Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Hamas: Boikot Uni Eropa terhadap produk "Israel" adalah langkah yang benar

Posted: 19 Aug 2014 07:37 AM PDT

Fawzy Barhoum

GAZA (Arrahmah.com) - Sikap Uni Eropa yang memboikot produk-produk dari pemukiman "Israel" adalah langkah yang benar, kata juru bicara Hamas, seperti dilansir MEMO.

"Langkah ini harus diikuti oleh langkah-langkah yang lebih tegas terhadap penjajahan Israel sebagai sebuah hukuman bagi kejahatan-kejahatan yang telah dilakukannya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza," kata Fawzy Barhoum.

Pada Ahad (17/8/2014), Uni Eropa memutuskan untuk menghentikan impor produk-produk susu dan daging unggas dari pemukiman "Israel" di Tepi Barat, Yerusalem dan Dataran Tinggi Golan.

Komisi Eropa telah memutuskan pada 17 Februari untuk mengikuti aturan baru yang menetapkan pelayanan kesehatan hewan "Israel" tidak diakui yang mana hal tersebut akan berdampak pada produk-produk daging yang berasal dari pemukiman-pemukiman Yahudi di Tepi Barat, Yerusalem Timur (Al-Quds), dan Dataran Tinggi Golan.

Koran "Israel' Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa "Israel" telah merespon keputusan Komisi Tinggi Uni Eropa dengan memutuskan untuk menghentikan ekspor produk susu dan unggas.

Keputusan Uni Eropa tersebut akan berlaku mulai 1 September mendatang. (siraaj/arrahmah.com)

Skandinavia membuka madrasah Islam pertama

Posted: 19 Aug 2014 07:04 AM PDT

malmo-mosque-sweeden-0

SKANDINAVIA (Arrahmah.com) - Skandinavia, wilayah utara Eropa, telah secara resmi membuka madrasah Islam pertama yang dikenal sebagai Imam Khatib School di kota Slagelse, lansir World Bulletin.

sekolah tersebut berniat untuk mengambil pelajar dari Denmark, Norwegia dan Swedia dan akan mengajarkan kurikulum nasional bersama dengan pelajaran bahasa Turki dan ajaran Islam dalam bidang ilmu Al-Qur'an, Hadits dan Aqidah.

Kepala sekolah Islam tersebut Ahmet Deniz mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu Agency bahwa Mina Hindolm akan menjadi sekolah Islam resmi pertama di Denmark pertama bagi para pelajar yang berusia 18 ke atas, yang merupakan madrasah Imam Khatib kedua setelah satu di Belgia, dan telah memiliki 52 siswa.

Diharapkan sekolah Islam tersebut akan menghasilkan para pelajar yang kelak akan mendakwahkan Islam di penjuru Eropa. (siraaj/arrahmah.com)

Pemerhati urusan revolusi Suriah Dr. Syafi Al-A'jmi ditangkap otoritas Kuwait

Posted: 19 Aug 2014 05:19 AM PDT

Dr. Syafi Al–Ajmi

KUWAIT (Arrahmah.com) - Dr. Syafi Al–Ajmi yang dikenal sebagai pemerhati urusan revolusi Suriah telah ditangkap oleh otoritas Kuwait pada Senin (18/8/2014) malam. Indikasi penangkapannya disinyalir karena kuatnya tekanan pihak asing seperti Amerika dan Iran kepada otoritas Kuwait.

Amerika dan The United Nations Security Council (UNSC) telah lama mengindikasi Dr. Syafi Al-A'jmi sebagai salah seorang donatur dan penggalang dana luar negeri untuk Jabhah Nushrah, cabang Tandhim Al-Qaeda di Syam.

Berita penangkapan Dr. Syafi Al–Ajmi dengan cepat telah tersebar di media sosial dan ramai dibicarakan oleh para aktifis dan mujahidin Syam khususnya. Berikut kami kutip komentar beberapa tokoh jihad tentang berita penangkapan ini melalui media sosial twitter:

Syaikh Abu Hasan Al-Kuwayti, anggota Dewan Syari'ah Jabhah Nushrah:

الكل يعرف جهود الشيخ في دعمه للمسلمين في سوريا ،ونصرة المستضعفين في غيرها لكن؛ ما هو دور المسلمين لنصرتهم ؟

"Semua orang tau perjuangan Syaikh (Dr. Syafi Al–Ajmi) dalam membela kaum muslimin di Suriah, dan usaha beliau untuk menolong orang-orang yang tertindas di tempat-tempat lain. Akan tetapi, sekarang apa balas budi kaum muslimin untuk menolong Syaikh?"

——

Syaikh Dr. Abdul Aziz Alu Abdul Latif, guru besar Aqidah di Jami'ah Al-Imam Riyadh:

نحسبه من الرجال الكبار الذين أظهروا الحق بعلم وعدل،ونصحوا الخلق والمجاهدين.. فلا عجب أن يُبتلى. اللهم فرّج عنه

"Kami memandang beliau (Dr. Syafi Al–Ajmi) adalah salah satu dari tokoh-tokoh besar umat Islam yang senantiasa berdakwah kepada alhaq dengan ilmu dan bijaksana, serta selalu memberikan nasihat kepada umat dan mujahidin. Maka tidak mengherankan jika beliau diuji (oleh Allah). Semoga Allah membebaskan beliau kembali."

Semoga Allah Azza wa Jalla segera memberikan jalan keluar pada Syaikh yang mulia ini. Semoga Allah tetapkan langkah beliau dan semoga Allah anugerahkan kesabaran dan kekuatan kepada Syaikh Dr. Syafi Al–Ajmi. Dan semoga Allah hinakan musuh Islam dan musuh beliau serta Allah hancurkan makar mereka secepatnya. Allahumma Aamiin.

(muqawamah.com/arrahmah.com)

Dua Polisi terima suap miliaran dari bandar judi online

Posted: 19 Aug 2014 04:28 AM PDT

foto ilustrasi

JAKARTA (Arrahmah.com) - Dua perwira kepolisian yang berdinas di Polda Jawa Barat (Jabar) dicokok Pengamanan Internal Polri karena diduga menerima uang suap dari bandar judi online. Perilaku bejat AKBP MB selaku Kasubdit III Direskrimum Polda Jabar dan AKP DS selaku Panit II Subdit III Ditreskrimum Polda Jabar menerima suap terkait jasanya membuka rekening milik bandar judi online yang diblokir.

Kasus bermula saat Subdit III Direskrimum Polda Jabar menangani kasus judi online, kemudian memblokir 18 rekening yang terkait kasus tersebut pada tahun 2013. Tetapi kasus tersebut tidak jelas penanganannya, kemudian pemilik rekening yang diduga bandar judi online meminta membuka rekening yang diblokir tersebut.

Kemudian tanpa sepengetahuan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat, AKBP MB mebuat surat permohonan pembukaan rekening yang diblokir dengan ditandatangan dirinya mengatasnamakan Direskrimum Polda Jabar.

"Dia mengatasnamakan direkturnya," kata Kasubdit IV Direktorat Tindak Pidana Korupsi Barekrim Polri Kombes Pol Yudhiawan di Mabesa Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2014), dikutip dari Tribunenews.com.

Rekening yang diblokir pun akhirnya dibuka dan uangnya bisa diambil pada 17 Juni 2014. Setelah itu, 23 Juli 2014 bertempat di lapangan parkir Polda Jabar pihak Paminal Mabes Polri mengendus terjadinya praktek suap. AKP DS menerima uang Rp 60 juya dari AI selaku bandar judi.

"Uang tersebut sebagai imbalan atas pembukaan blokir dua rekening yang diduga sebagai penampungan hasil judi online," katanya.

Tim Paminal Mabes Polri lantas melakukan pemeriksaan dan terungkap bila uang Rp 60 juta tersebut merupakan kali ke tiga yang diterima AKP DS. Sebelumnya suda ada dua kali penerimaan uang dengan perincian pertama sebesar Rp 240 juta, dan kedua Rp 70 juta.

Pada peristiwa berbeda sekitar Juli 2014 AKBP MB sebagai Kasubdit III Ditreskrimum Polda Jabar juga diduga telah melakukan tindak pidana korupsi berupa penerimaan sejumlah uang sebesar Rp 5 miliar dari AD dan T. Kedua orang tersebut merupakan pemilik rekening yang sebelumnya diblokir pihak Polda Jabar terkait kasus Judi Online.

"Serah terima dilakukan di rumah tersangka AKBP MB yang berada di Koya Wisata, Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor. Uang tersebut diduga sebagai imbalan atas tindakan pembukaan blokir reking bank yang terkait dengan penanganan perkara judi online Polda Jabar," ujarnya.

Kemudian kasus tersebut dilimpahkan ke Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri. Hasil penggeledahan dari tangan AKBP MB, Bareskrim menyita uang tunai Rp 5 000 100 000 dan uang tunai USD 168 000. Sementara dari tangan AKP DS disita uang Rp 370 juta. Selain itu handphone dan dokumen-dokumen penanganan judi online di Polda Jabar.

"Terhadap tersangka AKBP MB terlah dilakukan penahanan selama 20 hari sejak tanggal 12 Agustus 2014 di Rutan Bareskrim Polri," ujarnya.

Kedua perwira polisi tersebut dijerat dengan pasal 11 atau pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 jo pasal 55 aya (1) ke 1 dan pasal 64 KUHP.

Saat ini kedua anggota Polda Jabar tersebut masih berstatus sebagai anggota polisi. "Untuk pelanggaran kode etik dan profesi masih menunggu hasil proses hukum pidana," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Agus Rianto. (azm/arrahmah.com)

"Marlboro boys", potret buram pendidikan anak usia dini Indonesia

Posted: 19 Aug 2014 04:27 AM PDT

anak-anak smp ini membeli rokok dari pedagang asongan, lantas menghisapnya di angkot tanpa ada yang melarang

JAKARTA (Arrahmah.com) - Fotografer Kanada Michelle Siu mempublikasikan dokumentasi foto anak-anak Indonesia yang terbiasa merokok, pada sebuah situs anti-mainstream substance.com pada Senin (18/8/2014). Siu memperkenalkan Indonesia sebagai negara di mana kebanyakan orang menggunakan tembakau dan banyak memulai [kebiasaan itu] sejak anak usia dini. Sebegitu buramkah potret pendidikan anak usia dini Indonesia?

Hingga pada beberapa waktu lalu, selain melalui publikasi Sui, bocah-bocah perokok di Indonesia juga sempat 'mendunia' melalui karya video fenomenal bertajuk "baby smoker". Akibatnya, Indonesia dijadikan bulan-bulanan semua kalangan internasional, mulai dari kalangan pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial bahkan agama.

Kian meningkatnya perokok berusia 10 tahun ke bawah di tanah air menyiratkan betapa rapuhnya bangunan pendidikan domestik di Indonesia. Sejatinya fenomena janggal itu adalah penyimpangan perilaku anak usia dini, dalam rentang usia 0-8 tahun menurut standar OECD.

Proyek foto 'Marlboro Boys' di situs tersebut di atas, Siu juga mengemukakan data tentang jumlah perokok muda di Indonesia. Pada 2010, jumlah perokok usia 10-14 tahun tercatat sejumlah 426 ribu, sebuah lonjakan dari 71 ribu pada 1995.

Di lain pihak, Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya peningkatan jumlah perkokok usia 15-19 tahun. Tercatat angkanya mencapai 7,1 persen pada 1995, dan meningkat menjadi 18,3 persen pada 2013.

Angka-angka itu barangkai bungkam mebisu selama ini, hingga Lewat seri foto berjudul 'Marlboro Boys', Michelle Siu, menampilkan kedekatan anak-anak Indonesia dengan rokok layaknya seorang ahli hisap racun berukuran 9cm berusia dewasa. Bocah di bawah umur itu terrekam lensa Siu bukan sebagai korban paparan asap rokok sekitarnya, melainkan menghisap rokok itu secara aktif.

Yang mencoreng muka "penguasa" pendidikan Indonesia adalah foto dimana sebagian di antara mereka yang masih memakai seragam SD saat menikmati hisapan rokok di kamarnya. Jika kita tohok dengan kacamata "childhood image literature study", maka foto anak yang merokok dengan santainya di samping seorang perempuan berkerudung yang sedang menyusui bayinya lebih sadis lagi. Selain mereka kehilangan citra kepolosannya sebagai anak-anak, kedudukan seorang ibu "pendidiknya" pun telah dicederai. Astaghfirullah, terlebih sang ibu dapat diidentikkan publik sebagai "muslimah". Ini berarti menampar kita agar mengencangkan ikat pinggang dalam mebangun benteng peradaban bernama rumah tangga.

anak merokok

bocah Garut yang merokok di sebelah ibunya yang sedang menyusui adiknya

anak SD ini merokok di kamarnya, biasa merokok 2 bungkus sehari

anak SD ini merokok di kamarnya, biasa merokok 2 bungkus sehari

anak jalanan di Jakarta berpose sambil merokok dengan tanpa merasa berdosa

anak jalanan di Jakarta berpose sambil merokok dengan tanpa merasa berdosa

anak ini keluar masuk warnet dengan bebas sambil merokok, biasa merokok 1 bungkus sehari

anak ini keluar masuk warnet dengan bebas sambil merokok, biasa merokok 1 bungkus sehari

anak smp ini membeli rokok batangan sambil menumpang angot tanpa ada yang melarang

anak smp ini membeli rokok batangan di warung dekat sekolah tanpa ada yang melarang


Bayangkan apa yang dikatakan Siu pada majalah Time bahwa, "mereka mengisap dan menghembuskannya seperti orang dewasa yang sudah merokok bertahun-tahun. Beberapa dari mereka sudah merokok 2 bungkus perhari sejak masih kecil." Tidakkah akal penguasa bangsa ini terbangun dari keasyikannya membongkar-pasang kurikulum pendidikan agar menjadi proyek berjangkangka yang menguntungkan segelintir orang saja?

Sementara, masih ada juga mereka -setali tiga uang dengan pengeruk devisa- yang berpihak kepada industri rokok dengan mengatasnamakan "membela wong cilik", dimana keberadaan buruh pabrik rokok dijadikan tamengnya. Seperti yang Sui tegaskan bahwa "sulit bagi pemerintah untuk benar-benar mengatur industri. Ini adalah sesuatu yang bagi mereka menghasilkan banyak uang," pemerintah tak mengambil peduli sama sekali. Mereka hanya mengatakan "ini sulit diatasi".

Sulit diatasi adalah sebuah alasan, dimana kambing hitamya terpotret oleh kamera Sui. Mereka adalah warung-warung penjaja rokok di dekat sekolah, warnet-warnet yang membebaskan pelanggannya keluar masuk padahal mereka masih ingusan, atau kesulitan itu mengakar karena tidak ada regulasi yang tegas tentang merokok di tempat umum.

Itulah kontroversi pengendalian rokok yang disinggung Sui dalam wawancaranya dengan Times. Meledaknya angka perokok di bawah umur menurutnya tak lepas dari regulasi rokok di Indonesia yang ia nilai masih jauh dari harapan. Subhanallah, padahal Sui adalah seorang yang bukan Muslim, namun ia begitu peduli dengan generasi penerus bangsa ini.

Sesungguhnya, itu adalah hal yang sulit, tetapi bisa diatasi. Inna maal usri yusro, di balik kesulitan ada kemudahan. Dengan demikian, sudah saatnya MUI memfatwakan haram rokok, bukan hanya membatasinya hingga usia 18 tahun saja. Sebab para bocah itu merokok tak lepas dari teladan di sekelilingnya, para orang dewasa yang tentunya juga perokok.

Apa yang akan terjadi jika semenjak kecil generasi Indonesia sudah terkontaminasi darah babi yang terdapat dalam filter rokok? Jika dia muslim, maka najis itu akan mengalir hingga ia dewasa, kecuali dia bertaubat berlepas diri dari najis tersebut. Bagaimana Allah akan menerima ibadah hamba-Nya yang terkena najis, sementara najis menghalangi rahmat-Nya dan menolak ibadahnya?

maka, sekaranglah saatnya kesadaran akan berislam sesuai tuntunan sunnah kembali dipraktikkan di dalam rumah. Sebelum terlambat, pendidikan domestik harus dikembalikan kepada fitrahnya. Tidak hanya untuk membentengi diri dari setan 9 cm, sebagaimana diungkapkan Taufik Ismail dalam puisinya tentang rokok, tetapi juga guna membentengi iman ummat ini sedari dini. Wallahu'alam bishowab. (adibahasan/arrahmah.com)

Astaghfirullah, di Riau, daging manusia dijual 30.000 perkilo

Posted: 19 Aug 2014 04:24 AM PDT

ilustrasi-pembunuhan-_130314204545-523

RIAU (Arrahmah.com) - Mengutip VIVAnews, Ahad (17/8/2014), Polres Siak mengakomodir Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait untuk menjumpai empat orang tersangka pelaku pembunuhan juga memutilasi enam anak di bawah umur dan seorang dewasa, berinisial MD (16), DP (16), DD (19), dan S (22).

Para pelaku mengatakan kepada Komnas PA pada Kamis (14/8) bahwa, mereka telah menguliti bahkan menjual daging manusia itu ke beberapa warung makan (lapo) di Kota Perawang, Siak, Riau. Namun, mereka mengaku, daging tersebut tidak dijual dalam ukuran kilogram.

Arist mengatakan kepada VIVAnews pada Ahad (17/8) bahwa, daging manusia itu "biasa dijual per satu kantong plastik dan dijual dengan harga Rp30 ribu. Pada pemilik warung, mereka bilang itu adalah daging sapi atau daging biawak."

"Pelaku MD dan S, merupakan otak di balik penjualan daging manusia itu kepada pemilik warung. Tindakan itu diketahui sudah dilakukannya sejak 2014. Saat ditanyakan pemilik warung untuk apa daging itu dijual, para pelaku beralasan, uang itu akan digunakan untuk memperbaiki motor," tambah Arits.

Sayangnya, ketika Arits mendatangi lokasi warung itu, tidak dapat dilakukan penelusuran, sebab warung tersebut sedang tutup. "Jadi, polisi dan tim investigasi Komnas PA masih mengikuti perkembangan selanjutnya," kata Arits. Sebelumnya, keempat pelaku juga diberitakan bahwa dalam aksinya, mereka tidak langsung membunuh korban. Para tersangka terlebih dahulu melakukan pelecehan seks kepada para korban.

Saat memeriksa TKP, jasad korban pun ditemukan sudah dalam bentuk tulang belulang. Menurut dugaan, tindak kejahatan itu telah dilakukan mereka selama satu tahun. Untuk kasus ini, pelaku dikenai sanksi sesuai Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana. Mereka terancam hukuman pidana mati atau seumur hidup. Na'udzubillahi min dzalik.(adibahasan/arrahmah.com)

Iran dilanda gempa dahsyat, 60 orang terluka

Posted: 19 Aug 2014 02:00 AM PDT

gempa iran

TEHERAN (Arrahmah.com) - Sebuah gempa bumi dahsyat melanda kota Abdanan Iran barat pada Senin (18/8/2014), menyebabkan 60 orang menderita luka-luka, kata kantor berita negara IRNA, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin.

IRNA mengatakan bahwa gempa itu berkekuatan 6.1, sementara US Geological Survey (USGS) mengatakan bahwa gempat di Iran barat itu berkekuatan 6.3.

Air, listrik, dan telepon di Abdanan, yang terletak di provinsi Ilam, terputus, kata IRNA. Tayangan televisi negara Iran menunjukkan bagiaman gempa itu menghancurkan rumah-rumah, bangunan dan mobil di kota Abdanan.

Gempa susulan itu bisa dirasakan di tiga provinsi termasuk Ilam, Lorestan dan Khuzestan, kata IRNA.

Gubernur Abdanan Majid Asgari mengatakan kepada IRNA pagi ini bahwa daerah pedesaan itu tampaknya menderita kerusakan berat akibat gempa yang dahsyat itu, dan beberapa desa hancur total.

Iran, yang dilintasi beberapa jalur patahan utama, rentan terhadap gempa bumi mematikan yang terjadi hampir setiap tahun. Menurut laporan resmi, gempa terburuk dan mematikan telah melanda Propinsi Kerman pada Desember 2003, menewaskan sedikitnya 31.000 orang.

Gempa pada kedalaman 6 mil (10 km) itu terjadi pukul 02:32 GMT, menurut USGS.

(ameera/arrahmah.com)

Muslim Amerika Serikat kekurangan imam

Posted: 19 Aug 2014 01:00 AM PDT

Bright sun reflects off the exterior of the Islamic Center of America mosque in Dearborn, Mich., Friday, Sept. 30, 2005. The $14 million, 70,000-square-foot facility opened in May.  (AP Photo/Paul Sancya)

WASHINGTON (Arrahmah.com) – Di saat jumlah Muslim AS yang semakin meningkat maka kebutuhan terhadap jumlah imam yang lebih banyak menjadi semakin mendesak, apalagi banyak orang tua Muslim yang lebih mendorong anak-anak mereka untuk berkarir di bidang lain yang tidak termasuk pelajaran agama.

"Seperti halnya rohaniawan lain di Amerika, imam-imam ini diharapkan bisa menjadi konselor pernikahan, pemimpin muda, ulama, dan pengumpulan dana," Edgar Hopida, juru bicara Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA), jaringan pemimpin dan kelompok-kelompok Muslim, mengatakan kepada The wall Street Journal.

Karena jumlah ummat Islam di Amerika Serikat semakin berkembang, maka jumlah masjid pun ikut mengalami lonjakan sebesar 74 persen selama dekade terakhir.

Peningkatan besar itu tidak dibarengi dengan jumlah Muslim yang menjabat sebagai imam, menciptakan kekurangan yang parah terhadap kebutuhan keagamaan para jamaah yang semakin berkembang.

Para pemimpin Muslim telah mengaitkan kekurangan jumlah imam di Amerika Serikat dengan sikap orang tua yang kurang berminat untuk mengarahkan anaknya untuk menjadi pemimpin agama.

"Sebaliknya, kaum muda Muslim didorong untuk belajar kedokteran, teknik, hukum dan bisnis," kata Jihad Turk, seorang imam dan presiden dari Bayan Claremont, lulusan sekolah Islam di Claremont School of Theology di California selatan.

Selain kurangnya dukungan keluarga, bergantung kepada para relawan dan tidak adanya gaji tetap menjadi menghambat bagi Muslim untuk menjadi seorang imam.

Sebuah studi pada 2011 menemukan bahwa hanya 44% dari imam Amerika yang bergaji dan bekerja penuh waktu. Sisanya adalah pemimpin agama sukarela.

Meskipun tidak ada perkiraan resmi, AS adalah rumah bagi minoritas Muslim yang diperkirakan berjumlah enam sampai delapan juta.

(ameera/arrahmah.com)

Perusahaan obat satu-satunya di Gaza menjadi sasaran "Israel"

Posted: 19 Aug 2014 12:00 AM PDT

perusahaan obat Gaza

GAZA (Arrahmah.com) Perusahaan farmasi satu-satunya di Jalur Gaza menjadi sasaran serangan "Israel", menyebabkan perusahaan itu menderita kerugian sebanyak setengah juta dolar, kalangan eksekutif perusahaan itu mengatakan pada Senin (18/8/2014), sebagaimana dilansir oleh Ma'an News Agency.

Manajer dari Middle East Pharmaceutical and Cosmetics Laboratories, atau Megapharm, mengatakan kepada Ma'an bahwa perusahaan itu telah mengalami kerugian hampir $ 500.000 USD setelah serangan udara "Israel" menghantam peralatan, bahan baku dan pembangkit listrik.

Dr Marwan al-Astal menambahkan bahwa perusahaan itu hanya memproduksi obat-obatan, dan "Israel" tidak memiliki alasan untuk menargetkannya karena "Israel" tahu bahwa perusaahan itu merupakan sebuah perusahaan obat.

Perusahaan itu membutuhkan waktu setidaknya dua bulan untuk memulihkan dan membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh serangan "Israel".

perusahaan obat Gaza 1

 

perusahaan obat Gaza 2

 

(ameera/arrahmah.com)

Pemangkasan anggaran perjalanan dinas, menguji kejujuran kantor transisi Jokowi-JK

Posted: 18 Aug 2014 11:13 PM PDT

Jokowi di Kantor Transisi Jokowi-Jk

Oleh Edy Mulyadi, Direktur Program Centre for Economic and Democracy Stduies (CEDeS)

(Arrahmah.com) - Akhir pekan silam berhembus kabar pintar dari Kantor Transisi Jokowi-JK. Pasangan Capres-Cawapres yang tengah menunggu kepastian dari sidang Mahkamah Konstitusi (MK) atas kemenangannya itu, bakal memangkas anggaran perjalanan dinas. Maklum, pos anggaran yang satu ini di APBN tahun-tahun sebelumnya memang gila-gilaan.

Bayangkan saja, pada APBN 2009, pos anggaran perjalanan dinas 'cuma' Rp2,9 triliun. Eh belum habis setahun anggaran, dalam APBN Perubahan (APBN-P) angkanya loncat menjadi Rp12,7 triliun.

Hobi pemerintah dan DPR yang secara berjamaah terus menggelembungkan anggaran pelesiran itu terus berlanjut. Pada APBN 2010, angkanya kembali didongkrak menjadi Rp16,2 triliun. Tapi lagi-lagi di APBN Perubahan justru kembali dikerek jadi Rp19,5 triliun.

Kelakuan yang sama kembali mereka ulangi pada APBN 2012. Saat itu realisasi biaya melancong para pejabat publik adalah Rp 19,6 triliun. Kemudian beruturut-turut terus dinaikkan menjadi Rp26 triliunpada 2013, dan Rp32 triliun di tahun 2014.

Buat sebagian rakyat yang melek anggaran, menggilanya anggaran perjalanan dinas ini memang membuat geram. Bandingkan dengan anggaran kementerian pertanian yang hanya Rp15,8 triliun. Katanya Indonesia negara agraris. Kok untuk anggaran pertanian hanya 'seupil' gitu, sih? Jumlahnya bahkan tidak sampai setengah dari anggaran jalan-jalan pejabat publik yang tak jelas juntrungannya. Pantas saja tiap tahun Indonesia terus mengimpor beras dan berbagai produk pertanian lainnya.

Tidak adil

Kembali ke kabar pintar dari Kantor Transisi Transisi Jokowi-JK di awal tulisan ini. Saya sengaja menyebut rencana pemangkasan anggaran perjalanan dinas yang disampaikan Deputi Kantor Transisi Anies Baswedan tersebut sebagai langkah pintar. Alasannya, ya itu tadi, biayanya dari tahun ke tahun terus membengkak. Ada aroma ketidakadilan yang menyeruak dengan tajam, terutama bila dibandingkan dengan sejumlah pos anggaran yang langsung menyangkut hajat dasar rakyat.

Selain itu, apa iya, anggaran perjalanan segede gajah bengkak yang kena penyakit beri-beri dan disengat ribuan tawon itu masih diperlukan? Bukankah selama ini jenis dan manfaat pelesiran para pejabat itu tidak jelas? Boro-boro bicara tentang aplikasi dari hasil perjalanan dinas tadi, lha wong laporannya saja tidak pernah ada!

Masih soal perlu-tidaknya pelesiran, terutama dengan dalih studi banding, bukankah sekarang eranya internet? Mau cari apa pun bisa dengan berselancar di jagad maya. Mulai dari cari informasi soal tepung terigu sampai kapal selam ada. Cari hukum fikih boleh-tidaknya perempuan yang sedang haid membaca al Quran sampai silang pendapat wanita bersibuk ria dengan karirnya juga ada.

Begitu juga kalau butuh info soal pendidikan anak usia dini sampai pembinaan para narapidana di berbagai belahan dunia juga ayo. Semuanya ada di ujung jari. Tinggal klik, maka tersajilah semua informasi yang dibutuhkan.

Berani jujur?

Tapi, ada baiknya juga bila kantor Transisi, khususnya Anis, bersikap fair. Bukan apa-apa, gagasan memangkas anggaran itu sudah pernah dilontarkan orang lain. Adalah ekonom senior Rizal Ramli yang sejak sekitar setahun silam yang bolak-balik mewacanakan perlunya pemangkasan anggaran perjalanan dinas.

Apa yang disampaikan Rizal Ramli jauh sebelum adanya hiruk-pikuk Pilpres itu bahkan sudah jauh lebih maju ketimbang lontaran Anis. Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, misalnya, langsung menyebut besaran pemangkasan. Dia juga sekaligus menyebut peruntukan atau pengalihan selisih anggaran hasil pemotongan biaya perjalanan dinas.

"Saya menilai anggaran biaya perjalanan dinas yang pada APBN 2014 yang mencapai Rp32 triliun terlalu besar. Sebaiknya pos anggaran ini dipangkas hingga menjadi maksimal hanya Rp10 triliun," ujar Rizal Ramli suatu ketika.

Tokoh yang juga pernah menjadi Menteri Keuangan era Gus Dur ini berencana mengalihkan selisih anggaran dari biaya perjalanan dinas untuk meningkatkan kualitas anak-anak Indonesia. Selisih anggaran itu antara lain akan dialokasikan untuk memberi sebutir telur kepada setiap anak usia SD setiap hari dan seliter susu setiap pekan.

Program ini akan meningkatkan kecerdasan anak-anak Indonesia, sehingga kualitas mereka di masa depan akan jauh lebih baik. Pada saat yang sama, program ini juga akan menghidupkan industri peternakan rakyat. Bayangkan, Indonesia akan membutuhkan sekitar 15 juta butir telur/hari dan 15 juta liter susu/minggu.

Pada konteks ini, sudah semestinya ada semacam acknowledgement dari Kantor Transisi kepada Rizal Ramli atas gagasannya yang dipungut itu. Pengakuan, sekaligus ucapan terima kasih, seperti ini penting, lho. Paling tidak, ini adalah bentuk kejujuran dan tanggung jawab moral atas ide cemerlang pihak lain yang diadopsi.

Bisa jadi pengakuan, ucapan terima kasih atau apa pun namanya tidak dibutuhkan Rizal Ramli. Buat dia, yang terpenting adalah bagaimana rakyat dan bangsa ini bisa maju, sejahtera, dan bermartabat. Indonesia yang digdaya. Dengan begitu Indonesia bisa berdiri dengan dagu tegak di antara bangsa-banga lain di dunia.

Kendati begitu, sebagai bangsa beradab, sudah semestinya kita memiliki dan memegang teguh kejujuran. Khusus buat Anis, langkah ini jadi sesuatu yang tidak bisa tidak harus dilakukan. Sebagai seorang rektor, anak muda itu tentu menjunjung tinggi kejujuran akademis. Di lingkungan kampus, perilaku plagiarisme atau lebih dikenal dengan plagiat adalah perilaku haram yang teramat nista.

Sekadar mengingatkan saja, menurut Wikipedia, plagiarisme atau seringdisebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas.

Buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dan kawan kawan menggolongkan beberapa hal sebagai tindakan plagiarisme. Antara lain, mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri.

Pada konteks ini, maaf lho ya, pernyataan Anis yang mewakili Kantor Transisi bisa dianggap sebagai tindakan plagiarisme. Tudingan seperti ini bisa ditepis, kalau Anis atau siapa pun di kantor itu mengakui bahwa rencana pemangkasan biaya perjalanan dinas itu mengadaptasi atau mengadopsi gagasan Rizal Ramli.

Sungguh, ini bukan perkara sulit dan rumit. Sebuah pengakuan sekligus penghargaan atas ide orisinal pihak lain bukanlah hal berat. Satu-satunya investasi yang dibutuhkan adalah menanggalkan ego yang kelewat tinggi dan mau jujur. Itu saja, kok.

Pertanyaannya, apakah Kantor Transisi punya kejujuran itu? Kita lihat saja, yuk.... (*)

(arrahmah.com)