Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

544 orang telah ditangkap rezim Mesir sejak awal tahun

Posted: 25 Jan 2016 04:13 PM PST

Penjara Mesir

KAIRO (Arrahmah.com) - Sekitar 544 orang telah ditangkap di Mesir sejak awal tahun ini, ujar laporan organisasi hak asasi manusia.

Dalam komentar eksklusif kepada Anadolu, Ezzat Ghoneim, dari Koordinasi Mesir untuk Hak dan Kebebasan mengatakan: "Sejak awal 2016, asosiasi ini telah menandai 544 penahanan, termasuk 34 kasus penangkapan yang berlangsung pada Sabtu (23/1/2016) dan 17 pada Ahad (24/1), dengan semua orang yang terlibat dalam kasus tersebut masih berada di dalam penjara."

Ia mengatakan bahwa penangkapan pada Sabtu terjadi di lebih dari tujuh lokasi yaitu di Kairo, Giza, Al-Gharbia, Al-Behairah, Aswan, Monoufia dan Kafr.

"Kemarin tujuh orang ditangkap di Alexandria dan 10 di Ismailia," lanjut Ghoneim dan menambahkan bahwa organisasinya memantau semua kasus penangkapan.

"Tuduhan berkisar antara masalah yang berkaitan dengan demonstrasi, hasutan kekerasan, keanggotaan kelompok terlarang, mempersiapkan peringatan revolusi 2011, atau mengambil bagian dalam revolusi itu sendiri." (haninmazaya/arrahmah.com)

Dua warga Palestina kembali meregang nyawa setelah dituduh menikam pemukim ilegal Yahudi

Posted: 25 Jan 2016 03:36 PM PST

Sedikitnya 165 warga Palestina telah gugur sejak Oktober 2015 dalam serangan brutal oleh tentara Zionis "Israel". (Foto: EPA)

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Dua warga Palestina telah ditembak mati setelah mereka dituduh melakukan penikaman di sebuah pemukiman ilegal Yahudi yang terletak di barat daya Ramallah, Tepi Barat yang diduduki.

Otoritas Zionis menuduh keduanya telah menikam dua wanita di pemukiman ilegal Beit Horon sebelum mereka ditembak mati oleh penjaga pada Senin (25/1/2016) malam, lansir Al Jazeera.

Juru bicara kepolisian "Israel" Mickey Rosenfeld mengklaim bahwa serangan tersebut meninggalkan dua orang wanita "Israel" terluka parah-satu dalam kondisi serius. Dia juga mengklaim para ahli penjinak bom telah dikerahkan di lokasi kejadian karena adanya dua alat peledak yang ditemukan di sana.

Insiden ini meningkatkan jumlah korban tewas dari kalangan Palestina menjadi 165 orang sejak ketegangan meningkat pada Oktober lalu. Sedikitnya 25 warga "Israel" juga tewas dalam periode waktu yang sama. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mujahidin Jabhah Nushrah serbu pabrik ganja di provinsi Idlib

Posted: 25 Jan 2016 03:05 PM PST

Mujahidin Jabhah Nushrah saat menggerebek pabrik ganja di provinsi Idlib. (Foto: Zaman Alwasl)

IDLIB (Arrahmah.com) - Mujahidin Jabhah Nushrah menyerbu sebuah pabrik ganja di dekat kota Maaret Al-Nouman di utara provinsi Idlib, ujar laporan aktivis Suriah pada Senin (25/1/2016) seperti dilansir Zaman Alwasl.

Jabhah Nushrah, cabang Al Qaeda di Suriah, telah menyita sejumlah besar ganja dan senjata di desa Al-Gadfa, dekat kota Maaret Al-Nouman.

Penduduk setempat menyatakan terkejut saat mengetahui ada pabrik ganja besar di wilayah yang mereka tempati. (haninmazaya/arrahmah.com)

Proyek lokal strategei global ala Al-Qaeda: Arahan Umum Proyek Islam dan Jihad di Azawad

Posted: 25 Jan 2016 03:30 AM PST

01

(Arrahmah.com) - Dari Abu Mush'ab Abdul Wadud kepada saudara-saudaranya para pimpinan dan anggota Majlis Syura di kawasan Sahara Raya:

Saya memuji syukur kepada Allah atas kalian, yang tidak ada ilah selain Dia, dan memang Dialah Dzat yang layak untuk dipuji. Saya ucapkan shalawat dan banyak-banyak salam kepada makhluk terbaik-Nya, pemimpin kita Muhammad, dan kepada keluarga dan para sahabatnya. Amma ba'du:

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Saya memohon kepada Allah agar surat saya ini sampai kepada kalian sedangkan kalian bersama para ikhwah yang bersama kalian dalam kondisi yang paling baik, agama dan dunianya.

Lembaran surat ini berisikan sejumlah arahan dan nasehat yang disampaikan oleh jajaran pimpinan organisasi (Al-Qaeda Maghrib Islam/AQIM) kepada para ikhwah pimpinan di wilayah Sahara Raya agar dilaksanakan. Karena ini merupakan bagian dari bentuk pemantauan yang terus-menerus, dan pemberian nasehat serta arahan yang berhaitan persoalan-persoalan baru yang terjadi di kawasan Sahara.

Kami telah berusaha untuk menyinggung secara sekilas dalam lembaran ini mengenai gambaran umum dan sikap terbaik yang kami pandang selaras dengan realita yang rumit dan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara cepat yang berkaitan dengan proyek Islam dan Jihad di wilayah Azawad.

Sebuak proyek vital dan sangat penting bagi kita dan bagi Jihad kita pada periode yang sangat genting dan sensitif ini, yang mengharuskan kita semua untuk memeliharanya secara khusus dan mengharuskan kita untuk menyiapkan sarana-sarana kesuksesan dan semaksimal mungkin menghindari faktor-faktor kegagalan.

Setelah kami melakukan diskusi dan kajian dalam pertemuan-pertemuan Majlis Syura belakangan ini mengenai permasalahan ini, maka diputuskanlah agar kami memberikan arahan dan nasehat kepada kalian berikut ini, lantaran permasalahan ini adalah permasalahan yang memiliki urgensi sangat besar dan tantangan untuk masa yang akan datang terhadap Jihad kita dan terhadap proyek kita secara keseluruhan. Dan arahan ini kami bagi menjadi enam poin pokok:

  1. Gambaran umum tentang proyek Islam dan Jihad di Azawad.
  2. Identifikasi kondisi organisasi Al-Qaeda (AQIM) untuk periode ini, dan menentukan tabiat program internal maupun eksternalnya.
  3. Siasat terbaik dalam berinteraksi dengan berbagai unsur masyarakat Azawad, juga dengan berbagai pihak luar negeri.
  4. Catatan-catatan penting terhadap putusan kesepakatan antara Ansharuddin dengan gerakan MNLA (Gerakan Nasional Kemerdekaan Azawad).
  5. Gambaran tentang pembetukan dan pengendalian pemerintahan sementara.
  6. Arahan-arahan penting tentang interfensi militer yang diprediksikan akan terjadi.

Kami memohon kepada Allah agar memberikan pelurusan, petunjuk dan bimbingan kepada kami dan kepada para ikhwah terhadap apa yang dicintai dan diridhai-Nya.

Gambaran umum tentang proyek Islam dan Jihad di Azawad

02

Peta Azawad

Pandangan seseorang terhadap sesuatu itu merupakan bagian utama dari pemahaman dia terhadap sesuatu tersebut. Dan selama pandangannya itu tidak benar dan tidak mencakup seluruh aspek permasalahan yang mesti dikaji; maka perencanaan dan keputusan yang diambil akan pincang, jika tidak kita katakan salah. Kaitannya dengan proyek kita ini, maka sangatlah penting bagi kita untuk menempatkan dalam pertimbangan kita – di sela-sela pandangan global kita terhadapnya – dua perkara penting:

Pertama: Bahwa kekuatan adidaya yang mendominasi dunia internasional hari ini meski ia mengalami kelemahan dan kemunduran akibat terkurasnya kekuatan militer dan krisis ekonom, namun demikian ia masih memiliki banyak 'kartu' yang menjadikannya masih mampu untuk menghalangi berdirinya Daulah Islam di Azawad di bawah pimpinan mujahidin dan aktifis Islam.

Atas dasar itu, maka sangatlah mungkin – atau bahkan pasti – akan terjadi interfensi militer baik secara langsung maupun tidak langsung, atau embargo ekonomi, politik dan militer secara total, tekanan yang bermacam-macam, yang pada akhirnya akan memaksa kita untuk kembali ke basis-basis pertahanan belakang kita, atau membangkitkan masyarakat untuk menggulingkan kita akibat kelaparan yang terencana dan pemutusan bantuan serta gaji, atau memperuncing pertikaian antara kita dengan gerakan-gerakan politik bersenjata lain di kawasan dengan cara memperbanyak titik-titik perselisihan, memancing masalah dan menggunakan siasat 'tongkat dan wortel' untuk menggiring kelompok-kelompok tersebut memusuhi kita.

Dan setelah kita mengambil pertimbangan mengenai faktor yang penting ini;

  1. Kita tidak boleh terlalu berlebihan dan ngawur dalam mengambil keputusan dan menganggap proyek tersebut sebagai sebuah Daulah Islam yang telah kokoh. Ini terlalu cepat dari yang semestinya, wallahua'lam. Justru kita harus bersikap hati-hati dalam perkara ini dan harus lebih realistis, serta melihat perkara ini dari sudut pandang yang lebih luas sehingga dari sana dapat terlihat peluang bersejarah yang tepat yang memang mesti dimanfaatkan untuk berbaur dengan masyarakat Azawad dengan berbagai unsurnya untuk tujuan menyatukan dan mengerahkan mereka agar mau bersama-sama memikul proyek Islam kita dengan cara menyajikan proyek ini sebagai proyek yang adil dan dapat menampung inspirasi-inspirasi mereka yang dibenarkan dan mewarnainya dengan warna Islam yang tulen. Karena masyarakat kita ini adalah masyarakat istimewa yang terletak di atas pundaknya tanggung jawab untuk memenangkan Islam di kawasan ini dan tanggung jawab Daulatul Murobithin yang dahulunya telah berhasil melindungi Islam dan mempertahankan wilayah umat Islam selama sekian waktu lamanya. Dan mereka adalah bagian dari bangsa Islam yang ahli berperang dan yang dijagokan untuk membela Islam dan memikul tugas-tugasnya di kawasan ini pada masa yang akan datang.

Dan ini juga merupakan kesempatan emas untuk membentangkan berbagai hubungan dengan semua lapisan dan unsur masyarakat Azawad baik Arab, Thoriq dan Negro, dengan tujuan untuk semaksimal mungkin mengakhiri kondisi terisolasi secara sosial, politik dan pemikiran antara mujahidin dengan berbagai lapisan masyarakat tersebut, utamanya adalah kabilah-kabilah yang besar, gerakan-gerakan perlawanan penting dengan berbagai pandangannya, para tokoh dan ulama' masyarakat Azawad, komunitas-komunitas dan kekuatan-kekuatan yang positif.

Dan andai saja kita hanya mampu merealisasikan target yang positif ini dalam pengalaman singkat kita ini, kemudian proyek Daulah kita gagal lantaran satu atau lain hal, ini saja sudah sangat cukup bagi kita meski hanya sebatas ini. Karena dengan begitu kita telah berhasil menaburkan benih awal yang baik di tanah yang subur tersebut dan memberinya pupuk yang bagus untuk memberikan sokongan kepadanya berupa kesempatan untuk tumbuh secara mulus bagi pohon yang selalu kita rindu untuk dapat melihatnya dalam kondisi berdiri dengan kokoh, meskipun harus menunggu waktu.

  1. Berdasarkan perhitungan faktor yang penting itu pula kita juga tidak boleh terlalu bernafsu untuk menguasai pentas politik dan militer untuk periode ini, dan jangan pula kita menjadi satu-satunya pihak yang berada di muka dan mengendalikan perkara, karena hal itu tidak menguntungkan kita untuk saat sekarang. Akan tetapi justru hendaknya kita berusaha melibatkan kekuatan-kekuatan aktif yang penting dalam mengendalikan perkara, seperti gerakan MNLA, MAA (Gerakan Arab Azawad), dan lain-lain. Gaya seperti ini akan memberikan tiga keuntungan pokok:
03

--- MNLA, Gerakan Nasional Untuk Kemerdekaan Azawad ---

04

--- MAA, Gerakan Arab Azawad ---

Keuntungan pertama: Kita tidak sendirian dalam memikul tanggung jawab atas faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dan pemboikotan yang diprediksikan akan terjadi. Bahkan jika itu benar-benar terjadi – semoga Allah tidak menakdirkannya – dan itu sangat mungkin terjadi, maka yang akan memikul tanggung jawab kegagalan dan embargo itu adalah semua unsur penting yang memiliki tanggung jawab di hadapan rakyat dan semua juga akan melihat permasalahannya secara objektif dan bertanggung jawab.

Keuntungan kedua: Yaitu bahwa pengendalian wilayah dan berdiri menghadapi tantangan dari luar negeri baik dunia internasional maupun regional, adalah sebuah tugas besar yang jauh di luar kemampuan militer, dana, organisasi dan administrasi kita pada saat ini. Maka dari itu sikap yang bijak adalah janganlah kita memikul beban ini sendirian untuk periode ini, akan tetapi kita harus libatkan seluruh pihak yang beroperasi di sini dan semua eleman masyarakat, untuk memikul tanggung jawab ini.

Keuntungan ketiga: Tekanan dari pihak luar dan internasional kepada kita akan semakin ringan.

Kedua: Termasuk hal yang sangat penting adalah kita mesti melihat proyek Islam kita di Azawad ini adalah ibarat seorang bayi kecil yang di hadapannya masih terbentang berbagai macam tahapan yang harus dia lalui sampai ia besar dan dewasa.

Karena bayi yang ada sekarang ini masih pada masa-masa pertamanya yang merangkak di atas kedua lututnya dan belum lagi dapat berdiri dengan kedua kakinya. Maka apakah bijak jika kita sekarang mulai membebaninya dengan beban-beban yang pasti akan menggagalkannya untuk dapat berdiri di atas kedua kakinya, atau bahkan akan menjadikannya tercekik dan menghentikan nafasnya?! Jika kita memang benar-benar menginginkan agar bayi ini dapat berdiri di atas kedua kakinya di dunia yang penuh dengan musuh yang kejam dan selalu mengintai ini, maka kita harus meringankan bebannya, menggandeng tangannya, membantu dan menyokongnya sampai ia dapat berdiri.

Berdasarkan gambaran ini kita membangun fiqih (siasat) menetralkan musuh, menghindari siasat memancing dan menciptakan musuh serta membangkitkan emosinya, dan merusaha keras untuk mencari sekutu, dan hendaknya kita luwes dalam berinteraksi dengan realita, dan hendaknya kita mengalah untuk sebagian hak kita dalam rangka meraih kepentingan yang lebih besar sebagaimana yang dilakukan Nabi kita ﷺ dalam perjanjian Hudaibiyah. Karena tidak semua sikap mengalah kepada musuh itu adalah sikap yang harus ditolak dan juga bukan selalu berarti ridha terhadap kekafiran dan kebatilan. Dan tidak pula setiap sikap memenuhi permintaan mereka itu merupakan perkara mungkar. Kuncinya adalah kita harus memahami bagaimana cara meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan sikap mengalah yang seminim mungkin. Selain itu kita juga harus dapat membedakan dengan baik antara masa lemah yang tengah dilalui si bayi pada saat ini, dengan masa kuat dan remaja di mana ia dapat berdiri dan telah siap untuk menghadapi musuh yang sepadan.

Syaikh kita Usamah bin Ladin rahimahullah di dalam suratnya pada waktu lalu kepada Amir Al-Qaeda untuk wilayah kita ini, mengatakan: "Pada saat kuat, kaum Muslimin memerangi orang-orang kafir, sampai mereka masuk Islam atau membayar jizyah. Namun pada saat kondisinya tidak seperti itu, sikap yang diambil oleh Nabi kita Muhammad ﷺ, orang yang tidak pernah berbicara berdasarkan hawa nafsu ini, pada saat perang Ahzab beliau punya keinginan untuk memberikan sepertiga dari hasil buah-buahan Madinah kepada Ghothofan dengan tujuan agar mereka mau menarik pasukan dan tidak lagi memerangi kaum Muslimin. Kita tidak memerangi dan merampas harta mereka tapi justru kita memberikan sepertiga hasil ekonomi kita – karena hasil perekonomian Madinah pada saat itu adalah buah-buahan –. Maka seorang komandan Muslim yang handal itu adalah yang mau melakukan tindakan seperti ini karena berfikir bagaimana agar hukum Allah itu terwujud pada akhir pergulatan dan bagaimana memenangkan agama Allah meskipun harus memakan waktu. Sikap lain yang mirip dengan ini juga adalah apa yang dilakukan oleh Nabi ﷺ pada perjanjian Hudaibiyah. Di mana ketika terbuka peluang gencatan senjata beliau menerima tawaran gencatan senjata, karena padanya terdapat kemaslahatan yang sangat besar bagi kaum Muslimin. Demikianlah seharusnya kita menapaki jalan Jihad yang memiliki misi meninggikan kalimatullah. Memang kesempatan untuk menegakkan Daulah yang memberlakukan hukum Allah sebagaimana yang kita inginkan itu atas ijin Allah telah terbuka. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala itu telah menetapkan sebuah aturan main di alam semesta ini, bahwa Negara itu tidak dapat didirikan dalam waktu antara pagi dan sore. Ia memerlukan sejumlah penopang agar ia berhasil. Dari sini dapat dipahami bahwa di antara penopangnya yang terpenting adalah membangun loyalitas yang kuat dengan para kabilah yang memiliki kekuatan." Sampai di sini nukilan dari beliau.

Dan memang benar apa yang dikatakan oleh Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, bahwa perbaikan yang kita idam-idamkan itu tidak dapat dicapai dalam waktu pagi dan sore hari. Dan proses (bekerja secara bertahap) itu adalah bagian dari sunnatullah (ketetapan Allah) yang harus diperhatikan oleh setiap pembaharu dan reformis bagi keadaan masyarakat. Lihatlah Sayyidina Umar bin Abdul Aziz. Ketika Abdul Malik, anaknya, masuk menemui beliau seraya berkata: "Ayah, kenapa engkau tidak melaksanakan perintah? (Maksudnya adalah; kenapa engkau tidak memberangus semua perkara yang menyelisihi syariat secara sekaligus). Demi Allah saya tidak peduli sekalipun saya dan engkau direbus dalam periuk demi kebenaran!" Maka Sayyidina Uma rpun menjawab dengan bahasa orang yang yakin dengan langkah yang ditempuhnya: "Jangan terburu-buru wahai anakku. Karena Allah itu telah mencela khamr dua kali dalam Al-Qur'an dan baru mengharamkannya pada kali yang ketiga. Saya khawatir jika saya berlakukan semua kebenaran kepada masyarakat secara sekaligus, mereka akan menolak semuanya secara sekaligus, sehingga timbul bencana."

Maka takutlah kepada Allah wahai para ikhwah, dalam memahami persoalan yang penting ini. Jangan sampai kalian bersikap kolot yang bertentangan dengan nuansa toleran yang terdapat dalam syariat, dan hendaknya kalian melaksanakan sunnatut tadarruj (ketetapan Allah bahwa semua hal itu ada prosesnya secara bertahap) dalam menjalankan siasat kalian, memperhatikan untung dan rugi, dan menjaga keseimbangan dalam mengukurnya, berdisiplin dengan siyasah syar'iyah yang diperlukan pada periode ini. Karena setiap kesalahan yang terjadi dalam permasalahan ini pada periode yang sangat genting ini, dengan melihat umur bayi yang masih belia ini, itu sama halnya dengan membebani bayi tersebut dengan beban berat pada pundaknya. Dan setiap kali bertambah kesalahan, akan semakin menumpuk pulalah beban tersebut pada punggung si bayi tersebut. San sangatlah mungkin sekali kalau itu terjadi berarti kita telah menghentikan nafasnya secara mendadak, dan kita menjadi penyebab atas kwmatian bayi tersebut. Dengan begitu ini akan menjadi sebuah bencana yang tidak perlu kita herankan lagi, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Dan apakah tatkala kalian tertimpa bencana padahal kalian telah menimpakan bencana dua kali lipat, kalian mengatakan: Bagaimana ini terjadi? Katakanlah (wahai Muhammad): Ini adalah berasal dari kalian sendiri. Sesungguhnya Alloh itu Mahakuasa atas segala sesuatu."

Berkaitan dengan ini kami memiliki beberapa catatan penting seputar beberapa peristiwa yang terjadi di tempat kalian akhir-akhir ini yang menurut kami merupakan tindakan yang salah dan tidak mendukung proyek Islam kita di kawasan ini, dan menurut kami kalian secepatnya harus membenahinya:

  1. Diambilnya keputusan untuk berperang melawan MNLA, setelah sebelumnya dilakukan pendekatan dan nyaris terjadi kesepakatan dengannya yang hal itu membikin kami senang. Keputusan ini menurut pandangan kami merupakan kesalahan besar yang mestinya sangat mungkin untuk dihindari dan dilokalisir dalam bingkai yang sempit dan terbatas yang jauh dari keputusan untuk perang total. Meskipun banyak alasan yang disampaikan oleh para ikhwah dalam penjelasan-penjelasan mereka yang dipublikasikan melalui berbagai media massa (dengan catatan bahwa tidak ada satu penjelasan pun yang sampai kepada kami dari pihak kalian padahal ini adalah perkara yang sangat bahaya dan besar!!!), namun kami berpendapat bahwa alasan-alasan tersebut semata tidak cukup untuk dijadikan pembenaran atas pengambilan keputusan perang total terhadap kelompok politik terpenting dalam masyarakat yang justru semestinya kita harus berusaha untuk melanjutkan hubungan menuju kesepakatan yang penting tersebut. Dan tidak diragukan lagi, peperangan ini akan menimbulkan dampak negatif terhadap proyek kita.

Atas dasar itu, sebagai bentuk perbaikan dan pembenahan langkah, maka kami tegaskan kepada kalian agar kalian berusaha memperbaiki situasi dan menambal lubang melalui usaha membangun kembali kesepakatan damai dengan MNLA, dan berusaha sungguh-sungguh untuk membangun kembali musyawarah dengan mereka untuk menyingkirkan berbagai rintangan yang menjadi penghalang kesepakatan damai pada kesempatan yang lalu yang menurut kami ini merupakan langkah mendesak yang harus ditempuh untuk menyatukan barisan internal Azawad untuk persiapan menghadapi tantangan eksternal ke depan.

  1. Hal lain yang menurut kami juga termasuk siasat keliru yang kalian lakukan adalah: terlalu tergesa-gesa dalam menjalankan hukum syariat dengan tanpa memperhatikan prinsip tahapan pada suatu lingkungan yang didominasi oleh ketidak pahaman terhadap hukum-hukum Islam, dan pada masyarakat yang telah lama tidak berlaku hukum-hukum syariat untuk sekian abad lamanya. Sementara pengalaman-pengalaman yang lalu membuktikan bahwa tidak diperhatikannya efek dari pelaksanaan syariat itu pasti akan mengakibatkan larinya masyarakat dari Islam dan kebencian mereka kepada Mujahidin. Yang selanjutnya proyek pun gagal.

Perkara lain yang penting diingatkan di sini adalah bahwa adanya sekelompok kecil masyarakat yang bisa menerima pemahaman kita dalam melaksanakan hukum syariat Islam itu tidak pasti menunjukkan bahwa seluruh rakyat dengan seluruh lapisannya juga bisa menerima.

Padahal semestinya yang harus dilakukan pada tahap awal itu adalah fokus untuk menciptakan kondisi yang siap terhadap pelaksanaan syariat Islam, dengan cara berdakwah, berkomunikasi dengan baik, meyakinkan dan mengajari masyarakat sampai apabila kita pandang bahwa kondisinya sudah siap dengan terwujudnya kemampuan yang dapat diakui dan tidak adanya prediksi timbulnya berbagai kerusakan yang lebih besar; ketika itulah kita mulai melaksanakan hukum-hukum syariat Islam dengan cara yang lembut dan bijak. Dalam hal ini kita memiliki teladan yang baik dalam sejarah seorang Khalifah yang lurus Umar bin Abdul Aziz radhiallahu anhu, di mana banyaknya kondisi yang rusak itu tidak menjadikan beliau terdorong untuk melakukan perbaikan secara sekaligus, padahal masyarakat pada saat itu masih dekat dengan masa kenabian dan masih dalam kategori tiga generasi pertama Islam yang mendapatkan keutamaan.

Dan di antara contoh yang kami lihat kalian telah tergesa-gesa dalam pelaksanaannya, dan yang kami harapkan kalian tidak mengulanginya lagi adalah:

  1. Penghancuran bangunan-bangunan kuburan karena kekuasaan kita sekarang ini belum lagi sempurna, sementara interfensi luar akan segera datang, masyarakat masih baru saja merdeka, sehingga besar kemungkinan tindakan tersebut akan menimbulkan kerusakan yang lebih besar lagi, dan semua itu menjadikan kita telah memiliki alasan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
06

--- Penghancuran kuburan di Timbuktu ---

05

--- Penghancuran kuburan di Timbuktu ---

08

--- Hukuman dera 100 kali seorang laki-laki dan perempuan di Timbuktu setelah keduanya memiliki anak di luar nikah ---

07

--- Hukuman dera 100 kali seorang laki-laki dan perempuan di Timbuktu setelah keduanya memiliki anak di luar nikah ---

2. Di antara contoh lainnya adalah: pemberlakukan hukuman had bagi pelaku zina, mendera masyarakat, memberantas kemungkaran dengan kekuatan, melarang wanita berjalan-jalan, mengharuskan masyarakat untuk melaksanakan amalan-amalan yang hukumnya tidak wajib, melarang permainan yang hukumnya mubah, memeriksa rumah-rumah … dan seterusnya. Tindakan-tindakan seperti ini – jika benar terjadi mekipun itu dilakukan oleh oknum – adalah siasat yang menyelisihi petunjuk salaf dalam memberlakukan hukum-hukum Islam dan memperbaiki kondisi masyarakat.

09

--- Mujahidin merajam dua orang pelaku zina ---

Oleh karena itu, sebagai bentuk perbaikan langkah para penanggung jawab harus mengontrol tindakan-tindakan seperti ini jika memang terjadi, dan mematuhi arahan-arahan yang telah kami jelaskan dalam perkara ini.

Sumber: Proyek Lokal Strategi Global Al Qaeda – Arahan Umum Proyek Islam dan Jihad di Azawad

Oleh: Yayasan Media Jihad An-Nukhbah

(banan/arrahmah.com)

Kehalalan Operasi Militer yang Masih Dipertanyakan? (2)

Posted: 25 Jan 2016 03:00 AM PST

Kehalalan yg masih dipertanyakan_Arrahmah

(Arrahmah.com) - Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah pernah menyampaikan ada dua alasan mendasar mengapa kita harus menghindari pelaksanaan operasi militer di negeri-negeri kaum Muslimin.

Pertama, serangan yang dilakukan di negeri-negeri Muslim akan semakin membuka peluang jatuhnya korban dari kaum Muslimin. Meskipun para ikhwah telah diingatkan agar tidak terlalu longgar dalam menimbang masalah tatarrus, namun mereka masih saja belum paham batasan-batasannya, sehingga dalam realitanya masih saja terjadi sikap yang terlalu longgar dalam masalah tatarrus ini. Hal ini menjadikan kita memikul tanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala, itu satu persoalan, kemudian kita juga harus memikul kerugian dalam proyek lapangan dan gangguan dalam mendakwahkan Jihad.

Kedua, kerugian yang sangat besar sekali yang dialami oleh para ikhwah yang berada di daerah tempat mulai dilaksanakannya program 'amaliyat, sebagai efek dari pemberangusan besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah terhadap para pemuda yang terlibat dalam program Jihad, atau bahkan sampai terhadap para pemuda yang hanya terlibat dalam program dakwah. Lalu ditangkaplah puluhan ribu di antara mereka sebagaimana yang terjadi di Mesir, dan ribuan orang sebagaimana yang terjadi di negeri dua tanah suci [Arab Saudi].

Sementara jika kita berkaca kepada Sirah Nabawiyah, kita akan melihat bahwa Nabi ﷺ tidak membunuh Abdullah bin Ubay bin Salul, dikarenakan tindakan tersebut bisa mengakibatkan kerugian terhadap dakwah Nabi ﷺ. Dan hari ini kita bisa melihat hal-hal serupa, yang apabila terjadi kesalahan bisa mengakibatkan kerugian bagi Mujahidin yaitu dari sisi hilangnya simpati kaum Muslimin kepada mereka, yang kemudian kesalahan-kesalahan tersebut dimanfaatkan oleh musuh untuk memperburuk citra Mujahidin di mata masyarakat untuk memisahkan Mujahidin dari basis massanya.

Dampak-dampak negatif inilah yang tidak dipahami oleh ikhwah-ikhwah di lapangan. Persoalannya perang bukan saja membunuh atau dibunuh, tetapi juga harus memperhatikan simpati umat. Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa kehilangan simpati umat akibat ketidakcermatan memilih target dan tidak memperhatikan resiko akibat pelaksanaan aneka operasi militer yang sembrono, telah membuat Mujahidin dihadapkan pada banyak kesulitan.

Karena terpisahnya Jihad dari basis masanya adalah kekalahan yang sesungguhnya. Dan tidak mustahil gerakan semacam akan muncul di Indonesia, dan hal ini menjadi alasan bagi pihak yang tidak suka dengan perjuangan syariat Islam untuk membungkam Dakwah dan Jihad kita di bumi Nusantara ini.

Di awal tahun 2016 pada Kamis (14/1/2016) pagi sekitar pukul 11:00, Indonesia telah dikejutkan dengan sebuah aksi penyerangan. Ledakan beruntun terjadi di sekitar halaman parkir depan kafe Starbucks, Jalan Husni Thamrin, Jakarta Pusat.

Para pelaku beraksi di perempatan dekat pusat perbelanjaan Sarinah di mana pihak kepolisian langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku. Sempat terjadi baku tembak di dekat kafe Starbucks dan pos polisi Sarinah. Polisi pun menutup dan mensterilisasi kawasan itu. Jalan Thamrin hingga Bundaran Hotel Indonesia ditutup untuk dua arah.

Sebagaimana diketahui, aksi-aksi semacam ini sudah mendapat banyak teguran dan koreksi atas banyaknya mudharat yang didapatkan ketimbang manfaatnya. Apapun alasannya, tegas Ustadz Abu Jihad Al-Indunsiy, aksi yang bisa mendistorsi makna Jihad dan menyebabkan tertumpahnya darah kaum Muslimin tetap tidak bisa dibenarkan.

Ustadz Abu Jihad yang melihat aksi tersebut dari sudut pandang seorang jihadis dan mantan narapidana tindak pidana "terorisme" yang bahkan juga mengenal beberapa pelaku, menegaskan bahwa Jihad itu sejatinya disyari'atkan lagi diberkahi, memiliki tujuan tinggi dan target yang terpuji.

Bagaimana metodologi dan logika yang dipakai oleh para pelaku, trend baru yang dilakukan oleh mereka dan bagaimana aliran Jihad Global menilai operasi-operasi seperti ini? Berikut uraian lanjutan dari bagian pertama dalam rangkaian risalah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Jihad terkait hal tersebut.

***

Strategi ini masih dilanjutkan di era "Arabic Spring" [revolusi Arab yang menumbangkan rezim-rezim Arab, dimulai dari Tunisia, lalu Mesir, lalu Libya, Yaman dan berlanjut dengan revolusi Suriah] oleh Syaikh Aiman Az-Zhawahiri sepeninggal Syaikh Usamah. Hal itu bisa kita lihat misalnya dalam pesan audio yang disampaikan oleh tokoh Al-Qaeda in Islamic Maghrib (AQIM), yaitu Syaikh Ahmad Abu AbdiIlah hafizhahullah, yang dirilis pada hari Selasa, 11 Rajab 1434 H / 21 Mei 2013 M.

Di dalam pesan audio yang berjudul Risalatu Nush-hin Wa Bayanin Li Harakatin Nahdhah Bi Tunisil Qairwan itu, Syaikh Ahmad Abu Abdillah hafizhahullah menyampaikan 15 poin untuk kaum Muslimin, di antaranya adalah:

Poin pertama: "Kami menegaskan kembali bahwa kami masih mematuhi arahan-arahan Syaikh dan Amir kami, Syaikh Dr. Aiman Az-Zhawahiri hafizhahullah untuk tidak menyerang pemerintah-pemerintah yang berkuasa setelah terjadinya revolusi, dan untuk menjulurkan tangan kerjasama dengan pemerintah tersebut dalam rangka mewujudkan pelaksanaan syari'at Islam dan membebaskan negeri-negeri kaum Muslimin, terutama adalah Palestina, serta menegakkan keadilan di tengah-tengah kaum Muslimin."

Poin keempatbelas: "Kami perbaharui lagi komitemen kami terhadap nasehat-nasehat Amir kami Syaikh Dr. Aiman Az-Zhawahiri, dan arahan-arahan Amir untuk wilayah kami Syaikh Abu Mush'ab 'Abdul Wadud, untuk tidak menyerang tentara dan aparat keamanan Tunisia, kecuali dalam rangka membela diri. Dan saya berharap pemerintah Tunisia membaca pesan ini secara benar."

Al-Qaeda melarang operasi amaliyah isytisyhadiyah atau serangan terhadap tatarrus dengan target razim murtad di negera-negara mayoritas Muslim?"

Seorang Muslim yang baik akan melakukan muhasabah/introspeksi atau mengevaluasi amal-amal yang dia lakukan, baik muhasabah sebelum beramal, muhasabah saat beramal dan muhasabah setelah beramal, dan Jihad adalah puncak dari amal sholeh yang seharusnya lebih menuntut adanya kewajiban untuk bermuhasabah.

Berkenaan dengan evaluasi ini Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah mengatakan : "Kekeliruan operasi militer setelah meluasnya perang dan tersebarnya Mujahidin di berbagai wilayah adalah, adanya ikhwah yang asyik berperang dengan musuh lokal dan kesalahan ini semakin parah akibat berbagai kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh para ikhwah pembuat rencana penyerangan, atau akibat suatu perkara yang terjadi sebelum pelaksanaan 'amaliyat. Ditambah lagi dalam masalah tatarus/perisai hidup, sehingga mengakibatkan jatuh korban kaum muslimin." (Letter from Abbotabad hlm 88-89)

Untuk lebih detail mengenai persoalan tatarrus (operasi Bom Syahid) ini, silakan merujuk dan mengkaji kitab At-Tatarrus fi o Jihadil Mu'ashir karya Syaikh Abu Yahya Al-Libi dikarenakan kondisi yang berbeda dengan kondisi saat ini, dengan batasan-batasan yang jelas.

Lalu kekeliruan yang dievaluasi adalah membunuh orang yang tidak dipahami oleh umumnya kaum muslimin bahwa orang tersebut boleh dibunuh. Oleh karena itu, jika kita berkaca kepada Sirah Nabawiyah, kita akan melihat bahwa Nabi ﷺ tidak membunuh Abdullah bin Ubay bin Salul, dikarenakan tindakan tersebut bisa mengakibatkan kerugian terhadap dakwah Nabi ﷺ. Dan hari ini kita bisa melihat hal-hal serupa, yang apabila terjadi kesalahan bisa mengakibatkan kerugian bagi Mujahidin yaitu dari sisi hilangnya simpati kaum Muslimin kepada mereka, yang kemudian kesalahan-kesalahan tersebut dimanfaatkan oleh musuh untuk memperburuk citra Mujahidin di mata masyarakat untuk memisahkan mujahidin dari basis massanya. (Lihat penjelasan Syaikh Usamah dalam Letter from Abbotabad hlm 91-92)

Hal ini disadari dan dilaksanakan oleh syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dan jajaran pucuk pimpinan tanzhim besar Al-Qaeda, perjalanan panjang Jihad setelah serangan barakah 11 September 2001 sampai beliau gugur pada 2 Mei 2011, penuh dengan peristiwa dan kejadian, peperangan ini mengalami pasang surut, menang kalah, suka maupun duka, ada sisi kemajuan dan kemunduran, sisi ketepatan dan kekeliruan. Penjelasan-penjelasan para komandan Al-Qaeda yang telah kita baca pada ulasan di atas adalah cerminan muhasabah tersebut, dan muhasabah tersebut mengantarkan kepada 2 kesimpulan penting.

Pertama: Mengakui beberapa kekeliruan yang terjadi dalam operasi-operasi Jihad tersebut dan mengambil langkah-langkah nyata untuk memperbaiki. Kedua: Mempertahankan prestasi, kemajuan dan ketepatan yang diraih selama ini, kemudian meningkatkan, mengembangkan secara kuantitas dan kualitas.

Berkenaan dengan evaluasi ini syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah mengatakan : "Kekeliruan operasi militer setelah meluasnya perang dan tersebarnya Mujahidin di berbagai wilayah adalah, adanya ikhwah yang asyik berperang dengan musuh lokal (rezim murtad) dan kesalahan ini semakin parah akibat berbagai kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh para ikhwah pembuat rencana penyerangan, atau akibat suatu perkara yang terjadi sebelum pelaksanaan 'amaliyat. Ditambah lagi dalam masalah tatarus/perisai hidup, sehingga mengakibatkan jatuh korban kaum muslimin." (Letter from Abbotabad hlm 88-89)

Untuk lebih detail mengenai persoalan tatarrus ini, silakan merujuk dan mengkaji kitab At-Tatarrus fil Jihadil Mu'ashir karya syaikh Abu Yahya Al-Libi dikarenakan kondisi yang berbeda dengan kondisi saat ini, dengan batasan-batasan yang jelas.

Lalu kekeliruan yang dievaluasi adalah membunuh orang yang tidak dipahami oleh umumnya kaum muslimin bahwa orang tersebut boleh dibunuh. Oleh karena itu, jika kita berkaca kepada Sirah Nabawiyah, kita akan melihat bahwa Nabi ﷺ tidak membunuh Abdullah bin Ubay bin Salul, dikarenakan tindakan tersebut bisa mengakibatkan kerugian terhadap dakwah Nabi ﷺ. Dan hari ini kita bisa melihat hal-hal serupa, yang apabila terjadi kesalahan bisa mengakibatkan kerugian bagi Mujahidin yaitu dari sisi hilangnya simpati kaum muslimin kepada mereka, yang kemudian kesalahan-kesalahan tersebut dimanfaatkan oleh musuh untuk memperburuk citra mujahidin di mata masyarakat untuk memisahkan mujahidin dari basis massanya. (Lihat penjelasan Syaikh Usamah dalam Letter from Abbotabad hlm 91-92)

Syaikh Usamah bin Ladin bahkan memberikan penekanan lebih tegas pada salah satu bentuk kesalahan Mujahidin, beliau mengatakan: "Adapun di antara 'amaliyat yang memiliki dampak sangat negatif terhadap pendukung Jihad adalah 'amaliyat yang menargetkan orang-orang murtad di dalam masjid, atau di dekat Masjid". (Letter from Abbotabad hlmn 93).

Inilah salah satu aspek kesalahan kebijakan strategis yang mengakibatkan kerugian bagi kita di mata umat Islam.

Selanjutnya, berkenaan dengan "Alasan Menghindari Operasi Jihad di Negeri Mayoritas Muslim", Syaikh Usamah rahimahullah di dalam suratnya kembali menegaskan:

"Ada dua alasan mendasar mengapa kita harus menghindari pelaksanaan operasi militer di negeri-negeri kaum Muslimin. Pertama, serangan yang dilakukan di negeri-negeri Muslim akan semakin membuka peluang jatuhnya korban dari kaum Muslimin. Meskipun para ikhwah telah diingatkan agar tidak terlalu longgar dalam menimbang masalah tatarrus, namun mereka masih saja belum paham batasan-batasannya, sehingga dalam realitanya masih saja terjadi sikap yang terlalu longgar dalam masalah tatarrus ini. Hal ini menjadikan kita memikul tanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala, itu satu persoalan, kemudian kita juga harus memikul kerugian dalam proyek lapangan dan gangguan dalam mendakwahkan Jihad.

Kedua, kerugian yang sangat besar sekali yang dialami oleh para ikhwah yang berada di daerah tempat mulai dilaksanakannya program 'amaliyat, sebagai efek dari pemberangusan besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah terhadap para pemuda yang terlibat dalam program Jihad, atau bahkan sampai terhadap para pemuda yang hanya terlibat dalam program dakwah. Lalu ditangkaplah puluhan ribu di antara mereka sebagaimana yang terjadi di Mesir, dan ribuan orang sebagaimana yang terjadi di negeri dua tanah suci [Arab Saudi]".

Syaikh rahimahullah menegas kembali : "Padahal masalahnya adalah masalah pilihan waktu saja, sementara persoalanya masih ditangani dengan program menguras kekuatan gembong kekafiran dan aliran kehidupan yang menjadi penyokong pemerintah murtad di fron-front jihad yang telah terbuka". (Letters from Abbotabad hlm.95)

Lalu Syaikh rahimahullah menegaskan lagi dalam pelaksanaan teknisnya:

"Sebelumnya saya telah memberikan perumpamaan khusus untuk menerangkan strategi umum Al-Qaeda ini, yakni berkonsentrasi kepada Amerika. Yaitu, bahwasanya musuh umat Islam pada hari ini adalah ibarat pohon yang jahat. Batangnya adalah Amerika yang berdiameter 50 cm. Sementara dahan-dahannya banyak dan ukurannya berbeda-beda, yang di antaranya adalah negara-negara yang tergabung dalam NATO dan juga banyak dari kalangan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Kita hendak menumbangkan pohon ini dengan cara menggergajinya. Pada saat kekuatan kita terbatas, maka cara yang benar dan efektif untuk menumbangkan pohon ini adalah dengan memusatkan gergaji kita pada pangkal pohon yang bernama Amerika ini. Kalau pekerjaan kita yang terkonsentrasi ini telah mencapai pertengahan batang yang bernama Amerika sedalam kira-kira 30 cm, kemudian terbuka peluang bagi kita untuk menggergaji dahan yang bernama Inggris, maka kita tidak boleh menggunakan peluang tersebut selama kita masih mampu meletakkan gergaji pada pangkal pohon yang bernama Amerika tersebut. Karena hal itu akan memecah pekerjaan dan kekuatan kita. Karena jika gergaji itu tetap kita konsentrasikan pada batang yang bernama Amerika sampai tumbang, niscaya bagian pohon yang lain akan ikut tumbang, dengan izin Allah.

Kalian dapat mengambil contoh dalam masalah ini pada dampak pemotongan batang pohon yang bernama Rusia [baca: Uni Soviet] yang dilakukan Mujahidin, yang kemudian disusul dengan tumbangnya seluruh cabangnya [kelompok dan negara komunis] satu persatu, sejak dari Yaman Selatan sampai Eropa Timur, tanpa kita harus berpayah-payah mengerahkan tenaga untuk menumbangkan cabang-cabang tersebut pada masa itu. Oleh karena itu, setiap anak panah dan setiap ranjau yang memungkinkan untuk diarahkan kepada Amerika dan kepada selain Amerika, maka hendaknya lebih dipilih untuk diarahkan kepada Amerika dan bukan kepada selain Amerika, baik itu NATO apalagi selain NATO. Misalnya saja kita tengah mengintai musuh di jalan antara Kandahar dan Helmand. Lalu lewat iring-iringan tank musuh; tentara Afghanistan di barisan pertama, lalu iring-iringan tentara NATO di barisan kedua, dan iring-iringan tentara Amerika di barisan ketiga. Maka hendaknya serangan kita lebih difokuskan kepada iring-iringan barisan ketiga, meskipun jumlah tentara musuh pada barisan tank yang lain lebih banyak." (Letter from Abbotabad hlm 44-46).

Berdasarkan semua keterangan ini, dapatlah kita pahami mengapa ketika Syaikh Abu Qatadah hafizhahullah ditanya tentang kabar dan perkembangan di lapangan bahwa Daulah berhasil menguasai wilayah yang luas dari Iraq dan Suriah, dan bahwa Jamaah ini memiliki perlengkapan militer yang besar berasal dari gudang-gudang persenjataan pasukan Iraq, maka dijawab oleh beliau: "Saya tidak peduli berapa banyak perlengkapan dan persenjataan mereka, karena kekuatan jamaah Jihad adalah terletak pada dukungan masyarakat terhadapnya, dan ini tidak bisa dipenuhi oleh Jamaah Daulah".

Kita telah memahami bahwa di antara strategi baru Al-Qaeda adalah tidak melakukan amaliyat di negeri-negeri kaum Muslimin seperti Indonesia, Malaysia, Brunei dan yang semisalnya. Karena dampak negatif yang diterima tidak sebanding maslahat yang didapat, hal ini sesuai dengan kaidah fiqh, "Dar'ul mafaasid muqaddamun 'ala jalbil mashalih." Artinya, "Menolak mudharat (yang jelek-jelek) itu lebih diutamakan dibanding mendatangkan kemaslahatan (yang baik-baik)".

Maksudnya adalah ketika terdapat suatu perkara yang dapat mendatangkan maslahat tapi dalam waktu yang sama juga membahayakan (medatangkan mudharat), maka operasi-operasi amaliyat yang justru mendatangkan mudharat harus segera ditinggalkan.

Syaikh Usamah rahimahullah menjelaskan bahwa operasi militer semacam ini sudah sampai kepada bahaya yang sangat besar. Karena hilangnya simpati masyarakat merupakan faktor yang melumpuhkan semua gerakan Jihad, maka menurut hemat beliau adalah agar menargetkan kepentingan-kepentingan Amerika yang berada di luar negeri-negeri kaum Muslimin sebagai prioritas utamanya, terutama di negeri mereka sendiri atau negeri-negeri orang kafir lainnya, dan hendaknya menghindari pelaksanaan 'amaliyat di negeri-negeri kaum muslimin selain negeri-negeri yang mengalami agresi dan penjajahan secara langsung.

Ada dua alasan mendasar mengapa kita harus menghindari pelaksanaan 'amaliyat-'amaliyat di negeri-negeri kaum Muslimin:

Pertama, Serangan yang dilakukan di negeri-negeri Muslim akan semakin membuka peluang jatuhnya korban dari kaum Muslimin. Hal ini menjadikan kita memanggul tanggung jawab kita di hadapan Allah Ta'ala.

Kedua, Kerugian yang sangat besar sekali dialami para ikhwah yang berada di daerah tempat dilaksanakan program amaliyat, sebagai efek dari pemberangusan besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah terhadap para pemuda yang terlibat dalam program Jihad! Atau bahkan sampai terhadap para pemuda yang hanya terlibat dalam program dakwah. Lalu ditangkaplah puluhan ribu orang di antara mereka sebagaimana yang terjadi di Mesir, dan ribuan orang sebagaimana yang terjadi di negeri dua tanah suci (Arab Saudi), dan ini juga terjadi di Indonesia yang juga mengakibatkan ratusan ikhwah terutama ikhwah yang pernah mengikuti tadrib di Afghanistan dan Filipina menjadi sasaran Satgas Bom dan Densus 88 waktu itu. Bahkan di Malaysia, lembaga pendidikan yang dikelola oleh sekelompok para pelaku juga menjadi sasaran penutupan. La haula walaa quwwata illa billaah. Wallaahu a'lamu bishshawaaab.

Dampak operasi serampangan telah banyak menimbulkan gerakan Shahawat yang memerangi Mujahidin

Syaikh Abu Ubaidah tidak memungkiri bahwa Majelis Ash-Shahwat alias Majelis Shahwat Ar-Riddah yang dibentuk oleh aliansi penjajah AS-NATO di Irak —dan kemudian dikembangkan di wilayah-wilayah jihad di luar Irak: Afghanistan, Pakistan, Yaman, Somalia dan lain-lain, merupakan salah satu tantangan besar dalam Jihad bahkan inilah cara yang cukup efektif di lakukan rezim murtad Yaman yang dibantu Amerika dengan membentuk Komite Popular yang diisi oleh kalangan Sururi, Ikhwanul Muslimin dan Salafi di Yaman sebagaimana dijelaskan berungkali oleh Syaikh Nasir Abu Bashir Al-Wuhaisy hafizhahullah dalam salah satu suratnya kepada Amir AQIM.

Dalam risalahnya, komandan lapangan dan instruktur militer mujahidin Al-Qaeda pusat, Syaikh Abu Ubaidah Abdullah bin Khalid Al-'Adam mengatakan:

"Tidak selamanya Dewan Kebangkitan muncul karena dibentuk dan dipersenjatai oleh musuh. Justru terkadang Dewan Kebangkitan muncul sebagai reaksi atas sebagian kesalahan yang dilakukan oleh mujahidin tanpa ada kesengajaan, disebabkan oleh keterbatasan mujahidin dalam memahami tuntutan-tuntutan skala prioritas fase jihad yang sedang mereka terjuni. Allah semata Yang Maha Menjaga dari segala bentuk ketergelinciran. ( lihat:Shahwat Ar-Riddah was Sabil li-Man'iha ).

Dampak-dampak negatif inilah yang tidak dipahami oleh ikhwah-ikhwah di lapangan, Persoalannya perang bukan saja membunuh atau dibunuh, tetapi juga harus memperhatikan simpati umat. Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa kehilangan simpati umat akibat ketidakcermatan memilih target dan tidak memperhatikan resiko akibat pelaksanaan aneka operasi militer yang sembrono, telah membuat Mujahidin dihadapkan pada banyak kesulitan. Karena terpisahnya Jihad dari basis masanya adalah kekalahan yang sesungguhnya.

Dan tidak mustahil gerakan semacam akan muncul di Indonesia, dan hal ini menjadi alasan bagi pihak yang tidak suka dengan perjuangan syariat Islam untuk membungkam Dakwah dan Jihad kita di bumi Nusantara ini. Dampak negatif ini yang selalu dikhawatirkan oleh para ulama kita, bahkan Syaikh Al-Maqdisi menegaskan kembali dalam jawaban beliau yang pernah dimuat oleh Muqawamah Media dan Arrahmah.

Bersambung...

(banan/arrahmah.com)

Mantan Presiden "Israel" diopname

Posted: 25 Jan 2016 02:00 AM PST

Mantan Presiden "Israel" Shimon Peres.

TEL AVIV (Arrahmah.com) - Mantan Presiden "Israel", Shimon Peres, dirawat di rumah sakit setelah merasakan sakit pada jantungnya.

Sepuluh hari sebelumnya, Peres (92) menderita serangan jantung kecil dan menjalani pembedahan kecil pada pekan lalu karena penyempitan arteri.

Peres kini diopname kembali di sebuah rumah sakit di Tel Aviv untuk diamati dan menjalani tes, juru bicaranya mengatakan pada Ahad, sebagaimana dilansir BBC (25/1/2016).

Pada Ahad, Peres mengalami detang jantung tidak teratur, juru bicaranya mengatakan.

Peres dua kali menjadi perdana menteri "Israel" dan menjadi presiden dari tahun 2007 hingga 2014. Ia dikalahkan pada pemilihan umum tahun 1996 oleh pemimpin kelompok oposisi Likud Benjamin Netanyahu. (fath/arrahmah.com)

Diancam bom, Penerbangan Turkish Airlines dialihkan ke Irlandia

Posted: 25 Jan 2016 01:00 AM PST

Pesawat Turkish Airlines mendarat di Bandara Shannon pada sekitar 11:20 waktu setempat setelah menerima ancaman bom. (Foto: AP)

SHANNON (Arrahmah.com) - Sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Turkish Airlines dialihkan ke Irlandia ketika terbang di atas Atlantik setelah mendapat ancaman bom, lansir The Guardian, Ahad (24/1/2016).

Pesawat mendarat di Bandara Shannon sekitar pukul 11.20 waktu setempat pada Ahad, setelah menemukan catatan yang berisi ancaman bom di pesawat yang tengah mengudara.

Pesawat Turkish Airlines dengan nomor penerbangan TK-34, yang membawa 227 penumpang dan awak Boeing 777-300, pada Sabtu telah meninggalkan Houston, Texas, dan dijadwalkan akan tiba di Istanbul, Turki pada Ahad.

Sementara pesawat masih dua jam dari pantai barat Irlandia, rencana darurat dimasukkan ke dalam operasi di Bandara Shannon. Pemadam Kebakaran dari Shannon dan Ennis dikirim sebagai bantuan jika layanan pemadam kebakaran dan peyelamatan bandara membutuhkan bantuan tambahan.

Ambulans dari Ennis dan Limerick dikerahkan bersama Garda, kepolisian nasional Irlandia. Penjaga pantai Irlandia beserta sekoci juga disiagakan sampai penerbangan telah aman melintasi pantai.

Setelah mendarat, pesawat langsung dipindahkan ke area terpencil dan para penumpang dievakuasi ke terminal bus.

Pihak berwenang kini tengah menyisir seluruh pesawat. Catatan ancaman bom telah diambil sebagai bukti oleh polisi Irlandia. Tulisan tangan akan dicocokan dengan sampel yang diambil dari pengunjung. (fath/arrahmah.com)

Mujahidin IIA perbaiki jalan sepanjang 14 km di provinsi Nuristan

Posted: 25 Jan 2016 12:11 AM PST

Proyek perbaikan jalan di provinsi Nuristan, Afghanistan timur, oleh Mujahidin Imarah Islam Afghanistan

NURISTAN (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) meluncurkan serangkaian program pendidikan dan proyek-proyek pembangunan, konstruksi dan perbaikan jalan di tengah operasi militer.

Mujahidin telah mulai bekerja pada proyek di distrik Want Waygal bekerja sama dengan penduduk setempat sejak mereka menguasai distrik tersebut dari pasukan musuh, lanjut laporan seperti dilansir Voice of Jihad pada Senin (25/1/2016).

Program melibatkan serangkaian layanan publik seperti perbaikan jalan dan membangun jembatan serta kebutuhan penduduk lainnya.

Pada tahap pertama proyek pembangunan ini, pekerjaan perbaikan jalan sepanjang 14 km di daerah yang dikendalikan oleh Mujahidin di distrik Want Waygal, provinsi Nuristan, telah selesai.

Menurut penduduk setempat, pemerintah boneka Afghanistan bahkan belum pernah melakukan apa-apa untuk membantu warga dalambentuk apapun selama 14 tahun terakhir.

Warga menyatakan kegembiraan mereka atas program-program pembangunan yang baru dan menjanjikan dukungan dan kerjasama dengan Mujahidin IIA. (haninmazaya/arrahmah.com)

Kenya kirimkan lebih banyak tentara ke Somalia untuk perangi Asy-Syabaab

Posted: 24 Jan 2016 11:02 PM PST

Tentara Kenya yang dikerahkan di Somalia

NAIROBI (Arrahmah.com) - Kenya telah mengirimkan lebih banyak tentara ke Somalia dalam melanjutkan operasi militer untuk memerangi Mujahidin Asy-Syabaab.

Pasukan dari berbagai divisi di seluruh negeri berkumpul dan dikirim ke negara tetangga, Somalia, untuk memerangi Asy-Syabaab di kota El Adde dan kota lainnya di wilayah Gedo, lansir Shabelle pada Senin (25/1/2016).

Misi utama pasukan Kenya adalah memusnahkan Asy-Syabaab dan merebut kembali atau menghancurkan perangkat keras militer yang didapatkan Asy-Syabaab dari serangan-serangan mereka di kamp militer Kenya beberapa waktu lalu di kota El Adde.

"Pasukan darat dari unit infanteri yang tujuan utamanya adalah untuk melawan dan memenangkan pertempuran darat, sedang dalam perjalanan ke El Adde untuk memperkuat tentara yang terlibat pertempuran dengan 'militan' di persembunyian mereka di dekat kota-kota Gedo saat serangan jet tempur dan helikopter terus membombardir target 'militan' di wilayah Gedo dan Baay," klaim Jenderal Samson Mwathethe Kepala Angkatan Bersenjata Kenya.

Sebelumnya dalam konferensi pers pada Kamis pekan lalu, Jenderal Mwathethe mengklaim bahwa ratusan pejuang Asy-Syabaab telah tewas dalam serangan udara, namun tidak memberikan rincian atau bukti untuk memperkuat klaim mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)

PEGIDA akan gelar demonstrasi anti-Islam di 14 negara Eropa

Posted: 24 Jan 2016 10:00 PM PST

Anggota LEGIDA, gerakan anti-Islam PEGIDA Leipzig, mengambil bagian dalam pawai di Leipzig, Jerman pada 11 Januari.

BERLIN (Arrahmah.com) - Gerakan Islamofobia dan anti-imigran Jerman, PEGIDA, pada Sabtu (23/1/2016) bertemu dengan perwakilan dari kelompok-kelompok yang memiliki pemikiran yang sama dari 14 negara Eropa di kota Roztoky, Ceko, untuk merencanakan demonstrasi secara luas di Eropa yang akan digelar pada 6 Februari.

Unjuk rasa melawan "Islamisasi" Eropa akan berlangsung pada 6 Februari di 14 negara Eropa termasuk Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Jerman, Polandia, Slovakia dan Swiss, ungkap panitia penyelenggara pawai itu pada Sabtu (23/1), sebagaimana dilansir oleh Daily Sabah.

Demonstrasi itu akan diselenggarakan oleh kelompok anti-imigran Jerman yang menyebut dirinya PEGIDA, singkatan dari "Patriotic Europeans Against the Islamisation of the Occident". Tatjana Festerling dari pegida membuat pengumuman itu pada Sabtu (23/1) setelah pertemuan dengan kelompok-kelompok yang memiliki ide yang sama di Roztoky, dekat Praha.

"Perang melawan Islamisasi Eropa adalah tujuan kita bersama," kata Festerling dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan itu, lansir Daily Sabah.

Festerling juga mengatakan bahwa pemerintah Jerman telah menunjukkan kepada negara-negara Uni Eropa lainnya apa yang akan menjadi masalah ketika sebuah negara membuka pintu bagi para migran.

"Merkel meningkatkan surplus besar laki-laki di Jerman," kata Festerling, mengacu pada fakta bahwa sebagian besar dari 1,1 juta migran yang masuk ke Jerman pada tahun 2015 adalah laki-laki.

Pertemuan di kota Roztoky itu diselenggarakan oleh kelompok anti-Islam "Blok Melawan Islam" Ceko yang pemimpinnya, Martin Konvicka, menyebut kebijakan Eropa terhadap migran merupakan tindakan "bodoh dan bunuh diri".

Gerakan anti Islam Jerman, Pegida, dinilai sebagai aib yang mencoreng citra toleransi di negeri ini. Tapi di timur Jerman gerakan ini makin banyak pendukungnya dan sebaliknya aksi anti-Pegida juga bertambah banyak.

Kota Dresden di timur Jerman tetap jadi kubu utama gerakan anti Islam dan anti warga asing secara keseluruhan. Dalam demonstrasi yang digelar pada Senin (05/01) malam mencapai rekor 18.000 peserta.

Rangkaian aksi protes anti Islam di Jerman itu, diduga keras ditunggangi kelompok ekstrim kanan atau dikenal sebagai NeoNazi dan partai politik lain yang juga dikenal anti imigran.

Sebagian peserta aksi demonstrasi anti Islam dan anti warga asing di Dresden juga diduga sebetulnya tidak tahu persis apa tujuan aksi itu. Sejumlah pensiunan juga tampak hadir dalam aksinya. Mereka menyebut, memprotes ketidak adilan terkait jumlah uang pensiun yang mereka terima, yang dinilai bisa lebih besar, jika Jerman tidak memenuhi kewajiban humaniternya dengan menerima pengungsi atau pemohon suaka.

Sedikitnya 50 politisi puncak dan tokoh terkenal Jerman mengecam aksi kelompok yang menamakan dirinya patriotik Eropa untuk mencegah Islamisasi Jerman dan Eropa-Pegida itu sebagai aib yang mencoreng citra toleransi Jerman dan cuma provokasi kebencian terhadap warga asing.

Ketua Dewan Migrasi Jerman, Werner Schiffauer menegaskan, gambaran warga migram yang diusung oleh anggota Pegida tidak sesuai dengan realita dan terdistorsi, lansir Deutsche Welle.

Di lain pihak di berbagai kota di Jerman barat, justru gerakan anti Pegida yang makin banyak pendukungnya. Di kota Köln misalnya, ratusan pendukung Pegida mendapat perlawanan dari ribuan warga dan gereja. Seputar Katedral Köln yang rencanya akan dijadikan ajang demonstrasi gerakan anti-Islam di malam hari, dimatikan lampu penerangannya. Kehadiran ribuan warga anti-Pegida membuat kelompok anti Islam itu membatalkan rencana aksi protesnya.

(ameera/arrahmah.com)