Arrahmah.Com |
- Innalillahi, rezim Nushairiyah gunakan gas klorin saat melancarkan serangan udara di Idlib
- Alhamdulillah, Mujahidin Suriah berhasil kuasai kamp militer Mastouma di Idlib
- Tanggapi vonis mati Mesir, Syaikh Yusuf Al Qaradhawi tulis syair
- Kontributor Arrahmah: Mujahidin Jaisyul Fath serang kamp terakhir rezim di Al Mastumah
- Muslim Inggris geram, puding darah babi dilabeli halal
- Zhalim terhadap Rohingya, demonstran: Myanmar perlu belajar pada Aceh
- Rekayasa baca Al Qur'an dengan langgam Jawa dan imaratus sufahaa'
- Dialog ringan ini jelaskan mengapa Tilawah Qur'an dengan Langgam Jawa itu jangan dikerjakan
- Polresta Bekasi tutup kios penjual beras plastik
- Astaghfirullah, parasit di kontak lensa gerogoti mata gadis ini
Innalillahi, rezim Nushairiyah gunakan gas klorin saat melancarkan serangan udara di Idlib Posted: 19 May 2015 04:40 PM PDT IDLIB (Arrahmah.com) - Sebuah serangan klorin terbaru terjadi di desa Mishmishan di barat laut provinsi Idlib, ujar laporan kelompok pemantau pada Selasa (19/5/2015). Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) mengatakan sedikitnya 19 orang mengalami sesak nafas akibat serangan gas klorin di desa Mishmishan dekat kota Jisr al-Shughur yang telah dibebaskan oleh Mujahidin Jaisyul Fath, seperti dilansir Zaman Alwasl. Jum'at pekan lalu, serangan bom gas klorin di tempat yang sama telah menewaskan dua anak dan 20 orang lainnya mengalami sesak nafas. Serangan klorin datang di tengah kemajuan signifikan yang dialami oleh Jaisyul Fath, sebuah aliansi kelompok-kelompok Islam termasuk Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam, yang berhasil menguasai kota strategis Jisr al-Shughur dan beberapa pangkalan militer rezim. Jisr al-Shughur telah menyaksikan serangkaian pemboman udara sengit sejak Selasa pagi. Aktivis mengatakan petugas medis telah berhasil menyelamatkan seorang bayi yang baru lahir saat ibunya meninggal karena luka-luka yang dialaminya pada Selasa (19/5). (haninmazaya/arrahmah.com) |
Alhamdulillah, Mujahidin Suriah berhasil kuasai kamp militer Mastouma di Idlib Posted: 19 May 2015 04:10 PM PDT IDLIB (Arrahmah.com) - Aliansi Mujahidin Suriah di provinsi Idlib yang mengalami serangkaian kemenangan dalam beberapa bulan terakhir, kini berhasil menduduki sebuah pangkalan militer milik rezim Nushairiyah di provinsi Idlib, ujar laporan kelompok pemantau seperti dilansir Reuters pada Selasa (19/5/2015). Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan pasukan rezim menarikan diri dari basis militer Mastouma setelah bentrokan sengit dengan Mujahidin Suriah dan mereka menuju ke utara kota Ariha, benteng terakhir rezim di provinsi ini. Televisi corong propaganda rezim Nushairiyah mengklaim bahwa unit tentara dipindahkan dari kamp Mastouma untuk memperkuat lini pertahanan di kota Ariha. Houssam Abu Bakar, pemimpin Ahrar Syam yang merupakan salah satu anggota aliansi Mujahidin Jaisyul Fath di Idlib, mengatakan para pejuang akan terus mendorong pasukan rezim hingga keluar dari Ariha dan daerah lainnya. "Basis militer dibebaskan dan kini pertempuran menuju ke barat Mastouma," ujarnya kepada Reuters melalui internet. Basis di kota Jisr al-Shughur juga telah dikuasai oleh Mujahidin pada April lalu, kemajuan yang membuat Mujahidin lebih dekat ke daerah pesisir yang menjadi jantung dari sekte Alawiyah. Saat ini menjadi salah satu periode tersulit bagi Assad sejak dua tahun pertama dalam perang yang dimulai pada tahun 2011 saat rakyat Suriah menggelar aksi unjuk rasa massal menentang rezim Nushairiyah yang dipimpin oleh Bashar al-Assad. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Tanggapi vonis mati Mesir, Syaikh Yusuf Al Qaradhawi tulis syair Posted: 19 May 2015 06:00 AM PDT DOHA (Arrahmah.com) - Syaikh Prof. Dr. Yusuf Al Qaradhawi divonis mati oleh pengadilan zhalim pemerintahan kudeta Mesir di bawah junta militer pimpinan Jenderal Abdul Fattah As Sisi pada Sabtu, 16 Mei lalu, bersama dengan presiden demokratis Dr Muhammad Mursi. Menanggapi hal itu, Syaikh Al Qaradhawi menulis sebuah syair, sebagaimana dikutip Arrahmah dari Fimadani, Senin (18/5/2015).
(adibahasan/arrahmah.com) |
Kontributor Arrahmah: Mujahidin Jaisyul Fath serang kamp terakhir rezim di Al Mastumah Posted: 19 May 2015 05:30 AM PDT IDLIB (Arrahmah.com) - Penyerangan Mujahidin Jaisul Fath ke kamp militer Al Masthumah, salah satu kamp militer terkuat dan terakhir di Idlib digencarkan. Demikian dilaporkan Jundullah, kontributor Arrahmah, Selasa (19/5/2015). Mujahidin Suriah yang tergabung dalam koalisi Jaisyul Fath di Idlib, Senin (18/05), memulai menyerang kamp militer Al Masthumah. Kamp tersebut merupakan lokasi kamp militer rezim Suriah terakhir di Provinsi Idlib. Sebelum menyerang Al Mastumah serta kamp militer rezim, Mujahidin Jaisyul Fath terlebih dahulu menyerang pos-pos militer terdepan di desa Nahlaya dan Muqbilin. Dengan pertolongan Allah subhanahu wata'ala, dalam waktu singkat mujahidin berhasil merebutnya. Alhamdulillah. Untuk penyerangan, tim Jaisyul Fath membagi pasukan Mujahidin menjadi 3 grup. Dari jalur utama Mastumah, jalur Nahlaya dan jalur Al Maatsarah. Alhamdulillah, ketiga grup berhasil merebut bukit Masthumah yang posisinya sangat strategis karena lokasinya yang tinggi. Sebelumnya tempat tersebut dijadikan pos untuk menembaki Mujahidin dengan berbagai macam artileri berat. Istisyhadiah Mujahidin efektif hantam rezim Mujahidin terus bergerak menyerbu militer syiah Suriah dan milisi-milisi pendukungnya yang masih bertahan. Saat amaliyah istisyhadiah dilakukan, Mujahidin yang bertugas berhasil membawa bom mobil ke pintu gerbang Al Masthumah. Alhamdulillah, ia berhasil Keluar selamat dan aksi peledakannya menewaskan dan melukai puluhan tentara rezim. Saat ditanya mengenai taqdir Mujahid diselamatkan Allah dalam isytihadiah-nya, "Alhamdulillah, insyaa Allah beliau siap untuk melakukan aksi berikutnya, biidznillah," lapor Jundullah. Sampai saat ini pertempuran sengit masih berlangsung. Belum ada laporan terbaru Jika Mujahidin berhasil merebut Al Masthumah, maka pertahanan terakhir tentara rezim syiah nushairiyah di provinsi Idlib hanya tinggal kota Ariha. Bahkan, wilayah sekitarnya juga sudah dikepung oleh gabungan Mujahidin Jaisyul Fath. Setelah penyerangan Bukit Al Masthumah, Mujahidin berhasil menawan beberapa milisi syiah yang berkewarganegaraan Iran. Sementara itu, sejumlah sumber pejuang menyebutkan, pesawat militer kembali menembakkan bom yang mengandung gas beracun di kota Jisr Ash-Shughur, Idlib. Sedikitnya 40 orang mengalami sesak nafas setelah bom tersebut meledak. Allahu musta'an. (adibahasan/arrahmah.com) |
Muslim Inggris geram, puding darah babi dilabeli halal Posted: 19 May 2015 05:00 AM PDT LONDON (Arrahmah.com) - Menghadapi kemarahan dari ummat Islam, jaringan supermarket Inggris Aldi dipaksa untuk meminta maaf setelah memberikan label halal terhadap produk puding hitamnya yang mengandung unsur babi. "Ini benar-benar keterlaluan dan saya sangat tersinggung oleh tindakan ini," ujar Manahil Khan, salah satu pelanggan Aldi, mengatakan kepada Daily Mail, sebagaimana dilansir oleh Onislam, Ahad (17/5/2015). "Saya cukup yakin banyak orang lain dari komunitas Muslim juga sangat tersinggung oleh hal ini. "Ini adalah demoralisasi dan bertentangan dengan moral agama seseorang dan kitab suci dan saya berbicara atas nama setiap muslim serta manusia yang tidak layak untuk disesatkan oleh klaim palsu makanan halal atau berdusta tentang apa yang kami makan." Produk tersebut, bernama Punjab Pakora Black Pudding Pakora, yang mengandung daging, darah dan kulit babi, tersedia di supermarket Aldi dengan Kode Kesehatan Inggris yang melabelinya cocok untuk ummat Islam. Pelanggan yang marah menghubungi pihak supermarket dan mendesak untuk memperbaiki kesalahan mereka. "Mengenai Punjab Pakora Black Pudding Pakora, kami sekarang menyelidiki masalah ini dengan pemasok, yang telah memberitahukan bahwa kemasan itu secara tidak benar berlabel Halal dan masalah tersebut saat ini sedang diperbaiki," ungkap seorang juru bicara supermarket Aldi. "Kami mohon maaf atas kebingungan yang disebabkan oleh masalah ini," tambahnya. Pemilik perusahaan Punjab Pakora yang memproduksi produk itu mencoba berdalih dengan menyatakan bahwa kesalahan itu berasal seorang manajer yang bertanggung jawab atas apa yang dicetak pada label produk. "Kesalahan terjadi ketika kami melakukan cetak kemasan, sayangnya, manajer kami gagal untuk menemukan kesalahan ini dan mendapat persetujuan untuk pencetakan," kata Kushal & Vinita Duggal. "Kami telah berusaha untuk memperbaiki masalah ini dan telah menghubungi para klien yang terlibat untuk menyelesaikan kasus ini." (ameera/arrahmah.com) |
Zhalim terhadap Rohingya, demonstran: Myanmar perlu belajar pada Aceh Posted: 19 May 2015 04:30 AM PDT BANDA ACEH (Arrahmah.com) - Puluhan orang dari berbagai organisasi berunjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh. Mereka mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersikap tegas terhadap Pemerintah Myanmar yang tak mengakui warga Rohingya. "Kami meminta PBB bersikap tegas terhadap Pemerintah Myanmar agar bersedia menerima kembali warga Rohingya dan memberikan lagi hak-hak politiknya," kata koordinator aksi, Darlis Aziz, dalam pernyataan sikapnya di aksi tersebut, Selasa (19/5/2015), dikutip dari Okezone. Darlis menilai Myanmar perlu belajar dari Indonesia, khususnya Aceh. Di Aceh sendiri, kaum minoritas tetap diperlakukan dengan baik tanpa diskriminasi. "Kita di sini bisa hidup berdampingan dengan minoritas, memperlakukan minoritas dengan baik, kenapa Myanmar tidak bisa melakukannya," tuturnya. Pemerintah Indonesia juga harus mendesak PBB, OKI, dan ASEAN agar bersikap dalam kasus Rohingya. Pemerintah juga diminta tak memulangkan dulu imigran Rohingya, karena situasi di negaranya belum menjamin kehidupan mereka. "Biarkan mereka tinggal di Aceh dulu untuk sementara waktu," ujar Muhammad, seorang peserta aksi. Ketua HAKKA Aceh, Khoi Khie Siong, mengatakan, komunitas Cina di Aceh ikut mengutuk aksi penindasan terhadap warga Rohingya. Dalam orasi tersebut, ia mengajak semua umat beragama ikut mengawal dan membantu warga Rohingya. Aksi massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Aceh Peduli Rohingya ini turut prihatin atas kehidupan warga Rohingya yang berbondong-bondong mengungsi dari negaranya karena gejolak politik di Myanmar. Dalam 10 hari terakhir ribuan imigran Rohingya dan Banglades terdampar ke Aceh serta Sumatera Utara. Sebagian besar mereka kini ditampung di Aceh Utara dan Langsa, Aceh. Sisanya di Langkat, Sumatera Utara. Selain menggelar unjuk rasa, Aliansi Masyarakat Aceh Peduli Rohingya juga membuka posko #SaveRohingya di Anjungan Kota Langsa, Kompleks Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, untuk menerima berbagai bantuan dari masyarakat. Mereka juga menggelar aksi turun ke jalan untuk menggalang bantuan. Bantuan yang terkumpul nantinya disalurkan ke imigran Rohingya yang ditampung di Aceh Utara dan Kuala Langsa. (azm/arrahmah.com) |
Rekayasa baca Al Qur'an dengan langgam Jawa dan imaratus sufahaa' Posted: 19 May 2015 04:00 AM PDT Oleh Hartono Ahmad Jaiz (Arrahmah.com) - Dalam peringatan Isra' Mi'raj 1436 H di Istana Negara, atau Istana yang digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Jum'at (15/5/2015) malam ada sesuatu yang berbeda dalam pembacaan tilawah Al-Qur'an. Pembacaan Al-Qur'an yang biasanya dilantunkan sesuai dengan kaidah Islam baik dari segi tajwid dan tatacaranya, namun dalam peringatan Isra' Mi'raj 1436 H di Istana Negara itu dilantunkan dengan lagu Dandang Gulo, salah satu tembang alias nyanyian dalam langgam Jawa. Masalah membaca Al-Qur'an dengan lagu Jawa Dadandanggulo dan sebagainya Jenis lagu Dandanggulo itu dari segi makna kurang lebih adalah angan-angan manis. Lagu dalam langgam Jawa itu punya cengkok naik turunnnya nada dan panjang pendeknya, jumlah bait syairnya serta jumlah suku kata dan qafiyahnya, bunyi-bunyi di akhir bait. Bahkan sekaligus mengandung pula misi dalam isi jenis langgam itu. Ketika jenis lagunya Dandanggulo maka ya hanya angan-angan manis. Lantas, ketika ternyata untuk melagukan Ayat-ayat Al-Qur'an, berarti sama dengan "memerkosa" ayat Allah untuk diresapi sebagai angan-angan manis belaka. Betapa celakanya! Lantas nanti ketika membaca al-Qur'an dengan langgam jenis lainnya, misalnya Durmo (sindiran untuk orang songong, tak peduli totokromo/ tatakrama), bagaimana kalau itu untuk membaca ayat-ayat tentang Keagungan Allah Ta'ala? Perlu diketahui, tatacara melagukan dan menyusun bait-bait syair lagu langgam Jawa itu mirip dengan ilmu 'Arudh wal qawafi dalam Sastra Arab. Kalau dalam Langgam Jawa ada Dandanggulo (yang ketika disebut jenis itu) maka mencakup isinya bermakna sekitar angan-angan manis. Irama lagu nyanyiannya sudah tertentu, termasuk panjang pendeknya, jumlah bait syairnya, huruf-huruf akhir baitnya dan sebagainya. Dalam ilmu 'arudh wal qawafi, juga ada jenis-jenis bahar, ada bahar wafir, misalnya syair (hanya sekadar contoh): إِلهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلا وَلاَ أَقْوَى عَلَى نَارِ الجَحِيْم "Wahai Tuhan aku bukanlah ahli (Surga) Firdaus, dan aku tak sanggup ke (Neraka) Jahim. Syair itu harus sesuai wazannya (timbangan yang mengatur panjang pendek dan menimbulkan irama nadanya). Juga harus sesuai qafiyahnya, bunyi akhir tiap baitnya. Irama lagu dari syair yang baharnya jenis wafir contohnya Ilahi lastulil firdausi itu ya hanya untuk dilagukan syair yang begitu. Tidak boleh untuk melagukan syair-syair yang jenis baharnya lain. Apalagi untuk menjadi rujukan dalam membaca al-Qur'an, maka lebih tidak boleh lagi. Karena akan sangat tidak cocok dan tidak dapat diterapkan. Demikian pula, lagu irama Dandagulo Jawa, ya tidak bisa untuk melagukan jenis tembang Durmo (songong, bahasa Betawi, tidak peduli tatakrama dan susila). Bagaimana mau melagukan angan-angan manis (Dandanggulo) untuk laku Durmo (sindiran untuk yang songong)? Nah, persoalannya, lha sesama langgam Jawa saja yang satu tidak boleh untuk yang lain, karena serba berlainan, bahkan tujuannya juga berlainan, ada yang untuk angan-angan manis, ada yang untuk menyindir kesongongan, ada yang untuk masalah kasmaran (asmarandana) dan sebagainya. Jadi dari arah mana, ketika mau dipaksakan untuk membaca Al-Qur'an? Itu belum lagi ketika antara irama lagu Jawanya itu tujuannya untuk menyindir kesongongan, misalnya, lalu untuk membaca ayat-ayat tentang keagungan Allah Ta'ala. Bagaimana? Bukankah itu jatuhnya menjadi mengolok-olok ayat Allah? Padahal kalau sampai dinilai sebagai mengolok-olok ayat Allah, maka menjadi kafir. وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ ٦٥لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ إِن نَّعۡفُ عَن طَآئِفَةٖ مِّنكُمۡ نُعَذِّبۡ طَآئِفَةَۢ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ مُجۡرِمِينَ ٦٦ [سورة التوبة,٦٥-٦٦] Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa [Q.S. At Tawbah,65-66]. Oleh karena itu, orang-orang Arab tempat turunnya ayat suci Al-Qur'an sendiri tidak pernah menjadikan lagu syair-syair Arab dengan berbagai bentuk baharnya untuk langgam dalam membaca Al-Qur'an. Lha kok malah langgam Jawa mau dijadikan untuk langgam dalam membaca Al-Qur'an. Afalaa ta'qiluun? Penegasan lagi Langgam Jawa dandanggulo dan sebagainya, bukan hanya masalah nada irama, tapi mengandung muatan tertentu. Begitu disebut dandanggulo, ya muatannya tentang angan-angan manis. Kalau jenis lagu Durmo ya mengenai semacam sindiran terhadap kesongongan (yang tidak peduli tatakrama/ totokromo). Sehingga penghayatan orang yang melagukan dan yang mendengarnya juga sudah terbawa oleh jenis langgam itu. Dan satu hal yang sangat perlu diingat, langgam Jawa Dandanggulo, Durmo dan sebagainya itu hanya bisa digunakan untuk tembang alias nyanyian. Maka ketika disuarakan, walau yang disuarakan itu Al-Qur'an, kesannya ya tetap nyanyian. Jadi sama dengan membanting ayat suci menjadi nyanyian belaka. Apakah setega itu kita mau memperlakukan ayat-ayat Allah Ta'ala? (Lihat haditsnya di bawah nanti, menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian itu termasuk 6 perkara yang nabi saw takuti atas umatnya). Lebih dari itu, nyanyian itu tadi sifatnya sangat terbatas.Artinya yang jenis untuk kasmaran seperti Asmorondono (Asmarandana) ya tidak boleh dinyanyikan untuk lagu jenis pucung alias pocong yang berkaitan dengan orang meninggal. Kalau orang masih punya pikiran lurus, mana mungkin jenis tembang nyanyian dan sifatnya sangat terbatas seperti itu, kemudian diperuntukkan untuk membaca wahyu Allah? Sedangkan untuk membaca teks Pancasila dalam satu acara misalnya, itu saja sama sekali tidak bisa. Kenapa? Karena, misalnya Pancasila dibaca dengan lagu Megatruh (mecati alias menjelang meninggal), maka tentu menimbulkan tanda tanya. Apakah pembacanya itu ngalup biar segera mati atau bagaimana. Itu saja sama-sama hanya bikinan manusia. Sudah menimbulkan masalah. Lha kalau itu untuk merekayasa bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, bukankah berarti pelecehan dan penodaan agama? Sekali lagi saya tanyakan (secara inkari): Bagaimana kalau ayat-ayat tentang keagungan Allah Ta'ala, lalu dibaca dengan langgam Durmo yang inti nada lagu itu sindiran terhadap orang songong? Tentu yang terjadi bukan penghormatan terhadapm kesucian Al-Qur'an dan pengagungan untuk Allah Ta'ala dalam isi ayat suci itu, namun adalah istihza' aias pelecehan. Padahal, kalau sampai jatuhnya ke istihza' terhadap Allah, ayat-ayat suciNya, dan Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam, maka bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam. وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ ٦٥لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ إِن نَّعۡفُ عَن طَآئِفَةٖ مِّنكُمۡ نُعَذِّبۡ طَآئِفَةَۢ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ مُجۡرِمِينَ ٦٦ [سورة التوبة,٦٥-٦٦] Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. [At Tawbah,65-66] Jadi jangan gampang-gampang bicara. Sekalipun ahli ilmu Al-Qur'an, namun dalam kasus rekayasa pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an ini, ketika tidak mengerti tentang Langgam Jawa dengan aneka rangkaiannya, ya wala taqfu maa laisa laka bihi 'ilm. وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسُۡٔولٗا ٣٦ [سورة الإسراء,٣٦] Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [Q.S. Al Isra"36] Apalagi ini untuk merekayasa bacaan Al-Qur'an yang mungkin mengikuti Said Aqil Siradj ketua umum NU dan orang liberal dalam memasarkan apa yang disebut Islam NUsantara. Mau dibawa ke mana Umat Islam ini? Semoga Allah lindungi kami dari ini: عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا: إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ، وَسَفْكُ الدِّمَاءِ، وَبَيْعُ الْحُكْمِ، وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ، وَنَشْوٌ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ، وَكَثْرَةُ الشُّرَطِ " [حكم الألباني] (صحيح) انظر حديث رقم: 216 في صحيح الجامع Dari Auf bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: Aku khawatir atas kamu sekalian enam: pemerintahan orang-orang yang bodoh, penumpahan darah, jual hukum, memutus (tali) persaudaraan/ kekerabatan, generasi yang menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian, dan banyaknya polisi (aparat pemerintah, yang berarti banyak kedhaliman). (HR Thabrani, shahih menurut Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' hadits no. 216) أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي الراوي : جابر بن عبدالله المحدث : الألباني المصدر : صحيح الترغيب الصفحة أو الرقم: 2242 خلاصة حكم المحدث : صحيح لغيره /Dorar.net Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ka'b bin' Ujroh, "Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh", (Ka'b bin 'Ujroh Radliyallahu'anhu) bertanya, apa itu kepemerintahan orang bodoh? (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: "Yaitu para pemimpin negara sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku, barangsiapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta menolong mereka atas kedholiman mereka maka dia bukanlah golonganku, dan aku juga bukan termasuk golongannya, mereka tidak akan datang kepadaku di atas telagaku, barang siapa yang tidak membenarkan mereka atas kebohongan mereka, serta tidak menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka adalah golonganku dan aku juga golongan mereka serta mereka akan mendatangiku di atas telagaku. Allahul Musta'an. Wa laa haula walaa quwwata illaa billahil 'aliyyil 'adhiim. Jakarta, Selasa 1 Sya'ban 1436H/ 19 Mei 2015 (*/arrahmah.com) |
Dialog ringan ini jelaskan mengapa Tilawah Qur'an dengan Langgam Jawa itu jangan dikerjakan Posted: 19 May 2015 03:00 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Di tengah panasnya diskursus tentang penggunaan Langgam Jawa saat tilawah Qur'an pada perayaan Isra' Mi'raj beberapa waktu lalu, muncul kreatifitas masyarakat dalam menyikapinya. Seperti yang Arrahmah kutip dari broadcast media pesan instan pada Selasa (19/5/2015) berikut ini. Isinya ringan, namun insyaa Allah sarat akan makna. Semoga mengurai benang kusut kekeliruan masyarakat tentang syari'at membaca al Qur'an yang suci. Bismillah. Boleh, tapi jangan dikerjakan! Pak Kamsud pagi itu belum sempat sarapan di rumah, maka sebelum kerja, ia mampir dulu di Warteg Pak Karman langganannya. Belum juga sempat duduk, Pak Kamsud langsung ditembak pertanyaan sama pak Karman; "Nah, ini dia Pak Kamsud kebetulan sekali nih" kata pak Karman. "Ada apa emang koq pakai kebetulan segala?" tanya pak Kamsud keheranan. "Gini pak Kamsud, dari kemaren di Warteg ini banyak orang ngobrolin tentang baca Quran dengan langgam Jawa, menurut pak Kamsud sendiri gimana itu?" "Ya, kalo menurut saya pribadi sih itu namanya kurang kerjaan." "Lha koq gitu pak?" tanya pak Karman. "Sekarang fungsi daripada baca Quran itu sendiri apa coba, saya tanya pak Karman?" "Ya untuk didengar, dipahami, dihayati dan kemudian diamalkan." "Nah betul itu. Sekarang kalo baca Quran tapi malah bikin konflik apa itu gak kurang kerjaan namanya?" "Gak gitu juga lah pak Kamsud, selama baca Quran itu telah memenuhi kaidah Tajwid dan tidak merubah maknanya, mau dibaca dengan nada Jawa atau nada Arab juga terserah aja kan? Lagian banyak juga lho, para Kyai yang mengatakan itu boleh." "Tanpa sedikit pun mengurangi rasa hormat saya kepada para Ulama, tapi penjelasan mereka itu harus kita pahami secara proporsional pak Karman; karena mereka mungkin mengungkapkan hukum dasarnya saja, bukan siasat fatwanya. Maka bisa jadi sesuatu itu diperbolehkan, tapi tetap jangan dikerjakan karena dapat mendatangkan mafsadat lain yang lebih besar dan belum tentu sepadan dengan prediksi maslahat yang akan didapat." "Maksud pak Kamsud gimana sih, saya koq makin gak paham?" "Maksud saya gini, pak Karman biasa shalat Jumat pakai baju koko, sarung dan peci. Sekarang coba nanti pak Karman shalat Jumat pakai kaos singlet, celananya setengah betis yang penting nutup aurat, kemudian pakai helm sebagai ganti peci. Itu sah gak menurut pak Karman? Dengan alasan; bahwa kaos singlet itu lebih adem kalo dipake, dan helm itu jauh lebih menjamin keselamatan kepala kita?" "Ya nggak sah tho pak Kamsud, masa' shalat pakai helm, kurang kerjaan saja." "Shalatnya tetep sah pak Karman, karena shalat itu yang penting pakaiannya suci dan menutup aurat, ini kaedah dasarnya, hukum awalnya. Tapi memang, shalat dengan memakai helm itu sesuatu yang kurang kerjaan, demikian juga shalat dengan kaos singlet, meskipun ada yang membolehkan, tetap saja itu aneh dan kurang kerjaan. Jadi, meskipun boleh, tapi jangan dilakukan!" "Koq bisa pak, sesuatu yang boleh tapi jangan dikerjakan?" "Jadi begini, pak Karman tahu karung goni kan? Itu lho, yang biasa dibuat balap karung anak-anak pas 17-an? Sekarang kalo umpamanya ada wanita yang memakai karung goni untuk menutup auratnya, mulai dari atas sampai bawah dia pakai karung goni, lalu dia jalan ke pasar, ikut majlis taklim dan nganter anak ke sekolah dengan kostum kaya gitu, boleh gak itu? Secara hukum dasar itu boleh-boleh saja, karena Islam hanya memerintahkan wanita menutup auratnya dengan batasan yang jelas, adapun mengenai jenis kain yang digunakan, itu kan gak ada keterangan detailnya. Jadi hal semacam ini, meskipun boleh, tapi aneh di sebuah masyarakat, makanya jangan dilakukan karena bisa menimbulkan fitnah." "Tapi kan, nada Jawa itu bukan sesuatu yang aneh bagi masyarakat kita Pak?" "Tidak aneh kalo untuk wayangan, tapi aneh kalo untuk baca Quran. Seperti memakai sarung itu tidak aneh kalo buat shalat di masjid, tapi coba pakai sarung saat ngantor atau ngajar di sekolahan, anak SD juga tahu kalo itu aneh dan mereka bakal ngetawain kita." "Jadi intinya boleh tapi jangan dikerjakan? Kalo saya tetap melakukannya gimana pak?" "Ya sudah gini saja pak, sekarang bapak punya Warteg yang banyak pelanggannya, biasanya saat pak Karman melayani pelanggan maka pak Karman akan membersihkan piring dengan sebuah kain lap. Sekarang coba bapak pergi ke toko dan beli celana dalam yang baru, paling bagus, paling mahal, merk-nya terkenal, steril dan belum pernah dipakai, kemudian pak Karman kalau ada pelanggan datang, nanti pak Karman nge- lap piringnya pakai celana dalam yg baru itu, gimana?" "Ah, aneh-aneh saja pak Kamsud ini, koq idenya nggilani kaya gitu?!" "Lho, ini bukan nggilani pak, pada faktanya, mohon maaf ini, celana dalam yang baru dari toko itu jauh lebih bersih dari kain lap punya pak Karman yang sudah dipakai berkali-kali, keduanya sama-sama kain, yang membedakan hanya bentuk jahitannya saja. Jadi secara hukum dasar, sah-sah saja kalau pak Karman menggunakan CD buat nge-lap piring." "Kalo kaya gitu pelanggan saya nanti bakal kabur semuanya lah pak Kamsud." "Nah, itulah yang ingin saya sampaikan pak Karman. Kita ini hidup di tengah masyarakat Indonesia, kita harus paham mana yang telah menjadi perspektif paten dalam sebuah masyarakat, sehingga hal tersebut perlu kita jaga dan tak perlu kita mengada-ada sebuah inovasi dengan alasan yang kita buat-buat namun ide tersebut justru membuat masyarakat ribut dan berpecah-belah. Sudah cukuplah kita ini diuji dengan banyak hal, apa tidak cukup kita diuji dengan harga-harga meroket namun mata uang justru menghujam dan menyelam? Islam Nasionalis itu adalah Islam yang sadar dia tengah hidup di mana dan berhadapan dengan siapa, jangan terlalu anti banget lah dengan yang berbau-bau Arab, masa' nanti kalo kita mati minta dikafanin dengan batik? Dan gak mau dikafanin dengan kain putih? Mungkin itu boleh, tapi sekali lagi, jangan dikerjakan!" "Pertanyaan terakhir pak, tadi pak Kamsud nyinggung tentang Siasat Fatwa, maksudnya apa itu pak?" "Dalam konteks ini maksud saya adalah; menghindari kontroversi horisontal antara masyarakat yang dapat menjerumuskan ke dalam perpecahan. Sebisa mungkin kita hindari hal tersebut dengan mengambil pendapat yang dapat menyatukan umat. Dalam Al-Quran, hal ini dicontohkan oleh Nabi Harun, yaitu saat Samiri, seorang gembong munafik bani Israel membuat lembu sesembahan, Nabi Harun tidak lantas seketika menghukumnya, akan tetapi mengakhirkannya hingga adik beliau, yaitu Nabi Musa datang. Pada dasarnya menyekutukan Allah itu dosa besar, tapi dengan kecerdasan Siasat Fatwa agar bani Israel tidak terpecah-belah, Nabi Harun kala itu lebih mengedepankan persatuan umat daripada permasalahan akidah. Walaupun memang, akhirnya mereka mendapat hukuman juga. Jadi, tugas pemimpin itu adalah menjaga persatuan rakyatnya, bukan malah bikin mereka ribut dan saling hujat." "Okelah pak Kamsud, makasih buat sharingnya!" "Saya juga terimakasih buat pak Karman, yang bakalan kasih saya makan gratis pagi ini.. hehe." "Haha.. cerdik juga pak Kamsud ini, boleh, boleh.. silahkan makan sepuasnya. Khusus buat hari ini pak Kamsud saya gratisin.." "Naaah.. gitu dong, itu baru bener-bener Muslim Nasionalis, membantu dan merangkul saudaranya yang tengah kelaparan.. haha.." (adibahasan/arrahmah.com) |
Polresta Bekasi tutup kios penjual beras plastik Posted: 19 May 2015 02:41 AM PDT BEKASI (Arrahmah.com) - Kepolisian Sektor Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, menutup sebuah kios penjualan beras yang diduga dibuat berbahan baku sintetis, Selasa, di Pasar Mutiara Gading, Kecamatan Mustikajaya. "Dari kios itu, kita juga mengamankan seorang penjualnya bernama Sembiring beserta empat orang karyawannya untuk diperiksa sebagai saksi," kata Kapolsek Bantargebang, Kompol Gatot Suyanto, di Bekasi, mengutip Antara Selasa (19/5/2015). Menurut dia, temuan beras tersebut bermula dari laporan seorang warga dan sejumlah kabar yang ditayangkan melalui media sosial Facebook dan Instagram. "Penutupan kios ini merupakan tindak lanjut laporan masyarakat yang merasa dirugikan dengan peredaran beras tersebut," katanya. Menurutnya, ada dugaan peredaran beras terkontaminasi bahan sintetis, sehingga pihaknya langsung menelusuri kasus itu dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Mutiara Gading, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi. "Kita ambil sample beberapa karung beras untuk dijadikan bahan uji laboratorium," katanya. Namun demikian, hingga kini pihaknya belum dapat membuktikan kebenaran dari laporan itu sebelum muncul hasil uji laboratorium yang menerangkan beras tersebut berbahan sintetis. "Nantinya hasil uji laboratorium akan membuktikan," katanya. Menurut dia, Sembiring telah membuka usaha penjualan berasnya di lokasi tersebut selama 10 tahun. Berdasarkan pengakuan Sembiring, beras itu diperolehnya dari salah satu distributor beras di kawasan Karawang, Jawa Barat. "Beras itu dijual kepada konsumen dengan harga Rp8 ribu per liter," katanya. Berdasarkan pantauan di lokasi melaporkan, penutupan kios berukuran 2x3 meter per segi itu ramai disaksikan sejumlah pembeli dan juga pedagang sekitar. Polisi nampak membawa sedikitnya dua karung beras berukuran besar ke Mapolsek Bantargebang. Sebelumnya, sejumlah negara sedang dihebohkan oleh beras palsu asal Cina. Di Youtube ditampilkan bagaimana pabrik beras plastik itu mengolah beras plasik dari limbah plasik hingga menjadi butiran mirip beras asli. Selain meresahkan Cina, kini penjualan beras plastik tersebut sudah menjalar ke berbagai tempat di India. Beras palsu tersebut terbuat dari bahan campuran kentang, ubi jalar, dan resin sintetis industri alias plastik. Salah satu masyarakat yang menemukan adalah seorang ibu rumah tangga, Dewi Septiani. Dia mengaku menemukan beras plastik tersebut setelah membeli beras di Pasar Mutiara Gading Timur, Bekasi. "Saya menemukan di pasar Mutiara Gading Timur, jenis beras tersebut produksi karawang, jenis setra ramos," ujarnya saat dihubungi Okezone, Jakarta, Selasa (19/5/2015). Dirinya mengakui, selama ini tidak pernah ada masalah saat membeli beras di toko langganan. Namun setelah dimasak, dirinya pun terkejut melihat beras tersebut tidak seperti biasanya. "Beras ini terlihat berbeda, rasanya tawar sekali," ujarnya. Dewi mengatakan, beras tersebut dia beli per kilogram (kg) seharga Rp8.000. Dirinya membeli pada 13 Mei 2015. Hingga saat ini, dirinya sudah melaporkan ke pihak Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Kemarin saya email BPOM, belum ada tanggapan," ujarnya. (azm/arrahmah.com) |
Astaghfirullah, parasit di kontak lensa gerogoti mata gadis ini Posted: 19 May 2015 02:00 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Berhati-hati, itu barangkali yang perlu dilakukan pengguna lensa kontak, berhati-hatilah. Kebersihan lensa kontak sangatlah penting, agar tidak menjadi alat penyebar penyakit bagi mata. Lensa kontak yang tidak bersih dapat menjadi sarana penyebaran parasit yang merusak mata Anda. Mari belajar dari kasus Jess Greaney ini. Mahasiswi cantik asal Birmingham, Inggris ini hampir saja kehilangan penglihatan karena bola matanya digerogoti parasit. Parasit itu diduga menyebar akibat lensa kontak yang terkontaminasi. Demikian Mirror.co.uk melansir pada Selasa (19/5/2015). Semula Greaney mengira mata kirinya mengalami sakit biasa. Namun lama kelamaan, sakit yang ia rasakan semakin luar biasa. Ia bahkan tak bisa memejamkan mata selama empat hari berturut-turut. Matanya menjadi merah. Bereaksi dengan hal tersebut, Greaney langsung memeriksakan matanya ke rumah sakit. Setelah diperiksa akhirnya diketahui bahwa terdapat parasit Acanthamoeba Keratitis di dalam matanya. Yang lebih mengerikan, parasit itu memakan konea matanya. Matanya terancam kebutaan. "Beberapa hari pertama terasa berat, mereka [parasit] membuat saya terjaga siang dan malam selama empat hari," ujar Greaney. Greaney kemudian menjalani perawatan intensif. "Staf rumah sakit memberi tahu saya betapa serius masalah ini. Saya sangat sedih. Parasit itu berada di kornea saya, memakannya," tambahnya. Pada hari ke empat di rumah sakit, Greaney menangis setiap lima menit sekali, karena parasit memakan kornea matanya. Setelah peristiwa itu, kondisinya semakin menurun karena tak bisa tidur selama berhari-hari. Dokter kemudian membedah mata mahasiswa Nottingham University ini. Setelah seminggu dirawat, dokter mengizinkannya pulang untuk melakukan perawatan di rumah dengan memberikan tetes mata 41 kali dalam sehari. Saat ini, Greaney masih harus memberikan tetes mata 22 kali dalam sehari. Dia juga harus kontrol ke rumah sakit setiap dua minggu sekali. "Masih ada parasit di dalam mata saya. Sangat sulit memastikan berapa lama lagi untuk menyembuhkan ini," ujar Greaney. Jangan taruh lensa kontak sembarangan Menurut Greaney, bencana yang terjadi pada matanya itu bermula dari penggunaan lensa kontak yang terkontaminasi. "Jika air mengontaminasi lensa, ini bisa menyebabkan infeksi. Parasit hidup di antara lensa dan mata, kemudian parasit menggerogoti kornea, melalui mata dan kemudian ke sumsum tulang belakang," kata Greaney. Dengan adanya kejadian ini, Greaney mengingatkan bahwa, sangat penting untuk menjaga kebersihan lensa kontak. Sebab, sakit mengerikan yang tengah dialami Greaney ini bermula dari kecerobohannya meletakkan lensa kontak di dekat wastafel kampusnya. "Jika begitu banyak tetesan air mengenai lensa, bisa menjadi masalah. Saya mengalami infeksi ini hanya dengan meninggalkan lensa kontak saya dekat wastafel," ujar Greaney. (adibahasan/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |