Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

46 warga sipil sebagian besar anak-anak dan perempuan, dibunuh dalam serangan udara pengecut oleh tentara Rusia

Posted: 18 Dec 2015 03:30 PM PST

Foto ini dibuat dari rekaman yang diambil dari situs resmi Kementerian Pertahanan Rusia pada 16 Oktober 2015, memperlihatkan target yang dihantam selama serangan udara Rusia di Suriah. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan itu dilakukan oleh jet Su-24M di provinsi Idlib. (Foto: AP)

RAQQA (Arrahmah.com) - Diduga serangan udara Rusia telah membunh 46 warga sipil, sebagian besar anak-anak dan perempuan di Suriah utara, ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) pada Jum'at (18/12/2015).

Direktur SOHR, Rami Abdurrahman mengatakan pesawat tempur membombardir Raqqa, kota yang dikuasai oleh Daulah Islam atau yang lebih dikenal dengan ISIS, serta kota Azaz dan Al-Bab di Aleppo pada Kamis (17/12), seperti dilansir AFP.

Enam anak dan sebelas perempuan di antara korban tewas dan puluhan warga sipil lainnya mengalami luka-luka, masih menurut laporan SOHR.

Korban di Raqqa juga termasuk dua tim penyelamat, menurut SOHR yang menambahkan bahwa tidak ada "militan" yang tewas dalam serangan di tiga wilayah tersebut.

Di provinsi Idlib, serangan udara memukul Jisr Al-Shughur, membunuh sedikitnya 14 orang, tujuh anak dan tujuh perempuan. Kota ini dikuasai oleh Mujahidin Suriah.

Rusia telah melakukan serangkaian serangan udara pengecut di seluruh Suriah selama hampir tiga bulan. Kampanye tersebut mendapat kritik dari masyarakat internasional karena banyak menimbulkan korban sipil.

Menurut SOHR, serangan udara Rusia sejak 30 September telah membunuh sekitra 1.900 orang, termasuk warga sipil dan pejuang Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pejuang Jaisyul Islam membunuh 20 tentara rezim Nushairiyah dalam pertempuran sengit di Ghautah Timur

Posted: 18 Dec 2015 03:00 PM PST

Pejuang dari faksi Jaisyul Islam saat bertempur di Ghautah Timur

GHAUTAH (Arrahmah.com) - Kelompok pejuang Suriah yang aktif di wilayah Ghautah Timur, Jaisyul Islam mengatakan bahwa pejuangnya berhasil membunuh 20 tentara rezim dan milisi Syiah sekutunya dalam pertempuran sengit di distrik dekat Damaskus, ujar pernyataan komandan senior Jaisyul Islam pada Jum'at (18/12/2015).

Juru bicara Jaisyul Islam, Islam Alloush mengatakan pejuang Suriah telah melakukan serangan balasan di benteng tentara rezim di wilayah Marj Al-Sultan dekat bandara militer yang dikuasai oleh pejuang, Al-Marj, lansir Zaman Alwasl.

Jaisyul Islam mengatakan lebih dari 170 tentara rezim telah tewas sejak pertempuran meletus dua pekan lalu.

Pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad yang didukung oleh pesawat-pesawat tempur Rusia berupaya untuk membagi Ghautah Timur menjadi dua bagian dan akan memotong rute pasokan utama dengan mengambil wilayah Marj Al-Sultan.

Selasa lalu, faksi Islam yang beroperasi di Ghautah Timur membentuk ruang operasi bersama termasuk Jaisyul Islam, Ajnad Syam, Ahrar Syam, Jabhah Nushrah dan Faylaq Al-Rahman. Dalam operasi bersama ini, Mujahidin Suriah berhasil merebut kembali Marj Al-Sultan dari tangan rezim Nushairiyah. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mujahidin IIA kuasai 5 pos pemeriksaan di Helmand, bebaskan sebuah daerah besar

Posted: 18 Dec 2015 07:55 AM PST

mujahidin iia

HELMAND (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) melancarkan seranga terhadap pos-pos pemeriksaan pasukan rezim di sekitar pusat distrik Gerishk, provinsi Helmand, pada Rabu (16/12/2015), menurut laporan Voice of Jihad.

Laporan mengatakan bahwa pejabat Mujahidin mengatakan 5 pos pemeriksaan strategis musuh telah dikuasai sementara daerah besar Zumbuli telah sepenuhnya dibebaskan dari keberadaan pasukan musuh, menambahkan bahwa pasukan rezim mengalami kerugian yang besar dan Mujahidin menyita sejumlah besar peralatan militer.

Dikatakan juga bahwa serangan Mujahidin masih berlangsung hingga saat ini, Mujahidin tengah melancarkan serangan terhadap pos pemeriksaan pasukan rezim yang terletak di bukit Neika di dekat daerah Zumbuli. Sementara ini belum ada laporan lebih lanjut terkait serangan tersebut. (siraaj/arrahmah.com)

Turki tingkatkan keamanan di sepanjang perbatasan Suriah

Posted: 18 Dec 2015 03:00 AM PST

Asap mengepul di kota Kobani, Suriah saat pertempuran sengit terlihat dari perbatasan Turki. (Foto: AFP).

ANKARA (Arrahmah.com) - Sebuah tulisan di sebuah bangunan barak di pos pemeriksaan Köprübatı, yang menghadap ke wilayah kelompok ISIS, terpampang semboyan: "perbatasan ini adalah kehormatan kami, dilindungi dengan hati dan kekuatan kami."

Sebagaimana dilansir oleh Al-Bawaba, Kamis (17/12/2015), batalyon perbatasan pertama bertanggung jawab untuk menangkis para penyusup, penyelundup dan 'teroris' sepanjang 6 km. Sepanjang tahun ini, mereka melaporkan telah menangkap lebih dari 900 anggota ISIS, yang membawa paspor dari 54 negara.

Köprübatı adalah salah satu dari 139 pos di sepanjang perbatasan Suriah.

Letnan Kolonel Ahmet Arik mengatakan kepada Euronews: "Jika ada jenis gerakan ilegal di daerah kami, kami melakukan intervensi. Pasukan perbatasan tidak pernah mengizinkan penyeberangan yang tidak sah ke perbatasan kami, mematuhi perjanjian internasional dan undang-undang nasional kami."

Tentara Turki mengatakan bahwa sebanyak 30 persen dari angkatan darat Turki dikerahkan untuk mengawasi perbatasan.

Sebuah tembok dengan panjang lebih dari 80 km sedang dibangun, untuk memisahkan provinsi Kilis dan Gaziantep di Turki dari wilayah Aleppo di Suriah.

Kolonel Arik mengatakan: "Untuk memperkuat perbatasan kami, tembok modular setinggi tiga meter telah didirikan, dan konstruksi masih berlanjut. Dengan cara ini, kami berharap dapat meningkatkan kontrol yang efektif terhadap arus pengungsi dan untuk menghentikan pelanggaran ilegal di perbatasan kami."

Menurut Profesor Mesut Hakki Casin di Özyeğin University di Istanbul: "Tembok yang sedang dalam pembangunan itu akan mengurangi aliran pengungsi tetapi tidak dapat menghentikannya. Eropa memberikan tekanan besar kepada Turki mengenai keamanan perbatasan, dengan tuduhan bahwa pejuang asing melintasi wilayah Turki. Turki kini mengirim para pejuang itu kembali ke Inggris, Perancis dan Jerman."

AS telah lama menyerukan kepada Turki untuk memperketat kontrol perbatasan dengan Suriah. Ankara lebih bersedia untuk melakukannya sekarang dimana Turki sedang mencari dukungan NATO sehubungan dengan memburuknya hubungan negara itu dengan Rusia.

Pos Perbatasan Köprübatı hanya beberapa kilometer jauhnya dari Jarabulus, sebuah kota Suriah yang berada di bawah kendali ISIS. Pemerintah Turki telah menyatakan daerah ini sebagai zona "keamanan khusus".

Pasukan militer Turki sedang mencoba untuk mencapai keseimbangan antara mencegah penyusupan ISIS serta mengontrol dan menangani para pengungsi, mengingat pertimbangan kemanusiaan. Tindakan pencegahan keamanan juga merupakan sesuatu yang penting bagi Turki.

(ameera/arrahmah.com)

The House of One, proyek kontroversial Berlin

Posted: 18 Dec 2015 01:35 AM PST

Bentuk di beberapa bagiannya tampak serupa seperti makam Firaun. (Foto: Deutsche Welle)

BERLIN (Arrahmah.com) - Sebuah proyek kontroversial dibuat di Berlin. Tiga agama akan disatukan dalam satu atap. Nantinya, Muslim, Kristen, dan Yahudi akan memliki ruang terpisah untuk beribadah, dan akan dibuat ruang umum untuk para pemeluk agama untuk saling bersosialisasi.

Sebagaimana dilansir Deutsche Welle (17/12/2015), proyek ini dibiayai lewat Crowdfunding atau pendanaan masa.

Ide pembangunan The House of One diusung oleh tiga pemuka agama, yakni Pendeta Gregor Hohberg, Rabi Tovia Ben-Chorin, dan seorang Imam Muslim, Kadir Sanci.

"Ketiga agama ini mengambil rute yang berbeda dalam perjalanannya, tetapi tujuannya tetap sama," ujar Kadir Sanci.

Tidak ada komunitas Muslim yang ingin terlibat dalam proyek kontroversial tersebut kecuali FID, sebuah kelompok Islam moderat yang kebanyakan anggotanya berdarah Turki. Tak ayal, keputusan FID menuai kecaman dari berbagai pihak.

Pendeta Gregor Hohberg, Rabi Tovia Ben-Chorin, dan Kadir Sanci. (Foto: Deutsche Welle)

Pendeta Gregor Hohberg, Rabi Tovia Ben-Chorin, dan Kadir Sanci. (Foto: Deutsche Welle)

(fath/arrahmah.com)

Delapan sipil termasuk empat anak gugur dalam serangan udara Rusia di Aleppo

Posted: 18 Dec 2015 12:32 AM PST

Dua jet tempur Rusia Sukhoi Su-24 yang berada di pangkalan militer Hmeimim di provinsi Latakia. (Foto: AFP)

ALEPPO (Arrahmah.com) - Delapan orang termasuk empat anak dilaporkan gugur dan sebelas lainnya mengalami luka-luka setelah jet tempur Rusia memukul daerah pemukiman di distrik Azaz, Aleppo, ujar sumber lokal kepada Anadolu.

Tim Pertahanan Sipil Suriah bergegas ke daerah itu dan menyelamatkan 11 orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan kemudian dilarikan ke rumah sakit lapangan setempat, lansir Al Bawaba pada Kamis (17/12/2015).

Rusia memulai operasi militernya di Suriah pada 30 September dengan tujuan mendukung rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad yang diperangi oleh rakyatnya.

Sementara Kremlin mengklaim bahwa serangan udara mereka menargetkan ISIS, beberapa pihak yakin bahwa Rusia juga sengaja menargetkan faksi lain yang menentang Asad.

Menurut laporan terakhir yang dikeluarkan PBB, sedikitnya 250.000 nyawa telah melayang sejak perang Suriah pecah pada tahun 2011. (haninmazaya/arrahmah.com)

Bantuan kemanusiaan akhirnya akan memasuki kota Taiz yang terkepung selama berbulan-bulan

Posted: 18 Dec 2015 12:03 AM PST

Kota Taiz menjadi lokasi pertempuran sengit antara milisi Syiah Houtsi dengan pasukan pro-Hadi selama berbulan-bulan. (Foto: AP)

TAIZ (Arrahmah.com) - Negosiator dari Yaman telah setuju untuk mengizinkan kembalinya pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota yang terkepung, Taiz, ujar utusan PBB.

Ismail Ould Cheikh Ahmad mengatakan kesepakatan itu dicapai dalam pembicaraan yang ditengahi oleh PBB di Jenewa, Swiss, lansir BBC pada Jum'at (18/12/2015).

Kota selatan dan barat Yaman telah menjadi saksi pertempuran sengit selama berbulan-bulan antara milisi Syiah Houtsi dan pasukan yang loyal terhadap pemerintahan Hadi yang mendapat dukungan dari koalisi pimpinan Saudi.

Ada harapan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan akan dikirim ke kota-kota lain di Yaman dalam beberapa hari mendatang.

Setidaknya hampir 6.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, telah gugur dalam serangan udara dan pertempuran di darat sejak koalisi pimpinan Saudi meluncurkan kampanye militernya di Yaman pada Maret lalu untuk mendukung pemerintahan Hadi.

Kampanye tersebut diluncurkan setelah milisi Syiah Houtsi menduduki ibukota Sana'a dan terus maju ke kota lain termasuk Aden.

Situasi kemanusiaan yang sudah buruk di Yaman semakin diperparah dengan adanya kampanye militer oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi, di mana lebih dari 21 juta orang kini membutuhkan bantuan. (haninmazaya/arrahmah.com)

Kembali mencaplok tanah Palestina, 891 unit rumah baru akan dibangun di Yerusalem Selatan yang diduduki untuk warga Yahudi

Posted: 17 Dec 2015 11:32 PM PST

Pemukiman ilegal Yahudi di dekat Nablus

YERUSALEM (Arrahmah.com) - Sekitar 891 unit rumah baru telah disetujui untuk dibangun di wilayah Yerusalem Timur yang diduduki, keputusan tersebut diungkap oleh Komite Perencanaan dan Pembangunan Kota Yerusalem.

Ratusan rumah tersebut akan dibangun untuk memperluas pemukiman ilegal Gilo. Rencana itu sebelumnya pernah dibekukan sementara waktu selama kunjungan Perdana Menteri otoritas Zionis Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat baru-baru ini, lansir MEMO pada Kamis (17/12/2015).

Menteri Perumahan dan Pembangunan otoritas Zionis, Jackie Levy memuji rencana dengan mengatakan bahwa ia memuji persetujuan pembangunan rumah di "ibukota abadi kami di Yerusalem".

Levy juga mengatakan bahwa "Israel" harus terus membangun dan memperkuat hal itu sebanyak mungkin. (haninmazaya/arrahmah.com)

Ahrar Syam kembali kehilangan seorang komandan seniornya

Posted: 17 Dec 2015 11:05 PM PST

Muthar Abdul Salam Hamdoun, komandan senior Ahrar Syam yang gugur dalam pertempuran di Aleppo selatan

ALEPPO (Arrahmah.com) - Kelompok Mujahidin Suriah, Harakah Ahrar syam, pada Kamis (17/12/2015) mengumumkan kematian salah satu komandan seniornya yang gugur (syahid Insyaa Allah) dalam pertempuran di pedesaan selatan Aleppo.

Muthar Abdul Salam Hamdoun, yang juga dikenal sebagai Abu Abdul Salam Al-Sham, kehilangan nyawanya dalam pertempuran yang berlangsung di pedesaan selatan Aleppo melawan pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan milisi Syiah sekutunya, seperti dilansir Zaman Alwasl.

Hamdoun (31) merupakan gubernur pertama Idlib setelah wilayah tersebut dikuasai oleh Mujahidin Suriah dan merupakan salah satu pendiri universitas pertama yang berada di daerah yang dikendalikan oleh Mujahidin.

Pada September 2014, sedikitnya 45 petinggi Ahrar Syam, termasuk amir mereka Hassan Aboud, gugur dalam serangan bom di kota Ram Hamdan di provinsi Idlib. (haninmazaya/arrahmah.com)

Rencana bunuh Muslim dan Obama dengan "sinar kematian", seorang pria di New York divonis 8 tahun penjara

Posted: 17 Dec 2015 10:00 PM PST

Eric Feight datang untuk menjalani hukumannya pada Rabu (16/12/2015) (Foto: AP).

NEW YORK (Arrahmah.com) - Seorang pria di New York bagian utara dijatuhi hukuman lebih dari delapan tahun penjara atas perannya dalam komplotan untuk membangun senjata radiasi mematikan yang dimaksudkan untuk membunuh target Muslim dan Presiden Barack Obama, ungkap pemerintah federal, pada Rabu (16/12/2015), sebagaimana dilansir oleh Reuters.

Eric Feight, (55), dari Hudson, mengaku bersalah pada bulan Januari atas tuduhan memberikan dukungan material kepada kelompok teroris. Dia mengaku membantu Glendon Scott Crawford, yang memproklamirkan diri sebagai pemimpin Klux Klan Ku (KKK), dalam memodifikasi perangkat radiasi kelas industri, yang sebutkan oleh berbagai surat kabar sebagai "sinar kematian," dan membuat sebuah saklar untuk mengoperasikannya dari jarak jauh.

"Hukuman yang dijatuhkan hari ini menyoroti bahaya yang kita hadapi saat kebencian dan fanatisme melahirkan terorisme dalam negeri dan ekstremisme, dan komitmen kami untuk menahan mereka yang melakukan kejahatan," kata Richard S. Hartunian, pengacara AS untuk wilayah New York Utara.

"Tidak ada orang Amerika - dari latar belakang apapun - yang harus hidup dalam ketakutan terhadap serangan semacam ini," katanya dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan hukuman selama 97 bulan yang dijatuhkan di pengadilan federal di Albany.

Hukuman itu muncul di tengah gelombang kejahatan kebencian dan ancaman terhadap target Muslim pasca serangan mematikan di California.

Feight, yang menghadapi hukuman hingga 15 tahun penjara, ditangkap bersama Crawford pada tahun 2013 dan didakwa menyusun rencana ntuk melancarkan serangan dengan senjata radiasi mematikan di sebuah masjid di Albany dan sebuah sekolah Muslim di Colonie.

Mereka juga berencana untuk menyerang Gedung Putih, menurut rekaman percakapan mereka pada Mei 2012 yang putar di pengadilan, di mana Crawford menyebut alat pengendali jarak jauhnya itu "Hiroshima dalam saklar kecil."

Jaksa menjelaskan bahwa Crawford, (51), seorang mantan teknisi di perusahaan General Electric dari Galway, merupakan dalang dari rencana itu. Dia dinyatakan bersalah pada bulan Agustus atas tuduhan menggunakan senjata pemusnah massal, dan mencoba untuk membangun sebuah perangkat penyebaran radiologi berbahaya.

Crawford telah melakukan perjalanan ke North Carolina untuk membahas pendanaan proyek dengan pemimpin Ku Klux Klan yang ternyata merupakan mata-mata dari FBI.

Crawford menghadapi ancaman hukuman penjara selama 25 tahun hingga seumur hidup dan denda $ 2 juta atas dakwaan membangun perangkat penyebaran radiologi berbahaya, serta ancaman penjara seumur hidup atas dakwaan pembuatan senjata pemusnah massal. Dia sedang menunggu untuk menjalani hukuman itu.

(ameera/arrahmah.com)