Arrahmah.Com |
- Mujahidin Jabhah Nushrah akan membebaskan tentara Libanon untuk ditukar dengan pembebasan tawanan Muslimah di penjara Libanon
- Mujahidin Taliban Afghanistan rilis video kemenangan Operasi Azm di Helmand
- Pasukan "Israel" menembak remaja Palestina di Jalur Gaza
- LUIS surati Kapolri terkait teror umat Kristen Papua saat Idul Fitri
- Mantan anggota ISIS : ISIS tidak ada hubungannya dengan Islam
- Ustadz Abu Jibriel: Aksi teroris Kristen Papua bukan spontanitas
- Gereja GIDI Joyotakan Solo tak berizin. umat Islam mendesak untuk ditutup
- Muslim Liberia merayakan Idul Fitri di tengah wabah Ebola
- Muslim Zimbabwe merayakan Idul Fitri dengan berbagi zakat
- Saat natal Banser NU semangat jaga gereja, saat Idul Fitri?
Posted: 19 Jul 2015 04:53 PM PDT QALAMOUN (Arrahmah.com) - Mujahidin Jabhah Nushrah telah menawarkan akan membebaskan tiga tentara Libanon untuk ditukar dengan tawanan Muslimah di penjara Libanon. Jabhah Nushrah yang menahan belasan tentara dan polisi Libanon selama hampir satu tahun, mengeluarkan tawaran dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi Libanon MTV pada Sabtu (18/7/2015) malam. "Jika lima saudari kami meninggalkan penjara, kami akan menyerahkan tiga tentara sebagai pertukaran," ujar Abu Malek Al-Shami, komandan Jabhah Nushrah di wilayah Qalamoun, perbatasan Suriah-Libanon seperti dilansir AFP. Di antara lima sandera yang diajukan untuk dibebaskan terdapat nama Saja Al-Dulaimi yang ditangkap pada bulan Desember dan disebut-sebut merupakan mantan istri amir ISIS, Abu Bakr Al-Baghdadi, serta istri dari pemimpin Jabhah Nushrah. Enam belas tentara dan polisi Libanon yang saat ini ditahan oleh Jabhah Nushrah, di sandera di dekat perbatasan pada Agustus 2014. Sejak penangkapan mereka, Jabhah Nushrah telah membuat tuntutan yang akan ditukar dengan pembebasan tentara Libanon, salah satunya pembebasan Mujahidin yang berada dalam tahanan Libanon. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Mujahidin Taliban Afghanistan rilis video kemenangan Operasi Azm di Helmand Posted: 19 Jul 2015 10:00 AM PDT AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA), atau yang juga dikenal sebagai Taliban Afghanistan, menyerbu sebuah pangkalan militer Afghanistan dan berparade melalui bazaar di Kajaki di provinsi Helmand utara, ujar pernyataan kelompok jihad ini, sebagaimana dilansir LWJ pada Sabtu (18/7/2015). Taliban membuat pernyataan tersebut dalam sebuah video yang diproduksi oleh Al Emarah dan dirilis pada Voice of Jihad, gerai propaganda resmi IIA. Gambar dari video tersebut juga disusun oleh sebuah akun Twitter yang berafiliasi dengan Taliban. Rilis yang berjudul "Operasi Azm di Provinsi Helmand, Kuburan Kerajaan Inggris" itu menunjukkan bom istisyadiyah di sebuah pos pemeriksaan militer Afghanistan dan serangan mortir di pangkalan di provinsi Afghanistan selatan. Dalam salah satu adegan, beberapa Humvee buatan AS tampak digunakan oleh Mujahidin. Sebuah Humvee dan beberapa senjata diambil sebagai ghanimah. Setelah mengambil alih pangkalan musuh, Mujahidin kemudian menyatakan telah mengambil alih sebagian besar Kajaki. Rilis tersebut menunjukkan gambar Mujahidin yang berparade melewati distrik itu, termasuk bazaar Kajaki. Bulan lalu, pasukan keamanan Afghanistan dilaporkan mempersiapkan serangan untuk merebut daerah-daerah di Kajaki yang sebelumnya dikuasai Taliban. Namun, pekan lalu dilaporkan bahwa Taliban masih menguasai jalan utama ke pusat distrik. Seorang anggota dewan provinsi Helmand mengatakan kepada Pajhwok Afghanistan News bahwa "Taliban telah menguasai semua area [di Kajaki] dan ratusan militan asing dapat terlihat menjelajahi daerah itu." Dia kemudian mengatakan bahwa distrik itu akan berada di bawah kendali Taliban sepenuhnya jika militer tidak melancarkan serangan balik. Pertempuran di Helmand adalah bagian dari Operasi Azm Taliban, yang dimulai awal tahun ini. Pertempuran yang juga menyita perhatian pers Barat itu telah terjadi di provinsi Afghanistan utara, Kunduz. Taliban melancarkan serangan terkoordinasi untuk menguasai Kunduz pada akhir April. Distrik Imam Sahib, Aliabad, dan Qala-i-Zal diserbu dalam serangan awal. Status distrik-distrik tersebut tidak jelas, namun Taliban dianggap mengendalikan Imam Sahib dan Aliabad. Taliban juga menyatakan telah menguasai distrik Dasht-i-Archi dan Chardara, tapi satu hari setelah Mujahidin membuat pernyataan ini, pemerintah Afghanistan malah mengklaim masih mengendalikan Chardara. Untuk membantah klaim pemerintah, Taliban pun merilis video yang menunjukkan pasukan mereka di distrik Chardara. (banan/arrahmah.com) |
Pasukan "Israel" menembak remaja Palestina di Jalur Gaza Posted: 19 Jul 2015 09:25 AM PDT PALESTINA (Arrahmah.com) - Pasukan "Israel" menembak dan melukai seorang remaja Palestina pada Jum'at malam (17/7/2015) di kota Abasan Al-Kabira timur distrik Khan Younis di Jalur Gaza selatan, kata saksi, sebagaimana dilansir Ma'an. Mansour Abu Taima (14) dilaporkan terkena peluru di kaki kirinya di dekat perbatasan. Remaja itu dibawa ke Rumah Sakit Eropa Gaza untuk perawatan di mana cederanya dilaporkan tidak terlalu parah. Seorang juru bicara militer "Israel" mengklaim tidak memiliki informasi langsung mengenai insiden tersebut. Pekan lalu, setidaknya ada 11 insiden di mana pasukan "Israel" melepaskan tembakan langsung di Palestina di "daerah yang dibatasi" di wilayah Jalur Gaza, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB. Dalam apa yang juga disebut sebagai "zona penyangga," pemerintah "Israel" juga membatasi akses warga Palestina ke daerah di sepanjang perbatasan darat dan laut Jalur Gaza. Zona ini diberlakukan dengan dalih keamanan, namun jelas menyebabkan dampak yang merugikan pada sektor pertanian dan perikanan warga Palestina. Pasukan "Israel" telah berulang kali menembaki warga sipil Palestina di dekat perbatasan sejak perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani 26 Agustus 2014 mengakhiri perang 50 hari antara "Israel" dan Hamas. Bagian dari perjanjian itu dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pembatasan akses ke daerah perbatasan. Pada bulan Maret saja, ada total 38 insiden penembakan dan serangan ke Jalur Gaza serta insiden penangkapan, menurut Pusat Palestina untuk Hak Asasi Manusia Palestinian atau Center for Human Rights (PCHR). Angka itu naik dari 26 insiden sampai bulan Februari yang menyebabkan tujuh warga Palestina terluka dan satu orang terbunuh. Menurut PCHR, zona penyangga "bersifat ilegal di bawah hukum 'Israel' dan internasional." Kelompok itu mengatakan: "Daerah tepat ditunjuk oleh 'Israel' sebagai 'zona penyangga' tidak jelas dan kebijakan 'Israel' ini biasanya ditegakkan dengan tembakan." (banan/arrahmah.com) |
LUIS surati Kapolri terkait teror umat Kristen Papua saat Idul Fitri Posted: 19 Jul 2015 08:39 AM PDT SOLO (Arrahmah.com) - Beberapa perwakilan elemen Islam Solo mendatangi Mapolres Solo, Ahad (19/7/2015) pukul 13.30 wib. Hadir dalam audiensi ini adalah Salman Al Farisy (LUIS), Joko Sutarto (Tim Advokasi Umat), Musidi (JAS), Rosyid (FKAM) ditrerima Kompol Giyono selaku Kasat Intel Polresta Solo. Endro Sudarsono melaporkan, dalam pertemuan ini Salman Al Farisy membacakan Surat yang ditujukan kepada Kapolri, dan diterima kompol Giyono yag didampingi dari pejabat Polda Jateng. Berikut ini selengkapnya isi surat LUIS kepada Kapolri,yang diterima redaksi Ahad (19/7/2015) No : 256/HM-DPP LUIS/VII/2015 Hal : Pengusutan Kasus Pembubaran Sholat Iedul Fitri yang disertai Pelemparan Batu dan Pembakaran Mushola, Rumah dan Kios Kepada : Yth. Bapak Kapolri Di Jakarta Dengan Hormat, Berdasarkan telaah dan kajian dari Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) bahwa Tragedi Pembakaran Mushola Baitul Mustaqin kabupaten Tolikara Papua Jumat, 17 Juli 2015 sekitar pukul 07.00 saat Imam Sholat Iedul Fitri mengumandangkan takbir pertama telah ditemukan data-data sebagai berikut:
Berdasarkan temuan data diatas maka patut diduga bahwa Surat dari GIDI tentang Pelarangan Berjilbab dan Perayaan Idul Firti pada tanggal 17 Juli 2015 merupakan awal provokasi dan penyebab terjadinya "Tragedi Dibakarnya Mushola Baitul Mustaqin." Untuk itu kami meminta kepada Kapolri untuk :
Surakarta, 19 Juli 2015 Ketua II LUIS
Salman Al Farisy (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Mantan anggota ISIS : ISIS tidak ada hubungannya dengan Islam Posted: 19 Jul 2015 03:36 AM PDT JERMAN (Arrahmah.com) - Seorang Mantan anggota gerombolan "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, telah berbicara menentang kejahatan mengerikan yang dilakukan di tangan para militan ekstremis pimpinan Abu Bakar Baghdadi di Suriah itu. Ia mengatakan bahwa kultus teroris "tidak ada" kaitannya sama sekali dengan agama Islam yang suci. Dalam sebuah wawancara bersama dengan NDR Jerman dan penyiaran WDR serta koran Süddeutsche Zeitung, mantan anggota ISIS, yang diidentifikasi sebagai Ebrahim B. dan sekarang dalam tahanan Jerman setelah kembali dari Suriah, mengatakan bahwa dirinya mengalami cobaan yang "mengerikan" selama hidup di bawah ISIS. "Dunia harus tahu sebenarnya… ," kata Ebrahim, menekankan bahwa ISIS "tidak ada hubungannya dengan Islam." Ebrahim, warga asli Tunisia yang berimigrasi ke Jerman bersama dengan keluarganya di tahun 1970-an, menggambarkan perjalanannya dari negara Eropa ke Suriah dan bagaimana mereka berhasil memasuki negara Arab yang hancur akibat perang itu melalui Negara tetangga Turki. Mantan anggota ISIS ini berkata bahwa ia meninggalkan Jerman pada Mei 2014 untuk bergabung dengan "teroris" yang aktif di Suriah bersama-sama dengan teman yang diidentifikasi sebagai Ayoub. Keduanya pertama kali tiba di Turki sebelum melintasi perbatasan ke Suriah dengan bantuan agen ISIS. Setelah dua teman itu tiba di Suriah, para militan ISIS menawarkan mereka sebuah rumah tetapi mengambil paspor mereka dan ponsel sehingga mereka tidak bisa melarikan diri, kata Ebrahim. Kaum Khawarij ISIS juga menggunakan teknik keresahan untuk membuat mereka tetap dalam barisan mereka, Ebrahim menambahkan tentang bagaimana komandan kelompok ISIS memenggal kepala seorang lelaki sesama pasukan ISIS atas tuduhan spionase/mata-mata. "Mereka membawa mayatnya pada kami ke kamar kami, dan meletakkan kepalanya di atas tubuhnya, untuk menakut-nakuti kami" kata Ebrahim Komandan ISIS juga membujuk Ebrahim dan Ayoub untuk tetap di Suriah dengan janji-janji berupa mobil mahal dan wanita. Beberapa bulan kemudian, Ebrahim kembali ke Jerman setelah ia menyadari bahwa kehidupan di bawah kekuasaan ISIS "hanyalah kehidupan yang mengerikan." Dia ditahan di sana atas tuduhan teror pada bulan November 2014. Ayoub juga ditangkap oleh pihak berwenang Jerman beberapa bulan kemudian. Sekitar 700 warga negara Jerman diyakini berjuang bersama Jamaah Daulah Baghdadiyah/ISIS ini di Suriah. (muqawamah/arrahmah.com) |
Ustadz Abu Jibriel: Aksi teroris Kristen Papua bukan spontanitas Posted: 19 Jul 2015 03:10 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Menurut Ustadz Abu Jibriel aksi teror penyerangan terhadap kaum Muslimin dan pembakaran masjid Baitul Muttaqin saat Idul Fitri Almubarak oleh teroris Kristen Papua bukan spontanitas alias tiba-tiba, melainkan sudah di desain sedemikian rupa. "Kejadian di Papua bukan tiba-tiba dan tanpa rencana. Kunjungan Presiden Jokowi dengan berbagai program yang menguntungkan kafir Kristen ikut menyulut arogansi Kristen yang berlebihan," jelasnya kepada Arrahmah,com, Ahad (19//2015). Terlebih lagi, imbuh Ustadz Abu Jibriel, Jokowi telah memberi grasi terhadap beberapa tawanan Kristen. Maka dia berkeyakinan bahwa pada pemerintahan sekarang inilah dukungan penuh terhadap Kristen, komunis dan Syiah. Apalagi aksi misionaris Kristen Papua yang memprovokasi warga. Beredar surat Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) yang ditandatangani pada Pdt Nayus Wenda dan Pdt. Marthen Jingga, pada 11 Juli 2015. Surat itu berisi provokasi dan permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Kejinya, umat islam dilarang shalat Idul Fitri 1436 H termasuk dalam surat misionaris Kristen Papua tersebut. Wakil Amir Majelis Mujahidin ini mengingatkan bahwa pada tahun 2000 tepatnya ketika umat Islam Ambon dan sekitarnya sedang melaksanakan shalat Idul Fitri sama seperti Muslim di Papua, kafir Kristen melakukan tindak pidana teroris. "Mereka membunuh,menembak dan mengebom umat Islam yang sedang sholat Idul Fitri," kata Ustadz Abu Jibriel. Kata dia umat Islam seharusnya layak mendapat pembelaan ketika itu karena mereka yang terzolimi. "Semetinya isunya diangkat secara nasional dan internasional dan teroris Kristen dihukum sebagai pelaku tetoris, tetapi sebaliknya yang terjadi pemerintah cq Polri justru mempelitintir berita,mengalihkan isu.Malah umat Islamlah yang dituduh teroris dan diburu sampai hari ini sebagai teroris," katanya lugas. Sebagai informasi kebrutalan teroris Kristen di Ambon dan sekitarnya telah memakan korban meninggal 6000-8000 orang. Menurut Ustadz Abu Jibriel tragedi berdarah Ambon tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah dengan baik dan adil. "Justru pemerintah RI cendrung membela kafir Kristen dengan berbagai tipuan seperti membela mioritas di tengah mayoritas.Selanjutnya berlaku pula peristiwa yang lebih brutal di Poso dengan membakar pondok prsantren dan masjid sekaligus santri dan pengasuhnya dibakar hidup-hidup," ungkapnya. Dan sampai hari ini, kata dia, pemerintah dalam hal ini Polri menjadikan Poso sebagai proyek yang terus dilestarikan seakan-akan dijadikan lahan subur polri untuk mencari uang dari kaum kafir seluruh dunia. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Gereja GIDI Joyotakan Solo tak berizin. umat Islam mendesak untuk ditutup Posted: 18 Jul 2015 10:06 PM PDT SURAKARTA (Arrahmah.com) - Sehari setelah tragedi pembubaran paksa dan pembakaran Mushola Baitul Mustaqin di Komplek Koramil saat pelaksanaan sholat Idul Fitri 1436 H di Tolitara Papua, Sabtu sore (18/7) Ratusan Umat Islam Solo mendatangi Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Joyotakan Solo. Umat Islam Solo meminta Pendeta T. Yusrina Sadeke, S.Th menutup dan tidak melakukan kegiatan peribadatan/kebaktian karena belum mendatat ijin dari Walikota Solo. Humas laskar umat Islam Surakarta (LUIS) Endro Sudarsono, dalam laporanya kepada redaksi Arrahmah.com menyebut, ratusan massa berkumpul setelah menunaikan sholat Asar di masjid An Nikmah Tanjung Anom Solo berbaris rapi lalu berjalan kaki sekitar 400 m menuju rumah yang setiap hari Minggu digunakan Kebaktian GIDI. Sambil berjalan kaki mereka melakukan orasi mengutuk pembubaran dan pembakaran Mushola Baitul Musaqin saat pelaksanaan sholat Idul Fitri 1436 H di Tolitara Papua Sesampai di depan rumah ibadah GIDI tepatnya di Jalan Rebab no 17 Rt 05 Rw III Joyotakan Serengan Solo, mereka orasi bergantian. Sebagai oratornya adalah Ust. Sholeh Ibrahim (Jamaah Ansharut Tauhid), Ust. Surawijaya (Jamaah Ansharus Syariah) dan Ust. Yusuf Suparno (Laskar Umat Islam Surakarta), Ust. Akhmad (Majelis Mujahidin) Atas nama umat Islam Solo, LUIS menyampaikan sebuah surat keberatan yang ditujukan kepada Pengurus GIDI, Lurah Joyotakan, Camat Serengan, FKUB dan Walikota Solo tentang keberadaan rumah tersebut yang belum mempunyai ijin dari pemerintah kota. Alasan lain adalah kekawatiran umat Islam Solo yaitu GIDI di Tolikara mirip dengan GIDI Joyotakan Solo yang memiliki paham Ekstrim dan Anti Toleransi Beragama. Surat diserahkan oleh Joko Sutarto dari Tim Advokasi Umat (TAU) langsung diterima pendeta T. Yusrina Sadeke, S.Th disaksikan oleh Wakapolres Solo AKBP Hariyadi dan Pasiintel Kodim Solo Kapten Subardi. Pendeta mengaku dan menyadari bahwa selama bertahun tahun kegiatan peribadatan GIDI di Joyotakan belum mendapat ijin dari Walikota Solo. Pendeta juga berjanji akan menghentikan peribadatan dirumahnya. Setelah hampir pukul 17.00 WIB massa yang didukung dari LUIS, JAT, JAS, Majelis Taklim Al Ishlah, Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM), Satgas MTA, Majelis Mujahidin membubarkan diri dengan tertib. (azmuttaqin/*/arrahmah.com) |
Muslim Liberia merayakan Idul Fitri di tengah wabah Ebola Posted: 18 Jul 2015 09:00 PM PDT MONROVIA (Arrahmah.com) - Ribuan ummat Islam di Liberia merayakan Idul Fitri pada Jum'at (17/7/2015) di tengah seruan kepada ummat Islam untuk berhati-hati dari wabah Ebola terbaru dan membantu pencegahan dan penyebaran virus mematikan itu. "Kami bersyukur kepada Allah karena awal dan akhir puasa tahun ini dalam keadaan damai, tidak seperti tahun lalu," kata Mufti Sheikh Abubakar Sumaworo kepada Anadolu Agency. "Tapi dengan kasus baru Ebola ... kami semua telah sepakat untuk bersama-sama memerangi Ebola," katanya. Selama perayaan Idul Fitri di negara Afrika Barat itu, Muslim terlihat berjabat tangan dan berbagi makanan. Hal ini kontras dengan tahun lalu, ketika ummat Islam dibatasi dari melakukan hal tersebut akibat krisis Ebola. Sheikh Abubakar Sumaworo mengatakan bahwa komunitas Muslim Liberia tidak harus menunggu pemerintah dan masyarakat internasional untuk memerangi wabah Ebola terbaru, melainkan semua imam dan pemimpin Muslim harus meningkatkan kesadaran akan penyakit ini melalui masjid. "Hari ini kita menyerukan kepada semua ummat Islam untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap Ebola dengan cara memakamkan mereka yang meninggal akibat Ebola dengan aman dan melaporkan orang yang sakit," katanya. Pertemuan imam dan pemimpin Muslim di Liberia dijadwalkan akan berlangsung awal pekan depan, di mana mereka akan menyusun strategi tentang bagaimana membantu memerangi wabah terbaru itu. "Ramadhan tahun lalu adalah hal yang menyedihkan bagi saya, tapi saya bersyukur kepada Allah bahwa saya masih hidup," Amanita Kromah, (42), yang kehilangan 16 anggota keluarganya akibat Ebola, mengatakan kepada Anadolu Agency. (ameera/arrahmah.com) |
Muslim Zimbabwe merayakan Idul Fitri dengan berbagi zakat Posted: 18 Jul 2015 08:00 PM PDT HARARE (Arrahmah.com) - Sedikitnya 1.000 keluarga tidak mampu dari Harare dan sekitarnya berkumpul di masjid terbesar kota itu pada Jum'at (17/7/2015) untuk merayakan Idul Fitri, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin. Pada pukul 5 pagi, keluarga-keluarga itu, beberapa diantara mereka berasal dari daerah sejauh 70 kilometer, mulai tiba di masjid itu dengan menumpang truk, bus dan berjalan kaki. Sekitar pukul 10 pagi, Masjid Mbare penuh sesak. Mereka berkumpul di masjid Mbare ini untuk mendapatkan zakat, salah satu dari rukun Islam yang lima. "Zakat merupakan kontribusi amal, wajib bagi semua ummat Islam. Zakat ini membantu keluarga yang tidak mampu, terutama selama Ramadhan, yang merupakan alasan mengapa Anda melihat sebuah pertemuan besar di sini, hari ini," Hassan Chipanga, manajer Yayasan Amal untuk Pembangunan, mengatakan kepada Anadolu Agency di Mbare. Menurut Chipanga, zakat meningkat selama Ramadhan ini dan diberikan kepada semua orang, tanpa memandang agama. Syekh Ibrahim Mpache, dari Mbare, mengatakan bahwa badan zakat selama Ramadan ini menilai semua warga negara adalah sama. "Dalam masyarakat kami, kami memiliki orang-orang yang kaya dan beberapa yang kurang beruntung, sehingga zakat ini membantu membawa semua orang bersama-sama," kata Sheik Ibrahim Mpache. Salah satu penerima zakat Thabani Dube, merasa bersyukur atas parsel makanan yang ia diterima di Masjid Mbare ini. "Bahkan jika Anda tidak memiliki uang atau barang untuk diamalkan, dalam Islam juga bisa berbagi dalam bentuk ilmu pengetahuan atau air, jadi ide dasarnya adalah untuk saling berbagi," kata Dube kepada Anadolu Agency. Parsel makanan yang diberikan kepada 1.000 keluarga di Mbare pada Jum'at (17/7) didistribusikan oleh Islamic Relief dari Afrika Selatan. (ameera/arrahmah.com) |
Saat natal Banser NU semangat jaga gereja, saat Idul Fitri? Posted: 18 Jul 2015 07:00 PM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Pembakaran masjid oleh gerombolan kafir Kristen yang memusuhi dan memerangi Islam dan kaum Muslimin di Torikara, Papua saat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H menyentak semua pihak, termasuk Khatibul Umam Wiranu. Mantan ketum GP Anshor sebelum era Nusron Wahid ini membuat seruan. Berikut seruan Khatibul Umam yang kami kutip dari laman nugarislurus.com, Ahad (19/7/2015). "Seruan untuk para pimpinan GP Ansor dan Banser atas peristiwa pembakaran tempat ibadah umat Islam oleh orang-orang yang tidak senang terhadap Islam: Ansor dan Banser sibuk jaga gereja saat acara ritual dan kebaktian umat kristiani (mungkin ada bayarannya di dunia) sampai-sampai melupakan tugas utama menjaga ulama dan masjid (mungkin tidak ada bayarannya di dunia). Peristiwa pembakaran tempat solat idhul fitri oleh siapapun hrs jadi instropeksi pemimpin ansor dan banser agar tidak lupa akan tujuan pendirian ansor dan banser. Saya sama sekali tidak keberatan Banser menjaga tempat-tempat ibadah non muslim saat mereka menjalankan ibadah dan ritual menurut keyakinannya, tentu tanpa melupakan penjagaan thd tempat-tempat ibadah umat Islam. Islam ahlussunah waljamaah telah mengjarkan kepada kita bagaimana seorang muslim bersikap thd sesama manusia (ukhuwah basyariyah), sesama orang Islam (ukhuwah Islamiyah), dan dan sesama warga bangsa (ukhuwah wathoniyah). Saya berharap Ansor dan Banser harus tetap mendahulukan tugas utama dan semangat dasar pendirian Banser. Khatibul Umam Wiranu (Ketua PP GP Ansor 2005-2010) Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |