Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

SOHR: 150 tentara rezim Assad terkepung di Jisr al-Shughur

Posted: 30 Apr 2015 04:59 PM PDT

Mujahidin Jabhah Nushrah berkeliling kota Jisr al-Shughur dengan mengibarkan Ar-Roya untuk merayakan kemenangan saat kota tersebut berhasil direbut dari tangan rezim Nushairiyah. (Foto: AP)

IDLIB (Arrahmah.com) - Hampir 150 tentara rezim Nushairiyah Suriah telah terkepung di dalam sebuah rumah sakit di kota Jisr al-Shughur sejak koalisi Mujahidin termasuk faksi Jabhah Nushrah merebut kota pada pekan lalu, ujar laporan kelompok pemantau pada Kamis (30/4/2015).

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan bahwa 200 orang lainnya-pasukan rezim dan keluarga mereka-ditangkap dari Jisr al-Shughur dan di sekitar provinsi Idlib dan kini menjadi sandera Mujahidin, lansir Al Arabiya.

Awal pekan ini, rezim Nushairiyah mengklaim adanya "pembantaian" sekitar 200 warga sipil di wilayah Jisr al-Shughur yang dikuasai Mujahidin Suriah sejak Sabtu pekan lalu.

"Hampir 150 tentara dan beberapa warga sipil terkepung di dalam rumah skait dan ada bentrokan pada Kamis antara mereka dengan pejuang di luar gedung," ujar Direktur SOHR, Rami Abdel Rahman.

SOHR mengatakan koalisi Mujahidin yang menamai diri mereka Jaisyul Fath telah mencoba untuk merebut gedung dalam sebuah serangan yang mengalami kegagalan pada Rabu (29/4).

Secara terpisah, SOHR mengatakan sekitar 200 orang-tentara rezim dan keluarga mereka-ditahan oleh Jabhah Nushrah dan sekutunya. Mereka ditangkap dari Jisr al-Shugur dan daerah Ishtabraq di dekatnya.

Ishtabraq merupakan rumah bagi mayoritas penganut Alawiyah, salah satu sekte Syi'ah yang merupakan pendukung Bashar al-Assad.

Pasukan rezim telah kehilangan sebagian besar provinsi Idlib dalam beberapa pekan terakhir sejak beberapa faksi Mujahidin menyatukan diri mereka dan menamainya Jaisyul Fath, merebut ibukota provinsi dengan nama yang sama.

Saat ini pasukan rezim berusaha mempertahankan beberapa pangkalan militer dan kota-kota kecil di provinsi Idlib yang berbatasan dengan Turki. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pertempuran sengit terus mencengkeram Aden

Posted: 30 Apr 2015 04:40 PM PDT

Pasukan pro-pemerintah Mansour Hadi merebut kembali sebuah posisi dari tangan milisi Syi'ah Houtsi di Aden. (Foto: AFP)

ADEN (Arrahmah.com) - Kota pelabuhan yang terkepung, kota Aden di Yaman, menyaksikan hari-hari terburuk kekerasan dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, saat milisi Syi'ah Houtsi terlibat bentrok dengan pasukan loyalis Mansour Hadi untuk menguasai bandara utama di kota tersebut.

Sumber mengatakan kepada Al Jazeera pada Kamis (30/4/2015) bahwa pertempuran telah berkecamuk di bandara internasional Aden.

Komite Perlawanan Rakyat yang setia kepada Presiden Mansour Hadi merebut kembali sebuah posisi dari Syi'ah Houtsi setelah pesawat tempur koalisi pimpinan Saudi membom posisi tersebut.

Sementara itu, warga setempat mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa puluhan keluarga telah melarikan diri dari Aden, menantang penembak jitu Houtsi dan pos pemeriksaan saat rumah mereka diserang dan terbakar.

"Pemandangan ini bencana, bukan hanya di jalan-jalan di mana pertempuran terjadi tapi di dalam rumah di mana keluarga terjebak dan ketakutan," ujar Ahmed al-Awgari, seorang aktivis lokal kepada Reuters.

"Perempuan dan anak-anak telah terbakar di rumah mereka, warga sipil ditembak di jalan-jalan atau diledakkan dengan tembakan tank," tambahnya.

Di distrik sibuk Crater, sedikitnya delapan milisi Syi'ah Houtsi tewas dan 13 lainnya terluka saat serangan udara berupaya mendorong mundur gerakan mereka.

Pesawat-pesawat tempur juga menghantam sasaran pemberontak di pusat kota Taiz, dengan jet koalisi menghantam Garda Republik 22, sebuah unit militer yang bersekutu dengan Houtsi.

Serangan koalisi juga menargetkan Houtsi di provinsi selatan Lahj dan Abyan, menurut tentara pro-Hadi.

Sementara itu, tiga tentara Saudi dilaporkan tewas di Najran pada Kamis (30/4), ujar pernyataan Kementerian Pertahanan kerajaan, membawa jumlah korban tewas tentara Saudi dalam kampanye tersebut menjadi 14 orang.

Pernyataan menambahkan bahwa puluhan Houtsi telah tewas oleh serangan udara koalisi dalam beberapa hari terakhir. (haninmazaya/arrahmah.com)

Multaqa nasional "Seruan Al Haq" digelar di Bogor

Posted: 30 Apr 2015 04:00 AM PDT

Multaqo Ulama dan Cendikiawan yang berlangsung Selasa-Rabu, 28-29 April 2015  di Bogor

BOGOR (Arrahmah.com) - Bertempat di Hotel Sahira Bogor, lebih dari 50 peserta menggelar Multaqa (Pertemuan Akbar) Ulama dan Cendikiawan. Acara yang berlangsung Selasa-Rabu, 28-29 April 2015 ini dihadiri beberapa ulama. Antara lain, Wakil Sekjend MUI Pusat Syaikh Tengku Zulkarnain,MA , Ketua PWNU Jatim Habib Ahmad bin Zein Al-Kaff, Direktur Islamic Centre Al-Islam bekasi Ustadz Farid Ahmad Okbah,Lc.MA , Amir Majelis Mujahidin beserta wakilnya Ustadz Muhammad Thalib dan Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman.

Seperti dituturkan Ketua Acara Ustadz Abu Husein At-Thuwailibi, acara ini merupakan ajang silaturahim anggota grup WhatsApp (WA) "SERUAN AL-HAQ yang beranggotakan lebih dari 50 ulama dan cendikiawan Muslim.

Mengutip Sameeh.net, menurut dia ada beberapa agenda yang dibahas dalam acara ini. Antara lain bahaya Syi'ah yang sedang mengancam umat dari berbagai sisi, problematika pendidikan yang makin jauh dari nilai-nilai Islam dan moral anak bangsa yang makin runtuh, serta masalah ekonomi. "Saat ini banyak di antara umat Islam yang tidak paham tentang sistem kapitalis yang mengancam umat. Termasuk di antaranya masalah perbankan syariah," ujar ustadz muda yang sering disapa Ustadz Ahat itu.

Selain itu, peserta juga akan membahas masalah kristenisasi yang sedang marak memurtadkan umat Islam, demikian pula masalah media yang sedang tidak berpihak kepada umat Islam. Mengupas tema Kristenisasi hadir Ketua Muallaf Center Indonesia,Master Steven Indra Wibowo As-Siddiqie. Ia menuturkan pengalamannya menjelajahi Indonesia, berdakwah mengislamkan ribuan orang.

Ulama dan cendikiawan bersatu menghadang Syiah

Di antara poin-poin tersebut, masalah Syiah yang paling menyedot perhatian peserta. Ustadz Zulkifli Muhammad Ali,Lc.MA dari Payakumbuh menjelaskan, Indonesia di ambang revolusi Syiah. "Syiah sudah punya pengalaman merevolusi negara yang sudah mereka masuki," tegasnya.

Hal yang sama diungkapkan Ustadz Farid Ahmad Okbah,Lc.MA. Menurutnya, Syiah kini makin berani dan merajalela. Merajalelanya kebatilan karena kebenaran tidak tampil. Karena itu, harus ada upaya untuk memberikan pemahaman kepada umat dengan langkah konkret. "Pertemuan ini harus mampu mendeteksi permasalahan umat lalu mencari solusinya," ujarnya.

Desk pembahasan anti Syiah

Desk pembahasan anti Syiah

Senada dengan hal itu, Al-Ustadz Muhammad Thalib Al Yamani yang tampil sebagai pemateri kedua menjelaskan mengapa umat Islam gagal mewujudkan perjuangannya. Menurutnya, ada dua penyebab. Pertama, kurangnya ilmu. Ia mengutip sabda Nabi "berbahagialah orang yang beramal dengan ilmunya. "

"Jika buta tentang cara mengelola negara, bagaimana bisa mengatur negara. Harus tahu bagaimana cara mengelola negara dengan sistem Islam," tegasnya.

Penyebab kedua menurutnya, karena tidak disiplin. Dia mengutip sabda Nabi yang berbunyi, "Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang beramal dengan itqan." Menurutnya, kita belum pernah punya presiden yang ahli manajemen dan organisasi. "Mungkin ini azab bagi bangsa Indonesia yang suka berkhianat," ujarnya.

Masalah lainnya tercerainya ukhuwah kaum Muslimin di Indonesia. Menurut Habib Zein al-Kaff adalah bumi ahlus sunnah wal jamaah. "Meski terdiri dari berbagai kelompok, tapi kita semua ahlus sunnah wal jamaah. Sebab berdasarkan sabda Nabi ketika menjelaskan tentang golongan yang selamat itu adalah: orang yang bersamaku dan shahabatku," papar ulama asal Jawa Timur yang sengaja jauh-jauh datang menghadiri acara ini.

Namun meskipun sama-sama ahlus sunnah wal jamaah, ujarnya, kita tidak bersatu. Kita sering saling mengkafirkan. "Jika sesama ahlus sunnah saling mengkafirkan, lalu siapa yang masuk surga nanti. Syiah? Tidak. Karena itu kita jangan saling menyalahkan. Ini kerjaan Syiah. Mereka selalu bergerak," ujarnya.

Masih menurut Habib Zein, untuk mengadu-domba umat Islam, Syiah sering sekali memainkan isu Wahabi. "Wahabi disebut kelompok Takfiri. Padahal, yang pantas disebut kelompok takfiri adalah Syiah. Sebab, merekalah yang mengkafirkan shahabat nabi," imbuhnya.

Karena itu, menurut Habib Zein, para da'i harus menjelaskan kepada umat tentang kesesatan Syiah dan apa itu ahlus sunnah. Ahlus sunnahlah yang mencintai ahlul bait dan shahabat nabi. Sebaliknya, Syiahlah yang mengkafirkan sebagian shahabat Nabi. Selain menyadarkan masyarakat, tugas kita juga melobi aparat. "Orang Syiah sudah masuk ke DPR, ormas Islam, partai, menteri bahkan melobi presiden," tegasnya.

Untuk itu, menurut Ustadz Farid Ahmad Okbah, ada lima faktor yang bisa dilakukan. Yakni, keyakinan yang kuat, adanya kader yang disiapkan dan tidak boleh berhenti, harus ada program jangka pendek dan panjang, kerapihan organisasi, dan penyiapan logistik.

Sebagai solusi, Ustadz Muhammad Thalib menambahkan, umat harus mempunyai pemimpin yang berwibawa, manajemen dan organisasi yang baik dan pendanaan yang baik. "Jangan jadi kaya tapi bakhil. Syiah mengeluarkan dananya triliyunan," tukas Amir Majelis Mujahidin ini.

Bagaimana Syiah bisa berkembang di Indonesia? Menurut Wakil Sekjend MUI Pusat Syaikh Tengku Zulkarnain,MA ,Syiah tidak bisa masuk melalui akidah karena masyarakat tidak bisa menerima shahabat Nabi dikafirkan. Mereka juga tidak bisa masuk lewat Syariah karena kita tidak menerima nikah Mut'ah. "Beberapa aliran Syiah masuk melalui tasawuf, tidak melalui akidah dan syariah," ujarnya.

Karena itu, terkait sikap MUI terhadap Syiah, menurut Syaikh Tengku Zulkarnain sudah sangat jelas. Pada tahun 1984, pada Munas MUI, diputuskanlah bahwa MUI menolak paham Syiah masuk ke Indonesia. "Itu keputusan Munas. Keputusan itu di atas ketentuan fatwa," tegasnya. Ditambah lagi dengan MUI Jatim yang sudah mengeluarkan fatwa sesatnya Syiah. "Fatwa MUI daerah itu berlaku untuk seluruh Indonesia selagi kasusnya sama," pungkasnya.

Semua peserta berharap bahwa acara ini tak hanya berhenti di atas meja. Harus ada langkah nyata. "Sudah terlalu sering kita bikin seminar, diskusi dan multaqa' (pertemuan). Harus ada aksinya. Jangan hanya bicara," tegas Ustadz Abu Muhammad Jibril yang juga hadir dan menjadi pemateri di acara ini.

Semoga harapan itu menjadi nyata. Setidaknya ini terlihat dari hasil multaqa. Setelah rapat marathon selama dua hari, terbentuklah beberapa komisi. Antara lain: Komisi anti Syi'ah yang khusus mencari solusi menghadapi aliran sesat sempalan ini. Juga ada Komisi Pendidikan yang membicarakan bagaimana mencari format pendidikan yang bisa menerapkan nilai-nilai Islam yang sesuai dengan Al-Qur'an & As-Sunnah. Seperti disampaikan KH. Chalil Ridwan,Lc dari Komisi Seni dan Budaya MUI Pusat bahwa selama ini pendidikan hanya terjebak pada pusaran keilmuan. "Kita hanya asik belajar, mengejar, kuliah lagi dan meninggal. Kita belum sempat mengamalkan ilmu. Baru sempat mengajar," ujarnya membandingkan dengan kondisi para shahabat Nabi dulu yang punya ilmu tapi juga berjihad. Atau para ulama dulu yang punya ilmu tapi juga menulis puluhan buku.

Di akhir acara, tim formatur yang di pimpin Ustadz DR.Muhammad Zaitun Rasmin,Lc.MA dari beberapa komisi membentuk sebuah forum yang diberi nama FORUM SERUAN AL-HAQ. Ustadz Abu Husein At-Thuwailibi diamanahi sebagai Ketua dan Ustadz Hepi Andi Bastoni,MA sebagai Sekjend. Dalam waktu dekat, insya' Allah forum ini akan bergerak bersama secara aplikatif dengan elemen umat lainnya. Bersatu menyelamatkan umat dari ancaman Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah, aliran sesat sempalan yang di impor dari Iran. (azm/arrahmah.com)

Laporan organisasi HAM: Bangsa Zionis penjajah curi bebatuan dan tanah Palestina di Salvet

Posted: 30 Apr 2015 02:00 AM PDT

polisi-zionis

SALVET (Arrahmah.com) - Palestina masih terus menjadi korban penjajahan zionis "Israel". Kini wilayah Salvet bahkan mengalami perusakan dan pencurian oleh tangan-tangan penjahat zionis. Sejumlah benda bersejarah dan kekayaan alam diangkut oleh mereka. Demikian IP melaporkan pada Kamis (30/4/2015).

Bebatuan dan tanah yang terdapat di pinggiran sungai diambil secara biadab oleh "Israel". Bahkan mereka membangun sejumlah pabrik besar dan jalan-jalan untuk wilayah permukiman ilegal yang memotong permukiman warga Palestina dengan tembok rasialnya.

Tidak sulit untuk menemukan bekas-bekas pencurian mereka di sejumlah distrik dan kota Salvet, tumpukan batu dan tanah mengelilingi 24 permukiman yang ada. Mereka mengumpulkan bebatuan dan tanah sekehendak mereka. Bahkan mereka merampasnya dari penduduk Palestina dengan kawalan ketat aparat keamanan. Warga pun dilarang mendekati wilayah tersebut.

Musa Qasul seorang sekretaris distrik Kfar Dik menuturkan, setiap hari dirinya memantau aksi penggarongan tanah dan batu di sejumlah wilayah distrik yang berdekatan dengan permukiman "Israel" Leshem. Ini di luar batas. Batu dan tanah ditumpuk untuk pembangunan permukiman. Kendaraan berat zionis mengumpulkan bebatuan tersebut berserta tanahnya di wilayah barat permukiman Leshem. Mereka juga memanfaatkan bebatuan tersebut untuk membangun pabrik raksasa atau untuk membangun permukiman penduduk Israel.

Apa yang telah terjadi ini merupakan perubahan alam Salvet yang terkenal dengan pohon zaitun yang indah dengan pemandangannya. Kini diubah menjadi wilayah industri yang penuh dengan segala polusinya.

Sementara Undang-undang pasal 55 dari Protokoler Kesepakatan Leiden ke 4 menyebutkan, "pihak penjajah dilarang menggunakan kekuatanya untuk mengubah alam jajahan atau memindahkanya menjadi hak miliknya. Sebagaimana tidak diizinkan bagi negara penjajah untuk mendapatkan hasil komoditas dari wilayah yang dijajahnya."

Terkait kasus ini, Organisasi Yesy Den (berbadan hukum) yang bergerak dalam bidang HAM menyebutkan, sebagian besar batu Tepi Barat dipindahkan ke negara "Israel" atau dijadikan bahan baku permukiman zionis. Hal ini tentu bertentangan dengan UU.

Organisasi tersebut menganggap zionis telah melakukan pelanggaran undang-undang internasional dan penjajahan.

Namun walaupun "Israel" tahu, bahwa hal tersebut bertentangan dengan UU internasional, tetapi tetap saja mereka melakukan aktivitas dzalimnya terhadap warga dengan menggunakan kekerasan dan kekuatan senjata. Fanshurna 'alal qaumil kaafiriin. (adibahasan/arrahmah.com)

Innalillaahi, seorang bocah 5 tahun ditabrak lari pemukim yahudi ekstrimis

Posted: 30 Apr 2015 01:04 AM PDT

Pemukim yahudi ekstrimis tabrak lari bocah Palestina

AL-KHALIL (Arrahmah.com) - Innalillaahi, para sipil zionis semakin berani mencelakai warga Palestina secara terang-terangan. Kali ini, pemukim yahudi ekstrim telah menabrak lari seorang bocah Palestina hingga terluka parah di selatan Kota Yatta, Al-Khalil. Demikian PIC melaporkan, Selasa (28/4/2015).

Koordinator Komite Perlawanan Populer terhadap Pemukiman di Yatta, Ratib al-Jabour, mengatakan kepada PIC bahwa seorang pemukim yahudi ekstrim menabrak seorang bocah Plaestina berusia 5 tahun. Ia juga segera melarikan korban ke rumah sakit terdekat.

"Bocah itu terluka hebat. Ia dilarikan ke rumah sakit Palestina yang telah dijajah 'Israel' sejak 1948," ujar Jabour.

(adibahasan/arrahmah.com)

Insyaa Allah Jerman akan terapkan pendidikan Islam di semua jenjang pendidikan

Posted: 30 Apr 2015 12:33 AM PDT

Germany-Introduces-Islamic-Education

FRANKFURT (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, setelah Januari 2014 pendidikan Islam diperkenalkan di SD wilayah Hesse, kini pemerintah Jerman berupaya merumuskan sebuah pendidikan Islam untuk Muslimin pada semua jenjang pendidikan di negara itu. Artinya, pendidikan Islam akan ditempatkan sejajar dengan pendidikan Kristen dan Yahudi. Langkah ini dilklaim untuk melawan ekstremisme. Demikian Republika melansir laporan CSM, Kamis (30/4/2015).

"Pengetahuan tentang teologi Islam, filsafat, psikologi, strategi wacana, dan diskusi adalah penangkal terbaik untuk melawan ekstremisme," ujar Harry Harun Behr dari Universitas Frankfurt kepada Christian Science Monitor, pekan lalu.

Behr merupakan penanggung jawab pelatihan guru-guru Islam di sekolah menengah di Hessen. Ia yakin bahwa pelajaran Islam merupakan hal yang penting di sekolah-sekolah Jerman.

Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah telah mengalokasikan 20 juta euro untuk membangun empat pusat teologi Islam di negara itu. Pusat teologi itu dibangun di beberapa universitas besar.

"Menjadi bagian dari sebuah universitas terkenal di dunia, berarti Islam tidak lagi berdiri di luar," terang Omar Hamdan, seorang keturunan Palestina yang mengepalai pusat studi Islam di Tübingen University, seperti dilansir onislam.net, Rabu (29/4).

Menurutnya, kepentingan untuk memasukkan mata pelajaran Islam ke dalam kurikulum sekolah dan universitas telah meningkat di Jerman. Hal itu terjadi setelah adanya beberapa serangan yang dilakukan oleh kelompok ekstremis yang mengatasnamakan Islam. "(Sekarang) Kami (pendidikan Islam) berdiri sejajar dengan sekolah-sekolah teologi lain," lanjutnya.

Pendidikan Islam ditujukan untuk menghilangkan kesalahpahaman terhadap ajaran Islam. Apalagi, ratusan pemuda Eropa telah bergabung dengan kelompok ISIS di luar negeri.

Jerman memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar kedua di Eropa setelah Perancis. Islam juga merupakan agama terbesar ketiga di Jerman setelah Protestan dan Kristen Katolik.

Jerman diyakini menjadi rumah bagi hampir 4 juta Muslim, termasuk 220 ribu Muslim di Berlin. Sekitar dua pertiga di antaranya adalah warganegara atau keturunan Turki.

(adibahasan/arrahmah.com)

Siapakah Koalisi Mujahidin Suriah yang bertekad membebaskan Aleppo?

Posted: 29 Apr 2015 11:28 PM PDT

Fathu Halab, kamar operasi bersama Mujahidin Aleppo

ALEPPO (Arrahmah.com) - Kelompok Mujahidin Aleppo pada Ahad (26/4/2015) telah membentuk kamar operasi baru yang disebut 'Fathu Halab'. Hal tersebut merupakan langkah yang terinspirasi rekan-rekan jihad mereka di provinsi tetangga Idlib yang bersatu dalam naungan Jaisyul Fath (JF). Disana, JF membuat kemenangan yang luar biasa dengan mengambil kendali kota Idlib dan sebagian besar pedesaannya dari tangan rezim nusyairiyah.

Harakah Ahrar Al-Sham, Jaysh Al-Islam, Jabhah Al-Shamiyah, kelompok Fastaqim Kama Umirta, Fajr Al-Khilafah, Brigade Revolusi Al-Sham dan Faylaq Al-Sham kini telah bergabung dalam sebuah aliansi terbesar di utara kota barat laut Suriah. Demikian eldorar melansir pembentukan kamar operasi Fathu Halab, Senin (27/4).

Kamar operasi baru tersebut, menurut sumber dari Fastaqim Kama Umirta, bertujuan untuk mengambil keuntungan dari kekalahan yang mempermalukan pasukan rezim Suriah di Idlib yang ditimbulkan oleh koalisi Mujahidin Jaisyul Fath. Aliansi Mujahidin di Idlib itu dipimpin oleh Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam.

Pada waktu fajar, Senin (27/4), Jaisyul Fath merebut pangkalan militer di Qarmid, setelah Mujahid dari Jabhah Nusrah, Abu Dujanah Al-Jazrawi membuka operasi dengan meledakkan truk sarat dengan bahan peledak yang dikendarainya.

Menurut Muqawamah, Senin (27/4), saat ini pasukan rezim Assad tengah sibuk melakukan tindakan pencegahan yang masif di kota Aleppo dengan meningkatkan jumlah tentara rezim dan milisi pendukungnya, karena banyak yang melarikan diri, menyusul pembebasan kota Idlib oleh Mujahidin. Mereka juga ketakutan akan menerima kekalahan yang sama. Selain itu, semangat tentara rezim Nushairiyyah juga semakin melemah, terutama di utara Suriah.

(adibahasan/arrahmah.com)

A message to all Muslims from former Emir of the Caucasus Rahimahullah

Posted: 29 Apr 2015 11:07 PM PDT

Sheikh Ali Abu Muhammad al Dagestani – Former Emir of the Caucasus (may Allah have mercy on him)

DAGESTAN (Arrahmah.com) - On Wednesday (22/4/2015), the last message to all Muslims from Asy Syahid Sheikh Ali Abu Muhammad al Dagestani – Former Emir of the Caucasus (may Allah have mercy on him)- released by Dagestan Emirate media. Asy Syahid was martired on Monday (20/4) at Gerei-Avlak village with Al-Akh Syamil Al-Bulakhani.

May his powerful words become his best message for all of us who seek Allah's mercy in this dictatorship era. Insyaa Allah.

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم

In the name of Allah the most merciful and compassionate. Praise be to Allah, the Lord of the Worlds, peace and blessings be upon our Prophet Muhammad and all of his family and companions, thereafter:

This is a message from Abi Muhammad (may Allah have mercy on him), (former) Emir of the Caucasus Emirate, to all Muslims. Allah's peace and mercy and blessings be upon you. In the beginning, I would like to announce our ideology, our ideology with which we worship Allah. It is the same ideology of the forefathers of the Islamic Ummah and its imams from the Suhaba (companions) and those who followed them compassionately.

It is the following what was indicated in the Book of Allah (Quran al Karim), and the tradition of Allah's Messenger, Allah's blessings and peace be upon him, and the actions and sayings of the scholars in that regard. So whoever agrees with the Book of Allah and the (Sunnah) tradition of Allah's Messenger, we will accept him and rule in his favor, and whoever disagrees, his disagreement will be referred to him.

This is the source, which Allah advised us in His Book when he said, "Oh you who have believed, obey Allah and obey the Messenger and those in authority among you. And if you disagree over anything, refer to Allah and the Messenger, if you believe in Allah and the Last Day.

" Interpreters agreed that to refer to Allah is to refer to His Book and the tradition, but this is not the place to explain it. Jannah and hell were created and they exist, they are present and they do not perish. The believers will behold their Allah with their eyes and Judgment Day the same way they behold the moon on a full night clearly and without any difficulty in seeing it.

And we believe that our Prophet Muhammad, Allah's peace and blessings be upon him, is the seal of the prophets and messengers. The faith of a worshiper can't be held true until he believes in the message of Muhammad, and bears witness to his prophethood. The best of Muhammad's nation is Abu Bakr al Siddiq, Umar al Faruq, Uthman Dhu Nurayin, Ali al Murtada, the rest of the ten, the people of Badr, the people of al Shajarah, the people of Ridan's pledge of allegiance, and the rest of the companions, may Allah be pleased with them.

In addition, we mention the merits of the companions of the Messenger, Allah's peace and blessings be upon him, we approve of them, we ask for Allah's pardon for them, we abstain from their evil deeds and we reduce to silence about the quarrels that took place among them.

Moreover, we believe that their kind act is an application of Allah's words, "And those who came after them saying forgive us and our brethren who were before us in faith and place not in our hearts any rancor towards those who believe. Our Lord thou art indeed full of kindness, most merciful."

And we ask Allah to be pleased with the mothers of the faithful, those who are cleansed from every evil. And we acknowledge the miracles of the pious men and what they witness from visions. However, they do not deserve what Allah deserves, and they are not asked to perform what Allah only can perform. And we do not vouch that a Muslim will go to Jannah or hell, except those whom the Messenger of Allah, Allah's peace and blessings be upon him, vouched for.

We have hope in the benevolent and we are apprehensive for the bad. We do not accuse any of the Muslims with infidelity because of a sin and we do not exclude him from the circle of Islam, except those whom Allah and His Messenger deemed as infidel.

We see that jihad is proceeding with each Imam whether pious or immoral. Congregational prayers led by Imams are permissible, and jihad has been going since Allah sent Muhammad, Allah's peace and prayers be upon him, until the last day of those who are in this nation fight the Dajjal. Jihad will not be annulled either by the injustice of the oppressive or the justice of the just.

We believe in the necessity of obeying and listening to the Imams of the Muslims whether they are pious or miscreant, as long as they do not give orders to disobey Allah. And whoever assumed the responsibilities of the Caliphate, people agreed on him and he claimed victory his sword until he became Caliph, he has to be obeyed, and it is prohibited to revolt against him.

We opine that heretics should be abandoned and opposed until they repent, we should judge them by what is apparent and entrust Allah with their secrets. We should consider any bida' (innovation) in religion a heresy. We consider faith to be words of the mouth, application of the pillars of Islam and a belief in paradise. Faith is augmented by obedience and dwindled by sin. It is about seventy something branch, the highest branch is the testimonial that there is no God but Allah and the lowest branch is preventing from harm. We consider that there is a necessity in preventing vice and promoting virtue, according to the righteous Islamic law of Muhammad.

We do not believe in democracy, and we consider it as an act of infidelity. And we do not accept anything except Allah's law, and we declare that governorship should be attributed to Allah only. We make every efforts to enforce the law of Allah and establish the Rashidun Caliphate that follows the ideology of the prophethood as mentioned in the prophetic tradition of the Prophet, Allah's peace and prayers be upon him.

The Messenger of Allah, Allah's peace and prayers be upon him, said "Prophethood will remain among you as long as Allah wants them and he will end it. Then Caliphate on the lives of the Prophethood shall commence and remain as long as Allah wills then corrupt monarchy would take place and it will remain as long as Allah wills. After that despotic kingship would emerge, and it will remain as long as Allah wills. Then, the Caliphate shall come once again based on the precept of prophethood. And then he became silent." The establishment of this Caliphate should be based on people's consultation and complacency.

We are followers, and we are not inventors. We follow our scholars, we mean those who follow the approach of the deceased and living people of "As Sunnah wa al Jama'a," especially the scholars of jihad, like Ayman al Zawahiri, Abi Muhammad al Maqdisi, Hani as Siba'I, Abi Qatadah al Filistini, Abdulaziz al Tarifi, Tariq Abdulhalim, Sulayman Ulwan, and others. We do not claim impeccability of anyone, except for the prophets. This is a summarized ideology that we issued so that people can see what we have, and Allah is our witness.

We fight the strongest country in the world that bewildered America and the world, it is the country of the cunning and the coward Shiites. This country has rockets that are more than the machine guns that the mujahidin have.

In addition to that, we are small in number, and we do not have scholars or experienced people. Most of us are young men who are new to Islam. Our weapons are very simple, we move with difficulty and we cannot meet in one place for a joint operation. We lost popularity because of the short sightedness of some of the mujahidin, and the severity of violence of the Russian and their agents.

In general we are in the worst situation, but thank Allah for everything. We have hope in Allah's mercy, and we believe the future will be for Islam and the Muslims. The only thing that we enjoyed was our unity and assembly under one leadership even if it was ceremonial, but that was torn apart by the State of al Baghdadi, may Allah pardon him. Suffice to us is Allah and to him we lodge a complaint. Is this the way you recompense and reciprocate us after what we offered you?

Despite that, when jihad started in Syria we were the first ones to respond to that call, and we sent our young men to help our brothers in Syria. We asked them to join the group that follows the ideology of the people of the tradition of Muhammad and the companions. At that time Jabhat al Nusrah met the requirement, as we mentioned in the previous message. To this day there are those who go to the land of jihad in Syria and there are many of them in the State. It is clear to everyone that the land of al Sham and Iraq is filled with the blood of the mujahidin of the Caucasus.

Allah knows that we did not want any group there to be under the name of the Caucasus Emirate, due to our keenness to keep unity of the mujahidins' rank. At that time I was not the Emir, in order to force them to do that. Abu Uthman, Allah's mercy be upon him, was the one who ordered them to form Caucasus Emirate there without consulting with us.

We used to pray for the mujahidin in the world, we shared their happiness and grief. We sued to support the Islamic State at the beginning of the matter. We also used to defend the Islamic State and we loved them in Allah, and that's why we advised them, and that's why we gave them an honest advice when the sedition happened, but they did not accept our advice.

When the sedition happened in Syria, we asked them to avoid that sedition by applying the hadith of the Messenger of Allah, Allah's blessings and prayers be upon him, until the truth is clarified. Subsequently, al Adnani revealed the stance of the Islamic State and its ideology, and accused its leaders with infidelity because they do not accuse tyrants with infidelity and they are after majority. More, he claimed that the infidelity is among the people of the tradition of Muhammad and the companions, even though the Islamic State did not announce it. When this happened, we warned our young men against the Islamic State.

When the Islamic State announced a Caliphate that did not follow Sunni Islam and without meeting the conditions that were mentioned by the Sunni Muslim scholars and the companions in the past and recently, we did not acknowledge it, not because we have a desire to establish the caliphate, but because we follow the right path.

What is our material and moral loss if we agree with the Islamic State regarding that matter? We will not lose anything except the following of the right path, righteousness is very precious to us. Certainly, we would have gained and achieved many things and this is known. Our approach is to bring the truth to light no matter where it is, and to say the trust without being scared of critics on the Day of Judgment.

Allah willing, we are following that approach, and if I stand alone I will not change until Allah governs justly between us, and He is the best judge. Ibn Mas'ud, may Allah be pleased with him, said "The group is what is in accordance with trust even if you are alone." If the Islamic State corrects its mistakes I will be, Allah wiling, the first one to kiss the feet of the Caliph.

The following are our most prominent disagreements with them: Making takfir on Muslims, their complacency in shedding innocent blood, announcing the establishment of the Caliphate without consulting with Muslims and their dissatisfaction with restoring to arbitration between them and the mujahidin. This is what we have and what we presented to you Emir of the Islamic State. Can you send one Iraqi soldier, and I am not saying ten soldiers, just one to help us, while you claim that you are a Caliph for every Muslim. You ask all Muslims to pledge allegiance to you! However, you do not want to offer anything in return. Did you forget the hadith of the Messenger of Allah, Allah's blessings and peace be upon him. "A commander is a shield for them; they fight behind him and they are protected by him."

I challenge you Baghdadi to send us one soldier to help us! If you can't do that, then how come you ask us to pledge allegiance to you! Oh you Mu'tasim! Oh you Baghdadi! "May Allah have mercy on a man who knows his own worth." The Islamic State sought with seriousness to divide our ranks, and it succeeded in some places and was able to numb the minds of some young simpletons, and we say to them "Enjoy yourselves, for you are going to know."

I say that it is unfair when some people to claim that money and the love of leadership are the reasons behind the pledge of allegiance done by some of the Caucasian mujahidin of the Islamic State. No, I swear that this is not what we think, but they left their homes and set their minds on establishing Allah's law and the return of the stolen Caliphate. The Islamic State announced that project and then they announced their pledge of allegiance to the Islamic State thinking that they are on the right path, and without consulting with any of the scholars. This indicates their ignorance and their lack of knowledge.

Oh, the leader of the Islamic State, what are you benefiting from those? Oh Allah! Oh Allah! We complain to You from this sedition. In the end, we ask Allah to grant you and us steadfastness in regards to our faith and to grant us insight regarding our faith. May Allah grant you and us a criterion by which we can differentiate between righteousness and falsehood, right and wrong, temptation and discretion, guidance and perversion. May he grant us light that guide us and protect us from confusing rightness with falsehood and misconception and confusion. "He to whom Allah has not granted light, for him there is not light." Allah's peace and mercy and prayers and blessings be upon you. The Lord's peace and blessings be upon Muhammad and all his family and companions.

(adibahasan/alnusra/arrahmah.com)

Setelah kerudung, rok panjang juga dilarang di Perancis

Posted: 29 Apr 2015 11:05 PM PDT

muslimah-prancis

PARIS (Arrahmah.com) - Sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh sekolah di Perancis untuk melarang para siswi Muslimah memasuki kelas karena mengenakan rok panjang telah memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim. Kepala sekolah bersikeras bahwa pakaian seperti itu terlalu religius dan bertentangan dengan sekulerisme yang dianut Perancis.

"Tidak ada yang istimewa dengan rok itu, itu sangat sederhana, tidak ada yang mencolok. Tidak ada simbol agama apapun," Sarah, seorang siswi yang dikeluarkan dari kelas karena memakai rok panjang, mengungkapkan kepada media L'Ardennais, Agence France Presse (AFP) melaporkan pada Selasa (28/4/2015).

Sarah dilarang memasuki kelas sebanyak dua kali dalam bulan ini oleh kepala sekolah yang menyatakan bahwa rok panjang yang dikenakan Sarah merupakan pakaian yang "mencolok" dan menunjukkan afiliasi dengan agama tertentu.

"Gadis itu tidak dikecualikan, ia hanya diminta untuk datang kembali dengan pakaian netral dan tampaknya ayahnya tidak ingin siswi itu kembali ke sekolah," dalih seorang pejabat pendidikan setempat, Patrice Dutot.

Menurut Dutot, Sarah biasa melepas jilbab sebelum memasuki lingkungan sekolah yang terletak di kota Charleville-Mezieres, yang berada di Perancis bagian utara.

Keputusan sekolah yang melarang pemakaian rok panjang telah memicu kemarahan di kalangan masyarakat Perancis khususnya muslim. Pengguna media sosial twitter kemudian memprotes dengan hashtag #JePorteMaJupeCommeJeVeux, atau yang artinya "Saya memakai rok karena saya suka", dan menjadi trending topik sejak diluncurkan.

Kasus yang dialami Sarah bukan yang pertama kalinya terjadi di Perancis. Tahun lalu, ada sekitar 130 mahasiswa yang dilarang memasuki kelas karena pakaian mereka yang didasarkan pada ajaran agama, demikian menurut lembaga CCIF Islamophobia.

"Mengenakan rok panjang bukanlah hal yang berlebihan. Ini lebih karena histeria massa," kata Abdallah Zekri, Presiden Observatori Nasional Melawan Islamophobia.

Muslim Perancis telah mengeluhkan adanya pembatasan dalam pengamalan agama mereka. Pada tahun 2004, Perancis telah melarang Muslimah mengenakan kerudung di tempat-tempat umum seperti sekolah dan instansi pemerintahan. Beberapa negara Eropa kemudian mengikuti jejak Perancis. Perancis juga melarang pemakaian cadar di depan umum pada tahun 2011.

(ameera/arrahmah.com)

Allahu akbar, Koalisis Mujahidin berhasil teruskan penyerangan ke markas rezim dan bertekad bebaskan Aleppo

Posted: 29 Apr 2015 10:44 PM PDT

Mujahidin Suriah serang markas rezim nusyairiyah

ALEPPO (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, sekitar 76 tentara rezim tewas pada Selasa (28/4/2015) dalam serangan oleh Mujahidin Suriah di markas rezim di Aleppo, Suriah utara, menurut seorang komandan koalisi Mujahidin.

Muqawamah melansir, Abu Yasir, seorang komandan Jaisyul Hur mengatakan kepada Anadolu Agency pada Rabu (29/4) bahwa Jaisyul Hur dan Ahrar Al-Sham serta faksi Mujahidin lainnya telah melancarkan operasi militer pada Selasa (28/4).

Operasi menargetkan markas rezim di wilayah kota tua Aleppo. Guna mencapai kantor pusat rezim, Mujahidin menggali terowongan lalu menanam beberapa bahan peledak untuk meledakkan bangunan, ujar Abu Yasir.

Ia menambahkan bahwa 76 tentara rezim Nushairiyyah tewas dalam serangan itu.

"Kami berhasil mengkonfirmasi jumlah korban kematian dari sumber kami di rumah sakit serta dengan mengakses panggilan radio pasukan rezim ," paparnya.

Pasukan oposisi maju ke arah pusat Aleppo dan menembaki pasukan rezim, tambahnya.

Abu Yasir juga mengatakan bahwa operasi akan berlanjut sampai Aleppo benar-benar dikendalikan oleh pihak oposisi.

"Semangat kami meningkat setelah pasukan oposisi menguasai ibu kota Idlib dan kota Jisr Syughur," ujarnya.

Rezim Suriah telah kehilangan kendali atas kota Idlib pada tanggal 28 Maret dan kota Jisr Syughur pada Ahad lalu. Keduanya terletak di provinsi barat laut Idlib.

Sejumlah kelompok oposisi di Aleppo pada Ahad (26/4) telah mengumumkan dalam sebuah pernyataan tertulis pembentukan komando militer bersama untuk menyatukan semua upaya oposisi untuk membebaskan kota Aleppo.

Yasir Abdul-Rahim, komandan kelompok oposisi telah mengkonfirmasi pada Selasa bahwa sebuah operasi gabungan telah diluncurkan untuk membebaskan kota Aleppo dari pengepungan rezim Nushairiyyah.

(adibahasan/arrahmah.com)