Arrahmah.Com |
- FUI: Gerombolan pro kesyirikan ancam bubarkan pelantikan pengurus FPI Purwakarta
- Eksperimen Al-Qur'an, para non-Muslim ini tak menyangka ayat "ekstrim" yang mereka dengar berasal dari Bibel
- Hanya karena mempelajari kaligrafi Arab, sejumlah sekolah umum di Virginia ditutup
- Sutradara AS: Kita semua Muslim, Trump depresi dan gila!
- Berikut pelangaran berat PT Freeport Indonesia
- Paksa karyawan Muslim pakai atribut natal, LUIS datangi hotel Sahid Jaya
- "Israel" akan membangun dinding di sekitar kota-kota Palestina
FUI: Gerombolan pro kesyirikan ancam bubarkan pelantikan pengurus FPI Purwakarta Posted: 19 Dec 2015 09:21 AM PST PURWAKARTA (Arrahmah.com) - Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) KH. Muhammad Al Khaththath dalam keterngannya yang disebar kepada media malam ini menyebutkan, berdasarkan laporan dari Sdr Munarman SH, Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) acara Tabligh Akbar dan Pelantikan Pengurus DPW FPI Kabupaten Purwakarta pada malam ini sedang diancam dibubarkan oleh gerombolan orang yang diduga golongan pro-musyrikin yang mengadakan pawai malam-malam dengan mengerahkan 2000-an orang. Mereka sengaja berhenti dalam jarak sekitar 100 m dari lokasi tabligh akbar dan pelantikan pengurus FPI di daerah Munjul, kota Purwakarta. "Bahkan dari pantauan reporter di lapangan, di antara gerombolan ada dari etnis luar Jawa Barat yang bersenjatakan pistol. Situasi panas," kata KH. Khaththath. Oleh karena itu, seru Khaththath, Forum Umat Islam yang merupakan lembaga forum silaturrahmi dan koordinasi serta persatuan dan kesatuan pimpinan dan aktivis organisasi dan lembaga keislaman pusat di Jakarta, mengajak dan menghimbau para ulama, habaib, pimpinan ormas dan partai Islam khususnya dan umat Islam umumnya untuk mendoakan agar acara Tabligh Akbar dan Pelantikan Pengurus DPW Front Pembela Islam Kabupaten Purwakarta supaya mendapatkan perlindungan dan penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. "Semoga makar jahat dari kaum kafir dan musyrik yang ingin menggagalkan dan mengobrak-abrik acara tersebut dibalas oleh Allah yang Maha Perkasa," harap KH. Khaththath. Bentrok Sementara itu mengutip Pikiran Rakyat online dua organisasi massa terlibat bentrokan di Jalan Raya Veteran, Purwakarta, tepatnya depan perumahan Griya Asri, Sabtu (19/12/2015) sore. Dikabarkan ada korban luka-luka dan kendaraan rusak akibat bentrokan antara Forum Bersama yang merupakan gabungan 28 ormas dan LSM dengan anggota FPI. Bentrokan antara dua kelompok itu berawal ketika rombongan FPI yang hendak menghadiri acara tabligh akbar yang dihadiri Ketua umum FPI Habib Rizieq berpapasan dengan rombongan Forum Bersama. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba bentrokan antara kedua kelompok ini pecah. Sejumlah warga yang berada di lokasi mengaku kaget, karena kedua kelompok yang bentrokan itu mengacung-acungkan golok. "Saya ngeri pak, kedua kelompok itu membawa senjata tajam," ujar seorang warga. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Posted: 19 Dec 2015 01:35 AM PST (Arrahmah.com) - Sejak kejadian serangan Paris, umat Islam minoritas di negara-negara Barat kerap dikait-kaitkan dengan eksistensi kelompok "Daulah Islamiyah" atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, dan diposisikan di bawah pengawasan. Umat Islam pun dituduh telah mengikuti ajaran yang tidak sesuai dan tidak bisa ditempatkan di Barat. Menanggapi isu ini, dua pemuda Youtuber asal Belanda, Sacha Harland dan Alexander Spoor, bertanya-tanya bagaimana dengan ajaran Kristen sendiri, agama yang mempunyai pengaruh besar di Barat. Mereka pun melakukan sebuah eksperimen sosial dengan memancing penilaian masyarakat non-Muslim terhadap beberapa ayat dari kitab Bibel yang dinilai "ekstrim" dan dianggap berbeda dengan norma-norma di Barat. Dalam video yang diunggah pada Jum'at (4/12/2015) di saluran "Dit is Normaal" ini, dua pemuda itu bereksperimen dengan menandai dan membacakan sejumlah ayat "ekstrim" dari Bibel kepada beberapa partisipan penganut Kristen yang mereka temui di jalan. Di antara ayat Bibel tersebut berbunyi: "Seorang perempuan harus diam mendengarkan dan patuh sepenuhnya." "Jika kau menolak perintahku dan membenci hukum-Ku, kau akan memakan daging anak laki-laki dan anak perempuanmu." "Aku tidak mengizinkan seorang perempuan untuk memimpin." "... Kau harus memotong tangan mereka." "... Jangan memaafkan mereka." "Jika dua orang laki-laki 'tidur' bersama, maka keduanya harus dibunuh." Namun sebelum membacakan terjemah ayat-ayat tersebut, Sacha dan Alexander telah terlebih dahulu mengganti sampul Bibel itu dengan sampul Al-Qur'an. Setelah dibacakan beberapa ayat "ekstrim" di atas, para partisipan diminta berpendapat mengenai ayat-ayat tersebut. Kebanyakan mereka menunjukkan reaksi terkejut dan ngeri, lantas mulai berkomentar dengan Islamofobia seakan mereka baru saja mendengar terjemah ayat-ayat Al-Qur'an. Seorang pemuda di antara para partisipan berkomentar, "Ini adalah hal yang bodoh." "Ya, aku tidak tahu hal seperti itu ada juga di kitab ("Al-Qur'an") ini. Memotong tangan orang, itu memang cara mereka, tapi aku tidak percaya..." ungkap seorang wanita Kirtiani yang merasa dirinya baru saja mendengar terjemah ayat Al-Qur'an. "Bagaimana bisa seseorang mengimani hal seperti ini? Sulit dipercaya," kata seorang wanita paruh baya lainnya. "Jika kau tumbuh bersama kitab ini dan pemikiran sejenisnya, itu akan mempengaruhimu," kata seorang pria yang juga mengira baru saja mendengar terjemah ayat Al-Qur'an. Seorang wanita tua berkata usai mendengar ayat-ayat "ekstrim" itu, "Bagiku itu terdengar seperti mereka ingin memaksa dan mengekangmu untuk meyakini kepercayaan mereka." Sacha dan Alexander kemudian bertanya apa perbedaan kitab itu dengan Bibel mereka. Beberapa dari mereka berkomentar bahwa "Al-Qur'an" begitu agresif dan penuh kekerasan. Bahkan ada yang mengklaim merasa risih karena ada orang (Muslim) yang menganggap "Al-Qur'an" sebagai kebenaran hakiki. Setelah mendengar komentar para partisipan yang mengira ayat-ayat itu berasal dari Al-Qur'an, Sacha dan Alexander pun memberitahu mereka bahwa apa yang baru saja mereka dengar bukanlah ayat-ayat "ekstrim" Al-Qur'an, melainkan ayat-ayat "ekstrim" yang terdapat di dalam Bibel, bersampul "Al-Qur'an". (banan/arrahmah.com) |
Hanya karena mempelajari kaligrafi Arab, sejumlah sekolah umum di Virginia ditutup Posted: 18 Dec 2015 08:15 PM PST VIRGINIA (Arrahmah.com) - Dewan Sekolah Augusta County di negara bagian Virginia, AS, telah memerintahkan kepada semua sekolah umum untuk ditutup setelah mendapat keluhan dari orang tua murid yang mengaku marah atas tugas geografi yang meminta anak-anak mereka untuk mempraktekkan kaligrafi Arab menurut laporan di RT. Sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Jum'at (18/12/2015), media lokal meliput keluhan itu yang mengakibatkan reaksi balik berupa panggilan telepon dan email yang ditujukan kepada Sekolah Menengah Riverheads, dan pejabat memutuskan untuk menutup semua sekolah umum pada hari Jum'at dan meningkatkan kehadiran polisi. "Setelah keberatan orangtua terhadap kurikulum Geografi Dunia dan adanya liputan media terkait hal tersebut, divisi sekolah mulai menerima panggilan telepon dan surat elektronik dari dalam dan dari luar daerah," tulis Dewan Sekolah Augusta County pada sebuah pernyataan. "Berdasarkan kekhawatiran sehubungan dengan nada dan isi dari pesan yang disampaikan, sekolah dan kantor sekolah akan ditutup pada hari Jum'at, 18 Desember 2015." Sementara dewan sekolah mengungkapkan dengan tidak spesifik tentang telepon dan keluhan itu, beberapa tweet juga menyerukan untuk memanggil pihak sekolah dan guru terkait kontroversi itu. Sebagaimana dilansir oleh BBC, awal kejadian itu adalah saat salah satu kelas di distrik Augusta meminta kepada siswa untuk menyalin tulisan berbahasa Arab tentang Islam untuk memahami nilai seninya. Kaligrafi itu tidak diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan para murid juga tidak diminta untuk membacanya. Namun pengelola sekolah menuai banjir protes -baik melalui telepon maupun email- dan beberapa di antaranya menuduh bahwa pelajaran itu sebagai bagian dari indoktrinasi Islam. Sekitar 10.000 murid akan terkena dampak dari penutupan sekolah di Virginia tersebut. Menurut data Dewan Hubungan Amerika-Islam, tahun ini masjid di AS telah menjadi sasaran vandalisme, penistaan dan kebencian yang dilakukan oleh kelompok anti-Islam sebanyak 63 kali. Kebencian terhadap Islam juga disebut dipicu oleh pernyataan para politisi, di antaranya pernyataan kandidat calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump yang menyerukan untuk melarang Muslim memasuki AS. (ameera/arrahmah.com) |
Sutradara AS: Kita semua Muslim, Trump depresi dan gila! Posted: 18 Dec 2015 07:30 PM PST WASHINGTON (Arrahmah.com) - Produser, aktivis sosial dan politik Amerika, Michael Moore, telah mengirimkan pesan kecaman kepada calon presiden dari Partai Republik Donald Trump atas pernyataan anti-Muslim baru-baru ini dan seruannya untuk melarang semua Muslim datang ke Amerika Serikat. Dalam suratnya, yang diposting pada halaman Facebook-nya pada Rabu malam, Moore mengatakan bahwa pernyataan anti-Muslim Trump "dibuat dalam keadaan depresi dan gila", sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Kamis (17/12/2015). Moore juga menerbitkan foto dirinya di depan Trump Tower di New York dengan judul "Kita semua adalah Muslim". Di situs pribadinya, Moore juga membuka petisi dukungan terhadap ummat Islam. Dalam surat pribadi yang ditujukan untuk Trump di akun Facebook-nya, Moore mengatakan semua manusia bersaudara, tidak peduli agama atau ras mereka, dan pernyataan Trump menunjukkan bahwa dia tidak bisa menjadi presiden AS. Dalam kampanyenya, Trump menyerukan agar semua Muslim dilarang total memasuki AS dan mengakhiri imigrasi Muslim ke negara tersebut. Trump yang merupakan calon terkuat saat ini di antara para kandidat Partai Republik sedang mencari nominasi partai untuk maju sebagai presiden Amerika Serikat. Dalam surat itu, Moore mengingatkan Trump bahwa AS saat ini tidak lagi menjadi negara dari orang kulit putih yang pemarah, dan presiden AS di masa depan akan dipilih oleh lebih beragam pemilih dan AS tidak lagi terlihat seperti Trump atau pun pendukungnya. Ditujukan kepada Trump, Moore mengatakan: "Berikut adalah statistik yang akan membuat rambut Anda berputar: 81 persen dari pemilih yang akan memilih presiden tahun depan adalah dari kalangan perempuan, orang kulit berwarna, atau pemuda antara usia 18 dan 35 tahun. Dengan kata lain, bukan Anda atau pun pendukung Anda yang memimpin negara mereka." Michael Moore melalui akun Facebook-nya mengajak untuk melakukan kampanye "We Are All Muslim". (ameera/arrahmah.com) |
Berikut pelangaran berat PT Freeport Indonesia Posted: 18 Dec 2015 06:07 PM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - PT Freeport Indonesia pengelola tambang emas di Papua disebut banyak melanggar aturan dalam kontrak karya dengan pemerintah Indonesia. "Ada empat pelanggaran berat yang dilakukan PT Freeport Indonesia, pertama melanggar kontrak karya yang ditanda-tangani tgl 30 desember 1991. Kedua, melanggar UU Pokok Agraria nomor 5 tahun 1960. Ketiga, melanggar Undang Undang Minerba nomor 4 tahun 2009. Keempat, melanggar Undang-Undang Lingkungan hidup yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia," ujar pengamat kebijakan ekonomi, Yusri Usman di Jakarta, Jumat (18/12/2015), lansir Aktual.com. Menurutnya, kewajiban fundamental Freeport adalah membangun smelter dan divestasi saham sebesar 51 persen. Kewajiban tersebut sudah tertuang dalam perpanjangan kontrak karya pada 1991 yang diteken Menteri Pertambangan Ginandjar Kartasasmita, serta semua ketentutan tersebut telah diatur tegas dalam UU Minerba Tahun 2009. Yusri Usman menegaskan bahwa sudah seharusnya kontrak karya Freeport tidak diperpanjang, tidak perlu nasionalisasi, biarkan habis masa kontraknya. "Kontrak Freeport sudah seharusnya tidak akan diperpanjang pasca 2021. Bukan nasionalisasi blok Mahakam. Serahkan saja kepada PT Antam dan PT Inalum," ujar Yusri. Sikap curang Freeport, lanjtutnya, terlihat pada kewajiban divestasi hanya 30 persen seperti tertuang dalam poin di UU Minerba dan PP 77 Tahun 2014, Pasal 7C ayat d. Pasal tersebut diberlakukan untuk IUP Operasi Produksi di bawah tanah. Namun Freeport tetap bersikukuh izin Kontrak Karya mereka adalah "lex specialist alias neil down". "Faktanya, kewajiban itu pun tidak dilakukan sebelum ada kepastian dari pemerintah untuk memperpanjang kontraknya," ujar Yusri. Terkait kepemilikan dan sindikasi uang, Yusri menyarankan agar sepenuhnya dilimpahkan kepada BUMN. "Silahkan investor asing mau ikut. Namun beli saham BUMN, bukan beli Saham Propinsi dan Kabupaten yang diwakili Perusda, digendong oleh BUMN supaya bisa menghidari pemburu rente," ujarnya. (azm/arrahmah.com) |
Paksa karyawan Muslim pakai atribut natal, LUIS datangi hotel Sahid Jaya Posted: 18 Dec 2015 05:01 PM PST SOLO (Arrahmah.com) - Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Jum'at (18/12/2015) malam mendatangi Hotel Sahid Jaya di Jl. Gajah Mada No. 82, Banjarsari, Solo, merespon laporan masyarakat adanya karyawan Muslim di hotel tersebut yang dipaksa mengenakan atribut natal topi sinterklas. Pada aksi itu LUIS diterima langsung oleh Joko sebagai manager hotel. Ketua LUIS, Edi Lukito meminta managemen hotel untuk tidak menganjurkan karyawan yang Muslim mengenakan atribut natal. "Kami minta pihak manager hotel tidak memaksakan karyawan yang beragama Islam untuk berpakaian ala sinterclas," kata Edi, seperti dilansir Jurnalislam.com Managemen hotel kemudian mengabulkan permintaan itu dan akan segera mengintrusikan kepada seluruh karyawanya yang beragama Islam. Joko mengaku tidak memahami persoalan tersebut. "Terima kasih atas masukannya, nanti akan kami sampaikan bahwa Karyawan yang muslim atau muslimah tidak akan kami minta menggunakan kostum sinterklas," kata Joko. (azm/arrahmah.com) |
"Israel" akan membangun dinding di sekitar kota-kota Palestina Posted: 18 Dec 2015 04:00 PM PST TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Laporan media "Israel" mengatakan bahwa militer berencana membangun dinding di sekitar kota dan desa Palestina dengan dalih bahwa pihaknya akan menghentikan batu yang dilemparkan ke pemukiman ilegal Yahudi yang didirikan di atas tanah milik Palestina. |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |