Seorang pelaku bom bunuh diri, Rabu (12/08), menargetkan markas gerakan Ahrar Al-Syam di daerah Kansafra, pedesaan Idlib. Serangan itu terjadi di saat sejumlah komandan gerakan yang tergabung dalam koalisi Jaisyul Fath itu hendak menggelar pertemuan membahas operasi selanjutnya di Sahlu Al-Ghab.
Menurut portal berita ARA News, penyerang meledakkan bom rompi yang dipakainya setelah mobil yang dikendarainya gagal mendekati markas Ahrar Al-Syam. Dia keluar dari mobil dan meledakkan diri di kompleks markas.
Abu Hasan Tavtaz, salah satu pejuang Ahrar Al-Syam, menuturkan serangan itu terjadi setelah para pejuang melaksanakan shalat Dhuhur. Penyerang memanfaatkan kumpulan pejuang yang selesai dari masjid untuk meledakkan bom yang dibawanya.
Sementara itu, portal berita yang fokus melaporkan perkembangan revolusi Suriah, Eldorar, menyebutkan serangan itu terjadi ketika pejuang bersiap melaksanakan shalat Dhuhur berjamaah.
Menurut keterangan Abu Hasan, penyerang berteriak “kami telah datang kepada kalian wahai orang-orang murtad” sambil lari mendekat ke markas. Kemudian, dia meledakkan bom yang ada di badannya.
“Banyak korban berjatuhan, baik terbunuh maupun luka-luka,” ujarnya.
Abu Hasan menambahkan, pada hari itu dijadwalkan ada pertemuan antara komandan lapangan dan komandan senior Ahrar. Pertemuan itu membahas rencana serangan militer di front Sahlu Al-Ghab.
Sementara itu, masih terjadi simpang siur jumlah korban terbunuh akibat serangan itu. Beberapa media menyebutkan tiga pejuang dan lainnya menyebutkan enam pejuang. Namun, mereka menegaskan termasuk dari korban, komandan lapangan Ahrar Al-Syam untuk operasi di Sahlu Al-Ghab, Muhammad Hamid yang dikenal dengan Abu Ahmad.
Banyak pihak meyakini serangan ini dilakukan oleh anggota Daulah Islamiyah (ISIS). Pasalnya, serangan ini terjadi setelah ISIS mengutuk sikap Ahrar Al-Syam yang mendukung Turki membangun zona aman di Aleppo yang dianggap merugikan ISIS.
Ahrar Al-Syam dan faksi-faksi mujahidin lainnya yang tergabung dalam koalisi Jaisyul Fath tengah fokus menghadapi pertempuran di Shalu Al-Ghab, yang bersebelahan dengan provinsi Latakia. Mujahidin meraih banyak kemenangan dalam pertempuran itu. Bahkan, pertempuran itu berhasil menekan rezim untuk mengurangi serangan di wilayah lain.
Sumber: Ara News, eldorar
Menurut portal berita ARA News, penyerang meledakkan bom rompi yang dipakainya setelah mobil yang dikendarainya gagal mendekati markas Ahrar Al-Syam. Dia keluar dari mobil dan meledakkan diri di kompleks markas.
Abu Hasan Tavtaz, salah satu pejuang Ahrar Al-Syam, menuturkan serangan itu terjadi setelah para pejuang melaksanakan shalat Dhuhur. Penyerang memanfaatkan kumpulan pejuang yang selesai dari masjid untuk meledakkan bom yang dibawanya.
Sementara itu, portal berita yang fokus melaporkan perkembangan revolusi Suriah, Eldorar, menyebutkan serangan itu terjadi ketika pejuang bersiap melaksanakan shalat Dhuhur berjamaah.
Menurut keterangan Abu Hasan, penyerang berteriak “kami telah datang kepada kalian wahai orang-orang murtad” sambil lari mendekat ke markas. Kemudian, dia meledakkan bom yang ada di badannya.
“Banyak korban berjatuhan, baik terbunuh maupun luka-luka,” ujarnya.
Abu Hasan menambahkan, pada hari itu dijadwalkan ada pertemuan antara komandan lapangan dan komandan senior Ahrar. Pertemuan itu membahas rencana serangan militer di front Sahlu Al-Ghab.
Sementara itu, masih terjadi simpang siur jumlah korban terbunuh akibat serangan itu. Beberapa media menyebutkan tiga pejuang dan lainnya menyebutkan enam pejuang. Namun, mereka menegaskan termasuk dari korban, komandan lapangan Ahrar Al-Syam untuk operasi di Sahlu Al-Ghab, Muhammad Hamid yang dikenal dengan Abu Ahmad.
Banyak pihak meyakini serangan ini dilakukan oleh anggota Daulah Islamiyah (ISIS). Pasalnya, serangan ini terjadi setelah ISIS mengutuk sikap Ahrar Al-Syam yang mendukung Turki membangun zona aman di Aleppo yang dianggap merugikan ISIS.
Ahrar Al-Syam dan faksi-faksi mujahidin lainnya yang tergabung dalam koalisi Jaisyul Fath tengah fokus menghadapi pertempuran di Shalu Al-Ghab, yang bersebelahan dengan provinsi Latakia. Mujahidin meraih banyak kemenangan dalam pertempuran itu. Bahkan, pertempuran itu berhasil menekan rezim untuk mengurangi serangan di wilayah lain.
Sumber: Ara News, eldorar