Arrahmah.Com |
- Serangan udara AS menggempur pemukiman penduduk di Raqqa
- Penangkapan tentara Amerika yang membunuh Syaikh Usamah bin Ladin
- Arab Saudi dan Mesir sepakat untuk membangun jembatan Laut Merah
- Mujahidin IIA berhasil mengambil alih pos utama musuh di Ghazni
- Lebih dari 40% Yahudi "Israel" mendukung segregasi rasial di rumah sakit
- Bom suara meledak di Turki, tiga orang terluka
- Lebih dari 66% Yahudi "Israel" setuju dengan pernyataan kontroversial rabi untuk membunuh "teroris" Palestina dengan pisau
- Kantor Mossack Fonseca di El Salvador digerebek
- "Israel" gusur 124 warga Palestina dalam sehari
- Erdogan menyerukan reformasi Dewan Keamanan PBB
Serangan udara AS menggempur pemukiman penduduk di Raqqa Posted: 10 Apr 2016 04:30 PM PDT RAQQA (Arrahmah.com) - Koalisi internasional yang dipimpin AS telah meningkatkan serangan udara di kota Raqqa, menargetkan lingkungan sipil dan fasilitas umum, ujar laporan kelompok pemantau pada Ahad (10/4/2016). Raqqa is Being Slaughtered Silent Campaign mengatakan serangan udara aliansi internasional dimulai pada dini hari dan terus berlanjut hingga pagi hari, menargetkan stadion kota, sebuah bangunan asrama guru, dan toko-toko di samping rumah sakit kebidanan, sekolah seni wanita, dan bangunan lain di dekat rumah sakit, lansir Zaman Alwasl. Kelompok tersebut tidak mengatakan jumlah korban yang terjatuh dalam serangan pengecut tersebut. Mereka menambahkan bahwa kini listrik atau air di kota dan jalan-jalan di Raqqa benar-benar kosong. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Penangkapan tentara Amerika yang membunuh Syaikh Usamah bin Ladin Posted: 10 Apr 2016 04:00 PM PDT MONTANA STATE (Arrahmah.com) - Pada Jum'at (8/4/2016) mantan tentara angkatan laut Amerika Serikat telah ditangkap di Montana State. Dikabarkan bahwa dia adalah orang yang menembakan peluru yang membunuh Syaikh Usamah bin Ladin Rahimahullah, pemimpin Al-Qaeda, lansir arab21 Sabtu (9/4). Wakil komandan administrasi penegak hukum di Butte, George Skolic mengatakan bahwa pria tersebut, Rob O'Neill berusia 39 tahun, dia muncul dalam keadaan mabuk sambil duduk di kursi pengemudi di depan sebuah toko di negara bagian barat Poti. Skolik menambahkan bahwa O'Neill ditangkap atas tuduhan mengemudi di bawah pengaruh alkohol yang merupakan penangkapan pertama yang dialaminya, kemudian dibebaskan dengan jaminan uang sebesar 685 dolar. Yang menjadi perhatian publik, pada 2014 O'Neill diklaim telah melepaskan tembakan yang fatal di bagian depan Syaih Usamah dalam serangan yang diklaim dilakukan oleh pasukan khusus angkatan laut terhadap pemimpin Al-Qaeda di sebuah kompleks di Pakistan. Dalam laporan Washington Post, O'Neill mengaku bahwa tembakan tersebut ditargetkan kepada Syaikh Usamah dan kepada dua orang lainnya, salah satunya yaitu Homat Bisonata yang menulis buku "al-amaliyyah" pada pada tahun 2012. (maheera/arrahmah.com) |
Arab Saudi dan Mesir sepakat untuk membangun jembatan Laut Merah Posted: 10 Apr 2016 06:00 AM PDT PALESTINA (Arrahmah.com) - Raja Arab Saudi Salman Bin Abdul-Aziz mengumumkan pada Jum'at (8/4/2016) bahwa sebuah jembatan yang melintasi Laut Merah akan dibangun untuk menghubungkan negaranya dengan Mesir, lapor Anadolu. Kerajaan Saudi membuat pengumuman itu di hadapan Presiden Mesir Abdel Fattah As-Sisi dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Al-Ittihadiya di Kairo. Kesepakatan ini adalah salah satu dari sejumlah perjanjian yang akan ditandatangani oleh kedua pemimpin negara. Menurut Raja Salman, membangun jembatan akan membantu untuk mengembangkan hubungan antara Saudi dan Mesir. Sementara itu, raja menyatakan harapannya untuk pembentukan pasukan Arab bersama, yang diumumkan dalam pertemuan Liga Arab pada Maret tahun lalu. Dia menegaskan pentingnya mencegah gangguan eksternal dalam urusan Arab, referensi mengacu pada penolakan negara-negara Arab akan keterlibatan Iran di wilayah tersebut. As-Sisi menyatakan bahwa contoh kerjasama Mesir-Saudi ini mewakili "kemitraan strategis antara kedua sayap utama bangsa Arab." Dia mengingatkan mereka yang hadir bahwa, saat muda, Raja Salman turut sukarela dengan pasukan Saudi yang dikirim ke Mesir untuk menghadapi Agresi Tripartit melawan Mesir pada tahun 1956, yang disebut "Krisis Suez", ketika Inggris, Perancis dan "Israel" menginvasi negara dalam upaya yangakhirnya sia-sia untuk memblokir nasionalisasi Terusan Suez (banan/arrahmah.com) |
Mujahidin IIA berhasil mengambil alih pos utama musuh di Ghazni Posted: 10 Apr 2016 05:30 AM PDT AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Kantor berita Al-Emarah menyatakan pada Sabtu (9/4/2016), bahwa Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) berhasil merebut pos musuh di distrik Shilgar provinsi Ghazni selatan. Serangan yang berlangsung pada Sabtu (9/4) ini, menimbulkan kerugian yang fatal bagi milisi Arbaki. Sementara itu, Mujahidin juga menyita 1 peluncur RPG, 2 senapan mesin (PK), 3 Kalashnikov, 460 peluru PK, dan berbagai jenis amunisi lainnya dari tangan musuh. Instalasi musuh tersebut sebelumnya telah diserang, di mana setidaknya 13 milisi Arbaki tewas. (banan/arrahmah.com) |
Lebih dari 40% Yahudi "Israel" mendukung segregasi rasial di rumah sakit Posted: 10 Apr 2016 05:00 AM PDT PALESTINA (Arrahmah.com) - Sebuah jajak pendapat baru yang diterbitkan pada Jum'at (8/4/2016) oleh sebuah stasiun radio "Israel" mengungkapkan bahwa 41 persen orang-orang Yahudi di sana mendukung segregasi rasial antara pasien Arab [Palestina] dan Yahudi di rumah sakit "Israel", lapor lapor Arab48.com. Jajak pendapat ini dilakukan setelah adanya komentar "rasis" anggota Knesset Betzalel Smotrich, yang mengatakan untuk memisahkan perempuan Arab [Palestina] dan Yahudi di bangsal bersalin "Israel". "Itu wajar bila istri saya tidak ingin berbaring di samping seseorang yang bayinya mungkin kelak ingin membunuh anak saya," tulis Smotrich di Twitter. Istrinya mengatakan kepada Channel 10 "Israel", "Tidak menyenangkan bagi saya untuk berbaring di samping wanita Arab [Palestina]." Menurut jajak pendapat, 62 persen menolak pemisahan tersebut, atau keberatan tentang hal itu. Dari jumlah tersebut, 23 persen mengatakan bahwa mereka yang tidak mendukung pemisahan tersebut sangat banyak, sementara hanya 39 persen yang menyatakan sangat keberatan. (banan/arrahmah.com) |
Bom suara meledak di Turki, tiga orang terluka Posted: 10 Apr 2016 04:30 AM PDT ISTANBUL (Arrahmah.com) - Tiga orang terluka ketika sebuah bom suara meledak di kawasan Mecidiyeköy yang sibuk di Istanbul, pada Sabtu (9/4/201), sebagaimana dilansir Hurriyet Daily. Bom suara tersebut, yang diletakkan di bawah jalan layang dekat stasiun metrobus Mecidiyeköy, meledak sekitar pukul 20:45. Tiga orang mengalami luka ringan dalam ledakan itu dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. Sejumlah aparat keamanan yang didukung oleh helikopter polisi dan petugas kesehatan dengan cepat dikerahkan ke lokasi kejadian. Sebuah penyelidikan telah diluncurkan atas insiden itu untuk menangkap para tersangka yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Sementara itu, bom suara kedua meledak di sebuah stasiun penampungan limbah di distrik Şişli sekitar pukul 23:00. Ledakan itu terjadi saat sebuah truk mengosongkan bahan limbah di stasiun tersebut. Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam insiden itu. Penyelidikan polisi atas insiden itu sedang berlangsung. Meski berdaya ledak rendah, bom suara itu memiliki suara nyaring, menimbulkan kepanikan dan rasa takut tapi jarang menimbulkan dampak kerusakan atau cedera serius. Sebelumnya Kedutaan Besar AS telah memperingatkan bahwa ada kemungkinan ancaman serangan di daerah-daerah wisata di Istanbul dan resor Antalya. Turki sedang mempersiapkan diri sebagai tuan rumah pemimpin muslim seluruh dunia yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Negara-negara Islam (OKI) pada pekan depan. (ameera/arrahmah.com) |
Posted: 10 Apr 2016 04:00 AM PDT PALESTINA (Arrahmah.com) - Mayoritas (66,5 persen) masyarakat Yahudi "Israel" setuju dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa "diperintahkan untuk membunuh seorang 'teroris' yang mendatangi Anda dengan pisau", menurut Peace Index terbaru yang diterbitkan oleh Institut Demokrasi Israel dan Tel Aviv University. Responden ditanya apakah mereka setuju dengan pernyataan di atas, yang dibuat pada awal Maret dengan Kepala Sephardic Rabbi Yitzhak Yosef, lansir MEMO. "Teroris" yang mereka maksud jelas mengacu pada rakyat Palestina yang melakukan perlawanan terhadap penjajahan yang mereka lakukan. Jika dibagi dengan tingkat religiusitas, hasil penelitian menunjukkan bahwa 94 persen Yahudi ultra-Ortodks; 89,5 persen Yahudi religius, 68 persen dari Yahudi tradisional, 72 persen Yahudi non-tradisional dan 52 persen Yahudi sekuler setuju dengan komentar kontroversial Rabbi Yosef itu. Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa penduduk Yahudi "Israel" diberi pertanyaan apakah untuk "memerangi" teror secara efektif dapat dengan mengabaikan hak asasi manusia dan sipil. Sebanyak 49 persen setuju bahwa diizinkan untuk melakukannya dan 46 persen tidak setuju. Di antara mereka mendefinisikan diri mereka sebagai sayap kanan, 61 persen berpikir seseorang dapat mengabaikan hak asasi manusia dan sipil dalam kondisi melawan "teror". (banan/arrahmah.com) |
Kantor Mossack Fonseca di El Salvador digerebek Posted: 10 Apr 2016 01:00 AM PDT SAN SALVADOR (Arrahmah.com) - Otoritas El Salvador menggerebek kantor firma hukum Mossack Fonseca sebagai buntut terkuaknya Panama Papers ke publik. Penggerebekan yang dilakukan pada Jumat (8/4) menyebabkan kantor tersebut diberi garis batas polisi, penyitaan yang meliputi 20 komputer, dokumen-dokumen penting, serta tujuh orang karyawan diinterogasi. Pemerintah memutuskan untuk menutup kantor tersebut setelah menyadari bahwa papan nama Mossack Fonseca telah dicabut dari tempatnya pada Kamis. Hal ini menimbulkan kecurigaan," Jaksa Agung Douglas Melendez, mengatakan, sebagaimana dilansir Reuters (9/4/2016). Seorang karyawan menuturkan, hilangnya papan nama itu karena kantor mereka berencana untuk pindah. Firma hukum yang berbasis di Panama ini terlibat skandal kebocoran data internasional, yang diduga menjadi data terbesar yang pernah dibocorkan. Diselidiki oleh ratusan jurnalis dari hampir 80 negara, terkuak adanya upaya investasi pencucian uang yang dilakukan oleh beberapa pemimpin dunia, pejabat politik, pengusaha, atlet, dan selebriti. Usai dipublikasikan besar-besaran pada Ahad (3/4), pemerintah di seluruh dunia telah mulai menyelidiki kemungkinan pelanggaran pajak yang dilakukan oleh para pengusaha kaya dan orang-orang berkuasa di negaranya. (fath/arrahmah.com) |
"Israel" gusur 124 warga Palestina dalam sehari Posted: 10 Apr 2016 12:32 AM PDT TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Pembongkaran yang dilakukan oleh pendudukan "Israel" terhadap rumah-rumah warga Palestina di wilayah Palestina telah menggusur ratusan warga Palestina. Sebanyak 124 orang mengungsi dalam satu hari. Dalam sebuah pernyataan, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mengatakan: "Secara total, sebanyak 54 rumah dihancukan di sembilan komunitas yang berbeda di Area C, menggusur 124 orang, termasuk 60 anak-anak," sebagaimana dilansir Days of Palestine, Sabtu (9/4/2016). Pernyataan yang dikeluarkan pada Jum'at (8/4), mengungkapkan bahwa lebih dari 293 orang, termasuk 98 anak-anak, terkena dampak. Wilayah Palestina yang diduduki diklasifikasikan sebagai Area A, B dan C. Lebih dari 60 persen dari Tepi Barat yang diduduki sepenuhnya di bawah kendali militer dan pemerintahan "Israel" - Area C. Menurut pernyataan UNOCHA, desa Khirbet Tana di Tepi Barat bagian utara yang diduduki telah terjadi pembongkaran yang keempat kalinya selama tahun ini. "Pemerintah 'Israel' menghancurkan 34 bangunan di desa itu, menggusur 69 warga Palestina, 29 dari mereka anak-anak," kata pernyataan tersebut. Pernyataan itu menambahkan: "Sebanyak 18 persen dari wilayah Tepi Barat telah ditutup untuk pelatihan militer sejak tahun 1970-an meskipun penelitian terbaru menunjukkan bahwa hampir 80 persen dari daerah tersebut tidak digunakan untuk latihan." "Sejak awal 2016, 36 bangunan dihancurkan di area yang dinyatakan sebagai zona tembak, menggusur 147 orang, termasuk 76 anak-anak," lanjut pernyataan tersebut. Membandingkan pembongkaran yang dilakukan pendudukan "Israel" di Area C antara tahun 2016 dan 2015, pernyataan itu mengungkapkan bahwa pendudukan "Israel" telah membongkar sebanyak 539 bangunan sejak awal 2016, dibandingkan dengan pembongkaran sebanyak 453 bangunan pada tahun 2015. (ameera/arrahmah.com) |
Erdogan menyerukan reformasi Dewan Keamanan PBB Posted: 09 Apr 2016 11:00 PM PDT ISTANBUL (Arrahmah.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali seruannya pada Sabtu (9/4/2016) untuk mereformasi Dewan Keamanan PBB, yang menunjukkan ketidakadilan karena kurangnya anggota tetap Muslim. "Dunia ini lebih besar dari lima," kata Erdogan pada upacara pelantikan di distrik Zeytinburnu, Istanbul, sebagaimana dilansir Anadolu Agency. "Kita tidak bisa memutuskan nasib 196 negara di dunia dari perkataan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Itu adalah situasi Perang Dunia I." "Sekarang fungsi PBB harus direformasi. Tidak ada negara Muslim di antara lima (anggota tetap dewan keamanan PBB). Semua dari mereka adalah Kristen, non-Muslim. Pendekatan apa itu? Apakah ini adil? Ini tidak adil!" tegas Erdogan. "Kami mencari dunia yang adil. Kami berjuang untuk dunia yang adil," lanjutnya. Erdogan mengatakan bahwa Turki mengangkat isu reformasi Dewan Keamanan ini pada setiap pertemuan internasional dan menyerukan dibentuknya sebuah lembaga yang mewakili semua benua dan kelompok agama. Dewan Keamanan PBB, yang memiliki tanggung jawab utama untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, memiliki 15 anggota termasuk lima anggota tetap dengan hak veto atas setiap resolusi, yaitu China, Perancis, Inggris, AS dan Rusia. Anggota tetap sering menggunakan hak veto mereka untuk melindungi kepentingan mereka atau sekutu mereka, dan sebelumnya Erdogan telah mengkritik pemblokiran resolusi PBB tentang Suriah oleh Rusia dan Cina. (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |