Arrahmah.Com |
- All empires fall, pudarnya hegemoni imperium Amerika Serikat
- Aktivis Palestina: Tentara "Israel" membunuh seorang wanita tua warga Palestina
- Masjid Swedia dibom dengan cinta
- Islamophobia berkembang di Media Sosial
- Benarkah ISIS menyesatkan Syaikh Usamah dalam rilisan terbaru Majalah "Dabiq"?
- Sebanyak 15.000 pemukim baru Yahudi di Tepi Barat pada tahun 2014
- Serangan udara NATO AS membunuh 18 orang di Afghanistan
- Pemukim Yahudi "Israel" menahan 5 warga Palestina di Tepi Barat
- Ledakan bom targetkan militer Yaman di Hadramaut, 4 terluka
- Inilah masjid di negeri salju
All empires fall, pudarnya hegemoni imperium Amerika Serikat Posted: 04 Jan 2015 03:33 PM PST (Arrahmah.com) - Imperium adalah system Pusat-Perifer lintas perbatasan, dengan menggunakan budaya untuk melegitimasi struktur yang tidak seimbang antara pusat dan perifer:
Perbatasan dalam sebuah imperium tidaklah bersifat geografis. Perbedaan antara pusat dan perifer terjadi dalam setiap dimensi kekuasaan. Pada bagian pusat cenderung bersifat mengeksploitasi, membunuh, mengontrol, dan memprogram. Sedangkan pada bagian perifer cenderung dieksploitasi, dibunuh, dikontrol, dan diprogram. Jika demikian, apakah AS merupakan sebuah imperium yang melakukan imperialisme? Jika kita mencari jawabannya dari pemerintah AmerikaSerikat, maka jawabannyaa dalah tidak. Meski telah menjajah dua negara berdaulat hanya dalam waktu dua tahun —Afghanistan pada tahun 2001 dan Irak tahun 2003, meski terdapat lebih dari 750 instalasi militer AS di dua pertiga negara di dunia, dan meski telah berulangkali menyatakan keinginan "untuk memperluas manfaat kebebasan… ke seluruh penjurudunia,"George W. Bush tetap bersikukuh bahwa "AS bukanlah sebuah imperium". Rumsfeld juga menambahkan bahwa "kami tidak menginginkan imperium dan kami tidak melakukan imperialisme." Bangsa Amerika punya gagasan 'suci' untuk 'penyebaran demokrasi' ke penjuru dunia. Gagasan itu tertuang dalam Manifest Destiny. Sebuah manifesto yang menyebutkan bahwa bangsa Amerika telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk menyebarkan demokrasi. Meski demikian, menurut Bischof, sejarah menunjukkan bahwa AS adalah imperium dan mereka selalu melakukan imperialisme. Amerika Serikat mempunyai konfigurasi yang lengkap untuk disebut sebagai sebuah imperium. Kesimpulan ini diartikulasikan dalam sebuah pernyataan yang diungkapkan oleh seorang perencana di Pentagon: "Tidak akan ada perdamaian. Pada saat tertentu selama sisa hidup kita, akan ada beberapa konflik dalam bentuk yang bermutasi di seluruh dunia. Konflik kekerasan akan mendominasi berita-berita utama… Perande facto bagi pasukan bersenjata Amerika Serikata dalah menjaga dunia tetap aman bagi ekonomi kita dan terbuka bagi serangan budaya kita. Dan untuk menggapai tujuan tersebut, kita akan melakukan cukup banyak pembunuhan." Sebelum Perang Dunia Kedua, rata-rata intervensi militer yang dilakukan AS adalah 1,15/tahun, dan setelah Perang Dunia Kedua, rata-rata intervensi meningkat menjadi 1,29/tahun. Pasca Perang Dingin, yaitu sejak tahun 1989, terjadi peningkatan yang cukup tajam hingga 2,0. Hasil ini kompatibel dengan hipotesis bahwa perangakan meningkat seiring dengan tumbuhnya imperium, dimana mereka semakin merasapunya hak-hak yang harus dilindungi, lebih banyak kerusuhan yang harus dipadamkan, dan lebih banyak pemberontakan yang harus dihancurkan. Mesin dari kebijakan luar negeri Amerika dipicu bukan oleh pengabdian terhadap moralitas, melainkan oleh kebutuhan untuk melayani kepentingan lain: yaitu membuat dunia lebih aman bagi perusahaan-perusahaan Amerika, meningkatkan laporan keuangan kontraktor pertahanan yang telah memberikan kontribusi kepada anggota kongres, mencegah munculnya masyarakat yang bisa berfungsi sebagai contoh sukses alternatif dibanding model kapitalis, memperluas hegemoni politik dan ekonomi seluas mungkin, sebagaimana layaknya sebuah "kekuatan besar." Atas dasar tujuan tersebut, selama periode 1945-2000, Amerika Serikat telah melakukan intervensi sangat serius ke lebih dari 60 negara. Hanya orang yang naif, dungu, atau keduanya yang terkejut dengan terjadinya serangan 11 September. Terorisme Negara tak terbatas dan tak bertepi yang dilakukan oleh Amerika Serikatmen dapat jawaban yang sangat tidak mengejutkan: terorisme terhadap Amerika Serikat. Dengan perkiraan sekitar 13-17 juta orang tewas, dan rata-rata 10 orang berduka atas setiap satu korban tewas, yang mengakibatkan kesedihandan kepedihan, maka nafsu untuk membalas dendam berkembang. Namun, akar dari semua itu bukanlah pada rantai tak berujung dari kekerasan untuk membalas dendam. Mereka adalah konflik tanpa solusi yang dibangun dalam imperium AS.Barangkali, inilah yang dimaksud oleh perencana Pentagon yang memandang bahwa "untuk mencapai tujuan tersebut, kami akan melakukan banyak pembunuhan." Untuk mengatasinya, para akademisi berpendapat hanya bisa dilakukan dengan dibubarkannya imperium AS, sebagaimana kesimpulan Johan Galtung, "Sepanjang masih ada imperium militeristik AmerikaSerikat, maka perdamaian dunia tidak akan ada di muka bumi. Ini adalah ganjalan utama bagi perdamaian dunia hari ini."Tak salah jika AS dinobatkan sebagai negara paling mengancam perdamaian dunia dalam sebuah polling yang telah dilakukan sejak tahun 1977 dan baru dirilis tahun 2013 silam. Kini, tanda-tanda keruntuhan AS mulai terlihat.Sanga tironis, hanya satu dekade atau lebih setelah ide Amerika Serikat sebagai kekuatan imperium muncul dan diterima, dan orang-orang mulai dapat berbicara secara terbuka mengenai imperium Amerika, yang terjadi justru menunjukkan beberapa tanda-tanda ketidakmampuannya untuk terus berlanjut dan bahkan spekulasi mulai muncul mengenai keruntuhannya. Sebagai mana sistem yang lain, imperium juga mengalami siklus hidup sebagaimana sebuah organisme. Mereka mengalami pembuahan, kehamilan, kelahiran, masa bayi, masak anak-kanak, remaja, dewasa, penuaan dan kematian. Benih imperium Amerika Serikat ditaburkan oleh Imperium Inggris. Mereka mengasah kemampuan imperium mereka pada penduduk pribumi, kemudian berkelana ke luar negeri dalam bentuk intervensi militer dengan mendefinisikan zona kepentingan, mengambil alih imperium Spanyol, kemudian memperluasnya dengan menjadikan hegemoni di dunia dan ruang angkasa sebagai tujuan. Sekarang, Amerika Serikat sedang mengalami fase penuaan, dengan beban tugas pengendalian yang melimpah. Amerika dan system nilai yang dibawanya tidak lagi menjadi model bagi dunia. Seperti yang disimpulkan Tony Judt: "Tragedi sesungguhnya adalah kita tidak lagi menjadi contoh bagi diri kita sendiri." Dunia tidak lagi percaya pada mitos "eksepsionalisme Amerika". Paul Kennedy menyimpulkan bahwa seluruh imperium di era modern turun dan runtuh sebagai hasil dari "imperial overstretch". Para pengambil keputusan di Washington harus menghadapi kenyataan buruk bahwa jumlah total kepentingan global dan kewajiban Amerika Serikat saat ini jauh lebih besar daripada kekuatan Negara tersebut untuk mempertahankan mereka secara simultan. Kondisi ini semakin diperparah dengan berbagai kontradiksi—baik di bidang militer, ekonomi, politik, maupun cultural —dan demoralisasi yang terjadi di kalangan elit AS. Dengan berbagai kontradiksi tersebut, diiringi dengan demoralisasi yang terjadi di kalangan elit, Galtung memprediksi terjadinya penurunan AS secara gradual yang berujung keruntuhan pada tahun 2020. Semakin kuat sebuah imperium, semakin cepat ia meningkatkan kontradiksinya, maka semakin tinggi kekacauan internal, dan semakin dekat ia pada keruntuhan. Ini adalah sebuah hukum yang disimpulkan oleh Galtung dari analisis perbandingan 10 imperium yang diawali dengan imperium Romawi. Semua imperium pada akhirnya runtuh: Akkad, Sumeria, Babilonia, Niniwe, Asyur, Persia, Macedonia, Yunani, Carthage, Roma, Mali, Songhai, Mongol, Tokugawaw, Gupta, Khmer, Hapbsburg, Inca, Aztec, Spanyol, Belanda, Turki Utsmani, Austria, Perancis, Inggris, Uni Soviet. Sebagian besar mereka runtuh dalam hitungan satu hingga duaratus tahun. Alasannya tidak begitu rumit. Sebuah imperium adalah semacam sistem negara yang secara tak terhindarkan membuat kesalahan yang sama hanya dengan sifat struktur imperlias mereka. Mereka gagal karena ukuran, kompleksitas, jangkauan wilayah, stratifikasi, heterogenitas, dominasi, hirarki, dan ketidaksetaraan. Sumber: Executive Summary Laporan khusus Lembaga Kajian Syamina (azm/arrahmah.com) |
Aktivis Palestina: Tentara "Israel" membunuh seorang wanita tua warga Palestina Posted: 04 Jan 2015 07:50 AM PST (Arrahmah.com) - Para aktivis Palestina menyebarkan sebuah foto di Facebook dan Twitter, yang menunjukkan jenazah seorang wanita tua Palestina, mengklaim bahwa ia dibunuh oleh tentara "Israel" di kota Khuzaa, selatan Jalur Gaza, World Bulletin melaporkan. Aktivis mengatakan bahwa perempuan itu, Ghalya Abu Rida, tewas dibunuh oleh tentara "Israel" setelah salah satu tentara membantunya untuk meminum air. Penyebaran foto tersebut sebagai respon bagi foto yang disebarkan oleh juru bicara tentara "Israel" Avichay Adraee di halaman Facebooknya sehari sebelumnya, menunjukkan seorang tentara "Israel" sedang membantu seorang perempuan Palestina lanjut usia untuk meminum air. "Sebuah foto bernilai seribu kata," tulis Adraee atas foto itu. Dia juga mengklaim bahwa foto itu diambil pada saat operasi "Protective Edge", yang merupakan istilah yang biasanya digunakan "Israel" untuk menunjukkan agresinya belum lama ini di Jalur Gaza. Menurut para aktivis, keluarga Abu Rida mengecam klaim Adraee itu, mengatakan bahwa juru bicara tentara "Israel" itu hanya menyebutkan sebagian cerita dan menghilangkan sebagian lainnya. Wartawan Palestina Muthana al-Najjar, yang merupakan warga kota Khuzaa, mengatakan melalui Facebook bahwa foto yang dipublikasikan Adraee itu adalah milik Ghalya Abu Rida. Dia menambahkan bahwa keluarga korban telah memberikannya bukti sebuah foto Abu Rida dan sebuah laporan hasil otopsi yang mengindikasikan bahwa tentara "Israel" itu, yang membantu Abu Rida minum, telah membunuhnya. "Perempuan yang nampak dalam foto ini buta dan tidak bisa berjalan," ujar Al-Najjar. "Dia dibunuh oleh tentara "Israel" pada saat perang terakhir," tambahnya. (siraaj/arrahmah.com) |
Masjid Swedia dibom dengan cinta Posted: 04 Jan 2015 04:16 AM PST STOCKHOLM (Arrahmah.com) - Dalam sebuah aksi dukungan bagi komunitas Muslim di Swedia, ratusan orang berkumpul di kota Uppsala pada Jum'at, (2/1/2015) untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap ummat Islam setelah serangkaian serangan terhadap masjid di Swedia, sebagaimana dilansir oleh onislam.net. "Setiap kali telah terjadi serangan, masjid yang sama kemudian menerima semacam 'bom cinta' di mana orang-orang telah menunjukkan dukungan dan simpati mereka," Omar Mustafa, ketua Asosiasi Islam di Swedia, mengatakan kepada kantor berita Swedia. "Sebagian besar masyarakat sangat menetang serangan ini dan besok kita akan mengumpulkan sumber daya yang baik ini." Menjelang shalat Jum'at, masjid Uppsala dihujani oleh bom cinta kertas warna-warni bergambar dan memuat pesan dukungan yang menutupi pintu masuk bangunan masjid. Isyarat yang baik dari masyarakat menyusul serangan sebelumnya pada Kamis lalu terhadap masjid ketika seorang pria melemparkan sebuah benda terbakar ke dalam masjid. Selain itu, pintu utama masjid dihiasi yang dengan slogan "Pergilah Muslim Sialan!" Menurut majalah anti-rasisme Expo, setidaknya telah ada selusin serangan serangan terhadap masjid di Swedia pada tahun lalu. Muslim membentuk antara 450 ribu dan 500 ribu dari sembilan juta penduduk Swedia, menurut laporan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2011. Pada tahun 2013, sekitar 300 kejahatan kebencian terhadap Muslim dilaporkan di Swedia. Insiden tersebut meningkat sesuai dengan laporan Dewan Nasional Swedia untuk Pencegahan Kejahatan. Masjid di Swedia menjadi sasaran jumlah serangan dalam beberapa bulan terakhir. Serangan pada Kamis terjadi hanya tiga hari setelah sebuah masjid dibakar di Esloev di Swedia . Pada hari Natal, lima orang terluka dalam kebakaran lain di sebuah masjid di Eskilstuna di pusat kota Swedia. (ameera/arrahmah.com) |
Islamophobia berkembang di Media Sosial Posted: 04 Jan 2015 01:33 AM PST LONDON (Arrahmah.com) - Saat Twitter dan Facebook mengklaim bahwa mereka terus mengkaji konten yang dilaporkan untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan rasisme, penyelidikan baru menemukan bahwa ribuan postingan Islamofobia sedang marak beredar di kedua situs media sosial tersebut tanpa sensor, sebagaimana dilansir oleh onislam.net, Sabtu (3/1/2015). "Ini secara moral tidak dapat diterima bahwa platform media sosial seperti Facebook dan Twitter, yang merupakan perusahaan yang menghasilkan keuntungan besar, secara sosial menciptakan apa yang benar dan salah dalam masyarakat kita, dan membiarkan pandangan yang memecah belah dan fanatisme terbuka," Fiyaz Mughal, direktur Faith Matters, sebuah organisasi lintas agama yang mengelola Tell MAMA, mengatakan kepada The Independent. "Platform ini telah memasukkan diri mereka ke dalam struktur sosial kita untuk menghasilkan keuntungan dan tidak bisa berdiam diri dan membentuk masa depan kita berdasarkan 'syarat dan ketentuan' yang tidak sesuai untuk tujuan." Pernyataan Mughal ini akibat tidak adanya sensor di Twitter dan Facebook yang membantu Islamophobia berkembang secara online, di mana komentar anti-Muslim semakin berkembang. Menurut investigasi yang dilakukan oleh The Independent, Twitter dan Facebook menolak untuk menghapus postingan Islamofobia atau tidak menhapus suatu akun meskipun sudah dilaporkan oleh pengguna karena bermuatan rasisme. Postingan Islamofobia, yang menyebut Muslim pemerkosa, pedofil dan disamakan dengan kanker, telah secara dramatis meningkat selama beberapa bulan terakhir. Jumlah kejahatan kebencian terhadap Muslim di London telah meningkat sebesar 65% antara Oktober 2013 dan Oktober 2014, menurut laporan Kepolisian Metropolitan. Ratusan pelanggaran kebencian anti-Muslim telah dilakukan di Inggris pada tahun 2013, dimana menurut catatan polisi Metropolitan Inggris telah meningkat sebesar 49% dibandingkan pada tahun 2012. Polisi Metropolitan mencatat bahwa telah terjadi 500 pelanggaran Islamofobia dari Januari hingga pertengahan November tahun itu, dibandingkan dengan 336 pelanggaran pada tahun 2012 dan 318 pada tahun 2011. Melacak Islamophobia secara online, Mughal dari Tell MAMA berpendapat bahwa media sosial harus membuat "prosedur manajemen konten yang lebih ketat" untuk memblokir konten rasial. Menurut kebijakan Facebook, situs tersebut mencari "keseimbangan yang tepat" antara kebebasan berekspresi serta di sisilain memastikan situasi "aman dan terpercaya". Namun, website tersebut menekankan akan mencatat komentar rasial. "Kami mengambil pidato kebencian serius dan menghapus konten apapun yang dilaporkan kepada kami yang secara langsung menyerang orang lain berdasarkan ras, etnis, asal-usul kebangsaan, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, kecacatan atau kondisi medis," ujar juru bicara Facebook. Kebijakan Twitter juga mengkaji konten yang dilaporkan melanggar "aturan yang melarang ancaman kekerasan tertentu". Sebuah laporan terbaru oleh MAMA Tell menemukan bahwa jumlah kejahatan kebencian yang menargetkan wanita Muslim di Inggris telah meningkat hingga 10% selama dua tahun terakhir. Laporan sebelumnya juga diungkapkan oleh lembaga think-tank Chatham House yang mengidentifikasi sentimen Islamophobia yang cukup besar di Inggris. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Financial Times menunjukkan bahwa Inggris adalah negara yang paling mencurigai Muslim, diperkirakan sebesar 2,7 juta. Sebuah jajak pendapat dari Evening Standard menemukan bahwa sebagian besar dari penduduk London memberikan opini negatif tentang Muslim. (ameera/arrahmah.com) |
Benarkah ISIS menyesatkan Syaikh Usamah dalam rilisan terbaru Majalah "Dabiq"? Posted: 03 Jan 2015 11:00 PM PST (Arrahmah.com) - Dua hal yang harus diperhatikan mengenai hal ini, seperti yang kita semua ketahui Jamaah Daulah [Islam atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS] sangat licik dan pintar, dan mereka mencoba untuk bersembunyi di balik kefasihan tetapi oleh kehendak Allah, kebusukan mereka akan terungkap. Kelompok Daulah menyerang Syaikh Usamah Rahimahullah pada beberapa kesempatan di majalah mereka, Dabiq, saya akan mengangkat dua hal yang paling penting, dengan ini Anda tidak perlu mencari-cari dan bertele-tele, tapi Anda harus membuka pikiran dan siap untuk menerima kebenaran Insya Allah. 1) Jamaah Daulah mengatakan dalam majalah mereka, dan kutipan tersebut juga dilampirkan dalam artikel ini, bahwa mereka percaya kelompok Syaikh Usamah adalah kelompok yang bepahaman Ijraa', karena Syaikh Usamah mengkakfirkan secara eksplisit Rezim Saudi, sebelum itu, itu adalah kelompok yang mengikuti manhaj Murjiah. Bagian di mana Daulah menyatakan bahwa Tandhim Al-Qaeda ini adalah dan merupakan kelompok Irjaa': "Sayangnya, saya menemukan bahwa metodologi Qaidatul jihad setelah kematian Syaikh Usamah bin Ladin (Rahimahullah) adalah metodologi yang sama saat sebelum pernyataannya di mana ia mengkafirkan rezim Saudi dan tentaranya secara eksplisit. Jadi Al-Qaeda sebelum saya dipenjarakan sama dengan Al-Qaeda setelah saya dibebaskan. Itu adalah manhaj Irja' yang menahan diri dari banyak hal dengan alasan kehati-hatian atau mencari keuntungan. Hal aneh lain adalah keragu-raguan mereka dalam mengkafirkan Syiah Rafidah." Kata-kata Daulah di atas sangat jelas, Daulah mengklaim bahwa pada tahun 80-an dan 90-an, (perhatikan bahwa orang-orang yang menulis majalah ini, kemungkinan besar mereka bahkan belum mencapai masa pubertas pada era itu, namun mereka ingin mengajar orang-orang tentang peristiwa yang terjadi pada waktu itu) karena keragu-raguan Jamaah Syaikh Usamah (Al-Qaeda) dalam mengkafirkan Rafidhah maka kelompok Syaikh Usamah dianggap sebagai kelompok Irja', tapi kemudian setelah pernyataan-pernyataan eksplisit dari Syaikh Usamah … mereka bukan lagi kelompok Irjaa, tapi kemudian setelah Syaikh meninggal, mereka kembali menjadi Murjiah. Jadi kesimpulannya, Syaikh Usamah adalah bagian dari kelompok Murjiah sebelum ia mengkafirkan Rezim Saudi secara eksplisit. Bagian ini ditempatkan sangat cerdik untuk mencoba dan menyembunyikan permusuhan mereka terhadap Syaikh Usamah. Sekarang saya akan beralih ke poin nomor dua. 2) Kelompok Daulah dalam majalah mereka menyerang "pendekatan" (sebagaimana Daulah menyebutnya) Mullah Umar hafidhahullah dengan negara-negara lain, sedikit banyak menyatakan beliau condong kepada kebangsaan (nasionalistik) & yang PALING PENTING, karena hal itu mereka menyerang Tandhim Al-Qaeda. Bagian dimana Daulah menyebut Ikrar Kesetiaan (baiat) ke Mullah Umar adalah "kebusukan": "Terakhir, semoga Allah tidak memberkati Al-Qaeda yang berbai'at kepada Mullah Umar. Mullah Umar telah mendoakan Hamd dan Tamim Al-Thani dan "menasehati" "penguasa Muslim" (Tawaghit) melalui lidahnya sendiri serta lidah Imarahnya … dia yang telah mengizinkan mereka untuk beroperasi di luar perbatasan modern Afghanistan melawan " penguasa Muslim," di "negara-negara tetangga," "negara-negara di wilayah ini," dan "bangsa di dunia?" Atau apakah ia berulang kali menyangkal inisiatif untuk melakukan operasi di luar Afghanistan dalam upaya untuk menenangkan "masyarakat internasional?" Selanjutnya, bagaimana mungkin Imarah (red: Imarah Islam Afghanistan) menyerukan untuk membangun hubungan bilateral berdasarkan saling menghormati dan hubungan bertetangga dengan India, dan kemudian Adh-Dhawāhirī datang dan mengumumkan cabang organisasi Al-Qa'idah di India? Dan bagaimana bisa Imarah Afghanistan-nya menyerukan untuk membangun hubungan baik dengan Syiah Rāfidī Iran, sedangkan An-Nadhārī menyerukan untuk membunuh Rafidah? Apakah klaim bai'at kepada Mullah Umar berdasarkan dari kebijaksanaan seorang Muslim Yaman atau keberpihakan jahiliyah? Mereka harus melepaskan itu, karena itu adalah kebusukan." Bagian di mana mereka menyerang Mullah Umar dan disebut dalam retorikanya sebagai "nasionalisme":
"Dia menyebutkan beberapa klausul yang merusak Islam dan – menggunakan bahasa-bahasa patriotik dan nasionalis – menyeru untuk menghormati konvensi internasional dan perbatasan negara, mengucapkan selamat kepada bangsa-bangsa revolusi Arab (Arab Spring) yang menggulingkan rezim mereka, dan meminta Mujahidin Muhajirin yang tertindas untuk kembali ke negara mereka." Sekarang mari kita lihat realitasnya, siapa yang telah memberikan baiat janji setianya kepada Mullah Umar sebelum seorangpun melakukannya? Dia adalah Syaikh Usamah, bukanlah Syaikh Ayman Ad-Dhawahiri. Demi Allah, Syaikh Usamah yang pertama kali menyatakan baiat kepada Mullah Omar. Sekarang bagaimana dengan perkataan beberapa Ghullat (ekstremis) yang sok pintar (padahal mereka bodoh) yang mengatakan: "Mullah Umar telah berubah sejak saat itu(kematian Syaikh Usamah)". Baik, mari kita bandingkan sebuah pernyataan pada Idul Adha 2009 oleh Mullah Omar (ketika Syaikh Usamah masih hidup dan masih berbaiat kepada Mullah Omar), dan bandingkan dengan pernyataan dari Mullah Umar pada Idul Fitri tahun ini (2014). Mari kita bandingkan: Pernyataan Mullah Umar Hafidhahullah pada 2009: "Imarah Islam Afghanistan ingin menjaga hubungan baik dan positif dengan semua negara tetangga berdasarkan saling menghormati dan membuka bab baru bertetangga yang baik dengan bekerjasama dan membangun ekonomi. Tujuan kami adalah untuk mendapatkan kemerdekaan negara dan membangun sistem yang hanya Islam menjadi dasar aspirasi bangsa Muslim. Kita akan mempertimbangkan pilihan apapun yang bisa mengarah pada pencapaian tujuan ini. Kami akan terbuka kepada semua pilihan dan cara untuk mencapai tujuan ini. Namun, ini hanya mungkin dilakukan ketika negara telah bebas dari injakan pasukan penjajah dan telah memperoleh kemerdekaan." (Syaikh Usamah masih hidup pada saat pernyataan ini dibuat, dan ingatlah, bahwa pesan Mullah Umar ini sangat mirip, baik sebelum tahun 2009 dan bahkan sebelum invasi AS ke Afghanistan) Pesan Mullah Umar pada 2014: "Kami memastikan kepada dunia dan negara tetangga karena kami telah meyakinkan mereka di masa lalu bahwa perjuangan kami ditujukan hanya untuk membentuk sebuah Imarah Islam yang independen dan memperoleh negara yang merdeka. Kami tidak berniat untuk campur tangan dalam urusan (internal) daerah dan negara di dunia, juga kita tidak ingin menyakiti mereka. Demikian pula, kita tidak mentolerir peran mereka untuk menyakiti kita dan mendesak mereka untuk memiliki sikap timbal balik. Saya menyeru kepada semua Mujahidin di daerah perbatasan untuk melindungi perbatasan mereka dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangga atas dasar saling menghormati." Jadi klaim bahwa Mullah Umar telah berubah atau retorikanya berubah adalah palsu – tidak seperti yang diklaim oleh Daulah. Syaikh Usamah memiliki Bai'at Uzhma' -sebuah Ikrar Kesetiaan yang mewajibkan seseorang mematuhi Amir-nya dengan segenap kemampuan selama Amir itu tidak bermaksiat dan melawan Islam- kepada seorang pria yang menurut Daulah telah melakukan pendekatan dengan negara-negara lain dan membicarakan soal nasionalisme, bahkan Dauah menyebut baiat kepada Mullah Umar oleh Syaikh Usamah hingga beliau syahid ini adalah baiat yang busuk. Memang kita semua ketahui, bahwa Syaikh Usamah bukanlah manusia yang sempurna, atau bukanlah sebuah ukuran suatu kebenaran, melainkan saya membuat tulisan ini karena banyak pendukung Daulah menggunakan argumen ini, bahwa mereka (Daulah) mengikuti Syaikh Usamah atau bahwa mereka tidak menyerang beliau di majalah ini, maka saya menulis ini – maaf jika tulisan ini cukup panjang, karena memang harus. Wallahu Ta'ala A'lam. Sumber: Pernyataan Mullah Omar 2009: http://www.ummah.com/forum/archive/index.php/t-229322.html Pernyataan Mullah Omar 2014: http://occident2.blogspot.dk/2014/07/mullah-muhammad-umars-eid-al-fitr-1435.html (muqawamah/arrahmah.com) |
Sebanyak 15.000 pemukim baru Yahudi di Tepi Barat pada tahun 2014 Posted: 03 Jan 2015 10:27 PM PST TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Lebih dari 15.000 orang "Israel" pindah ke permukiman Yahudi satu-satunya yang terletak di Tepi Barat yang diduduki "Israel" selama 2014, kata seorang pejabat "Israel" pada Jum'at (2/1/2014), sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin. "Angka-angka Kementerian Dalam Negeri, menunjukkan bahwa Yudea-Samaria [nama Yahudi untuk Tepi Barat] saat ini memiliki hampir 400.000 warga "Israel", menunjukkan bahwa pemukiman di Yudea-Samaria adalah fakta yang tidak bisa dirubah," kata mantan ketua Dewan Yesha Dani Dayan Jum'at (2/1). Dewan Yesha merupakan organisasi payung untuk dewan kota pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Menurut Dayan, jumlah pemukim Yahudi di Tepi Barat telah meningkat sebesar 15.000 sejak 2013. Banyak warga "Israel" dilaporkan lebih memilih tinggal di pemukiman Tepi Barat - bukan di kota-kota "Israel" - karena biaya perumahan yang rendah dan banyak hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah pro-pemukiman "Israel". Banyak para imigran ke "Israel" mengatakan lebih memilih untuk hidup di pemukiman. Angka-angka yang diberikan oleh Dayan tidak termasuk orang-orang "Israel" yang tinggal di pemukiman di Al-Quds, yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 200.000 orang. (ameera/arrahmah.com) |
Serangan udara NATO AS membunuh 18 orang di Afghanistan Posted: 03 Jan 2015 10:15 PM PST AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Pesawat tempur "pasukan keamanan" internasional pimpinan NATO AS telah membunuh 18 orang pada Jum'at (2/1/2014) malam di tenggara Provinsi Paktika di Afghanistan. Para pejabat Afghanistan mengklaim bahwa mereka yang terbunuh adalah anggota Taliban, lapor WB. Serangan udara itu menargetkan konvoi "militant" di distrik Keyan, yang berbatasan dengan Pakistan, menurut pejabat Afghanistan. "Serangan udara presisi NATO telah menargetkan konvoi 'teroris' pada Jum'at malam, menewaskan sedikitnya 18 'militan' dan menghancurkan tiga kendaraan pick-up mereka," juru bicara provinsi Mukhlis Afghan mengatakan kepada Anadolu Agency. Sebuah tim investigasi dikirim ke daerah itu untuk mengidentifikasi kebangsaan dan pangkat para korban. Afghanistan mengatakan bahwa belum diketahui apakah para "militant" yang tewas telah menyeberangi perbatasan dari wilayah Pakistan. Itu adalah serangan udara pertama yang dilakukan oleh pasukan pimpinan NATO sejak akhir misi tempur Pasukan Bantuan Keamanan Internasional di Afghanistan pada 31 Desember 2014. Mulai 1 Januari 2015, misi resmi berkembang menjadi pelatihan dan memberikan masukan kepada pasukan keamanan Afghanistan yang baru. 13.000 tentara asing untuk dukungan misi mereka berasal dari 28 sekutu NATO dan 14 negara mitra lainnya. Paktika, sebuah provinsi yang berbatasan dengan Pakistan, yang dikenal sebagai kubu jaringan "Haqqani" Taliban, telah menjadi lokasi untuk banyak serangan mematikan terhadap pasukan keamanan boneka lokal dan internasional. (banan/arrahmah.com) |
Pemukim Yahudi "Israel" menahan 5 warga Palestina di Tepi Barat Posted: 03 Jan 2015 10:00 PM PST PALESTINA (Arrahmah.com) - Pemukim Yahudi telah menahan lima warga Palestina di dekat kota Nablus, Tepi Barat, lapor WB, mengutip seorang pejabat Palestina pada Sabtu (3/1/2015). "Sekelompok pemukim telah menahan lima gembala Palestina di dekat pemukiman Itamar," Ghassan Daghlas, seorang pejabat Palestina yang bertanggung jawab untuk rentetan pembangunan pemukiman di Tepi Barat utara, kepada Anadolu Agency. Dia mengatakan Otoritas Palestina melakukan kontak dengan pemerintah "Israel" untuk membebaskan kelima warga Palestina tersebut. Sementara itu, bentrokan pecah antara warga Palestina melawan pasukan "Israel" di dekat kota Aqraba saat warga mencoba untuk melepaskan lima penggembala itu. Tidak ada korban luka yang dilaporkan. (banan/arrahmah.com) |
Ledakan bom targetkan militer Yaman di Hadramaut, 4 terluka Posted: 03 Jan 2015 09:50 PM PST YAMAN (Arrahmah.com) - Empat orang, termasuk dua tentara boneka Yaman, terluka pada Sabtu (3/1/2015) ketika sebuah bom meledak di dekat sebuah tanker air militer di provinsi Hadhramaut selatan Yaman, kata sumber medis setempat, seperti dilansir WB. "Dua tentara dipindahkan ke rumah sakit setelah mengalami luka ringan akibat ledakan," sumber dengan Rumah Sakit Seyoun, yang meminta namanya dirahasiakan, mengatakan kepada Anadolu Agency. Sumber tersebut mengatakan bahwa dua orang lainnya terluka dalam ledakan itu. Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas ledakan itu dan otoritas Yaman belum mengomentari serangan tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, Hadhramaut telah menjadi ajang serangan berulang-ulang di mana pemerintah biasanya menyalahkan Ansharul Syariah, kelompok pejuang Al-Qaeda. Pemerintah boneka Yaman mengatakan Al-Qaeda tetap aktif di beberapa bagian selatan negara itu, dari mana kelompok itu melancarkan tahap serangan sporadis terhadap personil militer dan polisi. (banan/arrahmah.com) |
Posted: 03 Jan 2015 04:57 PM PST SIBERIA (Arrahmah.com) - Masjid Tulip di Siberia, Rusia menjadi salah satu pusat perhatian di "negeri salju" itu. Masjid yang telah mulai dibangun pada tahun 1989 itu selesai dibangun pada 1998, lansir World Bulletin pada Kamis (1/1/2015) . Masjid itu telah diberi nama Tulip karena bentuk menaranya yang unik menyerupai bunga tulip. Masjid Tulip nampak megah di lahan yang sering dihujani salju. Selain menjadi tempat shalat, masjid ini menjadi tempat masyarakat Muslim setempat untuk menimba ilmu Islam. Tidak hanya anak-anak tetapi juga para orang tua antusias mempelajari Islam di Masjid Tulip. Alhamdulillah! (siraaj/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |