Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Turunkan baliho promo diskon hotel di "bulan kasih sayang"!

Posted: 28 Jan 2015 06:58 AM PST

baliho salah satu hotel di Batu, promo dskon "bulan kasih sayang"

BATU (Arrahmah.com) - "Bulan Februari adalah bulan kasih sayang", begitulah yang digambarkan orang kebanyakan untuk mengusung 'valentine day', sebuah tradisi relijius kekristenan yang berasal dari masa awal Romawi Kristen. Versi kisah paling shahihnya sendiri tidak jelas, siapa pencetus atau dari siapa origin nama tersebut diambil pun tak dapat dipastikan.

Namun yang menyedihkan adalah jika di negeri mayoritas Muslim ini, masih ada saja perusahaan yang memanfaatkan hari zina internasional ini untuk mempromosikan usahanya, sebagaimana dilansir Moslem Channel dalam Risalah pada Rabu (28/1/2015).

Entah bagaimana tradisi relijius Gereja tersebut akhirnya jadi populer di kultur masyarakat barat, hari yang menjadi semacam simbol romantisme dan percintaan diantara 2 sejoli. Yang pasti, kini Valentine day mengalami 'sekulerisasi' sehingga populer di seluruh dunia, termasuk merongrong di tengah umat Islam. Terutama kelompok muda-mudi yang sedang dilanda badai hormon kepada lawan jenis. Ekspansi budaya zina melalui media tertulis maupun tontonan rasa-rasanya juga sudah tak terbendung lagi.

Ditambah pola permain kapitalisme yang berbicara soal profit, maka mereka terus membuat sajian yang sebaik dan seindah mungkin, serta membalutnya dengan istilah pamungkas "kasih sayang". Dengan begitu, promosi dan pemasaran produk-produk tertentu disesuaikan musim agar laku, termasuk musim zina. Dan terpangpanglah iklan yang memanfaat momen valentine day. Na'udzubillah!

Maka mendekati valentine, setan berwujud jin dan manusia mulai promo kemaksiatan. Baru-baru ini sebuah hotel di kota Batu -secara menghebohkan- menfasilitasi perzinahan berkedok valentine, bahkan diberi diskon jika menginap disana.

Qodarullah, Allah subhanahu wata'ala masih menjaga iman warga setempat, sehingga banyak keluhan warga yang menilai baliho ini tidak pantas dan sangat menjijikan. Alhamdulillah, dengan bekerjasama dengan masyarakat, satpot PP mulai bertindak dan menurunkan baleho mesum atas nama cinta itu.

Satpol PP dan masyarakat menurunkan baliho promo "bulan kasih sayang"

Satpol PP dan masyarakat menurunkan baliho promo "bulan kasih sayang"

Sayang sekali, perlu kita ketahui bahwa menjelang valentine, penjualan alat kontrasepsi meningkat, hotel-hotel turut penuh. Apa benar ini disebut hari kasih sayang atau hari perzinahan?

Dengan demikian, pihak Moslem Channel menyeru agar kaum Muslimin menjaga putra-putri saat keluar rumah.
Jangan sampai generasi muda Islam terjerat budaya mesum di hari perzinahan internasional, meskipun hanya dengan saling berbagi cokelat atau hadiah. Na'udzubillahi min dzalik. (adibahasan/arrahmah.com)

Analis "Israel": Sisi akan segera jatuh di tangan Raja Salman

Posted: 28 Jan 2015 06:24 AM PST

Abdel Fatah Al-Sisi jumpa Raja Salman bin Abdul Aziz

TEL AVIV (Arrahmah.com) - Seorang analis "Israel" telah memperingatkan bahwa stabilitas rezim Presiden Mesir Abdel Fatah Al-Sisi kini terancam jatuh, setelah wafatnya Saudi Raja Abdullah, sebagaimana dilansir Al-Jazeera pada Selasa (27/1/2015).

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Haaretz, Selasa (26/1), Zvi Bar'el mencatat bahwa masalah ekonomi dan kemungkinan "perang warisan" mungkin memaksa rezim baru di Riyadh untuk menghentikan kewajiban keuangan terhadap Al-Sisi.

Bar'el mengatakan bahwa sangat mungkin bahwa raja baru dapat mengadopsi kebijakan yang berbeda dari pendahulunya dan bahwa Raja Salman mungkin merasa perlu untuk mengajarkan Al-Sisi pelajaran kenegarawanan.

Dia menjelaskan bahwa nasib rezim Sisi yang sangat tergantung pada dukungan politik dan dukungan keuangan dari Arab Saudi yang "murah hati". Dia menunjukkan bahwa tahun lalu Raja Abdullah membayar Mesir $ 1000000000, belum lagi usahanya untuk memberikan legitimasi politik pada rezim Sisi sebagai bukti dari ketajaman untuk mencapai rekonsiliasi antara Mesir dan Qatar.

Bar'el menjabarkan lebih lanjut bahwa Al-Sisi menyadari implikasi dari serbuan ribuan orang Mesir untuk berdiri dalam antrian panjang untuk mendapatkan gas untuk memasak di rumah tangga memperlihatkan ketidakmampuannya untuk menyediakan kebutuhan pokok masyarakat. Hal tersebut karena mungkin anggaran negara di bawah kekuasaannya sudah tak ada lagi.

Dia mencatat bahwa apa yang bisa menambah masalah pemerintahan Sisi adalah bahwa rencana untuk membangun satu juta unit rumah. Pendanaan proyek itu sebagian yang diagunkan oleh UEA dan Arab Saudi, maka tidak akan selesai selama beberapa tahun ke depan jika ada perubahan kebijakan di tangan Raja Salman.

Perkembangan di Arab Saudi juga mempengaruhi kebijakan AS di wilayah tersebut. Oleh karena itu, Presiden AS Barak Obama untuk mempersingkat kunjungannya ke India dan melakukan perjalanan ke Riyadh. Obama ingin memastikan bahwa Kerajaan di bawah Raja Salman tidak akan mengubah dasar-dasar tradisi kebijakan KSA, Bar'el menjelaskan.

Ada tanda-tanda bahwa rezim Sisi sedang menuju ke arah mencurangi hasil pemilihan parlemen yang akan datang, ia memperingatkan. Bar'el juga menambahkan bahwa sistem pemilu yang memberikan independen 420 dari total 567 kursi di parlemen berarti bahwa rezim akan tertarik untuk memfasilitasi keberhasilan untuk menduduki kursi di dalam dewan legislatif.

Mantan Menteri Kehakiman "Israel" Yossi Beilin, di sisi lain, menyatakan harapannya bahwa Raja Salman akan menjaga komitmen pendahulunya inisiatif perdamaian Arab yang diumumkan oleh Raja Abdullah pada tahun 2002.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Selasa (27/1) di koran zionis "Hayom", Beilin menjelaskan bahwa meskipun Raja Abdullah hanya mengusulkan inisiatif perdamaian dalam rangka untuk menangkal kecaman AS ditujukan pada Arab Saudi dalam pasca serangan 11 September 2011, bagaimanapun telah mewakili preseden di mana seseorang dapat membangun lebih dari itu.

Dia menyatakan keraguan bahwa ada pemerintahan di "Israel" yang mampu menggunakan inisiatif ini sebagai dasar untuk resolusi politik untuk konflik (dengan Palestina). (adibahasan/arrahmah.com)

Obama ditinggalkan Raja Salman setelah 30 menit adzan berkumandang?

Posted: 28 Jan 2015 05:51 AM PST

Salman dan Obama

RIYADH (Arrahmah.com) - Kewajiban kepada Allah memang di atas segala-galanya. Seperti itulah hal sederhana yang telah ditunjukkan oleh raja baru Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz. Beliau dikabarkan menghentikan sejenak penyambutan "tamu" negara ketika waktu sholat ashar telah tiba. Sang tamu yang kafir itu dibuat melongok karena ditinggal oleh tuan rumahnya, sebagaimana dilansir Risalah pada Rabu (28/1/2015).

Meski tamu tersebut adalah negara yang dianggap terkuat di masa kini dari segi militer dan ekonomi. Toh tak ada secuilpun kehebatan itu di mata Allah. Demikian opini dominan pada banyak media Islam. Namun, beberapa sumber mengatakan, bahwa adzan ashar ternyata telah berlalu sekitar 30 menit saat Raja Salman meninggalkan Obama.

Sumber mengatakan bahwa, "jika kita perhatikan komentar pada video tsb, ternyata terdapat hal yang kontroversial. Salah satunya: ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ 51 ﻭ 45 ﻯﻘﻴﻘﺔ ﺑﺘﻮﻗﻴﺖ ﻣﻜﺔ ﺍﺳﻔﻞ ﺍﻟﺸﺎﺷﺔ ﻭ ﺍﺫﺍﻥ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﺣﺴﺐ ﺗﻮﻗﻴﺖ ﺍﻟﺮﻳﺎﺽ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ 51 ﻭ 12 ﺩﻗﻘﻴﻘﺔ ﻳﻌﻨﻲ ﻣﻀﻰ ﻋﻠﻲ ﺍﻻﺫﺍﻥ ﺍﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻧﺼﻒ ﺳﺎﻋﺔ dan memang tidak terdengar di video (itu) ada adzan tetapi hanya terdengar trompet dan maramis."

Ia menambahkan bahwa pembuat artikel yang paling awal harus dikritisi. Namun yang tersebar di media adalah berita yang mengatakan "ketika penyambutan ada adzan kemudian sang raja meninggalkan Obama."

Karena di video tidak ada suara adzan, maka bukan reaksi spontan raja mendengar suara adzan yang menyebabkan kejadian meninggalkan tamu itu. Lagi pula, pada judul video youtube pun hanya menyebutkan bahwa Raja meninggalkan Obama untuk Shalat ketika penyambutan. Demikian pula pada salah satu komen yang menyebutkan adzan sudah berlalu 30 menit dari waktunya.

Yang dikhawatirkan sumber, "hanya pemberitaan berlebih, yang bukan sebenarnya...wallahua'lam," ujarnya.

Namun demikian, semoga ini menjadi tanda bahwa Kerajaan Islam Arab Saudi semakin berani dan "licik" dalam bermain politik internasional demi keuntungan umat Islam. Sebagaimana yang terakhir adalah mempermainkan harga minyak dunia, sehingga lumayan untuk memukul Rusia dan Iran (sekutu Bashar Assad, tirani Suriah), dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat, demikian lansir Risalah, Rabu (18/1)

(adibahasan/arrahmah.com)

4 Mujahidin Asy-Syabaab syahid dalam pertempuran melawan pasukan boneka Kenya di Kismayo

Posted: 28 Jan 2015 03:30 AM PST

al-shabaab3

KISMAYO (Arrahmah.com) - Sedikitnya empat Mujahidin Asy-Syabaab dikabarkan syahid, in syaa Allah, pada Selasa (27/1/2015) dalam pertempuran melawan pasukan boneka Kenya di dekat kota pelabuhan selatan, Kismayo, lapor WB.

"Saya telah menghimpun [informasi] dari otoritas Jubaland bahwa lima orang tewas dalam pertempuran itu. Empat diantaranya adalah [Mujahidin] Asy-Syabaab dan seorang lagi warga sipil," klaim pejabat Kementerian Dalam Negeri Kenya, Mohamed Osman, kepada Anadolu Agency.

Pertempuran itu terjadi di desa Yontoy, beberapa kilometer sebelah utara dari Kismayo.

Sebuah kendaraan yang dilaporkan milik Asy-Syabaab hancur dalam pertempuran itu.

Pasukan boneka Kenya, yang merupakan bagian dari pasukan "penjaga perdamaian Afrika" AMISOM, telah berbasis di Kismayo sejak mereka merebutnya pada tahun 2012.

Somalia berada di tengah situasi tegang sejak pecahnya perang pada tahun 1991.

Pasukan boneka pemerintah dan pasukan Uni Afrika yang menentang Asy-Syabaab dikerahkan di negara itu sejak tahun 2007.

Sementara mujahidin, bagaimanapun, terus melancarkan serangan terhadap pasukan boneka pemerintah dan pasukan penjajah di sana.

(banan/arrahmah.com)

Dokter Mesir ditembak mati di Yaman

Posted: 28 Jan 2015 03:10 AM PST

yemen (3)

YAMAN (Arrahmah.com) - Seorang dokter Mesir ditembak mati pada Selasa (27/1/2014) di provinsi Aden selatan Yaman, ungkap saksi mata, seperti dilansir WB pada Rabu (28/1).

Jasad dokter yang berusia sekitar 40-an itu dibawa ke rumah sakit di pusat Aden, kata para saksi mata.

Para penyerang, menurut saksi, melarikan diri tanpa mendapat perlawanan apa pun.

Yaman berada di tengah pergolakan dan kekacauan politik sejak protes pro-demokrasi pada tahun 2011 memaksa Presiden Ali Abdullah Saleh mundur satu tahun kemudian.

Sementara kini, Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi telah lengser disertai berhenti menjabatnya perdana menteri dan kabinetnya. Negara Yaman secara otomatis terjun ke dalam krisis politik lebih dalam dan dicengkram pemberontak Syiah Houtsi hingga di ibukotanya, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Kamis (22/1).

(banan/arrahmah.com)

Polisi China menyerang 148 wilayah Muslim di Xinjiang sepanjang tahun 2014

Posted: 28 Jan 2015 03:00 AM PST

A Uighur man looks on as a truck carrying paramilitary policemen travel along a street during an anti-terrorism oath-taking rally in Urumqi

CHINA (Arrahmah.com) - Pasukan keamanan China menyerang 148 titik di wilayah Xinjiang barat laut sepanjang tahun 2014 yang mereka klaim sebagai operasi ketertiban umum, menurut China Daily, sebagaimana dilansir WB pada Rabu (28/1/2015).

Polisi dilaporkan meluncurkan operasi di 148 tempat yang berbeda di Kashgar, sebuah kota di wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim, dengan dalih mencari "faktor-faktor yang mengganggu orang di kawasan itu."

Surat kabar itu mengatakan bahwa Kashgar, yang terletak di dekat perbatasan Pakistan dan Afghanistan, telah menjadi sarang untuk "meningkatkan kegiatan teroris" dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintah Cina biasanya menuduh "kelompok radikal" yang bertanggung jawab atas ledakan dan serangan dengan senjata tajam di seluruh negeri - terutama Daerah Otonomi Xinjiang Uighur - tetapi tidak memberikan informasi rinci tentang masalah tersebut.

Langkah-langkah "keamanan" yang luas dilakukan di Xinjiang pada tahun 2014 untuk memerangi serangan dan bentrokan antara pasukan keamanan dengan separatis yang diklaim berjuang untuk menciptakan sebuah negara Turkestan Timur merdeka.

Uighur, sebuah kelompok Turki yang membentuk sekitar 45 persen dari penduduk Xinjiang, telah menyatakan China melakukan kebijakan represif yang menahan kegiatan keagamaan, komersial dan budaya mereka.

(banan/arrahmah.com)

Abdulkadir Baraja: Bina Qalam mewakafkan dirinya sebagai jembatan

Posted: 28 Jan 2015 12:16 AM PST

Simposium Media Islam Online di Rumah Penulis Bina Qalam, Surabaya Rabu – Kamis (28-29/1/2015).

SURABAYA (Arrahmah.com) - Sejumlah penulis dan jurnalis dari berbagai media Islam online duduk bareng dalam acara Simposium Media Islam Online di Rumah Penulis Bina Qalam, Surabaya Rabu – Kamis (28-29/1/2015).

Dalam sambutan sekaligus membuka simposium ini Pembina Bina Qalam Abdulkadir Muhammad Baraja mengatakan tujuan acara ini setidaknya ada tiga hal yakni, untuk literasi, meningkatkan penulisan dan untuk menjual atau mempublikasi.

Bina Qalam mendorong para penulisuntuk terus menulis, "Semakin banyak dia menulis semakin banyak dia membaca maka semakin kwlitas tulisan meningkat," kata Abdulkadir.

Tokoh Muslim Surabaya ini juga menyebut Bina Qalam jembatan antara penerbit dan penulis

"Bina Qalam mewakafkan dirinya sebagai jembatan antara penerbit dan publisher. Tidak hanya dipublish di Indonesia, tetapi dicetak di luar negeri," terangnya

Sebagai penutup Abdulkadir Baraja merencanakan Bina Qalam mempunyai pesantren penulis, yang nantinya pesantren ini nantinya akan menghasilkan penulis-penulis untuk disuplai ke penerbit. Untuk selanjutnya semua penerbit akan terwarnai dengan penulis-penulis yang sudah tersibghah, untuk kepentingan dakwah Islam.

"Warnanya apa? Dakwah Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam,"

Selain para penulis dan jurnalis dari beberapa kota di Indonesia, turut hadir pada pembukaan smposium bertema "Merajut peran dakwah menyelaraskan opini umat" ini, sekretaris MUI Jawa Timur Ustadz Mohammad Yunus, para pembina Bina Qalam dan sejumlah pengurus Jurnalis Islam Bersatu (JITU). (azm/arrahmah.com)

Wanita Irlandia memeluk Islam karena mendengar suara adzan

Posted: 27 Jan 2015 10:38 PM PST

Leslie-Carter

DUBLIN (Arrahmah.com) - Leslie Carter, yang sekarang bekerja untuk Pusat Kebudayaan Islam dan menjabat sebagai asisten koordinator wanita, menyatakan memeluk Islam tiga tahun yang lalu. Sebelumnya dia adalah penganut Kristen. Dia mengaku bahwa dia selalu dihantui pertanyaan seputar keyakinan dalam agama kristen, khususnya mengenai pengakuan dosa yang diungkapkan terhadap pendeta. Menurut Leslie, pengakuan dosa itu seharusnya antara dia dan Tuhan, tidak harus memakai perantara.

Leslie Carter berasal dari Irlandia. Leslie menikah dengan seorang muslim, dan dia tetap menganut agama Kristen. Tapi dia dan suaminya memilih untuk tidak mempermasalahkan dan tetap mempertahankan agamanya masing-masing.

Sebagai non-muslim, Leslie sangat menghormati agama suaminya, begitu juga sebaliknya. Tidak ada masalah tentang agama dalam rumah tangga mereka.

Namun lamban laun, Leslie merasa mulai meragukan agamanya dan mulai bertanya-tanya tentang Islam. Leslie banyak membaca buku-buku tentang hak-hak perempuan dalam Islam. Dari buku-buku yang dibacanya itu, Leslie merasa telah mendapat jawaban dari pertanyaannya tentang Islam.

Kendati demikian, Leslie mengaku tak pernah merencanakan untuk memeluk Islam. Semuanya terjadi secara spontan.

Di hari dia menyatakan masuk Islam, suaminya berniat untuk salat di Islamic Center. Leslie yang berniat untuk pergi ke pasar akhirnya ikut suaminya dan bertemu dengan teman perempuannya yang bekerja di Islamic Center tersebut.

"Di hari saya memeluk Islam, suami saya datang ke tempat itu untuk shalat. Saya ingin pergi ke pasar jadi saya datang bersama dengan dia dan saya mengenal beberapa wanita yang bekerja di kantor itu dan saya datang untuk mengunjunginya. Sebenarnya, tidak ada rencana bagi saya untuk menjadi seorang Muslimah pada hari itu, Saya bilang bahwa mungkin saya akan memeluk Islam dalam waktu 10 tahun atau kapan pun, tapi ketika saya berada di sana dan mendengar Adzan, saya mulai menangis. Rasanya seperti ada cahaya dalam hati saya atau sesuatu. Saya tahu saya tidak bisa meninggalkan masjid tanpa menyatakan keimanan saya." ungkapnya, sebagaimana dilansir oleh Onislam.net.

"Putri sulung saya berumur lima tahun. Jika dia sedang menonton TV dan melihat perempuan yang memakai pakaian terbuka dia akan berteriak "Haram, ganti saluran"." cerita Leslie.

Leslie Carter mengaku bahwa putrinya suka memakai rok panjang, dan tidak suka memakai rok diatas lututnya.

Setelah menjadi muslim, Leslie sekarang bekerja di Islamic Cultural Center di Irlandia yang dibangun dengan dana bantuan dari Al-Maktoum Foundation yang berpusat di Dubai. Sekarang, kata Leslie, banyak orang yang datang ke Islamic Center itu untuk meminta salinan Al-quran.

"Mungkin mereka ingin mencari penjelasan tentang Islam yang selama ini belum mereka ketahui," kata Leslie.

(ameera/arrahmah.com)

Takut diblokir Turki, Facebook tutup akun penghina Nabi

Posted: 27 Jan 2015 09:00 PM PST

Facebook Inc. Illustrations Ahead Of Earnings Figures

TURKI (Arrahmah.com) - Supaya tidak diblokir di seluruh Turki, Facebook akhirnya menutup akses pengguna Turki ke sejumlah halaman yang berisi konten yang dianggap menghina Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam.

Hal itu disampaikan oleh karyawan perusahaan Facebook yang mengetahui langsung tentang masalah tersebut dan laporan oleh penyiar negara TRT, sebagaimana dilansir NY Times pada Selasa (27/1/2015).

Perusahaan itu bertindak demikian dalam rangka mematuhi perintah dari pengadilan Turki, kata karyawan tersebut pada Senin (26/1), berbicara dengan syarat anonim karena Facebook tidak memberikan kewenangan pada karyawannya untuk berbicara secara terbuka. Perintah pengadilan Turki dikeluarkan pada Ahad (25/1) malam atas permintaan jaksa lokal di Ankara.

Pemerintah Turki yang berusaha menerapkan aturan Islam tidak ragu-ragu untuk memotong sementara akses ke layanan seperti Twitter dan YouTube untuk berbagai alasan politik, dan sering mengintervensi untuk membatasi konten yang dianggap tidak pantas, meskipun mendapat kritik keras dari Barat yang kerap menyalahgunakan kebebasan berbicara.

Seperti banyak perusahaan teknologi Amerika lainnya, Facebook, yang memiliki lebih dari 1,2 miliar pengguna di seluruh dunia, telah mengusahakan pertumbuhan di pasar negara-negara berkembang seperti Turki. Mereka cenderung untuk fokus pada layanan mobile di negara-negara tersebut, karena sebagian besar pengguna internet di dunia berkembang lebih memilih konten pada ponsel daripada komputer.

Strategi ini kadang-kadang melibatkan jaringan sosial dalam situasi politik yang penuh gejolak, seperti ketika para aktivis menggunakan Facebook untuk mengatur protes Musim Semi Arab. Dan pendekatan semacam itu sering menyebabkan perusahaan melawan pemerintah yang mencoba untuk membatasi konten online untuk alasan politik atau sosial.

Meskipun Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, pergi ke Paris bulan ini untuk mengungkapkan solidaritas setelah serangan mematikan yang dilancarkan Mujahidin Al-Qaeda di kantor majalah satir Charlie Hebdo, dia kembali menjanjikan tindakan pemerintah terhadap konten nyeleneh Charlie Hebdo, termasuk penggambaran Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam, yang mengundang kemarahan dan keprihatinan Muslim di seluruh dunia.

Dua pekan lalu, jaksa mulai penyelidikan terhadap Cumhuriyet, sebuah surat kabar Turki, dan dua penulisnya setelah mereka mencetak ulang konten edisi pertama Charlie Hebdo menyusul serangan yang menewaskan 12 orang di Paris itu, termasuk ilustrasi sampul Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam.

Pemerintah Turki juga memblokir Twitter dan YouTube Maret tahun lalu setelah memposting informasi yang bocor terkait detail diskusi pejabat senior mengenai rencana aksi militer di Suriah, dan rekaman audio yang sepertinya menyiratkan korupsi di kalangan pejabat Turki. Butuh waktu dua minggu bagi Twitter, dan dua bulan bagi YouTube, untuk mengakhiri pemblokiran tersebut.

Para pejabat Turki juga mengancam akan menutup Twitter di negara itu bulan ini kecuali jika Twitter memblokir akun surat kabar lokal yang telah mengedarkan suatu dokumen yang dianggap melanggar ketentuan.

"Dibandingkan dengan Twitter dan YouTube, kerja sama Facebook dengan otoritas Turki jauh lebih baik," kata Yaman Akdeniz, seorang profesor cyberlaw di Universitas Bilgi di Istanbul. "Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Facebook menghapus halaman-halaman ini dengan segera."

(banan/arrahmah.com)

PBB kekurangan dana untuk memperbaiki rumah warga Palestina yang hancur akibat agresi "Israel"

Posted: 27 Jan 2015 06:34 PM PST

gaza-war-damaged-homes

GAZA (Arrahmah.com) - Badan bantuan PBB di Jalur Gaza pada Selasa (27/1/2015) mengaku bahwa kurangnya pendanaan internasional telah memaksanya untuk menunda pembayaran kepada puluhan ribu warga Palestina untuk perbaikan rumah yang rusak akibat agresi "Israel" musim panas lalu, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

"Orang-orang betul-betul tidur di antara puing-puing, anak-anak telah meninggal karena hipotermia," Robert Turner, Direktur operasi UNRWA PBB untuk Gaza, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan bahwa UNRWA hanya menerima dana sebesar 135 juta dolar AS dari 720 juta dolar AS yang dijanjikan oleh donor untuk program bantuan tunai bagi 96.000 keluarga pengungsi yang rumahnya rusak atau hancur akibat agresi "Israel" yang berlangsung selama 50 hari.

"Ini tidak jelas mengapa dana ini belum datang," kata Turner, tanpa mengidentifikasi di mana kekurangan itu berasal. "Sementara beberapa dana tetap tersedia untuk memulai rekonstruksi rumah yang hancur total, pihaknya telah kehabisan semua pendanaan untuk mendukung perbaikan dan subsidi biaya sewa."

Sejauh ini, kata dia, UNRWA telah memberikan lebih dari 77 juta dolar AS bagi sebanyak 66.000 keluarga untuk memperbaiki rumah mereka atau mencari alternatif sementara, tapi sekarang karena kurangnya dana maka UNRWA terpaksa menghentikan program bantuan tunai tersebut.

Lembaga bantuan internasional telah memperingatkan bahwa para pengungsi korban kekejaman "Israel" selama 50 hari musim panas lalu sangat terpengaruh oleh kondisi cuaca yang buruk.

Awal bulan ini, empat bayi termasuk yang baru berumur 1 bulan meninggal dunia akibat cuaca dingin di Jalur Gaza.

Sebelumnya, badan bantuan PBB telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan program bantuan di Gaza pada akhir Januari. Pada saat itu diperkirakan semua sumber daya keuangan untuk membantu Gaza telah habis.

Sekitar 1.500 bangunan dan struktur dihancurkan selama serangan "Israel", yang dimulai pada awal Juli 2014 dan berakhir pada akhir Agustus tahun lalu.

Ribuan warga Gaza terpaksa tinggal di bangunan yang rusak, dengan menggunakan terpal plastik untuk mencoba menahan hujan. Sekitar 20.000 pengungsi masih bertempat di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.

"Orang-orang telah putus asa dan masyarakat internasional bahkan tidak dapat memberikan bahkan - misalnya memperbaiki rumah di musim dingin ini - apalagi untuk mencabut blokade, akses ke pasar atau kebebasan bergerak," kata Turner.

Turner mengatakan bahwa UNRWA sangat membutuhkan sekitar 100 juta dolar AS dalam kuartal pertama untuk memperbaiki kerusakan kecil pada rumah warga dan untuk subsidi sewa.

Mesir dan "Israel" tetap memberlakukan blokade terhadap Gaza. "Israel" juga dengan ketat mengawasi impor bahan bangunan ke wilayah itu, yang semakin mempersulit kondisi rekonstruksi Gaza.

(ameera/arrahmah.com)