Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

.com/blogger_img_proxy/

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi: komandan militer dan tangan kanan Syaikh Usamah bin Ladin

Posted: 01 Nov 2014 04:21 PM PDT

.com/blogger_img_proxy/

(Arrahmah.com) - Yayasan As-Sahab, bidang media tanzhim Al-Qaeda Pusat pada hari Selasa, 17 Ramadhan 1435 H bertepatan dengan 15 Juli 2014 M merilis video keenam dari serial video "Hari-hari Bersama Sang Imam". Dalam video berdurasi 31 menit 28 detik tersebut, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri kembali mengisahkan pengalaman tokoh-tokoh terdekat dan pendukung-pendukung utama perjuangan jihad Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah.

Dalam video keenam tersebut, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri mengisahkan kesabaran, pengorbanan dan keteguhan Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi dan beberapa tokoh utama lainnya dalam jihad Syaikh Usamah bin Ladin, khususnya pasca invasi aliansi salibis AS – NATO ke Afghanistan pada akhir 2001.

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi rahimahullah memiliki nama lengkap Muhammad Abdul Aziz Al-Fakhiri Al-Libi. Beliau dilahirkan di Libya pada tahun 1963. Beliau telah memimpin mujahidin Libya dalam jihad di Afghanistan melawan penjajah komunis Uni Soviet.

Pada saat komunis Uni Soviet ditarik mundur dari Afghanistan dan mujahidin Afghanistan terlibat konflik intern, sebagian besar mujahidin muhajirin dari luar Afghanistan memilih keluar dari Afghanistan. Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi memilih bertahan di Afghanistan. Beliau mendirikan kamp pelatihan militer Khaldan di Afghanistan dan pondok pesantren dakwah di kamp tersebut.

Kamp militer Khaldan dan ponpesnya telah melahirkan banyak komandan militer mujahidin yang memiliki kemampuan ilmu syar'i yang menonjol. Reputasi baik dan kemampuan para alumni kamp militer Khaldan tidak kalah dengan reputasi dan kemampuan para alumni kamp militer Al-Faruq yang didirikan oleh Syaikh Usamah bin Ladin dan Syaikh Aiman Az-Zhawahiri.

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi bukan anggota tanzhim Al-Qaeda, namun beliau dipercaya oleh Syaikh Usamah bin Ladin untuk memimpin 300an mujahidin Al-Qaeda dalam pertempuran heroik di pegunungan Torabora. Selama dua pekan, dengan perbekalan dan persenjataan yang sangat sederhana, Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi memimpin mujahidin Al-Qaeda menghalau serangan udara aliansi salibis AS- NATO dan serangan darat pasukan munafik Aliansi Utara.

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi tertangkap di Pakistan pada November 2001 akibat pengkhianatan sebagian suku. Beliau dijebloskan di penjara Dinas Intelijen Pakistan, lalu dipindahkan ke penjara militer Amerika Serikat dan Mesir. Beliau mendapatkan penyiksaan sangat keji dari para penyidik salibis AS dan bonekanya, penyidik Mesir. Dalam penyiksaan keji itu Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi mengakui bahwa Al-Qaeda memiliki hubungan dengan rezim Shadam Husain dan memiliki senjata kimia – biologi. Pengakuan dibawah siksaan keji itu mendorong AS dan NATO menginvasi Irak pada 2003.

Dinas Intelijen Amerika kemudian menyerahkan Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi kepada rezim Moammar Qaddafi. Rezim Qaddafi melakukan penyiksaan keji terhadap Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi di penjara Bu Salim ibukota Tripoli memaksa beliau untuk menanda tangani surat "bertaubat dan berhenti" dari ibadah jihad, sebagaimana dilakukan oleh para pemimpin tanzhim Jama'ah Islamiyah Muqatilah. Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi dengan tegas menolak bujuk rayu dan tekanan mereka. Akibatnya rezim Qaddafi membunuh Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi di dalam penjara pada tanggal 19 Mei 2009.

Rezim Qaddafi menyatakan Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi melakukan bunuh diri di penjara, sebuah klaim yang sangat dipaksakan dan palsu. Dua orang aktivis Human Rights Watch dan lembaga-lembaga HAM lainnya yang pernah mengunjunginya meragukan klaim rezim Qaddafi, terlebih mujahidin yang mengenal luas pengalaman, kesabaran dan keteguhan beliau di medan jihad.

.com/blogger_img_proxy/

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi rahimahullah

Berikut ini adalah terjemahan bagian pertama dari video keenam serial "Hari-hari Bersama Sang Imam".

 

Yayasan Media As-Sahab

mempersembahkan

Serial keenam video "Hari-hari Bersama Sang Imam"

oleh

Syaikh Aiman Az-Zhawahiri

 

Dengan nama Allah. Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya dan setiap umatnya yang setia kepada beliau.

 

Wahai saudara-saudaraku, kaum muslimin, di setiap tempat…

 

As-salaamu'alaykum wa rahmatullah wa barakaatuh…

 

Ini adalah serial keenam dari serial video Hari-hari bersama sang Imam, saya mengenang kembali dalam serial video ini sebagian kenangan indah yang saya alami bersama al-imam al-mujaddid al-mujahid, pahlawan abad ini, Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah melimpahkan kepada beliau rahmat yang luas.

Dalam dua video sebelum ini, saya telah bercerita tentang Torabora dan kenangan-kenangan kami di Torabora. Saya telah berbicara tentang kawan-kawan kami dan lawan-lawan kami. Saya memulainya dengan membicarakan kawan-kawan dekat dan penolong-penolong kami. Saya berbicara tentang fazhilatu syaikh Muhammad Yunus Khalish semoga Allah melimpahkan kepada beliau rahmat yang luas. Saya berbicara tentang Qari Abdul Ahad semoga Allah melimpahkan kepada beliau rahmat yang luas. Saya berbicara tentang sang ksatria, mujahid dan komandan Moalim Awal Ghul semoga Allah melimpahkan kepada beliau rahmat yang luas. Dan saya juga membicarakan tentang Maulawi Nur Muhammad semoga Allah melimpahkan kepada beliau rahmat yang luas.

Seperti telah saya katakan dalam video seri-seri sebelumnya dan dalam kesempatan-kesempatan lainnya, bahwa saya akan berbicara tentang syuhada', orang-orang yang telah gugur. Adapun orang-orang yang masih hidup, yang telah memberikan kepada kita dukungan-dukungan yang besar dan bantuan-bantuan yang besar, saya menunda cerita tentang mereka pada saat ini. Insya Allah kami tidak melupakan keutamaan, jasa, peranan besar dan layanan agung yang telah mereka persembahkan kepada kita, kepada jihad, dan kepada gerakan jihad. Semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik balasan.

Insya Allah, saya katakan kepada mereka, "Kalian selalu berada dalam pandangan mata kami, dan dalam benak kepala kami. Keutamaan kalian tidak akan pernah dilupakan, akan tetapi akan datang waktunya, insya Allah, dimana kami akan menceritakan peranan kalian, dengan izin Allah."

Setelah membahas para kawan dekat dan para pendukung, saya ingin mengisyaratkan secara singkat dan ringkas tentang para syuhada' di Torabora atau bahkan para syuhada' yang gugur dalam pertempuran setelah Torabora dan sebelum itu mereka ikut dalam pertempuran Torabora.

Tentu, saya ingin mengatakan, alhamdulillah, segala puji bagi Allah semata, berkat perencanaan Syaikh Usamah bin Ladin, yaitu rencana beliau menggali parit-parit pertahanan dan keseriusan kami agar kami menggali parit-parit pertahanan; maka korban di pihak ikhwan-ikhwan hanya sedikit saja. Berkat karunia Allah semata kepada ikhwan-ikhwan, korban di pihak ikhwan hanya berkisar antara 10 persen, 12 persen atau 13 persen saja, dari keseluruhan jumlah ikhwan di Torabora. Jumlah ini terhitung sangat kecil bila dibandingkan dengan gencarnya bombardir yang dialami ikhwan-ikhwan di Torabora, pengepungan ketat yang mereka alami, dan kondisi berat yang mereka hadapi.

Saat itu Syaikh Usamah bin Ladin sangat bersikeras agar ikhwan-ikhwan membuat parit-parit pertahanan. Taktik tersebut wajib dilakukan oleh mujahidin di setiap tempat sebagai sarana perlindungan bagi mereka. Sebab, musuh kita yaitu pasukan penjajah salibis sangat arogan dan biadab terhadap kita dengan keunggulan penguasaan wilayah udara oleh mereka. Berlindung dengan tanah merupakan sarana yang paling baik untuk menghadapi keunggulan penguasaan wilayah udara oleh pasukan penjajah salibis.

Saya nasehatkan kepada semua ikhwan mujahidin di setiap tsughur (bumi ribath dan jihad), hendaknya mereka memperhatikan betul taktik membuat parit-parit pertahanan; hendaknya mereka ahli dan membuat inovasi-inovasi baru dalam taktik pembuatan parit-parit pertahanan. Ini insya Allah akan meminimalisir bahaya dari penguasaan wilayah udara oleh musuh, dengan tingkat prosentase penurunan resiko yang sangat besar.

Tentu saja, para syuhada' pertama yang akan saya sebutkan, semoga Allah melimpahkan kepada beliau rahmat yang luas, saya akan menceritakannya secara ringkas saja. Saya akan berbicara secara cepat tentang para syuhada' tersebut, semoga Allah melimpahkan kepada beliau rahmat yang luas. Saya akan menyebutkan contoh-contoh teladan dari sebagian ikhwan yang menjadi syahid diantara ikhwan-ikhwan yang terlibat dalam pertempuran di Torabora.

.com/blogger_img_proxy/

Syaikh Aiman Az-Zhawahiri mengisahkan para pahlawan Torabora dalam video "Ayyam Ma'a Al-Imam #6"

 

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi

Pertama adalah asy-syaikh, pahlawan, dan komandan Ibnu Syaikh al-Libi, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya yang luas kepada beliau. Beliau adalah gunung yang kokoh dan tegak tinggi menjulang dalam sejarah gerakan jihad. Sejak terlibat dalam jihad Afghanistan melawan komunis Rusia (Uni Soviet waktu itu), seluruh waktu beliau adalah pengorbanan dan pelayanan kepada jihad, gerakan jihad dan seluruh ikhwan mujahidin, tanpa disertai sikap ta'ashub (fanatik buta kepada kelompok tertentu), tanpa sikap tampil beda dan memilah-milah, dan selalu mencurahkan kemampuan dirinya di jalan Allah Ta'ala.

Tokoh besar ini sebelumnya pernah aku sebutkan secara sekilas. Saya juga telah menyebutkan pujian Syaikh Usamah bin Ladin kepada beliau. Tapi dalam kesempatan ini saya akan menceritakan beliau dalam rangkaian para pahlawan mujahidin di Torabora.

Laki-laki ini adalah sebuah madrasah, bagi diri beliau sendiri dan rekan-rekan beliau mujahidin di kamp militer Khaldan. Kamp militer Khaldan ini juga merupakan sebuah madrasah tersendiri.

Ketika pasukan komunis Rusia ditarik mundur dari Afghanistan (tahun 1990-1991), kelompok-kelompok jihad di Afghanistan saling bertikai satu sama lainnya dan konflik intern mujahidin pun menyebar luas. Saat itu banyak mujahidin (muhajirin non-Afghanistan) memilih pergi meninggalkan Afghanistan. Namun saat itu Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi dan rekan-rekan jihadnya berijtihad untuk bertahan di Afghanistan. Mereka mempergunakan wilayah Afghanistan untuk melakukan kegiatan tadrib (training militer) dan I'dad (mempersiapkan kekuatan) untuk kepentingan semua front jihad, semua mujahidin, dan semua kelompok jihad.

Amal mereka ini merupakan sebuah amal yang diberkahi dan membuahkan hasil-hasil penuh berkah di semua medan jihad. Kamp militer Khaldan tidak sebatas untuk melakukan training militer saja. Tapi mereka juga mendirikan ma'had dakwah di sana. Ulama yang mengajar di ma'had dakwah kamp militer Khaldan adalah fazhilatu asy-syaikh Abu Abdillah Al-Muhajir, semoga Allah menjaga beliau dan mengumpulkan kami bersama beliau dalam waktu dekat, insya Allah.

Pendiri, pelopor dan kepala sekolah ma'had dakwah ini adalah Ibnu Syaikh Al-Libi. Syaikh Ibnu Syaikh Al –Libi, sebagaimana beliau selalu memberikan pengorbanan dalam jalan jihad fi sabilillah, beliau juga merupakan tokoh panutan dalam hal ketegaran dan kesabaran pada moment-moment yang paling genting dan pada saat terjadi ujian-ujian berat.

Seperti yang akan saya ceritakan, Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas, adalah orang yang dikaruniai keahlian militer dan pengalaman militer. Beliau adalah komandan militer yang memimpin pertempuran mujahidin di pegunungan Torabora. Beliau memimpin pertempuran berat nan dahsyat tersebut dengan persenjataan dan perbekalan militer seadanya, padahal mereka harus melawan kekuatan super power dunia.

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi, pertama kali saya akan bercerita tentang ketegaran dan kesabaran beliau. Saya akan menceritakan dua contoh ketegaran beliau.

Contoh pertama

Saya sebelumnya telah menceritakannya, yaitu saat beliau dipenjarakan secara khianat dan tipu daya (oleh dinas intelijen Pakistan), setelah beliau dan mayoritas ikhwan lolos dari pengepungan aliansi pasukan salibis di pegunungan Torabora. Beliau dan mayoritas ikhwan lolos dan tiba dengan selamat di Pakistan. Sampai di wilayah suku-suku indipenden di Pakistan, beliau diserahkan secara khianat oleh salah satu suku di sana kepada Dinas Intelijen Pakistan.

Meskipun telah melakukan pengepungan ketat dan bombardir massif di pegunungan Torabora, Amerika Serikat tidak mampu untuk menangkap ikhwan-ikhwan. Akan tetapi dengan cara yang khianat, rezim Pakistan bisa mengejutkan ikhwan-ikhwan. Setelah suku tersebut memberikan jaminan keamanan kepada ikhwan-ikhwan, menurut tradisi yang berlaku di antara suku-suku disana, tiba-tiba ikhwan-ikhwan dikejutkan oleh pengepungan dan penangkapan oleh pasukan Pakistan, yang kemudian menjadikan mereka sebagai tawanan.

Di dalam penjara Kuhat yang berada di Pakistan, seperti telah saya ceritakan sebelumnya, para perwira pengkhianat Pakistan berusaha mengajuan penawaran kepada Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi agar mereka bisa mendapatkan harta yang beliau bawa. Seperti telah saya ceritakan sebelumnya dalam kisah keluarnya ikhwan-ikhwan dari pengepungan musuh di Torabora, Syaikh Usamah bin Ladin semoga Allah melimpahkan rahmat yang luas kepada beliau, telah memberikan sejumlah harta kepada Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi untuk mengurus biaya ikhwan-ikhwan yang bersama beliau.

Para perwira pengkhianat Pakistan itu menginginkan harta tersebut. Maka mereka menawari Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi, seperti telah saya ceritakan sebelumnya. "Kami akan membebaskanmu dari kasus ini dan kami akan melarikanmu. Lalu kami akan mengambil harta ini, seakan-akan engkau tidak pernah ditangkap," tawar mereka.

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi mengambil sikap yang agung dan mulia. Beliau berkata kepada para perwira itu, "Saya akan memberikan seluruh harta ini dan beberapa kali lipat dari harta ini kepada kalian, tetapi saya dan seluruh ikhwan yang bersama saya harus bebas. Saya tidak mau bebas sednirian."

Sungguh, beliau adalah sebaik-baik komandan dan sebaik-baik kawan panutan.

Para perwira itu menjawab, "Tidak, kami tidak mungkin menerima tawaran seperti itu."

Maka beliau pun bertahan di dalam penjara Pakistan bersama ikhwan-ikhwan beliau.

Contoh kedua

Sikap kedua dari sikap-sikap mulia yang meninggikan derajat Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi, semoga Allah merahmatinya dengan rahmat yang luas, diceritakan kepadaku secara langsung oleh Syaikh Abu Yahya Al-Libi, semoga Allah merahmatinya dengan rahmat yang luas.

Syaikh Abu Yahya Al-Libi menceritakan kepadaku bahwa ia bertemu dengan Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi di salah satu penjara Afghanistan setelah keduanya sama-sama tertangkap. Maka Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi bercerita kepada Syaikh Abu Yahya Al-Libi bahwa para interogator Amerika bertanya kepada beliau, "Apakah kamu anggota kelompok Al-Qaeda?"

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi bukanlah anggota kelompok Al-Qaeda. Beliau bukanlah orang yang pernah membai'at Syaikh Usamah bin Ladin. Sebelumnya telah saya ceritakan bahwa Syaikh Usamah bin Ladin adalah tokoh yang unik dalam memberdayakan semua potensi unsur umat Islam dan unsur jihad, tanpa membeda-bedakan siapa yang membai'at dan siapa yang tidak membai'at.

Sebelumnya telah saya ceritakan keutamaan-keutamaan dan kelebihan-kelebihan Syaikh Usamah bin Ladin bahwa beliau jauh dari sikap ta'ashub (fanatisme buta) dan beliau mengambil manfaat dari unsur-unsur umat Islam, tanpa pandang bulu dari tanzhim apa ia berasal. Beliau seperti magnet yang mengumpulkan semua potensi dan memberdayakannya untuk proyek-proyek yang produktif.

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi bukanlah anggota Al-Qaeda, dalam arti kata beliau tidak pernah membai'at Syaikh Usamah bin Ladin. Ketika para interogator Amerika menanyai beliau, "Apakah engkau anggita kelompok Al-Qaeda?"

Maka beliau menjawab, "Ya, saya anggota kelompok Al-Qaeda."

(Syaikh Aiman Az-Zhawahiri tertawa saat mengisahkan peristiwa ini)

Syaikh Abu Yahya Al-Libi berkata kepada Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi, "Wah, Anda mempersulit diri Anda sendiri."

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi menjawab, "Tidak. Saya tidak akan menyatakan berlepas diri dari Al-Qaeda di depan mereka. Al-Qaeda adalah sebuah kemuliaan. Saya tidak akan berlepas diri dan menunjukkan ketakutan di hadapan mereka. Saya bangga dengan Al-Qaeda, walau saya bukan anggota Al-Qaeda."

Jazahullah khairan, semoga Allah membalas beliau dengan kebaikan, semoga Allah membalas sikap mulia dan agung Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi.

Saya juga akan bercerita tentang Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi dalam pertempuran Torabora secara singkat. Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi sebagaimana telah saya ceritakan adalah komandan militer ikhwan-ikhwan dalam pertempuran Torabora. Beliau hanya memiliki sedikit persenjataan di hadapan kekuatan aliansi salibis puluhan pesawat tempur Mirage Perancis, Inggris, dan Amerika. Pesawat tempur beragam jenis membombardir Torabora.

Seperti telah saya ceritakan sebelumnya, pertempuran di Afghanistan telah berakhir dan hanya tinggal pertempuran di Torabora. Pandangan seluruh dunia tertuju kepada Torabora. Kantor-kantor berita menunggu-nunggu perkembangan dari luar Torabora. Berapa mujahidin Arab yang gugur dan tertawan? Seluruh dunia menunggu-nunggu. Bush membayangkan jika berhasil menaklukkan kelompok kecil mujahidin di Torabora dan menangkap atau membunuh syaikh Usamah bin Ladin, maka telah berakhirlah perang di Afganistan dan ia akan menyerang Irak.

Seluruh dunia menunggu-nunggu dan aliansi Salibis mengerahkan seluruh kekuatannya menggempur Torabora. Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi saat itu hanya memiliki persenjataan yang sangat sederhana. Ikhwan-ikhwan hanya memiliki senjata ringan dan hanya memiliki satu pucuk meriam Hawan di Torabora, (syaikh Aiman Az-Zhawahiri tertawa saat mengisahkan hal ini), dihadapan apa yang aku katakan gunung-gunung persenjataan, pesawat-pesawat tempur dan rudal Cobra yang ingin menyapu bersih Torabora.

Dengan satu meriam Hawan inilah Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi berhasil menghalau setiap pergerakan maju pasukan munafik yang menyerang maju menuju Torabora. Dan seperti telah saya ceritakan sebelumnya pasukan Amerika sangat pengecut dan penakut. Mereka tidak berani menyerbu masuk secara langsung ke Torabora. Karena mereka tahu bahwa kelompok mujahidin di Torabora telah bertekad untuk berperang sampai titik darah penghabisan. Mereka tidak berani secara langsung. Mereka selalu mendorong pasukan munafik gelombang demi gelombang maju menyerbu. Setiap kali satu gelombang pasukan munafik menyerbu maju, mereka dipukul mundur dengan mengalami korban tewas dan cedera dengan jumlah yang besar. Gelombang berikutnya menyerbu maju, kembali dipukul mundur dengan mengalami korban-korban tewas dan cedera.

Allah mencampakkan rasa kelemahan ke dalam hati pasukan munafik yang mengepung dan menyerang Torabora. Saya insya Allah akan menceritakan kisah yang unik yang berkenaan dengan hal ini.

Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi sangat cerdik. Pada awalnya beliau menyembunyikan titik tembakannya. Beliau membawa satu meriam Hawan dan beberapa senjata mesin. Ikhwan-ikhwan membawa beberapa senjata ringan. Beliau menyembunyikan titik tembakannya dari pesawat-pesawat tempur yang membombardir sepanjang jam selama kurang lebih 14 hari jalannya pertempuran.

Setiap kali satu gelombang pasukan munafik menyerbu maju, maka tembakan mujahidin diarahkan kepada mereka, sehingga mereka kembali mundur dengan mengalami banyak korban tewas dan cedera. Lalu pesawat-pesawat tempur datang, membombardir dan membombardir, sampai mereka mengira telah mematahkan perlawanan mujahidin dan menewaskan mereka. Lalu satu gelombang pasukan munafik datang menyerang, maka Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi menghalau serangan mereka.

Begitulah pertempuran berlangsung sampai akhirnya ihkwan-ikhwan dapat keluar dari Torabora. Semoga Allah membalas beliau dengan kebaikan. Dengan kecerdasan, kesabaran, dan ketabahannya, Syaikh Ibnu Syaikh Al-Libi mampu menghalau semua serangan pasukan munafik.

 

Berlanjut, insya Allah…

Wallahu a'lam bish-shawab.

(muhib al majdi/arrahmah.com)

Lebih dari 20 polisi rezim Afghan tewas dalam pertempuran dengan Mujahidin IIA di Ghorak

Posted: 01 Nov 2014 07:58 AM PDT

.com/blogger_img_proxy/

KANDAHAR (Arrahmah.com) - Mujahidin IIA melancarkan operasi melawan pasukan rezim boneka Afghan di distrik Ghorak, provins Kandahar, yang mengakibatkan kerugian mematiakan di pihak musuh, menurut laporan Shahamat.

Laporan mengaatkan bahwa baku tembak sengit di antara kedua belah pihak itu berlangsung hingga 5 hari. Dalam pertempuran tersebut kepala polisi Afghan Shafu Khan bersama dengan 20 anggotanya tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Pejabat Mujahidin mengatakan bahwa 5 sepeda motor, 2 senjata mesin Dschk, 2 senjata mesin PKM, dua peluncur RPG. 2 senapan dan peralatan militer lainnya disita oleh Mujahidin.

Dalam pertempuran itu juga 6 Mujahidin mengalami cedera dan 3 lainnya syahid (semoga Allah menerima mereka).

Mujahidin IIA kini telah mengontrol sekitar pusat distrik tersebut. (siraaj/arrahmah.com)

DPR segera bahas sikap Indonesia atas pembersihan etnis Muslim Rohingya

Posted: 01 Nov 2014 07:40 AM PDT

.com/blogger_img_proxy/

JAKARTA (Arrahmah.com) - Sungguh ironi, saat Eropa dan Amerika telah mendorong Perserikatan Bangsa Bangsa untuk mengeluarkan resolusi yang berisi kecaman terhadap tindakan pembersihan etnis atau genosida kepada muslim Rohingya di Myanmar, justru pemerintah Indonesia malah menolak resolusi itu. Padahal, Indonesia dan Myanmar merupakan negara tetangga di AsiaTenggara.

Hal ini menjadi pembahasan utama dalam diskusi antara Wakil Ketua DPR Bidang Korpolkam Fadli Zon saat menerima Ketua Parlemen Agama se-dunia Imam Abdul Malik Mujahid di ruang kerjanya, Gedung Nusantara III, Rabu (29/10/14). Abdul Malik didampingi sejumlah intelektual muda Islam, diantaranya Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud.

"Kongres Amerika adalah yang pertama akan membuat resolusi tentang Rohingya, dan meminta dukungan dari Indonesia. Namun kabarnya,Indonesia malah termasuk negarayang tidak mensupport pencegahan genosida di Rohingya. Kami akan membahas inidi Komisi I DPR dan Badan Musyawarah," jelas Fadli usai pertemuan, seperti diwartakan laman rersmi DPR-RI.

Politisi Gerindra ini memastikan, jika masukan ini sudah dibahas di DPR, bahkan akandibahas di Rapat Paripurna, maka akan menjadi sikap resmi dari Parlemen Indonesia.Sehingga, sikap Indonesia di dunia internasional sejalan dengan konstitusi, dan merupakan murni sikap dari masyarakat Indonesia.

"Kita akan meminta Komisi I DPR untuk memanggil Menteri Luar Negeri, agar sikap kita sejalan

data-scaytid="333">dengan konstitusi kita. Kan konstitusi kita banyak membicarakan hal tentangHak Asasi Manusia. Saya rasa masyarakat kita juga concern terhadap kasus Rohingya,supaya tidak terlibat aktif untuk mencegah genosida di Rohingya. Apalagi ini terjadi dinegara kawasan Southeast Asia," imbuh Fadli.

Fadli menambahkan, soal keselamatan pengungsi itu harus dijamin, sesuai dengan prosedur UNHCR atau lainnya. "Untuk alasan kemanusiaan, pengungsi harus diberikan transit area yang baik, diperlakukan secara manusiawi, karena mereka ini adalah korban hak asasi manusia," tutup Fadli.

Abdul Malik mengaku heran dengan sikap Indonesia yang menolak resolusi untukmengecam tindakan genosida di Myanmar. Apalagi Indonesia merupakan negaraberpenduduk muslim terbesar di dunia dan anggota ASEAN.

Rencananya, Abdul Malik dan tim intelektual muda Islam akan menemui sejumlah tokoh nasional, seperti Amin Rais, Hasyim Muzadi, dan Ketua MUI, Ketua Dewan Da'wahIslam Indonesia, dan sejumlah tokoh pimpinan Ormas Islam di Indonesia untukmembicarakantentang sikap Indonesia terhadap resolusi PBB. (azm/arrahmah.com)

Tim HASI ke-12 untuk Suriah, dari qurban hingga layanan medis

Posted: 01 Nov 2014 07:30 AM PDT

JAKARTA (Arrahmah.com) - Dalam rilis berjudul Laporan Tim Relawan Kemanusiaan HASI ke-12 Untuk Suriah yang diterima redaksi, pada Oktober 2014 Alhamdulillah HASI dapat terus menjalankan amanah kaum Muslimin untuk membantu warga Suriah yang mengalami kesulitan

Tim relawan kemanusiaan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) yang ke-12 telah menjalankan tugasnya menyampaikan amanah bantuan kaum Muslimin Indonesia untuk rakyat Suriah. Tim bertugas selama 1 bulan di Suriah tepatnya di Rumah Sakit Lapangan Salma, Lattakia. Tim ke-12 yang berangkat menjelang hari raya Idul Adha ini juga membawa amanah qurban dari kaum Muslimin Indonesia untuk rakyat Suriah. Kali ini tim membawa amanah qurban 2 ekor Sapi dan 10 ekor Kambing untuk diselenggarakan dan didistribusikan dagingnya di kawasan Salma, Lattakia, Idlib dan Hama.

Sebagaimana tim-tim sebelumnya, tim ke-12 HASI yang digawangi oleh Abu Hanifah (ketua tim), dr. Abu Nuh (dokter), Abu Nailah (perawat) dan Abu Ashim (penerjemah) fokus pada program-program kemanusiaan, yaitu :

  1. Bekerja sebagai tenaga medis di Rumah Sakit Lapangan Salma.
  2. Memberikan santunan berupa bahan makanan, pakaian, dan keperluan pokok lainnya kepada para pengungsi dan masyarakat yang membutuhkan.
  3. Memberikan bantuan obat-obatan untuk Rumah Sakit Lapangan Salma dan beberapa Rumah Sakit lainnya.
  4. Memberikan bantuan alat-alat kesehatan yang diperlukan.
  5. Mobile Clinic

Alhamdulillah semua program tim berjalan lancar dan tim HASI ke-12 telah kembali pulang dalam keadaan baik. Tak lupa tim HASI menyampaikan salam ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dari rakyat Suriah kepada kaum Muslimin Indonesia yang terus memberikan doa, dukungan moral, perhatian dan bantuan material kepada mereka.

Tim ke-12 HASI juga membawa beberapa catatan yang penting untuk menjadi fokus bantuan kedepan untuk Suriah yang sebentar lagi akan menghadapi musim dingin, diantaranya diperlukan bantuan berupa tenda-tenda yang layak untuk pengungsi guna menghadapi musim dingin berikut perlengkapan musim dingin dan perawatan serta tambahan ambulance untuk meningkatkan mobilitas dalam menolong serta mengevakuasi korban-korban serangan senjata berat yang semakin tinggi intensitasnya.

"Akhirnya kita berharap kepada Allah SWT agar menerima amal sholih kita semua dalam membantu yang menderita dan melayani tanpa memilih," tutup laporan HASI.(azm/arrahmah.com)

Lika-liku perjalanan Komandan Khattab memasuki Chechnya

Posted: 01 Nov 2014 06:10 AM PDT

.com/blogger_img_proxy/

(Arrahmah.com) - Mujahid Samir Saleh Abdullah Al-Suwailam atau yang lebih dikenal dengan Komandan Khattab Rahimahullah adalah seorang Komandan jihad dari Arab yang telah meninggalkan semua gemilang kehidupan dunia fana untuk berjihad di jalan Allah sejak usianya masih muda.

Mujahid gagah berani yang syahid pada Maret 2002 lalu ini merupakan salah satu pemuda Islam yang memenuhi seruan jihad pertamanya pada puncak jihad Afganistan melawan Uni Sovyet pada tahun 1987, di mana para pemuda Islam dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong datang ke Afghanistan.

Beliau menuntaskan latihannya di kamp dekat Jalalabad dan berdiri di garis depan. Salah seorang pelatihnya adalah Hassan As-Sarehi, Komandan Operasi Sarang Singa di Jaji, yang begitu terkenal. Dengan keberaniannya di medan jihad, enam tahun kemudian, beliau pun menjadi salah satu mujahid yang diperhitungkan dunia. Setelah itu, beliau melanjutkan perjuangannya di bumi jihad lainnya, seperti Tajikistan dan Chechnya.

Selain berani, Komandan Khattab yang dijuluki sebagai The Lion of Chechnya ini juga sangat ditakuti oleh tentara Rusia. Bersama Mujahidin Shamil Basayev dan Salman Raduyev, beliau sampai dicap oleh pemerintah Rusia sebagai the most wanted and dangerous man in Chechnya.

Perjalanan Sang Komandan untuk masuk ke Chechnya bukanlah tanpa lika-liku. Namun semua beliau jalani penuh perjuangan. Berikut kisah lengkap perjalanan Sang Singa Chechnya yang dikumpulkan oleh Abu Youssef dan diterjemahkan oleh Tim Muqawamah Media pada Sabtu (1/11/2014).

***

Beliau berangkat ke Chechnya setelah beliau dan saudara-saudaranya selesai berjihad di Tajikistan selama kurang lebih 2 tahun. Lalu beliau kembali ke desa para muhajirin yaitu Desa Babeey (dekat Kota Peshawar, Pakistan) untuk menyusun rencana dan membeli beberapa perlengkapan pokok kemudian menghubungi beberapa orang ikhwah yang ada di luar supaya bergabung dengan mereka, mereka memanfaatkan telepon satelit yang ada di dalam ruang tamu di desa tersebut.

Di sebelah ruang tamu tempat mereka menginap ada seorang ikhwah yang merupakan salah satu mujahid senior, namanya Hamzah Al Ghamidi (Ad Dabbus), ia tertarik pada bidang media informasi dan ia sudah pernah membuat film dokumenter yang berjudul Raayah Az Zahf. Di dalam film tersebut ia mengumpulkan berbagai cuplikan rekaman video dari Palestina, Kashmir, Tajikistan, Chechnya, dan tempat-tempat lain dimana kaum muslimin tengah dilanda konflik.

Ketika Khattab menonton film tersebut beliau merasa terkesan, khususnya apa yang tengah terjadi di Chechnya, beliau menyaksikan para penduduknya mengenakan ikat kepala bertuliskan Laa Ilaaha Illa Allah. Maka beliau pun menghubungi para ikhwah yang sedang berada di luar Pakistan dan bertanya kepada mereka bagaimana caranya agar dapat sampai ke Chechnya, beliau sangat terobsesi untuk mengumpulkan peta Chechnya dan informasi-informasi berkenaan dengannya. Beliau menghubungi beberapa orang ikhwah yang ada di berbagai negara hanya untuk mengumpulkan peta Chechnya, sedangkan informasi mengenai Chechnya saat itu sangat susah untuk didapatkan.

Akhirnya setelah menghubungi ke sana ke mari dan menyusun rencana, beliau pun berangkat menuju ke salah satu negara teluk untuk mencari sebuah perusahaan maskapai yang bisa mendaratkan mereka ke bandara Grozny. Karena status Chechnya yang merupakan kawasan otonomi dari Rusia, maka tidak ada yang boleh mendarat di bandara Grozny kecuali melalui jalur bandara Moskow atau salah satu negara otonomi Rusia lainnya.

Kemudian salah seorang ikhwah ada yang menyarankan agar kami berangkat dari Karachi menuju Kota Baku, ibukota Azerbaijan yang posisinya paling dekat dengan Chechnya. Akhirnya beliau pun berangkat dari Karachi menuju Ashgabad (ibukota Turkmenistan) kemudian langsung bertolak menuju Baku. Sesampainya di bandara beliau disambut oleh seorang ikhwah berkebangsaan arab, ia mengabarkan bahwa untuk masuk (ke dalam Chechnya) sangatlah sulit. Saat itu adalah pergantian tahun 1994-1995, maka beliau pun menetap di Baku selama beberapa hari sampai seorang ikhwah berkebangsaan Tajikistan yang biasa dipanggil dengan Shalahuddin menemui beliau. Kemudian keduanya melakukan sedikit persiapaan.

Saat itu beliau mendapatkan surat sebanyak dua lembar dari Syaikh Fathi Asy Syisyani, maka Khattab pun merasa sangat bergembira karena mengetahui bahwa Syaikh Fathi mengiriminya surat. Syaikh FathiRahimahullah termasuk salah seorang yang turut berjihad di Afghanistan, di dalam suratnya beliau memberitahukan kepada Khattab bahwa kondisinya sedang sangat susah sehingga untuk masuk sangatlah sulit, beliau menyampaikan beberapa kebutuhannya kemudian menutup suratnya dengan berkata: "Ketahuilah wahai saudaraku Ibnu Khattab, bahwa Chechnya sudah ditembus oleh media dari luar." Maka secara spontan Khattab pun berkata, "Demi Allah inilah yang saya cari!!"

Maka mulailah beliau menyiapkan diri untuk masuk, beliau merencanakannya secara matang dengan beberapa orang yang mengetahui jalur untuk masuk, kemudian beliau masuk ke Chechnya dengan cara menyeberangi perbatasan Republik Azerbaijan secara ilegal hingga sampai ke Dagestan. Dagestan juga merupakan wilayah otonomi di bawah kekuasaan Rusia.

Beliau ditampung oleh seorang ikhwah di Kota Makhachkala, ibukota Dagestan, kemudian beliau berkenalan dengan Syaikh Bahauddin di Kota Khasavyurt. Syaikh Bahauddin memiliki sebuah madrasah yang bernama Madrasah Al Hikmah yang mengajarkan kitab-kitab salaf. Saya sendiri pernah mengunjungi Syaikh Bahauddin dan mengunjungi madrasah beliau, saya juga melihat-lihat perpustakaannya yang dipenuhi dengan kitab-kitab salaf dan ada beberapa naskah kuno. Kebanyakan murid-murid Syaikh lah yang banyak berperan – tentunya setelah Allah – dalam mengatur jalur masuk bagi Khattab. Mereka adalah para ikhwah pilihan yang sekaligus menjadi bibit jihad salafi di kawasan ini, mengingat mereka adalah yang sejak awal memasukkan segala kebutuhan pokok termasuk pasokan ke dalam kawasan ini, dan membuka jalan bagi para ikhwah yang ingin turut membantu permasalahan di Chechnya.

Para ikhwah yang berasal dari Dagestan bekerja keras untuk melayani jihad Chechnya dan membantu meringankan kebutuhan para ikhwah yang ada di Chechnya. Mereka telah terbiasa berbicara dengan bahasa arab secara fasih dan mereka hafal banyak surat Al-Quran. Setau saya mayoritas dari mereka gugur syahid di Chechnya, kami mengira bahwa mereka adalah bagian dari para syuhada. Kami memiliki sebuah ma'had dakwah di pesisir Baku, dan para ikhwah dari Dagestan inilah yang mengajar di sana dengan di bawah bimbingan seorang pelajar asal Yordania bernama Muhammad Ali alias Abu Hamzah, ia adalah seseorang yang mahir dalam urusan ilmu hadits. Dimanapun para ikhwah Dagestan ini ditempatkan, mereka selalu memberikan kesan yang baik.

Khattab pun mulai masuk ke Chechnya dan pergi ke Distrik Vedeno, di sana beliau bertemu dengan Syaikh Fathi. Syaikh Fathi adalah seorang sosok yang dicintai oleh semua orang, beliau memiliki andil dalam urusan dakwah dan menyebarkan kebaikan namun beliau tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam bidang militer. Sering kali beliau berbicara kepada kami betapa menyesalnya beliau ketika berada di kancah jihad Afghan, beliau tidak mencari pengalaman militer. Namun beliau adalah seseorang yang mahir dalam bidang sistem komunikasi nirkabel, sehingga ketika di Afghanistan dahulu beliau mengajarkan kemahirannya tersebut kepada sebagian orang Afghan.

Di Vedeno Syaikh ditemani oleh sekumpulan ikhwah dari Chechnya dan Yordania, beliau menjadi sosok ayah bagi mereka yang mengurusi persoalan kerohanian. Sedangkan komandan militer mereka adalah Abu Mujahid Al Urduni, meskipun ia seorang komandan militer, namun ia tidak memiliki sedikitpun pengalaman kemiliteran, dan itu tidak menjadi penghalang bagi para ikhwah untuk terus semangat, berjuang dengan tulus dan berkorban.

Hal pertama yang ditanyakan oleh Khattab kepada Syaikh Fathi adalah, di mana letaknya kamp militer mereka? Maka Syaikh menjawab, "kami tidak memiliki kamp militer." Mendengar jawaban tersebut maka kagetlah Khattab. Lantas beliau meminta kepada Syaikh agar mendatangkan 16 orang ikhwah dari penduduk setempat, maka Syaikh pun menyiapkan ke-16 orang tersebut. Kemudian Khattab berkeliling di sekitar wilayah Vedeno dan desa-desa yang berada di pesisirnya hingga menemukan sebuah desa kecil yang bernama Kharatswy, yang mana pada era Uni Soviet desa tersebut dijadikan tempat penginapan bagi para pejabat Rusia, setelah itu beliau pun mengajak ke-16 orang tersebut ke desa tersebut.

Lokasi penginapan tersebut jauh dari pemukiman dan dekat dengan sungai, di empat penjurunya dikepung oleh gunung-gunung yang tinggi, sedangkan akses jalan menuju ke lokasi tersebut berliku-liku, sempit dan belum diaspal. Beliau pun menetap di sana untuk melatih kelompok ini cara menggunakan berbagai macam senjata dan beberapa taktik tempur. Setelah mengikuti pelatihanan tersebut selama berbulan-bulan, para personal di kelompok tersebut pada akhirnya menjadi komandan terbesar di Chechnya. Masing-masing memiliki andil besar dalam memerangi Rusia beserta pasukan bayaran dan pasukan munafikin. Semoga Allah mendatangkan manfaat berkat keberadaan mereka.
(banan/arrahmah.com)

Ternyata Obama dan Netanyahu tidak saling suka selama bertahun-tahun

Posted: 01 Nov 2014 05:26 AM PDT

.com/blogger_img_proxy/

WASHINGTON (Arrahmah.com) – Ternyata Barack Obama dan Benjamin Netanyahu tidak saling suka satu sama lain selama bertahun-tahun, tapi berusaha untuk menutup-nutupinya, dan sekarang mereka tidak perlu lagi untuk repot-repot untuk menyembunyikannya lagi.

Hubungan pribadi antara Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri "Israel" Benyamin Netanyahu dilaporkan semakin buruk, seiring dengan sederetan panjang kejadian yang menunjukkan berkurangnya "kemesraan" antara kedua pemimpin bersekutu itu. Bahkan Netanyhu menyamakan hubungan mereka sebagai sebuah pertengkaran "pasangan tua", sebagaimana dilansir oleh CNN, Jum'at (31/10/2014).

Contoh terbaru yang menunjukkan hilangnya kemesraan mereka berdua ketika pada Selasa (28/10) ketika seorang pejabat pemerintahan senior Obama menyebut Netanyahu " "chickenshit" yang berarti pengecut, tidak sesuai antara perkataan dengan tindakan. Pejabat yang tidak disebutkan namanya, berbicara kepada wartawan Jeffrey Goldberg dari The Atlantic.

Dan ternyata Obama telah menggunjing Netanyahu selama bertahun-betahun.

Menurut laporan Goldberg, hubungan keduanya memburuk di berbagai bidang, di antaranya perbedaan pandangan terkait perang di Libanon dan Gaza, juga aksi militer "Israel" di Irak dan Suriah.

Netanyahu menolak berkomentar soal laporan Goldberg dengan mengatakan "tidak siap melontarkan kata-kata yang mengancam negaranya."

"Ada keretakan hubungan antara Netanyahu dan Obama," ujar Aaron David Miller, mantan juru runding AS untuk Timur Tengah.

Seorang pejabat senior dari organisasi kebijakan pro-Israel terkemuka di Washington juga mengatakan, "mereka tidak menyukai satu sama lain, namun pura-pura suka saja."

Hubungan antara Obama dan Nentanyahu memburuk di berbagai bidang. Goldberg juga melaporkan bahwa pemimpin "Israel" telah "menghapus" Gedung Putih, yang merupakan penghinaan terhadap suatu pemerintah yang masih memiliki masa dua tahun di kantornya. Dan ketegangan berkobar pekan lalu ketika Gedung Putih membantah pertemuan Menteri Pertahanan "Israel" Moshe Ya'alon dengan Wakil Presiden Biden dan Menteri Luar Negeri John Kerry.

Pemerintah berusaha menangkis cerita Goldberg. Pada Rabu (29/10) Alistair Baskey, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan bahwa Obama dan Netanyahu telah "menjalin kemitraan yang efektif, dan berkonsultasi erat dan intens."

Namun, pergesekan hubungan telah lama menguji aliansi antara Washington dan negara Yahudi, seperti terkait pembicaraan damai, perang di Lebanon dan Gaza, pemukiman dan aksi militer "Israel" di seperti Irak dan Suriah.

Ketidaksukaan antara Netanyahu dan Obama sangat akut dan pribadi. Goldberg membuat daftar dari ungkapan penghinaan yang ia telah dengar dari pejabat Obama yang ditujukan kepada Netanyahu selama bertahun-tahun, termasuk menyebut Netanyahu 'bandel, rabun, reaksioner, tumpul, banyak omong, dan sombong'.

Hubungan antara Netanyahu-Obama telah ditayangkan dalam serangkaian foto canggung keduanya. Para pejabat Gedung Putih sangat marah pada tahun 2011 ketika Netanyahu "menceramahi" Obama di Oval Office tentang sejarah pembicaraan damai dan memperingatkan Obama untuk tidak menjadi mangsa "ilusi."

Pada tahun yang sama, pembicaraan Obama dengan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy tertangkap oleh wartawan dimana Obama mengatakan, "kau muak dengan dia? Aku malah harus berurusan setiap hari dengan dia."

Pejabat Gedung Putih kesal atas dukungan terbuka Netanyahu kepada Republikan Mitt Romney selama kampanye pemilihan kembali Obama dan atas apa yang mereka lihat sebagai campur tangan "Israel" dalam politik Amerika.

(ameera/arrahmah.com)

Muslimah Timur Tengah dan Niqab di Amerika

Posted: 01 Nov 2014 04:40 AM PDT

.com/blogger_img_proxy/

AMERIKA (Arrahmah.com) - Dakwah on the street. Itulah yang telah dilakukan oleh seorang Muslimah asal Kuwait di negara Amerika. Sebuah video berdurasi 19 menit 45 detik yang diunggah di Youtube pada Sabtu (21/6/2104) lalu menampilkan seorang Muslimah Kuwait berniqab di Amerika yang mendakwahkan hijab Muslimah sambil melakukan survei mengenai pandangan warga Amerika terhadap Islam.

Dengan ramah, Muslimah itu menghampiri dan menyapa sejumlah orang yang ia jumpai. "Ini disebut niqab," ujarnya membuka wawancara sambil menunjuk niqab yang ia kenakan. Sejumlah orang lantas mengangguk memahami niqab sebagai pakaian wanita Muslim.

Ia pun memulai dakwahnya dengan melontarkan sejumlah pertanyaan seputar niqab dalam Islam di mata warga Amerika. Kebanyakan orang yang ia tanyakan lantas mengatakan "Tidak," saat Muslimah itu bertanya, "Bila kau melihat wanita mengenakan niqab sepertiku, apakah kau merasa takut atau terintimidasi?"

Dalam sesi tanya-jawab yang kemudian berlangsung, sang Muslimah juga menggunakan media gambar untuk menyatakan perbandingan hijab yang benar dan yang salah. Semua orang yang ia tanya menjawabnya dengan benar saat ia bertanya, "Di antara dua gambar ini, manakah hijab bagi kaum Muslimah yang benar menurut Anda?" Bukan hanya orang dewasa, bahkan anak-anak pun menjawabnya dengan benar.

Setelah itu sejumlah pertanyaan dan sosialisasi hijab pun mengalir tersampaikan. MasyaAllah, ternyata kebanyakan warga Amerika yang ia tanyakan, termasuk anak-anak, yang kemungkinan beragama non-Islam, mengetahui bagaimana hijab yang benar yang seharusnya dikenakan oleh seorang Muslimah.

Semua orang yang menjadi target dakwahnya menjawab pertanyaannya dengan bijak tanpa menunjukkan tanda-tanda phobia terhadap Islam. Mereka memandang hijab sebagai pakaian wanita Muslim dan bahwa Muslimah manapun berhak mengenakannya di manapun. Di akhir sesi, sang Muslimah pun tak lupa berterima kasih dan memeluk anak-anak cerdas yang semuanya terlihat begitu senang saat diwawancara.

(banan/arrahmah.com)

Video AQAP, "Ummat yang satu: hak-hak dan kewajiban"

Posted: 01 Nov 2014 04:15 AM PDT

.com/blogger_img_proxy/

SEMENANJUNG ARAB (Arrahmah.com) - Yayasan Al-Malahim, sayap media Mujahidin AQAP pada Jum'at (31/10/2014) merilis video berjudul 'Umat yang Satu: Hak-Hak dan Kewajiban- Kewajiban'. Dalam video tersebut, Syaikh Harits bin Ghazi An-Nazhari, salah seorang anggota dewan syariah Mujahidin AQAP, menjelaskan hak-hak & kewajiban-kewajiban dalam Ukhuwah Islamiyah.

Video ini merupakan seri kedua dari serial video 'Umat yang Satu'. Video tersebut membahas tentang urgensi dan kewajiban persatuan Umat Islam, pilar-pilar persatuan, hak-hak serta kewajiban-kewajiban Kaum Muslimin demi terciptanya Ummatan Wahidan. (adibahasan/arrahmah.com)

Mujahidin IIA bebaskan tahanan Rusia yang ditawan tahun lalu

Posted: 01 Nov 2014 03:25 AM PDT

.com/blogger_img_proxy/

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Seorang pilot Rusia yang ditangkap tahun lalu oleh Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) telah dibebaskan oleh Mujahidin pada Rabu (29/10/2014), menurut rilisan IIA yang dipublikasikan Shahamat.

Powel Petrinko, seorang pilot Rusia yang ditangkap pada 21 April 2013 oleh Mujahidin pada saat sebuah operasi militer di distrik Azra, provinsi Logar, bersama dengan 8 warga Turki dan 2 warga Afghan serta sebuah helikopter. Petrinko telah dibebaskan oleh Mujahidin IIA bersama rekannya orang Afghan pada Rabu pekan ini.

Laporan lebih lanjut mengatakan bahwa Petrinko dibebaskan karena alasan kesehatan, ia menderita sakit parah sehingga lebih baik dibebaskan demi mendapatkan pengobatan yang lebih intensif di rumah sakit. Petrinko dibebaskan setelah IIA mencapai kesepakatan dengan negara asal Petrinko bahwa Petrinko tidak akan pernah kembali bekerja sama dengan rezim Kabul di Afghanistan dengan dalih apapun.

Demikian juga, janji serupa diambil dari rekannya yang merupakan warga Afghan bahwa ia tidak akan pernah terlibat aktivitas apapun untuk melawan Mujahidin dan membantu para penjajah asing di Afghanistan. (siraaj/arrahmah.com)

Komentar anti-Muslim meningkat di Kanada

Posted: 01 Nov 2014 02:35 AM PDT

.com/blogger_img_proxy/

OTTAWA (Arrahmah.com) - Organisasi Muslim Kanada telah menyuarakan keprihatinan mereka atas munculnya intimidasi anti-Muslim setelah serangan pekan lalu, yang semakin meluas hingga mencapai Muslim di sekolah, bus umum dan jalan-jalan.

"Ada beberapa tanda dukungan yang sangat positif yang kami perhatikan dari orang orang-orang yang menolah fanatisme (anti-Islam). Namun, keluhan juga meningkat cukup besar," kata Amy Awad, koordinator HAM Dewan Nasional Muslim Kanada, kepada Reuters, Kamis (31/10/2014).

Kelompok itu memperingatkan bahwa mereka telah melihat peningkatan sepuluh kali lipat dalam laporan pelecehan terhadap Muslim, termasuk penghinaan yang bersifat rasial di bus umum, kata-kata pelecehan yang ditulis di kaca depan mobil dan intimidasi di sekolah.

Menurut Awad, frekuensi normal laporan insiden anti-Islam dalam skala nasional adalah sekitar lima kasus per minggu.

"Itu sudah meningkat sekitar sepuluh kali lipat, dengan lonjakan yang nyata terjadi dalam beberapa hari terakhir," katanya.

Pekan lalu, seorang pria bernama Michael Zehaf-Bibeau menyerang gedung parlemen dan membunuh tentara Nathan Cirillo, (24).

Penembakan tersebut menyusul sebuah insiden sebelumnya di mana seorang pria bernama Martin Couture-Rouleau, menabrak dua tentara di Montreal dan menyebabkan salah satu tentara tersebut tewas.

Sejumlah politisi tingkat tinggi di Kanada juga telah mendesak warga untuk tidak menyerang warga Muslim.

Adil Charkaoui, koordinator Quebec Collective Against Islamophobia mengatakan bahwa kelompoknya menerima sebanyak 30 keluhan intimidasi sejak pekan lalu.

Menurut Charkaoiu, jumlah keluhan ini cukup besar terhitung sejak upaya mantan pemerintah provinsi Quebec yang melarang pekerja Quebec yang beragama Islam memakai jilbab dan warga Yahudi memakai penutup kepala yang disebut kippa.

"Sejak berakhirnya Charter of Values, kami menerima sedikit keluhan. Dengan insiden tragis ini, semuanya mulai (meningkat) lagi," ujar Charkaoui, warga Kanada kelahiran Maroko.

Imam Syed Soharwardy, pendiri Muslims Against Violence di Calgary mengatakan bahwa dirinya juga menerima banyak keluhan baru-baru ini, namun ia menambahkan hal tersebut masih kecil.

"Iya, ada reaksi, namun mayoritas warga Kanada beradab dan toleran. Kami telah melihat beberapa contohnya," ujar Soharwardy.

Di Cold Lake, Alberta, warga bergotong royong membersihkan dan memperbaiki sebuah masjid bersama-sama yang telah dirusak minggu lalu.

Relawan membersihkan tulisan "go home", yang bernada mengusir dan menggantinya dengan tulisan "you are home", yang berarti "kamu sudah di rumah".

Muslim berjumlah sekitar 2,8 persen dari 32,8 juta penduduk Kanada, dan Islam adalah agama non-Kristen nomor satu di negara ini.

(ameera/arrahmah.com)