Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Innalillahi, pemimpin IM Mesir dijatuhi hukuman mati

Posted: 16 Mar 2015 04:36 PM PDT

Muhammad Badie, pemimpin gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir. (Foto: Reuters)

KAIRO (Arrahmah.com) - Pengadilan Mesir telah menjatuhkan hukuman mati kepada pemimpin gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) dan 13 orang lainnya, ujar laporan media pemerintah Mesir.

Mohammad Badie dan anggota senior IM lainnya telah dinyatakan "bersalah" atas tuduhan merencanakan serangan terhadap negara.

Badie terlibat dalam beberapa sidang dan telah dijatuhi hukuman mati sebelumnya meskipun kemudian dikurangi menjadi penjara seumur hidup, lansir BBC pada Senin (16/3/2015).

Pengadilan menunjuk kasus tersebut ke Grand Mufti Mesir, langkah pertama dalam meratifikasi hukuman mati.

Putusan akhir jatuh tempo pada 11 April, meskipun "terdakwa" bisa mengajukan banding.

Junta militer Mesir menyatakan IM sebagai kelompok "teroris" di tahun 2013.

14 petinggi Ikhwanul Muslimin Mesir dituduh mendirikan ruang kontrol untuk mengarahkan gerakan para pendukungnya di seluruh negeri.

Pengacara mereka, Ahmad Helmi menyatakan bahwa vonis tersebut menggelikan, dalam sebuah wawancara telepon dengan AFP.

Dia mengatakan vonis dijatuhkan meskipun pengacara belum selesai mengungkapkan argumen mengenai lima "terdakwa".

Sementara itu, pengadilan di kota Mansura juga menjatuhkan hukuman mati kepada delapan anggota IM lainnya yang dituduh mendirikan "sel teror" dan membunuh lawan dari organisasi mereka, ujar laporan MENA.

Ratusan orang telah dihukum mati dalam tindakan keras terhadap aktivis Islam yang menentang kudeta militer yang menggulingkan Muhammad Mursi pada tahun 2013. (haninmazaya/arrahmah.com)

Netanyahu sesumbar mengatakan tidak akan ada negara Palestina jika ia kembali terpilih

Posted: 16 Mar 2015 04:12 PM PDT

Benjamin Netanyahu saat memberikan pernyataan di depan konstruksi baru di pemukiman ilegal Yahudi yang dikenal sebagai Har Homa dan bagi Palestina dikenal sebagai Jabal Abu Ghneim. (Foto: Reuters)

TEL AVIV (Arrahmah.com) - Perdana Menteri otoritas Zionis "Israel", Benjamin Netanyahu, yang tertinggal dalam jajak pendapat, mengatakan kepada pemilih pada Senin (16/3/2015) bahwa negara Palestina tidak akan eksis lagi jika ia terpilih kembali dan berjanji bahwa ia akan membangun ribuan rumah pemukim (ilegal-red) di Yerusalem timur yang diduduki.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Senin (16/3), Netanyahu mengatakan kepada surat kabar Maariv bahwa menarik diri dari daerah pendudukan untuk membuat jalan bagi negara Palestina hanya akan memastikan wilayah tersebut diambil alih oleh
"ekstrimis" Islam. Ketika ditanya apakah itu berarti negara Palestina tidak akan ada lagi jika dia terpilih, Netanyahu mengatakan: "memang".

Dalam kesempatan terpisah, ketika berbicara pada tur dari Har-Homa, pemukiman ilegal Yahudi yang kontroversial di Yerusalem Timur, Netanyahu bersumpah ia tidak akan membiarkan warga Palestina membangun ibukota di sektor timur kota.

"Saya tidak akan membiar itu terjadi. Teman-teman saya dan saya di Likud akan mempertahankan 'kesatuan' Yerusalem," klaimnya bersumpah akan mencegah pembagian kota di masa depan dengan membangun ribuan pemukiman ilegal baru bagi warga Yahudi, seperti dilansir Al Arabiya.

"Kami akan terus membangun di Yerusalem, kami akan menambahkan ribuan unit rumah dan menghadapi seluruh tekanan (internasional), kami akan bertahan dan terus mengembangkan ibukota kekal kami," tambahnya.

"Israel" merebut Yerusalem timur di tahun 1967 dalam Perang Enam Hari dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Para pemimpin "Israel" berturut-turut bersumpah bahwa Yerusalem tidak akan pernah lagi dibagi dalam perang atau damai.

Dengan Netanyahu tertinggal dalam jajak pendapat terakhir sebelum pemungutan suara, ia menggenjot retorikanya melawan saingannya Isaac "Bougie" Herzog dan Tzipi Livni dan memperingatkan bahwa suara mereka akan membahayakan keamanan "Israel".

"Jika Tzipi dan Bougie membentuk pemerintah berikutnya, 'Hamastan 2' akan dibentuk di bukin-bukit di sini," klaimnya sambil menunjuk ke pemandangan sekitarnya.

"Hamastan" adalah istilah menghina yang digunakan oleh politisi "Israel" untuk merujuk ke Jalur Gaza yang diperintah oleh Hamas sejak tahun 2007.

"Kami mencegahnya dengan mengembangkan lingkungan 'bergengsi' di sini untuk puluhan ribu warga 'Israel'," ujarnya sesumbar.

"Mereka akan menyerahkannya dan itu berarti bahwa kita tidak akan mampu menjaga keamanan 'Israel' dan teror yang bekerja melawan kita." (haninmazaya/arrahmah.com)

Syarifuddin Khalifah, bayi ajaib Afrika yang sudah dewasa ini telah mengislamkan ribuan orang

Posted: 16 Mar 2015 07:38 AM PDT

Syarifuddin Khalifah, bayi ajaib asal Afrika kini telah menjadi Mubaligh dewasa

TANZANIA (Arrahmah.com) - Masih hangat dalam ingatan saat dunia gempar akan bayi ajaib non-Muslim Afrika menolak untuk dibaptis di tahun 90-an. Kini, Syarifuddin Khalifah telah dewasa, dan menjadi mubaligh yang mengislamkan ribuan orang. Demikian dikutip SMAZ dari Buku Mukjizat dari Afrika, Bocah yang Mengislamkan Ribuan Orang; Syarifuddin Khalifah, Senin (16/3/2015).

"Mama, unisibi baptize naamini kwa Allah, na jumbe wake Muhammad."

"Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya adalah orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad," begitu sepenggal kalimat penolakan Syarifuddin saat berusia 2 bulan saat hendak dibaptis.

Ayah dan ibunya, Domisia-Francis, pun bingung. Kemudian didatangkan seorang pendeta untuk berbicara kepada bayinya itu: "Are You Yesus?" (Apakah kamu Yesus?).

Kemudian dengan tenang sang bayi Syarifuddin menjawab: "No, I'm not Yesus. I'm created by God. God, The same God who created Jesus." (Tidak, aku bukan Yesus. Aku diciptakan oleh Tuhan, Tuhan yang sama dengan yang menciptakan Yesus). Saat itu ribuan umat Kristen di Tanzania dan sekitarnya dipimpin bocah ajaib itu mengucapkan dua kalimat syahadat.

Bocah Afrika kelahiran 1993 itu lahir di Tanzania Afrika, anak keturunan non-Muslim. Sekarang bayi itu sudah remaja, setelah ribuan orang di Tanzania-Kenya memeluk agama Islam berkat dakhwahnya semenjak kecil. Syarifuddin Khalifah namanya, bayi ajaib yang mampu berbicara berbagai bahasa seperti Arab, Inggris, Perancis, Italia dan Swahili. Ia pun pandai berceramah dan menterjemahan al-Qur'an ke berbagai bahasa tersebut. Hal pertama yang sering ia ucapkan adalah: "Anda bertaubat, dan anda akan diterima oleh Allah Swt."

Syarifuddin Khalifah hafal al-Qur'an 30 juz di usia 1,5 tahun dan sudah menunaikan shalat 5 waktu. Di usia 5 tahun ia mahir berbahasa Arab, Inggris, Perancis, Italia dan Swahili. Satu bukti kuasa Allah untuk menjadikan manusia bisa bicara dengan berbagai bahasa tanpa harus diajarkan.

a. Latar Belakang Syarifuddin Khalifah

Mungkin Anda terheran-heran bahkan tidak percaya, jika ada orang yang bilang bahwa di zaman modern ini ada seorang anak dari keluarga non-Muslim yang hafal al-Qur'an dan bisa shalat pada umur 1,5 tahun, menguasai lima bahasa asing pada usia 5 tahun, dan telah mengislamkan lebih dari 1.000 orang pada usia yang sama. Tapi begitulah kenyatannya, dan karenanya ia disebut sebagai bocah ajaib; sebuah tanda kebesaran Allah Swt.

Syarifuddin Khalifah, nama bocah itu. Ia dilahirkan di kota Arusha, Tanzania. Tanzania adalah sebuah negara di Afrika Timur yang berpenduduk 36 juta jiwa. Sekitar 35 persen penduduknya beragama Islam, disusul Kristen 30 persen dan sisanya beragam kepercayaan terutama animisme. Namun, kota Arusha tempat kelahiran Syarifuddin Khalifah mayoritas penduduknya beragama Katolik. Di urutan kedua adalah Kristen Anglikan, kemudian Yahudi, baru Islam dan terakhir Hindu.

Seperti kebanyakan penduduk Ashura, orangtua Syarifuddin Khalifah juga beragama Katolik. Ibunya bernama Domisia Kimaro, sedangkan ayahnya bernama Francis Fudinkira. Suatu hari di bulan Desember 1993, tangis bayi membahagiakan keluarga itu. Sadar bahwa bayinya laki-laki, mereka lebih gembira lagi.

Sebagaimana pemeluk Katolik lainnya, Domisia dan Francis juga menyambut bayinya dengan ritual-ritual Nasrani. Mereka pun berkeinginan membawa bayi manis itu ke gereja untuk dibaptis secepatnya. Tidak ada yang aneh saat mereka melangkah ke Gereja. Namun ketika mereka hampir memasuki altar gereja, mereka dikejutkan dengan suara yang aneh. Ternyata suara itu adalah suara bayi mereka. "Mama usinibibaptize, naamini kwa Allah wa jumbe wake Muhammad!" (Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya adalah orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad).

Mendengar itu, Domisia dan Francis gemetar. Keringat dingin bercucuran. Setelah beradu pandang dan sedikit berbincang, mereka memutuskan untuk membawa kembali bayinya pulang. Tidak jadi membaptisnya.

Awal Maret 1994, ketika usianya melewati dua bulan, bayi itu selalu menangis ketika hendak disusui ibunya. Domisia merasa bingung dan khawatir bayinya kurang gizi jika tidak mau minum ASI. Tetapi, diagnose dokter menyatakan ia sehat. Kekhawatiran Domisia tidak terbukti. Bayinya sehat tanpa kekurangan suatu apa. Tidak ada penjelasan apapun mengapa Allah mentakdirkan Syarifuddin Khalifah tidak mau minum ASI dari ibunya setelah dua bulan.

Di tengah kebiasaan bayi-bayi belajar mengucapkan satu suku kata seperti panggilan "Ma" atau lainnya, Syarifuddin Khalifah pada usianya yang baru empat bulan mulai mengeluarkan lafal-lafal aneh. Beberapa tetangga serta keluarga Domisia dan Francis terheran-heran melihat bayi itu berbicara. Mulutnya bergerak pelan dan berbunyi: "Fatuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum dzaalikum khairun lakum 'inda baari-ikum, fataaba 'alaikum innahuu huwattawwaburrahiim."

Orang-orang yang takjub menimbulkan kegaduhan sementara namun kemudian mereka diam dalam keheningan. Sayangnya, waktu itu mereka tidak mengetahui bahwa yang dibaca Syarifuddin Khalifah adalah QS. al-Baqarah ayat 54.

Domisia khawatir anaknya kerasukan setan. Ia pun membawa bayi itu ke pastur, namun tetap saja Syarifuddin Khalifah mengulang-ulang ayat itu. Hingga kemudian cerita bayi kerasukan setan itu terdengar oleh Abu Ayub, salah seorang Muslim yang tinggal di daerah itu. Ketika Abu Ayub datang, Syarifuddin Khalifah juga membaca ayat itu. Tak kuasa melihat tanda kebesaran Allah, Abu Ayub sujud syukur di dekat bayi itu.

"Francis dan Domisia, sesungguhnya anak kalian tidak kerasukan setan. Apa yang dibacanya adalah ayat-ayat al-Qur'an. Intinya ia mengajak kalian bertaubat kepada Allah," kata Abu Ayub.

Beberapa waktu setelah itu Abu Ayub datang lagi dengan membawa mushaf. Ia memperlihatkan kepada Francis dan Domisia ayat-ayat yang dibaca oleh bayinya. Mereka berdua butuh waktu dalam pergulatan batin untuk beriman. Keduanya pun akhirnya mendapatkan hidayah. Mereka masuk Islam. Sesudah masuk Islam itulah mereka memberikan nama untuk anaknya sebagai "Syarifuddin Khalifah".

Keajaiban berikutnya muncul pada usia 1,5 tahun. Ketika itu, Syarifuddin Khalifah mampu melakukan shalat serta menghafal al-Qur'an dan Bible. Lalu pada usia 4-5 tahun, ia menguasai lima bahasa. Pada usia itu Syarifuddin Khalifah mulai melakukan safari dakwah ke berbagai penjuru Tanzania hingga ke luar negeri. Hasilnya, lebih dari seribu orang masuk Islam.

b. Kisah Nyata Syarifuddin Mengislamkan Ribuan Orang

Kisah nyata ini terjadi di Distrik Pumwani, Kenya, tahun 1998. Ribuan orang telah berkumpul di lapangan untuk melihat bocah ajaib, Syarifuddin Khalifah. Usianya baru 5 tahun, tetapi namanya telah menjadi buah bibir karena pada usia itu ia telah menguasai lima bahasa. Oleh umat Islam Afrika, Syarifuddin dijuluki Miracle Kid of East Africa.

Perjalanannya ke Kenya saat itu merupakan bagian dari rangkaian safari dakwah ke luar negeri. Sebelum itu, ia telah berdakwah ke hampir seluruh kota di negaranya, Tanzania. Masyarakat Kenya mengetahui keajaiban Syarifuddin dari mulut ke mulut. Tetapi tidak sedikit juga yang telah menyaksikan bocah ajaib itu lewat Youtube.

Orang-orang agaknya tak sabar menanti. Mereka melihat-lihat dan menyelidik apakah mobil yang datang membawa Syarifuddin Khalifah. Beberapa waktu kemudian, Syaikh kecil yang mereka nantikan akhirnya tiba. Ia datang dengan pengawalan ketat layaknya seorang presiden.

Ribuan orang yang menanti Syarifuddin Khalifah rupanya bukan hanya orang Muslim. Tak sedikit orang-orang Kristen yang ikut hadir karena rasa penasaran mereka. Mungkin juga karena mereka mendengar bahwa bocah ajaib itu dilahirkan dari kelarga Katolik, tetapi hafal al-Qur'an pada usia 1,5 tahun. Mereka ingin melihat Syarifuddin Khalifah secara langsung.

Ditemani Haji Maroulin, Syarifuddin menuju tenda yang sudah disiapkan. Luapan kegembiraan masyarakat Kenya tampak jelas dari antusiasme mereka menyambut Syarifuddin. Wajar jika anak sekecil itu memiliki wajah yang manis. Tetapi bukan hanya manis. Ada kewibawaan dan ketenangan yang membuat orang-orang Kenya takjub dengannya. Mengalahkan kedewasaan orang dewasa.

Kinilah saatnya Syaikh cilik itu memberikan taushiyah. Tangannya yang dari tadi memainkan jari-jarinya, berhenti saat namanya disebut. Ia bangkit dari kursi menuju podium.

Setelah salam, ia memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi. Bahasa Arabnya sangat fasih, diakui oleh para ulama yang hadir pada kesempatan itu. Hadirin benar-benar takjub. Bukan hanya kagum dengan kemampuannya berceramah, tetapi juga isi ceramahnya membuka mata hati orang-orang Kristen yang hadir pada saat itu. Ada seberkas cahaya hidayah yang masuk dan menelusup ke jantung nurani mereka.

Selain pandai menggunakan ayat al-Qur'an, sesekali Syarifuddin juga mengutip kitab suci agama lain. Membuat pendengarnya terbawa untuk memeriksa kembali kebenaran teks ajaran dan keyakinannya selama ini.

Begitu ceramah usai, orang-orang Kristen mengajak dialog bocah ajaib itu. Syarifuddin melayani mereka dengan baik. Mereka bertanya tentang Islam, Kristen dan kitab-kitab terdahulu. Sang Syaikh kecil mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Dan itulah momen-momen hidayah. Ratusan pemeluk Kristiani yang telah berkumpul di sekitar Syarifuddin mengucapkan syahadat. Menyalami tangan salah seorang perwakilan mereka, Syarifuddin menuntun syahadat dan mereka menirukan: "Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullah."

Syahadat agak terbata-bata. Tetapi hidayah telah membawa iman. Mata dan pipi pun menjadi saksi, air mata mulai berlinang oleh luapan kegembiraan. Menjalani hidup baru dalam Islam. Takbir dari ribuan kaum Muslimin yang menyaksikan peristiwa itu terdengar membahana di bumi Kenya.

Bukan kali itu saja, orang-orang Kristen masuk Islam melalui perantaraan bocah ajaib Syarifuddin Khalifah. Di Tanzania, Libya dan negara lainnya kisah nyata itu juga terjadi. Jika dijumlah, melalui dakwah Syarifuddin Khalifah, ribuan orang telah masuk Islam. Ajaibnya, itu terjadi ketika usia Syaikh kecil itu masih lima tahun. (adibahasan/arrahmah.com)

Alhamdulillah, lebih dari 17.000 warga Rohingya tanpa identitas diizinkan tinggal di Saudi

Posted: 16 Mar 2015 07:11 AM PDT

Rohingya

JEDDAH (Arrahmah.com) - Lebih dari 170.000 orang Rohingya yang telah tinggal di Kerajaan Saudi tanpa surat keterangan identitas telah secara gratis dibuatkan kartu izin tinggal (iqama), Al-Hayat melaporkan pada Ahad (15/3/2015), sebagaimana dilansir oleh Saudi Gazette.

Impian kami untuk tinggal secara legal di Arab Saudi menjadi kenyataan berkat langkah kerajaan Saudi yang mengakui keberadaan Rohingya di negara itu, kata Abu Al-Shamie Abdulmajeed, pemimpin komunitas Rohingya di Arab Saudi.

Dia mengatakan bahwa sekitar 250.000 orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar untuk menghindari penganiayaan dari pihak berwenang di Myanmar.

"Rohingya telah tinggal di Arab Saudi hingga 70 tahun tanpa surat-surat identitas resmi," tambahnya.

Abdul Majeed mengatakan bahwa iqama (izin tinggal) telah solusi dari sejumlah masalah yang menimpa orang Rohingya. Surat izin tinggal ini akan memungkinkan mereka untuk bekerja, mendapatkan pelayanan medis dan anak-anak mereka bisa bersekolah di sekolah negeri dari SD sampai sekolah menengah.

"Kami sekarang bisa bergerak bebas dan bergabung dengan sistem pendidikan umum, tidak hanya bisa bersekolah di sekolah-sekolah amal swasta," katanya.

Menurut Abdul Majeed, Rohingya telah diakui keberadaannya oleh komite kebaikan Makkah. Dia mengatakan bahwa sebagian besar Rohingya tinggal di Makkah.

Majeed mengatakan bahwa impian mereka untuk kembali ke rumah mereka di Myanmar telah sirna karena penganiayaan terhadap ummat Islam yang masih berlangsung di Myanmar.

"Mimpi untuk kembali ke Myanmar telah sirna dari hati komunitas Rohingya karena ketiadaan paspor, terutama karena duta besar Pakistan dan Bangladesh menolak untuk memberikannya. Ketakutan akan pengadilan dan penyiksaan terhadap Muslim juga membuat mimpi ini mustahil diwujudkan saat ini," ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa sebagian besar Rohingya bekerja di bidang konstruksi dan mengajarkan hafalan Al Qur'an.

Sejak tahun 1968 pemerintah Saudi telah mendukung kaum Rohingya, yang ditandai dengan penerimaan imigran pertama dari Myanmar oleh Raja Abdul Aziz. Izin tinggal tetap dikeluarkan untuk Rohingya di Saudi tahun 1980 pada masa pemerintahan Raja Saud.

Saudi memasukkan Rohingya sebagai pengungsi yang dilindungi dan tidak ada yang boleh menyakitinya.

(ameera/arrahmah.com)

Allahu Akbar, pemuda Bandung ini hafal Qur'an 30 juz dalam 1 bulan

Posted: 16 Mar 2015 07:10 AM PDT

Ja'far Fadilah Assyam (19) berhasil hafal 30 Juz Al-Qur'an hanya dalam waktu 1 bulan

BANDUNG (Arrahmah.com) - Tak disangka, di balik wajah kalem pemuda asal Bandung ini, ternyata ada tekad yang membara mewujudkan diri sebagai seorang 'Ahlullah'. Demikian paras Ja'far Fadilah Assyam (19) yang berhasil hafal 30 Juz Al-Qur'an hanya dalam waktu 1 bulan, saat ditemui BI, Ahad (15/3/2015).

"Saya mengikuti program Uzlah Al-Qur'an secara intensif di Padepokan Madani Lembang mulai tanggal 01 Februari sampai 03 Maret kemarin," ujar Ja'far sumringah, usai acara Wisuda Akbar 30 Juz Pondok Quran ke-3, pada Ahad (15/3).

Dja'far yang baru menyelesaikan pendidikan menengah atas itu mengaku tidak memiliki kiat khusus untuk cepat menghafal. Fokus dan disiplin serta niat untuk membahagiakan kedua orang tua dengan menjadi Hafiz Al-Qur'an adalah modal utama santri.

Ja'far bersama keluarganya, maasyaa Allah

Ja'far bersama keluarganya, maasyaa Allah

"Waktu SMA sudah pernah menghafal 15 Juz. Namun ketika mengikuti Uzlah, saya diharuskan menghafal ulang dari awal hingga juz 30. Cita-cita saya adalah menjadi Ahlullah dan membahagiakan kedua orang tua dengan hafal Al-Qur'an," paparnya tulus.

Ahlullah dalam makna harfiah berarti para penjaga Allah. Kemuliaan ini disematkan kepada para penghafal Al-Qur'an karena mereka adalah penjaga kalam Allah. Sebagaimana dalam sebuah Hadits riwayat An-Nasai dan Ibnu Majah "Ahlul Qur'an yaitu Ahlullah dan orang-orang khusus yang dipilih-Nya".

Ja'far diwisuda bersama 399 orang penghafal Al-Qur'an lainnya dari berbagai usia dan tingkatan dalam Wisuda Akbar 30 Juz Pondok Quran ke-3 di Gedung Sate kantor Gubernur Jawa Barat. Para Hafiz dan Hafizah diwisuda langsung oleh Wakil Walikota Bandung, Oded M. Danial. (adibahasan/arrahmah.com)

Membantah tuduhan terhadap Mujahidin dan mengklarifikasi kesesatan ISIS (bag.2)

Posted: 16 Mar 2015 06:30 AM PDT

Syaikhayman-660x330

(Arrahmah.com) - Bilad Al-Sham Media merilis bantahan tuduhan terhadap mujahidin dan klarifikasi kesesatan jama'ah "Daulah Islamiyyah", atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.

Bab 1 ulasan yang ditulis oleh Abu Dujanah Al-Maaldifi ini mengurai mengenai ekspansi jama'ah Daulah ke Syam. Abu Dujanah adalah seorang Muhajir yang menulis pemaparan ini saat dirinya berangkat ke Suriah. Dia menegaskan bahwa apa yang ia tulis adalah apa yang benar-benar terjadi di sekitarnya.

Berikut terjemahan lanjutan bantahan dan klarifikasi tersebut selengkapnya, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Senin (16/3/2015)

Membantah Tuduhan terhadap Mujahidin dan Mengklarifikasi Kesesatan Jama'ah Daulah (IS)

Bab Satu: Pengumuman ekspansi Jamaah Daulah ke Syam

Sebagaimana yang diumumkan oleh mereka, kami melihatnya sebagai sebuah kesalahan berdasarkan suatu kepentingan. Alasannya adalah dari sudut Syar'i dan politik.

Alasan Syar'i:

1) Tidak ada izin dari Amir mereka

Jamaah Daulah (IS) tidak meminta izin dari Amir mereka, Syaikh Ayman Az-Zawahiri (hafidahullah) dalam deklarasi mereka. Syaikh Ayman mengatakan: "Syaikh Abu Bakr Al-Baghdadi Al-Husayni keliru dengan pengumumannya tentang pembentukan sebuah Daulah Islam di Irak dan Syam tanpa meminta izin atau tanpa berkonsultasi dengan kami." (Dari rilis resmi pertama dari Syaikh menanggapi isu mengenai pengumuman Daulah di Irak dan Syam (ISIS)) Dan Syaikh juga mengatakan dalam rekaman yang sama: "Daulah Islamiyyah di Irak dan Syam akan dibatalkan dan operasi akan dilanjutkan atas nama "Daulah Islamiyyah Irak (ISI)." Jabhah Nusrah akan menjadi cabang independen Al-Qaeda mengikuti komando pusat (di khurasan.) Ruang operasi untuk Daulah Islamiyyah Irak adalah di Irak dan ruang operasi untuk Jabhah Nusrah di Suriah." Syaikh Ayman Az-Zawahiri mengirimkannya sebagai surat kepada Jamaah Daulah Islamiyyah Irak (ISI), Jabhah Nusrah dan Syakh Abu Khalid As-Suri (Rahimahullah) yang ia ditetapkan sebagai perantara antara dua kelompok. Adapun Jama'at Al-Baghdadi (Daulah Islam), mereka curiga tentang validitas surat tersebut. Lalu kemudian Syaikh Ayman Az-Zawahiri mengirim surat dengan suaranya dan dapat disimak di bawah ini:

Setelah itu, Al-Adnani (juru bicara resmi Jama'ah Al-Baghdadi) mengeluarkan pernyataan berapi-api di mana ia menuduh Syaikh Ayman menerima perbatasan yang ditentukan dalam perjanjian Sykes Picot, kami berlindung pada Allah dari kebohongan dan penipuan tersebut.

Dan Mujahidin masih bersikap toleran terhadap serangan ISIS terhadap mereka dan penindasan ISIS terhadap Ahlu Syam sampai perintah dari Al-Qaeda pusat resmi berlepas diri dari kelompok ini. Hal itu datang dalam rilis mereka:

"PERTAMA: Tandhim Al-Qaeda menyatakan bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan kelompok yang disebut Daulah Islamiyyah Irak dan Syam (ISIS). Di mana kami tidak diberitahu tentang pembentukan (ISIS), atau dimintai pendapat atau nasehat, tidak pernah diajak bermusyawarah tentangnya dan juga ridho dengannya.

Bahkan kami (Tandhim Al-Qaeda) memerintahkan untuk menghentikan usaha tersebut. Oleh karena itu dan alasan itu, kelompok Daulah Islamiyyah Iraq dan Syam bukanlah salah satu dari cabang Al-Qaeda dan kami tidak memiliki hubungan organisasi apapun dengan kelompok itu (ISIS). Juga Tandhim Al-Qaeda tidak bertanggung jawab atas tindakan dan perilaku dari Jamaah Daulah Islamiyyah Irak dan Syam. Cabang-cabang Al-Qaeda adalah yang telah diumumkan dan diakui oleh kepemimpinan pusat." (Pernyataan dari komando pusat Al-Qaeda: http://justpaste.it/ea9k)

Dan kita harus mencatat poin penting di sini, yaitu adalah bahwa Jamaah ISI (Daulah Islamiyyah Irak) adalah cabang dari Tandhim Al-Qaeda dan mereka memiliki bai'at yang terikat di tengkuk mereka kepada Syaikh Ayman Az-Zawahiri, tetapi mereka berkembang menjadi Daulah Islamiyyah Irak dan Syam tanpa izin, yang mana kepemimpinan pusat Al-Qaeda telah memerintahkan untuk berhenti, tapi mereka menolak perintahnya dan tetap melanjutkan. Dan setelah mereka melakukan berbagai kejahatan dan penindasan di Syam, maka kepemimpinan pusat Al-Qaeda menyatakan bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan kelompok ISIS dan ini tidak boleh ditafsirkan oleh pembaca bahwa kelompok ISI sama sekali tidak pernah berbai'at kepada Syaikh Ayman. Melainkan mereka telah membai'atnya sebelumnya dan bagaimana Syaikh dengan jelas memerintahkan agar (ISIS) dihentikan sebagaimana dari kata-kata beliau yang disebutkan sebelumnya dan pernyataan dari kepemimpinan pusat. Kata-kata dari kepemimpinan pusat bahwa mereka tidak memiliki hubungan organisasi dengan ISIS mengacu pada kelompok yang baru mendeklarasikan cabang Syam. Baca: "Bahkan kami (Tandhim Al-Qaeda) memerintahkan untuk menghentikan usaha tersebut. Oleh karena itu dan alasan itu, kelompok Daulah Islamiyyah Iraq dan Syam bukanlah salah satu dari cabang Al-Qaeda ", sehingga jelas bahwa kelompok ini baru dinyatakan benar-benar dikeluarkan dari Al-Qaeda karena alasan yang disebutkan dan kasus ini bukan tidak berarti bahwa mereka tidak pernah berbaiat kepada Syaikh Ayman Az-Zawahiri. Melainkan Mujahidin dari Khurasan telah mentoleransi mereka sampai kejahatan, kebodohan dan penyimpangan mereka telah melampaui batas.

Dan dalam pidato Syaikh Ayman Az-Zawahiri yang berjudul, (Kesaksian untuk melestarikan darah Mujahidin Syam) beliau berkata: "Dan aku mengatakan dengan memohon bantuan dari Allah (SWT) bahwa Daulah Islamiyyah Irak (ISI) adalah cabang dari Tandhim Al-Qaeda." (Di sini Syaikh berbicara tentang Daulah Islamiyyah di Irak, sebelum menyatakan ekspansinya ke Syam dan melakukan apa yang mereka lakukan di sana yang mana membuat Al-Qaeda pusat mengecam hal itu.)

Dan Syaikh menjelaskan bahwa bahkan pengumuman Daulah Islamiyyah di Irak tidak dilakukan dengan izin dari Amir sebelumnya, Syaikh Usamah bin Ladenrahimahullah: "Daulah Islam Iraq berdiri tanpa persetujuan dari Al-Qaeda pusat, ketika itu pimpinannya adalah Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah, mereka bahkan tak berkonsultasi terlebih dahulu dengan beliau, namun kemudian Syaikh Mujahid Abu Hamzah Al Muhajir Rahimahullah menulis surat kepada pimpinan pusat Al-Qaeda yang isinya tentang kondisi Daulah Islam yang baik, ia juga menegaskan bahwa Daulah bersikap wala' terhadap Tandhim Al-Qaeda, dewan syura juga telah berjanji bersama Syaikh Asy Syahid Abu Umar Al Baghdadi bahwa pemimpin mereka adalah Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah. Abu Hamzah juga menyatakan bahwa Daulah Islam Iraq mengikuti komando dari Al-Qaeda namun beberapa ikhwah menilai belum saatnya menyatakan diri tentang hal ini dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan di Iraq pada saat itu."

(Kesaksian untuk melestarikan darah Mujahidin Syam) (Di sini Syaikh berbicara tentang mantan Amir Dualah Islam Irak, Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi dan beliau tidaklah seperti Amir saat ini, Abu Bakr Al-Baghdadi)

Dan bukanlah suatu yang bijak jika pada saat itu pimpinan Al-Qaeda pusat mengumumkan bahwa Daulah Islamiyyah Irak (ISI) adalah bagian dari Tandhim Al-Qaeda. Syaikh Ayman mengatakan bahwa Syaikh Abu Yahya Al-Libirahimahullah telah menulis kepada saudara-saudara di Irak tentang hal itu dari sebelumnya.

Mengapa kemudian pengumuman Daulah ISI pertama kali di Irak ditoleransi oleh pimpinan Al-Qaeda pusat namun sikap itu bertentangan saat pengumuman ISIS di Syam? Alasannya adalah bahwa pengumuman pertama dilakukan setelah melalui musyawarah (konsultasi) dengan Mujahidin di Irak dan itu tidak didasarkan pada menumpahkan darah kaum Muslimin, sedangkan di pengumuman di Syam kenyataannya sama sekali berbeda.

Syaikh Ayman Az-Zawahiri mengatakan: "Sedangkan mengenai pertanyaan lain yang diajukan yaitu: Mengapa Al-Qaeda memuji Daulah Islamiyyah di Irak dan puas dengan itu tetapi tidak dengan Daulah Islamiyyah di Irak dan Syam? Jawabannya adalah walaupun pimpinan umum Al-Qaeda dan amirnya Syaikh Usamah bin Laden tidak dimintai izin maupun pendapat sebelum deklarasi ISI, namun kami (kepemimpinan Al-Qaeda) memutuskan untuk mengakuinya disebabkan beberapa perbedaan yang mendasar antara itu (ISI) dan Daulah di Irak dan Syam, seperti:

  1. Sesungguhnya Daulah Islam Irak tidak didirikan sebagaimana Daulah Islam Iraq dan Syam. yaitu didirikan diatas kobaran api fitnah antar sesama mujahidin dan untuk menghindari pertumpahan darah antar kaum muslimin setelah pembentukan Jabhah Nushrah.
  2. Daulah Islam Irak dideklarasikan atas dasar musyawarah antara Dewan Syuro Mujahidin dan kabilah-kabilah Sunni disana sebagaimana yang telah disampaikan oleh Syaikh Abu Hamzah Al Muhajir Rahimahullah, beliau adalah sosok yang kami percayai setelah kami mengenalnya untuk waktu yang lama, dan beliau telah berusaha sebaik mungkin untuk berkomunikasi dengan jamaah-jamaah jihad lainnya agar bergabung bersama mereka di dalam barisan Daulah Islam Irak, sementara deklarasi Daulah Islam Irak dan Syam terwujud setelah diselenggarakannya musyawarah terbatas di kalangan internal Daulah saja dan Jabhah Nushrah mengaku tidak diajak bermusyawarah.
  3. Terwujudnya deklarasi Daulah Islam Irak dan Syam adalah disebabkan perbedaan yang jelas menyelisihi perintah dari pimpinan pusat Al-Qaeda, yaitu perintah agar secara resmi tidak mengumumkan keberadaan Al-Qaeda di Syam. bahkan secara umum Al-Qaeda cenderung untuk tidak mengumumkan pembentukan pemerintahan (Imarah/Daulah) dalam bentuk apapun pada tahap ini, dan itu adalah persoalan yang telah ditekankan oleh Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah dalam suratnya kepada Syaikh Atiyyah Al-LibiRahimahullah. Surat ini telah dipublikasikan oleh Amerika dengan nomer seri: SOCOM-2012-0000019 Orig. (setelah AS membunuh Syaikh Usamah dan menggeledah rumahnya.)

Dan telah diingatkan oleh Syaikh Abu Yahya Al-Libi Rahimahullah kepada saudara-saudara yang berada di Daulah Islam Iraq, kemudian saya tegaskan kembali kepada Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi dalam surat saya kepada beliau tertanggal 25 Jumadil Akhir 1435 H (26 April 2014), dalam surat itu saya mengatakan: "Jika kalian bertanya terlebih dahulu tentang pendapat kami terhadap deklarasi Daulah, maka niscaya kami tidak akan menyetujuinya. Saya dan saudara-saudara di sini percaya bahwa deklarasi tersebut lebih banyak sisi mudharatnya dibanding sisi manfaatnya dikarenakan elemen yang dibutuhkan untuk membangun sebuah Daulah di Syam belumlah cukup."

  1. Deklarasi Daulah Islam Irak dan Syam akan menimbulkan bencana dalam pergerakan politik penduduk Syam, karena setelah rakyat Syam keluar dan melakukan demonstrasi mendukung Jabhah Nushrah setelah ia dimasukkan kedalam daftar teroris oleh Amerika, dan juga mereka mengutuk deklarasi Daulah Islam di Iraq dan Syam karena memberikan keuntungan bagi Assad. Deklarasi ini juga akhirnya menimbulkan provokasi diantara jamaah-jamaah jihad lainnya karena mereka menilai bahwa Daulah memaksa mereka untuk bergabung tanpa ada kesepakatan dan musyawarah terlebih dahulu.
  2. Deklarasi Daulah Islam di Irak dan Syam juga menimbulkan perselisihan di dalam tubuh jamaah yang tadinya bersatu ini, dan berakibat timbulnya peperangan. Syaikh Abu Bakar Al-Husayni Al-Baghdadi juga mengancam bahwa dengan adanya dukungan dari Al-Qaeda kepada Jabhah Nushrah dan penundaan dari Al-Qaeda untuk menyatakan sikap yang tegas – tentang deklarasi Daulah – maka akan menimbulkan pertumpahan darah bagi pihak yang memulai mencari masalah.
  3. Dan darah kaum muslimin masih terus mengalir di bumi Syam, maka apabila Daulah Islam Iraq dan Syam menerima keputusan hukum yang berusaha untuk mencegah pertumpahan darah dan fitnah sesama mujahidin, kemudian ia menarik diri kembali ke Irak yang membutuhkan kehadiran mereka, jika ia menerimanya, dan mengikuti prinsip musyawarah yang benar serta mendengar dan patuh pada perintah pemimpinnya, serta tidak memberontak terhadap pemimpin dan jamaah induk mereka, maka saya mengira mereka akan berhasil untuk menjauhkan diri dari pertumpahan darah antar sesama muslim dan memenangkan peperangan melawan pemerintah Syiah Syafawiyah serta memberikan pertolongan terhadap Ahlus sunnah di sana secara berlipat ganda. Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan. (Kesaksian untuk melestarikan darah Mujahidin Syam)

Dan Syaikh yang bijak itu benar, deklarasi itu memang menyebabkan lebih banyak madharat daripada manfaat. Deklarasi itu membuat Jihad kembali terpuruk di saat Mujahidin sedang bersiap untuk memanen buah dari Jihad. Dan hanya kepada Allah kami berkeluh kesah.

In syaa Allah bersambung.

(aliakram/arrahmah.com)

Alhamdulillah, Bandung telah wisuda 400 penghafal Al-Qur'an

Posted: 16 Mar 2015 06:10 AM PDT

para asatidz dan santri hafidz Qur'an saat wisuda di Masjid Al-Muttaqin, Gedung Sate

BANDUNG (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, sebanyak 400 orang penghafal Al-Qur'an dari berbagai usia diwisuda oleh Wakil Walikota Bandung Oded M. Danial, Ahad (15/3/2015). Demikian acara yang bertajuk Wisuda Akbar Pondok Quran dilaporkan Bersama Islam.

Acara yang berlangsung di Mesjid Al-Muttaqin, Gedung Sate, kantor Gubernur Jawa Barat ini diselenggarakan Yayasan Pondok Qur'an. Para peserta acara ini merupakan para penghafal Al-Qur'an binaan Pondok Quran dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Bandung, Tasikmalaya, Pekan Baru hingga Maluku. Sebagian besar di antara mereka masih merupakan anak-anak sekolah dasar.

para hafidz dan hafidzah cilik peserta Wisuda Akbar Pondok Qur'an di Gedung Sate Bandung

para hafidz dan hafidzah cilik peserta Wisuda Akbar Pondok Qur'an di Gedung Sate Bandung

"Insyaa Allah kami bercita-cita agar Indonesia, khususnya Bandung dan Jawa Barat menjadi daerah tempat lahirnya para penghafal Al-Quran," ujar Ustadz Heri Saparjan Al-Hafizh, pembina Yayasan Pondok Quran dalam sambutannya pada acara tersebut.

Acara yang bertujuan untuk mensyiarkan Al-Qur'an ke tengah-tengah masyarakat serta memperbanyak jumlah Hafiz dan Hafizahserupa ini telah diselenggarakan sebanyak tiga kali. Sebanyak 12 orang di antara para penghafal telah lengkap menyelesaikan 30 Juz. Bahkan seorang pemuda berusia 19 tahun, berhasil mengkhatamkan hafalannya hanya dalam jangka waktu sebulan. Maasyaa Allah. (adibahasan/arrahmah.com)

Fatwa Syaikh Abu Qatadah mengenai perbuatan anggota ISIS mencegah orang yang ingin mendirikan shalat

Posted: 16 Mar 2015 06:00 AM PDT

fatwa-660x330

(Arrahmah.com) - Pada Senin (9/3/2015) lalu, Zahran Alloush, Pemimpin Jays Islam sekaligus panglima militer Jabhah Islamiyah, memposting sebuah video pada akun twitter-nya yang menegaskan seorang mujahid dari Jays Islam telah disembelih oleh Tentara "Daulah Islamiyah" atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS. Tentara "Khilafah" itu bahkan menolak permintaan Sang Mujahid untuk shalat sebelum menyembelihnya dengan cara yang keji.

Jays Islam (Tentara Islam), sebelumnya dikenal dengan Liwa Al-Islam atau Brigade Islam, adalah gabungan dari berbagai kelompok Jihad yang didirikan oleh Zahran Alloush, putra seorang ulama Suriah yang berbasis di Saudi, Abdullah Muhammad Alloush. Ia pernah ditangkap oleh Rezim Suriah dan dibebaskan pada pertengahan 2011 setelah menjalani hukuman karena aktifitas Salafi Jihadinya.

Berkenaan dengan hal ini, Syaikh Abu Qatadah Al-Filishthini menyampaikan fatwa mengenai hukum mencegah orang yang ingin mendirikan shalat. Berikut terjemahan lengkap fatwa Syaikh Abu Qatadah tersebut, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Ahad (15/3).

أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يَنۡهَىٰ ٩ عَبۡدًا إِذَا صَلَّىٰٓ ١٠

"Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan shalat". [Qs. Al Alaq: 9-10]

Abu Qatada arrives home

HUKUM MENCEGAH ORANG YANG INGIN MENDIRIKAN SHALAT
Oleh: Syaikh Umar Mahmud (Abu Qatadah Al Filishthini)

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi yang diutus dengan kasih sayang kepada sekalian alam, serta kepada keluarga dan para sahabat beliau, amma ba'du:

Saat ini masyarakat dapat menyaksikan bagaimana tingkah polah para ghulat tak terpelajar yang begitu hiperaktif itu. Suatu saat mereka ingin menjalani sebuah ritual yang bodoh dan sesat dengan menjadikan seorang pemuda sebagai tumbalnya, mereka ingin membunuhnya dengan cara disembelih, maka si pemuda meminta satu hal, yaitu menunaikan shalat sebelum ia disembelih, ternyata mereka justru menyumpahi permintaan terakhirnya itu.

Kejadian ini menyiratkan satu gambaran yang jelas; bahwa para pelaku perbuatan ini adalah makhluk paling keji dan manusia paling pandir, jika ada yang mengatakan bahwa mereka lebih mirip dengan kaum zindiq yang suka mengolok-olok agama, mungkin itu ada benarnya, karena pada saat kejadian itu, salah satu dari mereka mencari sebilah pisau yang tumpul untuk menyembelih pemuda tadi demi melampiaskan nafsu hatinya yang kelam dan jiwanya yang sakit!

Dan dalam rangka menyatakan sikap terkait kejadian yang ditanyakan kepada diri hamba yang senantiasa ingin bertaqwa kepada Rabbnya ini (Syaikh Abu Qatadah – red.), maka saya (Syaikh Abu Qatadah – red.) berkata:

Yang jelas adalah bahwa korbannya dalam kondisi ditahan atau tertawan, jadi semestinya si korban tidak akan dibunuh hingga keluar keputusan dari mahkamah syariat, namun ketika orang-orang tak berilmu itu merekam perbuatan keji mereka, maka sebagai orang yang mengaku Islam, seyogyanya mereka menjelaskan alasan mengapa orang itu dibunuh, dan ternyata penjelasan itu tidak ada sama sekali! Perbuatan mereka ini mencerminkan bahwa mereka lebih tepat disebut sebagai gerombolan preman dan pembuat onar, tidak lebih dan tidak kurang.

Yang kedua, teriakan mereka dan segala tingkah laku mereka termasuk merekam adegan penyembelihan itu menunjukkan bahwa mereka layaknya sebuah komunitas yang saling berkompetisi dalam melakukan perbuatan yang demikian, sehingga dari kenyataan bahwa mereka sudah tidak bisa membedakan lagi antara yang halal dan haram ini, kita dapat mengukur seberapa besar kadar penyakit rabies yang ada di dalam diri mereka. Ucapan-ucapan yang keluar dari mulut mereka juga menunjukkan bahwa mereka adalah makhluk-makhluk yang tidak faham agama maupun urusan keduniaan.

Begitu pula dengan rasa bangga mereka dalam merekam korban penyembelihan dan melarang si korban untuk shalat, perilaku semacam ini adalah penyakit, yaitu penyakit ghuluw, penyakit rabies, dan penyakit narsis dengan cara melakukan sesuatu yang bejat dan nista. Penyakit ini adalah titel dan ciri khas Jamaah Daulah yang nista, bejat dan hobi berdusta ini, yaitu jamaah yang dipimpin oleh Al Baghdadi.

Sesungguhnya melarang si korban untuk shalat adalah perbuatan kufur dan riddah, sekarang katakanlah si korban adalah orang kafir yang kemudian ingin mengerjakan shalat, sedangkan shalat adalah salah satu ciri-ciri orang Islam sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:

مَنْ صَلَّى صَلَاتَنَا وَاسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا فَذَلِكَ الْمُسْلِمُ

"Barangsiapa shalat seperti shalat kita, menghadap ke arah kiblat kita dan memakan sembilan kita, maka dia adalah seorang Muslim.." [HR. Bukhari No.378].

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يَنۡهَىٰ ٩ عَبۡدًا إِذَا صَلَّىٰٓ ١٠

"bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan shalat" [Qs. Al Alaq: 9-10]

Dan para durjana itu bukan hanya melarang, namun mereka mencegah si korban untuk shalat, maka ini adalah perbuatan kufur yang lebih berat timbangannya. Karena apabila seseorang melarang, maka larangannya bisa dipatuhi, bisa juga dilanggar. Namun jika seseorang sudah mencegah, maka tidak ada kesempatan lagi untuk melakukan sesuatu yang ia cegah itu.

Katakanlah si korban benar-benar murtad sebagaimana yang mereka klaim –padahal mereka adalah makhluk yang paling tidak mengerti permasalahan ini, yang saya makud permasalahan menjatuhkan putusan hukum syariat terhadap terdakwa pelaku perbuatan riddah dan kufur – kemudian si korban ingin melaksanakan shalat, maka apa alasan yang membolehkan mereka untuk mencegahnya melaksanakan shalat?! Mungkin saja si terdakwa ingin bartaubat, apakah boleh mencegah seseorang yang ingin bertaubat?!!

Ya Allah, betapa parahnya kerusakan yang mereka timbulkan terhadap agama ini! Betapa durjananya mereka sampai-sampai mereka berani menghalangi seseorang yang ingin menempuh jalan Allah! Betapa bejatnya mereka sampai-sampai mereka berani menumpahkan darah yang diharamkan! Betapa lalainya mereka sampai-sampai mereka terjerumus ke dalam kekeliruan yang menjadikan seseorang kufur!

Dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan ini, yaitu meremehkan perbuatan mencegah orang yang hendak shalat, maka tidak diragukan lagi ia termasuk orang yang berlawanan dan bertentangan dengan firman Allah Ta'ala berikut ini:

وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ ٣٢

"Barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." [Qs. Al Hajj: 32]

Perbuatan ini menunjukkan bahwa tidak ada taqwa di dalam hati mereka, karena barangsiapa yang urusan shalatnya memprihatinkan, maka dalam urusan lain ia lebih memprihatinkan.

***

Adapun mengenai cara membuktikan keislaman seseorang menurut agama kita, berikut ini adalah cara-cara yang benar menurut para ulama:

Pertama: melalui ucapan, maksudnya dengan ucapan Laa Ilaaha Illa Allah Muhammad Rasulullah, dasarnya adalah sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam:

ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻻ ﺇﻟٰﻪَ ﺇﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﺧَﺎﻟِﺼﺎ ﻣُﺨْﻠِﺼﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﺠَﻨَّﺔَ

"Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah, maka dia masuk surga."

Kedua: melalui pembuktian, yaitu apabila seorang muslim mengerjakan amalan yang merupakan ciri khas orang Islam, contohnya shalat dan haji, dalilnya adalah hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang telah disebutkan di atas:

مَنْ صَلَّى صَلَاتَنَا وَاسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا فَذَلِكَ الْمُسْلِمُ الَّذِي لَهُ ذِمَّةُ اللَّهِ وَذِمَّةُ رَسُولِهِ فَلَا تُخْفِرُوا اللَّهَ فِي ذِمَّتِهِ

"Barangsiapa shalat seperti shalat kita, menghadap ke arah kiblat kita & memakan sembelihan kita, maka dia adalah seorang Muslim, ia memiliki perlindungan dari Allah & Rasul-Nya. Maka janganlah kalian mendurhakai Allah dengan mencederai perlindungan-Nya." [HR. Bukhari No.378].

Ketiga: melalui perunutan, maksudnya seorang anak yang mengikuti agama salah satu orang tuanya, karena pada dasarnya seorang manusia akan mengikuti agama yang terbaik dari dua agama yang dipeluk oleh kedua orang tuanya (jika agama keduanya berbeda – red.).

Keempat: negara, seorang anak temuan yang ditemukan di Negara Islam dianggap beragama Islam, sebagaimana halnya anak temuan yang ditemukan di negara kafir dianggap kafir, kecuali jika ada perubahan lain atau jika mayoritas agama penduduk suatu negeri berbeda dengan agama yang dianut oleh pemerintahnya.

***

Si terdakwa itu berniat mengerjakan shalat, maka tak peduli apapun motivasi dibalik keinginannya untuk shalat, ia tidak boleh dicegah untuk shalat, dan siapa saja yang mencegahnya maka ia telah mengkufuri Allah Ta'ala dan tidak menjunjung tinggi agamanya.

Menurut perkataan para imam, senang terhadap kekufuran adalah kufur, sedangkan orang-orang pandir itu senang jika si pemuda itu mati dalam keadaan belum mengerjakan shalat zhuhur, berdasarkan keterangan yang ada di dalam rekaman itu, dan ini adalah kekufuran yang nyata, berdasarkan sabda RasulullahShallallahu alaihi wa sallam:

مَنْ تَرَكَ الصَّلاَةُ فَقَدْ كَفَرَ

"Barangsiapa meninggalkan shalat, maka ia telah kafir."

Ini baru orang yang meninggalkan shalat, apalagi dengan orang yang mencegah orang lain melaksanakan shalat!!

Belum lagi dengan dua perbuatan bejat yang menunjukkan betapa buruknya agama mereka dan agama orang yang mengizinkan mereka melakukan penyembelihan ini, dua perbuatan itu adalah:

Pertama:
Usaha para setan itu untuk mencari pisau yang tumpul, bahkan si pelaku menghunjamkan pisaunya ke atas batu untuk menghilangkan ketajamannya! Ini adalah penyakit, karena menurut para pakar, orang yang mengkonsumsi narkotika atau melakukan perbuatan yang tidak senonoh tidak akan puas dengan satu gaya atau cara, ia akan mencari tambahan dosis yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan setan selalu menyemangatinya untuk terus menambah perbuatan nistanya, beginilah sejatinya penyakit ala setan ini berlaku.

Berbeda dengan orang yang berniat menegakkan perintah Allah Ta'ala, ia hanya mencukupkan diri melaksanakan proses penjatuhan hukum hudud dan tidak menambah hal-hal lain. Sedangkan perbuatan si setan tadi menunjukkan bahwa ia adalah penderita penyakit yang virusnya sudah menjalar di dalam tubuhnya, sehingga ia tidak bisa lagi merasakan kenikmatan jika sekedar membunuh dengan pisau yang tajam dan sekali tebas, sehingga ia pun menumpulkan pisaunya terlebih dahulu, persis seperti diarahkan di dalam panduan orang-orang yang rusak, yaitu bagaimana berimprovisasi dalam melakukan perbuatan buruk dan nista.

Hal ini juga menjelaskan kepada kita bahwa sudah maklum di dalam jamaah ini, jika para anggotanya saling berlomba melakukan perbuatan-perbuatan nista semacam itu dan mereka saling membanggakan 'hasil karyanya' itu, ini adalah indikasi dari penyakit kejiwaan dan sifat para setan, tidak diragukan lagi, dan dari sini, terungkaplah poin yang kedua.

Kedua:
Kami melihat bahwa ada upaya yang kuat agar dapat merekam perbuatan ini, dan inilah yang sering saya komentari mengenai mereka, mereka adalah orang-orang 'sakit' yang hobinya mencari kenikmatan dengan cara menyiksa orang lain, bukan orang-orang yang ingin menegakkan syariat Allah Ta'ala, hasrat terbesar mereka adalah mendokumentasikan 'karya' mereka dan memamerkannya ke seluruh dunia, persis seperti pepatah arab, "jika ingin mencatatkan nama di dalam sejarah, maka kencingilah sumber mata air zam-zam."

Perbuatan para pemuda itu adalah hasil didikan yang selama ini mereka terima, perbuatan ini seolah-olah sudah menjadi mandat atasan karena mereka sering menyaksikan para komandan mereka melakukan hal yang serupa, lalu mereka mencernanya dan akhirnya mereka terjerumus ke dalam jalan yang sama.

Jika engkau ditakdirkan dapat hadir dalam majelis mereka, engkau akan mendapati bahwa topik obrolan mereka adalah saling membanggakan foto-foto pembunuhan, persis seperti para persaingan para insan perfilman untuk meraih applaus dari para penonton film mereka, dan ini adalah kebiasaan para durjana, bukan kebiasaan para mahdiyyin (orang-orang yang mendapatkan petunjuk).

Sebenarnya yang paling berbahaya dari kejadian ini adalah ketika mereka meremehkan permintaan si terdakwa untuk melaksanakan shalat zhuhur yang menjadi kewajibannya, maka kelak mereka akan mendapatkan jatah mereka dari Allah, mereka telah berani bermain-main dengan kekufuran dan kehinaan. Sedangkan hanya Allah saja yang mampu menjaga orang-orang yang diberi petunjuk dari kesesatan-kesesatan semacam ini.

Segala puji bagi Allah rabb semesta alam.

(aliakram/arrahmah.com)

CFK Bandung: Kapitalisme sumber masalah

Posted: 16 Mar 2015 03:00 AM PDT

Call for Khilafah (CFK)  di Car Free Day Dago, Bandung , Ahad (15/3/2015)

BANDUNG (Arrahmah.com) - Lajnah Khusus Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia Kota Bandung kembali mengadakan Call for Khilafah (CFK) dengan tema "Kebijakan Kapitalis, Penyebab Utama Harga-harga Naik". Acara diselenggarakan di Car Free Day (CFD) Dago, Bandung, Ahad (15/3/2015) .

Seperti penyelenggaraan sebelumnya, para aktifis mahasiswa HTI kembali menyapa pengunjung dengan diskusi hangat yang membahas tema-tema aktual. Pada kesempatan kali ini, narasumber diskusi adalah Mufid Dahlan dari Gema Pembebasan Jawa Barat dan Zulkepli sebagai Koordinator Daerah BKLDK Cimahi.

Mufid mengatakan kalau naiknya harga-harga kebutuhan pokok yang mencekik masyarakat bersumber dari sistem kapitalis yang selama ini eksis di Indonesia. "Kita tidak bisa hanya menyodorkan solusi parsial yang hanya mencakup satu bagian saja, tetapi ini adalah permasalahan sistem yang sudah sangat kronis," tandasnya. Dalam sistem kapitalis yang selama ini ada, hanya mengakomodasi kepentingan para kapitalis pemilik modal besar, sedangkan rakyat kecil berada di urutan terakhir untuk disejahterakan. Para penguasa yang ditopang oleh para kapitalis selalu memanfaatkan kekuasaan mereka untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan nasib rakyat. Jadi, memang tidak pantas, sistem kapitalis untuk memimpin negeri ini.

Sementara itu, Zulkepli menerangkan bahwa masyarakat saat ini sepertinya sudah dicekoki oleh para pengemban kapitalis kalau permasalahan ini bukanlah permasalahan sistem, melainkan hanya masalah personal yang menjalankan sistem. Padahal, para pejabat telah berganti, dari mulai presiden sampai mentri-mentrinya tetapi hasilnya tetap sama. Zulkepli juga menambahkan, "kalau solusi sistemik yang perlu dilaksanakan adalah dengan menerapkan sistem Islam untuk menggantikan sosialis dan kapitalis yang sudah jelas kerusakannya.

Kedua narasumber sepakat, ketika negeri ini akan melakukan perubahan, maka pilihan satu-satunya adalah dengan menerapkan Islam secara kaffah dan membuang sistem kapitalis yang secara nyata menjadi sumber permasalahan yang sekarang ini ada. Selain aktif melakukan diskusi, aktifis mahasiswa Hizbut Tahrir juga membagikan buletin Al Islam sebagai media dakwah untuk masyarakat yang ada di Dago CFD. (azm/*/arrahmah.com)

Kasus Az Zikra, Isteri Jalal: Syiah akan melawan dan lakukan dark justice

Posted: 16 Mar 2015 02:00 AM PDT

Gerombolan Syiah saat di Komnas HAM, Jakarta, Kamis (12/3/2015) . Jalal (kanan), Istri Jalal, Emilia Renita Az (kedua dari kanan)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Meski dalam kasus penyerbuan, penganiayaan dan penculikan gerombolan Syiah terhadap Faisal jamaah majelis Zikir Az Zikra pimpinan KH. Arifin Ilham, jelas-jelas umat Islam Ahlusunnah sebagai korban, namun salah seorang gembong Syiah Emilia Renita Az mengancam sekte Syiah akan melakukan perlawanan dan dark justice.

Hal itu diungkapkan saat perwakilan Syiah yakni Organization Ahlulbayt for Social support and Education (OASE), menyampaikan pengaduan di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary No.48, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Emilia menuturkan, dikutip dari Hidayatullah.com, jika kunjungannya ke Komnas HAM itu baru kali pertama dia lakukan, dan sebab kasus Az-Zikra, lanjutnya menjadi titik tolak kelompok Syiah untuk melawan.

Isteri Jalaluddin Rakhmat alias Jalal ini juga mengancam akan melakukan dark justice jika kelompok Syiah di Indonesia terus mengalami ketidakadilan.

Menurut Emilia, kampanye masif menolak Syiah sudah tidak bisa dibiarkan lagi dan sudah sangat serius. Sejak Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan buku mewaspadai Syiah, kata istri Jalaluddin Rakhmat ini, semakin banyak kegiatan mengungkap penyimpangan Syiah dilakukan masyarakat.

"Siapa yang harus bertanggung jawab atas keutuhan NKRI? Bukankah kita harus menciptakan Indonesia menjadi rumah yang nyaman bagi kita semua. Artinya jika institusi seperti Komnas HAM tidak bisa bereaksi, lalu kemana kami harus mengadukan nasib kami? Apakah harus ada dark justice supaya kami bisa bergerak sendiri? Bagi kami ini tidak bisa lagi ditoleransi, I think this is very very serious," anacam Emilia, dikutip dari Islampos.com.

Dia tidak merinci lebih jauh apa maksud dari perkataan dark justice,namun beberapa referensi menyebutkan dark justice bisa bermakna Street Justice yang kurang lebih artinya, penegakkan keadilan tanpa mengindahkan hukum yang berlaku.

Jauh sebelum Emilia Renita mengancam dengan dark justice, suami Emilia, Jalaluddin Rakhmat, yang sekarang menjabat sebagai anggota komisi 8 DPR RI, dalam salah satu wawancara media juga pernah mengancam akan memindahkan konflik Syiah vs Islam di Irak ke Indonesia.

Sementara itu, peneliti Syiah dari Institut Pemikiran dan Peradaban Islam-Surabaya (InPAS), Bahrul Ulum mengatakan, sikap kelompok Syiah ini hanya usaha menutupi kasus kekerasan penganut Syiah yang sebelumnya terkuak dalam kasus penyerangan Az Zikra.

"Itu hanya usaha mengalihkan isu dan perhatian atas kasus Az Zikra, " ujar Bahrul Ulum, dikutip dari Hidayatullah.com

Soal fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), menurut Bahrul itu adalah hak MUI yang menjadi payung semua ormas Islam Ahlus Sunnah di Indonesia. Tugas MUI melindungi umatnya, apalagi Indonesia adalah negeri Ahlus Sunnah. (azm/arrahmah.com)