Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Polisi Zionis kembali terlibat bentrok dengan pemuda Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa

Posted: 27 Sep 2015 04:32 PM PDT

Muslimah Palestina menggelar aksi unjuk rasa di depan Masjid Al-Aqsa pada Ahad (27/9/2015). (Foto: AFP)

AL-QUDS (Arrahmah.com) - Pasukan Zionis kembali terlibat bentrok dengan ratusan jamaah Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa. Saksi mata mengatakan kepada Al Jazeera bahwa konfrontasi terjadi pada Ahad (27/9/2015) antara pasukan "Israel" dengan warga Palestina setelah pasukan menyerbu ke dalam kompleks.

Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan Zionis menggunakan granat kejut dan peluru karet berlapis baja dalam bentrokan tersebut.

"Konfrontasi di Masjid Al-Aqsa datang pada waktu yang sangat tegang. Dalam beberapa hari terakhir, telah sering terjadi konfrontasi antara pasukan 'Israel' dengan jamaah Palestina yang mengunjungi situs," ujar reporter Al Jazeera yang melaporkan langsung dari lokasi kejadian.

Masjid Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga bagi ummat Islam setelah Mekkah dan Madinah.

Pria berusia di bawah 40 tahun sering dilarang masuk ke dalam Masjid dan kompleks Masjid.

Hari ini (28/9), laki-laki Muslim yang berusia di bawah 50 tahun akan dilarang dari memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa, Kepolisian Distrik Yerusalem mengumumkan pada Ahad (27/9) malam.

Setelah bentrokan terjadi, pasukan Zionis "Israel" memberlakukan pengawasan ketat di kompleks Masjid Al-Aqsa. Polisi dan tentara perbatasan dikerahkan di kompleks tersebut, lansir Saudi Gazette.

Dalam beberapa hari terakhir, Muslim Palestina telah menyaksikan peningkatkan kunjungan penganut Yahudi di dalam kompleks dan mereka khawatir aturan akan diubah demi memenuhi kebutuhan warga Yahudi. Warga Yahudi dibebaskan masuk dan melakukan tur di dalam kompleks Al-Aqsa namun warga Muslim Palestina sangat dibatasi kehadirannya di kompleks tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)

Sejarah insiden kecelakaan Haji yang pernah terjadi di Mekkah

Posted: 27 Sep 2015 04:01 PM PDT

Jamaah haji mengantri untuk melempar jumroh pada tahun haji 2014

MEKKAH (Arrahmah.com) - Setiap tahun, jutaan ummat Islam berkumpul di
kota suci Mekkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji. Beberapa insiden kecelakaan dan tragedi pernah terjadi dalam rangkaian ibadah haji. Berikut adalah beberapa insiden kecelakaan Haji yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir seperti dilansir Independent:

2015: Sedikitnya 150 orang tewas dan 400 terluka di Mina, di pinggiran kota suci Mekkah. Sebelum pelaksanaan ibadah haji dilakukan, setidaknya 107 orang tewas dan puluhan orang luka-luka ketika sebuah crane runtuh karena cuaca buruk, menghantam Masjidil Haram di Mekkah.

2006: Lebih dari 360 jamaah tewas dalam desak-desakan di dataran gurun Mina, dekat Mekkah, tempat jamaah melempar jumrah. Sehari sebelum haji dimulai, sebuah bangunan delapan lantai yang digunakan sebagai asrama dekat Masjid Grand di Mekah
runtuh, menewaskan sedikitnya 73 orang.

2004: Insiden desak-desakan jamaah di Mina membunuh 244 jamaah dan melukai ratusan pada hari terakhir dari ibadah haji.

2001: Insiden desak-desakan di Mina selama hari terakhir ibadah haji menewaskan 35 jamaah haji.

1998: Sekitar 180 jamaah terinjak-injak sampai meninggal dalam kepanikan setelah beberapa dari mereka jatuh dari jembatan selama melakukan lempar jumrah di Mina.

1997: Sedikitnya 340 jamaah tewas dalam kebakaran di kota tenda Mina. Lebih dari 1.500 orang terluka.

1994: 270 jamaah haji tewas dalam desak- desakan selama melakukan ibadah melempar jumrah di Mina.

1990: Insiden haji terparah yang pernah terjadi. Sebanyak 1.426 peziarah meninggal dalam desak-desakan di Terowongan Mina. (fath/arrahmah.com)

Relawan India ini kehilangan nyawa dalam Tragedi Mina ketika melayani para jamaah Haji

Posted: 27 Sep 2015 07:23 AM PDT

ki01_big

MEKKAH (Arrahmah.com) – Seorang ahli teknik ekspatriat India meninggal dunia dalam tragedi berdesak-desakan di Mina pada Kamis (24/9/2015) ketika sedang melayani para jamaah Haji yang hendak melempari jumrah. Niyazul Haq Mansoori, dari negara bagian selatan India, Jharkhand, dating dari Yanbu untuk bergabung dengan 950 anggota tim relawan dari India Fraternity Forum (IFF). Sementara ayah dan ibu Mansoori juga hilang dalam tragedy tersebut sedangkan adik perempuannya yang menyertai mereka Haji lolos secara ajaib.

Mansoori adalah seorang ahli teknik mesin di sebuah perusahaan swasta di Yanbu, dan ia meninggalkan seorang isteri dan tiga anak perempuan.

Jasad Mansoori diidentifikasi oleh para relawan IFF, mengenakan jaket dan kartu tanda pengenal IFF, sementara mereka membantu personel keamanan dan tim penyelamat dalam mengevakuasi para jenazah dari tempat kejadian, dan membawa para korban luka ke rumah sakit, kata Abdul Ghani dari Operasi Layanan Haji IFF, kepada Saudi Gazette.

"Mansoori, yang bergabung dengan tim kami di Mina pada pukul 2 pagi hari Kamis, terlibat dalam melayani para jamaah di Jalan 204 di mana tragedi itu terjadi."

Abdul Ghani said Mansoori's body has been moved to the mortuary and necessary formalities for burial in Makkah are being processed by IFF members along with his younger brother who came from Yanbu.

Abdul Ghani mengatakan bahwa jenazah Mansuri telah dipindahkan ke kamar jenazah dan pengurusan untuk pemakaman di Mekkah diproses oleh para anggota IFF bersama dengan adik laki-lakinya yang datang dari Yanbu.

Sementara itu, pencarian tengah dilakukan untuk menemukan ayah dan ibu Mansoor. Mereka datang untuk beribadah Haji bersama puteri mereka.

Jasfar Muzhappilangad, relawan lainnya dari IFF, adalah salah satu di antara yang diiznkan untuk terlibat dalam operasi penyelamatan segera setelah tragedi itu terjadi. "Aparat keamanan mengizinkan para relawan dengan seragam mereka untuk membantu dalam operasi penyelamatan dank arena itu kami membantu memindahkan sejumlah mayat dan membantu membawa para korban luka ke rumah sakit terdekat," katanya.

"Operasi penyelematan cepat Otoritas Saudi membantu banyak jamaah korban luka dari kematian. Menyemprotkan air dengan tangki-tangki dengan segera setelah tragedy itu adalah melegakan bagi para jamaah yang menderita kelelahan dan keletihan akibat panas yang ekstrem dan sengatan matahari," katanya.

(siraaj/arrahmah.com)

Berdalih melawan ISIS, Perancis umumkan serangan udara pertama di Suriah

Posted: 27 Sep 2015 03:55 AM PDT

Two US F-15C Eagles fighter jets, assigned to the 159th Expeditionary Fighter Squadron, fly over the Leeuwarden Air Base, northern Netherlands, on April 3, 2015, as part of a deployment for Operation Atlantic Resolve. AFP PHOTO / ANP / CATRINUS VAN DER VEEN ** netherlands out **        (Photo credit should read CATRINUS VAN DER VEEN/AFP/Getty Images)

PERANCIS (Arrahmah.com) - Perancis mengumumkan serangan udara pertama mereka pada Sabtu (26/9/2015), menyusul keputusan untuk memperluas serangan pengeboman terhadap kelompok bersenjata "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, dari negara tetangga Irak.

Pernyataan resmi Perancis mengatakan serangan-serangan mereka mencapai target yang diidentifikasi selama misi pengintaian yang dilakukan selama dua minggu terakhir, lansir WB.

Operasi untuk "melawan ancaman teroris" ISIS dikoordinasikan dengan mitra regional, ungkap sebuah pernyataan singkat mereka.

Serangan udara yang dilakukan oleh sejumlah pihak yang berdalih melawan ISIS dikabarkan tak jarang menyasar warga sipil Suriah yang tak berdosa.

Konflik yang menghancurkan Suriah saat ini telah memasuki tahun kelima. Konflik ini telah menyebabkan ribuan orang terbunuh dan jutaan lainnya terpaksa mengungsi.

(banan/arrahmah.com)

Kolonel Saudi tewas dalam baku tembak di perbatasan Yaman

Posted: 27 Sep 2015 03:35 AM PDT

ar-t

YAMAN (Arrahmah.com) - Seorang perwira senior Saudi dan penjaga perbatasan lainnya tewas dalam baku tembak setelah ledakan ranjau darat di sepanjang perbatasan dengan Yaman, kementerian dalam negeri mengatakan pada Sabtu (26/9/2015), sebagaimana dilansir MEE.

Kolonel Hassan Ghasoum Ageeli dan wakil sersan tewas pada Jum'at (25/9) di distrik Jazan, dan empat penjaga lainnya terluka ringan, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Ageeli adalah salah satu perwira paling senior Saudi yang tewas sejak Maret ketika kerajaan Saudi membentuk koalisi Arab untuk melawan pemberontak Syiah Houtsi di Yaman.

Ledakan ranjau darat itu merusak kendaraan yang tengah berpatroli di distrik perbatasan, kata kementerian itu.

Riyadh telah meluncurkan serangan udara sebagai perlawanan terhadap pemberontak Syiah Houtsi sejak enam bulan lalu.

(banan/arrahmah.com)

Evakuasi 10.000 warga sipil Suriah dari desa Fuaa dan Kafraya tertunda

Posted: 27 Sep 2015 03:25 AM PDT

AR-IDLIB

SURIAH (Arrahmah.com) - Upaya untuk mengevakuasi warga sipil sebagai bagian dari gencatan senjata selama enam bulan di desa-desa Suriah yang bergejolak terhenti pada Sabtu (26/9/2015) ketika para demonstran memblokir rute utama, ungkap Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia atau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), sebagaimana dilansir MEE.

"Puluhan orang memotong jalan yang akan digunakan untuk mengevakuasi warga sipil dari Fuaa dan Kafraya," dua desa terakhir yang diduduki rezim Nushairiyah di barat laut provinsi Idlib, kata kepala SOHR, Rami Abdel Rahman.

Sebuah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi PBB untuk memasuki Fuaa, Kafraya dan Zabadani tercapai pada Kamis (24/9/2015) antara pihak yang bertikai di Suriah.

Perjanjian tersebut meliputi penarikan pejuang perlawanan dari Zabadani ke Idlib, dalam pertukaran untuk mengevakuasi 10.000 warga sipil dari Fuaa dan Kafraya.

"Evakuasi seharusnya mulai pagi ini, tetapi jadi tertunda sampai besok atau lusa," kata Abdel Rahman kepada AFP, Sabtu (26/9).

Pemuda dari kota Saraqeb memblokir jalan yang akan digunakan Bulan Sabit Merah Suriah untuk mengawal warga sipil keluar dari Fuaa dan Kafraya dan selatan ke wilayah provinsi Hama, katanya.

"Beberapa dari mereka memprotes fakta bahwa Saraqeb tidak termasuk dalam gencatan senjata, dan yang lain memprotes gencatan senjata secara keseluruhan," tambahnya.

Saraqeb yang dikuasai pejuang oposisi secara rutin telah dibombardir oleh pesawat militer rezim Nushairiyah Suriah.

Pada hari Sabtu (26/9) saja, sedikitnya enam serangan udara rezim telah menghantam kota, ungkap SOHR.

Di lokasi lain di Suriah, tujuh warga sipil gugur ketika pasukan rezim menembakkan rudal pada lingkungan di pusat kota Homs, Sabtu (26/9).

SOHR mengatakan sebagian besar dari mereka yang terbunuh adalah anak-anak, dan bahwa puluhan lainnya mengalami luka-luka, innalillahi wa inna ilaihi raji'un.

(banan/arrahmah.com)

Gereja Ortodoks Bulgaria: Jangan biarkan pengungsi Muslim masuk

Posted: 27 Sep 2015 02:35 AM PDT

Patriarch Maxim of the Bulgarian Orthodox Church participates in an Orthodox Easter service in the golden-domed Alexander Nevski cathedral in Sofia on April 15, 2012.  The Bulgarian Orthodox Church celebrated Easter, according to the Julian calendar.   AFP PHOTO / NIKOLAY DOYCHINOV (Photo credit should read NIKOLAY DOYCHINOV/AFP/Getty Images)

BULGARIA (Arrahmah.com) - Gereja Ortodoks Bulgaria telah meminta pemerintah untuk tidak lagi mengizinkan pengungsi Muslim memasuki negara itu dengan dalih untuk mencegah "invasi", lansir MEE pada Sabtu (26/9/2015).

Negara anggota Uni Eropa Balkan sebagian besar telah dilewati oleh ratusan ribu pengungsi yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan, banyak dari mereka yang berangkat dari Yunani melalui Makedonia dan Serbia menuju Eropa Utara.

Tapi Bulgaria masih menyaksikan pengungsi Suriah, Afghanistan dan Irak menyeberangi perbatasan tenggaranya dari Turki.

"Kami membantu para pengungsi yang telah tiba di tanah air kami, tetapi pemerintah harus benar-benar membatasi pengungsi," gereja, yang mengklaim 80 persen dari populasi di negara itu sebagai pengikutnya, mengatakan pada Jum'at (25/9/2015) malam di situsnya.

"Ini adalah gelombang [pengungsi] yang terlihat seperti invasi."

Pihak gereja mengklaim bahwa masalah di negara-negara asal para pengungsi "harus diselesaikan oleh mereka yang menciptakannya dan orang-orang Bulgaria tidak harus menebusnyaa".

Sekitar 13 persen dari populasi Bulgaria adalah Muslim, termasuk etnis Turki, keturunan Bulgaria yang masuk Islam selama lima abad pemerintahan Ottoman, dan beberapa Roma.

Bulgaria dilaporkan berusaha membersihkan etnis Muslim tak lama sebelum kediktatoran turun pada tahun 1989, ketika sekitar 360.000 Muslim Bulgaria melarikan diri ke Turki. Hampir setengahnya kemudian kembali ketika negara itu meluncurkan demokrasi.

Krisis migrasi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II telah memicu kekhawatiran di beberapa tempat, karena banyak dari mereka yang menempuh perjalanan berbahaya adalah Muslim.

Sementara di Perancis, beberapa walikota mengatakan mereka hanya akan menampung pengungsi Kristen.

(banan/arrahmah.com)

Dr. Sholeh Alu Thalib "tampar keras Syiah" dalam khutbah Jum'at di Masjidil Haram

Posted: 27 Sep 2015 01:00 AM PDT

Dr. Sholeh Alu Thalib berkhutbah pada Shalat Jum'at (26/9) di Masjidil Haram. (Foto: PO)

MEKKAH (Arrahmah.com) - Sepak terjang Iran dalam memanfaatkan situasi pasca tragedi Mina 2015 untuk "menyerang Saudi" semakin terang-terangan. Atas kondisi tersebut, Dr. Sholeh Alu Thalib secara elegan "menampar keras Syiah" dalam khutbah Jum'atnya kemarin (25/9/2015) di Masjidil Haram.

Berikut isi khutbah tersebut yang diterjemahkan dan dipublikasikan Ustadz ACT El-Gharantaly, sebagaimana dikutip Piyungan Online pada Sabtu (26/9). Bismillah.

"Merupakan bentuk olok-olokan yang pahit dimana orang-orang yang punya sejarah kelam dengan pembunuhan dan pengeboman di tanah suci pura-pura meratap dan meragukan usaha negara dalam memberikan pelayanan terhadap jamaah haji.

Di antara keanehan mereka yang pura-pura meratap itu adalah kenyataan bahwa merekalah yang mengirimkan pasukan milisi ke Irak, Suriah dan Yaman untuk membunuh ribuan orang di sana serta membuat jutaan manusia mengungsi.

Merekalah yang menanamkan kebencian di dalam jiwa-jiwa manusia yang tertipu dengan mereka, dan mengajari mereka syi'ar-syi'ar berupa ancaman akan menyembelih 3/4 kaum Muslimin.

Untukmu yang menari di atas luka, dan gembira dengan peristiwa yang terjadi, sungguh kertas taqiyah telah jatuh.

Telah nyata waktu pagi orang yang diberi dua pasang mata. Allah telah menampakkan antara yang hak dan yang batil dihadapan orang banyak.

Tidaklah hari-hari bertambah kecuali semakin membongkar kedok kalian, tidaklah peristiwa demi peristiwa terjadi melainkan semakin menambah kepahitan bagi kalian, nantikanlah hal-hal yang menggembirakan bagi kaum muslim dan menyedihkan bagi kalian. Dan (saat itu) hilanglah segala kekalutan dari dari kaum Muslimin".

(adibahasan/arrahmah.com)

Suasana Shalat Idul Adha 1436 Hijriyah di India

Posted: 27 Sep 2015 12:00 AM PDT

Suasana Shalat Ied di Masjid Jama New Delhi. (Foto: MD)

NEW DELHI (Arrahmah.com) - Suasana shalat Idul Adha di Masjid Jama, New Delhi, India begitu khidmat. Tua, muda, pria, wanita semua memanjatkan doa atas tragedi Mina 2015 yang memakan korban 700-an jiwa jamaah haji, yang 14 diantaranya merupakan peziarah asal India, sebagaimana dilansir media online India MD, Jum'at (25/9).

Shalat Ied pada Jum'at (25/9) juga dilaksanakan di berbagai Masjid mulai dari Jammu dan Kashmir, Bihar, Assam, West Bengal, Madhya Pradesh, Delhi, Rajasthan, Punjab, Haryana, Chandigarh, Maharashtra, Gujarat, Andhra Pradesh, Telangana, Uttar Pradesh, Lakshadweep dan Meghalaya. Sementara di Kerala perayaan Idul Adha terjadi pada Kamis (24/9).

Tentara India dan Pakistan secara bergantian mengamankan perayaan Idul Adha di masjid-masjid tersebut. Mereka beroperasi di Poonch, Kupwara dan distrik Baramulla di Jammu dan Kashmir.

Para tentara perbatasan India-Pakistan juga berjaga di Punjab di Attari, tidak jauh dari Amritsar. Namun, pada hari itu terjadi bentrokan antara aparat keamanan dan para demonstran di Srinagar, ibukota Jammu dan Kashmir.

Hal tersebut tidak mengganggu ketertiban shalat ghaib yang dilakukan pada Jum'at (25/9) atas wafatnya para jamaah haji India pada tragedi desakan di Mina. Sholat ghaib itu dilaksanakan serempak di berbagai masjid seperti, di Mumbai, Thane, Nashik, Aurangabad, Pune dan wilayah lain di Maharashtra.

Tragedi Mina 2015 merupakan yang terburuk dalam kurun 25 tahun terakhir. Di anatara para korban jiwa, terdapat 1 jamaah haji terkorban berasal dari Maharashtra dan 13 lainnya dari wilayah lain di India.

Shalat Ied juga dilaksanakan di Shillong, Dawki, Nongpoh, Lad Rymbai dan Byrnihat serta Perbukitan Garo. "Kami berdoa untuk kedamaian di tanah air dan dunia," ujar Sekjen Persatuan Muslim Shillong, Haji Sayeedullah Nongrum.

Sementara Muslimin di Madhya Pradesh melaksanakan shalat Ied di Masjid Bhopal. Gubernur Ram Naresh Yadav dan Kepala Meneteri Shivraj Singh Chouhan memberikan sambutan di sana.

Situasi itu tidak jauh berbeda dengan di Delhi, dimana ribuan Muslimin bergabung di Masjid Jama yang sudah ada sejak abad ke 17, dan di dekat Masjid Fatehpuri. Muslimin Rajasthan juga merayakan Idul Adha, di pinggiran Jaipur di Ajmer, kampung halaman Khawaja Moinuddin Chishti. Haji Syed Salman Chishty menyambut 200.000 jamaah shalat Ied di sana.

Di Punjab dan Haryana dekat Chandigardh juga dilaksanakan shalat Ied. Muslimin juga berkumpul merayakan Idul Adha di masjid-masjid Bihar, Bengal barat dan Assam, demikian laporan koresponden IANS.

Islam di New Delhi
Menurut AIM, Sabtu (26/9), New Delhi sudah menjadi pusat Islam sejak Kerajaan Moghul. Hingga kini, Islam tumbuh dan berkembang dengan baik disana. Bahkan di pemerintahan profesional, Muslim juga tampil sebagai pejabat maupun anggota dewan. Tak hanya itu, para cendikiawan di New Delhi juga mayoritas Muslim jebolan dari perguruan-perguruan tinggi Islam ternama di dunia.

Pemerintah India bahkan memberlakukan hari libur saat perayaan hari besar agama Islam.

Dan bukti terabsah dan tidak bisa terbantahkan dari pesatnya perkembangan Islam di New Delhi adalah kehadiran Taj Mahal, satu dari keajaiban dunia.

Bangunan indah dan megah itu sumbangan peradaban masyarakat Muslim, sebuah karya arsitektur yang sangat tinggi. Taj Mahal merepresentasikan kemajuan masyarakat Muslim pada zamannya, sekaligus menunjukkan kepada dunia betapa peradaban masyarakat Muslim sudah sedemikian maju.

Taj Mahal yang terletak di pinggir Sungai Yamuna, Agra, India sekitar 190 kilometer dari New Delhi, dibangun Syah Jehan Raja Mogul V untuk menghormati istrinya Arjuman Banu Begum atau Mumtaz Mahal. Istana pilihan yang di dalamnya terdapat makam mulai dibangun pada 1632 silam dengan mempekerjakan 20 ribu orang. Pembangunan itu menelan biaya 40 juta rupee. Bangunan inti selesai pada 1643 dan secara keseluruhan rampung pada 1654.

Taj Mahal juga menjadi lambang kejayaan Dinasti Mogul, stabilitas di tengah penduduk yang majemuk namun kepemimpinan raja bijak. Meski menganut ajaran Islam, Dinasti Mogul tetap tetap memberikan hak hidup terhadap beragam agama dan keyakinan. Syah Jehan mewarisi kebijakan pendahulunya dalam kepemimpinan sehingga tampil sebagai pemimpin yang sukses.

Maasyaa Allah. Tabarakallah. (adibahasan/arrahmah.com)

Iran tunggangi tragedi Mina untuk hantam Arab Saudi

Posted: 26 Sep 2015 09:18 PM PDT

Petugas keamanan bekerja di pusat komando dan kontrol operasi di Mina dekat kota suci Mekah pada 25 September 2015. (AFP).

RIYADH (Arrahmah.com) - Saat Arab Saudi terus melakukan penyelidikan atas tragedi Mina yang menewaskan lebih dari 700 jamaah, Iran malah melemparkan kecaman untuk menghantam kerajaan.

Negara Iran dikenal telah menghadapi angka kematian tertinggi dalam insiden dimana sebanyak 131 warga Iran meninggal, menurut al-Arabiya. Maroko adalah tertinggi kedua yaitu sebanyak 87 orang. Tapi permusuhan Iran terhadap Arab Saudi menyebabkan beberapa pihak mempertanyakan kevalidan jumlah tersebut.

Rumor dari Iran mengatakan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi dan konvoi Menteri Pertahanan Muhammad bin Salman al-Saud menyebabkan kepanikan itu dan menyebabkan jamaah berdesak-desakan dan terinjak-injak.

"Laporan itu mengatakan bahwa kehadiran pangeran di tengah-tengah kerumunan manusia menyebabkan jamaah mengalami perubahan arah dan memicu kepanikan," kata kantor berita milik Iran, Press TV.

Harian Lebanon yang merupakan sekutu dekat Iran juga menambahkan bahwa Salman dan rombongan dengan cepat meninggalkan tempat kejadian, dan pemerintah Saudi berusaha untuk menutup-nutupi seluruh cerita dan memaksa membungkam media atas kehadiran Salman di lokasi itu.

Press TV juga melaporkan bahwa sebanyak 2.000 orang meninggal dalam tragedi itu, jauh lebih banyak daripada jumlah yang diberitakan oleh semua outlet berita lainnya yang menyebutkan bahwa korban meninggal sebanyak 717.

"Matilah dinasti Saudi," teriak para demonstran di ibu kota Teheran, yang memprotes bencana di Mina, seperti dilaporkan oleh televisi publik Iran, sebagaimana dilansir oleh CNN.

Mantan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki, yang negaranya dilanda kecamuk perang di bawah kepemimpinanya, ikut mengecam Saudi yang mengatakan bahwa insiden ini adalah "bukti penyelenggara musim haji tidak kompeten."

Dalam pernyataan yang dimuat di situs Kementerian, Menteri Kesehatan Saudi Khaled al-Falih mengatakan bahwa penyelidikan akan dilakukan dengan cepat.

"Penyelidikan atas insiden di kerumunan yang berlangsung hari ini di Mina, yang mungkin dikarenakan beberapa jamaah bergerak tanpa mengindahkan petunjuk oleh otoritas terkait, akan cepat dan akan diumumkan seperti yang terjadi dalam insiden lainnya," bunyi pernyataan itu.

Menurut Sabq.org, dalam proses penyelidikan tragedi Mina 2015, sejumlah saksi mata di lokasi mengatakan, bahwa insiden itu diawali dengan terburu-burunya para jamaah haji dari Iran untuk melewati dan menerobos rute jamaah lainnya sambil mengampanyekan ide revolusi Iran. Mereka menolak diatur saat diminta kembali ke rute yang sudah ditentukan.

Pejabat Keamanan di Saudi mengatakan, penyebab insiden Mina disebabkan jamaah haji dari Iran tidak mengikuti rute yang sudah ditentukan pemerintah Saudi. Ini selalu terjadi setiap tahun.

"Jamaah dari Iran tidak mendengarkan dan mengabaikan instruksi kemudian bentrok dengan kami dan meneriakkan slogan-slogan revolusi sebelum terjadinya insiden," ungkap seorang pejabat keamanan Saudi sebagaimana dikutip Sabq.org, Jumat (25/9/2015).

Para saksi mata mengungkapkan bahwa mereka sering menyaksikan jamaah haji dari Iran mempropagandakan apa yang mereka sebut sebagai "Revolusi Islam" kepada jamaah haji dari negara lain. "Mereka juga kerap mengambil keuntungan dengan memprovokasi jamaah agar bentrok (terjadi) antar jamaah dan pasukan keamanan Saudi."

(ameera/arrahmah.com).