Arrahmah.Com |
- Pasukan Zionis kembali menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Dahmash
- Pasangan pengantin baru di Turki menghabiskan hari pernikahan mereka untuk memberi makan 4.000 pengungsi Suriah
- Ethiopia penjarakan aktivis muslim dan jurnalis hingga 22 tahun
- Mujahidin Jabhah Nushrah menangkap lima tentara khusus yang dilatih AS
- Ukraina akan membentuk unit militer Muslim Tatar Krimea
- Bertemu pemimpin Tatar Krimea, Erdogan: Turki tidak akan pernah mengakui aneksasi Krimea oleh Rusia
- Arrahmah Channel : Menguatkan Persaudaraan atas Dasar Islam dan Iman | Ustadz KH. Farid Ahmad Okbah
- Gagal membakar rumah warga Palestina, ektrimis Yahudi menghancurkan lahan pertanian
- Dua penentang rezim Mesir meninggal dunia di dalam penjara
- Komandan Mujahidin Suriah bersumpah akan melancarkan lebih banyak serangan misil terhadap pasukan rezim Assad di Qardaha
Pasukan Zionis kembali menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Dahmash Posted: 04 Aug 2015 04:30 PM PDT DAHMASH (Arrahmah.com) - Pasukan pendudukan "Israel" pada Selasa (4/8/2015) pagi menghancurkan tiga rumah warga Palestina di kota Dahmash menggunakan buldoser, di bawah dalih bangunan tersebut didirikan tanpa izin. Rumah yang menjadi target adalah milik keluarga Assaf dan pernah dihancurkan pada 15 April tahun ini, namun dibangun kembali oleh warga desa, seperti dilansir IMEMC. Dahmash merupakan rumah bagi 700 warga Palestina. Warga Palestina yang saat ini tinggal di Dahmash awalnya adalah pengungsi yang melarikan diri dari rumah mereka di tahun 1948 saat pasukan Zionis secara paksa mengusir lebih dari 800 ribu warga Palestina dari rumah mereka. Mereka menolak pergi dari Palestina dan memilih Dahmash menjadi rumah mereka. "Israel" tidak mempedulikan adanya gelombang panas di negara tersebut saat ini, mereka tetap menghancurkan rumah-rumah milik warga Palestina dan meninggalkan orang-orang di dalamnya menderita di tempat terbuka. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Posted: 04 Aug 2015 04:00 PM PDT KILIS (Arrahmah.com) - Pasangan pengantin baru Turki memutuskan untuk berbagi sukacita mereka di hari pernikahan mereka dengan mengundang 4.000 pengungsi Suriah untuk makan dan merayakan pesta pernikahan di kota Kilis. Fethullah Üzümcüoğlu dan Esra Polat yang menikah di provinsi yang berdekatan dengan perbatasan Suriah pada pekan lalu, mengundang beberapa pengungsi yang melarikan diri ke negara tersebut sejak perang dimulai di Suriah empat tahun lalu. Turki menyambut hampir dua juta pengungsi Suriah dan di Kilis terdapat 4.000 pengungsi di mana sebuah badan amal Turki Kimse Yok Mu bertanggung jawab untuk menyediakan makanan bagi mereka, lansir Telegraph pada Selasa (4/8/2015). Total terdapat 4 juta pengungsi Suriah yang melarikan diri dari Suriah, menurut laporan PBB pada bulan lalu. Hampir delapan juta orang menjadi pengungsi di dalam negeri. Ide untuk berbagi hari spesial dengan mereka yang kurang beruntung berasal dari ayah mempelai pria, Ali Üzümcüoğlu. Ia mengatakan kepada surat kabar Serhat Kilis bahwa ia berharap orang lain akan melakukan hal yang sama dan berbagi perayaan pernikahan dengan saudara-saudara mereka dari Suriah. "Kami pikir bahwa pada hari yang bahagia ini kami akan berbagi pesta pernikahan dengan saudara-saudara kami dari Suriah. Kami pikir ini yang terbaik yang dilakukan bersama Kimse Yok Mu yang bisa memberikan sebuah truk. In syaa Allah, ini akan menggerakkan orang lain melakukan hal yang sama dan memberikan makanan untuk saudara-saudara Suriah kita. Bagi kami, ini adalah malam pernikahan yang menarik." Sang ayah juga mengatakan ia senang pasangan pengantin memulai kehidupan baru mereka dengan melakukan tindakan tanpa pamrih seperti itu. Tamu pernikahan berbagi makanan dengan menggunakan truk dan yang menyediakan makanan termasuk pasangan pengantin itu sendiri. Hatice Avci, juru bicara Kimse Yok Mu mengatakan kepada i100.co.uk bahwa pasangan pengantin ini mengumpulkan uang yang mereka terima dari keluarga mereka untuk menjadi tuan rumah pesta dengan para pengungsi yang tinggal di dalam dan sekitar kota. Pasangan pengantin tersebut mengatakan betapa bahagianya mereka bisa berbagi makanan dengan mereka yang membutuhkan. Pengantin pria mengatakan ia merasakan sesuatu yang hebat karena bisa membuat orang lain bahagia. "Melihat kebahagiaan di mata anak-anak pengungsi Suriah tak ternilai harganya. Kami memulai perjalanan kami menuju kebahagiaan dengan membuat orang lain bahagia dan itu perasaan yang sangat hebat," katanya. Dan ayahnya mungkin akan meraih keinginannya karena teman-teman putranya mengatakan bahwa mereka begitu terinsipirasi dan mereka berharap bisa melakukan hal yang sama selama perayaan hari pernikahan mereka. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Ethiopia penjarakan aktivis muslim dan jurnalis hingga 22 tahun Posted: 04 Aug 2015 06:29 AM PDT ADDIS ABABA (Arrahmah.com) - Pengadilan Ethiopia, pada Senin (3/8/2015), menjatuhi hukuman penjara kepada empat pemimpin dari kelompok Muslim lokal, jurnalis dan 13 lainnya atas tuduhan "hasutan" dan "terorisme", sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency. Semua dari mereka yang dihukum, dan telah berada dalam tahanan polisi selama tiga tahun terakhir, adalah Muslim. Semua dari mereka dihukum dalam sidang yang diselenggarakan awal bulan lalu. Uztadz Abubakar Ahmad, Ahmadin Jabal, Yasin Nuru dan Kamil Shamsu - semuanya adalah anggota Komite Arbitrase Muslim Ethiopia - masing-masing dijatuhi hukuman 22 tahun penjara atas tuduhan "telah memainkan peran utama dalam terorisme dan hasutan." Komite Arbitrase Muslim ini awalnya dibentuk untuk membantu menyelesaikan perbedaan antara pemerintah dan komunitas Muslim Ethiopia yang cukup besar. Lima terdakwa lainnya dijatuhi hukuman 18 tahun, lima orang lainnya dijatuhi hukuman 15 tahun, dan empat sisanya - termasuk seorang wartawan – dijatuhi hukuman selama tujuh tahun. Semua dari mereka ditahan pada akhir 2012 di bawah undang-undang anti-terorisme. (ameera/arrahmah.com) |
Mujahidin Jabhah Nushrah menangkap lima tentara khusus yang dilatih AS Posted: 04 Aug 2015 05:42 AM PDT IDLIB (Arrahmah.com) - Mujahidin Jabhah Nushrah menawan setidaknya lima militan bayaran yang dilatih oleh Amerika Serikat dalam penggerebekan di desa di barat laut Suriah pada Senin (3/8/2015) malam, ujar laporan kelompok pemantau. "Antara Senin dan Selasa, Jabhah Nushrah menangkap sedikitnya lima pemberontak dari Divisi 30 di desa Qah, dekat perbatasan Turki," ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) seperti dilansir AFP. Menurut Direktur SOHR, Rami Abdel Rahman, Jabhah Nushrah telah menangkap 8 orang lainnya pada akhir pekan lalu. Rami Abdel Rahman menambahkan bahwa Jabhah Nushrah telah memburu militan yang didukung oleh AS di provinsi Idlib di mana desa Qah terletak dan provinsi Aleppo. Sebuah unit khusus berisi 54 militan bayaran yang terlatih dan dilengkapi oleh Pentagon telah dimasukkan ke provinsi Aleppo pada pertengahan Juli lalu sebagai bagian dari rencana AS untuk menempa kekuatan kelompok moderat. Unit ini mendapat serangan dari Mujahidin Jabhah Nushrah. Pada Jum'at (31/7), Mujahidin Jabhah Nushrah dilaporkan telah menyerang markas Divisi 30 di provinsi Aleppo. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Ukraina akan membentuk unit militer Muslim Tatar Krimea Posted: 04 Aug 2015 04:00 AM PDT ANKARA (Arrahmah.com) - Mustafa Abdülcemil Kırımoğlu, pemimpin Tata Krimea, mengatakan bahwa Ukraina telah berencana untuk membangun pasukan Muslim, IB Times melaporkan, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Selasa (4/8/2015). Pasukan itu akan ditempatkan di wilayah Kherson di perbatasan Krimea dan akan memantau transportasi barang dan orang antara Ukraina dan semenanjung itu, ungkap Kırımoğlu, saat berbicara di Kongres Tatar Dunia. Kırımoğlu bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah menghadiri Kongres Krimea Dunia Kedua, yang diselenggarakan di Ankara dari 31 Juli sampai 2 Agustus. "Sayangnya sepanjang sejarah, hak rakyat Tatar Krimea untuk hidup bermartabat di tanah air mereka sendiri telah dirusak oleh deportasi kolektif dan represi. Hari ini kita menyaksikan aneksasi ilegal Krimea dan kejadian lainnya yang patut disesalkan," kata Presiden Turki Recep Erdogan setelah bertemu dengan pemimpin Tatar Krimea dalam akhir pekan Selama pertemuan itu, Tatar Krimea juga menyerukan semua langkah yang diperlukan, untuk membawa kembali Krimea ke Ukraina, berikut pengambilalihan semenanjung itu yang dianeksasi oleh Rusia tahun lalu. Tatar Krimea sebelumnya telah terlibat dalam pertempuran melawan Rusia selama aksi saling serang dan tembak-menembak di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina. Kırımoğlu mengatakan bahwa sebuah Republik Tatar Krimea akan dibentuk. Dia juga menyerukan kepada orang-orang Krimea untuk berperan aktif dalam politik Ukraina. Dia menyatakan harapannya terkait dengan tawaran ini. Batalion Muslim itu merupakan bagian dari hubungan yang berkembang antara Tatar Krimea dan Ukraina dan akan melaporkan kepada Departemen Pertahanan Ukraina, kata Kırımoğlu. Tatar Krimea merupakan etnis Turki dan kelompok minoritas Muslim yang telah menghadapi puluhan tahun penindasan agama dan politik di bawah kekuasaan Rusia. Diperkirakan 10.000 Tatar Krimea telah meninggalkan Krimea sejak aneksasi Rusia pada Maret 2014. Ada sekitar 300.000 Tatar Krimea yang masih tinggal di Krimea. (ameera/arrahmah.com) |
Bertemu pemimpin Tatar Krimea, Erdogan: Turki tidak akan pernah mengakui aneksasi Krimea oleh Rusia Posted: 04 Aug 2015 03:00 AM PDT ANKARA (Arrahmah.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengadakan pertemuan dengan para pemimpin orang tara Krimea. Penerimaan Mustafa Dzhemilev (Kırımoğlu) dan Refat Chubarov berlangsung di level tertinggi, menurut laman media sosial Crimean Tatar Mejlis, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Selasa (4/8/2015). Erdogan meyakinkan Muslim Tatar Krimea bahwa negaranya tidak akan pernah mengakui aneksasi Krimea oleh Rusia. Dia juga berjanji akan melakukan segala kemungkinan untuk melindungi hak-hak masyarakat penduduk asli di wilayah semenanjung yang diduduki itu. Untuk memerangi penindasan yang dialami oleh Tatar Krimea, pemimpin Turki itu mengadakan pembicaraan dengan semua pihak terkait konflik ini. Dia mencoba untuk mencapai pemahaman untuk mengakhiri penganiayaan yang dialami oleh penduduk asli krimea. Sehari sebelum Kongres Dunia Tatar Krimea berakhir di Ankara, lima ratus delegasi dari seluruh dunia berkumpul di Turki, meskipun perwakilan dari Majelis Tatar Krimea yang tinggal di Krimea tidak bisa hadir karena hambatan dari pihak keamanan Rusia. Tatar Krimea adalah penduduk asli Muslim Krimea yang sejarahnya berawal sejak berabad-abad yang lalu. Kekuatan dan wibawa bangsa Muslim Tatar Krimea mencapai puncaknya sebagai Khanate Krimea yang independen, yang muncul pada paruh pertama abad ke-15 dan terus berlangsung sampai 1783. Selama lebih dari 300 tahun itu, ia menjadi kekuatan utama dan memainkan peran penting dalam internasional, maupun hubungan politik dan militer di seluruh Eurasia. Khanate Krimea memainkan peran yang tak ternilai harganya dalam menyebarluaskan Islam. Sebagian besar penduduk Muslim Tatar Krimea telah menentang aneksasi Krimea oleh Rusia, karena takut terulangnya peristiwa di tahun 1944 ketika mereka benar-benar diusir sebagai bagian dari kebijakan mantan diktator Soviet, Josef Stalin. Mereka secara bertahap mulai kembali pada awal 1990-an setelah jatuhnya Uni Soviet, tetapi masih hidup sebagai kelompok minoritas di tanah air mereka karena mereka mengungsi setelah diusir oleh etnis pemukim Rusia yang didatangkan dikemudian hari. Sejak aneksasi itu tahun 2014, Rusia telah memberikan kewarganegaraan Rusia kepada orang-orang Krimea sebagai pengganti kewarganegaraan Ukraina. Tatar Krimea, yang telah berkampanye untuk menolak kewarganegaraan Rusia, menuntut untuk tetap sebagai warga negara Ukraina, tetapi akan menjadi orang-orang asing di tanah air mereka sendiri (ameera/arrahmah.com) |
Arrahmah Channel : Menguatkan Persaudaraan atas Dasar Islam dan Iman | Ustadz KH. Farid Ahmad Okbah Posted: 04 Aug 2015 01:51 AM PDT (Arrahmah.com) - Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ "Hanya orang-orang mukminlah yang bersaudara. Wahai orang-orang mukmin, hendaklah kalian damaikan saudara-saudara kalian yang berselisih. Taatlah kepada Allah. Mudah-mudahan kalian diberi rahmat." [Al-Hujuraat, 49: 10] =================== Lihat Online di facebook Video : http://on.fb.me/1Hnh9FT Find Us: Arrahmah Channel On Facebook: Arrahmah Channel On Twitter: Arrahmah Channel On Instagram: (arrahmah Channel/arrahmah.com) |
Gagal membakar rumah warga Palestina, ektrimis Yahudi menghancurkan lahan pertanian Posted: 04 Aug 2015 01:30 AM PDT RAMALLAH (Arrahmah.com) - Pemukim ilegal ekstrimis Yahudi telah membakar puluhan pohon zaitun, ladang dan lahan pertanian milik warga Palestina pada Ahad (2/8/2015) setelah mereka gagal untuk membakar dan menghancurkan sebuah rumah milik warga Palestina. Serangan itu terjadi di desa El-Mughier, timur Ramallah, wilayah Tepi Barat yang diduduki. Saksi mata mengatakan kepada Quds Press bahwa sekelompok pemukim ilegal ekstrimis Yahudi datang dari salah satu pemukiman ilegal di dekat desa dan mencoba membakar rumah milik warga Palestina. Mereka melarikan diri ketika mereka terlihat oleh penduduk setempat. "Sementara mereka tengah dikejar oleh warga desa, pasukan pendudukan 'Israel' datang dan mulai menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk mengamankan pemukim Yahudi," ujar saksi mata seperti dilansir MEMO pada Senin (3/8). Sumber yang sama mengatakan bahwa para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi mengambil keuntungan dari bentrokan yang pecah antara pemuda setempat dengan pasukan pendudukan dan mulai membakar puluhan pohon zaitun di Al-Rufid. "Lebih dari 50 pohon zaitun dibakar," ungkapnya. Sementara itu, pasukan pendudukan menyerang dan memukuli tiga pemuda Palestina dari Al-Mughier sebelum menangkap mereka dan membawa ke lokasi yang tidak diketahui. Sejumlah warga mengalami luka dalam bentrokan tersebut, mereka juga menderita gangguan pernafasan karena semprotas gas air mata. Tepi Barat berada dalam ketegangan tinggi setelah pemukim ilegal ekstrimis Yahudi membakar seorang bayi, Ali Dawabsheh hingga meninggal dunia dalam serangan brutal di dekat Nablus pada pekan lalu. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Dua penentang rezim Mesir meninggal dunia di dalam penjara Posted: 04 Aug 2015 01:00 AM PDT KAIRO (Arrahmah.com) - Dua penentang rezim Mesir telah dilaporkan meninggal dunia di dalam penjara akibat dari kelalaian medis, menyusul serentetan kematian di dalam penjara setelah junta militer berkuasa di Mesir, seperti dilaporkan MEMO pada Ahad 92/8/2015). Syaikh Ezzat Al-Salamouni, pemimpin kelompok Gamaa Islamiya Mesir, dilaporkan meninggal dunia di sebuah rumah sakit penjara, menurut pernyataan kelompok tersebut. Sumber Gamaa Islamiya mengatakan bahwa Al-Salamouni yang dipenjara karena tuduhan telah melakukan tindakan "kekerasan", telah meninggal dunia akibat dari kelalaian medis yang dilakukan oleh otoritas. Tahanan kedua bernama Ahmed Hussein Ghozlan, juga meninggal dunia karena kelalaian medis di sebuah penjara di provinsi Behira. Ghozlan (52), dipenjara atas tuduhan terkait dengan Ikhwanul Muslimin, organisasi Islam yang saat ini dilarang dan dinyatakan sebagai organisasi "teroris" sejak akhir 2013. Belum ada komentar oleh rezim Mesir terkait laporan kematian ini. Menurut laporan Human Rights Watch, sedikitnya 95 tahanan telah meninggal dunia di dalam penjara Mesir pada tahun 2014, naik 40 persen dari tahun sebelumnya. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Posted: 04 Aug 2015 12:30 AM PDT LATTAKIA (Arrahmah.com) - Seorang Mujahid asal Saudi yang menjadi komandan di provinsi Lattakia, tanah leluhur keluarga Assad, mengatakan akan melancarkan lebih banyak serangan roket di kota Qardaha saat tentara rezim Nushairiyah memperluas Abdullah Al-Muhaysini, mengatakan kepada Zaman Alwasl bahwa kampung halaman Assad, Qardaha dan desa-desa di dekatnya akan diguncang oleh roket dan misil Jaisyul Fath saat Hizbus syaiton ("Hizbullah"-red) melanjutkan ofensinya di kota Zabadani, barat Damaskus. Al-Muhaysini mengatakan: "Hari-hari berikutnya akan lebih pahit dan lebih tangguh karena saudara-saudara kalian telah mempersiapkan diri untuk menghancurkan desa-desa Alawiyah," seperti dilansir Zaman Alwasl pada Senin (3/8/2015). Sumber lokal mengatakan kepada Zaman Alwasl bahwa 8 tentara rezim terluka dalam serangan misil di kawasan Al-Elliya di Qardaha pada Ahad (2/8) Qardaha merupakan kampung halaman keluarga Assad yang memerintah Suriah sejak tahun 1970, kota ini merupakan pemasok utama untuk milisi Syiah Shabiha. Desa di pegunungan yang menghadap kota pesisir Lattakia, diyakini sebagai benteng terakhir bagi keluarga Assad. Pekan lalu, pasukan rezim nushairiyah mengklaim telah meningkatkan serangan udara dan merebut kembali desa-desa dalam serangan terbaru di Lattakia. Namun aktivis Suriah mengatakan misi utama Assad saat ini adalah membangun kembali kepercayaan loyalisnya. Pemboman udara telah meningkat tajam dalam upaya untuk memotong jalur pasokan pejuang Suriah di dekat perbatasan Turki. (haninmazaya/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |