Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

"Perang terhadap teror" oleh pemerintah komunis Cina akan menjadi serangan habis-habisan terhadap Islam di Xinjiang

Posted: 20 Sep 2014 04:36 PM PDT

81muslim_uighur

URUMQI (Arrahmah.com) - Bulan Ramadhan seharusnya menjadi waktu untuk berpuasa, mengerjakan banyak amalan dan sholat sunnah bagi Muslim yang tinggal di barat Cina. Namun di sana, bagi banyak warga kota dan desa di Xinjiang Selatan,
menjadi waktu yang penuh ketakutan, penindasan dan kekerasan.

Kampanye pemerintah komunis Cina melawan "separatisme" dan "terorisme" di wilayah barat yang menjadi rumah bagi komunitas Muslim Cina, telah menjadi perang habis-habisan terhadap Islam, ujar warga seperti dilansir Washington Post pada Jum'at
(19/9/2014).

Sepanjang Ramadhan, polisi mengitensifkan kampanye dari rumah ke rumah untuk melakukan penggeledahan, mencari buku-buku atau pakaian yang mereka anggap mengkhianati keyakinan beragama (menurut versi pemerintah komunis Cina-red). Wanita bercadar menjadi target, mereka ditangkap dan ditahan, banyak pemuda Muslim juga ditangkap dengan alasan yang tidak jelas. Mahasiswa dan pegawai negeri dipaksa untuk makan bukannya berpuasa dan bekerja atau menghadiri kelas bukannya menghadiri sholat Jum'at di hari Jum'at.

Penindasan agama telah menumbuhkan permusuhan dan proses mematikan. Laporan telah muncul bahwa polisi menembaki kerumunan massa yang marah di kota Elishku dan Alaqagha, sejak saat itu pihak otoritas Cina telah memberlakukan pemadaman lengkap mengenai pelaporan (berita) dari kedua lokasi itu, bahkan lebih intens dari yang sudah diberlakukan di tempat lain di Xinjiang selatan.

Tim dari Washington Post pernah mencoba mendatangi lokasi, mereka harus melalui beberapa pos pemeriksaan di sekitar Elishku saat truk militer bergemuruh melintas dan kemudian ditahan beberapa jam oleh pejabat polisi dan Partai Komunis, mereka tidak bisa membuat laporan mengenai apa yang terjadi di desa-desa dan di distrik sekitar Sache. Hari berikutnya, tim kembali ditahan di Alaqagha di Kuqa dan akhirnya dideportasi dari wilayah dari bandara terdekat.

Di seberang Shache, internet telah dipotong dan layanan pesan teks dinonaktifkan, sedangkan orang asing dilarang masuk. Namun dalam percakapan selintas secara pribadi di telepon dengan beberapa orang di wilayah itu, mereka cukup berani
menggambarkan pelecehan konstan di Xinjiang.

"Polisi di mana-mana," ujar seorang Muslim Uighur. Yang lainnya mengatakan bahwa ia hidup seperti di penjara. Yang lainnya lagi mengatakan identitasnya telah diperiksa berkali-kali dan strip magnetik di kartu identitasnya kini tidak berfungsi lagi, ujar laporan Washington Post.

Pada 18 Juli, ratusan orang berkumpul di luar sebuah gedung pemerintah di kota Alaqagha, mereka marah setelah penangkapan belasan anak perempuan yang menolak untuk melepas jilbab mereka, menurut sebuah laporan oleh Radio Free Asia (RFA).

Para pengunjuk rasa melemparkan batu, botol dan batu bata ke arah gedung. Polisi melepaskan tembakan, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai beberapa lainnya.

Kemudian pada 28 Juli, hari terakhir Ramadhan, aksi protes di Elishku menemui respon lebih keras, masih menurut laporan RFA. Ratusan warga Uighur menyerang kantor polisi, mereka marah karena penindasan terhadap Muslim yang dilakukan oleh polisi Cina.

Kantor berita resmi Cina, Xinhua, mengklaim bahwa polisi menewaskan 50 "teroris" Uighur dalam insiden itu, meskipun laporan lain menunjukkan jumlah korban tewas bisa saja jauh lebih tinggi.

Menurut versi pemerintah komunis Cina, massa yang marah kemudian mengamuk di kota-kota dan desa-desa, menewaskan 37 warga sipil. Namun informasi ini tidak bisa diverifikasi secara independen karena adanya pembatasan ketat terhadap media
internasional. Sejak saat itu wilayah tersebut dikunci dengan penyebaran banyak polisi dan tim SWAT serta drone. Terjadi penangkapan besar-besaran di sana.

Xinjiang adalah wilayah gurun dan pegunungan yang diapit oleh negeri-negeri Muslim Asia Tengah. Pemerintah komunis Cina mengklaim ide-ide keagamaan yang sering disebarkan melalui internet, telah merusak rakyat Xinjiang.

Presiden Cina, Xi Jinping telah bersumpah akan menangkap teroris dengan jaring yang menyebar dari bumi ke langit dan mengejar mereka seperti "tikus yang bergegas lari di jalan saat semua orang berteriak, 'hantam mereka'."

Namun sepertinya jaring tersebut menangkap banyak orang tak bersalah, keluh warga.

"Anda seharusnya menangkap orang-orang jahat," ujar seorang profesional Uighur di Urumqi. "Bukan hanya orang yang terlihat mencurigakan," tambahnya.

Sekitar 200.000 kader Partai Komunis telah dikirim ke pedesaan, seolah-olah untuk mendengarkan kekhawatiran masyarakat. Namun para pejabat tersebut yang sering berlindung di balik kamp yang dipenuhi alarm dan kawat berduri, lebih melakukan
pengawasan dan selalu mengganggu kehidupan warga Uigur, ujar penduduk setempat.

Di Sache, dokumen resmi menunjukkan bahwa otoritas menghabiskan lebih dari 2 juta USD untuk membangun jaringan informan dan kamera pengintai. Penggeledahan dari rumah ke rumah, menangkap siapa saja yang terlihat mencurigakan termasuk para
Muslimah yang menutup wajah mereka dengan cadar atau laki-laki yang memiliki jenggot panjang.

Di kota Kashgar, pemerintah menegakkan apa yang disebut dengan "Project Beauty", dalam hal ini, wajah menjadi fokusnya. Sebuah billboard besar yang diletakkan di dekat Masjid utama membawa gambar seorang wanita yang mengenakan "kerudung" yang
menurut otoritas komunis Cina bisa diterima, kerudung tersebut tidak menutupi wajah atau bahkan leher wanita tersebut.

Siapa pun yang tertangkap melanggar aturan, akan menghadapi prospek menakutkan, pemeriksaan secara rutin dan teratur, "kuliah pendidikan" dan diadakannya pesta-pesta oleh kader komunis yang ditugaskan sebagai "teman" untuk mencegah kemunduran. Di kota Karamay, wanita mengenakan kerudung dan laki-laki berjenggot panjang telah dilarang menaiki bus umum.

Terorisme, dalam arti serangan terhadap sipil, telah menjadi fenomena baru di Xinjiang. Namun kerusuhan di sini memiliki sejarah lebih lama, dengan banyak orang Uighur menjadi objek penindasan sejak Cina diambil alih oleh Partai Komunis pada tahun 1949 dan kemudian mereka membanjiri wilayah tersebut dengan imigran dari mayoritas masyarakat Han Cina.

Apa yang telah berubah adalah meningkatnya Islam di sana dan Muslim Uighur bertekad untuk melawan kekuasaan Cina.

Sampai satu atau dua dekade lalu, Muslim Uighur hanya menjalani sebagian kecil dari kewajiban agama mereka. Tapi dalam dua dekade terakhir, keimanan mereka meningkat dan seluruh bentuk kewajiban agama memperoleh pijakan.

Sementara tempat ibadah banyak yang ditutup dan diawasi dengan ketat, jaringan masjid bawah tanah bermunculan. Kebangkitan Islam mulai terlihat di sana.

Namun Joanne Smith Finley dari Universitas Newcastle Inggris mengatakan agama telah menjadi bentuk simbolis perlawanan terhadap pemerintah Cina di daerah di mana perlawanan lain tidak mungkin.

"Orang-orang mulai kehilangan kepercayaan pada mimpi kemerdekaan," klaimnya. "Dan mulai mencari Islam sebagai gantinya."

Upaya keras pemerintah komunis Cina untuk menghilangkan "radikalisme" Islam hanya mendorong lebih banyak orang ke tangan kaum "fundamentalis", menurut para ahli.

"Jika pemerintah terus membesar-besarkan 'ekstrimisme' dengan cara ini, dan mengambil langkah-langkah yang tidak pantas untuk memperbaikinya, itu hanya akan memaksa orang ke arah 'ekstrimisme'," ujar Ilham Tohti. (haninmazaya/arrahmah.com)

IS-ISIS dan terorisme menyandra Poso?

Posted: 20 Sep 2014 06:20 AM PDT

santoso-poso_1

Oleh: Harits Abu Ulya
Pemerhati Kontra Terorisme & Dir. CIIA

(Arrahmah.com) - Di sebuah diskusi terbatas (FGD, 10 Sept 14), BNPT mengakui bahwa isu ISIS pertama kali mereka yang hembuskan. Tentu ada latarbelakang dan tujuan BNPT kenapa melakukan strategi tersebut. Akhirnya isu ISIS bergulir layaknya bola salju, menarik perhatian publik secara luas berlanjut larangan ISIS di Indonesia. Banyak element pemerintah dan non pemerintah dilibatkan untuk implementasi larangan tersebut. Mulai dari masyarakat dan tokohnya, institusi Depag, Kemenkominfo, Mabes Polri plus Densus-88, BNPT, TNI, Kejaksaan Agung, serta aparatur intelijen.

Sudah banyak orang ditangkap dengan alasan anggota ISIS, bahkan Presiden SBY dalam rapat kabinet terbatas secara spesifik kembali menyikapi isu ISIS paska tertangkapnya 4 WNA di wilayah Parigi-Sulteng. Pemetaan kantong-kantong potensial pendukung ISIS dilakukan oleh pihak BNPT, Densus88 dan aparatur intelijen lainya. Melalui ruang pusat kontrol imigrasi monitoring pergerakan WNI yang diduga Suriah menjadi destinasi (tujuan) juga dilakukan. Dengan cover identity, operasi intelijen juga dilakukan di dalam negeri maupun luar negeri untuk mempertajam pengindraan mereka. ISIS diruang publik Indonesia seolah menjadi "cammon enemy", begitu juga konstalasi politik global Amerika bersama 40 negara lebih berijma' untuk memerangi ISIS.

Paska larangan ISIS di Indonesia, BNPT yang paling dominan berkepentingan melihat larangan tersebut butuh legitimasi payung hukum yang kuat. Publik kemudian mengerti kenapa BNPT mengusulkan perlunya UU BNPT agar eksistensi dan perannya makin tajam untuk proyek kontra terorisme. Begitu pula wacana yang terus digalang tentang urgensitas amandemen UU Terorisme (UU Nomer 15 Tahun 2003), agar bisa diperluas spektrum jangkauannya. Strategi yang paling tajam untuk mereduksi eksistensi ISIS di Indonesia yaitu dengan menggunakan piranti Undang-Undang Tindak Pidana Terorisme. Karena itu diberbagai kesempatan rapat dan diskusi para pakar terkait isu ISIS rekomendasinya adalah terorisasi ISIS atau kriminalisasi ISIS bahkan kalau perlu status kewarganegaraannya di cabut. Penalaran dan logika hukum terus dikonstruksi, agar bisa memberikan legitimasi hal tersebut. Asumsinya, regulasi yang jelas membuat law enforcement oleh pihak Polri (Densus-88) atau BNPT dengan Satgasnya (BKO) tidak akan menghadapi kritik dan kendala dilapangan.

Isu dan opini tentang "Indonesia darurat ISIS" di gulirkan sedemikian rupa secara sistemik. Yang selama ini Poso dalam isu terorisme ditempatkan sebagai episentrum akhirnya di sebut juga oleh pihak Polri dan BNPT sebagai wilayah yang banyak pengikut ISIS. Para "teroris" jaringan Santoso cs (MIT-Mujahidin Indonesia Timur) terekspos sudah berbaiat kepada Islamic State (IS)-ISIS di Iraq-Suriah. Dengan pengolahan dan komunikasi yang "ciamik" dari pihak Polri dan BNPT, semakin kokoh image Poso menjadi basis ISIS di Indonesia paska tertangkapnya 4 WNA di Parigi Sulteng (6 Sept 2014). Karena isu ke publik melalui Polri bahwa 4 WNA diduga terkait jaringan Santoso, dan ada hubungannya dengan ISIS. Ditambah komentar beberapa pengamat teroris (baca; agent influence) bahwa warga Poso paling banyak berbaiat kepada IS-ISIS, maka makin establis image "Poso sarang teroris dan ISIS". Padahal bagi sebagian tokoh masyarakat Poso komentar diatas sangat berlebihan dan tendensius, ini terungkap saat diskusi dihelat oleh FAAI (Forum Alumsi Afghanistan Indonesia) di Hotel Sofyan Cikini-Jakarta bulan Agustus untuk mensikapi isu ISIS.

Saya yakin semua masyarakat Poso merindukan ketenangan, kedamaian bahkan kesejahteraan dalam kehidupan mereka. Bahkan di hari Senen (22 Sept 2014) dibuatkan perhelatan diskusi terbuka, menghadirkan sekitar 70 orang lebih para tokoh dan representasi masyarakat Poso dari berbagai element. Mengangkat sebuah tajuk "Saatnya Orang Poso Bicara.Menyelesaikan Poso Secara Komprehensif", dari pukul 09.30-16.00 Wita di Hotel Kartika Poso. Namun perhelatan ini seolah ditantang secara langsung atas peristiwa aktual penangkapan 4 WNA dan 3 WNI yang diduga terkait jaringan Santoso (MIT), bagaimana resolusi keamanan bagi masyarakat Poso bisa dibuat sevisibel mungkin?. Bahkan yang lebih heboh lagi, agenda yang di inisiasi oleh Komnas HAM Pusat ini seolah diberi PR (pekerjaan rumah) tambahan terkait peristiwa pembunuhan seorang warga Poso bernama Fadli (18 Sept 2014) yang akhirnya diklaim dilakukan oleh MIT (Mujahidin Indonesia Timur) melalui rilisnya ke beberapa media online (20 Sept 2014).

Poso dalam baluran darah dan misteri instabilitas keamanan tidak hanya saat ini saja, tapi sudah menahun sejak konflik tahun 2000-an. Dalam konteks sekarang, Poso menyimpan potensi ketidak-amanan dan ketidak-nyamanan bagi warganya tidak bisa dipungkiri. Meski kondisi ini bertolak belakang dengan alam bawah sadar komunal masyarakat Poso yang mengimpikan kadamaian. Bagi BNPT dan Polri (Densus-88) kelompok sipil bersenjata yang dilabeli teroris oleh mereka sebagai faktor utama isntablitas keamanan di Poso. Bahkan narasi yang lebih drasmatis lagi, Poso menjadi kawah condrodimuko para "teroris" yang akan menebar "hantu" ketakutan diberbagai pelosok negeri Indonesia.Terlepas disadari atau tidak, bahwa treatment selama ini yang mereka desain juga berkontribusi melahirkan banyak blunder di Poso. Kekerasan demi kekerasan menggeliat tanpa kendali, penyelesaian holistik komprehensif jauh panggang dari api. Aroma proyek kepentingan opurtunis dengan menjadikan Poso sebagai panggung perhelatan juga "anyir" tercium. Egoisme Polri dan BNPT juga terkesan tampak dalam penanganan Poso. Lengkap lagi keterpurukan Poso adalah berada dititik nadzir rendahnya kepedulian tokoh-tokoh Ormas Islam Indonesia.

Sekarang Poso disandra dengan opini "ISIS dan terorisme", di sisi lain kelompok sipil bersenjata (Santoso cs) tersandra dengan label teroris dan buronan kelas kakap. Ibarat posisi, di sebuah ujung jalan buntu bagi Santoso cs tidak ada yang bisa dilakukan kecuali melawan atau mati. Variabel yang mejadi "ruh"perlawanan bagi mereka makin berderet; dari dendam, pengkhianatan, qishas, rasa ketidak adilan dari resolusi konflik masa lalu Poso, sampai ideologi baru perlawanan mereka dapatkan paska deklarasi IS (Islamic State) oleh ISIS.

Dari perspektif inilah, kasus terbaru pembunuhan terhadap Fadli seorang petani Kakao diklaim dilakukan oleh MIT (Mujahidin Indonesia Timur) bisa di eja.

Mengeja kasus terbaru di Poso

Fadli tewas mengenaskan di malam Jumat (18 Setp 2014), berdasarkan kesaksian istrinya dilakukan 5 orang yang ia tidak mengenalnya. Kemudian jarak sehari ada klaim dari MIT melalui rilis ke media (http://m.arrahmah.com/news/2014/09/19/mit-bertanggungjawab-atas-penggorokan-warga-poso.html, 20 Sept 2014) bahwa benar mereka yang melakukan sebagai bentuk hukuman kepada Fadli. Pertanyaan mengelitik, benarkah rilis tersebut original dari kelompok MIT? Mengingat banyak orang yang juga bisa membuat rilis semacam itu.

Pengirim rilis dengan alamat email "abu nuh" abunuh423@gmail.com, dari riset yang dilakukan diduga kuat pengirim rilis tersebut bukan di atau dari Poso, Sulteng tapi justru berada di Jakarta. Dari forensik IT ketahuan pemilik akun menggunakan IBM data dan servernya di sebuah gedung tinggi di bilangan Kuningan-Jakarta. Bisa jadi pelaku adalah pendukung MIT, ring inti, anggota, atau level bawahnya lagi adalah simpatisan. Tapi bisa dipastikan pengirim rilis ada komunikasi dengan orang dilapangan (Poso) karena konten dari rilis mengisaratkan dia tau dinamika dan alasan utama kenapa Fadli di bunuh.Terlebih lagi "abu nuh" sudah beberapa kali kirim rilis ke media dengan alamat email yang sama. Dan foto korban (Fadli) diunggah melalui FB (Facebook) dengan nama akun "abu qiya al-qutb". Apakah forensik cyber crime Densus-88 bisa menjejak ini? hubungan antara peristiwa dilapangan dengan bagian propaganda seperti kasus diatas sering menyisakan kabut dan kebenaran dibaliknya tidak pernah terungkap ke publik.

Benarkah nyawa Fadli sebagai ganti (qishas) dari Handzalah alias Hendro dan Fani yang mati ditangan Densus-88? Bisa jadi demikian. Sekelumit fakta penting publik perlu tahu, dari riset kita dapatkan gambaran sebenarnya; Fadli, Handzalah(Hendro) dan Fani plus Evan (Ipar dari Fadli) adalah satu grup. Pada awalnya mereka dalam lingkaran MIT, dan Fani seorang tukang kayu yang tinggalnya di lorong jati tewas bersama Hendro (Handzalah) saat kontak penggrebekan yang dilakukan oleh Densus 88 di Taunca Poso beberapa bulan lalu. Peran fani adalah kurir, berbeda dengan Handzalah yang berperan ganda sebagai kurir dan menangangi urusan propaganda (IT). Berbeda nasibnya dengan Fadli, Evan sampai kini lenyap tanpa jejak disinyalir ada yang mengamankan. Tapi tidak untuk Fadli, ia sempat ditangkap oleh Densus-88 kemudian dilepas disinyalir dijadikan sebagai "panah" pihak Densus-88 dengan sejumlah kompensasi (uang). Dari hasil penggalangan terhadap Fadli inilah pihak Densus-88 bisa menjejak posisi Hendro dan Fani saat di Taucan Poso. Inilah alasan utama kenapa Fadli jadi target kelompok MIT dibawah komandan Santoso dan supervisernya Daeng Koro (disertir Kostrad). Fadli dicap sebagai pengkhianat dan bekerja untuk aparat Densus-88.

Dari rilis MIT terindikasi ada benarnya bahwa mereka yang melakukan, ada beberapa indikasi dan barang bukti yang menjadi jejak langkah mereka.

Dari investigasi dan sumber CIIA didapatkan jejak, paska 5 OTK (orang tidak dikenal) mengkeksekusi Fadli mereka lari mengambil rute ke arah Desa Taunca menuju ke arah Sumber air Panas di Patanggolemba. Kemudian bergerak melintasi Gereja di Tongko Situru Membangun, dilanjutkan menyusuri sungai Masani tembus ke Tamanjeka. Di duga kuat pemimpinnya adalah Sabar Subagio alias Daeng Koro (disertir Kostrad). Saat aparat TNI melakukan penyisiran (Jumat, 19 Sept 2014) dikawasan Dusun Ratalemba Desa Masani, Poso Pesisir di kawasan kaki Gunung Biru dijumpai pondokan salah seorang warga dikebun menjadi salah satu tempat suplai logistik kelompok MIT yang lari kearah di Gunung Biru paska kontak senjata dengan aparat TNI. Ada beberapa barang bukti yang didapatkan di TKP; beberapa bom rakitan, Munisi Rangsel, 1 SIM atas nama "MP" asal Purbalingga Jateng. Dan juga didapatkan 1 KTP atas nama "MP" juga, 1 KTP atas nama "BS", dan 1 buah kartu ATM BRI.

Selain itu juga masih didapatkan dari TKP (Pondokan) yang digrebek aparat TNI; 1 buah magazen pistol berisi 3 butir munisi kal. 9mm, 1 buah cas HP, 1 buah parang yang diduga dipakai menggorok Fadli, ratusan munisi Kal.5,56mm, 1 buah magazen M16, 7 buah sleeping bag, 1 buah rompi bom, 1 buah rompi magazen, 1 buah senter kepala, 1 buah teropong, 3 kaleng obat multivitamin, 1 HP merk Nokia, 1 buah senter kecil, 1 buah cas HP satelit,1 buah kompos gas beserta tabung LPG, 2 buah pemicu bom, 6 pasang sepatu kebun dan 6 buah tempat tidur ikat dan pakaian. Dan semua BB (barang bukti) diserahkan ke pihak Polres.

Lantas bagaimana dengan 4 WNA yang di tangkap di Parigi- Sulteng, apakah benar mereka terkait ISIS yang mau gabung dengan MIT? Sejauh ini sumber resmi Polri mengungkap ada kendala bahasa untuk mengorek keterangan dari 4 WNA yang dikurung di Mako Brimob Kelapa Dua. Dari kajian CIIA didapatkan informasi, data pelintasan imigrasi mereka terekam masuk ke Indonesia melalui Malasyia-Bandung. Kemudian dilanjutkan ke Makkasar, di duga kuat datang secara bertahap ke Makassar kemudian singgah di sebuah tempat yang tuan rumah masih punya hubungan dengan orang-orang MIT di Poso. Tapi diluar dugaan mereka (WNA dan guide), aparat Intelijen mengehendus kehadiran mereka saat masuk Makkasar dan kemudian dilakukan tailing (penjejakan), hingga akhirnya ada rekomendasi untuk di adakan swepping didepan Polres Parigi Sulteng. Berbaliknya arah mobil ( yang berisi 4 WNA, 3 WNI) membuat aparat curiga sampai akhirnya terjadi pengejaran dan ditangkap 7 orang tersebut.

Kita bisa membuat analisa sementara, dengan kehadiran orang WNA mengindikasikan orang-orang MIT punya kemampuan kemunikasi keluar untuk mencari dukungan dan simpati. Tapi apakah orang WNA yang hadir adalah representasi dari jaringan jihad global seperti al Qaida atau utusan dari IS (Isalmic State)-ISIS tentu perlu pendalaman lagi terhadap 4 WNA yang ditangkap. Jangan sampai propaganda dari pihak-pihak opurtunis lebih banyak menentukan narasi ISIS eksis di Poso dibanding fakta yang sebenarnya. Dan peristiwa penggorokan Fadli yang diklaim oleh pihak MIT bisa jadi juga memberikan pesan bahwa agenda-agenda komunikasi mereka (MIT) dengan orang-orang asing tidak mau bocor karena "embernya" mulut warga. Mengingat 2 pekan sebelum tertangkapnya 4 WNA dilapangan sudah ada dinamika intimidasi dari kelompok MIT kepada masyarakat agar tutup mulut jika tidak maka nyawa taruhannya. Disamping itu ada konsistensi pesan mereka (MIT), bahwa mereka (MIT) masih eksis dan selalu mengibarkan bendera perang terhadap Densus-88. Namun seorang Fadli (sipil-petani) dan bukan Densus-88 nya yang menjadi korban. Sebuah ambiguitas perlawanan!.

Peristiwa ini adalah letupan dari magma persoalan yang lebih besar di Poso. Tapi yang pasti Poso masih menjadi negeri yang elok dengan deretan lembah bukit dan gunung-gunung hijaunya. Tapi dihadapkan pada anomali Poso menjadi "panggung" banyak kepentingan. (arrahmah.com)

Pemerintah penjajah "Israel" akan membangun tembok pembatas di selatan Al-Quds

Posted: 20 Sep 2014 05:40 AM PDT

israel-apartheid-seperation-wall-dome-of-the-rock-background-abu-dis

AL-QUDS (Arrahmah.com) - Pemerintah penjajah "Israel" telah menyetujui sebuah proyek untuk mendirikan sebuah tembok pembatas di desa Battir, selatan Al-Quds yang diduduki, ungkap sumber-sumber "Israel", seperti dilansir MEMO pada Sabtu (20/9/2014).

Menurut sumber-sumber itu, kabinet "Israel" memutuskan untuk menyetujui pembangunan tembok pembatas pada pertemuan Minggu-nya.

Kepala Pengadilan Tinggi "Israel" Asher Gronis menyerukan pemerintah untuk meninjau konsekuensi politik dari tembok pembatas yang akan dibangun di atas wilayah Palestina yang telah UNICEF umumkan sebagai daerah yang menjadi lokasi warisan global.

Kementerian pertahanan "Israel" mengklaim bahwa tembok pembatas itu tidak akan menyentuh wilayah tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa aktivis dan lembaga lingkungan Palestina sangat menolak dibangunnya tembok pembatas itu.

(banan/arrahmah.com)

Innalillahi, tahanan Palestina disiksa hingga meninggal di penjara "Israel"

Posted: 20 Sep 2014 05:12 AM PDT

israeli-prison-large

PALESTINA (Arrahmah.com) - Raed Abdel-Salam Al-Jabari, seorang tahanan Palestina yang ditahan di penjara "Israel" telah meninggal akibat penyiksaan parah di tangan pasukan pendudukan "Israel", ungkap Kepala Tahanan dan Urusan Pembebasan Tahanan di Ramallah, Issa Qaraq, seperti dilansir MEMO.

Qaraqe menyatakan bahwa "Israel" melakukan dua kejahatan terhadap Jabari (35) ketika pemerintah "Israel" mengklaim bahwa dia telah gantung diri di penjara dalam upaya untuk menyembunyikan alasan sebenarnya atas kematiannya, yaitu penyiksaan.

Al-Jabari dipenjarakan pada Sabtu (26/7/2014) di penjara Eshel.

Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Hebron, Qaraqe mengatakan: "Laporan otopsi Jabari, yang dilakukan di Institut Kedokteran Forensik di Abu Dis, mengungkapkan bahwa dia telah mengalami penyiksaan berat yang mengakibatkan perdarahan internal dan gegar otak parah yang menyebabkan kematiannya."

Dia menekankan bahwa "hasil otopsi Jabari ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda [luka] di sekitar leher sehingga hal ini membantah klaim 'Israel' bahwa dia telah gantung diri."

Qaraqe sebelumnya mengatakan bahwa beberapa tahanan yang dipenjara dengan Al-Jabari bersaksi bahwa dia dipukuli oleh pasukan Nahason ketika dia dipindahkan ke penjara Eshel.

(banan/arrahmah.com)

Sebanyak 14.000 Muslim Cina menunaikan ibadah haji

Posted: 20 Sep 2014 05:00 AM PDT

chinese-muslims

BEIJING (Arrahmah.com) - Lebih dari 14.000 Muslim China akan berangkat ke kota suci Makkah, Saudi Arabia, untuk menaikan ibadah haji, tahun ini.

Pihak berwenang mengatakan bahwa sebanyak 12.000 Muslim Cina telah berangkat melalui perjalanan yang diselenggarakan pemerintah, dengan jumlah yang ditetapkan akan melebihi 14.000.

Angka ini, tentu saja, tidak termasuk mereka yang berangkat secara independen atau melalui organisasi lain.

Menurut Xinhuanet, sebuah penerbangan berpenumpang 297 Muslim Cina dari wilayah Mongolia pada Rabu pagi (17/9) meninggalkan Beijing menuju Makkah. Itu salah satu dari 94 penerbangan yang dijadwalkan mengangkut jamaah haji pulang pergi, dengan pesawat terakhir akan berangkat pada Sabtu.

50 petugas resmi Cina juga akan berangkat ke Makkah antara 3 Oktober dan 7 Oktober untuk memberikan pelayanan medis dan keamanan bagi para jamaah.

Ibadah haji tahun ini bagi Muslim Cina difasilitasi pemerintah Beijing dan pemerintah setempat bekerja sama dengan agen perjalanan.

(ameera/arrahmah.com)

Pemberian ASI eksklusif merupakan kontrasepsi alami

Posted: 20 Sep 2014 04:40 AM PDT

Ibu menyusui

JAKARTA (Arrahmah.com) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa pemberian air susu ibu atau ASI secara ekslusif pada bayi bisa menjadi alat kontrasepsi alami.

"Pemberian ASI ekslusif pada bayi bisa menjadi alat kontrasepsi alami," kata Fasli Jalal di Jakarta, Jumat (19/9/2014), diwartakan Antara.

Dia menjelaskan memberi ASI ekslusif bisa membuat hormon si ibu menjadi tidak subur.

Saat menyusui, kata dia, hormon laktasi atau prolaktin tetap tinggi.Hormon prolaktin menekan kadar hormon estrogen yang fungsinya mematangkan sel telur.

Jika sel telur tidak matang maka tidak akan terjadi pembuahan, dengan demikian tidak akan terjadi kehamilan.

"Dengan demikian, si ibu bisa tidak hamil selama proses pemberian ASI esklusif," katanya.

Karena itu, kata dia, BKKBN akan meningkatkan sosialisasi mengenai pentingnya ASI kepada masyarakat.

"BKKBN akan meningkatkan sosialisasi tentang ASI kepada masyarakat," katanya.

Pasalnya, pemberian ASI ekslusif, menurut Fasli, bisa menjadi instrumen penting dalam program penjarangan kehamilan.

Dia menambahkan, selain bisa menjadi alat kontrasepsi alami, pemberian ASI ekslusif juga sangat penting bagi tumbuh kembang bayi.

"Selain ibunya menjadi tidak subur selama menyusui secara ekslusif, bayinya juga mendapatkan segala hak-hak nya, dimana sel otak berkembang dengan baik, dan anak tumbuh dengan cerdas," katanya. (azm/arrahmah.com)

Pendidikan sekuler? No way

Posted: 20 Sep 2014 03:17 AM PDT

foto ilustrasi

Oleh : Lilis Holisah

Pendidik Generasi di HSG SD Khoiru Ummah Ma'had al-Abqary Serang - Banten

(Arrahmah.com) - Pendidikan merupakan salah satu hak mendasar manusia. Pendidikanlah yang akan membentuk karakter pada individu manusia itu sendiri. Di mana pun, pendidikan diakui sebagai sebuah aset yang tak lekang dimakan jaman. Maka tak heran, banyak manusia berbondong-bondong mengecap pendidikan untuk meng-upgrade kualitas hidupnya.

Pembentukan karakter di dunia pendidikan tidak bisa dilepaskan dari asas yang mendasari pendidikan tersebut. Pendidikan sekuler akan membentuk karakter sekuler. Pendidikan Islam akan membentuk kepribadian Islam. Karakter ini khas berdasarkan sudut pandang kehidupan yang ditanamkan kepada peserta didik. Karakter ini akan terpancar dari integritas pola pikir dan pola sikapnya.

Pola pikir adalah cara yang digunakan untuk memikirkan sesuatu, yakni cara mengeluarkan keputusan hukum tentang sesuatu, berdasarkan kaidah tertentu yang diimani dan diyakini seseorang. Berdasarkan definisi tersebut, kita bisa mengetahui pola pikir seseorang dari cara dia menilai atau menghukumi sesuatu. Sebagai contoh, gugatan mahasiswi hukum UI kepada MK terkait UU Perkawinan. Mereka menginginkan pernikahan beda agama dilegalkan agar status hukum orang yang menikah beda agama diakui. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola pikir yang dimiliki mahasiswi tersebut adalah pola pikir sekuler, memisahkan agama dari kehidupan. Menurut Anbar Jayadi, mahasiswi yang menggugat UU Perkawinan, bahwa agama merupakan ranah pribadi, artinya ketika agama dinilai hanya milik privat, agama disterilkan dari pengaturan kehidupan. Agama tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang sakral, suci untuk mengatur kehidupan. Inilah pola pikir sekuler yang ditanamkan dalam pendidikan sekuler.

Berbeda halnya ketika asas yang mendasari pendidikan adalah aqidah Islam. Aqidah Islam menjadi dasar bagi pola pikirnya. Segala sesuatu dihukumi berdasarkan aqidah Islam. Aqidah Islam menyatakan bahwa pernikahan beda agama bagi seorang muslimah adalah keharaman yang tidak bisa ditawar-tawar. Jika pernikahan tersebut tetap dilangsungkan maka akan pernikahan tersebut tidak sah dan konsekuensinya adalah mereka yang menikah beda agama tersebut telah melakukan perzinahan.

Sedangkan pola sikap adalah cara yang digunakan seseorang untuk memenuhi tuntutan naluri dan kebutuhan jasmani; yakni upaya memenuhi tuntutan tersebut berdasarkan kaidah yang diimani dan diyakininya.

Sebagai contoh, orang-orang Barat yang memandang bahwa aturan agama tidak boleh mencampuri kehidupan, mereka berperilaku seperti binatang. Hidup serumah, selayaknya suami isteri tanpa pernikahan. Mereka memenuhi naluri seksualnya dengan perzinaan. Atau ketika seseorang memenuhi kebutuhan jasmaninya dengan memakan makanan yang haram dan mendapatkannya pun dengan keharaman.

Berbeda halnya dengan pola sikap yang Islami, perilakunya akan menstandarkan dengan aqidah Islam. Apakah Aqidah menghalalkan atau mengharamkan. Ketika Aqidah Islam mengharamkan perzinahan dan menghalalkan pernikahan, maka seseorang yang berpola sikap Islam akan menjauhi perzinahan dan melaksanakan yang halal.

Demikiam realitas karakter yang khas, yang dibangun dari kekhasan pola pikir dan pola sikap berdasarkan kaidah atau aqidah tertentu yang diyakini oleh seseorang.

Mendapati kasus gugatan uji materi (judicial review) UU Perkawinan ke MK, banyak orang mulai bertanya-tanya ada apa dibalik ini semua? Siapa sebenarnya yang menggugat? Apa dan bagaimana motif dibalik itu semua? Sampai bagaimana latar belakang orang yang menggugat tersebut? Rasa penasaran ini kemudian terjawab ketika melihat background penggugat.

Salah satu penggugat, Anbar Jayadi merupakan mahasiswi Hukum UI. Anbar diketahui baru saja menyelesaikan program SCG International Internship Program 2014. Ia merupakan satu-satunya mahasiswa Fakultas Hukum yang terpilih dari ratusan pelamar di seluruh Indonesia. Bersama sembilan mahasiswa pilihan lainnya, selama sebulan, Anbar merasakan pengalaman sebagai karyawan di induk perusahaan SCG di Thailand. Anbar ditempatkan di bagian Legal, sesuai latar belakang pendidikannya. Kata dia, magang merupakan kesempatan penting untuk belajar mengaplikasikan ilmu dari kampus ke dunia kerja.

Ternyata setelah magang di Thailand, yang notabene negeri kufur, ia bersama empat teman lainnya menggugat UU Perkawinan. Inikah hasil magang di negeri kufur? Terpesona dengan budaya kufur yang ada di negeri tersebut? Inikah hasil pendidikan selama ini? Menggugat kebenaran yang datangnya dari Tuhan Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan. Astaghfirullah.

Sebagaimana di awal telah disebutkan bahwa pendidikan sekuler menghasilkan orang-orang sekuler. Inilah buktinya bahwa out out yang dihasilkan dari pendidikan sekarang adalah orang-orang yang berani menggugat Tuhan. Bahkan di UIN Sunan Ampel Surabaya, mahasiswanya berani menggugat Pencipta dengan membuat tema Ospek 'Tuhan Membusuk'. Pendidikan macam apa ini? Bagaimana nasib negeri ini ke depan jika kualitas pendidikannya hanya menghasilkan orang-orang yang kosong dari ketundukan dan ketaatan kepada Penciptanya?

Realitas seperti ini semestinya menjadi bahan renungan bagi kita semua. Bahwa ketika negeri ini diatur dengan sistem buatan manusia, demokrasi, hanya menghasilkan kerusakan di tengah-tengah masyarakat. Sudah saatnya kita mencampakkan demokrasi dan menggantinya dengan sistem yang datang dari Allah, sistem Islam, yang akan mewujudkan kehidupan yanh lebih baik, beradab, bermartabat dan mandiri.

Tentu saja ketika sistem Islam diterapkan dalam kehidupan bernegara, pendidikan pun akan mengikuti supra sistem yang diterapkan. Sistem Pendidikan Islam akan menghasilkan generasi yang berkarakter istimewa, yang terpancar dari integritas pola pikir yang cemerlang dan pola sikap yang benar. Mereka adalah orang-orang yang memiliki rasa takut kepada Allah yang sangat besar. Bisa dipastikan orang seperti ini tidak akan berani menggugat Tuhan, tidak akan berani menggugat kebenaran yang datang dari Tuhan Pencipta. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menjalankan kehidupan sesuai aturan Tuhan. Mereka juga berusaha mencelup orang-orang yang berinteraksi dengan mereka dengan celupan takwa. Maa sya Allah.

Wa Allahu 'alam

(arrahmah.com)

Berdalih melawan ISIS, militer AS perluas serangan udara ke barat daya Baghdad

Posted: 20 Sep 2014 02:26 AM PDT

nato

BAGHDAD (Arrahmah.com) - Selama beberapa hari terakhir, militer salibis AS telah memperluas serangan udara mereka terhadap wilayah kaum muslimin di barat daya Baghdad dengan dalih melawan kelompok "Daulah Islam" atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, lapor LWJ pada Selasa (16/9/2014).

Sebelumnya, Komando Pusat AS atau US Central Command (CENTCOM) mengklaim dalam siaran pers yang mereka keluarkan pada Senin (15/9) bahwa serangan udara terhadap barat daya Baghdad adalah serangan pertama yang dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk melindungi orang-orang dan misi kemanusiaan mereka dengan mencapai target ISIS, sebagaimana yang diuraikan dalam pidato presiden mereka pada Rabu (10/9) lalu.

Mereka juga mengklaim bahwa serangan udara itu menghancurkan "satu posisi pertempuran ISIS di barat daya Baghdad yang menembaki personil Pasukan Keamanan Irak atau Iraqi Security Forces (ISF)."

Selain itu, militer AS juga mengklaim "menghancurkan enam kendaraan ISIS" dekat Sinjar di provinsi Ninewa. CENTCOM telah meluncurkan 162 serangan udara di Irak sejak AS melakukan intervensi pada 7 Agustus lalu.

Namun demikian CENTCOM tidak mengatakan di mana tepatnya serangan udara di barat daya Baghdad itu telah dilakukan. Sejumlah laporan menduga bahwa serangan-serangan itu terjadi di Jurf Al-Sakhar di provinsi Babil utara di mana IS dikabarkan telah menduduki sejumlah wilayah dan telah meluncurkan serangan ganas terhadap pasukan keamanan Irak di daerah itu.

Militer Irak telah berulang kali mengklaim telah "membersihkan" wilayah Jurf Al-Sakhar. Namun Babil utara merupakan sebuah wilayah yang disebut-sebut sebagai front utama untuk IS, meskipun intensitas pertempuran di sana tak seperti pertempuran di wilayah utara (Ninewa), pusat (Salahaddin dan Diyala), dan barat (Anbar) yang cenderung mendominasi liputan pemberitaan.

(banan/arrahmah.com)

Video pertempuran mujahidin membebaskan dua desa dan kota Jabatsa di Qunaitirah

Posted: 20 Sep 2014 02:00 AM PDT

jabatsa a

QUNAITIRAH (Arrahmah.com) - Murasil Al-Manarah Al-Baidha' pada hari Ahad (14/9/2014) merilis video operasi gabungan mujahidin dan kemenangan-kemenangan mujahidin di propinsi Qunaitirah. Video berdurasi 7 menit 3 detik tersebut mendokumentasikan pertempuran mujahidin Jabhah Nushrah dalam membebaskan desa Rawadhi, desa Hamidiyah dan kota Jabatsa di propinsi Qunaitirah dari tangan pasukan Nushairiyah Suriah.

Propinsi Dara'a dan Qunaitirah di wilayah Suriah selatan saat ini hampir sepenuhnya berada dalam kontrol mujahidin. Sebagian besar desa, kota dan markas militer di kedua propinsi tersebut telah mujahidin rebut dari tangan pasukan rezim Nushairiyah Suriah.

Murasil Al-Manarah Al-Baidha' pada hari Sabtu (13/9/2014) melaporkan mujahidin Jabhah Nushrah dan kelompok-kelompok jihad lainnya melakukan serangan terhadap pertahanan pasukan rezim Nushairiyah di desa Rawadhi dan desa Hamidiyah, wilayah dataran tinggi Golan, propinsi Qunaitirah. Kedua desa strategis yang menaungi kota Ba'tas tersebut akhirnya sepenuhnya berhasil dikuasai oleh mujahidin.

Namun mujahidin tidak memberi kesempatan sedikit pun kepada rezim Nushairiyah Suriah untuk mengambil nafas. Satu hari setelahnya, Ahad (14/9/2014) mujahidin menyerang pasukan Nushairiyah Suriah di kota Jabatsa. Melalui pertempuran sengit selama beberapa jam, mujahidin akhirnya berhasil memasuki kota Jabatsa. Pasukan Nushairiyah meninggalkan kota tersebut setelah banyak korban tewas dan cedera di barisan mereka.

Mujahidin mendapatkan sambutan meriah dari penduduk kota Jabatsa. Kaum muslimin berdiri di sepanjang jalan dan menyambut kedatangan mujahidin dengan pekik takbir dan senyum gembira. Kota Jabatsa di propinsi Qunaitirah telah diblokade oleh pasukan rezim Nushairiyah Suriah selama dua tahun penuh. Atas karunia Allah semata saat ini mujahidin berhasil membebaskan dan menguasai sepenuhnya kota Jabatsa.

Kegembiraan mujahidin dan kaum muslimin di kota Jabatsa mengingatkan kegembiraan serupa saat mujahidin memasuki dan menguasai sepenuhnya kota Nawa di propinsi Dara'a. Operasi gabungan mujahidin di propinsi Qunaitirah ini melibatkan kelompok Jabhah Islamiyah, Jabhah Nushrah, Ittihad Islami li-Ajnad Asy-Syam, Harakah Al-Mutsanna Al-Islamiyah, Jama'ah Baitil Maqdis Al-Islamiyah, dan kelompok-kelompok jihad lokal lainnya.

(muhib al majdi/arrahmah.com)

65 persen warga "Israel" khawatir tentang masa depan ekonomi mereka

Posted: 20 Sep 2014 02:00 AM PDT

boycott israel

TEL AVIV (Arrahmah.com) - Mayoritas orang "Israel" khawatir tentang masa depan ekonomi mereka, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh biro pusat statistik "Israel", sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Jum'at (19/9/2014). sebagaimana

Laporan itu didasarkan pada jajak pendapat yang dilakukan kepada sekitar 7.400 orang "Israel" dari semua wilayah "Israel", yang berusia 20 ke atas.

Dua pertiga dari orang "Israel" (65%), sekitar 3,25 juta orang, khawatir bahwa mereka tidak akan dapat menabung untuk masa depan mereka.

Sekitar tiga juta warga "Israel", 59%, khawatir bahwa mereka tidak akan dapat menopang kebutuhan anak-anak mereka di masa depan.

Lainnya, sebanyak 55% mengalami kekhwatiran atas kemungkinan menjadi miskin ketika mereka mencapai usia tua. 52% dari responden mengatakan bahwa mereka takut secara finasial tergantung kepada orang lain.

Penelitian ini mendeteksi semakin meningkatnya pesimisme atas masa depan ekonomi "Israel", dengan 17% orang "Israel" mengatakan bahwa situasi ekonomi mereka akan bertambah buruk di masa depan, meningkat 10% dari tahun 2010.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 13 persen pekerja "Israel" (420.000 orang), dibandingkan dengan 10% pada 2010, sangat khawatir kehilangan pekerjaan mereka di tahun mendatang.

Sekitar 40% warga "Israel" yang bekerja memperkirakan bahwa jika mereka kehilangan pekerjaan mereka, prospek mereka untuk menemukan pekerjaan lain dengan upah yang sama adalah "kecil" atau "tidak mungkin."

(ameera/arramah.com)