Arrahmah.Com |
- Jet tempur F-16 milik Bahrain terjatuh di perbatasan Saudi-Yaman
- Mujahidin Suriah bunuh 20 tentara rezim Nushairiyah termasuk seorang komandan dalam pertempuran di Sheikh Miskeen
- MUI nilai produsen terompet Al Quran sengaja menista Islam
- Iran mengirim 11.000 kg uranium ke Rusia
- Salah tangkap, Pemerhati kontra terorisme: Ini efek kerja berdasarkan su'udzonisme
- Hati-hati! Miras berkadar tinggi dalam kemasan minuman anak-anak beredar di Bogor
- ISAC: Densus 88 telah melakukan tindak pidana penculikan
- Kesaksian korban salah tangkap aparat Densus 88
- 150.000 orang dari etnis Latin di AS telah masuk Islam
- Turki: Tidak ada normalisasi dengan "Israel" tanpa mengakhiri blokade Gaza
Jet tempur F-16 milik Bahrain terjatuh di perbatasan Saudi-Yaman Posted: 30 Dec 2015 03:30 PM PST JIZAN (Arrahmah.com) - Menurut pernyataan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman, sebuah jet tempur F-16 milik Bahrain telah terjatuh pada Rabu (30/12/2015) di selatan Arab Saudi yang dekat dengan perbatasan Yaman di Jizan. |
Posted: 30 Dec 2015 03:00 PM PST DARAA (Arrahmah.com) - Aktivis sosial media pro-rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad mengatakan bahwa 20 tentara tewas pada Rabu (30/12/2015) di kota Sheikh Miskeen di provinsi selatan Daraa, termasuk Letnan Kolonel Hassan Al Ali, komandan operasi militer bersama lima petinggi lainnya, lansir Zaman Alwasl. |
MUI nilai produsen terompet Al Quran sengaja menista Islam Posted: 30 Dec 2015 06:12 AM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai beredarnya terompet bersampul mushaf Al-Quranul Karim di sejumlah daerah di Jawa Tengah, adalah bentuk dari pelecehan terhadap simbol-simbol agama Islam. Produsennya, nilai MUI, sengaja menista agama Islam. "Terompet itu penodaan, penistaan agama Islam," kata Ketua MUI Pusat K.H Ma'ruf Amin di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Selasa (29/12/2015), lansir Liputan6. Menurut Kiai Ma'ruf, produsen terompet dinilainya tahu kalau bahan-bahan yang digunakan adalah kertas bertuliskan ayat-ayat Alquran. Karenanya, Ma'ruf menilai ada kesan sengaja yang dilakukan oleh produsen pembuat terompet. "Itu sengaja. Masa tidak tahu kalau itu kertas Alquran," tegas Kiai . Kiai berpandangan, agama apa pun di Indonesia tidak boleh dijadikan alat. Terutama alat provokasi yang bisa memancing kemarahan umat. Termasuk dengan menjadikan kertas bertuliskan ayat-ayat Alquran sebagai bahan pembuatan terompet. "Apa dia untuk memancing kemarahan umat dan menimbulkan kegaduhan? Cari sensasi dia itu. Agama dipakai sebagai alat, itu yang kita tidak mau," ujar Kiai. Beredarnya puluhan ribu terompet yang sebagian berbahan sampul Al Qur'an ini membuat umat Islam resah dan geram. Saat ini sebagian terompet yang belum terjual telah ditarik dari peredaran. Hasilnya, di kota Batang sebanyak 110 terompet berhasil ditarik dari peredaran, di kabupaten Pekalongan sebanyak 319 terompet, kota Pekalongan sebanyak 235 terompet, kabupaten Kendal sebanyak 145 terompet. Serta 2300 terompet berhasil diamankan di Polrestabes Semarang. (azm/arrahmah.com) |
Iran mengirim 11.000 kg uranium ke Rusia Posted: 30 Dec 2015 05:35 AM PST TEHERAN (Arrahmah.com) - Iran mengirim sebanyak 11 ton uranium pengayaan rendah ke Rusia pada Senin (28/12/2015) yang merupakan bagian dari kesepakatan program nuklir. Seperti dilansir oleh Reuters, Iran telah sepakat untuk mengurangi jumlah uraniumnya hingga kadar yang tidak bisa dibuat senjata nuklir. Kesepakatan itu diperoleh dalam perundingan antara Iran dengan AS, PBB dan Uni Eropa pada 14 Juli lalu. Iran membantah program nuklir mereka untuk membuat senjata, namun Barat tidak percaya dan menjatuhkan sanksi dan embargo. "Pengiriman uranium dengan kapal ini adalah memindahkan semua material nuklir yang dikayakan hingga 20 persen yang belum dalam bentuk lempeng bahan bakar bagi Riset Reaktor Teheran," ungkap Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dalam pernyataan tertulisnya. (ameera/arrahmah.com) |
Salah tangkap, Pemerhati kontra terorisme: Ini efek kerja berdasarkan su'udzonisme Posted: 30 Dec 2015 05:16 AM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Kasus salah tangkap terhadap Nur Syawaludin warga Dawung Serengan Solo dan Galih warga Panularan Solo, Selasa (29/12/2015), menurut pemerhati kontra terorisme adalah bukti kesekian kalinya aparat Densus 88 tidak profesional, kerja berdasarkan su'udzonisme alias prasangka buruk. "Untung ini masih hidup, kalau mati terus apa jadinya? Ini efek kerja berdasarkan su'udzonisme dalam isu terorisme," ulas Harits Abu Ulya, pemerhati kontra terorisme kepada Arrahmah.com, Rabu sore Berbanding terbalik jika menyikapi kasus teroris OPM. Pada kasus OPM, kata Harits, polisi lembek dan berdalih kerja tidak boleh berdasarkan asumsi dan dugaan tapi harus kembali kepada fakta lapangan. "Ini ambivalency penegakkan hukum dan sikap hipokrit diskriminatif. Untuk dua orang yang salah tangkap tentu melahirkan kerugian moril yang tidak bisa diukur dengan uang pada diri korban," urainya. Begitu juga kerugian materiil juga mereka alami. Menurut Harits, secara undang-undang korban salah tangkap mereka berhak menggugat, mendapat hak rehabilitasi nama baik dan ganti materil. "Tapi dalam isu terorisme yang tampak sampai saat ini adalah kedzaliman murokab (kwadrat-red). Sudah jadi korban salah tangkap, kemudian dilepas begitu saja. Permintaan maaf saja tidak, apalagi terpenuhinya hak lebih dari itu," kata Harits. Dia menegaskan tampak sekali dalam isu terorisme penindakan hukum menunjukkan kulminasi penguapan keadilan di Indonesia. "Dan kondisi seperti ini menurut saya akan terus bergulir sepanjang rezim ini setia berputar pada orbit kepentingan asing," terang Direktur CIIA ini. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Hati-hati! Miras berkadar tinggi dalam kemasan minuman anak-anak beredar di Bogor Posted: 30 Dec 2015 04:45 AM PST BOGOR (Arrahmah.com) - Berbagai macam cara digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menghancurkan masa depan generasi negeri ini. Kali ini, beredar miras berkadar tinggi yang dikemas dalam gelas plastik yang mirip dengan jajanan anak-anak. Bila tidak teliti, maka orang akan mengira kemasan tersebut berisi minuman penyegar yang biasa dijual di kalangan pedagangan kaki lima Peredaran miras dengan modus baru ini terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada tutup gelas kemasan minuman ini tertulis merek Jeho dan Fzuit. Kepolisian Resor Bogor Kabupaten, Jawa Barat, menemukan peredaran minuman keras (miras) yang dikemas dalam kemasan gelas plastik yang dibawa oleh tukang ojek yang menjadi kurir ke wilayah Rumpin. "Peredaran miras ini terungkap, saat anggota Polsek Rumpin mencurigai seorang pengendara sepeda motor membawa dus berisi minuman," ujar Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspitalena, di Bogor, Selasa (29/12/2015), sebagaimana dilansir oleh okezone. "Petugas berhasil mengamankan tujuh dus, terdiri atas enam dus berjumlah 144 gelas merk JEHO, dan satu dus Fzuit, serta 11 botol merk Big Boos Vodka," katanya. Menurut Ita, petugas telah mewaspadai peredaran miras kemasan gelas setelah pengungkapan 19 Desember lalu, dilakukan pengembangan di wilayah. Hasil pengembangan ditemukan peredaran miras gelas plastik yang dibawa oleh salah seorang kurir. Dilaporkan juga bahwa sebanyak tujuh dus berisi miras kemasan gelas disita dari Napiza (44) seorang tukang ojek di Pangkalan Cemplang, Kecamatan Cibungbulang yang ditugaskan mengirimkan miras tersebut ke wilayah Rumpin. "Tukang ojek ini bertindak sebagai kurir, yang disuruh oleh Ian warga Cemplang, ia diminta untuk mengirimkan miras tersebut ke wilayah Rumpin," kata Ita. Barang bukti yang diamankan berupa 6 dus miras dengan merek sama, dan satu dus miras dengan merek Big Boss Vodka, termasuk sebuah sepeda motor. Sebagaimana dilansir oleh Liputan6, Kapolsek Rumpin Kompol Parman mengatakan bahwa kepolisian sudah menggerebek rumah tempat produksi miras dalam kemasan mirip jajanan anak-anak di Kampung Cemplang RT 01 RW 07, Desa Sukamaju, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari hasil penggerebekan pada Senin malam, polisi menemukan barang bukti berupa alat pengepres kemasan, bahan pewarna, 1 dus besar berisi gelas plastik berjumlah sekitar 1.000 buah, dan miras merek Vodka sebanyak 8 dus. Selain itu, polisi juga menyita 3 botol minuman soft drink, sodium, dan biang alkohol yang digunakan untuk meracik miras oplosan untuk kemudian dimasukkan ke dalam gelas plastik. Minuman tersebut disinyalir memiliki kadar alkohol cukup tinggi, diduga di atas 40 persen. "Secara visual mengandung alkohol cukup tinggi. Tapi untuk memastikan berapa kadarnya akan dilakukan uji lab," ungkap Kompol Parman. Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono menyatakan bahwa penjualan miras dalam kemasan gelas plastik ini merupakan modus baru. Namun, diduga penjualannya sudah menyebar di wilayah bogor. (ameera/arrahmah.com) |
ISAC: Densus 88 telah melakukan tindak pidana penculikan Posted: 30 Dec 2015 04:06 AM PST SOLO (Arrahmah.com) - Setelah mendengar kesaksian korban salah tangkap Nur Syawaludin warga Dawung Serengan Solo dan Galih warga Panularan Solo, Islamic Studies and Action Center (ISAC) menilai aparat Densus telah melakukan tindak pidana penculikan. Berikut tiga point pernyataan ISAC terkait korban salah tangkap oleh Densus 88 yang disampaikan di Masjid Baitussalam Tipes, Solo Rabu (30/12/2015) siang berdasarkan laporan Ramzy. 1. Densus 88 telah melakukan tindak pidana penculikan karena dalam proses penangkapan tidak disertai surat penangkapan. 2. Dalam hal salah tangkap terhadap Nur Syawaludin dan Galih Densus 88 tidak minta maaf, tidak merehabilitasi nama baik dan tidak memberi kompensasi kepada korban salah tangkap. Tidak memberi kompensasi melanggar Peraturan Pemerintah no 27 tahun 1983. 3. Dalam proses penangkapan Densus 88 melakukan pelanggaran HAM karena melakukan intimidasi, penganiayaan dan mempersulit peribadatan yang merupakan aktualisasi keyakina beragama. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Kesaksian korban salah tangkap aparat Densus 88 Posted: 30 Dec 2015 03:13 AM PST SOLO (Arrahmah.com) - Korban salah tangkap oleh aparat Densus 88 mengadakan jumpa pers yang difasilitasi oleh Islamic Studies and Action Center (ISAC) di Solo, siang ini Rabu (30/12/2015). Adalah Nur Syawaludin warga Dawung Serengan Solo dan Galih warga Panularan Solo korban salah tangkap Densus, Selasa (29/12). Keduanya memberikan kesaksiannya saat ditangkap aparat Densus 88. Ramzi melaporkan beberapa point data diperoleh dari penuturan keduanya; 1. Perlakuan terhadap Nur Syawaludin. Nur yang hendak melaksanakan sholat Zhuhur di masjid SMA Al Islam 1 Solo dibentak dan dipaksa masuk mobil sembari ditodong dengan pistol oleh seseorang yang mengaku dari Densus 88. Selanjutnya Nur Sywaludin dibawa ke Mapolsek Lawiyan Solo diintrogasi dengan kasar, tangan diborgol, dimasukan ruang tahanan dan sholat Zhuhur dipersulit 2. Perlakuan terhadap Galih. Galih sedang mengendarai motor hendak menunaikan sholat Zhuhur ditabrak dengan mobil oleh seseorang yang berbadan tegap dan besar. Setelah jatuh ke aspal posisi kepala di bawah, punggung galih diinjak, tangan ditarik ke atas lalu dipaksa masuk ke mobil.Galih juga dibawa ke Mapolsek lawiyan diintrogasi dengan kasar. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
150.000 orang dari etnis Latin di AS telah masuk Islam Posted: 30 Dec 2015 01:00 AM PST WASHINGTON (Arrahmah.com) - Rafael Delgado lahir dan dibesarkan di tengah keluarga Katolik yang sangat religius di kota asalnya, Nikaragua. |
Turki: Tidak ada normalisasi dengan "Israel" tanpa mengakhiri blokade Gaza Posted: 30 Dec 2015 12:30 AM PST ANKARA (Arrahmah.com) - Ankara tidak melihat adanya normalisasi hubungan dengan "Israel" kecuali "Israel" memenuhi tuntutan Turki untuk mengakhiri blokade Jalur Gaza dan memberikan kompensasi atas kematian sembilan aktivis Turki, juru bicara kepresidenan Ä°brahim Kalin mengatakan pada konferensi pers di Ankara, Senin (28/12/2015), sebagaimana dilansir oleh Daily Sabah. Kalin menegaskan bahwa "Israel" harus memenuhi tiga persyaratan dari Turki untuk menormalkan hubungan kedua negara itu dan Turki tidak akan mengambil langkah mundur mengenai Palestina dalam pembicaraan dengan "Israel". "Turki akan terus memainkan perannya sampai solusi dua negara tercapai dan rakyat Palestina memiliki negara mereka sendiri. Perdamaian yang permanen tidak dapat dicapai di wilayah itu tanpa menyelesaikan masalah Palestina" kata Kalin. Ankara memiliki tiga peryaratan untuk memulihkan hubungan dengan "Israel", yaitu permintaan maaf dari "Israel" atas penyerangan Mavi Marmara, kompensasi bagi keluarga korban yang tewas dalam serangan itu dan pencabutan delapan tahun blokade "Israel" di Jalur Gaza. Perdana Menteri "Israel" Benjamin Netanyahu telah meminta maaf atas serangan itu dan ada laporan bahwa kesepakatan mengenai kompensasi sedang diupayakan antara kedua negara. Blokade Jalur Gaza tetap menjadi bagian yang paling penting dalam daftar tuntutanTurki. Berbicara pada pertemuan kelompok parlemen Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) pekan lalu, Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan: "Turki akan membela Gaza sampai anak-anak dibebaskan dan Turki tidak akan membiarkan setiap orang yang tertindas." Menjelaskan bahwa pembicaraan rekonsiliasi antara Ankara dan Tel Aviv terus berlangsung, Davutoglu mengatakan: "Tidak ada yang bisa meragukan kepekaan kami terhadap masalah Palestina. Tak seorang pun akan menguji kepekaan kami mengenai Palestina. Kami akan melakukan semua pembicaraan yang mendukung Palestina..." "Mereka yang mengklaim Turki melupakan rakyat Gaza dan mengesampingkan dukungannya terhadap Palestina untuk lebih dekat dengan "Israel", mereka sedang melakukan kampanye fitnah [melawan kami]," katanya. Dia juga menambahkan: "Jangankan melupakan Gaza dalam negosiasi, kami bahkan tidak lupa tentang hal itu dalam mimpi kami di malam hari. kami tidak akan melupakan Gaza, Palestina, Yerusalem." (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |