Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Pasukan junta Mesir kembali membunuh imigran di wilayah Semenanjung Sinai

Posted: 23 Nov 2015 03:34 PM PST

Pagar perbatasan di Semenanjung Sinai. (Foto: Reuters)

SINAI (Arrahmah.com) - Pasukan junta Mesir di wilayah Semenanjung Sinai menembak mati sedikitnya lima imigran asal Sudan saat mereka berusaha untuk menyeberang ke "Israel" dari Sinai utara.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh militer Mesir mengklaim bahwa imigran yang berkelompok bersama dengan penyelundup manusia menembaki penjaga perbatasan ketika mereka berusaha untuk menangkap kelompok tersebut, lansir BBC pada Senin (23/11/2015).

Awal bulan ini, 15 mayat imigran Afrika ditemukan di perbatasan di wilayah yang sama di dekat Rafah. Mereka tampaknya mengalami hal serupa, ditembak mati oleh penjaga perbatasan Mesir.

Selain lima orang yang tewas dalam insiden pada Senin pagi, enam lainnya terluka dan lima ditangkap oleh pasukan junta Mesir.

Keamanan diperketat di wilayah yang berbatasan antara "Israel", Gaza dan Mesir. Pasukan junta Mesir mengklaim bahwa mereka berupaya untuk menghalangi "militan" memasuki wilayahnya.

Keadaan darurat diberlakukan di daerah itu sejak Oktober 2014 setelah serangan sengit yang menargetkan pasukan Mesir di Sinai yang menewaskan puluhan tentara. (haninmazaya/arrahmah.com)

Kejahatan anti-Muslim meningkat tajam di Inggris pasca serangan Paris

Posted: 23 Nov 2015 03:04 PM PST

Muslimah Inggris yang mengenakan cadar berjalan bersama setelah berbelanja di London. (Foto: Reuters)

LONDON (Arrahmah.com) - Kejahatan kebencian anti-Muslim meningkat 300 persen di Inggris setelah serangan terkoordinasi di Paris, menurut laporan yang diterbitkan pada Senin (23/11/2015).

Menurut temuan yang dilaporkan surat kabar Inggris, The Independent, 115 serangan terjadi terhadap Muslimah berusia antara 14 sampai 45 tahun yang mengenakan hijab.

Para pelaku terutama laki-laki kulit putih berusia 15 sampai 35 tahun, menurut laporan yang mencatat jumlah sebenarnya dari serangan tersebut kemungkinan jauh lebih besar dari yang dilaporkan, lansir AFP.

Angka-angka tersebut datang dari laporan untuk kelompok kerja pemerintah terkait kebencian anti-Muslim yang disusun oleh Tell Mama, saluran yang mencatat insiden serangan fisik dan verbal terhadap Masjid dan Muslim.

Sejumlah besar serangan terjadi di tempat-tempat umum seperti bus dan kereta.

"Banyak korban yang mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang datang untuk membantu atau bahkan menghibur mereka, yang berarti bahwa mereka merasa menjadi korban, malu, sendirian dan marah tentang apa yang telah terjadi terhadap mereka," ujar laporan.

Kenaikan serangan ini sejalan dengan peningkatan serupa yang terjadi setelah pembunuhan di selatan London dari seorang tentara Inggris Lee Rigby dalam sebuah serangan di tahun 2013.

Insiden Islamofobia dan anti-Semit sudah meningkat tajam sebelum serangan di Paris dari 70,7% menjadi 93,4% berdasarkan penghitungan di bulan Juli 2015 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

816 insiden tercatat di London antara Juli 2014 hingga Juli 2015, dibandingkan dengan 478 serangan pada periode yang sama sebelumnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Ketegangan meningkat saat Bangladesh hukum gantung pemimpin partai Jama'ah el-Islami

Posted: 23 Nov 2015 06:16 AM PST

Bangladesh mengeksekusi Chowdhury dan sekretaris jenderal partai Islam utama Jamaat e-Islami Ali Ahsan Mohammad Mujahid, dua pemimpin oposisi berpengaruh, atas tuduhan kejahatan perang selama perang kemerdekaan negara itu tahun 1971, meskipun ada kekhawatiran bahwa proses hukum terhadap mereka cacat. (AP Photo).

DHAKA (Arrahmah.com) - Bangladesh mengeksekusi dua pemimpin oposisi pada Ahad (22/11/2015) atas tuduhan kejahatan perang yang dilakukan selama perang tahun 1971 untuk melepaskan diri dari Pakistan, dalam sebuah langkah yang memicu reaksi marah dari para pendukungnya, kata seorang pejabat polisi senior.

Sebagaimana dilansir oleh Saudi Gazette, pemimpin oposisi Ali Ahsan Muhammad Mujahid dan Salauddin Quader Chowdhury, mantan legislator dari Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), dihukum gantung tak lama setelah Presiden Abdul Hamid menolak banding mereka untuk mendapatkan grasi, pada Sabtu (21/11).

"Keduanya digantung secara bersamaan pada dua anjungan yang terpisah," kata pejabat polisi.

Mujahid, (67), dari partai Jamaat e-Islami, dan Chowdhury, (66), dihukum gantung di Penjara Pusat Dhaka. Mahkamah Agung sebelumnya menolak banding mereka atas hukuman mati yang dijatuhkan oleh pengadilan khusus.

Pasukan paramiliter Penjaga Perbatasan Bangladesh telah dikerahkan di seluruh negeri untuk memperketat keamanan.

Selama beberapa bulan terakhir, Bangladesh dilanda kekerasan yang menewaskan dua orang asing, empat penulis sekuler, dan seorang penerbit.

Mujahid dinyatakan bersalah atas lima tuduhan, termasuk penyiksaan dan pembunuhan kaum intelektual dan minoritas Hindu saat ia memimpin Al Badr, pasukan tambahan dari tentara Pakistan, selama perang untuk melepaskan diri dari Pakistan.

Chowdhury, mantan legislator dari Partai Nasionalis Bangladesh pimpinan mantan perdana menteri Khaleda Zia, dinyatakan bersalah pada Oktober 2013 atas tuduhan genosida, penganiayaan agama, penculikan dan penyiksaan selama perang.

Hukuman gantung itu dilakukan hanya beberapa jam setelah Presiden Bangladesh menolak permohonan pengampunan mereka, sehingga menghilangkan pilihan hukum terakhir untuk mengubah hukuman mati mereka.

Anggota keluarga Mujahid dan Chowdhury bertemu dengan mereka di penjara di Dhaka untuk yang terakhir kali, beberapa jam sebelum pelaksanaan eksekusi, demikian laporan Xinhua.

Menurut beberapa kelompok pemerhati hak asasi manusia, prosedur pengadilan tersebut tak sesuai standar internasional.

Komisi HAM Tom Lantos mengatakan bahwa dewan pembela Mujahid diintimidasi dan ditahan, sementara Hasina mendesak untuk melakukan penyelidikan secepatnya. Hal ini menuai perhatian dari masyarakat luas mengenai proses pengadilan yang dianggap tak adil.

Organisasi nirlaba yang berbasis di Italia, No Peace Without Justice, mengatakan bahwa proses pengadilan tersebut merupakan, "senjata balas dendam politik yang sebenarnya menargetkan oposisi politik."

"Sementara kami bersedih bahwa kami telah kehilangan ayah kami melalui persidangan yang penuh intrik dan telah ditentukan, dan di mana negara ini membungkam kami untuk berbicara, tapi kami menemukan harapan pada kenyataan bahwa masyarakat internasional mengakui ketidakadilan ini, serta keadilan dan kebenaran harus dipulihkan di Bangladesh," ungkap Humam Quader Chowdhury, putra Chowdhury.

Perdana Menteri Sheikh Hasina membuka penyelidikan kejahatan yang dilakukan selama perang tahun 2010, membuka jalan bagi pengadilan kejahatan perang untuk melakukan penuntutan hukum, dimana banyak kalangan mengecam bahwa hal ini sebagai bagian dari kampanye bermotif politik yang bertujuan melemahkan kepemimpinan Jamaat eI-slami.

Seorang wartawan televisi menderita luka ringan setelah ditembak di kota Raojan beberapa jam setelah pemakaman Chowdhury di sana, televisi swasta Channel 24 melaporkan.

Seorang kepala polisi setempat mengatakan kepada AFP bahwa para petugas sedang memeriksa apakah insiden itu berkaitan dengan eksekusi tersebut.

Juru bicara BNP Asaduzzaman Ripon mengatakan: "Salauddin telah menjadi korban penganiayaan karena identitas politiknya, dan dia telah ditolak haknya untuk mendapatkan keadilan."

Osman Farruk, seorang pemimpin senior dari BNP, mengatakan bahwa sampai ada dialog politik, kekerasan akan terus berlanjut.

Badiul Alam Majumder, sekretaris kelompok hak asasi masyarakat untuk Good Governance, setuju dengan pernyataan Farruk.

Maqbul Ahmad, yang bertindak sebagai Amir Jamaat el-Islami, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Mujahid adalah korban dari konspirasi pemerintah. Dia menyerukan untuk melakukan mogok massal pada hari Senin di seluruh negeri.

Pakistan Timur memisahkan diri untuk menjadi Bangladesh yang merdeka setelah perang antara India dan Pakistan. Sekitar tiga juta orang tewas.

(ameera/arrahmah.com)

Belasan tunanetra mengikuti pelatihan baca tulis Al Quran braille

Posted: 23 Nov 2015 03:35 AM PST

Launching Pelatihan Baca Tulis Al-Quran Braille di SD Juara Cimahi, Senin (23/11/2015).

BANDUNG(Arrahmah.com) - Sebanyak 16 orang dari Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) mengikuti launching pelatihan baca tulis Al Quran braille di SD juara Cimahi, Senin (23/11/2015).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh RZ bekerjasama dengan BJB Syariah dalam rangka memberantas buta huruf Al-Qur'an.

Hadir pada acara tersebut Bayu Sekjen ITMI, dan Direktur Utama BJB Syariah Cabang PP BJBS, Kalmet Nehru.

"Berbagi Al-Qur'an braille ini memamg menjadi fokus perhatian dari BJB Syariah. Harapannya dengan adanya kegiatan ini menjadi pengingat bagi kita yang diberikan nikmat melihat, agar lebih banyak bersyukur serta lebih bersemangat lagi untuk belajar dan membaca Al-Qur'an. Semoga pelatihan Baca Tulis Al-Qur'an ini dapat bermanfaat," kata Kalmet Nehru.

Acara diawali dengan pemberian materi tentang mengenal huruf hijaiyah, tanda-tanda khusus arab braille dan mengenal Syakel (fathah, kasroh dan domah). Setelah itu acara dibuka secara resmi oleh perwakilan BJB Syariah dengan penyerahan simbolis Al-Qur'an Braile kepada 2 penerima manfaat.

Pelaksanaan kegiatan pelatihannya sendiri diikuti oleh 15 peserta, dimulai sejak Senin (23/11) hingga Rabu (25/11) bertempat di SD Juara Cimahi. Acara akan ditutup dengan praktek langsung membaca Al-Qur'an braille oleh RZ dan BJB Syariah dengan dipandu dari ITMI. (azmuttaqin/*/arrahmah.com)

Aksi unjuk rasa anti-Islam di Australia berakhir bentrok

Posted: 23 Nov 2015 02:30 AM PST

Akssi unjuk rasa anti_islam di Austraila berakhir bentrok. (Foto: BBC)

AUSTRALIA (Arrahmah.com) – Sepuluh warga Australia ditangkap pada saat aksi protes nasional sedang berlangsung. Aksi tersebut melibatkan dua kelompok, anti-Islam dan anti-rasisme.

Enam orang ditangkap setelah bentrokan pecah di Melton di pinggiran Melbourne pada Ahad (22/11/2015).

Seperti dilansir BBC (23/11), polisi juga meringkus pria ketujuh (29) dengan merica semprot setelah pria itu diduga meninju seekor kuda polisi. Pengunjuk rasa anti-rasisme diperkirakan akan menghadapi tuduhan.

Tiga orang ditangkap di tempat terpisah, ketika aksi protes berlangsung di negara bagian Queensland, New South Wales, dan Australia Selatan.

Para pria yang ditangkap itu berusia 36, 48, dan 64 tahun, dan mereka ditahan di Sydney, Adelaide, dan Brisbane, untuk dugaan pelanggaran dan gangguan publik.

Aksi unjuk rasa juga diadakan di Canberra, Perth, dan Hobart, tetapi polisi mengatakan tidak ada insiden yang terjadi.

Satu orang di Melton mengatakan kepada media dia bergabung bersama kelompok nasionalis Reclaim Australia "untuk alasan yang tepat".

"Beberapa orang mungkin berada di sini untuk alasan yang salah, dan alasan yang tepat adalah memastikan semua orang menerima dan menjadi Australia," kata pria itu kepada AAP.

"Kami tidak ingin diperlakukan seolah-olah kita bukan bagian dari kota ini dan kita tidak ingin sebuah organisasi di mana orang-orang dari asal tertentu telah membuat masalah. Kami tidak ingin ada masalah di kota kami."

Polisi Darwin mengatakan tidak ada aksi unjuk rasa digelar di Northern Territory.

"Kami cukup toleran, kami mencintai semua orang di sini di Darwin," kata seorang juru bicara polisi kepada l.

Kelompok The Reclaim Australia telah mengadakan serangkaian demonstrasi di seluruh Australia, beberapa di antaranya telah berubah menjadi aksi kekerasan.

Bentrokan antara kelompok anti-rasis dan nasionalis radikal pecah di sebuah reli Melbourne pada bulan Juli.

(fath/arrahmah.com)

Dua pria dilarang menaiki pesawat AS setelah berbicara dengan bahasa Arab

Posted: 23 Nov 2015 01:30 AM PST

Maher Khalil (kiri) dan Anas Ayyad (kanan) dilarang masuk ke dalam pesawat karena berbicara dengan bahasa Arab. (Foto: First We Fear/Twitter)

NEW YORK (Arrahmah.com) – Dua pria dilarang menaiki pesawat dari Chicago ke Philadelphia hanya karena mereka berbahasa Arab. Ini adalah salah satu contoh paranoia yang dipicu oleh serangan di Paris.
Maher Khalil dan Anas Ayyad diberitahu oleh seorang petugas bahwa mereka tidak akan diizinkan memasuki pesawat karena beberapa penumpang telah mendengar mereka berbicara dalam bahasa Arab, dan para penumpang itu takut untuk terbang bersama mereka.

Pada akhirnya, dua pria yang berasal dari Palestina itu terbang pada Rabu malam (18/11/2015), setelah diperiksa oleh keamanan bandara dan polisi.

Setelah di dalam pesawat, Khalil mengatakan kepada NBC 5 bahwa beberapa penumpang membuatnya harus membuka kotak putih yang dia bawa, yang isinya hanya permen, lansir Straits Times (21/11).

"Jadi, saya berbagi baklava saya dengan mereka," ujarnya.

Dihubungi oleh AFP, Southwest Airlines menolak berkomentar.

Insiden serupa juga terjadi di Chicago Midway pada Rabu, enam orang yang berasal dari Timur Tengah dilarang melakukan penerbangan dengan Southwest Airlines menuju Houston.

Di Florida, Kamis, penerbangan Spirit Airlines yang terbang ke Minneapolis berbalik dan kembali ke Fort Lauderdale setelah salah seorang penumpang remaja mendengar percakapan seseorang yang menyatakan ingin meledakkan pesawat.

Setelah pesawat itu mendarat, Yani Abotbul, seorang warga negara AS yang lahir dan dibesarkan di "Israel", diinterogasi selama lima jam.

Abotbul dibiarkan pergi, dengan laporan polisi yang mengungkapkan tidak ada ancaman dan insiden tersebut tampaknya terjadi karena miskomunikasi dari saksi remaja.

Pengacaranya menuntut permintaan maaf baik dari maskapai penerbangan dan otoritas yang terlibat.

Spirit Airlines tidak menanggapi permintaan tersebut.

(fath/arrahmah.com)

Ekstrimis Yahudi menabrak gadis Palestina, berdalih dia memiliki pisau

Posted: 23 Nov 2015 01:06 AM PST

Ashraqat meninggal dunia setelah ditabrak dan ditembak oleh ekstrimis Yahudi. (Foto: Twitter)

NABLUS (Arrahmah.com) - Pada Ahad (22/11/2015) pagi, seorang pemimpin di pemukiman ilegal, Gershon Mesika, menabrak seorang gadis Palestina dengan mobilnya dan mengklaim bahwa korban "memiliki pisau", lansir IMEMC.

Setelah korban, Ashraqat Taha Qatanany (16) dari Nablus, tersungkur ke tanah, paramiliter "Israel" lainnya menepi dan melepaskan tembakan beberapa kali ke arahnya.

Otoritas Zionis mengklaim bahwa Mesika berhasil "mengagalkan serangan teror".

Klaim oleh Mesika bertentangan dengan fakta yang terlihat di lapangan. Menurut saksi mata, gadis tersebut tidak sedang atau berupaya menyakiti siapa pun dan pisau yang terlihat dalam foto dari tempat kejadian tampaknya telah dilemparkan ke dekat jenazahnya.

Gershon Mesika, dari pemukiman ilegal Elon Moreh, adalah mantan kepala Dewan Regional Samaria, sebuah organisasi yang dijalankan oleh pemukim ilegal ekstrimis Yahudi yang tinggal di wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Dia menabrak korban dengan mobilnya, menyebabkan mobil tersebut mendarat di parit dan meninggalkan korban terbaring di tanah. Seorang pemukim ilegal lainnya dari mobil di belakang Mesika kemudian keluar dari mobil dan melepaskan tembakan beberapa kali ke arah korban.

Korban dinyatakan meninggal di tempat kejadian.

Harian "Israel", Yedioth Ahranoth melaporkan bahwa penembakan itu dilakukan oleh supir "Israel" dari kendaraan di belakang Mesika. Sebuah artikel lain oleh kantor berita "Israel" Arutz Sheva mengaku bahwa ia ditembak oleh tentara di tempat kejadian.

Sejumlah insiden terbaru di mana warga Palestina ditembak mati telah dipertanyakan oleh warga Palestina dan pendukung mereka, saat saksi mata melaporkan bahwa warga sipil Palestina tak bersejata ditembak oleh pemukim ilegal ekstrimis Yahudi dilaporkan oleh media "Israel" dan media internasional sebagai "serangan yang digagalkan". (haninmazaya/arrahmah.com)

KAMMI dukung BPK periksa Ahok

Posted: 23 Nov 2015 12:55 AM PST

Para aktivis KAMMI yang menamakan diri sebagai Komite Tangkap dan Penjarakan (KTP) Ahok berunjuk rasa  di depan BPK, mendukung dugaan korupsi  melibatkan Gubernur DKI Ahok, Senin (23/11/2015). Foto: Poskota

JAKARTA (Arrahmah.com) - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar aksi unjuk rasa mendukung Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) memeriksa Gubernur DKI Jakarta, Basuki (Ahok) di depan gedung BPK, Senin (23/11/2015).

"Kami datang untuk mendukung BPK agar segera menyampaikan audit investigasi ke KPK untuk mengungkap dalang di balik kerugian negara yang melibatkan Gubernur DKI, Ahok," kata Fajrul Syam, koordinator aksi, di depan Gedung BPK RI, lansir Poskotanews.

"Kami juga menolak segala bentuk intervensi dari siapapun yang dapat melemahkan kinerja BPK. Dan kami mengajak seluruh warga Jakarta dan bangsa Indonesia untuk mengawal kasus pembelian lahan RS Sumber Waras," katanya lagi.

Dalam aksinya, selain berorasi, para aktivis KAMMI yang menamakan diri sebagai Komite Tangkap dan Penjarakan (KTP) Ahok ini, juga membawa atribut aksi berupa poster bertuliskan "Ungkap RS Sumber Waras yang melibatkan Gubernur DKI Ahok".

Hingga pukul 12:00 wib, Ahok masih menjalani pemeriksaan secara tertutup di ruang pemeriksaan Kantor BPK. Orang nomor satu di Pemprov DKI Jakarta itu, sebelumnya tiba sekitar pukul 09:00 WIB.

Keputusan Ahok untuk membeli sebagian lahan Rumah Sakit (RS) Sumber Waras dan dianggarkan dalam APBD-P, serta dibayar pada 31 Desember 2014, memiliki catatan ketidaklaziman dalam pembelian tanah. Tanah yang dibeli masih dalam perikatan jual beli dengan pihak ketiga. Di samping itu, tanah masih menunggak kewajiban bayar PBB Rp. 6 M lebih dan di atas tanah masih berdiri bangunan aktif sebanyak 15 bangunan.

Belum lagi persetujuan Ahok atas harga yang ditawarkan YKSW melebihi batas kepatutan. Dari perspektif selisih harga yang dibayar Pemprov DKI dengan harga PT CKU kerugian Rp.191.334.550.000,00. Dari perspektif NJOP, kerugian ditaksir Rp.484.617.100.000,00. Kasus ini jelas ada perbuatan melawan hukumnya, ada kerugian negaranya dan ada pihak yang diuntungkan. Dengan demikian kasus ini memenuhi unsur sebagai Tipikor. (azm/arrahmah.com)

Penerbangan Turkish Airlines dialihkan ke Kanada setelah mendapat ancaman bom

Posted: 23 Nov 2015 12:30 AM PST

Penerbangan Turkish Airlines dialihkan ke Kanada setelah mendapat ancaman bom.

HALIFAX (Arrahmah.com) – Sebuah pesawat penumpang Turkish Airlines dialihkan ke Kanada setelah mendapat ancaman bom pada Ahad pagi (22/11/2105).

Bandar Udara Halifax Stanfield mengonfirmasi keberangkatan di Twitter-nya.

Polisi Royal Canadian Mounted mengatakan ancaman bom itu diterima pada pukul 10:50 waktu setempat. Saat itu pesawat Istanbul sudah lepas landas dari Bandara Internasional New York John F. Kennedy.

Seperti dilansir Washington Post (22/11), penerbangan Turkish Airlines 2, dengan 256 orang di atas pesawat, mendarat dengan selamat di bandara Halifax, Nova Scotia, pada saat tengah malam. Polisi mengatakan anjing polisi pelacak bom dibawa dan tidak ditemukan bahan peledak.

Selasa malam, sebuah penerbangan Air France dari Bandara Internasional Dulles di luar Washington dialihkan ke Halifax setelah mendapat ancaman lewat telepon saat pesawat itu lepas landas. Penerbangan kedua Air France dari Bandara Internasional Los Angeles dialihkan pada malam yang sama ke Salt Lake City, Utah, karena ancaman yang serupa.

Ancaman datang setelah insiden serangan Paris, yang menewaskan sedikitnya 130 orang dan menimbulkan kekhawatiran keamanan di seluruh dunia.

(fath/arrahmah.com)

SOHR: Lebih dari 400 warga sipil Suriah gugur dalam serangan udara Rusia

Posted: 23 Nov 2015 12:05 AM PST

Jet tempur Rusia lepas landas dari bandara di Latakia

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Serangan udara Rusia di Suriah telah membunuh lebih dari 400 warga sipil sejak 30 September lalu, ujar laporan kelompok pemantau.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di London, Inggris, mengatakan jumlah kematian warga sipil dalam serangan udara Rusia sejak 30 September sampai 20 November mencapai 403 orang, termasuk 97 anak.

Sementara itu, laporan lain yang dikeluarkan oleh Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR), kelompok pemantau lainnya, mengatakan sedikitnya 526 warga sipil Suriah termasuk 137 anak, gugur dalam serangan udara Rusia, lansir Al Jazeera pada Senin (23/11/2015).

Pada Ahad (22/11), serangan udara oleh pasukan rezim Nushairiyah membunuh 7 warga sipil termasuk tiga anak di Douma, pinggiran Damaskus, ujar SOHR.

Sedikitnya tujuh warga sipil gugur dalam serangan udara di Aleppo pada Sabtu (21/11), lanjut laporan SOHR.

Rusia mengklaim, tujuan operasi militer mereka di Suriah karena merespon permintaan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan atas dasar keputusan yang diberikan oleh parlemen. Dan dalam wawancara terbaru oleh televisi yang berbasis di Hong Kong, Phoenix, Asad mengatakan bahwa situasi kini "membaik" setelah Rusia melakukan intervensi.

"Situasi di Suriah telah meningkat dalam cara yang sangat baik," klaim Asad. (haninmazaya/arrahmah.com)