Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Laporan: Iran habiskan miliaran dollar setiap tahun untuk menopang rezim Nushairiyah

Posted: 10 Jun 2015 04:19 PM PDT

Menteri Perekonomian Iran, Ali Tayebnia di Damaskus pada 16 Maret 2015. (Foto: AP)

TEHERAN (Arrahmah.com) - Pemerintah Iran dilaporkan telah menghabiskan miliaran dollar setiap tahunnya untuk menopang rezim Nushairiyah yang dipimpin oleh Bashar Al-Assad, menurut laporan utusan khusus PBB untuk Suriah.

"Utusan khusus memperkirakan Iran menghabiskan 6 miliar dollar per tahun untuk mendukung rezim Assad di Suriah. Jadi itu 6 miliar bukan 35 miliar," ujar Jessy Chahine, juru bicara untuk Staffan de Mistura seperti dilaporkan Bloomberg.

Klaim Chahine datang sebagai reaksi atas laporan yang dirilis sebelumnya dari Christian Science Monitor yang mengutip bahwa de Mistura menginformasikan bulan lalu bahwa Iran menghabiskan tiga kali anggaran militer resmi untuk mendukung
rezim Assad.

Anggaran resmi militer Iran diperkirakan 35 miliar USD per tahun.

Pengamat lainnya termasuk Nadim Shehadi, direktur Fares Center di Universitas Tufts memperkirakan bahwa jumlahnya bisa lebih tinggi.

Shehadi mengatakan penelitiannya menunjukkan pada tahun 2012 dan 2013 Iran menghabiskan antara 14 dan 15 miliar USD untuk memberikan bantuan terhadap perekonomian dan militer rezim Nushairiyah. Namun Shehadi mengakui bahwa itu adalah angka perkiraan.

Sebelumnya pada tahun 2015, mantan wakil presiden untuk penelitian terapan mengenai konflik di Institute of Peace Amerika Serikat, Steven Heydemann mengatakan bahwa ia memperkirakan dukungan Iran untuk Assad sekitar 15 sampai 20 miliar USD per tahun.

Tidak diragukan lagi, Iran merupakan sekutu setia rezim Nushairiyah Suriah yang dipimpin oleh Assad dan diyakini telah memberikan miliaran dollar sejak perang Suriah dimulai pada awal 2011. (haninmazaya/arrahmah.com)

8 milisi Syi'ah Houtsi tewas dan 11 terluka dalam baku tembak di Taez

Posted: 10 Jun 2015 03:54 PM PDT

Seorang anggota kelompok bersenjata pro-Hadi saat mengambil posisi di pinggiran kota Aden pada 3 Juni 2015. (Foto: AFP)

TAEZ (Arrahmah.com) - Delapan militan Syi'ah Houtsi tewas dan 11 lainnya terluka selama pertempuran dengan milisi Perlawanan Rakyat yang dikenal mendukung Abd-Rabbu Mansour Hadi, presiden Yaman yang diakui secara internasional, di barat daya kota Taez, ujar laporan Al Arabiya pada Rabu (10/6/2015).

Tiga anggota milisi pro-Hadi juga terluka dalam bentrokan, lanjut laporan.

Sementara itu serangan udara koalisi pimpinan Saudi di provinsi Marib juga menewaskan 10 anggota Syi'ah Houtsi, ujar sumber suku setempat mengatakan kepada Reuters.

Bentrokan meletus menjelang pembicaraan yang disponsori oleh PBB di Jenewa yang rencananya akan digelar pekan depan.

Perwakilan dari pemerintah Hadi dijadwalkan akan memulai pembicaraan dengan perwakilan dari kelompok Houtsi dan sekutunya pada Ahad (14/6/2015) di Jenewa.

Di hari yang sama (10/6), televisi Al Arabiya melaporkan bahwa angkatan laut Yaman menyita empat kapal Iran di pulau terpencil Socotra, sekitar 380 km dari daratan. Tidak ada rincian lebih lanjut mengenai laporan ini.

Bentrokan lainnya juga terjadi di dekat kota perbatasan Jizan antara milisi Syi'ah dengan pasukan Saudi. Namun tidak ada laporan mengenai korban. (haninmazaya/arrahmah.com)

Sumaiya Mahee: Saya seorang gadis Muslimah, bukan teroris!

Posted: 10 Jun 2015 06:15 AM PDT

I_am_A_Muslim_Girl_Not_A_Terrorist

CAMBRIDGE (Arrahmah.com) - Seorang gadis Muslimah kecil berusia tiga belas tahun telah menyuarakan jeritan hatinya terhadap Islamophobia yang dia alami setiap hari dalam hidupnya dan juga di sekolahnya, dan dia meminta kepada pihak sekolah untuk menawarkan keragaman mengajar untuk memperbaiki kesalahpahaman yang tersebar di media.

"Saya menghadapi stereotip ini setiap hari karena saya seorang gadis Muslimah. Itu yang saya alami," Sumaiya Mahee mengatakan kepada Metro.us, sebagaimana dilansir oleh onislam, Rabu (10/6/2015).

"Menulis tentang ini menguatkan rasa percaya diri saya karena itu memberi saya cara untuk mengatasi stereotip yang saya hadapi. Ketika saya mulai berbicara tentang hal itu, saya menyadari bahwa saya tidak sendirian dan bahwa anak-anak lainnya mengalami hal yang sama."

Hidup di kota yang beragam dan progresif sebagai Cambridge, Massachusetts, Mahee merasa tidak aman dari prasangka yang dialami setiap hari akibat agama yang dianutnya.

Dia kemudian menuliskan apa yang dialaminya sehari-hari dalam sebuah easi. Ia menulis esai yang berjudul, "You're Not Who You Say You Are: Beyond the Single Story,". Tulisan tersebut dibuatnya dalam sebuah tugas sekolah di Kennedy-Longfellow School.

Tulisan tersebut kemudian menyebar di media sosial dan diterbitkan dalam sesi Public Radio International's Global Nation Education. Tulisan yang dibuat Mahee menunjukkan kesadaran diri dan pengetahuan budayanya yang jauh melampaui usia sekolahnya.

"Sulit untuk menerima karena saya dipandang sebagai teroris oleh orang. Sulit untuk menerima karena saya bukan tipe orang yang akan menyakiti seseorang," ungkap Mahee.

Dia menulis dalam esainya, "menurut masyarakat dan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, saya bukan saya yang sebenarnya," identitas eksternal yang telah dipaksakan pada anak Muslim.

"Tujuan saya adalah untuk terus berusaha memperbaiki stereotip ini," kata Mahee.

"Saya tidak ingin anak-anak Muslim lainnya tumbuh dan harus menghadapi hal itu dan tidak bisa melakukan apa-apa."

Mahee menulis tentang perlakukan buruk yang harus dihadapi setiap hari dimana hal itu sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Peristiwa itu terjadi ketika ia, kakaknya dan temannya dalam perjalanan pulang dari masjid pada suatu malam dengan memakai kerudung, pada saat itu ada dua orang yang mentertawakan mereka dan berkata, "Bahaya! Ada Muslim! "

Mahee kemudian berteriak, "Tunggu sampai kami datang ke hadapan kalian! kalian tidak akan bertahan lebih lama lagi!"

Bagi Mahee yang masih berusia muda itu, media yang harus disalahkan atas terjadinya peningkatan sentimen anti-Muslim dimana media sering menggambarkan Muslim sebagai teroris.

"Jika seseorang menyebut saya seorang teroris, saya tidak akan memilih tindakan yang telah saya pilih. Saya akan memberitahu anak-anak Muslim lain untuk memberitahu orang-orang seperti apa Muslim yang sebenarnya," kata Mahee.

"Muslim ditampilkan di TV sebagai teroris dan itu membuat orang berpikir bahwa itulah Muslim yang sebenarnya."

Tulisan Mahee mengejutkan guru bahasa Inggrisnya yang menolak kenaikan sentimen anti-Muslim.

"Saya terkejut ketika saya pertama kali membaca ini," kata guru bahasa Inggrisnya, Woodly Pierre-Louis.

"Ini dia, seorang gadis kecil kecil dan hal itu membuatku terkejut bahwa orang-orang bisa melihat dia sebagai ancaman atau target ejekan. Saya sama sekali tidak percaya ada orang yang berkomentar seperti itu."

Mahee percaya bahwa sekolah harus mulai mengajarkan keragaman dan mendorong siswa untuk melakukan dialog secara terbuka untuk menumbuhkan peleburan budaya yang nyata.

"Dibutuhkan waktu lama untuk mengubah pola pikir masyarakat," kata Mahee.

"Sekolah harus memberikan kepada siswa cara untuk melihat bahwa kita melalui hal yang sama meskipun kita memiliki latar belakang yang berbeda. Itu langkah pertama dalam membuat perubahan," ungkapnya.

(ameera/arrahmah.com)

WHC salurkan bantuan uang tunai di Bayeun

Posted: 10 Jun 2015 02:12 AM PDT

Tim WHC bersama para pengungsi Rohingya di Bayeun , Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

ACEH TIMUR (Arrahmah.com) - Tim WHC (World Human Care) yang tiba di Bayeun, Aceh Timur, Rabu (10/6/2015) menyalurkan bantuan berupa uang dengan nilai total 10 juta rupiah kepada 406 pengungsi Rohingya Myanmar dan Bangladesh yang ada di penampungan pengungsi Bayen Aceh Timur.

Acara pemberian uang didahului oleh pembacaan beberapa ayat Al Quran oleh empat orang pengungsi yang telah hafal 30 juz Al Quran secara bergantian. Beberapa pengungsi Rohingya tampak terharu hingga menteskan air mata saat Kalamullah dibacakan. Mereka yang di negerinya dihinkanan, dibunuh, dan diusir teroris Buddha. Namun dimuliakan sebagai saudara seiman oleh saudara-saudara mereka di Aceh.

"Alhamdulillah, sukriya," ucap para pengungsi dengan wajah sumringah.

Menurut Sonny, koordinator relawan WHC, WHC lebih memilih membagikan uang dikarenakan fasilitas yang ada di pengungsian oleh pemerintah dan swasta telah mencukupi dari segala hal.

"Alternatifnya adalah kita membagikan uang secara tunai agar mereka juga dapat membelanjakan apa yang mereka inginkan. Karena di sekitar sini juga ada banyak yang berniaga, penduduk asli Bayeun," jelas Sonny.

Selain membagikan uang WHC juga membagikan mushaf Al Quran, dan kerudung sebanyak 160 . "Alhamdulillah pembagian dari jam 10 - Zuhur," kata Sonny.

Penyerahan uang dan kerudung kepada para pengungsi Rohingya di Bayeun, Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

Penyerahan uang dan kerudung kepada para pengungsi Rohingya di Bayeun, Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

Para pengungsi Bangladesh bersama Tim WHC usai menerima bantuan di Bayeun, Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

Para pengungsi Rohingya bersama Tim WHC usai menerima bantuan di Bayeun, Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

Para pengungsi Rohingya saat menerima bantuan WHC di Bayeun, Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

Para pengungsi Rohingya saat menerima bantuan WHC di Bayeun, Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

Pemberian mushaf Al Quran untuk para Hafiz Quran asal Rohingya di Bayeun Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

Pemberian mushaf Al Qur'an untuk para Hafizh Quran asal Rohingya di Bayeun Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

Para pengungsi Rohingya saat menerima bantuan WHC di Bayeun, Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

Para pengungsi Rohingya saat menerima bantuan WHC di Bayeun, Aceh Timur, Rabu (10/6/2015)

 

 

 

Selain itu, kata Sonny, WHC sudah berkoordinasi dengan LSM-LSM yang sudah terlebih dahulu tiba di lokasi, untuk bisa menjalankan program-program bantuan kemanusiaan seperti yang telah dicanangkan pemerintah, yakni selama 1 tahun untuk pengungsi Rohingya Arakan.

"Insya Allah WHC akan terus memberikan bantuan dalam aksi kemanusiaan ini," jelasnya.

Sonny menambahkan, di Bayeun ini WHC juga menyumbangkan sebanyak 18 buah dispenser untuk tenda-tenda pengungsi dan beberapa tenda Posko kemanusiaan.

"Dispenser ini untuk ruangan akhwat dan ikhwan dan juga untuk ikhwan dan beberapa tenda kemanusiaan.

Pada kesempatan ini WHC juga menggandeng KRM (Korps Relawan Mujahidin) untuk menyalurkan bantuan. Adapun, imbuh Sonny, nilai total bantuan yang disalurkan WHC di Bayeun sejumlah 19 juta rupiah.

WHC masih menerima donasi

WHC masih menerima ulur tangan para Muhsinin lainnya untuk membantu meringankan beban kaum Muslimin Rohingya.

Partisipasi anda dalam meringankan beban saudara Muslim kita dari Rohingya bisa diwujudkan dengan menginfaqkan uang untuk mereka, ditransfer ke:

Bank Mandiri,
No. Rek: 90000 2109 8810
A.n. : Ismail Abdurrahman

Ditunggu Infaq terbaiknya!

Kunjungi kami di:
www.worldhumancare.org
http://twitter.com/whc_info
http://www.fb.com/worldhumancare.whc

(azmuttaqin/arrahmah.com)

Masyarakat Norwegia menemukan hidup dalam Islam

Posted: 09 Jun 2015 09:28 PM PDT

masjid norwegia

OSLO (Arrahmah.com) - Melihat bahwa sistem liberal Norwegia tidak bisa memberikan tujuan hidup bagi mereka, semakin banyak pemuda Norwegia yang memeluk Islam karena memandang Islam menawarkan solusi bagi hidup mereka dan menunjukkan pedoman dan aturan yang selama ini telah hilang dalam masyarakat Norwegia.

"Saya pikir orang perlu hal itu, pedoman dan aturan serta konsekuensi dalam bentuk hukuman atau penghargaan," Elsa, (26), wanita Norwegia, mengungkapkan kepada Aftenposten, sebagaimana dilansir oleh onislam.net, Senin (8/6/2015).

"Sesuatu yang diyakini." Tambah Elsa.

Menawarkan wawasan ke dalam komunitas Muslim Norwegia, koran Aftenposten meluncurkan serangkaian laporan selama akhir pekan tentang Islam di Norwegia.

Menurut para peneliti, jumlah etnis Masyarakat Norwegia yang memeluk Islam meningkat dari sekitar 500 orang pada akhir tahun 1990-an menjadi sekitar 3.000 orang saat ini.

Meskipun masih mewakili sebagian kecil dari populasi Norwegia, tingkat pertumbuhan tersebut dianggap signifikan.

"Memeluk Islam mungkin adalah bentuk paling ekstrim dari perlawanan para pemuda saat ini," Anne Sofie Roald, seorang profesor dalam bidang agama, mengatakan kepada Aftenposten.

Roald mengatakan bahwa Islam adalah agama yang menawarkan kepada para muallaf pandangan hidup yang sangat berbeda dari kehidupan yang mereka alami sebelumnya.

Memeluk Islam lebih dari 30 tahun yang lalu, Roald mengatakan bahwa populasi Muslim lebih besar sekarang di Norwegia dan visibilitas yang meningkat merupakan faktor yang mempengaruhi Masyarakat Norwegia yang ingin mencari alternatif agama.

Mereka para muallaf biasanya memulai kehidupan baru mereka sebagai Muslim dengan sepenuh hati, dia mengatakan hal itu berdasarkan penelitian yang dilaporkan oleh Olav Elgvin dari University of Bergen.

"Kenyataannya bisa jadi bahwa ide-ide tentang batasan yang ditetapkan oleh suatu agama bisa lebih menarik dari batasan itu sendiri."

(ameera/arrahmah.com)

Pernyataan jubir IIA terkait pengiriman delegasi ke sebuah pertemuan politik di Norwegia

Posted: 09 Jun 2015 07:59 PM PDT

Taliban Afghanistan

(Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) belum lama ini mengirim seorang delegasi ke sebuah pertemuan politik di Norwegia. Dalam sebuah pernyataan resmi, juru bicara IIA Zabihullah Mujahid merilis pernyataan resmi yang dipublikasikan di situs Shahamat, situs resmi IIA, pada Jum'at (5/6/2015) terkait kabar tersebut. Mujahid menjelaskan bahwa pengiriman delegasi tersebut bertujuan untuk menyampaikan pandangan IIA. Berikut terjemahannya:

****

Seorang delegasi dari Kantor Politik Imarah Islam [Afghanistan] bertemu dengan beberapa individu dari masyarakat Afghan di negara Norwegia dengan tujuan untuk mengukur pandangan-pandangan mereka karena Imarah Islam Afghanistan, sebagai warga Afghan, ingin mendengarkan pandangan-pandangan dan saran dari setiap individu Afghanistan demi alasan yang lebih tinggi, mengakhiri penjajahan dan menegakkan perdamaian dan kemakmuran bagi bangsa ini.

Dan pada waktu bersamaan Imarah Islam [Afghanistan] ingin menyampaikan pandangan Syariah dan kebijakannya kepada berbagai aktor politik sehingga semua pihak dan individu dari semua lapisan memberikan dukungan mereka untuk pendirian pemerintah Islam yang murni dan sehingga setiap orang yang memiliki keraguan tetnang kemenangan dan otoritas Mujahidin merasa besar hati dengan bukti-bukti dari Syariah. Perlu diingatkan bahwa pertemuan semacam ini dengan pihak oposisi seharusnya tidak disalahartikan sebagai negosiasi [damai].

Juru bicara Imarah Islam Afghanistan

Zabihullah Mujahid

18/08/1436 H

05/06/2015 M

(siraaj/arrahmah.com)