Arrahmah.Com |
- Siswi SMP Luqman al Hakim harus ujian Al Quran terbuka untuk kelulusannya
- Muslimah Amerika mengalami diskriminasi di Pesawat
- Imigrasi Banda Aceh siap pulangkan pengungsi Bangladesh, jika
- Alami serangkaian kekalahan, pendapatan rezim Nushairiyah terus menyusut
Siswi SMP Luqman al Hakim harus ujian Al Quran terbuka untuk kelulusannya Posted: 31 May 2015 03:00 AM PDT SURABAYA (Arrahmah.com) - Apa jadinya kalau ujian sekolah disaksikan orang tua langsung? Tentunya bukan main gugupnya dan harus tampil maksimal. Tidak banyak sekolah yang menerapkan ujian terbuka langsung disaksikan adik kelas, orangtua dan dewan guru. SMP Putri Luqman al Hakim Pesantren Hidayatullah Surabaya melakukan hal itu, Sabtu, (30/5/2015). Ya, sekitar 26 siswi kelas 9 SMP Putri Luqman al Hakim Pesantren Hidayatullah Surabaya melakoni ujian Al Quran terbuka. Beberapa diantaranya terlihat gugup. Lainnya terlihat tenang. Sebagian lainnya sambil menunggu giliran tampak komat kamit menghafalkan 3 juz Al Quran yang sudah mereka hafal selama 3 tahun mengenyam pendidikan di Sekolah Integral Luqman al Hakim Hidayatullah Surabaya. Kesan pun muncul dari guru dan orangtua. Seperti kesan Isti, salah satu guru pembimbing mengatakan cukup gugup melihat kualitas hafalan anak didiknya. Pasalnya, di ujian terbuka inilah proses pendidikan dinilai orangtua secara langsung. Senada dengan Isti, Zara Fasa, salah satu orangtua dari peserta ujian terbuka. Ia mengatakan terharu dengan model ujian Al Quran terbuka di lakukan SMP Putri Luqman Al Hakim Hidayatullah Surabaya. "Saya melihat peserta tampil terharu sekali. Saya merasa gugup melihat anak saya tampil," katanya. Sebelumnya ia belum pernah mengetahui jika SMP Luqman al Hakim mengadakan proses pembelajaran seperti. Baginya proses pembelajaran seperti ujian Al Quran terbuka sangat bagus. Selain menyaksikan langsung hasil dari proses selama tiga tahun dibidang Al Quran, sekaligus melihat kualitas mental peserta ketika berada di hadapan banyak khalayak. Risa Rizkyani, peserta pertama di ujian terbuka Al Quran ini merasa siap. Lantaran, ia sudah mempersiapkan sejak proses pembelajaran. Baginya, persiapan bukan saat ujian sudah dekat. Tapi persiapan harus jauh jauh hari sebelumnya. "Tapi aku juga sempat nervous sedikit tadi," tutur Risa yang mendapat giliran menghafal surat Al Baqoroh, Al Jin, dan At Thalaq. Senada dengan Risa, Salsabila Firdausi Rafidah juga merasakan hal yang sama. Ia mendapat giliran menghafal Al Baqarah, al Mujadalah, dan Nuh. Ia mengatakan merasa siap. Dukungan orangtua juga menjadi hal terpenting baginya. Di SMP Putri Luqman al Hakim Pesantren Hidayatullah Surabaya, hafalan menjadi kunci bagi kelulusan siswa. Semua berlaku mulai SD, SMP, dan SMA. Bagi sekolah Hidayatullah Surabaya pembinaan akhlaq dimulai dari Al Quran. (azmuttaqin/*/arrahmah.com) |
Muslimah Amerika mengalami diskriminasi di Pesawat Posted: 31 May 2015 02:01 AM PDT WASHINGTON (Arrahmah.com) - Seorang Muslimah Amerika mengatakan bahwa dia mengalami diskriminasikan pada Jum'at (29/5/2015) setelah pramugari menolak untuk memberinya kaleng soda yang belum dibuka, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin. "Saya duduk di penerbangan United Airlines di ketinggian 30.000 kaki dan saya menangis akibat penghinaan diskriminasi," Tahera Ahmad, Direktur Interfaith Engagement dan Associate Chaplain di Northwestern University, memposting di Facebook. Menurut postingan itu, pramugari pesawat diduga menolak untuk memberinya kaleng minuman ringan yang belum dibuka, dan pramugari itu mengatakan: "Kami tidak berhak untuk memberikan kaleng yang belum dibuka kepada orang-orang, karena mereka dapat menggunakannya sebagai senjata di pesawat" Tahera menulis bahwa pramugari itu membawakan kaleng bir yang belum dibuka kepada pria yang duduk di sampingnya. "Jadi saya mengatakan kepadanya bahwa dia secara jelas melakukan diskriminasi terhadap saya karena dia memberikan kepada pria di sebelah saya sebuah kaleng bir yang belum dibuka. Dia melihat kaleng itu, dengan cepat meraihnya serta membukanya dan berkata, 'itu agar Anda tidak menggunakannya sebagai senjata." Terkejut atas sikap pramugari itu, ia bertanya kepada penumpang di sekitarnya jika mereka menyaksikan perilaku diskriminatif ini, tapi seorang pria yang duduk di di depannya malah mengumpatnya. "Dia kemudian membungkuk dari tempat duduknya, menatap tajam dan berkata, 'ya Anda tahu Anda akan menggunakannya sebagai senjata.'" United Airlines mengeluarkan pernyataan pada Sabtu sore (30/5), menyusul sebuah kampanye boikot terhadap perusahaan itu. "Kami secara langsung menghubungi nyonya Ahmad untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari apa yang terjadi selama penerbangan," kata pernyataan itu. "Kami juga membahas permasalahan ini dengan Shuttle America, mitra regional kami yang mengoperasikan penerbangan itu." (ameera/arrahmah.com) |
Imigrasi Banda Aceh siap pulangkan pengungsi Bangladesh, jika Posted: 31 May 2015 01:24 AM PDT BANDA ACEH (Arrahmah.com) - Pihak imigrasi siap memulangkan para pengungsi Bangladesh ketika dokumen-dokumen perjalanannya sudah lengkap. Sebelumnya, Duta Besar Bangladesh, MD Nazmul Quaunine, juga mengatakan akan segera mendeportasi WNA BaBngladesh, yang kini berada di posko penampungan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa, pada Ahad (17/05). Mengutip Kiblat,net, "Kalau dari imigrasi kita siap memulangkan tapi kan harus ada dokumen-dokumennya," ujar Kepala Kantor Imigrasi Banda Aceh, Drs Adhar, M.H saat di Kantor Imigrasi Kelas I Banda Aceh, pada Jumat, (29/5/2015). Adhar menekankan agar Myanmar dan Bangladesh tidak boleh lepas tangan terkait masalah pengungsi yang ada di Indonesia. Khusus masalah Myanmar, menurutnya, PBB sebagai badan dunia dan negara kawasan Asia Tenggara bisa membantu secara kemanusiaan. "Harusnya kita tekan negaranya. Secara politis (negara-negara) ASEAN menekan. Bagaimanapun ini kan sumber masalahnya dari Myanmar," terangnya. Dia juga menyinggung Aung San Suu Kyi, penerima nobel perdamaian asal Myanmar pada tahun 1991. Suu Kyi sama sekali tidak bereaksi terkait penindasan rezim Myanmar terhadap etnis Rohingya. Kendati masyarakat internasional mengapresiasi sambutan rakyat Aceh terhadap pengungsi Rohingya, Adhar mengingatkan agar ada penanganan khusus. Penanganan itu berupa solusi baik secara politik maupun kemanusiaan. Adhar menawarkan solusi lain seperti mengembalikan 'manusia perahu' itu kembali ke tengah lautan dengan perbekalan yang cukup. "Kita bisa perbaiki perahunya terus kita dorong lagi balik. Itu kan solusi juga. Kalau perlu kita bekali dan kita kawal sampai ke perbatasan. Kan selesai," pungkasnya. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Alami serangkaian kekalahan, pendapatan rezim Nushairiyah terus menyusut Posted: 30 May 2015 05:04 PM PDT DAMASKUS (Arrahmah.com) - Dengan sebagian besar sumber daya alam dan mineral telah jatuh ke tangan pejuang Suriah, pendapatan rezim Nushairiyah terus menyusut, mengakibatkan rezim bergantung pada sumber-sumber pendapatan yang tidak stabil demi kelangsungan hidupnya. Perang yang memasuki tahun kelima telah menghancurkan keuangan rezim. Menurut aktivis lokal dan kelompok pemantau, ISIS akhir pekan lalu merebut Sharqiya dan Khneifess sekitar 50 km dari kota kuno Palmyra di Suriah tengah dari tangan rezim. Kedua tempat tersebut menyumbang banyak pendapatan bagi rezim Nushairiyah melalui ekspor fosfat. Seorang pejabat kementerian minyak mengatakan Sharqiya memproduksi setidaknya tiga juta ton fosfat per tahun dan Khneifess menghasilkan 850.000 ton. Sebelum perang pecah pada tahun 2011, Suriah adalah eksportir fosfat terbesar kelima di dunia. Mereka menjualnya terutama ke Libanon, Rumania dan Yunani. Pada kuartal pertama di tahun 2015, Suriah menjual 408.000 ton fosfat di pasar domestik dan luar negeri, menurut kementerian tersebut seperti dilansir Zaman Alwasl. Pendapatan dari sektor minyak juga tidak jauh lebih baik. Rezim sangat bergantung pada pendapatan minyak yang menghasilkan 3,8 milyar USD di tahun 2011, sekitar seperempat dari total pendapatan negara. Rezim kekurangan pendapatan karena telah kehilangan kendali atas serangkaian ladang minyak. Begitu juga pendapatan dari gas alam yang sangat terpengaruh sejak perang berkecamuk. Menteri Perminyakan rezim Nushairiyah, Suleiman al-Abbas mengatakan bahwa negara menghasilkan sekitar 10 juta meter kubik per hari. Namun angka tersebut merosot tajam sejak hilangnya Arak dan Al-Hail, dua ladang penghasil gas alam Suriah. "Bahkan jika Suriah tidak bisa mengekspor gas, itu masih menjadi sangat penting untuk pembangkit listrik. Kehilangan ladang gas merupakan pukulan mengerikan untuk ekonomi yang sudah hancur." Sebelum perang, Suriah adalah eksportir utama produk pertanian, tekstil dan kulit, obat-obatan, bunga dan barang keramik. Dengan pasar ekspor yang mengering, Suriah semakin bergantung pada pajak penghasilan dan bea cukai, ujar seoarang pejabat rezim kepada AFP. Dan dari jalur kredit yang diberikan Iran, rezim setidaknya mendapatkan 4,6 milyar USD. (haninmazaya/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |