Kilas TimurTengah | Analis memprediksi bahwa hasil referendum konstitusi baru untuk membuat kepastian adanya presiden eksekutif dan Erdogan diperkirakan akan keliling Turki untuk memobilisasi pendukung dalam dua bulan ke depan.
Dia menggelar kampanye - setelah kembali dari tur negara-negara Teluk - di kota timur Kahramanmaras, salah satu daerah yang memberinya suara terbanyak dalam pemilihan presiden 2014.
"Kita berada di ambang sebuah keputusan bersejarah," kata Erdogan dalam pidato dihadapan ribuan pendukungnya di Kahramanmaras yang disiarkan langsung di televisi.
"16 April akan menjadi malam pelaksanaan reformasi di Turki," tambahnya.
Lawan-nya takut kalau sistem presidensial yang disebut-sebut itu - yang akan membuang jabatan perdana menteri untuk pertama kalinya dalam sejarah Turki - akan menjadi landasan bagi aturan satu penguasa di negara ini di bawah Erdogan.
Tapi Erdogan berpendapat bahwa sistem baru jelas akan memisahkan antara eksekutif dan legislatif, sehingga "setiap orang dapat berkonsentrasi pada pekerjaan mereka sendiri".
"Presiden akan memerintah negara, parlemen akan memberlakukan hukum dan peradilan akan terlihat setelah proses hukum," katanya.[]islamtimes.org
Teks Foto : IslamTimes - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (17/2) memulai kampanye untuk suara 'iya' di referendum 16 April untuk perluasan kekuasaan, diprediksi Turki akan mendukung perubahan yang dia harapkan.
Dia menggelar kampanye - setelah kembali dari tur negara-negara Teluk - di kota timur Kahramanmaras, salah satu daerah yang memberinya suara terbanyak dalam pemilihan presiden 2014.
"Kita berada di ambang sebuah keputusan bersejarah," kata Erdogan dalam pidato dihadapan ribuan pendukungnya di Kahramanmaras yang disiarkan langsung di televisi.
"16 April akan menjadi malam pelaksanaan reformasi di Turki," tambahnya.
Lawan-nya takut kalau sistem presidensial yang disebut-sebut itu - yang akan membuang jabatan perdana menteri untuk pertama kalinya dalam sejarah Turki - akan menjadi landasan bagi aturan satu penguasa di negara ini di bawah Erdogan.
Tapi Erdogan berpendapat bahwa sistem baru jelas akan memisahkan antara eksekutif dan legislatif, sehingga "setiap orang dapat berkonsentrasi pada pekerjaan mereka sendiri".
"Presiden akan memerintah negara, parlemen akan memberlakukan hukum dan peradilan akan terlihat setelah proses hukum," katanya.[]islamtimes.org
Teks Foto : IslamTimes - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (17/2) memulai kampanye untuk suara 'iya' di referendum 16 April untuk perluasan kekuasaan, diprediksi Turki akan mendukung perubahan yang dia harapkan.