Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Polisi Zionis mencegah puluhan Muslimah Palestina memasuki Masjid Al-Aqsa

Posted: 23 Aug 2015 05:06 PM PDT

Polisi Khusus "Israel" mendirikan barikade untuk mencegah warga Palestina memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa. (Foto: Al-Ray)

YERUSALEM TIMUR (Arrahmah.com) - Polisi Zionis "Israel" pada Ahad (23/8/2015) mencegah sekitar 20 Muslimah Palestina yang ingin memasuki Masjid Al-Aqsa, namun membolehkan pemukim ilegal Yahudi memasuki kompleks Masjid tersebut, menurut laporan WAFA.

Unit khusus kepolisian "Israel" membangun barikade di dekat Masjid Al-Aqsa, memberlakukan pembatasan masuknya warga Palestina ke dalam Masjid dan mencegah sekitar 20 wanita memasuki Masjid dengan klaim mereka melarang para pemukim ilegal Yahudi melakukan tur di dalam kompleks Masjid.

Sementara itu jamaah di Masjid meneriakkan slogan-slogan dan memprotes tur yang dilakukan pemukim ilegal Yahudi di dalam kompleks Masjid.

Sebelumnya, polisi Zionis telah berulang kali melarang warga Muslim Palestina memasuki Masjid mereka sendiri, Masjid Al-Aqsa di bawah dalih yang sama. (haninmazaya/arrahmah.com)

Serangan udara rezim Nushairiyah di Ghautah Timur kian intensif, 30 orang kembali dilaporkan gugur di Douma

Posted: 23 Aug 2015 04:34 PM PDT

Warga sipil yang menjadi korban serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah di Douma, wilayah Ghautah Timur

DOUMA (Arrahmah.com) - Serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah Suriah pimpinan Bashar Al-Assad kian intensif. Pada Ahad (23/8/2015), pasukan rezim kembali membombardir pinggiran Damasukus, kota Douma dan membunh sedikitnya 30 orang hanya berselang kurang dari 12 jam sejak 52 orang tewas di kota yang sama dalam serangan serupa.

Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) mengatakan 13 warga sipil termasuk anak-anak dan perempuan telah kehilangan nyawa mereka di pinggiran Hamouriya dan 8 lainnya di Saqba.

Sembilan korban termasuk tiga anak, gugur di Irbeen dan di dekat desa Kafr Batna, ujar laporan SNHR seperti dilansir Zaman Alwasl.

Pada Sabtu (22/8), sedikitnya 52 orang gugur dalam serangan serupa di Douma, enam hari setelah pembantaian yang menewaskan 117 orang warga sipil di wilayah yang sama.

Kelompok HAM Human Rights Watch (HRW) mendesak PBB untuk memberlakukan embargo senjata terhadap rezim Suriah setelah pembantaian di Douma pada pekan lalu di mana rezim Suriah telah menunjukkan pengabaiannya terhadap nyawa warga sipil.

Wilayah Ghautah Timur secara teratur menjadi target serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah dan wilayah tersebut juga telah berada di bawah pengepungan ketat selama hampir dua tahun. (haninmazaya/arrahmah.com)

Serangan lintas perbatasan menewaskan empat tentara boneka Pakistan di wilayah Khyber

Posted: 23 Aug 2015 04:07 PM PDT

Tentara Pakistan. (Foto: AFP)

KHYBER (Arrahmah.com) - Pejuang dari wilayah Afghanistan melancarkan serangan lintas perbatasan menargetkan pos pemeriksaan Pakistan di daerah suku yang bergolak pada Ahad (23/8/2015), menewaskan sedikitnya empat tentara boneka Afghanistan dan melukai melukai empat lainnya.

Roket ditembakkan dari sisi Afghanistan ke wilayah Khyber di perbatasan Pakistan-Afghanistan, salah satu dari tujuh daerah suku semi-otonom di mana militer Pakistan memerangi Mujahidin Taliban dan Al Qaeda selama bertahun-tahun.

"Menurut laporan, tembakan putaran cepat dilepaskan dari sisi Afghanistan oleh 'teroris' yang menghantam sebuah pos pemeriksaan Pakistan di Akhandwala Pass," ujar militer dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir oleh AFP.

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa empat tentara tewas dan empat lainnya terluka.

Pernyataan juga mengklaim bahwa tentara Pakistan menaggapi dengan menyerang balik dan "berhasil" membunun penyerang.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Tujuh distrik di wilayah suku di perbatasan Pakistan-Afghanistan disebut-sebut merupakan benteng Mujahidin Taliban dan Al Qaeda. Wilayah ini menyaksikan pertempuran demi pertempuran sejak militer Pakistan meluncurkan operasi pada tahun 2001 bersamaan dengan invasi AS ke Afghanistan. (haninmazaya/arrahmah.com)

KSPI dan buruh tolak penghapusan wajib berbahasa Indonesia bagi TKA

Posted: 23 Aug 2015 09:54 AM PDT

Buruh Cina di Indonesia

JAKARTA (Arrahmah.com) - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan buruh Indonesia menolak keras kebijakan pemerintah yang membiarkan puluhan ribu tenaga kerja asing (TKA) terutama Cina masuk ke Indonesia bekerja sebagai operator.

Lebih dari itu, KSPI dan buruh itu juga menolak Presiden menghapus persyaratan wajib berbahasa Indonesia bagi tenaga kerja asing itu. Ketua KSPI, Said Iqbal menuturkan kebijakan tersebut mengancam kedaulatan bangsa, mengurangi lapangan kerja bagi buruh Indonesia lantaran pekerjaan tersebut bisa dikerjakan di Indonesia.

Said menilai, tujuan investasi untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan akan gagal karena lapangan pekerjaan akan diisi tenaga kerja asing dan masyarakat Indonesia tidak punya penghasilan karena tidak ada pekerjaan.

"Karena itu pemerintah harus menghentikan sekarang juga masuknya ratusan ribu tenaga kerja asing unskill dari Cina ke Indonesia. Ini membatalkan pasal perjanjian investasi yang memasukkan butir membolehkan pekerja asing unskill atau operator bekerja di proyek investasi tersebut seperti yang terjadi di Papua, Pandeglang Banten, dan Batam," jelas Said dalam keterangan yang diterbitkan, Ahad (23/8/2015), lansir Liputan6.

Dia menambahkan, bila tetap menjalankan kebijakan ini berarti sama memiskinkan buruh dan rakyat.

Seperti diketahui, mega proyek pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) yang dicanangkan pemerintah ternyata membawa dampak lain bagi sektor tenaga kerja, dalam hal ini masuknya tenaga kerja asing dalam proyek tersebut.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Infrastruktur, Zulnahar Usman mengatakan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia seharusnya merupakan tenaga kerja dengan keahlian tertentu atau level atas.

Namun kenyataan pada proyek pembangkit listrik, tenaga kerja asing yang bekerja justru tenaga kerja pada level bawah atau pekerja lapangan.

"Mereka masuk harusnya ke level strategis, misalnya mereka bawa investasi, mereka masuk ke direktur keuangan. Tapi kenyataannya banyak pekerja lapangan," ujar Zulnahar.

Menurut dia, para pekerja asing ini biasanya merupakan peralihan dari pekerja yang sebelumnya di sektor pertambangan, kemudian beralih ke proyek pembangunan pembangkit listrik.

Meski tidak mempunyai angka pasti, namun Zulnahar memperkirakan jumlah tenaga kerja asing ini lebih mencapai ribuan orang dan banyak tersebar di titik proyek pembangkit listrik seperti Bali, Kalimantan dan Sumatra.

"Entah pembangkit di Bali, Kalimantan, Sumatra. Jumlahnya ribuan karena dalam satu proyek saja ada sekitar 100-200 tenaga kerja asing. Sekarang ada berapa proyek yang tersebar di Indonesia," kata dia.

Agar tidak semakin banyak tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, Zulnahar meminta pemerintah untuk melakukan pengawasan lebih ketat. Selain itu, dia juga meminta agar ada koordinasi yang lebih baik antara Kementerian Ketenagakerjaan dengan Dinas Tenaga Kerja di daerah. (azm/arrahmah.com)

Penghapusan syarat wajib berbahasa Indonesia bagi TKA rendahkan bangsa sendiri

Posted: 23 Aug 2015 09:34 AM PDT

Jokowi

JAKARTA (Arrahmah.com) - Kebijakan pemerintah menghapus syarat kemampuan bahasa Indonesia bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) yang ingin bekerja di Indonesia menimbulkan polemik di masyarakat. Anggota Komisi IX DPR yang membidangi ketenagakerjaan, Roberth Rouw menilai, kebijakan tersebut tidak sesuai dengan konsep Trisakti Bung Karno yang selama ini digadang-gadang Presiden Jokowi.

"Terutama pada poin berkepribadian dalam budaya," kata Roberth di Jakarta, Sabtu (22/8), dikutip dari ROL.

Bukan hanya tak sesuai dengan konsep Trisakti Bung Karno, Roberth mengatakan, penghapusan syarat wajib berbahasa Indonesia bagi para tenaga kerja asing juga terkesan merendahkan bangsa sendiri. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah segera merevisi atau membatalkan peraturan-peraturan yang merugikan bangsa Indonesia, termasuk peraturan tersebut.

"Penghapusan persyaratan tenaga kerja asing wajib berbahasa Indonesia tersebut telah merendahkan budaya dan bahasa Indonesia di negara sendiri," ujarnya.

Politikus Partai Gerindra itu pun mengingatkan pemerintah untuk membatasi serbuan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, khususnya dari Cina. Menurutnya, pemerintah harus lebih mengutamakan tenaga kerja dalam negeri.

Apalagi, banyak pekerja di sejumlah daerah di Indonesia yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal karena kondisi perekonomian nasional yang lesu saat ini. Pemerintah, lanjut Roberth, harus segera membatasi serbuan tenaga kerja asing dan memberikan kesempatan seluas-luasnya dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi rakyat Indonesia.

"Dengan begitu, konsep Trisakti Bung Karno yang selama ini digadang-gadang oleh Presiden Jokowi bisa terwujud di era pemerintahannya saat ini," kata Roberth.

Seperti diketahui, pemerintah telah menghapus persyaratan wajib berbahasa Indonesia bagi para tenaga kerja asing. Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan TKA yang menggantikan Permenakertrans Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penggunaan TKA. Dengan adanya peraturan baru tersebut, tenaga kerja asing kini dapat bekerja di Indonesia tanpa harus memiliki kemampuan berbahasa Indonesia.(azm/arrahmah.com)

Ini cara Jokowi bebaskan buruh asing kerja di Indonesia

Posted: 23 Aug 2015 09:14 AM PDT

Buruh Cina di Cilacap, Jawa Tengah

JAKARTA (Arrahmah.com) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menghapus syarat harus berbahasa Indonesia bagi pekerja asing justru akan mengakibatkan NKRI terjajah.

"Kalau mau bekerja di Indonesia harusnya pekerja asing punya kemampuan bahasa Indonesia. Ini akan memunculkan penjajahan baru," ungkap pengamat politik Muhammad Huda, Sabtu (22/8), dikutip Intelijen.

Menurut dia, dengan syarat menggunakan bahasa Indonesia akan membuat pekerja asing mengetahui budaya yang dimiliki Republik Indonesia. "Bahasa itu kunci untuk mengetahui budaya, kalau sudah mengetahui bahasanya maka akan ingin tahu segalanya," ungkapnya.

Kata Huda, penghapusan syarat itu akan semakin banyak buruh asing di Indonesia. "Buruh-buruh asing yang tidak perlu mempelajari bahasa Indonesia akan membanjiri Indonesia, warga Indonesia makin tersisih," pungkasnya.

Jokowi meminta agar syarat memiliki kemampuan berbahasa Indonesia untuk pekerja asing dihapus. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, permintaan Jokowi itu untuk menggenjot iklim investasi di Indonesia.

"Memang disampaikan secara spesifik oleh Presiden untuk membatalkan persyaratan berbahasa Indonesia untuk pekerja asing di Indonesia," kata Pramono, saat dihubungi, Jumat (21/8/2015). (azm/arrahmah.com)

Penarik becak di India menabung bertahun-tahun agar bisa memenuhi impiannya untuk naik haji

Posted: 23 Aug 2015 05:00 AM PDT

Jahangir Khan Abbasi, penarik becak berusia 62 tahun dari kota Agra di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, menuju Makkah bersama dengan istrinya Zeenat Begum.

UTTAR PRADESH (Arrahmah.com) - Bertahun-tahun hidup dengan impiannya untuk melakukan perjalanan menunaikan ibadah haji, seorang penarik becak tua telah bekerja keras dengan tekad kuat menabung untuk bisa menunaikan impian hidupnya mengunjungi kota suci Makkah untuk berhaji, sebagaimana dilansir oleh onislam, Sabtu (22/8/2015).

Menunaikan ibadah haji telah menjadi impian seumur hidup Jahangir Khan Abbasi, seorang penarik becak berusia 62 tahun yang berasal dari kota Agra di negara bagian Uttar Pradesh, India utara.

Dan impiannya itu berbuah manis. Ia melakukan perjalanan ke Makkah Arab Saudi pada 22 Agustus tahun ini bersama dengan istrinya Zeenat Begum.

Jahangir Khan bekerja keras dan terus menabung untuk membuat mimpinya menjadi kenyataan.

Berawal dari seorang penarik becak sederhana, ia kemudian membeli beberapa becak dan menyewakannya.

Berusaha untuk memenuhi impian hidupnya itu, ia kemudian mendaftar naik haji tahun lalu, tapi ia tidak diterima.
Menceritakan kisahnya, situs Muslim Issues menulis, bahwa kisah Jahangir Khan Abbasi mengingatkan kita bahwa "Tidak ada pemimpi yang terlalu kecil; tidak ada mimpi yang terlalu besar dan kesabaran dan ketekunan memiliki efek magis dalam mengalahan kesulitan dan hambatan".

Muslim dari seluruh dunia berbondong-bondong ke Makkah setiap tahun untuk melakukan ibadah haji, yang merupakan salah satu dari rukun Islam yang kelima.

(ameera/arrahmah.com)

Mesir menolak 17.000 warga Palestina melintasi perbatasan Rafah

Posted: 23 Aug 2015 01:30 AM PDT

perbatasan rafah

KAIRO (Arrahmah.com) - Sebanyak 17.000 warga Palestina harus segera meninggalkan wilayah itu untuk mendapatkan perawatan medis ataupun untuk melanjutkan studi mereka di luar negeri, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Kamis (22/8/2015).

Akan tetapi otoritas Mesir tidak menunjukkan kapan persimpangan Rafah akan dibuka lagi.

Persimpanga Rafah, penghubung satu-satunya warga Gaza ke dunia luar, telah ditutup sejak Oktober 2014, sehingga hanya sebagian kecil dari warga Gaza yang terkepung yang bisa pergi keluar.

Empat warga Gaza diculik oleh orang bersenjata bertopeng di Sinai beberapa menit setelah mereka melewati Perbatasan Rafah.

Mesir mengklaim ISIS di Sinai yang melakukan penculikan, tapi Hamas dan suku-suku di Mesir menyangkal ini dan mengatakan bahwa pasukan keamanan Mesir yang telah menculik mereka.

(ameera/arrahmah.com)

Milisi Anti-Balaka menyerang pemuda Muslim di Republik Afrika Tengah

Posted: 23 Aug 2015 12:41 AM PDT

Kekerasan kembali pecah di Republik Afrika Tengah.

BANGUI (Arrahmah.com) - Dalam gelombang pertumpahan darah sektarian terbaru di Republik Afrika Tengah (CAR), sedikitnya sepuluh orang tewas pada Jum'at (21/8/2015) dalam pertempuran antara Kristen dan Muslim di wilayah negara itu, sumber-sumber lokal mengatakan kepada Anadolu Agency.

Kekerasan pertama meletus pada Kamis (20/8) di kota Bambari di Sungai Ouaka setelah seorang pemuda Muslim dilaporkan dipukuli sampai mati oleh anggota milisi anti-Balaka yang didominasi Kristen.

Sebagai pembalasan atas kematian pemuda itu, warga Muslim dilaporkan menyerang orang-orang Kristen lokal, menurut seorang pejabat kemanusiaan lokal yang tidak ingin namanya disebutkan karena khawatir atas keselamatannya.

Pada Jum'at (21/8), dilaporkan setidaknya sepuluh orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam bentrokan sektarian itu.

Pada hari yang sama, warga Bambari turun ke jalan untuk memprotes kekerasan itu, beberapa di antaranya mengkritik kelambanan pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikerahkan di negara Afrika Tengah yang dilanda konflik itu.

"Kami tidak bisa memahami apa yang dilakukan oleh penjaga perdamaian di negeri ini," kata seorang warga kota itu, yang juga berbicara dengan syarat anonim.

"Orang-orang muda dibantai sementara pasukan MINUSCA hanya menonton," tambahnya,
mengacu pada Misi Stabilisasi PBB di Republik Afrika Tengah, atau MINUSCA.

Sementara itu, sebuah organisasi Muslim lokal mengeluhkan bahwa pihaknya tidak dapat mengendalikan mereka.

"Mereka masih muda dan kami tidak bisa mengendalikannya," ungkap Oumar Tidjiani, penasihat hukum untuk Asosiasi Pemuda Muslim, sebuah LSM lokal.

"Kami sebuah komunitas Islam," tambahnya. "Peran kami harus memastikan perdamaian."
(ameera/arrahmah.com)

Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani: ISIS menyusup ke semua faksi jihad di Syam

Posted: 22 Aug 2015 10:10 PM PDT

is (1)

(Arrahmah.com) - Hampir di setiap faksi jihad ditemukan adanya infiltrasi dari pihak musuh dan bahkan dari pihak yang tidak sejalan dengan mereka. Operasi penyusupan itu, menurut Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani, juga dilakukan oleh kelompok "Daulah Islamiyah" atau Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, terhadap kelompok-kelompok jihad yang tidak mendukung mereka.

Syaikh Abu Mariyah menyeru kepada Mujahidin dan para pemimpin jihad Syam agar menyadari bahaya ISIS dan infitrasi yang mereka lakukan sebelum semuanya terlambat. Menurut Syaikh, infiltrasi itu memiliki tingkatan dan jenisnya. Infitrasi ideologi sering ditemukan di antara para pejuang, sementara infiltrasi di antara para pemimpin jihad lebih kepada infiltrasi kebijakan keamanan.

Berikut terjemahan risalah lengkap Syaikh Abu Mariyah Al-Qahtani terkait penyusupan yang dilakukan oleh ISIS dalam tubuh kelompok-kelompok jihad di bumi Syam tersebut.

Kebenaran Harus Diungkapkan

Oleh: Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani

Orang yang mengklaim dirinya melawan rezim Nusairiyah dan sekutunya, klaimnya hampa jika ia tidak yakin bahwa ISIS adalah bagian dari aliansi kriminal ini, apalagi mereka adalah orang-orang yang menjalankan skema barat di tanah [Syam], mereka tidak memberi kontribusi untuk Jihad Syam. Dan para pemimpin Jihad Syam ada yang tidak melihat bahwa ISIS adalah musuh yang lebih berbahaya yang melawan kaum Muslimin, dan tidak bersiap menentang mereka, apa yang mereka persiapkan hanya melawan rezim Nusairiyah, pada saat ini.

Kata-kata menjadi tak berarti selama para pemimpin hidup terisolasi dari fakta-fakta realitas dan bahaya ISIS, dan akan datang suatu hari ketika mereka akan menyesali pengabaian dan penundaan ini. Apa yang terjadi dalam kemenangan di Idlib akan berbelok menjadi kemunduran untuk Jihad Syam jika kelompok-kelompok jihad tertentu terus dalam kebijakannya dalam memandang ISIS.

Mereka akan merasakan apa yang Suriah Timur rasakan, tidak, bahkan lebih buruk dari itu. Kelompok-kelompok di utara Suriah masih tinggal dalam euforia pembebasan, dan perumpamaan mereka dengan ISIS ini, adalah bagai mempelai pria yang senang dengan malam pernikahannya, sementara tubuhnya sedang dimakan habis oleh kanker dan ia tidak menyadarinya. Dan mungkin nasihat saya, menurut orang yang berhubungan dengan ISIS dan tinggal bersama mereka, diabaikan.

Demi Allah di Idlib dan pantai dan Aleppo ada kantong-kantong, sel-sel, dan mata yang membantu mereka untuk mengubah pernikahan menjadi pemakaman. Dan ini semua bukan hanya ancaman; orang yang mampu merebut seorang wanita dari suaminya dan menikahinya dalam masa iddah mereka, mampu melakukan apa saja dengan Mujahidin. Dan jangan lupa bahwa banyak perekrutan dalam kelompok-kelompok Islamis yang memiliki pemikiran yang sama seperti mereka (ISIS), dan ada orang-orang yang memiliki kontak (dengan mereka) dari semua faksi. Dan medan perang Syam tidak seperti medan perang lain, dikenal karena banyak pengkhianatan, dan alasan untuk itu adalah ISIS.

Mereka memberi vonis pengkhianat kepada siapa saja yang menyergap mereka, dan mereka membujuk para pemuda, sehingga mereka berkontribusi dalam membuat pengkhianatan dan melanggar baiat, dan mereka mengedepankan hawa nafsu kepada siapa saja yang mengejar mereka, dan mencurigai siapa saja yang percaya pada mereka. Tetapi kelompok-kelompok di Utara tinggal dalam bulan madu mereka dan tidak berpikir tentang apa yang akan terjadi, dan kata-kata saya ini diarahkan untuk semua fraksi di Syam, tidak hanya khusus untuk kelompok Utara.

Semua fraksi-fraksi itu tidak mengambil sikap hukum dan mereka melihat saudaranya di sampingnya menunggu bukti. Saya kelelahan sementara yang lain tertidur. Tidak ada yang harus bergantung pada yang lainnya di Utara, mengatur barisan kalian, dan jika tidak wahai para pemimpin kelompok, maka tidak ada yang menunggu Anda kecuali tiga: Mereka yang mengikuti Khawarij, atau Tentara Salib, atau paspor Anda di saku Anda, untuk menuju perbatasan.

Maafkan saya karena kejujuran ini, tetapi dien saya lebih berharga bagi saya daripada basa- basi dengan sapaan dan pujian. Dalam pepatah Irak mereka mengatakan "Kejujuran kadang menyakitkan" tetapi kenyataannya lebih bernilai bagi hati saya dari segala sesuatunya, dan saya mengatakan itu dalam semua kejujuran; isu pemikiran ekstremis tersebar luas di beberapa individu, tidak hanya terbatas pada kelompok-kelompok Islamis.

Sebuah contoh untuk ini, adalah bahwa ada orang-orang yang bekerja dengan FSA tetapi mereka membuat Takfir terhadap mereka (FSA). Dan mereka masih bersama mereka (FSA) di faksi itu dan mengandalkan putusan dari ISIS yang membayar mereka dan melakukan Takfir mereka terhadap mereka (FSA) sebagai orang-orang yang Halal [darahnya]. Dalam pepatah Suriah mereka mengatakan "Dia tersembunyi di dalam mereka" dan apakah Al-Makhul dari Jabhah Nushrah atau Ahrar Syam (pemimpin ISIS dari FSA)? ISIS menyusup semua faksi di Syam secara ideologi dan kebijakan keamanan. Dan yang menyangkal ini adalah orang-orang yang sombong dan lari dari kebenaran. Mereka (ISIS) tidak membedakan antara kelompok Jihadi dan FSA, semua orang Kafir menurut mereka.

Jadi tidak ada kelompok yang harus bergantung pada kelompok lain, ISIS tidak meninggalkan faksi manapun atau telah menyusupinya, sampai mereka mencapai apa yang mereka inginkan. Tapi infiltrasi memiliki tingkat dan jenisnya, secara ideologi dan kebijakan keamanan, dan [infiltrasi] ini juga memiliki level. Apakah itu di tingkat prajurit atau kepemimpinan, atau sendi hukum atau medianya. Dan infiltrasi ideologi lebih sering ditemukan dalam jajaran prajurit dan bukan pemimpin. Adapun dalam jajaran kepemimpinan, yang terjadi adalah [infiltrasi] kebijaksana keamanan, mereka memberi Baiat rahasia dan ISIS memungkinkan dia menyebabkan kerusakan di dalam faksi, ia meninggalkan mereka (ketika ditanya), dan menutupinya untuk mereka, dan mengikuti (dan menyebarkan) pemikiran mereka, dan ini terjadi pada para ahli hukum dan media, sendi berbahaya, atau bahkan para pemimpin.

(aliakram/arrahmah.com)