adalah untuk menyelesaikan kekerasan dan ketegangan. "Saya bangga menjadi seorang guru perempuan Palestina yang berdiri di atas panggung ini," katanya setelah menerima penghargaan. Dia bilang dia akan menghabiskan uang hadiahnya untuk membantu murid-muridnya. Pangeran William berbicara tentang "tanggung jawab yang luar biasa" dari seorang guru. "Guru bisa memberi pengaruh, inspirasi, dan membentuk kehidupan anak-anak untuk menjadi lebih baik," katanya. (fath/arrahmah.com) |
Komnas HAM: DPR patut hati-hati dengan rencana revisi UU Pemberantasan Terorisme Posted: 15 Mar 2016 02:31 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Komnas HAM mengingatkan para politisi di DPR RI agar patut hati-hati dengan rencana revisi UU Pemberantasan Terorisme. Ini melihat rekam jejak aparat Densus 88 yang melakukan penembakan di luar pengadilan . Data yang dimiliki Komnas HAM sudah ada 118 laporan terduga teroris yang ditembak mati tanpa proses pemeriksaan. "Dengan UU yang ada sekarang saja perlakuannya sudah sedemikian keterlaluan, apalagi kalau kewenangannya diperkuat," keterangan tertulis Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution, Senin (14/3/2016). Menurutnya kematian Siyono menambah daftar panjang pertanyaan publik. Kematian tersebut jelas menyisakan banyak pertanyaan publik. Oleh karena itu, Komnas HAM patut melakukan investigasi serius terhadap operasi Densus 88 ini. "Jika perlu, dilakukan audit total terhadap satuan khusus anti terorisme ini. Kenapa harus diaudit, karena kenaikan anggaran Rp.1,9 Triliun untuk Densus 88, seperti beredar di publik adalah untuk kenaikan gaji anggota Densus 88, peremajaan alat, penguatan intelijen, dan sebagainya. Namun jika kenaikan tersebut tidak menambah keahlian, profesionalitas, dan perspektif HAM anggota Densus 88 dalam melakanakan tupoksinya, maka anggaran tersebut perlu diaudit dan kalau perlu, selama audit, operasi Densus 88 sementara dikembalikan ke Brimob terlebih dahulu," jelasnya. Selain itu Komnas HAM juga menyoroti metodologi Densus menggeledah perlu dievaluasi. Kata Maneger banyak dugaan pelanggaran HAM di lokasi penggerebekan kediaman sesorang yang baru diduga, termasuk di TK Roudhatul Athfal Klaten. "Penggeledahan disaat anak-anak TK yang sedang belajar di lokasi, tidaklah tepat," tegasnya. Jika fungsi intelijen akan ditingkatkan dengan kenaikan anggaran, menurut dia, maka cara-cara seperti itu jelas jauh dari edukatif. Dikatakannya, selain menebar syiar ketakutan dan menyebabkan anak-anak trauma, maka metodologi Densus seperti itu sangat berpotensi mewariskan nilai-nilai dendam dan kekerasan pada memori anak-anak Indonesia. "Itu hanya akan melahirkan generasi-generasi teroris baru di kemudian hari," tukasnya. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Februari 2016 menjadi bulan terpanas dalam sejarah, dunia darurat iklim Posted: 15 Mar 2016 02:00 AM PDT WASHINGTON DC (Arrahmah.com) - Data terbaru yang diterbitkan Lembaga Antariksa AS (NASA) menunjukkan bahwa Februari 2016 mengalahkan semua rekor dengan menjadi bulan terpanas selama lebih dari satu abad pencatatan rekor global. Sebagaimana dikutip dari Australia Plus (15/3/2016), data yang membandingkan tiap bulan di tahun 1880 dengan suhu rata-rata antara 1951-1980, menegaskan analisis sebelumnya bahwa Februari adalah bulan terpanas sepanjang sejarah. Meskipun bulan terpanas adalah Juli 2015, Juli dan Agustus cenderung 4 derajat Celcius lebih panas dari Januari dan Februari karena massa tanah yang luas di belahan bumi utara mendinginkan planet ini selama musim dingin utara, jelas meteorolog Dr. Jeff Masters. Menulis di blog Weather Underground, Dr. Jeff dan rekannya Bob Henson mengatakan, Februari luar biasa karean ia lebih panas 1,35 derajat Celcius ketimbang rata-rata jangka panjang, sementara Juli hanya lebih panas 0,75 derajat Celcius dari rata-rata. "Mungkin, yang bahkan lebih luar biasa adalah bahwa Februari 2015 mengalahkan rekor Februari sebelumnya [yang diatur selama puncak El Nino 1997-98] dengan kenaikan suhu 0,47 derajat Celcius besar," tulis mereka. Rekor sebelumnya adalah Januari tahun ini, yakni lebih panas 1,14 derajat Celcius ketimbang suhu rata-rata, yang memecahkan suhu Desember 2015 dengan catatan kenaikan 1,10 derajat Celcius. Data NASA juga menunjukkan bahwa meskipun Oktober 2015 adalah bulan pertama yang menjadi lebih hangat 1 derajat Celcius dibanding suhu rata-rata, setiap bulan sejak Oktober telah melampaui tanda itu. Bulan terakhir yang lebih dingin dari suhu rata-rata adalah September 1992, dan tahun terakhir dengan dua bulan yang lebih dingin dari rata-rata adalah tahun 1978. Pemanasan belum pernah terjadi sebelumnya, dunia darurat iklim. Dr. Jeff dan Dr. Bob menggambarkan data di bulan Februari sebagai "margin yang luar biasa untuk mengalahkan rekor suhu dunia bulanan," dan "tonggak yang tak menyenangkan". "Hasil ini merupakan kejutan sesungguhnya, namun pengingat lain dari kenaikan jangka panjang dalam suhu global diakibatkan gas rumah kaca yang dihasilkan manusia," jelas mereka. Profesor Stefan Rahmstorf dari Institute Penelitian Dampak Iklim Postdam dan profesor tamu di Universitas New South Wales mengatakan bahwa pemanasan itu "benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya." "Kita semacam berada dalam darurat iklim sekarang ini," katanya. "Pemerintah telah berjanji untuk bertindak dan mereka perlu melakukan lebih baik dari apa yang mereka janjikan di Paris," tambahnya. Konferensi iklim COP21 di Paris menghasilkan sebuah kesepakatan di bulan Desember 2016, yakni mengulang target 2 derajat Celcius tetapi juga menyebut bahwa dunia harus mengejar target untuk membatasi peringatan ke 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Namun, Dr. Jeff mengatakan, dunia sudah lebih hangat 1 derajat Celcius sejak akhir abad ke-19, dan panas yang tersimpan di lautan telah menyumbangkan setidaknya 0,5 derajat dari pemanasan atmosfer. "Singkatnya, kita sekarang meluncur dengan kecepatan menakutkan ke arah maksimum pemanasan 2 derajat Celcius dari tingkat pra-industri yang disepakati secara global," ujarnya. Dr. Jeff mengatakan, beberapa bulan ke depan suhu akan tetap jauh di atas rata-rata jangka panjang, dan 2016 mungkin melampaui 2015 sebagai tahun terpanas dalam catatan pembukuan global. (fath/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |