Arrahmah.Com |
- 46 warga sipil sebagian besar anak-anak dan perempuan, dibunuh dalam serangan udara pengecut oleh tentara Rusia
- Pejuang Jaisyul Islam membunuh 20 tentara rezim Nushairiyah dalam pertempuran sengit di Ghautah Timur
- Mujahidin IIA kuasai 5 pos pemeriksaan di Helmand, bebaskan sebuah daerah besar
- Turki tingkatkan keamanan di sepanjang perbatasan Suriah
- The House of One, proyek kontroversial Berlin
- Delapan sipil termasuk empat anak gugur dalam serangan udara Rusia di Aleppo
- Bantuan kemanusiaan akhirnya akan memasuki kota Taiz yang terkepung selama berbulan-bulan
- Kembali mencaplok tanah Palestina, 891 unit rumah baru akan dibangun di Yerusalem Selatan yang diduduki untuk warga Yahudi
- Ahrar Syam kembali kehilangan seorang komandan seniornya
- Rencana bunuh Muslim dan Obama dengan "sinar kematian", seorang pria di New York divonis 8 tahun penjara
Posted: 18 Dec 2015 03:30 PM PST RAQQA (Arrahmah.com) - Diduga serangan udara Rusia telah membunh 46 warga sipil, sebagian besar anak-anak dan perempuan di Suriah utara, ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) pada Jum'at (18/12/2015). |
Posted: 18 Dec 2015 03:00 PM PST GHAUTAH (Arrahmah.com) - Kelompok pejuang Suriah yang aktif di wilayah Ghautah Timur, Jaisyul Islam mengatakan bahwa pejuangnya berhasil membunuh 20 tentara rezim dan milisi Syiah sekutunya dalam pertempuran sengit di distrik dekat Damaskus, ujar pernyataan komandan senior Jaisyul Islam pada Jum'at (18/12/2015). |
Mujahidin IIA kuasai 5 pos pemeriksaan di Helmand, bebaskan sebuah daerah besar Posted: 18 Dec 2015 07:55 AM PST HELMAND (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) melancarkan seranga terhadap pos-pos pemeriksaan pasukan rezim di sekitar pusat distrik Gerishk, provinsi Helmand, pada Rabu (16/12/2015), menurut laporan Voice of Jihad. Laporan mengatakan bahwa pejabat Mujahidin mengatakan 5 pos pemeriksaan strategis musuh telah dikuasai sementara daerah besar Zumbuli telah sepenuhnya dibebaskan dari keberadaan pasukan musuh, menambahkan bahwa pasukan rezim mengalami kerugian yang besar dan Mujahidin menyita sejumlah besar peralatan militer. Dikatakan juga bahwa serangan Mujahidin masih berlangsung hingga saat ini, Mujahidin tengah melancarkan serangan terhadap pos pemeriksaan pasukan rezim yang terletak di bukit Neika di dekat daerah Zumbuli. Sementara ini belum ada laporan lebih lanjut terkait serangan tersebut. (siraaj/arrahmah.com) |
Turki tingkatkan keamanan di sepanjang perbatasan Suriah Posted: 18 Dec 2015 03:00 AM PST ANKARA (Arrahmah.com) - Sebuah tulisan di sebuah bangunan barak di pos pemeriksaan Köprübatı, yang menghadap ke wilayah kelompok ISIS, terpampang semboyan: "perbatasan ini adalah kehormatan kami, dilindungi dengan hati dan kekuatan kami." Sebagaimana dilansir oleh Al-Bawaba, Kamis (17/12/2015), batalyon perbatasan pertama bertanggung jawab untuk menangkis para penyusup, penyelundup dan 'teroris' sepanjang 6 km. Sepanjang tahun ini, mereka melaporkan telah menangkap lebih dari 900 anggota ISIS, yang membawa paspor dari 54 negara. Köprübatı adalah salah satu dari 139 pos di sepanjang perbatasan Suriah. Letnan Kolonel Ahmet Arik mengatakan kepada Euronews: "Jika ada jenis gerakan ilegal di daerah kami, kami melakukan intervensi. Pasukan perbatasan tidak pernah mengizinkan penyeberangan yang tidak sah ke perbatasan kami, mematuhi perjanjian internasional dan undang-undang nasional kami." Tentara Turki mengatakan bahwa sebanyak 30 persen dari angkatan darat Turki dikerahkan untuk mengawasi perbatasan. Sebuah tembok dengan panjang lebih dari 80 km sedang dibangun, untuk memisahkan provinsi Kilis dan Gaziantep di Turki dari wilayah Aleppo di Suriah. Kolonel Arik mengatakan: "Untuk memperkuat perbatasan kami, tembok modular setinggi tiga meter telah didirikan, dan konstruksi masih berlanjut. Dengan cara ini, kami berharap dapat meningkatkan kontrol yang efektif terhadap arus pengungsi dan untuk menghentikan pelanggaran ilegal di perbatasan kami." Menurut Profesor Mesut Hakki Casin di Özyeğin University di Istanbul: "Tembok yang sedang dalam pembangunan itu akan mengurangi aliran pengungsi tetapi tidak dapat menghentikannya. Eropa memberikan tekanan besar kepada Turki mengenai keamanan perbatasan, dengan tuduhan bahwa pejuang asing melintasi wilayah Turki. Turki kini mengirim para pejuang itu kembali ke Inggris, Perancis dan Jerman." AS telah lama menyerukan kepada Turki untuk memperketat kontrol perbatasan dengan Suriah. Ankara lebih bersedia untuk melakukannya sekarang dimana Turki sedang mencari dukungan NATO sehubungan dengan memburuknya hubungan negara itu dengan Rusia. Pos Perbatasan Köprübatı hanya beberapa kilometer jauhnya dari Jarabulus, sebuah kota Suriah yang berada di bawah kendali ISIS. Pemerintah Turki telah menyatakan daerah ini sebagai zona "keamanan khusus". Pasukan militer Turki sedang mencoba untuk mencapai keseimbangan antara mencegah penyusupan ISIS serta mengontrol dan menangani para pengungsi, mengingat pertimbangan kemanusiaan. Tindakan pencegahan keamanan juga merupakan sesuatu yang penting bagi Turki. (ameera/arrahmah.com) |
The House of One, proyek kontroversial Berlin Posted: 18 Dec 2015 01:35 AM PST BERLIN (Arrahmah.com) - Sebuah proyek kontroversial dibuat di Berlin. Tiga agama akan disatukan dalam satu atap. Nantinya, Muslim, Kristen, dan Yahudi akan memliki ruang terpisah untuk beribadah, dan akan dibuat ruang umum untuk para pemeluk agama untuk saling bersosialisasi. Sebagaimana dilansir Deutsche Welle (17/12/2015), proyek ini dibiayai lewat Crowdfunding atau pendanaan masa. Ide pembangunan The House of One diusung oleh tiga pemuka agama, yakni Pendeta Gregor Hohberg, Rabi Tovia Ben-Chorin, dan seorang Imam Muslim, Kadir Sanci. "Ketiga agama ini mengambil rute yang berbeda dalam perjalanannya, tetapi tujuannya tetap sama," ujar Kadir Sanci. Tidak ada komunitas Muslim yang ingin terlibat dalam proyek kontroversial tersebut kecuali FID, sebuah kelompok Islam moderat yang kebanyakan anggotanya berdarah Turki. Tak ayal, keputusan FID menuai kecaman dari berbagai pihak. (fath/arrahmah.com) |
Delapan sipil termasuk empat anak gugur dalam serangan udara Rusia di Aleppo Posted: 18 Dec 2015 12:32 AM PST ALEPPO (Arrahmah.com) - Delapan orang termasuk empat anak dilaporkan gugur dan sebelas lainnya mengalami luka-luka setelah jet tempur Rusia memukul daerah pemukiman di distrik Azaz, Aleppo, ujar sumber lokal kepada Anadolu. Tim Pertahanan Sipil Suriah bergegas ke daerah itu dan menyelamatkan 11 orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan kemudian dilarikan ke rumah sakit lapangan setempat, lansir Al Bawaba pada Kamis (17/12/2015). Rusia memulai operasi militernya di Suriah pada 30 September dengan tujuan mendukung rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad yang diperangi oleh rakyatnya. Sementara Kremlin mengklaim bahwa serangan udara mereka menargetkan ISIS, beberapa pihak yakin bahwa Rusia juga sengaja menargetkan faksi lain yang menentang Asad. Menurut laporan terakhir yang dikeluarkan PBB, sedikitnya 250.000 nyawa telah melayang sejak perang Suriah pecah pada tahun 2011. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Bantuan kemanusiaan akhirnya akan memasuki kota Taiz yang terkepung selama berbulan-bulan Posted: 18 Dec 2015 12:03 AM PST TAIZ (Arrahmah.com) - Negosiator dari Yaman telah setuju untuk mengizinkan kembalinya pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota yang terkepung, Taiz, ujar utusan PBB. |
Posted: 17 Dec 2015 11:32 PM PST YERUSALEM (Arrahmah.com) - Sekitar 891 unit rumah baru telah disetujui untuk dibangun di wilayah Yerusalem Timur yang diduduki, keputusan tersebut diungkap oleh Komite Perencanaan dan Pembangunan Kota Yerusalem. |
Ahrar Syam kembali kehilangan seorang komandan seniornya Posted: 17 Dec 2015 11:05 PM PST ALEPPO (Arrahmah.com) - Kelompok Mujahidin Suriah, Harakah Ahrar syam, pada Kamis (17/12/2015) mengumumkan kematian salah satu komandan seniornya yang gugur (syahid Insyaa Allah) dalam pertempuran di pedesaan selatan Aleppo. |
Posted: 17 Dec 2015 10:00 PM PST NEW YORK (Arrahmah.com) - Seorang pria di New York bagian utara dijatuhi hukuman lebih dari delapan tahun penjara atas perannya dalam komplotan untuk membangun senjata radiasi mematikan yang dimaksudkan untuk membunuh target Muslim dan Presiden Barack Obama, ungkap pemerintah federal, pada Rabu (16/12/2015), sebagaimana dilansir oleh Reuters. Eric Feight, (55), dari Hudson, mengaku bersalah pada bulan Januari atas tuduhan memberikan dukungan material kepada kelompok teroris. Dia mengaku membantu Glendon Scott Crawford, yang memproklamirkan diri sebagai pemimpin Klux Klan Ku (KKK), dalam memodifikasi perangkat radiasi kelas industri, yang sebutkan oleh berbagai surat kabar sebagai "sinar kematian," dan membuat sebuah saklar untuk mengoperasikannya dari jarak jauh. "Hukuman yang dijatuhkan hari ini menyoroti bahaya yang kita hadapi saat kebencian dan fanatisme melahirkan terorisme dalam negeri dan ekstremisme, dan komitmen kami untuk menahan mereka yang melakukan kejahatan," kata Richard S. Hartunian, pengacara AS untuk wilayah New York Utara. "Tidak ada orang Amerika - dari latar belakang apapun - yang harus hidup dalam ketakutan terhadap serangan semacam ini," katanya dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan hukuman selama 97 bulan yang dijatuhkan di pengadilan federal di Albany. Hukuman itu muncul di tengah gelombang kejahatan kebencian dan ancaman terhadap target Muslim pasca serangan mematikan di California. Feight, yang menghadapi hukuman hingga 15 tahun penjara, ditangkap bersama Crawford pada tahun 2013 dan didakwa menyusun rencana ntuk melancarkan serangan dengan senjata radiasi mematikan di sebuah masjid di Albany dan sebuah sekolah Muslim di Colonie. Mereka juga berencana untuk menyerang Gedung Putih, menurut rekaman percakapan mereka pada Mei 2012 yang putar di pengadilan, di mana Crawford menyebut alat pengendali jarak jauhnya itu "Hiroshima dalam saklar kecil." Jaksa menjelaskan bahwa Crawford, (51), seorang mantan teknisi di perusahaan General Electric dari Galway, merupakan dalang dari rencana itu. Dia dinyatakan bersalah pada bulan Agustus atas tuduhan menggunakan senjata pemusnah massal, dan mencoba untuk membangun sebuah perangkat penyebaran radiologi berbahaya. Crawford telah melakukan perjalanan ke North Carolina untuk membahas pendanaan proyek dengan pemimpin Ku Klux Klan yang ternyata merupakan mata-mata dari FBI. Crawford menghadapi ancaman hukuman penjara selama 25 tahun hingga seumur hidup dan denda $ 2 juta atas dakwaan membangun perangkat penyebaran radiologi berbahaya, serta ancaman penjara seumur hidup atas dakwaan pembuatan senjata pemusnah massal. Dia sedang menunggu untuk menjalani hukuman itu. (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |