Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Pendukung Palestina melarang kapal "Israel" berlabuh di pantai California

Posted: 16 Aug 2014 04:40 PM PDT

Logo untuk aksi protes memblokade kapal "Israel".  (Foto : IMEMC)

CALIFORNIA (Arrahmah.com) - Kapal kargo "Israel", Zim, berencana untuk berlabuh di pelabuhan Oakland pada Sabtu (16/8/2014) pagi. Namun para aktivis pendukung Palestina mengumumkan akan menghentikan kapal mana pun yang mencoba untuk memasuki dermaga, lapor IMEMC.

Para aktivis AS ini mengikuti jejak anggota serikat buruh di Afrika Selatan, yang berhasil memblokade kapal "Israel" saat ingin berlabuh pada beberapa kesempatan, sebagai bentuk protes terhadap agresi militer "Israel" di Jalur Gaza.

Aktivis di Oakland, California, berkumpul pada Sabtu untuk melakukan tindakan langsung untuk menghentikan kapal yang akan berlabuh di pelabuhan tersebut.

Tindakan itu berpotensi merugikan eksportir "Israel" jutaan dollar, jika barang-barang mereka tidak dapat mencapai pelabuhan. Produk yang berada di dalam kapal Zim tidak diketahui, tetapi mungkin termasuk Sodastream, perangkat yang diproduksi di sebuah pemukiman ilegal "Israel" di tanah Palestina yang diduduki, juga merek produk makanan Osem, beberapa di antaranya diproduksi dan dikemas di pemukiman ilegal "Israel" di Tepi Barat.

Dalam materi yang disampaikan para aktivis, mereka mengatakan : "Palestina memanggil kita untuk bertindak! Buruh Palestina dan Federasi Umum Serikat Pekerja Palestina telah meminta pekerja di seluruh dunia untuk menolak untuk menangani barang-barang 'Israel'."

Mereka mengaakan bahwa memblokade kapal "ISrael" merupakan tindakan dalam menanggapi seruan oleh Federasi Umum Serikat Pekerja Palestina.

Para pengunjuk rasa menyerukan untuk berakhirnya pengepungan "Israel" di Jalur Gaza dan mengakhiri pendudukan "Israel" atas tanah Palestina. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pertempuran sengit meletus di Mogadishu ketika pasukan boneka Somalia melancarkan serangan fajar

Posted: 16 Aug 2014 04:21 PM PDT

Kampanye pelucutan senjata oleh pasukan boneka Somalia.  (Foto : AP)

MOGADISHU (Arrahmah.com) - Sedikitnya 14 orang tewas dan lebih dari 20 terluka ketika pertempuran sengit pecah di

Mogadishu setelah pasukan boneka Somalia melancarkan serangan fajar di rumah milik mantan pemimpin milisi sebagai bagian dari kampanye pelucutan senjata, ujar warga setempat.

Ledakan dan tembakan terdengar pada Jum'at (15/8/2014) di ibukota Somalia saat tentara boneka yang didukung oleh pasukan penjajah Uni Afrika melancarkan serangan, lansir Al Jazeera.

"Setidaknya 14 orang, kebanyakan milisi, tewas dalam pertempuran pagi ini. Pemerintah bertujuan untuk mengamankan kota," klaim Mayor Abdullahi Farah, polisi senior Mogadishu kepada Reuters.

Pasukan boneka Somalia ingin melucuti pejuang yang setia kepada Ahmed Daaci, mantan pemimpin milisi dan mantan komisaris distrik Wadajir, Mogadishu.

Fatima Ali, ibu dari empat anak yang merupakan penduduk setempat mengatakan pertempuran membuat semua orang mencari tempat perlindungan untuk keamanan mereka.

"Kami sangat ketakutan," ujarnya. "Kami tidak pernah mendengar hal seperti ini untuk beberapa waktu," ujarnya kepada AP.

Kampanye pelucutan senjata

Diluncurkan pada pekan lalu, kampanye pelucutan senjata terbaru oleh pemerintah boneka Somalia merupakan upaya untuk mengurangi jumlah senjata yang bisa jatuh ke tangan Mujahidin Somalia.

Razia selama seminggu terakhir telah menjaring sekitar 500 senjata dan ratusan kotak amunisi, menurut klaim juru bicara keamanan nasional Somalia.

Small Arms Survey, sebuah proyek penelitian yang berbasis di Swiss mengatakan pemerintah dari berbagai negara di dunia dalam beberapa tahun terakhir telah diam-diam mengirimkan "puluhan ribu senjata kecil dan senjata ringan untuk berbagai kelompok bersenjata di Somalia meskipun embargo senjata diberlakukan oleh PBB".

Warga sipil Somalia pun memiliki lebih dari 500.000 senjata, menurut perkiraan kelompok itu.

Selama awal 1990-an, sudah diluncurkan kampanye pelucutan senjata, namun hanya mencapai keberhasilan yang terbatas.

Beberapa pihak yakin kampanye adalah perburuan politik yang bertujuan untuk menyaingi saingan politik saat Somalia tengah bersiap-siap menggelar pemilihan umum yang diusulkan akan berlangsung pada 2016. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pengamat: Stop "goreng" ISIS demi dukung proyek BNPT!

Posted: 16 Aug 2014 07:57 AM PDT

Direktur CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst) Harits Abu Ulya

JAKARTA (Arrahmah.com) - Pemerhati kontra terorisme, Harits Abu Ulya meminta semua pihak terlebih media massa menghentikan "menggoreng" isu ISIS di Indonesia demi mendukung proyek Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang ujungnya uang.

"Saya berharap ISIS/IS tidak terus di"goreng" oleh BNPT begitu juga pihak terkait lainya dan ketegasan itu harus tetap proporsional dan adil. Karena negara ini bukan rimba raya dengan hukum kebinatangannya," kata Harits kepada arrahmah.com, Sabtu.

Apalagi, imbuh Harits, hal ini sudah mengakibatkan korban meninggal pada kaum muslimin Indonesia akibat kezhaliman aparat.

"Sangat disayangkan dengan tewasnya satu orang yang dituduh teroris saat penggrebekan di Banyumas oleh Densus88. Harusnya Densus88 bisa dan cukup dengan melumpuhkan bukan mematikan," ujarnya.

Direktur CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst) ini menyebut penindakan dalam tiga pekan terakhir tidak bisa dipungkiri terkait upaya "menghentikan" para suporter ISIS/IS di Indonesia. Meski pijakan hukum untuk mempidanakan mereka sangat lemah,

"Saya melihat pihak aparat Densus88 dan BNPT tetap memaksakan, dengan menyodorkan delik pidana ke publik bahwa mereka yang ditangkap adalah terkait jaringan teroris. Mulai dari narasi jaringan Santoso, Abu Robban, pelatihan di Aceh,hingga menyembunyikan informasi terkait rencana terorisme."

Menurut Harits, jika mau obyektif, tindakan berlebihan aparat ini hingga melahirkan korban tewas sangat kontra produktif dalam menangani isu ISIS dan terorisme. Karena justru aparat (Densus88) telah membuat stimulan kekerasan, berpotensi menggeliatnya kekerasan secara sporadis dari orang-orang yang merasa terdzalimi dalam kasus ini.

Dia menambahkan langkah-langkah pencegahan oleh BNPT dan jejaringnya tidak berbanding lurus dengan penindakan yang harusnya terukur dan profesional serta bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.

Sebelumnya telah diberitakan Vivanews.co.id., aparat kepolisian menembak mati seorang yang dituduh teroris dalam penyergapan di sebuah rumah di Perumahan Kencana Griya Asih, Desa Kedungweringin, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat, 15 Agustus 2014. Dalam operasi penyergapan itu, Polisi juga menangkap hidup lima orang dari dalam rumah tersebut.

Menurut Wawan, warga di perumahan itu, belasan aparat kepolisian bersenjata lengkap menyergap sebuah rumah yang dikontrak para tersangka. Tak lama kemudian, terdengar letusan tembakan beruntun. Seorang yang meninggal itu ditembak karena berusaha kabur dengan melompati tembok keliling perumahan.

Jenazah korban kemudian dibawa Polisi. Seorang warga bahkan menunjukkan foto jenazah korban yang ditembak tersebut.

Warga mengaku sudah mengira akan ada sebuah peristiwa di daerahnya karena sejak dua pekan terakhir banyak mobil yang mengawasi rumah kontrakan tersebut. Tapi warga tidak mengetahui dan tak mengenal penghuni rumah yang sudah dikontrak lebih dua bulan itu.

Petugas dari Kepolisian Sektor Patikraja datang setelah kejadian, disusul tim Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Banyumas dan tim identifikasi. Polisi belum memberikan keterangan apa pun berkaitan dengan penyergapan itu. Mereka masih memeriksa rumah kontrakan dan kawasan sekitar perumahan. (azm/arrahmah.com)

Permohonan pembebasan Warren Weinstein picu kebijakan kontroversial AS

Posted: 16 Aug 2014 03:07 AM PDT

foto warren einstein sbelum dan saat direkam video bulan Desember 2012 -courtesy ABC News

KAIRO (Arrahmah.com) - Al-Qaeda mengeluarkan rilis terkininya berupa "permohonan publik yang lebih mendesak" pada Rabu (13/8/2014) untuk keluarga sandera Amerika -Warren Weinstein- untuk menekan Washington agar merundingkan pembebasannya. Namun istrinya mengatakan kepada tim berita ABC bahwa dia merasa "tak berdaya" untuk membujuk AS demi membantu membebaskan Waren setelah tiga tahun berlalu, sebagaimana dilansir ABC News, Kamis (14/8). Selain itu, banyak kalangan di media sosial merasa janggal dengan permohonan yang akan menggiring kebijakan kontroversial AS lainnya.

Dalam sebuah pesan tertulis, berbahasa Inggris yang "nampak" dipublikasikan oleh inti kelompok Al-Qaeda di Pakistan melalui situs jihad International yang biasa digunakan untuk merilis pernyataannya, di mana Weinstein (73), telah diduga ditahan selama tiga tahun -tepat pada minggu ini- mendesak keluarganya untuk "menekan pemerintah Anda".

"Saya berharap bahwa jika mereka akan menghubungi dalam beberapa cara, mereka setidaknya [harus]menunjukkan seperti apa dia, itu akan menenangkan saya ... Ini tidak memuaskan," Elaine Weinstein, istrinya, mengatakan kepada ABC News dalam sebuah wawancara pada Kamis (15/8).

Adapun salah satu klaim Al-Qaeda kepada AS yang tersirat dalam pesan untuk keluarga Weistein adalah, "Pemerintah Anda ingin Warren Weinstein mati di penjara sehingga dapat membebaskan diri dari tanggung jawab mengenai kasusnya. Pemerintah Anda belum melakukan upaya serius untuk membebaskan tawanan."

AS tersangka di balik rilis permintaan ini

Pemerintah AS mengatakan bahwa hanya bekerja "di belakang layar" dalam proses pembebasan Waren dan mengklaim bahwa ide pembebasan itu datang dari permohonan isterinya.

Namun beberapa spekulan mengatakan bahwa "sangat janggal meminta isteri Warren Weinstein memohon pembebasan suaminya lewat pertukaran tawanan Al-Qaeda, apa betul surat itu dibuat oleh Al-Qaeda, dan menutup campur tangan pemerintah dalam "kebijakan pertukaran" yang kontroversial itu? Mengingat kasus pembebasan Bowe Bergdahl –sersan angkatan darat AS yang sempat ditawhan Al-Qaeda- Mei lalu menuai kecaman dari oposisi Obama." Terlebih Elaine Weinstein mengatakan bahwa apa yang Al-Qaeda minta "tidak mungkin bagi kami untuk menyampaikannya."

"Kami polos, orang biasa, kami tidak memiliki pengaruh terhadap pemerintah kami. Kami berharap bahwa setiap orang melakukan segala kemungkinan untuk membawa Warren ke rumah. Kami benar-benar tak berdaya. Apa yang mereka minta dalam pesan ini adalah sesuatu yang keluarga pribadi, tidak dapat berikan. " terang Weinstein dalam wawancara Kamis (14/8).

Elaine juga mengaku bahwa, "saya kecewa bahwa mereka tidak mendapatkan Warren kembali ketika mereka mendapat Bowe Bergdahl kembali - tetapi mereka [pemerintah] menjelaskan sebagai situasi yang sama sekali berbeda. Aku patah hati."

"Kadang-kadang saya pikir saya hanya hidup dalam mimpi buruk yang sangat panjang, dan saya tidak bisa bangun. Itulah bagaimana rasanya. Tiga tahun atau minggu , rasanya sama, satu mimpi lama saya hanya berharap seseorang bisa membangunkan saya dari itu," katanya. "Saya bangun, dia tidak di sini, dia di tahanan dan aku harus melanjutkan hari saya. Setiap hari adalah sama."

Di lain pihak, mengutip pemberitaan ABC News 14 Agustus, seorang pakar terkemuka mengatakan bahwa, "pesan baru itu dapat memungkinkan menurunnya ancaman mantan kontraktor USAID itu (Warren) oleh Al-Qaeda. Selain itu, tuntutan oleh kelompok ekstrimis itu mungkin juga dapat terjawab oleh pemerintah AS."

Al-Qaeda kemungkinan ingin mengulangi keberhasilan pembebasan sejumlah tahanannya termasuk keluarga Osama Bin Laden, yang mengaku sebagai fasilitator 9/11 yakni Ramzi Binalshibh dan "Blind Sheikh" (julukan kasar terhadap Omar Abdel Rahman), yang dihukum karena bersekongkol untuk menghancurkan landmark kota New York. Oleh karena itu, Al-Qaeda merilis video permohonan pembebasan Weinstein Desember lalu dan pada akhir 2012.

Pemburu teroris veteran Christopher Voss, yang akrab dengan kasus Weinstein, bahkan dinyatakan tidak logis oleh beberapa komentator di media sosial. Pasalnya dia mengatakan bahwa rilis itu adalah kabar baik. Dia menuding "Al-Qaeda agak cemas jikai AS meminta bernegosiasi untuk Weinstein seperti yang dilakukan pemerintah AS terhadap 5 pemimpin teratas Taliban yang ditahan di Guantanamo yang ditukar dengan Sersan Angkatan Darat. Bowe Bergdahl pada Mei lalu.

Maka, "mereka mengemis untuk negosiasi. Ini adalah upaya lain yang dilakukan Al-Qaeda untuk mencoba untuk mendapatkan sesuatu yang terjadi atas Weinstein," Voss, mantan negosiator kepala FBI, mengatakan kepada ABC News, Kamis (14/8).

Voss yang juga seorang agen kontraterorisme kunci dalam penyelidikan pasca pemboman World Trade Center pada 1993 oleh "Blind Sheikh", yang dikatakan oleh para pejabat AS kepada ABC News akan mati di penjara federal AS karena dikuhuk seumur hidupnya dan tidak akan pernah dibebaskan. Al-Qaeda tidak diketahui pasti akan melepaskan sandera, dan Amerika Serikat tidak mungkin mengeluarkan kebijakan bernegosiasi dengan mereka untuk membebaskan tawanan yang bertanggung jawab untuk tragedi 9/11.

Ada juga kemungkinan lain. Weinstein mungkin sudah mati dan mereka buru-buru untuk mendapatkan sesuatu sebagai imbalan untuk dia, seperti tahanan mereka yang di tahanan AS, atau mereka bersedia untuk membiarkan dia akhirnya mati karena usia tua sebagai sandera, kata Voss.

"Mereka mengatakan jika kita tidak melakukan sesuatu dia akan mati di penangkaran. Tapi mereka tidak memberikan keterangan batas waktu dan kondisi kematiannya," tambahnya.
Sementara, pihak Administrasi juga sedang memikirkan untuk berhenti membayar uang tebusan yang besar untuk kelompok cabang Al-Qaeda - sebagian besar di Afrika Utara - yang telah mengumpulkan atas $ 90 juta atau lebih dengan mengambil tawanan Eropa, sebagaimana yang dilakukan pemerintah Eropa dalam menanggapi tuntutan tebusan Al-Qaeda. Namun hal itu, dikhawatirkan dapat menggagalkan upaya untuk membebaskan Weinstein dan beberapa sandera Amerika lainnya yang dijadikan sandera di tempat-tempat seperti Suriah dan Iran, seperti mantan Agen FBI Robert Levinson.

Sebagai pelengkap reaksi berlebih AS , para pejabar Departemen Luar Negeri pekan ini berencana akan "memantau" penderitaan Weinstein. Padahal, mereka sendiri tidak tahu-menahu akan keberadaan pastinya. Sangat mengherankan.

"Kami tetap prihatin atas keselamatan dan kesejahteraan Tuan Weinstein, dan kami terus memantau situasi dengan cermat, serta bekerja secara aktif dengan pihak berwenang Pakistan untuk mencoba untuk mengamankan pembebasannya. Kami tetap dalam kontak teratur dengan keluarga Warren Weinstein di Amerika Serikat dan menyediakan semua kemungkinan bantuan konsuler. Amerika Serikat mengutuk keras penculikan apapun, dan kami menyerukan pembebasan segera korban dan penuntutan mereka yang bertanggung jawab, "kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri menutup wawancara resmi dengan ABC News, Rabu (13/8).

(adibahasan/arrahmah.com)

Militer Irak mengklaim telah merebut kendali  4 kota dari tangan mujahidin di utara Baghdad

Posted: 16 Aug 2014 02:19 AM PDT

konvoi tentara irak

IRAK (Arrahmah.com) - Kementerian Pertahanan Irak pada Kamis (14/8/2014) mengklaim telah merebut empat kota antara Baghdad dan Samarra dari mujahidin dalam operasi terakhir.

Mujahidin di Irak telah melancarkan serangan di sepanjang utara jalan Baghdad dalam upaya untuk memotong pasokan musuh ke Samarra.

Al-Sayid melaporkan selama dua minggu terakhir, "tentara [Irak] berhasil merebut empat kota baru di provinsi Salahaddin - Al-Dhuluiyah, Al-Ishaqi, Al-Mutassim dan Balad - dan sekarang dalam kontrol penuh mereka", klaim komandan militer di Salahaddin Letjen Sabah Al-Fatlawi.

Tentara Irak membunuh dan menangkap puluhan [mujahidin] dalam proses itu, dan menghancurkan sejumlah besar senjata serta bahan peledak mereka, tambahnya.

(banan/arrahmah.com)

Jangan takut belajar dan mengamalkan Islam meski ramai isu ISIS

Posted: 15 Aug 2014 10:12 PM PDT

HM Syamlan Lc, mantan Wakil Gubernur Bengkulu periode 2005–2010,

BENGKULU (Arrahmah.com) - Ulama sekaligus mantan Wakil Gubernur Bengkulu periode 2005--2010, HM Syamlan, meminta seluruh pihak agar lebih hati-hati memilah agama dengan isu radikal ISIS.

"Jangan sampai isu Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS ini membuat masyarakat takut untuk belajar agama Islam, karena salah pemahaman maupun salah memberikan pemahaman terhadap masyarakat," kata dia di Bengkulu, Rabu (13/8/2014), lansir Antara.news.com.

Dia mengatakan, menggeneralisasi ajaran agama dengan kegiatan radikal ISIS, dapat menciptakan pandangan negatif terhadap Islam.

"Sebab itu kita harus berhati-hati melihat, mana yang ajaran agama mana yang kegiatan radikal, kalau kegiatan radikal, Islam dengan keras menolak, Islam adalah rahmatan lilalamin (rahmat bagi seluruh alam)," katanya.

Menurut dia, seluruh unsur di daerah itu, agar tidak membuat isu maupun menciptakan pandangan negatif terhadap orang-orang yang belajar agama.

"Jangan sampai seperti dulu, orang belajar agama langsung dicap teroris, orang pakai jenggot dicap teroris, orang memakai jubah juga dicap teroris, jangan menuduh seseorang menjadi teroris, sesat atau ikut organisasi radikal oleh karena cara mereka berpakaian, tetapi lihat muatan atau misi apa yang dibawa mereka," ucapnya.

Tuduhan-tuduhan negatif kepada orang yang belajar Islam terbukti membuat masyarakat takut belajar di lembaga pendidikan yang bernuansa Islam terpadu.

"Seperti pada waktu masih hangat-hangatnya isu teroris, bahkan peminat pesantren menjadi lengang, turun drastis sampai angka 50 persen," kata Syamlan. (azm/arrahmah.com)

Brigade al-Aqsha: "Israel" berbohong terkait jumlah prajuritnya yang tewas

Posted: 15 Aug 2014 07:15 PM PDT

brigade al-aqsha

GAZA (Arrahmah.com) - Brigade Al-Aqsha yang berafiliasi dengan Fatah pada Kamis (14/8/2014) menerbitkan video yang menuduh "Israel" menyembunyikan jumlah yang sebenarnya dari tentara yang "Israel" yang tewas di Gaza, dan menantang "Israel" untuk "mengungkapkan nasib seorang perwira Israel" yang terbunuh.

Dalam sebuah pesan yang ditujukan kepada orang-orang "Israel" dalam bahasa Ibrani, juru bicara anonim dari Brigade al-Aqsa mengatakan bahwa kelompok itu "menantang "Israel" untuk mengungkapkan nasib petugas teknis mereka Sani Tomen Yaron, pemegang nomor militer 7599999."

Juru bicara itu mengatakan bahwa Yaron, yang namanya juga bisa menjadi "Yaron Snitman," telah tewas dalam sebuah bentrokan setelah penyergapan yang dilancarkan oleh pejuang al-Aqsa di Beit Hanoun. Namun ia tidak memberikan rincian mengenai apakah ia telah ditangkap atau dibunuh.

Juru bicara itu menuduh Netanyahu telah berbohong kepada orang-orang "Israel", dan ia mengatakan bahwa perdana menteri "Israel" itu telah menyembunyikan jumlah tentara yang terluka dan tewas dalam pertempuran.

Selanjutnya, juru bicara itu juga mengutuk "kejahatan" yang dilakukan oleh Netanyahu terhadap anak-anak, wanita dan orang tua di Gaza.

Seperti biasa, seorang jurubicara militer "Israel" membantah laporan itu dan mengatakan bahwa ia mengetahui keberadaan prajurit itu dan "dia berada di rumah dan keadaannya baik-baik saja dan semuanya baik-baik saja."

Tidak ada tentara yang bernama "Sani Tomen Yaron" atau "Yaron Snitman" yang telah terdaftar di antara catatan korban yang telah dirilis oleh militer "Israel". Palestina sebelumnya telah menuduh "Israel" mengecilkan jumlah korban prajuritnya yang tewas.

Militer mengatakan bahwa sebanyak 64 tentaranya telah tewas sejak dimulainya invasi darat Gaza, sementara itu lebih dari 1.000 terluka.

Kelompok militan Palestina di Gaza pada bulan Juli mengaku telah menangkap seorang tentara "Israel" bernama Oron Shaul, yang pada awalnya laporan itu ditolak oleh "Israel", tapi kemudian "Israel" mengakui bahwa tentaranya yang bernama Oron telah tewas dalam pertempuran.

Pada awal Agustus, pasukan "Israel" menuduh pejuang Palestina menangkap seorang tentara "Israel" selama penyergapan di dekat Rafah, dimana tuduhan itu disangkal oleh kelompok pejuang Palestina. Pasukan "Israel" kemudian menanggapi dengan membombardir Rafah, menewaskan sekitar 150 orang.

(ameera/arrahmah.com)

Kata Busyro, pasca SBY pelemahan KPK masih mungkin berlangsung

Posted: 15 Aug 2014 07:09 PM PDT

Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas

SURABAYA (Arrahmah.com) - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas menegaskan bahwa pelemahan KPK masih akan mungkin terjadi pasca-kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Selama ini, pelemahan KPK sangat terstruktur, sistemik, dan masif," katanya dalam dialog publik Prospek Politik, Hukum, dan Pemberantasan Korupsi Pasca-Pemilu 2014 di Unair Surabaya, Kamis (14/8/2014), sebagaimana diwartakan Antara.

Dalam diskusi publik untuk delapan kota (Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Bali, Makassar, dan Palembang) itu, ia menjelaskan pelemahan itu masih terasa hingga sekarang.

"Misalnya, UU Tipikor yang direvisi pemerintah secara sepihak, revisi KUHP dan KUHAP, pemangkasan anggaran KPK dari Rp7 triliun per tahun menjadi hanya Rp800 miliar per tahun oleh DPR," katanya.

Selain memperlemah UU yang terkait KPK dan pemangkasan anggaran KPK, katanya, pelemahan KPK juga dilakukan dengan kriminalisasi, seperti kasus Ketua KPK Antasari, kasus Cicak-Buaya, dan sebagainya.

"Padahal, KPK selama kurun 2005-2014 terbukti mampu menyelamatkan keuangan negara hingga Rp240 triliun, tapi KPK terus menjadi mainan elit dari eksekutif dan legislatif," katanya.

Menurut dia, pelemahan KPK akan terus terjadi, karena aktor kasus korupsi yang sering dibidik KPK adalah politisi dan birokrat, sehingga KPK sering menjadi sasaran "kemarahan" mereka.

"Untuk itu, kami meminta dukungan dari kalangan sipil, seperti LSM dan kalangan kampus, agar posisi KPK tidak dijadikan mainan elit politik pasca-kepemimpinan Presiden Yudhoyono," katanya.

Dalam kesempatan itu, anggota DPR RI terpilih Masinton Pasaribu (PDIP) dan akademisi Unair Wayan Titib Sulaksana menyatakan dukungan pada penguatan KPK pada era baru kepemimpinan pasca-Pilpres 2014.

"Kami mendukung KPK lebih diperkuat lagi, karena demokrasi tanpa hukum itu bisa liar," katanya dalam diskusi publik yang mengundang Prof Nur Ali Basuki (Unair/FH) dan Aribowo (Unair/Fisip) itu.

Acaranya juga dirangkai dengan sesi dialog, terutamaia mengatakan KPK sudah melakukan survei tentang kondisi perpolitikan nasional saat ini.

"Hasilnya, 85 persen masyarakat pemilih menilai wajar pemberian barang dan jasa dari para kandidat, padahal di situ menjadi cikal korupsi," katanya. (azm/arrahmah.com)

Sebanyak 344 bayi baru lahir di penampungan UNRWA sejak agresi "Israel"

Posted: 15 Aug 2014 06:22 PM PDT

anak bayu lahir di Gaza

GAZA (Arrahmah.com) - Alat transportasi UNRWA biasanya penuh sesak dengan bahan bantuan atau persediaan, tapi kali ini mobil milik badan PBB untuk pengungsi Palestina itu penuh sesak dengan ibu-ibu dan bayi-bayi mereka yang baru lahir.

Para wanita dan anak-anak mereka dibawa untuk menghadiri suatu acara di mana mereka akan diberi perlengkapan kebersihan susu dan popok untuk mengurus bayi yang baru lahir.

perlengkapan bayi di Gaza

(Perlengkapan bayi yang dibagikan untuk para pengungsi)

Di antara yang hadir itu terdapat 344 bayi Palestina yang telah mulai kehidupan baru mereka sebagai pengungsi internal di sekolah-sekolah UNRWA di Gaza, menurut badan pengungsi PBB tersebut.

Seorang wartawan dari Ma'an News, Kamis (14/8/2014), pada upacara tersebut mengatakan bahwa banyak hadirin yang datang dengan mengenakan pakaian untuk shalat (mukena) mereka karena mereka tidak memiliki pakaian lain lagi untk dipakai, begitupun dengan bayi-bayi mereka di tengahkondisi Gaza yang memprihatinkan.

Seorang ibu dari keluarga Abu Adwan mengatakan kepada Ma'an bahwa rumahnya dibom hanya beberapa jam saja sebelum ia melahirkan bayi perempuannya Ghadir.

"Kami berlari ke sekolah (UNRWA) hanya beberapa saat sebelum saya akan melahirkan," dia menceritakan.

"Saya histeris dan ketakutan. Saya pergi ke tempat persalinan dan mereka membawa saya ke rumah sakit untuk melahirkan di sana," tambahnya.

"Tapi tragedi itu dimulai ketika kami kembali ke sekolah."

"Rasa bahagia saya tidak lengkap," katanya. Dia menceritakan tentang kondisi mengerikan di tempat penampungan bagi para pengungsi itu. "Saya tidak bisa menemukan tempat untuk mandi, saya akan membasahi handuk dan menggunakannya sebagai gantinya."

"Hal yang sama juga untuk Ghadir. Pengabaian dan kurangnya kebersihan sangat jelas di lehernya."

Pada puncak serangan "Israel" pada awal Agustus, sekitar 485.000 warga Gaza mengungsi dari rumah mereka, atau sekitar sepertiga dari total penduduk Gaza. Lebih dari setengah dari mereka berada di sekolah-sekolah PBB yang digunakan sebagai tempat penampungan.

Ibu dari keluarga Abu Adwan mengatakan bahwa beberapa keluarga berjejalan memadati salah satu ruang kelas di sekolah itu, situasi yang sangat tidak nyaman baginya sebagai seorang ibu yang baru saja melahirkan. Dia berkata bahwa dia tidak bisa tidur dan gelisah sepanjang waktu.

Dia menambahkan bahwa kondisi kelas tidak bersih, dan lalat-lalat serta bau sangat "tak tertahankan."

"Saya tidak memiliki nutrisi yang saya butuhkan setelah melahirkan," tambahnya.

(ameera/arrahmah.com)

Ulama AQAP memuji kemenangan mujahidin di Irak

Posted: 15 Aug 2014 06:12 PM PDT

syaikhrubaish

(Arrahmah.com) - Sebuah video baru dirilis pada Selasa (12/8/2014) oleh Al-Malahim Media Foundation, sayap media Al-Qaeda di Semenanjung Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP). Video ini menampilkan seorang ulama jihad AQAP, Syaikh Ibrahim Ar-Rubaish yang mengomentari berbagai peristiwa saat ini, lansir LWJ.

Dalam video yang berjudul Hadist A'nil Ahdast, Syaikh Rubaish membahas kemenangan mujahidin baru-baru ini di Irak, memaparkan pertukaran tahanan di mana Taliban Afghanistan membebaskan tentara Amerika Bowe Bergdahl, dan membicarakan mengenai pertempuran antara zionis "Israel" dan Hamas di Jalur Gaza.

Dia juga mengingatkan kaum muslimin untuk tetap mengikuti perkembangan terkini di dunia Muslim. Syaikh Rubaish membuka pembahasannya dengan menekankan "persaudaraan di antara orang-orang beriman lebih kuat daripada ikatan kekerabatan." Dia menjelaskan bahwa kaum Muslim seperti "satu rumah. Keberhasilan dan kegagalan mempengaruhi seluruh keluarga."

Setelah pembukaan, dia kemudian membicarakan perkembangan terakhir di Irak. Dia mengucapkan selamat kepada mujahidin serta seluruh komunitas Muslim "atas kemenangan yang dicapai oleh saudara-saudara kita di Irak," tanpa secara eksplisit menyebutkan Daulah Islam atau Islamic State (IS). Syaikh Rubaish mencatat bahwa kemenangan itu merupakan "kasih dan karunia dari Allah" serta menekankan pentingnya bersyukur atas anugerah-anugerah tersebut.

Syaikh Rubaish menyadarkan kaum muslimin akan fakta bahwa debu belum diselesaikan di medan perang Irak. Dia meminta semua umat Islam untuk berdoa kepada Allah "agar menjadikan kemenangan yang didapat menjadi kemenangan mutlak" dan agar menumpas mereka yang ingin "mengubah kemenangan kita menjadi kekalahan." Dia menasehati seluruh mujahidin Ahlussunnah agar menghentikan semua pertikaian dan pertempuran serta bersatu dalam melaksanakan Syariat Islam.

Mengakhiri analisis mengenai perkembangan di Irak, Syaikh Rubaish mengatakan bahwa jika kaum Sunni Yaman mengikuti jejak kaum Sunni di Irak dan bersatu, maka mereka bisa menciptakan kemenangan seperti di Irak serta mengusir Syiah Houthi di Sana'a.

Komentar Rubaish di Irak sejalan dengan pernyataan sebelumnya. Dalam video yang dirilis bulan lalu, yang disebut Masuliyyatul Kalimah, Syaikh Rubaish dan Syaikh Harits bin Ghazi An-Nadhari, keduanya ulama' AQAP, mengutuk pertikaian yang terjadi antara Daulah Islam (IS) dan para "pesaingnya" di Suriah tanpa menyebutkan secara detil.

Berlanjut ke pembebasan prajurit AS, Bowe Bergdahl, Syaikh Rubaish mengucapkan selamat kepada komunitas Muslim atas keberhasilan Mujahidin Taliban menukar lima komandan Taliban dengan seorang tentara boneka AS. Syaikh Rubaish berseru, "Siapa yang pernah berpikir bahwa harga diri Amerika akan runtuh oleh tuntutan mujahidin!"

Setelah itu, dia menyinggung soal pertempuran antara zionis "Israel" dan Hamas (Brigade Asy-Syahid Izzuddin Al-Qassam) di Jalur Gaza. Dia menjelaskan bahwa Saudi menyewa presiden Mesir Abdel Fattah As-Sisi untuk mengencangkan blokade di Gaza dan menutup perbatasan selama operasi "Israel".

Dia melanjutkan dengan mengatakan, mengkritik Muslim yang berkhianat yang memberi bantuan atau memfasilitasi operasi "Israel" terhadap Hamas. Pada satu poin, dia mengibaratkan "Israel" sebagai kursi yang ditopang oleh kaki-kaki yang diwakili oleh pengkhianat Arab. "Jika salah satu kakinya jatuh, maka kursi itu akan jatuh, jika Allah mengizinkan."

Pada akhir video yang berdurasi 11 menit ini, Syaikh Rubaish mengomentari operasi serangan mujahidin AQAP pada 4 Juli lalu di perbatasan Wadia antara Arab Saudi dan Yaman, yang berlanjut hingga ke kota Sharurah, Saudi. Dia mencatat bahwa pemerintah Saudi tidak bernegosiasi sama sekali untuk menuntut pembebasan para prajurit Saudi mereka yang disandera oleh Mujahidin AQAP selama serangan yang pada akhirnya tewas.

(banan/arrahmah.com)