Arrahmah.Com |
- Ketika dituduh dan tertuduh sebagai terduga "teroris", apa perasaanmu?
- Teror bukan ajaran Islam
- Sekolah Muslim di Kamboja diteror ancaman pembunuhan
- Bukan hanya Madaya, sejumlah kota dan desa di Suriah ini juga dikepung rezim Asad
- Teror di Sarinah, pemerintah wajib bertanggung jawab
- Pesawat tempur Rusia menyerang sekolah, membunuh 3 bocah Suriah di Aleppo
- Polisi Belgia temukan tiga rumah persembunyian tersangka serangan Paris
- Mendagri Jerman: Tidak ada bukti pelaku bom targetkan warga Jerman
- Al Qaeda rilis pesan terbaru Syaikh Ayman Az-Zawahiri
- Humas Polri: Granat yang meledak di Sarinah, bukan bom bunuh diri
Ketika dituduh dan tertuduh sebagai terduga "teroris", apa perasaanmu? Posted: 14 Jan 2016 06:15 AM PST (Arrahmah.com) - Tuduhan sebagai "teroris" saat ini kerap dilontarkan dengan begitu engtengnya oleh pihak-pihak musuh terhadap para aktivis Muslim yang berupaya memberikan kontribusi mereka untuk kemajuan dakwah dan perjuangan Islam hanya karena aksi teror yang dilakukan segelintir oknum yang berdalih mengamalkan jihad. Mendapat cap atau tuduhan sebagai terduga teroris oleh musuh semestinya tidak lantas membuat kita berkecil hati, merasa hina, dan sedih. Ia justru mendorong kita untuk saling menguatkan, saling peduli, dan saling mendoakan. Pemimpin Ar-Rahmah Media, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, yang pernah dijebloskan ke penjara Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang tanpa tuduhan yang jelas, menyampaikan bahwa selama berada di balik jeruji besi dan dikait-kaitkan dengan "terorisme", ia mendapat banyak sekali pelajaran berharga atas ujian yang menimpanya. Baginya, menikmati ujian yang Allah karuniakan sebagaimana yang dialami saudara-saudara kaum Muslimin yang tengah tertindas di belahan bumi sana adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dihadapi dengan senantiasa berprasangka baik kepada Allah, sehingga semua bisa dilalui dengan mudah. Berikut nasihat berharga yang ia sampaikan berdasarkan kisah nyata dan pengalaman pribadinya kepada para sahabat untuk dapat saling menguatkan di tengah ujian yang tak henti-hentinya menimpa umat Islam ini. *** Disaat kau dituduh dan tertuduh sebagai terduga "TERORIS", apa perasaanmu? (Sebuah pengalaman pribadi dan kisah nyata) Oleh: Muhammad Jibriel Abdul Rahman Ku pernah dituduh sebagai terduga "TERORIS" dan dijebloskan ke penjara karena tuduhan-tuduhan yang sengaja dibuat oleh aparatur negara ini. Sedih memang, tapi hal tersebut bukanlah sesuatu yang harus kita sedihkan terus menerus. Memang tidak enak dituduh sebagai "TERORIS". Apalagi aku bukanlah orang yang layak dipanggil teroris, apalagi melakukan aksi aksi bom sana dan sini, jauh dari pikiranku. Namun, semua hal tersebut bagian dari perjalanan hidupku. Manis, pahit, asin, manis, semua telah ku lalui dengan baik. Saat merasa sendiri, ku selalu merasakan Allah senantiasa ada disisiku. Dialah yang selalu menghiburku. Keluh kesahku selama dipenjara juga selalu ku sampaikan kepadaNya. Tak ada nikmat yang hilang selama ku berada di dalam penjara, Allah berikan segala-galanya cukup dan penuh berkah. Walaupun tuduhan-tuduhan itu tidak pernah terbukti, namun stigma "TERORIS" selalu dan seringkali menyapa hidupku. Banyak hal yang kurasakan, nama di-blacklist di beberapa bagian dunia, rekening bank diblokir, pembuatan paspor dipersulit, dan orang-orang takut berteman denganku. Ya Allah, menyakitkan... Tapi disaat kita berprasangka baik kepada Allah, semua akan menjadi mudah dan bahagia. Insyaa Allah, semuanya akan berakhir dengan indah. Aamiin. Hampir 5 tahun mendekam di penjara, banyak yang kupelajari dari ujian-ujian yang Allah karuniakan untukku. Ku ingin berikan sedikit nasehat kepada teman-teman yang mereka saat ini dituduh, atau tertuduh, atau dujuluki sebagai "TERORIS":
Apalah arti tuduhan-tuduhan itu, tuduhan manusia biasa, ujian-ujian yang Allah berikan kepada saudara-saudaramu di belahan dunia Islam di seluruh dunia lebih dahsyat dengan apa yang kita rasakan saat ini. Mereka bahkan harus melalui detuman bom dan desingan peluru serta kematian setiap harinya, sedangkan kita baru sekadar siksaan fisik biasa ataupun siksaan mental. Saat ku ditangkap atas tuduhan dan fitnah yang dilemparkan kepadaku, mereka mengejarku dan menghinakanku dengan hinaan-hinaan kasar serta memperlakukanku seperti binatang. Separuh dari gigi ini pecah, wajah bonyok, badan hancur dipukul dengan belati. Namun saat itu ku menutup mata, dan membayangkan betapa dahsyatnya mereka para mujahidin dan kaum Muslimin yang dituduh sebagai "TERORIS" dan dipenjarakan di Guantanamo, Bagram dan penjara-penjara sadis lainya. Kita hanya berapa persen dari mereka. Airamatku menetes saat itu bukan karena sakit yang kurasakan, tapi aku merasakan betapa nikmatnya ujian yang Allah karuniakan seperti saudara-saudara kita yang lainnya. Oleh karena itu wahai saudara-saudaraku, menyikapi ujian-ujian yang hadir pada akhir-akhir ini kepada Ummat Islam begitu banyak, ada yang ditangkap, disiksa, dituduh dan dihinakan oleh musuh-musuh. Sabar dan shalatlah sebagai hiburannya. Mengeluhlah kepada Allah, karena ujian-ujian kita berbeda-beda, ada yang kuat menghadapinya, ada yang lemah, ada yang bahkan tidak mampu. Maka rapatkanlah barisan, saling menguatkan, saling peduli, saling mendoakan. Karena kita semua satu tubuh, jika ada yang sakit di antara kita, atau yang terluka, maka kita saling merasakan. Ini adalah sebagian pengalamanku untuk saya share kepada sahabat-sahabat, agar saling merangkul, saling mencintai karena Allah, agar kita semua dikumpulkan dalam Surga Allah bersama-sama. Insyaa Allah... Jazakallah khair jaza' Muhammad Jibriel Abdul Rahman (banan/arrahmah.com) |
Posted: 14 Jan 2016 05:30 AM PST (Arrahmah.com) - Ledakan beruntun terjadi di sekitar halaman parkir depan kafe Starbucks, Jalan Husni Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) pagi ini. Pelaku teror meledakkan bahan peledak di perempatan dekat pusat perbelanjaan Sarinah di mana pihak kepolisian langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku. Sempat terjadi baku tembak di dekat Starbucks dan pos polisi Sarinah. Polisi pun menutup dan mensterilisasi kawasan itu. Jalan Thamrin hingga Bundaran Hotel Indonesia ditutup untuk dua arah. Menanggapi teror yang dilaporkan menewaskan enam warga masyarakat ini, K. H. Muhammad Arifin Ilham menegaskan bahwa teror bukanlah ajaran Islam. Dalam tausiyah singkat yang disampaikan melalui akun Facebook-nya, Ustadz Arifin menekankan tuduhan bahwa Islam mengajarkan terorisme merupakan fitnah besar. Berikut tausiyah lengkap Ustadz Arifin Ilham tersebut. *** Assalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barkatuh. Astaghfirullah, kembali teror terjadi di Ibu Kota negeri kita tercinta. Yang jelas teror bukan ajaran Islam. Membunuh manusia, bunuh diri, membuat onar, menghancurkan bangunan dan membuat masyarakat resah, jelas bukan ajaran Islam yang damai mendamaikan, selamat dan menyelamatkan. Kalaupun perang karena darurat, karena wajib membela kemuliaan Islam. Itupun berperang dengan adab dan akhlak Islam yang tinggi lagi mulia. Tidak boleh membunuh yang menyerah, apalagi yang tidak berperang. Tidak boleh merusak tempat ibadah yang berbeda keyakinan, merusak tanaman pohon. Menuduh Islam mengajarkan terorisme adalah fitnah besar pada ajaran Islam yang mulia ini, kecuali memang rekayasi mereka yang benci Islam atau pemanfaatan orang awam diprovokasi dengan jualannya agama dalih (bukan dalil) untuk berjihad. Ketahuilah, Islam itu Rahmatan lil Aalaamin, Islam itu penebar salam, Islam itu toleransi terhadap perbedaan keyakinan. "Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia." (QS. Al-Anbiya: 107) "Apabila kamu dihormati dengan suatu ucapan salam, maka balaslah salam itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa)..." (QS. An-Nisa: 86). Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan oleh Allah." (HR. Al-Bukhari) Kita umat Islam sangat berduka dengan saudara-saudara kita yang telah wafat sebagai korban teror ini. Semoga Allah mengampuni saudara-saudara Muslim kita yang wafat. Semoga aparat kita dapat menangkap biang teror ini. Semoga Allah selamatkan kita dan keluarga dari ajaran teror. Semoga Allah selamatkan saudara-saudara kita di Afghanistan, Irak, Palestina, Suriah dan Yaman, dan seluruh kaum Muslimin. Semoga Allah berkahi negeri kita dengan keberkahan, keamanan, kesejahteraan, ketaqwaan pemimpin dan rakyatnya. Aamiin. (banan/arrahmah.com) |
Sekolah Muslim di Kamboja diteror ancaman pembunuhan Posted: 14 Jan 2016 04:35 AM PST KAMBOJA (Arrahmah.com) - Polisi Kamboja telah diperintahkan untuk berjaga-jaga di sebuah sekolah Muslim Cham di tengah gelombang serangan selama sebulan terakhir, yang bahkan menyertakan ancaman kematian. Cambodia Daily pada Kamis (14/1/2016) melaporkan bahwa sekolah yang didirikan oleh seorang imam di provinsi Tbong Khmum bernama Muhammad Abdulrahman itu mengajarkan "bahasa Cham, sejarah budaya dan praktik keagamaan." Pada bulan November, Phnom Penh Post melaporkan bahwa 24 siswa sekolah itu pingsan dan dirawat di rumah sakit setelah adanya gas beracun yang diduga disebarkan ke rumah tempat mereka tinggal. Pejabat kepolisian setempat Ouk Pov telah mengatakan kepada harian tersebut bahwa serangan terbaru itu masih berlanjut sejak akhir Desember. "Batuan dan tas-tas berisi kotoran" telah dilemparkan ke kompleks sekolah, hingga pada Senin malam, terdapat salah satu batu yang dibungkus selembar kertas bertuliskan ancaman kematian dan menggambarkan Abdulrahman dan staf lainnya sebagai 'anjing', lapor harian itu. Abdulrahman mengatakan kepada harian itu bahwa dia meyakini serangan tersebut telah dilatarbelakangi oleh rasa iri dan karena dia berasal dari Phnom Penh, sehingga dia dipandang sebagai orang luar. Dia mengatakan bahwa para tersangka telah menempatkan kotoran di dalam tangki air, serta melemparkan petasan ke dinding-dinding sekolah. Polisi sejauh ini belum melakukan penangkapan, dan mengatakan belum ada motif yang jelas terkait kasus ini. (banan/arrahmah.com) |
Bukan hanya Madaya, sejumlah kota dan desa di Suriah ini juga dikepung rezim Asad Posted: 14 Jan 2016 04:15 AM PST SURIAH (Arrahmah.com) - Warga dari 13 kota dan desa-desa Suriah yang dikepung oleh rezim Asad dan sekutunya saat ini menghadapi bencana kelaparan, ungkap sumber-sumber lokal sebagaimana dilansir Anadolu Agency pada Rabu (13/1/2016). Di antara kota-kota dan desa-desa yang menghadapi bencana kelaparan di Suriah itu ialah:
Jayrud, Rabayah Jayrud dan Rabayah, keduanya terletak di Damaskus timur, menghadapi serangan yang sering diluncurkan oleh rezim Asad dan kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS. Kedua kota itu terus berada di bawah blokade rezim sejak April 2013. Abu Kamal, seorang komandan oposisi lokal, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa 85 persen kematian yang terjadi baru-baru ini di kota itu disebabkan oleh serangan yang dilakukan pasukan rezim Nushairiyah atau oleh "Daulah". Kota Al-Dumayr, terletak sekitar 40 kilometer di timur laut Damaskus, juga masih berada di bawah blokade yang dilakukan rezim. Ghouta Timur, Al-Tall Wilayah Ghouta Timur hingga timur Damaskus, sementara itu, telah berada di bawah pengepungan rezim Nushairiyah sejak Desember 2012. Pengepungan tersebut telah menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan dan hilangnya pasokan listrik dan air di wilayah itu. Menurut sebuah komite koordinasi lokal di daerah Douma Ghouta Timur, sekitar 1.600 warga setempat baru-baru ini meninggal, dengan perkiraan 40 persen dari korban meninggal dalam serangan udara rezim dan sisanya meninggal akibat kekurangan gizi. Rezim brutal Asad menyerang wilayah Ghouta Timur dengan gas sarin pada bulan Agustus tahun 2013, hingga menyebabkan terbunuhnya sekitar 1.300 penduduk setempat. Kota Al-Tall, sementara itu, terletak di sebelah barat Ghouta Timur, juga masih berada di bawah pengepungan rezim sejak Juni 2015. Kamp Yarmouk, Darayya, Muadamiyat Al-Sham, Kanaker Kamp Yarmouk yang dihuni pengungsi Palestina telah diblokade oleh rezim sejak Desember 2012. Banyak penduduk kamp, yang dikepung oleh "Daulah" dari selatan, baru-baru ini pindah ke provinsi Hatay Turki atau ke provinsi-provinsi Suriah seperti Hama, Idlib dan Aleppo. Lebih dari 1.000 warga sipil telah terbunuh di kamp itu sejak konflik Suriah dimulai pada awal tahun 2011. Darayya di pinggiran selatan Damaskus juga telah berada di bawah blokade rezim Nushairiyah sejak akhir 2012. Pada bulan Juli 2015, ketika pengepungan memasuki hari ke-1000, sekitar 2200 warga telah meninggal sebagai akibat dari pengepungan atau dari serangan yang dilakukan oleh rezim . Sumber-sumber lokal mengatakan sekitar 1.000 bom barel - alat peledak improvisasi - telah dijatuhkan di wilayah tersebut oleh rezim Asad. Di kota Muadamiyat Al-Sham di barat daya Damaskus, sementara itu, sekitar 40.000 warga sipil berada di bawah pengepungan total selama 15 hari terakhir. Dengan tidak diizinkannya makanan memasuki kota, warga mengatakan jumlah kematian anak telah meroket karena tingginya angka kekurangan gizi. Desa Kanaker, sementara itu, yang terletak sebelah barat daya Damaskus, telah terkepung sejak Maret 2015. Al-Waer, Houla, Talbiseh, Al-Rastan Al-Waer, sebuah distrik di pusat provinsi Homs Suriah, juga dilaporkan masih berada di bawah blokade rezim Asad. Selama pengepungan Homs sejak 2011 hingga 2015, yang berakhir dengan diserahkannya daerah itu kepada rezim Asad, sekitar 150 orang meninggal karena kekurangan gizi dan kurangnya perawatan medis. Menurut Pusat Koordinasi Homs, beberapa daerah Al-Waer masih dikepung. Wilayah Houla, Talbiseh dan Al-Rastan di Homs utara, semuanya telah berada di bawah pengepungan selama tiga tahun terakhir. Madaya Duta Besar Spanyol untuk PBB Romawi Oyarzun Marchesi baru-baru ini mengutip Kepala urusan kemanusiaan PBB Stephen O'Brien mengatakan bahwa sekitar 400 orang di kota Madaya berada dalam situasi yang sangat kritis. Minggu ini, sebuah konvoi bantuan kemanusiaan dilaporkan memasuki kota itu, membawa makanan dan obat-obatan untuk 42.000 warga Mdaya yang terancam mati kelaparan. Bulan lalu, 23 orang, termasuk enam anak, meninggal karena kelaparan di kota itu, menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh panitia kesehatan lokal Madaya. "Krisis kemanusiaan di Madaya merupakan salah satu tanda dari kebrutalan rezim Asad," tegas Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power dalam sebuah pernyataan baru-baru ini. "Pemblokiran bantuan untuk warga sipil yang kelaparan adalah hal yang aneh, dan merupakan satu lagi alasan mengapa pendukung Asad harus mengakui bahwa ia telah kehilangan legitimasi." Konflik yang terjadi di Suriah, yang memasuki tahun keenam pada awal 2016, telah merenggut lebih dari 250.000 nyawa dan mengubah negara itu menjadi sumber pengungsi dan orang terlantar terbesar di dunia, menurut PBB. Sejak konflik dimulai, hampir 8 juta orang telah mengungsi, sementara lebih dari 4 juta lainnya telah menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga. (banan/arrahmah.com) |
Teror di Sarinah, pemerintah wajib bertanggung jawab Posted: 14 Jan 2016 03:54 AM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Menurut Jaka Setiawan pengamat intelijen independen, pemerintah Indonesia dalam hal ini Kapolri, Kepala BIN, dan Menkopolhukam wajib bertanggung jawab atas tragedi teror di area Sarinah, Jakarta Pusat yang menewaskan enam warga masyarakat. "Yang pasti tiga oknum pejabat negara harus bertanggung jawab. Kapolri, Menkopolhukam dan KaBIN," tegasnya kepada Arrahmah.com, Kamis petang "Sekurang-kurangnya mereka harus direshufle," lanjut Jaka. Dirinya mengungkapkan bahwa telah terjadi kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Australia mengenai kerjasama bidang terorisme tiga pekan sebelum teror Sarinah ini meledak, tepatnya Senin (21/12/2016). "Kedatangan Jaksa Agung Australia George Brandis ke Kantor Menkopolhukam dan pernyataannya di Media The Australia bahwa akan terjadi serangan teror di Jakarta, Jawa Tengah cuma direspon dengan siaga satu," katanya mencurigai. "Entah Brandis dapat info dari mana? bisa dari intelijen Indonesia atau dari Kepolisian Federal Australia? dan sepertinya ini sudah "direncanakan". Tengok ke Polri, BNPT, BIN, Densus 88 dan Menkopolhukam," sambung Jaka mempertanyakan. Dikatakannya, Brandis datang ke Kantor Menkopolhukam beberapa waktu sebelum persidangan PK Ustaz Abu Bakar Baasyir dan sebelum divestasi Freeport. Saat itu hadir Kepala BIN dan Kapolri. Luhut bertemu Brandis Mengutip Antara Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengadakan pertemuan dengan Jaksa Agung Australia George Brandis membahas masalah keamanan jelang akhir tahun. "Tadi kami membahas masalah kontra terorisme, keamanan siber, dan kerja sama intelijen," kata Luhut dalam konferensi pers setelah pertemuan tersebut di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (21/12). Dalam pertemuan itu, hadir pula Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman Nasution, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf, dan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Mayjen TNI M Erwin Syafitri. "Ini pertemuan pertama kali dan baru selengkap ini. Ini juga akan menjadi reguler, rencananya tahun depan gantian kami yang akan diundang ke Australia," ujar Luhut. Sementara itu, menurut Jaksa Agung Australia George Brandis pertemuan ini untuk membahas isu kerja sama keamanan antara Indonesia dan Australia. "Kami memperkuat hubungan antarkedua negara untuk sama-sama menanggulangi masalah terorisme, misalnya, serangan dari ISIS. Kami juga membahas kerja sama intelijen," ujar Brandis dalam konferensi pers tersebut. Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Badrodi Haiti menyatakan kepolisian telah menangkap sembilan orang terduga teroris di lima tempat berbeda yaitu di Cilacap, Tasikmalaya, Sukoharjo, Mojokerto, dan Gresik. Mereka antara lain R, YS, AR, ZA, MKH, TP, IM, JA, dan AK. "Mereka ini ada yang eks Jamaah Islamiyah (JI) dan ada juga korelasinya dengan ISIS," kata Kapolri. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Pesawat tempur Rusia menyerang sekolah, membunuh 3 bocah Suriah di Aleppo Posted: 14 Jan 2016 03:00 AM PST SURIAH (Arrahmah.com) - Tiga bocah Suriah terbunuh dan 25 orang lainnya luka-luka pada Rabu (13/1/20016) ketika pesawat-pesawat tempur Rusia menyerang sebuah sekolah dasar di kota Aleppo, Suriah, menurut sumber Pertahanan Sipil setempat, sebagaimana dilansir Anadolu Agency. Sumber-sumber, yang berbasis di daerah yang ditargetkan, mengatakan bahwa serangan udara Rusia telah dilakukan di distrik Zibdiya Aleppo. Setelah serangan-seranga itu, tim Pertahanan Sipil Suriah bergegas ke daerah tersebut untuk membantu para korban. "Pesawat-pesawat tempur Rusia, yang telah menargetkan daerah sipil, kini mulai menyerang sekolah," aktivis lokal Ahmed Abu Ammar mengatakan kepada Anadolu Agency, di mana sebelumnya sebuah sekolah di Anjara dan sebuah masjid di Aleppo juga baru saja ditargetkan oleh pesawat-pesawat tempur Rusia. Dia menggambarkan serangan Rusia di wilayah pemukiman sipil sebagai serangan "balas dendam" atas kegagalan rezim Asad dalam mencapai kemenangan militer yang signifikan di provinsi Aleppo. Pada Senin (11/1), sebanyak 17 orang terbunuh dan 25 lainnya cedera ketika pesawat tempur Rusia menargetkan sebuah sekolah di Anjara, sebuah kota di Aleppo barat. Sejak 30 September, Rusia - sekutu dekat rezim Asad - telah menargetkan sejumlah daerah sipil dan fasilitas kemanusiaan di Suriah, menurut pejabat AS. Dalam laporan terbaru, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa serangan udara Rusia telah membunuh 583 orang - sebagian besar dari mereka adalah warga sipil - sejak mereka meluncurkan serangan udara untuk mendukung rezim diktator Asad. Sementara Kremlin mengklaim bahwa serangan udara mereka menargetkan posisi yang diduduki oleh kelompok militan "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS. (banan/arrahmah.com) |
Polisi Belgia temukan tiga rumah persembunyian tersangka serangan Paris Posted: 14 Jan 2016 02:00 AM PST BRUSSELS (Arrahmah.com) - Polisi Belgia telah menemukan tiga rumah yang digunakan oleh tersangka serangan Paris untuk bersembunyi sebelum melakukan serangan di Paris, lansir The Telegraph (13/1/2016).
|
Mendagri Jerman: Tidak ada bukti pelaku bom targetkan warga Jerman Posted: 14 Jan 2016 01:00 AM PST ISTANBUL (Arrahmah.com) - Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere mengungkapkan pelaku bom bunuh diri di alun-alun Sultan Ahmet, Istanbul, tidak mungkin menargetkan turis Jerman. |
Al Qaeda rilis pesan terbaru Syaikh Ayman Az-Zawahiri Posted: 13 Jan 2016 11:25 PM PST (Arrahmah.com) - Sayap media Al Qaeda, As-Sahab, telah merilis tiga pesan baru dari amir mereka, Syaikh Ayman Az-Zawahiri hafidzahullah. Dua pesan audio dan sebuah pernyataan sepanjang tujuh halaman yang disebarluaskan secara online dalam beberapa hari terakhir, lansir LWJ Kamis (14/1/2016). |
Humas Polri: Granat yang meledak di Sarinah, bukan bom bunuh diri Posted: 13 Jan 2016 10:34 PM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Anton Charliyan memastikan ledakan yang terjadi di kawasan Sarinah bukan berasal dari bom bunuh diri tapi granat yang dilempar dari motor. "Untuk pelakunya belum bisa diidentifikasi, yang pasti ada pengendara motor dan juga pelaku bersenjata," kata Anton di TKP, Jakarta Pusat, Kamis (15/1/2016), lansir cnnindonesia Dua ledakan terjadi di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat sekitar pukul 11.00 WIB. Pelaku teror meledakkan bom di pos polisi lalu lintas, di perempatan dekat pusat perbelanjaan Sarinah. Pihak kepolisian langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku. Sempat terjadi tembak menembak di dekat Starbucks dan pos polisi Sarinah. Hingga kini suasana masih tampak ramai. Polisi menutup dan mensterilisasi kawasan itu. Jalan Thamrin hingga Bundaran Hotel Indonesia ditutup untuk dua arah. Anton mengatakan seluruh timnya sudah lengkap berada di lokasi kejadian termasuk Tim Gegana dan Densus. "Kami masih mencari sasaran dan di atas gedung ada kelompok bersenjata yang kita buru dari tim Brimob. Belum pasti ada berapa orang di atas Djakarta Teater," kata Anton. Informasi yang dihimpun hingga berita ini dipublikasikan, 4 orang tewas pada kejadian ini, terdiri 3 warga dan 1 polisi. Sejumlah karyawan yang berkantor di Gedung Sarinah dan sekitar TKP juga masih terisolasi, tidak boleh keluar dan masuk oleh polisi. (azm/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |