Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Rusia terus bangun kekuatan militer di Suriah

Posted: 09 Sep 2015 04:32 PM PDT

Pesawat Rusia menerjunkan kendaraan tempur infanteri selama pelatihan militer bersama Rusia-Serbia di tahun 2014 di Nikinci, 60 km dari barat Belgrade, Serbia. (Foto: AP)

LATAKIA (Arrahmah.com) - Rusia terus membangun kekuatan militer di Suriah dan mengirimkan kendaraan lapis baja, tank dan sejumlah kecil pasukan ke negara dimana perang telah berkecamuk selama lebih dari empat tahun.

Kegiatan Rusia difokuskan di Bandara Internasional Bassel Al-Assad di selatan Latakia dan di fasilitas angkatan laut Rusia di Tartus.

Juru bicara kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zhakarova menuduh Barat menciptakan "histeria aneh" atas kegiatan Rusia di Suriah, mengatakan bahwa Moskow telah secara terbuka memasok senjata dan mengirimkan spesialis militer ke Suriah untuk waktu yang lama, lansir Al Jazeera.

Zhakarova mengatakan kepada wartawan pada Rabu (9/9/2015) bahwa Rusia tidak pernah merahasiakan kerjasama teknis-militer dengan Suriah.

Dan dia mengonfirmasikan sekali lagi bahwa "spesialis militer Rusia di Suriah untuk membantu mereka menguasai senjata yang disediakan."

Sementara itu, Iran telah memberikan izin kepada Rusia untuk terbang di atas wilayahnya terkait rute menuju Suriah, ujar laporan kantor berita Rusia pada Rabu (9/9). Izin ini dibutuhkan setelah Bulgaria menolak untuk menandatangani proposal Rusia.

Kantor berita tersebut mengutip pernyataan Maxim Suslov, juru bicara kedutaan Rusia di Teheran, yang mengatakan bahwa ia telah menerima izin Iran untuk penerbangan terkait Suriah. Setelah Bulgaria menolak permintaan Moskow untuk melintasi wilayah udaranya dari 1-24 September, jalan melalui Iran dan Irak nampaknya menjadi satu-satunya yang tersisa, seperti dilaporkan Al Arabiya pada Rabu (9/9).

Belum ada konfirmasi dari Iran terkait laporan ini. (haninmazaya/arrahmah.com)

Ratusan tentara rezim Nushairiyah tewas, puluhan ditangkap dalam serangan Jabhah Nushrah di Bandara Abu Duhur

Posted: 09 Sep 2015 04:03 PM PDT

Pasukan rezim Nushairiyah

IDLIB (Arrahmah.com) - Mujahidin Jabhah Nushrah mengumumkan telah berhasil menguasai pangkalan udara utama di barat laut Suriah setelah dua tahun melakukan pengepungan.

Mereka juga mengatakan pada Rabu (9/9/2015) bahwa penyerangan tersebut menewaskan sedikitnya 100 tentara rezim Nushairiyah dan menangkap 60 lainnya, serta berhasil merampas sejumlah besar senjata, lansir Al Jazeera.

Televisi corong propaganda rezim Nushairiyah mengonfirmasi peristiwa tersebut dengan melaporkan bahwa tentara yang ditempatkan di bandara militer di provinsi Idlib itu telah dievakuasi dari pos mereka.

Bandara telah dikepung selama hampir dua tahun oleh Mujahidin yang telah menguasai hampir seluruh provinsi Idlib.

Seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, berbicara kepada Al Jazeera dan mengatakan bahwa Jabhah Nushrah mengambil keuntungan dari badai pasir yang menerjang wilayah tersebut untuk terus maju ke dalam pangkalan udara.

"Rezim tidak bisa menembak sekitar area karena pesawat rezim tidak bisa menembak dengan akurat dan mereka tidak bisa melihat," ujar sumber tersebut.

"Jabhah Nushrah mengambil keuntungan dari situasi itu dan mengambil alih sebagian besar bandara."

Sumber menambahkan bahwa tidak semua pasukan rezim ditarik dari bandara dan bentrokan masih terus berlangsung.

Jabhah Nushrah adalah bagian dari aliansi Mujahidin Jaisyul Fath, sebuah koalisi faksi-faksi Mujahidin yang menguasai kota Idlib pada bulan Maret lalu.

Kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan sebagian besar pangkalan udara telah dikuasai oleh Jabhah Nushrah pada Rabu (9/9), termasuk pusat komando.

Obai Shahbandar, seorang pengamat militer mengatakan kepada Al Jazeera bahwa hilangnya basis tersebut merupakan pukulan telak bagi rezim Suriah.

"Strategi 'pemberontak' nampaknya untuk mengelilingi pasukan rezim Assad dan memaksa mereka untuk mundur, ini pasti memalukan bagi militer dan politik Bashar Al-Assad," ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Jumlah Muslim Krimea yang akan tunaikan Haji tahun ini meningkat dua kali lipat

Posted: 09 Sep 2015 08:47 AM PDT

Crimean_Muslims_Flock_to_Hajj

SIMFEROPOL (Arrahmah.com) – Kuota Haji negara Semenanjung Laut Hitam tahun ini telah meningkat dua kali lipat dari tahun lalu, menurut laporan wakil perdana menteri Republik Krimea.

"Kuota jamaah Haji dari Krimea berisi 300 kursi. Namun, dengan mempertimbangkan aktivitas Muslim Krimea, meningkat menjadi 322 orang," kata Wakil Perdana Menteri Republik Krimea Ruslan Balbec, lapor kantor berita Itar Tass pada Senin (7/9/2015), sebagaimana dilansir OnIslam.

"Kami memecahkan rekor tahun lalu, ketika kami mengirim 150 jamaah Haji. Ketika Krimea masih menjadi bagian dari Ukraina kami mengirim sekitar 100 orang," tambahnya.

Tahun lalu, 150 Muslim Krimea menunaikan ibadah Haji, sementara tahun ini lebih dari 300 orang akan mendatangi tanah suci tahun ini, bergabung bersama jutaan Muslim lainnya dari seluruh dunia.

Jumlah jamaah Haji Krimea diperkirakan akan meningkat lagi pada 2016 hingga 400 atau bahkan 600 orang. Sebuah kesepakatan telah ditandatangani antara Menteri urusan Haji Arab Saudi dan kepala Misi Haji Rusia.

"Pada 2016, berdasarkan kesepakatan itu, kuotanya sebanyak 400 kursi. Memperhitungkan sampai sejauh mana Muslim Krimea akan pergi ke tempat suci, kami akan meminta misi Haji Rusia untuk 600 kursi," kata wakil Perdana Menteri.

Sementara itu, 155 calon jamaah Haji telah memulai perjalanan mereka dengan pesawat dari bandara Simferopol pada Senin (7/9), 172 lainnya berangkat pada Selasa (8/9).

Perjalanan Haji, yang akan berlangsung selama tiga pekan, akan memakan biaya sekitar USD 2,600, menurut misi Haji Rusia.

Ibadah Haji 2015 diperkirakan akan jatuh antara 20 September hingga 25 September, atau 8 Dzul Hijjah hingga 12 Dzul Hijjah kalender Hijriah. (siraaj/arrahmah.com)

Badai pasir besar lumpuhkan Angkatan Udara Bashar Asad di Suriah

Posted: 09 Sep 2015 07:00 AM PDT

homs

SURIAH (Arrahmah.com) - Badai pasir besar yang datang bukan pada musimnya telah menyapu sejumlah wilayah Timur Tengah, menewaskan dua orang dan membuat ratusan lainnya dilarikan ke rumah sakit di Libanon.

Badai tersebut juga mengganggu Angkatan Udara rezim Bashar Asad di negara tetangga Suriah yang biasanya rutin meluncurkan serangan terhadap mujahidin, menurut Al Jazeera, sebagaimana dilansir WB pada Rabu (9/9/2015).

Awan debu juga melanda "Israel", Yordania dan Siprus, di mana pesawat dialihkan ke Paphos dari bandara Larnaca karena jarak pandang hanya 500 meter. Badai ini menewaskan sedikitnya 12 orang, membuat ratusan lainnya dilarikan ke rumah sakit karena kesulitan bernapas.

Sedikitnya tiga pengungsi perempuan meninggal di Libanon pada Selasa (8/9) di mana sedikitnya 750 orang dirawat di rumah sakit akibat sesak napas, ungkap kementerian kesehatan.

Departemen meteorologi di Bandara Internasional Rafik Hariri Beirut menjelaskan badai seperti itu "belum pernah terjadi sebelumnya" dalam sejarah modern Libanon.

Surat kabar pro-pemerintah Suriah, Al-Waton, mengatakan bahwa badai itu memaksa pemerintah Asad menghentikan semua serangan udara terhadap mujahidin di daerah utara dan tengah negara.

Aktivis Hadi Al-Abdallah, di provinsi utara Idlib, mengonfirmasi tidak ada serangan di pinggiran utara, yang biasanya dibombardir setiap hari.

"Itulah badai pasir terburuk yang pernah saya lihat. Saya tidak bisa [melihat] objek yang hanya lima meter jaraknya. Kebanyakan orang tinggal di dalam rumah," katanya kepada Al Jazeera.

(banan/arrahmah.com)

Al-Qaeda Suriah ambil alih pangkalan militer terakhir rezim Nushairiyah di Idlib

Posted: 09 Sep 2015 06:30 AM PDT

idlib

SURIAH (Arrahmah.com) - Mujahidin Al-Qaeda di Suriah, Jabhah Nushrah, telah menguasai pangkalan militer terakhir milik rezim Nushairiyah Suriah di provinsi barat laut Idlib, sebuah kelompok pemantau mengungkapkan pada Rabu (9/9/2015), sebagaimana dilansir WB.

Jabhah Nushrah bersama beberapa faksi jihad lainnya mengambil alih bandara militer Abu Duhur setelah pengepungan yang berlangsung selama dua tahun, ungkap Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia atau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).

"Setelah serangan sengit yang telah berlangsung sejak hari Senin, Jabhah Nushrah dan beberapa faksi lain telah mengambil alih hampir semua bandara militer Abu Duhur," ungkap Observatorium yang berbasis di Inggris itu.

Televisi pemerintah Suriah juga mengumumkan "penarikan tentara yang telah melindungi bandara selama dua tahun pengepungan".

Mujahidin telah merebut pintu masuk ke bandara dan beberapa posisi di sekitarnya pada akhir Agustus dengan operasi yang diawali oleh para pelaku bom istisyadiyah menggunakan sepeda motor.

Rezim diktator Presiden Bashar Asad telah melawan warga sipil dan kelompok perlawanan yang berbeda selama empat tahun terakhir, dalam pertempuran yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 240.000 orang.

(banan/arrahmah.com)

Video: Keterlaluan, seorang kamerawati Hungaria menendang pengungsi yang sedang menggendong anak

Posted: 09 Sep 2015 06:00 AM PDT

Operator kamera untuk saluran TV nasional yang terkait dengan partai sayap kanan Jobbik terekam kamera menendang dua anak-anak pengungsi, dan menyandung seorang pria di perbatasan RÅ‘szke, Hungaria.

BUDAPEST (Arrahmah.com) – Ketika krisis pengungsi terus meningkat, sudah banyak liputan mengenai perjuangan para pengungsi dalam perjalanannya menuju Eropa. Tapi kecil kemungkinan dijumpai kasus dimana jurnalis juga menjadi bagian dari perjalanan kisah para pengungsi ini.

Hungaria adalah salah satu dari beberapa negara Eropa yang merasakan dampak dari krisis pengungsi. Ratusan pengungsi pada Selasa (8/9/2015) menerobos pembatas polisi di desa selatan Roszke, di perbatasan Serbia di mana mereka sebelumnya berkemah. Mereka menunggu keputusan pemerintah Hungaria untuk memungkinkan mereka memasuki negara itu.

Para pengungsi itu - kebanyakan dari Suriah, Irak dan Afghanistan, menurut laporan - terus berjalan di sepanjang rel kereta api dengan membawa barang-barang mereka. Tujuan akhir mereka, mereka berharap bisa menuju Jerman, sebuah negara yang berjanji untuk mengambil setidaknya 500.000 pengungsi dalam setahun, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba.

Video diatas adalah rekaman yang menunjukkan saat-saat dimana para pengungsi itu sedang berlarian menerobos polisi. Tapi yang menjadi pusat perhatian dari video itu adalah kamerawati Hungaria, berpakaian biru, yang sempat-sempatnya menendang seorang pria yang sedang menggendong seorang anak.

Dan jika Anda berpikir bahwa hanya saat itu dia menendang pengungsi, pikirkan lagi! Dalam video itu dia juga menendang tulang kering seorang gadis pengungsi saat berlari menyelamatkan diri dari kejaran polisi.

Wanita itu kemudian dipecat dari N1TV ketika video menjengkelkan itu tersebar di media sosial dan internet, dan memicu kemarahan publik.

"Seorang karyawan dari N1TV hari ini menunjukkan perilaku yang tidak pantas," ungkap pihak N1TV, yang juga dikenal sebagai Nemzeti TV dalam sebuah pernyataan. "Kami telah mengakhiri kontrak kamerawati itu dengan segera hari ini," sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Selasa (8/9).

Situs berita Hungaria 444.hu mengidentifikasi kamerawati itu bernama Petra Laszlo.

Lebih dari 150.000 pengungsi, banyak dari mereka adalah para pengungsi dari negara Timur Tengah yang dilanda perang, masuk ke Hungaria tahun ini. Polisi telah mencoba untuk mengumpulkan mereka dan mendaftarkan mereka sesuai dengan aturan Uni Eropa, tapi banyak dari para pendatang itu menolak. Mereka khawatir bahwa mereka kemudian akan dipaksa untuk tinggal di Hungaria yang terkenal menolak dan memperlakukan dengan keras para pengungsi.

(ameera/arrahmah.com)

Badai pasir di Jeddah dan Makkah, paksa Garuda mendarat di Madinah

Posted: 09 Sep 2015 05:10 AM PDT

Badai pasir terpa Makkah, Selasa (8/9/2015)

MAKKAH (Arrahmah.com) - Badai pasir cukup besar yang disusul hujan menerpa Makkah dan Jeddah, Arab Saudi, Selasa (8/9/2015). Badai yang terjadi menjelang Maghrib tersebut membuat pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jemaah haji dari Tanah Air mendarat darurat di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah.

"Dikarenakan cuaca dan efek hujan badai, kelompok terbang JKG 27 mendarat mendadak di Bandara Madinah," kata Kepala Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah PPIH Arab Saudi Nurul Badruttamam kepada wartawan Media Centre Haji, Selasa malam (8/9).

Dia melanjutkan, seperti dilansir situs Kemenag, pesawat dengan nomor penerbangan GA 7274 tersebut membawa jemaah haji asal Provinsi DKI Jakarta. Seharusnya, pesawat dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAA) Jeddah pada pukul 19.10 waktu Arab Saudi.

Saat ini, kata Nurul, seluruh penumpang kloter JKG 27 sudah mendarat di landasan Bandara AMAA Madinah dalam kondisi selamat. Penumpang tidak diturunkan dan tetap berada di dalam pesawat menunggu diberangkatkan kembali ke Bandara KAA Jeddah. GA 7174 dijadwalkan akan terbang menuju Jeddah pada pukul 21.30 waktu Arab Saudi.

"Tinggal menunggu ijin terbang dari otoritas Bandara Madinah dan kemudian diterbangkan kembali ke Jeddah," ujar Nurul.

Sisa debu pasir yang cukup tebal menutupi seluruh pelataran area plasa bandara King Abdul Aziz, Jeddah, usai turunnya badai pasir yang berlangsung hampir 1 jam (8/9/2015).

Sisa debu pasir yang cukup tebal menutupi seluruh pelataran area plasa bandara King Abdul Aziz, Jeddah, usai turunnya badai pasir yang berlangsung hampir 1 jam (8/9/2015).

Kepala Seksi Perlindungan Jemaah Daker Bandara Jeddah-Madinah AKBP Jajang Hasan Basri menambahkan, petugas sudah siap menyambut kedatangan jemaah haji kloter JKG 27 di Bandara KAA Jeddah. Selain petugas bimbingan ibadah, petugas kesehatan dan keamanan pun sudah dalam kondisi siaga penuh.

"Begitu pesawat sampai Jeddah, petugas sudah siap menyambut dan melayani mereka," kata Jajang.

Pantauan Media Centre Haji di Makkah, badai pasir membuat jarak pandang terbatas. Debu pasir membumbung tinggi ke udara. Selain membawa sampah-sampah plastik, angin badai juga merusak sejumlah triplek sisa proyek pembangunan gedung. Pasca badai, semua bangunan dan kendaraan diselimuti lapisan pasir yang cukup tebal.(azm/arrahmah.com)

Australia akan menerima 12 ribu pengungsi Suriah

Posted: 09 Sep 2015 05:00 AM PDT

PM Tony Abbott menggelar konferensi pers bersama dengan Kepala Angkatan Pertahanan Mark Binskin, Menteri Pertahanan Kevin Andrews dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop di Canberra. Sumber: News Corp Australia.

CAN BERRA (Arrahmah.com) - Australia akan menampung sebanyak 12.000 pengungsi dari Suriah yang dilanda perang, ungkap Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, sebagaimana dilansir oleh News, Rabu (9/9/2015).

Di saat yang sama Angkatan Pertahanan Australia juga akan ikut bergabung dalam serangan udara di Suriah pekan ini, sesuai permintaan dari Amerika Serikat.

"Ini adalah peningkatan yang sangat signifikan dari aliran pengungsi saat ini dan keputusan itu didasarkan pada kondisi darurat yang terjadi saat ini," kata Abbott.

Wanita, anak-anak dan keluarga dari kaum minoritas yang dianiaya akan diberikan prioritas utama.

Perdana Menteri itu mengatakan bahwa Australia akan bergerak cepat untuk memukimkan para pengungsi dari Suriah itu.

"Sebagai Perdana Menteri saya harus selalu bertindak demi kepentingan nasional untuk mempromosikan keselamatan masyarakat," katanya.

"Tapi saya tidak ingin terburu-buru memutuskan sesuatu sebelum menerima saran dari menteri kami di Eropa dan sebelum mendapatkan saran dari pejabat kami di sini, "kata Abbott.

"Saran yang perlu diperhatikan adalah bahwa orang-orang ini membutuhkan lebih banyak uang."

Abbott mengatakan bahwa ia ingin agar 12.000 pengungsi itu tiba di Australia secepat mungkin.

Abbott juga mengumumkan akan memberi bantuan sebesar 44 juta dolar untuk mendukung sekitar 240 ribu pengungsi yang kini tersebar di sejumlah negara tetangga Suriah dan Irak.

Bantuan langsung ini meliputi pemberian makanan dan selimut serta perlengkapan darurat lainnya untuk menghadapi musim dingin mendatang dan diperkirakan menelan biaya sebesar 44 juta dolar, sehingga total kontribusi kemanusiaan Australia untuk konflik Suriah/Irak sebesar 230 juta dolar.

Menteri Luar Negeri Julie Bishop menambahkan bahwa UNHCR menyarankan agar bantuan itu dipergunakan untuk menyiapkan perlengkapan menjelang musim dingin serta kebutuhan air bersih.

Menteri Pendidikan Christopher Pyne membantah bahwa keputusan ini secara khusus ditujukan bagi pengungsi dari agama tertentu.

"Agama bukan isu di sini. Isunya adalah kelompok etnis yang tersingkirkan dan kelompok minoritas," katanya.

"Kami menganut kebijakan yang tidak mengenal warna dalam urusan bantuan kemanusiaan," tambah Menteri Pyne, sebagaimana dilansir oleh Radio Australia.

(ameera/arrahmah.com)

YLKI minta PLN tak paksa konsumen gunakan listrik prabayar

Posted: 09 Sep 2015 04:01 AM PDT

Meteran listrik prabayar (token)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) minta manajemen PLN jangan memaksa konsumen memakai listrik prabayar (token), jika yang bersangkutan tidak mau.

"Biarkan kalau konsumen tidak mau dan tetap memilih listrik pasca bayar," kata Ketua YLKI, Tulus Abadi, Rabu (9/9/2015), lansir Poskotanews.

Selama ini mayoritas konsumen tidak mengerti struktur tarif pulsa (token) listrik. Sebab, ia melihat PLN sendiri kurang sosialisasi, sehingga konsumen banyak yang tidak tahu komponen biaya apa saja yang ada dalam pulsa listrik. "Berapa biaya komponen pajak, biaya administrasi dan lainnya?"

Seharusnya, ia menegaskan konsumen tidak dikenakan biaya administrasi bank. Sebab itu merupakan bagian dari layanan PLN kepada konsumen.

PLN juga harus proaktif mengedukasi konsumen, bagaimana menggunakan pulsa token secara cerdas dan efisien.

Karena itu tak heran jika ada dugaan struktur tarif listrik prabayar lebih mahal dibanding tarif listrik pasca bayar. Karena konsumen merasa dibebani membayar kWh meter listrik pra bayar yang harganya lebih mahal dibanding listrik pasca bayar.

Tak hanya itu, ia juga meminta manajemen PLN memperbaiki distribusi pulsa token, yang dibanyak tempat masih sulit diperoleh konsumen, terutama di pedesaan.

Perihal mafia token listrik yang merugikan konsumen, Tulus meminta Menko Kemaritiman, Rizal Ramli, mengungkap sumber data tersebut. Sehingga tidak membingungkan konsumen dan masyarakat umum. (azm/arrahmah.com)

14 tewas saat minibus polisi diserang di Turki timur

Posted: 09 Sep 2015 02:00 AM PDT

igdir

TURKI (Arrahmah.com) - Sedikitnya empat belas polisi tewas dan dua lainnya luka-luka dalam serangan bom pinggir jalan yang diluncurkan oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK) pada Selasa (8/9/2015), ungkap sumber-sumber keamanan, sebagaimana dilansir WB.

Polisi tengah mengawal petugas bea cukai selama perjalanan pekerjaan mereka dengan minibus di provinsi Igdir timur ketika PKK meledakkan bahan peledak tersebut, menurut sumber.

Pada saat serangan, polisi sedang melewati desa Hasanhan yang terletak di jalan menuju Gerbang Perbatasan Dilucu di perbatasan Turki-Azerbaijan, sumber menambahkan.

Dua belas polisi tewas di tempat kejadian, sementara empat lainnya luka-luka. Namun, dua di antara yang terluka kehilangan nyawa mereka di rumah sakit, menambah jumlah korban tewas menjadi empat belas.

Menteri Dalam Negeri Turki Selami Altinok akan mengunjungi Igdir untuk memeriksa tempat kejadian serangan itu, kata sumber kementerian.

Insiden itu terjadi setelah serangan bom hari Ahad oleh PKK yang mengakibatkan 16 tentara yang tewas di Hakkari, dalam serangan yang disebut-sebut paling mematikan sejak PKK memperbaharui serangan bersenjata pada akhir Juli.

(banan/arrahmah.com)