Palestina

Palestina


Khatib Masjid al - Aqsha : Mana Umat Islam, Kapan Mereka Bangun dan Membela al - Aqsha ?

Posted: 22 Mar 2015 01:32 AM PDT

Islamedia.co - Khatib Masjid Al-Aqsha Syeikh Ismail Nawahedah menyeru kaum Muslimin untuk membantu saudara-saudara mereka di Palestina dari kejahatan yang dilakukan oleh penjajah zionis israel.

Dalam khutbah hari Jum'at (20/03/2015) di Masjidi Al-Aqsha, ia mengajak umat Islam sedunia tak lelah membantu saudara Muslim di Palestina yang saat ini ditindas penjajah.

"Pertanyaan yang selalu kami ulang-ulang, mana umat Islam, dan kapan mereka akan bangun dari tidurnya? Kapan mereka akan membalut luka saudara-saudaranya, dan kapan mereka akan mengangkat kerendahan dan kehinaan dari mereka?"

Tak lupa ia juga mengingatkan media dan insan pers tak menutupi kejahatan tentara zionis

"Kapan media dan stasiun-stasiun televisi akan bertaubat, yang mana masih senantiasa menari di atas para jenazah dan korban luka, di atas pembongkaran dan penghancuran kota-kota dan desa-desa, serta melenyapkan jalan peradaban dan membakar lahan yang hijau."

Lebih jauh khatib juga menegaskan bahwa kewajiban bagi kaum Muslimin baik masyarakat, pemerintah, lembaga atau pun organisasinya untuk bangkit membantu saudara-saudara mereka dan menghibur mereka dengan harta, do'a serta bantuan lainnya sesuai kemampuannya.

Syeikh Nawahedah menyebutkan tentang luka umat yang parah di atas tanah Al Aqsha dan Kota Al Quds yang terjajah dan apa-apa yang telah dilakukan oleh penjajah zionis berupa penyerangan-penyerangan atas karakteristik dan peradabannya serta sejarahnya di atas sorotan seluruh dunia.

"Masjid Al Aqsha adalah mahkota kehormatan kita, simbol peradaban kita, dan tanda kemuliaan kita. Karenanya wajib bagi orang-orang Arab khususnya dan kaum Muslimin pada umumnya untuk bekerja demi melindungi, membela dan membebaskannya dari tangan penjajah zionis israel yang membuat murka," demikian pernyataannya. [hidayatullah/islamedia]


Mengenang 11 tahun Syahidnya Syaikh Ahmad Yasin, Warga Gaza Dirikan Monumen

Posted: 22 Mar 2015 01:00 AM PDT

Islamedia.co -   Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengapresiasi sebuah monumen untuk pendiri gerakan Hamas Syaikh Ahmad Yasin dalam peringatan 11 tahun gugurnya beliau. Monumen ini berada di lokasi Syaikh Yasin gugur dekat masjid al Majma al Islami di kampung Sabra di tengah kota Gaza.
 
Mantan Menteri Pertanian Palestina Ali Tharsyawi mengatakan, "Setidaknya inilah yang bisa diberikan untuk Syaikh Ahmad Yasin yang menghabiskan usianya dalam melayani isu Palestina dan membangun generasi perlawanan yang mampu menghancurkan kepongahan penjajah Zionis.

Tharsyawi menambahkan bahwa Syaikh Yasin adalah orang yang dalam keadaan lumpuh dan berkursi roda namun mampu mendirikan sebuah gerakan yang menghimpun misi berbagai bidang kehidupan mulai dari dakwah, perlawanan dan pendidikan.

Hari ini, Ahad (22/3) adalah peringatan 11 tahun gugurnya Syaikh Ahmad Yasin setelah dihantam tiga buah rudal dari pesawat tempur Zionis saat keluar dari shalat subuh, sehingga beliau dan sejumlah orang yang bersamanya gugur seketika itu juga. [infopalestina/islamedia/YL]


Perjuangkan Kemerdekaan Palestina, Hamas Tegaskan Tak akan Tinggalkan Perlawanan Bersenjata

Posted: 22 Mar 2015 12:00 AM PDT

Islamedia.co -  Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengatakan bahwa pihaknya tidak akan melepaskan senjata perlawanan dalam kondisi apapun. Hamas tidak akan berhenti melawan penjajah Zionis Israel, tegasnya dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu (21/3) malam dalam peringatan 11 tahun gugurnya pendirikan gerakan Hamas Syaikh Ahmad Yasin yang jatuh pada hari ini, Ahad (22/3).
 
Hamas menyatakan bahwa pihaknya akan terus menempuh jalan perlawanan sampai seluruh tujuan rakyat Palestina dalam pembebasan tanah dan mendapatkan kemerdekaannya terwujud dan terealisasi.

Hamas menegaskan bahwa "jalan yang ditempuh Syaikh Yasin dan proyeknya masih dan terus berlanjut. Kenangan beliau ada pada 'tangan' dan 'mata' setiap perjuang perlawanan Palestina yang menghadang penjajah Zionis dan melawan kejahatannya."

Pada 22 Maret 2004 lalu, penjajah Zionis membunuh Syaikh Yasin dengan menembakkan tiba buah rudal saat beliau keluar dari shalat subuh di masjid al Majma al Islami dekat rumahnya di kampung Sabra di timur kota Gaza.

Bersama Syaikh Yasin, tujuh orang yang bersamanya gugur. Sementara itu tubuh Syaikh Ahmad Yasin tercerai berai bercampur bagian-bagian kursi roda yang membawanya saat rudal menghantamnya ketika keluar dari masjid di pagi itu.

Bersama beberapa tokoh Ikhwan di Jalur Gaza, pada 14 Desember 1987 Syaikh Ahmad Yasin mendirikan sebuah organisasi perlawanan untuk melawan penjajah Zionis yang diberi nama Gerakan Perlawanan Islam atau yang disingkat dengan sebutah "HAMAS".

Penyebasan pengaruh gerakan Hamas ini sangat besar setelah bergabung dengan kekuatan-kekuatan Palestina dalam berjuang melawan penjajah Zionis di Tepi Barat dan Jalur Gaza. [infopalestina/islamedia/YL]