Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Ledakan bom membunuh empat tentara junta Mesir di Sinai Utara

Posted: 27 Jan 2016 04:05 PM PST

Seorang tentara Mesir berjalan melewati puing-puing pesawat Rusia yang terjatuh di Hassana, Mesir. (Foto: AFP)

SINAI (Arrahmah.com) - Sebuah ledakan bom menewaskan seorang kolonel Mesir dan tiga tentara junta lainnya di Sinai Utara pada Rabu (27/1/2016), ketika kendaraan lapis baja mereka melintas, ujar pejabat keamanan.

Perangkat diledakkan dari jarak jauh ketika kendaraan militer tersebut terlibat dalam operasi pencarian di pinggiran ibukota provinsi El-Arish, ujar laporan AFP.

12 tentara lainnya terluka dalam ledakan tersebut, tambah laporan.

Sejak kudete militer yang menggulingkan Muhammad Mursi dari kekuasaan pada tahun 2013, tentara dan polisi junta Mesir secara teratur menjadi target serangan di wilayah Semenanjung Sinai.

Ratusan terntara dan polisi junta telah tewas dalam serangkaian serangan terutama di Sinai Utara, meskipun ada juga serangan di Kairo dan Delta Nil.

"Militan" mengatakan serangan mereka sebagai pembalasan atas tindakan keras rezim Mesir terhadap para pendukung Ikhwanul Muslimin dan Muhammad Mursi di mana ratusan orang telah gugur dan ribuan lainnya dipenjarakan. (haninmazaya/arrahmah.com)

Ketika perempuan pengungsi Suriah menyulap sampah-sampah di Beirut menjadi produk bermanfaat

Posted: 27 Jan 2016 03:34 PM PST

Beberapa wanita mengatakan mereka diejek karena telah melakukan pekerjaan "maskulin", namun mereka tidak terpengaruh. (Foto: Al Jazeera)

Sekelompok kecil orang berkumpul di Beirut untuk melihat-lihat produk yang dijejerkan, mulai dari lampu yang terbuat dari botol anggur kosong hingga tempat duduk yang terbuat dari tong bekas dan dihias dengan kain atau pakaian tua.

Krisis sampah yang berkelanjutan di Beirut telah dijadikan kesempatan bagi sekelompok perempuan Suriah yang merubah wadah alumunium, karton telur dan lain-lain menjadi berbagai produk dari meja hingga bingkai foto. Produk daur ulang mereka ditawarkan untuk dijual di Hall Glass, pusat budaya yang terhubung ke Kementerian Pariwisata Libanon yang terletak di distrik Hamra, Beirut.

"Saya pikir jenis keahlian ini bisa menjadi semacam bisnis bagi kami," ujar Lama, seorang perempuran Suriah berusia 23 tahun mengatakan kepada Al Jazeera.

"Karya ini dapat membantu kami mendukung keluarga kami."

Lebih dari 1,2 juta pengungsi Suriah telah melarikan diri ke Libanon di tengah perang yang berlangsung di negara asal mereka. Di antara mereka banyak yang masih bergantung pada bantuan.

Pusat Sumber Daya ABAAD untuk Kesetaraan Gender, sebuah LSM Libanon, menyadari bahwa krisis sampah Beirut dijadikan kesempatan untuk mengatasi dua masalah sekaligus.

Agustus lalu, organisasi tersebut meluncurkan program untuk melatih perempuan Suriah dalam melakukan pekerjaan dan pertukangan dengan menggunakan bahan-bahan yang bisa mereka temukan di tempat sampah. Sebanyak 70 perempuan berpartisipasi dalam 10 sesi pelatihan terpisah, dengan lokakarya yang diselenggarakan di kota Tripoli, selatan Tirus dan sebuah desa di Lembah Bekaa.

Ramy El-Kaissy, pejabat proyek ABAAD, mengatakan bahwa memperkenalkan konsep daur ulang limbah merupakan tugas utama.

"Pelatih kami bekerja dengan wanita-wanita ini selama tiga bulan. Pada awalnya, mereka tidak memahami manfaat daur ulang," ujar Kaissy kepada Al Jazeera.

"Namun begitu mereka menyadari bahwa mereka bisa membuat kerajinan, seni dan furnitur tanpa mengeluarkan uang untuk mengumpulkan bahan-bahan, mereka menikmati tugas mereka."

Wanita-wanita ini ternyata harus menghadapi berbagai ujian saat memutuskan untuk melakukan pekerjaan tersebut, banyak dari mereka yang dikritik dan dilecehkan secara verbal saat memilah-milah sampah. Mereka juga diejek karena melakukan apa yang beberapa orang menganggap pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan "maskulin".

Meskipun adanya stigma sosial, mereka tetap termotivasi untuk belajar keterampilan yang pada akhirnya akan membuat mereka lebih otonom, ujar Roula Chamseddine, seorang artis Libanon yang mempelopori lokakarya.

"Mereka begitu antusias," ujar Chamseddine kepada Al Jazeera.

"Mereka ingin melihat hasil. Mereka ingin membantu keluarga mereka. Tapi yang lebih penting, mereka ingin membantu keberhasilan satu sama lain."

Beberapa peserta program telah kehilangan suami mereka dalam perang Suriah dan kini berjuang seorang diri untuk menyediakan kebutuhan bagi keluarga mereka. Menurut badan pengungsi PBB, hampir satu dari empat keluarga pengungsi Suriah dipimpin oleh seorang ibu tunggal.

Memperoleh keahlian keterampilan dan pertukangan telah memberikan kemampuan para wanita ini untuk mengontrol nasib mereka sendiri.

Sohari, seorang pengungsi Suriah berusia 34 tahun mengatakan ia telah mendapatkan keuntungan dari lokakarya karena suaminya berkeinginan untuk menjaga anak-anak mereka di rumah.

"Ia tidak memiliki pekerjaan tetap karena hukum di sini di Libanon," ujar Sohair.

"Workshop ini tidak hanya membantu kami menemukan cara untuk mendapat sedikit penghasilan, tetapi juga telah memberikan kami beberapa bantuan mental. Saya bertemu dengan wanita di sini yang tidak pernah saya temukan sebelumnya. Ini karena Roula, cara dia memperlakukan kami membuat kami merasa sangat nyaman."

"Melakukan pekerjaan ini tidak hanya bernilai untuk saya, tapi juga memiliki nilai untuk anak-anak saya," tambah Sohair.

"Saya terus belajar meskipun saya tidak memiliki pendidikan formal. Saya ingin anak-anak saya memahami bahwa tidak pernah terlambat untuk belajar."

Sementara itu penjualan hasil karya mereka di Hall Glass telah membantu meningkatkan penghasilan untuk keluarga mereka, Lama mengatakan nilai sebenarnya dari lokakarya harus diukur oleh kemampuan yang telah diperoleh oleh para wanita tersebut. Dia mengatakan dia bahkan merenungkan untuk bekerja sama dengan beberapa temannya untuk memulai usaha kecil.

"Kami bertanggung jawab untuk pekerjaan ini," ujar Lama sambil menatap bangga kepada para wanita pengungsi Suriah yang telah menjadi rekan dan teman baginya.

"Dan saya berpikir jika kita terus belajar, kita bisa membuat ini menjadi bisnis yang berkelanjutan, bersama-sama." (haninmazaya/arrahmah.com)

Rusia secara sengaja menghancurkan 25 sekolah di Suriah

Posted: 27 Jan 2016 03:05 PM PST

Serangan udara Rusia sengaja menargetkan sekolah-sekolah di Suriah dan membunuh anak-anak tak berdosa

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Sekitar 25 sekolah di wilayah yang dikuasai oleh Mujahidin Suriah telah menjadi target serangan oleh jet-jet tempur Rusia dalam beberapa bulan terakhir, menurut laporan Zaman Alwasl pada Rabu (27/1/2016).

Pada pekan ini, serangan udara pengecut oleh pasukan Rusia terutama menargetkan wilayah yang dikuasai oleh oposisi Suriah moderat dan umumnya tidak menyerang Daulah Islam atau yang lebih dikenal dengan ISIS.

Serangan-serangan brutal tersebut telah diintensifkan di kota-kota Idlib, Aleppo, Hama dan Homs, disamping daerah pedesaan di Latakia, Daraa dan selatan Damaskus.

Serangan serampangan juga telah meratakan Masjid, rumah sakit, toko roti dan sekolah.

Perang Suriah yang telah berlangsung hampir lima tahun menurut laporan PBB telah menewaskan lebih dari 300.000 nyawa. (haninmazaya/arrahmah.com)

Remaja Australia ini ditahan gara-gara miliki dokumen rilisan Al-Qaeda

Posted: 27 Jan 2016 09:50 AM PST

FILE - In this Dec. 15, 2014 file photo, armed police officers point as they stand at the ready close to a cafe under siege at Martin Place in Sydney, Australia.  For a country of just 24 million that is thousands of miles from Syria and Iraq, Australia has been unusually fertile ground for Islamic State recruiters.  (AP Photo/Rob Griffith, File)

AUSTRALIA (Arrahmah.com) - Otoritas Australia telah mendakwa seorang remaja dengan tuduhan ia mengoleksi dokumen yang terkait dengan tindakan apa yang mereka sebut "terorisme".

Seorang remaja berumur 18 tahun dari pinggiran barat Sydney ditangkap pada Senin (18/1/2016) dan didakwa dengan "tiga tuduhan mengumpulkan dokumen yang mungkin untuk memfasilitasi tindakan teroris," kata tim gabungan kontra-terorisme New South Wales pada Selasa (26/1), lansir Al Arabiya.

Remaja laki-laki itu dituduh mendapatkan gambar dari sebuah dokumen dalam bahasa Arab "yang menyediakan instruksi tentang bagaimana melancarkan serangan penikaman yang sukses, terkait dengan persiapan untuk serangan teroris," lapor Sydney Morning Herald, mengutip lembar dakwaan polisi.

Dia juga dituduh memiliki dokumen berbahasa Arab yang memberikan informasi tentang cara membuat peledak, lapor koran tersebut.

Gambar-gambar di dokumen itu diklaim telah dikoleksi oleh remaja itu pada Desember dan Januari, menurut laporan Australian Broadcasting Corporation. Laporan tersebut juga mengklaim bahwa salah satu dokumen itu dipublikasikan oleh Al-Qaeda di Semenjanjung Arab (AQAP).

Terdakwa yang hadir di pengadilan Sydney pada Selasa tidak mengajukan jaminan dan akan kembali ke pengadila pada 2 Februari mendatang. Media menyebutnya sebagai Sameh Bayda.

Australia telah melakukan serangkaian penggerebekan di berbagai kota dalam rangka "kontra-terorisme".
Seorang remaja 17 tahun telah didakwa pekan lalu dengan tuduhan membuat ancaman di media sosial.
Pada Desember tahun lalu lima orang termasuk seorang remaja laki-laki 15 tahun juga didakwa di Sydney atas tuduhan merencanakan serangan "teror" yang menargetkan gedung pemerintahan. (siraaj/arrahmah.com)

Mujahidin IIA berhasil rebut pos musuh di distrik Chinartu

Posted: 27 Jan 2016 06:45 AM PST

Mujahidin Imarah Islam Afghanistan

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Pos pemerikasaan musuh yang terletak di area Tori Gari wilayah Shaflugh, distrik Chinartu, berhasil jatuh ke tangah bawah Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) dalam sebuah operasi bersenjata, lansir Shahamat pada Selasa (26/1/2016).

Mujahidin menggunakan senjata berat dan ringan dalam serangan di mana akhirnya Mujahidin dapat menduduki posisi musuh, membunuh 9 musuh bersenjata.

Selain itu, Mujahidin juga berhasil memperoleh ghanimah berupa 9 senapan, 2 senapan mesin PKM, 3 peluncur RPG, tabung mortir, 2 radio komunikasi dan peralatan lainnya dalam operasi tersebut.

Segala puji hanya bagi Allah, tidak ada Mujahidin yang dirugikan dalam operasi yang berjalan sukses ini.

(banan/arrahmah.com)

17 pasukan boneka Afghanistan tewas, 21 terluka dalam serangan Mujahidin IIA di Ghazni

Posted: 27 Jan 2016 06:30 AM PST

ghanimat2

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Al-Emarah News melaporkan Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) telah melancarkan serangan terhadap musuh di distrik Khogyani provinsi Ghazni.

Sebanyak 15 pasukan boneka Afghanistan dilaporkan tewas sementara 21 lainnya luka-luka dalam serangan itu.

Menurut laporan tersebut, sebanyak 3 pasukan boneka tewas dan 2 lainnya menderita luka-luka dalam serangan bom yang menargetkan tank lapis baja musuh pada Selasa (26/1/2016).

Sementara sisanya meregang nyawa dengan 19 lainnya terluka dalam pertempuran dengan Mujahidin di distrik yang sama di provinsi Ghazni.

Juga pada Selasa (26/1), dua tentara boneka tewas dalam serangan Mujahidin di ibukota provinsi provinsi Ghazni.

Sementara satu Arbaki tersingkir dalam pertempuran di distrik Maqur juga pada Selasa (26/1).

(banan/arrahmah.com)

Penjajah "Israel" menahan 4 warga Palestina di Tepi Barat

Posted: 27 Jan 2016 06:14 AM PST

363432C

PALESTINA (Arrahmah.com) - Pasukan "Israel" menahan empat warga Palestina dalam serangan menjelang fajar di Tepi Barat, ungkap sumber-sumber Palestina dan "Israel", sebagaimana dilansir Ma'an pada Selasa (26/1/2016).

Perhimpunan Tahanan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan "Israel" menahan dua pemuda dari Kafr Thulth dan Azzun dekat Qalqilya, dalam serangan pada Senin (25/1) itu.

Keduanya diidentifikasi sebagai Hamdallah Abd Al-Qader (22), dan Muhammad Yassin Anaya (19).

Pasukan "Israel" juga menahan Ahmad Manasra dari kamp pengungsi Qalandiya dan Moussa Hassan Mahmoud Abu Safiyyeh dari Beit Sira dekat Ramallah.

Seorang juru bicara militer "Israel" mengonfirmasi bahwa empat warga Palestina ditahan - dua di distrik Qalqilya dan dua dekat Ramallah. Dia mengklaim mereka ditahan karena "dicurigai terlibat dalam kegiatan teroris."

Pasukan "Israel" telah menahan ratusan warga Palestina sejak gelombang kerusuhan melanda wilayah Palestina yang diduduki pada awal Oktober.

Kelompok hak asasi tahanan Palestina Addameer memperkirakan pada bulan Desember bahwa "Israel" menahan 6.800 tahanan politik, termasuk 470 tahanan anak.

(banan/arrahmah.com)

DPO Polresta Banda Aceh memuat foto orang yang sudah meninggal dan berada dalam tahanan

Posted: 27 Jan 2016 06:00 AM PST

DPO

ACEH (Arrahmah.com) - Media online aceh.tribunnews.com pada Sabtu (23/1/2016) menyampaikan bahwa Polresta Banda Aceh telah menyebar foto sejumlah terduga teroris yang diklaim hingga kini masih menjadi menjadi daftar pencarian orang (DPO).

"Fotonya kita sebar dan kita tempel di pusat keramaian seperti terminal, bandara, pelabuhan, pasar, taman kota, dan tempat-tempat umum lainnya," kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Zulkifli SStMk.

Terkait pemberitaan tersebut, ISAC (The Islamic Study and Action Center) menemukan kejanggalan terhadap foto-foto tersebut.

Kejanggalan tersebut, sebagaimana dilansir kiblat.net pada Rabu (27/1), adalah sebagai berikut:

  1. Mencantumkan foto Ahmad Yosepa alias Hayat. Yang bersangkutan sudah meninggal dunia diduga sebagai pelaku Bom di Gereja Kepunton Solo.
  2. Mencantumkan foto Cahya alias Ramzan. Yang bersangkutan masih berada di LP Tangerang
  3. Mencamtumkan nama Nanang Irawan alias Nangndut. Yang bersangkutan sedang menjalani hukuman 5 tahun terkait kasus Bom di Masjid Cirebon dan sekarang ini mendapatkan hak bebas bersyarat, Nangndut keluar dari LP sejak Desember 2014 dan masih wajib lapor di Bapas Solo hingga 9 bulan ke depan.

Dengan demikian foto-foto tersebut sudah tidak layak untuk ditampilkan ke publik karena sebagian data sudah tidak valid lagi.

Untuk itu ISAC meminta kepada Kapolri untuk:

  1. Mengklarifikasi tentang informasi penyebaran foto-foto terduga teroris di Banda Aceh.
  2. Menarik semua foto foto tersebut karena sebagian data sudah tidak valid.
  3. Jika foto tersebut tidak benar kami minta Kapolri meminta maaf dan memulihkan nama baik kepada pihak-pihak yang sesungguhnya tidak masuk dalam daftar DPO.

(banan/arrahmah.com)

Ledakan bom kembali mengguncang kota Homs, Suriah

Posted: 27 Jan 2016 05:26 AM PST

homs-double-suicide-bombing-jan262016-afp-sana

SURIAH (Arrahmah.com) - Sebuah ledakan bom mengguncang wilayah Homs yang dikuasai pemerintah Suriah pada Rabu (27/1/2016), lapor televisi Al-Manar Libanon.

Ledakan ini terjadi hanya satu hari setelah adanya serangan serupa di daerah itu yang menyebabkan sedikitnya 25 orang tewas.

Al-Manar menyatakan bahwa ledakan itu terjadi di lingkungan Al-Hamra kota dekat sebuah sekolah. Namun belum ada rincian lainnya sejauh ini.

Ledakan itu terjadi satu hari setelah kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, mengklaim bertanggung jawab atas serangan serupa di kota yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai puluhan lainnya.

(banan/arrahmah.com)

Iran merekrut ribuan Syiah Afghanistan untuk mendukung rezim Asad

Posted: 27 Jan 2016 04:00 AM PST

Foto: ElDorar AlShamia

TEHERAN (Arrahmah.com) - Sumber Iran dan dan sumber lainnya dari oposisi Suriah menegaskan bahwa Iran telah merekrut ribuan Syiah Afghanistan untuk berperang bersama rezim Asad di Suriah dengan mendapat gaji bulanan.

Situs Al-Mashareq News yang dekat dengan IRGC dalam sebuah laporan baru-baru ini mempublikasikan kehadiran sekitar 20 ribu milisi dalam brigade Fatemeyon yang terdiri dari orang Afghanistan yang tinggal di Iran. Lebih 200 orang dari mereka telah tewas di Suriah sejak 2013, lansir ElDorar AlShamia, Senin (25/1/2016).

Sementara itu, Kolonel Hussein Kanani dari Garda Revolusi Iran mengatakan kepada Al Jazeera Net bahwa sebagian besar milisi brigade Fatemeyon terdiri dari puluhan ribu orang yang dilatih di Afghanistan, dan memasuki Suriah melalui Irak atau Lebanon. Dia juga menambahkan bahwa brigade ini dapat disamakan dengan milisi Syiah di Irak.

Dalam konteks yang sama, menurut anggota badan politik di Koalisi Oposisi Suriah, Anas al-Abda, Iran merekrut milisi Syiah dari seluruh dunia untuk berperang di Suriah, menunjukkan bahwa Iran menganggap dirinya sebagai satu-satunya referensi untuk semua Syiah di dunia. Iran membentuk organisasi sosial dan politik-militer di dalam komunitasnya serta di di luar negeri.

Al Jazeera Net mengutip Fares Piyush dari FSA mengatakan bahwa ada sekitar 20 ribu milisi dari Syiah Afghanistan yang saat ini berperang bersama dengan pasukan rezim Asad, terutama di Aleppo.

Komunitas Syiah Hazara di Afghanistan adalah target untuk merekrut milisi untuk berperang di Suriah, dan Teheran mengeksploitasi populasi Syiah yang mampu mempengaruhi mereka secara langsung.

Dilaporkan juga bahwa Garda Revolusi Iran merekrut pengungsi Syiah Afghanistan untuk berperang di Suriah, dengan imbalan gaji bulanan sebesar $ 500.

Banyak dari para tahanan Syiah Afghanistan mengatakan bahwa mereka pergi ke Suriah setelah dijanjikan imbalan uang, dan dilaporkan bahwa para milisi ini menerima gaji mulai dari $ 500 hingga $ 1000 per bulan.

Lainnya mengatakan bahwa mereka bergabung dengan para tahanan untuk berperang di Suriah agar bisa melarikan diri dari penjara. Mereka ini dipenjara atas dakwaan perdagangan narkoba, yang bisa diancam hukuman mati di Iran.

(ameera/arrahmah.com)