Arrahmah.Com |
- Pesawat militer rezim Mesir terjatuh di dekat perbatasan Libya, empat orang tewas
- Serangan Houtsi kembali menewaskan warga sipil Yaman
- Presiden Nigeria berikan waktu tiga bulan kepada pemimpin militer baru untuk mengalahkan Boko Haram
- Amir Al-Qaeda Syaikh Aiman Az-Zhawahiri umumkan baiat pada Amirul Mukminin Mullah Muhammad Akhtar Mansur
- Bagaimana Muslim Uighur Cina bertahan hidup di Pakistan
- Hormat bendera dalam tinjauan hukum dan sejarah
- Aparat Densus 88 disuruh cicipi susu bubuk barang bukti terorisme
- Maasyaa Allah, Imam muda Masjid di Yordania tetap tilawah Qur'an meski sedang koma
- Ribuan warga Bojonegoro apel siaga dan ikrar anti komunisme
- Warga sipil terbunuh dalam serangan udara pengecut oleh pasukan teroris AS di gudang senjata milik pejuang Suriah
Pesawat militer rezim Mesir terjatuh di dekat perbatasan Libya, empat orang tewas Posted: 13 Aug 2015 05:00 PM PDT MARSA MATROUH (Arrahmah.com) - Sebuah pesawat militer Mesir jatuh di dekat perbatasan Libya saat melakukan misi melawan pejuang Islam di dekat perbatasan Libya pada Kamis (13/8/2015), menewaskan empat orang dan melukai dua lainnya, ujar pernyataan militer junta Mesir. Pernyataan militer menyatakan bahwa pesawat tersebut terjatuh di kota pesisir Mediterania, Marsa Matrouh karena mengalami "kesalahan teknis". Tidak jelas apakah semua korban tewas dan terluka adalah penumpang pesawat, seperti dilaporkan Reuters. "Tentara Mesir dan angkatan udaranya sedang melakukan operasi bersama melawan 'militan' Islam di wilayah perbatasan dan berhasil menghancurkan empat kendaraan mereka," klaim juru bicara militer junta Mesir. Mesir menghadapi perlawanan yang terus meningkat di wilayah Semenanjung Sinai yang menewaskan ratusan polisi dan tentara sejak militer melakukan kudeta dan menggulingkan Muhammad Mursi pada Juli 2013 silam. Para pejabat keamanan Mesir mengatakan bahwa "militan" yang beroperasi di Libya sebelah barat Mesir, tengah berupaya menjalin hubungan dengan "militan" di Semenanjung Sinai. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Serangan Houtsi kembali menewaskan warga sipil Yaman Posted: 13 Aug 2015 04:30 PM PDT TAIZ (Arrahmah.com) - Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah meluncurkan serangan udara intensif di kamp brigade 55 di Ibb, menargetkan lokasi-lokasi penyimpanan senjata milisi Syiah Houtsi. Sebelumnya, pejabat medis Yaman mengatakan tembakan mortir oleh milisi Houtsi telah membunuh enam warga sipil di kota Taiz, kota terbesar ketiga di Yaman. Para pejabat keamanan yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan penembakan pada Kamis (13/8/2015) datang saat bala bantuan tiba unuk membantu milisi Syiah mempertahankan cengkeraman mereka di kota Taiz, seperti dilansir Al Arabiya. Sumber menambahkan bahwa milisi Syiah yang telah mundur dari wilayah selatan, di mana pasukan pro-pemerintah Hadi yang mendapat dukungan dari koalisi Arab Saudi telah mengalami kemajuan dalam beberapa pekan terakhir, telah bergabung dengan pertempuran untuk mempertahankan Taiz. Juga terdapat laporan mengenai serangan udara dan pertempuran di darat di dekat ibukota Sana'a, namun tidak ada rincian mengenai laporan ini. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Presiden Nigeria berikan waktu tiga bulan kepada pemimpin militer baru untuk mengalahkan Boko Haram Posted: 13 Aug 2015 04:00 PM PDT ABUJA (Arrahmah.com) - Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari memberikan tenggat waktu tiga bulan untuk pemimpin militer baru Nigeria untuk mengalahkan kelompok pejuang Islam yang dikenal dengan nama Boko Haram, lansir BBC pada Kamis (13/8/2015). Dia memberi perintah pada upacara pengambilan sumpah untuk komandan militer yang dia tunjuk bulan lalu. Ketika Buhari menjabat sebagai presiden pada Mei lalu, ia bersumpah akan mengatasi konflik yang telah berlangsung selama enam tahun antara militer Nigeria dengan pejuang Boko Haram. Dia telah membuat pasukan asing yang disebar di Nigeria mencapai angka 8.700 personil sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi konflik. Menurut laporan Amnesti Internasional, sedikitnya 17.000 orang telah tewas sejak Boko Haram meluncurkan serangan di utara Nigeria pada 2009, mereka berupaya menggulingkan pemerintahan Nigeria untuk diganti dengan Syariah Islam. Meskipun militer Nigeria mengklaim telah mengalami kemajuan, namun serangan-serangan Boko Haram masih cukup kuat sejak Buhari menjabat. Presiden Buhari yang merupakan mantan jenderal militer, menegaskan bahwa para pemimpin militer baru diharapkan akan bekerja sama dengan negara tetangga Chad, Kamerun dan Niger dalam memerangi Boko Haram. Dia akan memberikan pasukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai "prestasi". Meskipun laporan-laporan dari kelompok hak asasi manusia mengungkapkan buruknya moral tentara Nigeria. Membunuh warga sipil tak bersalah, memperkosa dan kejahatan lainnya pernah dilakukan oleh tentara Nigeria selama mereka meluncurkan operasi militer melawan pejuang Boko Haram. "Secara khusus, kalian harus melindungi warga sipil tak berdosa dan menghormati hak-hak kombatan," klaimnya. Sebelumnya, AS telah menolak untuk menjual senjata ke Nigeria, mengutip pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di sana. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Posted: 13 Aug 2015 08:00 AM PDT (Arrahmah.com) - Amir Al-Qaeda, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri telah berbaiat kepada pemimpin baru Imarah Islam Afghanistan (IIA), Mullah Muhammad Akhtar Mansur, dalam pernyataan audio yang dirilis pada Kamis (13/8/2015), sebagaimana baiatnya kepada Amirul Mukminin terdahulu, Mullah Muhammad Umar Mujahid, rahimahullah. Dalam pernyataannya, senada dengan baiat yang pernah dinyatakan oleh Amir Al-Qaeda terdahulu, Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, terhadap Amirul Mukminin Mullah Umar, Syaikh Aiman mengatakan: "Kami menyatakan baiat kami kepada pemimpin kita, pemimpin umat, Mullah Muhammad Akhtar Mansur, semoga Allah melindunginya". Segenap kaum muslimin dan mujahidin di seluruh dunia telah begitu kehilangan atas kepergian Sang Amirul Mukminin, Mullah Muhammad Umar Mujahid, yang di bawah kepemimpinannya, mujahidin bersatu membela dien yang mulia dan bersama melawan kekuatan musuh penindas kaum muslimin. Sejumlah cabang Al-Qaeda di beberapa wilayah pun turut menyampaikan ucapan belasungkawa atas kepergian Sang Amirul Mukminin, rahimahullah. Sementara itu, di tengah kabar diangkatnya Mullah Mansur sebagai pengganti Mullah Umar, rahimahullah, ada sejumlah pihak yang malah mengklaim bahwa kepergian Sang Amirul Mukminin sebagai akhir dari Imarah Islam Afghanistan, dan bahwa baiat kaum Muslimin harus beralih pada "Khalifah" kelompok yang mengklaim diri sebagai "Daulah Islam" atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS. Pernyataan baiat Amir Al-Qaeda terhadap Mullah Akhtar Mansur ini menjawab sejumlah keraguan yang menyatakan bahwa baiat Syaikh Aiman terhadap Amirul Mukminin telah terputus selepas kepergian Mullah Umar, rahimahullah. Mullah Mansur sebelumnya adalah seorang wakil pemimpin karismatik Mullah Umar, rahimahullah. Ia diyakini berusia empat puluh tahunan dan berasal dari Afghanistan selatan. Ia dianggap sebagai pemimpin yang paling tepat untuk memimpin IIA, atau yang lebih dikenal sebagai Taliban, setelah konfirmasi kabar wafatnya Mullah Umar. Dalam pesan audionya yang berdurasi 33 menit dan dirilis pada 1 Agustus lalu, Mullah Mansur berjanji untuk mengikuti jejak dan meneladani Mullah Umar. "Kita tidak harus berkonsentrasi pada pembicaraan damai atau apapun yang berhubungan dengan itu. Kita harus fokus pada pelaksanaan syariah Islam," katanya. "Kita harus menjaga persatuan kita, kita harus bersatu, musuh kita akan bergembira jika kita berpecah belah." "Ini adalah sebuah tanggung jawab yang besar bagi kita. Ini bukan pekerjaan satu, dua atau tiga orang. Ini semua tanggung jawab kita untuk melanjutkan jihad sampai kita mendirikan Daulah Islam." Ia melanjutkan: "Kita harus melanjutkan jihad kita, kita tidak boleh saling mencurigai satu sama lain. Kita harus saling menerima satu sama lain. "Apapun yang terjadi kita harus mematuhi hukum Syariah, apakah itu dalam jihad, atau pembicaraan, atau undangan lainnya." Sebelumnya, dalam beberapa pekan terakhir, kaum Muslimin tengah bergembira atas keberhasilan Mujahidin IIA yang telah meningkatkan serangan terhadap musuh di seluruh negeri dan mengambil lebih banyak kendali wilayah di seluruh Afghanistan. Di tengah kabar gembira ini, kabar duka menyapa kaum Muslimin. Zabihullah Mujahid, juru bicara IIA, atau yang lebih dikenal sebagai Taliban, mengonfirmasi kabar wafatnya Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar Mujahid, rahimahullah. Laporan wafatnya Mullah Umar pun mencuat di sejumlah media seluruh dunia selama beberapa hari terakhir dengan klaim yang dihembuskan pemerintah boneka Afghanistan bahwa Mullah Umar telah meninggal dunia sejak April 2013 lalu. Namun IIA tidak memberikan rincian kapan dan di mana Mullah Umar meninggal dunia. Pernyataan yang dikeluarkan oleh Zabiullah Mujahid menyatakan bahwa Mullah Umar menderita penyakit sejak lama dan keadaannya memburuk dua pekan terakhir sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Pesan tersebut juga mengatakan bahwa Mullah Umar tidak pernah meninggalkan Afghanistan satu hari pun selama 14 tahun sejak 11 September 2001 lalu. (aliakram/arrahmah.com) |
Bagaimana Muslim Uighur Cina bertahan hidup di Pakistan Posted: 13 Aug 2015 06:35 AM PDT Insa Khan baru berusia beberapa tahun ketika ia meninggalkan Xinjiang. Perjalanannya bersama orang tuanya pada tahun 1949 itu menjadi kenangan yang mendalam baginya. Pejalanan itu berlangsung sekitar 50 hari dengan berjalan kaki melewati pegunungan yang tertutup salju bersama keledai-keledai yang membawa barang-barang mereka. "Orang tua saya memutuskan untuk meninggalkan Kashgar setelah Xinjiang resmi menjadi bagian dari komunis Cina," katanya. "Saya masih terlalu muda untuk memahami politik pada waktu itu," tambahnya, sambil menyediakan teh dengan cara tradisional Uighur, di mana semua orang duduk di atas tikar di dapur. Insa kini berusia 71 tahun dan telah menghabiskan sebagian besar hidupnya tinggal di Gilgit di utara Pakistan. Sebagai seorang Muslim, ia memiliki kebebasan beragama. Dan karena hubungan yang kuat antara Cina dan Pakistan, ia juga bisa mengunjungi kerabat di otonomi Cina provinsi Xinjiang. Tapi ia tidak pernah berpikir untuk kembali ke negeri asalnya. "Tempat ini adalah rumah saya sekarang dan identitas saya," kata Insa Khan. "Haruskah saya kembali?" Meski demikian, ia masih merasa sebagai pendatang di negara barunya, lansir BBC pada Selasa (12/8/2015). Sambil minum teh, ia memberitahu jurnalis BBC yang mengunjungi mereka bahwa beberapa orang telah secara ilegal menduduki tanahnya. "Mereka orang Pakistan dan saya adalah seorang imigran jadi saya tidak menghubungi polisi atau mengajukan keluhan di pengadilan," kata wanita yang istiqamah menghijabi wajahnya itu. "Saya sendirian jadi saya tidak bisa mengambil risiko perselisihan dengan siapa pun di sini," tambahnya. Insa adalah salah satu dari ribuan Muslim Uighur yang tinggal di Gilgit. Masyarakatnya adalah campuran dari beberapa generasi. Sejumlah orang meninggalkan Xinjiang dan kota Kashgar yang perdagangannya berkembang pada tahun 1949, sementara yang lainnya menyusul. . Mereka semua mengatakan mereka terpaksa pergi karena mereka menjadi korban penindasan budaya dan agama di Cina. Cina mengklaim proyek pembangunannya telah membawa kemakmuran bagi kota-kota besar Xinjiang. Namun, pembangunan di Xinjiang berada di bawah kontrol dan kepemilikan pemerintah, dan Muslim Uighur mengalami berbagai pembatasan yang mencegah mereka merayakan ibadah dan ritual Muslim mereka. Abdul Aziz juga berada di antara mereka yang melakukan perjalanan gelombang pertama untuk meninggalkan Xinjiang. Meskipun saat ini sudah berusia 70-an, ia masih bekerja menjual selimut dan kasur Kashgari tradisional dari dua tokonya di jalan bandara yang sibuk di Gilgit. Kakeknya dulu adalah seorang pedagang yang melakukan perjalanan antara Gilgit dan Kashgar pada tahun 1940-an. Sambil duduk di sebuah bangku kecil, Abdul Aziz merenung selama beberapa saat sebelum menceritakan kisah migrasinya. "Itu adalah perjalanan yang sangat sulit," katanya. "Kami selama berminggu-minggu ada di pegunungan sebelum kami tiba di sini." "Ketika Mao Zedong mengambil alih kekuasaan dan Xinjiang menjadi bagian dari kerajaannya, mereka menutup semua perbatasan, dan warga Uighur yang berada di sini tidak bisa kembali ke rumah." "Jadi kakek saya meminta seluruh keluarga untuk meninggalkan Kashgar dan bermigrasi ke Gilgit," tambahnya. Dia sekarang membesarkan generasi keempat dari keluarganya di Pakistan, meskipun dia sedikit khawatir tentang pengetahuan bahasa Uighur dan budaya Kashgari mereka yang terkikis. Tapi ia merasa diterima di komunitas Gilgit lokal. "Orang-orang di sini tidak pernah membuat kami merasa seperti orang asing," kata Abdul. "Bisnis saya lancar dan keluarga saya bahagia, jadi apa lagi yang saya harapkan?" dia menambahkan. Kerusuhan dan ketidakpastian Tapi bagi Abdul Rahman Bukhari, Sekretaris Jenderal Asosiasi Luar Negeri Cina, sebuah badan perwakilan untuk Uighur Pakistan, kerusuhan di Xinjiang tidak pernah berlalu. "Kami tengah berada di lokasi yang sangat sensitif, yaitu pintu gerbang antara Cina dan Pakistan," katanya. "Setiap kali ada masalah di Xinjiang, kami merasakan dampaknya di sini." Cina menyalahkan Gerakan Islam Turkestan Timur atau East Turkestan Islamic Movement (ETIM) untuk serangan di Xinjiang dan tempat lainnya di Cina. Dia mengatakan militan Uighur adalah bagian dari itu. Diyakini pula bahwa gerilyawan ETIM telah berjuang bersama Mujahidin Taliban Pakistan di Waziristan Utara dan Selatan. Bukhari mengatakan Cina ketakutan bahwa Gilgit bisa menjadi pintu gerbang bagi simpatisan ETIM untuk mengirim militan melalui Xinjiang. "Mereka membuat kami berada di bawah pengawasan, bahkan ketika kami memperluas jaringan persahabatan dan memberikan insentif bagi masyarakat," katanya. "Mereka ingin memastikan bahwa orang Uighur Pakistan tidak dapat dimanfaatkan oleh kelompok militan melawan kepentingan Cina." Warga Uighur Pakistan memang dapat memanfaatkan dukungan dari Cina - Beijing yang menawarkan untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka di Pakistan, dan memberi orang-orang pilihan perjalanan gratis ke Xinjiang setiap tahun. Cina juga mendorong warga Uighur Pakistan untuk kembali ke Kashgar dengan menawarkan insentif untuk mendirikan usaha dan membeli rumah. Tapi hampir tak ada seorang pun yang ingin kembali. "Xinjiang jauh lebih berkembang dibandingkan Gilgit sehingga ketika kami pergi ke sana, kadang kami merasa bahwa kami harus kembali ke tempat asal kami," kata Bukhari. "Tapi ketika kami merenunginya, kami menyadari bahwa nenek moyang kami telah membuat pilihan yang tepat karena setidaknya kami memiliki kebebasan beragama di Pakistan." Tetapi kebebasan beragama di Pakistan juga tidak murah, menurut Bukhari. Ia mengatakan bahwa pihak berwenang memastikan bahwa kebebasan beragama mereka itu tidak bertentangan dengan hubungan strategis yang kuat antara Islamabad dan Beijing. "Kami mendengar berita tentang tindakan keras terhadap [Muslim] Uighur di Cina, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa untuk mereka. Kami tak berdaya," kata Bukhari. "Di Pakistan, siapapun dapat mengangkat suara (mereka) untuk Muslim Palestina, Irak dan Afghanistan tapi [Muslim] Uighur tidak bisa memprotes kekejaman Cina terhadap saudara-saudara mereka sebagaimana juga otoritas Pakistan tidak akan membiarkan kami melakukan itu," tambahnya. (banan/arrahmah.com) |
Hormat bendera dalam tinjauan hukum dan sejarah Posted: 13 Aug 2015 05:00 AM PDT Oleh: Helmi Al Djufri, S.Sy.* (Arrahmah.com) - Pertanyaan: Apa hukumnya hormat bendera? Bagaimana asal muasalnya hormat bendera di Indonesia? Jawaban: A. Tinjauan sejarah (dunia & Nusantara) Bendera (vexillod) sudah dikenal sejak zaman Romawi (sebelum kelahiran Nabi Isa 'alaihissalam). Bendera dinaikkan ke tiang (logam/kayu) dengan diiringi lagu kebaktian karya Vergalius sebagai lagu peringatan kepada Jumater (upacara kudus), dgn rasa rendah diri menghormati bendera karena memiliki unsur kepercayaan, yang kemudian penghormatan itu ditambah dengan mengangkat tangan (Tabik, Kerek, sikap hormat) sebagai ajaran dari Inggris. Pada perkembangannya penggunaan Bendera selain untuk ritual juga untuk memberikan informasi & membantu koordinasi militer di medan perang. Para Kasatria membawa bendera untuk membedakan kawan & lawan. Selama abad pertengahan, bendera yang digunakan adalah heraldik; berisi lambang, lencana/perangkat lain untuk identifikasi pribadi. Selama puncak pelayaran dimulai pada awal abad 17 kapal laut biasa memasang bendera kebangsaannya -kemudian menjadi persyaratan hukum pelayaran-, di laut bendera berfungsi untuk mengirim pesan/komunikasi. Penggunaan bendera di luar konteks militer/angkatan laut dimulai saat sentimen nasionalisme pada akhir abad 18, dan selama abad 19 hingga saat ini, setiap negara berdaulat harus memperkenalkan bendera nasionalnya. R.E.Elson dalam .the Idea of Indonesia" menuliskan bahwa di Indonesia, ketika Kongres Perkumpulan Mahasiswa Indonesia di Lunteren-Belanda, agustus 1920 terlihat ada bendera merah-putih bersebelahan dengan bendera biru-merah-putih, begitupun bendera merah-putih berkibar dalam Kongres Pemuda 28/10/1928 (Sumpah Pemuda). Muh. Yamin menelusuri bahwa warna merah-putih sudah ada sejak zaman Majapahit bahkan zaman purba, penafsirannya didasarkan dengan ditemukan pada masyarakat Indonesia kebiasaan tradisional bubur merah dan putih. Dalam Babad Jawa dijelaskan, tahun 1292 bendera merah-putih dikibarkan oleh tentara Jayakatwan ketika melawan kekuasaan Kartanegara dari Singosari. Dalam Kitab Tambo Alam Minangkabau yang disalin tahun 1840 dari kitab yang lebih tua terdapat gambar bendera alam Minangkabau berwarna merah-putih-hitam, yang merupakan peninggalan zaman Kerajaan Melayu-Minangkabau di abad ke-14 ketika Maharaja Adityawarman memerintah. Merah= warna hulubalang (yang mnjalankan pemerintahan), Putih= warna agama (alim Ulama), Hitam= adat Minangkabau (Penghulu adat). Dalam Kitab Babad Tanah Jawa "Babad Mentewis" jilid ll hal.123 disebutkan ketika Sultan Agung (1613-1645) berperang dengan negeri Pati, tentaranya bernaung di bawah bendera merah-putih. Di pulau-pulau lain nusantara juga (Aceh, Palembang, Maluku, dsb) terdapat bendera merah-putih (meskipun dicampuri beragam gambar). Secara resmi, bendera merah-putih ditetapkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 35, dan penghormatan terhadap bendera merah-putih (bendera kebangsaan) dimulai pada tahun 1958 yang tercantum dalam PP Nomor 40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia. B. Tinjauan sejarah Islam Dalam sejarah Islam, bendera/panji yang biasa digunakan sebagai tanda pasukan disebut "ar-rooyatu [h]" atau "ummul harbi" -induk perang-. Sedangkan bendera yang biasa dipakai waktu berbaris adalah "al-liwaa". Di zaman Rasulullah sholallahu 'alaihi wassalam, bila perang biasa memakai 'ar-rooyah' sebagai tanda pasukan muslim. Diriwayatkan dari Jabir rodhiyallahu'anhu: "Bahwa Nabi Sholallahu'alaihi wassalam memasuki Makah dgn membawa bendera (al-liwaa) berwarna putih" (H.R. Ibnu Majah). Sedangkan panjinya, dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas rodhiyallahu'anhu: semasa Rosulullah menjadi panglima perang di Khaibar, bersabda: "aku benar2 akan memberikan panji (ar-rooyah) ini kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta dicintai Allah dan Rasul-Nya, lalu Rasulullah memberikan panji itu kepada Ali". (H.R.Bukhori). Dalam Islam, bendera hanya sekedar tanda pasukan muslim, tidak ada dalil yang menerangkan Rosul, para sahabat maupun khulafaa-urrasyidin mencontohkan hormat terhadap bendera, padahal di dalam bendera & panjinya tertulis kalimat "Laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah". C. Tinjauan yuridis formal 1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 35 "Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih". 2. PP No.40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia, pasal 20 "pada waktu upacara penaikan atau penurunan Bendera Kebangsaan, maka semua orang hadir memberi hormat dengan berdiri tegak, berdiam diri, sambil menghadapkan muka kepada bendera sampai upacara selesai. Mereka yang berpakaian seragam dari sesuatu organisasi memberi hormat menurut cara yang telah ditentukan organisasinya itu. Mereka yang tidak berpakaian seragam, tmemberi hormat dengan meluruskan lengan kebawah dan meletakkan tapak tangan dengan jari-jari rapat pada paha, sedang semua jenis penutup kepala harus dibuka, kecuali kopiah, ikat kepala, sorban dan kudung atau topi-wanita yang dipakai menurut agama atau adat-kebiasaan. 3. UU No.24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, pasal 15 ayat (1) Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera Negara, semua orang yang hadir memberi hormat dengan berdiri tegak dan khidmat sambil menghadapkan muka pada Bendera Negara sampai penaikan atau penurunan selesai (2) Penaikan atau penurunan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Antara PP No.40 thn.1958 dengan UU No.24 thn.2009 ada perbedaan; frasa Bendera Kebangsaan menjadi Bendera Negara, dan penghormatan bendera hanya bagi yang berpakaian seragam, yang tidak berseragam tidak perlu hormat dengan mengangkat tangan kepada bendera. PP No.40 thn.1958 lebih fleksibel bahkan menghargai pakaian keagamaan serta adat istiadat, berbeda dengan UU No.24 thn.2009 yang menyeragamkan seluruhnya seperti militer (yang berseragam/tidak) wajib hormat bendera (mengangkat tangan dengan khidmat), dan tidak memberikan ruang kepada masyarakat untuk memilih. D. Tinjauan Syariah Dalam Ushul Fiqih, kaidah haram adalah untuk hal ibadah, "al-ashlu fil'ibaadati haromun illa maa dallaa-d-dalillu 'alaa amrihi" asal hukum dari ibadah adalah haram kecuali jika ada dalil atas perintahnya (ibadah). Sedangkan hormat terhadap bendera bukanlah perkara bagian dari ibadah, maka hukumnya boleh, kaidah ushulnya adalah "al-ashlu fil mu'amalati al-ibahah illa maa dalla-d-dalilu 'ala tahrimihi" hukum asal dari muamalah (perkara dunia) adalah mubah (boleh) kecuali jika ada dalil yang mengharamkannya. Namun, ummat Muslim senantiasa merujuk pada Quran & sunnah Rosul, dalam kasus-kasus yang tidak tercantum secara rinci dalam Al Quran. Ulama juga menggunakan hadits, atsar sahabat terkait hukum hormat, ijma' Ulama untuk mengeluarkan fatwa. seperti terhadap bendera. Dalam Al-Quran tidak disebutkan secara qoth'i tentang haramnya hormat terhadap bendera. Tetapi, dalam hadits pun tidak ditemukan satu pun hadits yang menerangkan Rosul pernah hormat terhadp bendera, begitupun para sahabat dan generasi setelahnya. Karena itu, Ulama di Saudi Arabia dalam Lajnah ad-Daimah lilbuhuts al-'ilmiyyah wa al-ifta mengeluarkan fatwa (haram) dengan judul "hukum menyanyikan lagu kebangsaan dan hormat bendera" dengan alasan: 1) Bid'ah yang harus diingkari, karena tidak pernah dilakukan Rosulullah & masa Khulafaurrasyidin, 2) menghormati bendera juga bertentangan dengan tauhid yang wajib sempurna & keikhlasan di dalam meng-agungkan hanya kepada Allah semata, 3) menghormati bendera sarana menuju kesyirikan, 4) penghormatan terhadap bendera adalah bentuk penyerupaan terhadap orang-orang kafir, taqlid (mengikuti) tradisi mereka yang jelek serta menyamai mereka dalam sikap berlebihan terhadap para pemimpin & protokoler resmi. Padahal Rosulullah sholallahu'alaihi wassalam melarang pengikutnya menyerupai mereka. Hormat bendera dengan cara tabik (mengangkat tangan) tidak dapat dimengerti oleh akal, dan tidak ada dalil, yang demikian itu dalam istilah agama (IsIam) disebut 'khurafat' (syirik, kepercayaan karut). Wallahua'alam bishowwab. *Penulis adalah
(*/arrahmah.com) |
Aparat Densus 88 disuruh cicipi susu bubuk barang bukti terorisme Posted: 13 Aug 2015 04:18 AM PDT SOLO (Arrahmah.com) - Rumah orang tua Ibadurrahman, usia 20 tahun, digeledah petugas dari Densus 88 Mabes Polri, Kamis (13/8/2015) siang. Selama sekitar 20 menit petugas menggeledah rumah yang berada di Jl. Kyai Mojo Gang 1 RT 006/RW 004, Kampung Mojo, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Menurut orang tua Ibadurrahman, Darsono, usia 58 tahun, polisi tidak menemukan barang apa pun di rumahnya. Menurut Darsono, petugas Densus sempat hendak membawa serbuk putih yang dibungkus plastik putih. Serbuk itu sempat dikira bahan pembuat bom. Padahal, kata Darsono, serbuk itu hanyalah susu bubuk biasa. "Bagaiamana mungkin, susu biasa yang rencananya untuk membuat roti dikira bahan peledak, ya enggak mungkin lah. Tadi mau dibawa, terus saya suruh cicipin itu susunya, tapi akhirnya ditinggal," ucap Darsono, dikutip dari Solopos.com. Darsono sempat menujukkan kondisi rumah dan dan sejumlah kamar yang berantakan seusai digeledah. "Saya bilang, apa-apaan ini, kenapa kalian geledah rumah kami, saya minta surat tidak tidak ada," kata dia. Salah seorang tetangga Darsono yang enggan disebutkan namanya mengaku kaget dengan kedatangan puluhan polisi bersenjata lengkap dan memeriksa rumah Darsono. Menurut dia sehari-hari Darsono berdagang onde-onde. (azm/arrahmah.com) |
Maasyaa Allah, Imam muda Masjid di Yordania tetap tilawah Qur'an meski sedang koma Posted: 13 Aug 2015 03:30 AM PDT YORDANIA (Arrahmah.com) - Yaa Salaam, benarlah firman Allah dalam Qur'an Surat An Nahl ayat 32, Allah berkuasa mewafatkan manusia dalam keadaan yang luar biasa baiknya. الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ "(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". Sebagaimana kisah nyata yang dialami seorang pemuda yang bertugas sebagai Imam di sebuah masjid di Yordania ketika ia terkena kecelakaan yang mengancam jiwanya. Meski mengalami koma, namun ia ditaqdirkan masih membaca al-Quran seperti kebiasaannya saat menjadi imam shalat. Maasyaa Allah. Menurut Salam-Online kecelakaan yang menimpa imam muda di salah satu masjid di Yordania itu terjadi pada medio 2012. Ketika dalam keadaan koma tiba-tiba saja pemuda tersebut membaca Al-Quran Al-Karim dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah keluar dari ruang operasi bedah. Subhanallah. Dalam video yang Arrahmah unggah dari Youtube Kamis (13/8) terdokumentasi bahwa ayat Al-Qur'an yang mula dilantunkan Syaikh Nidhal, sesuai keterangan dalam video, adalah Surat Al-Hasyr (59) ayat 18 dan terhenti di pertengahan ayat 21. Allahu akbar, ternyata ayat 18-20 mengingatkan kaum Mukmin tentang hari Kiamat, dan menjelaskan perbedaan antara penghuni surga dan penghuni neraka. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨) وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (١٩) لا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ (٢٠) 18. "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." 19. "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." 20. "Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni surga; para penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan." Sementara ayat 21 menerangkan tentang keagungan Al-Qur'an, sebagaimana artinya, 21. "Sekiranya Kami turunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berfikir." Sungguh, apa yang terjadi pada Syaikh Nidhal saat ia koma mencerminkan apa saja yang biasa dilakukannya semasa ia sehat. Terlebih amalan kebiasaannya adalah mengimami shalat, maka mulialah masa "sakaratul mautnya" dengan Qur'an. Insyaa Allah. Pun jika ia wafat, barangkali husnul khatimah mencerminkan kesudahan hidupnya. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pada hadits berikut. ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮْﺩٍﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻕُﺍﻟْﻤَﺼْﺪُﻭْﻕُ : ﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻳُﺠْﻤَﻊُ ﺧَﻠْﻘُﻪُ ﻓِﻲﺑَﻄْﻦِ ﺃُﻣِّﻪِ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴْﻦَ ﻳَﻮْﻣﺎً ﻧُﻄْﻔَﺔً، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮْﻥُﻋَﻠَﻘَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﻣُﻀْﻐَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ،ﺛُﻢَّ ﻳُﺮْﺳَﻞُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻤَﻠَﻚُ ﻓَﻴَﻨْﻔُﺦُ ﻓِﻴْﻪِ ﺍﻟﺮُّﻭْﺡَ،ﻭَﻳُﺆْﻣَﺮُ ﺑِﺄَﺭْﺑَﻊِ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ: ﺑِﻜَﺘْﺐِ ﺭِﺯْﻗِﻪِ ﻭَﺃَﺟَﻠِﻪِﻭَﻋَﻤَﻠِﻪِ ﻭَﺷَﻘِﻲٌّ ﺃَﻭْ ﺳَﻌِﻴْﺪٌ. ﻓَﻮَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻻَﺇِﻟَﻪَ ﻏَﻴْﺮُﻩُ ﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻟَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺑِﻌَﻤَﻞِ ﺃَﻫْﻞِﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺣَﺘَّﻰ ﻣَﺎ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻬَﺎ ﺇِﻻَّ ﺫِﺭَﺍﻉٌﻓَﻴَﺴْﺒِﻖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏُ ﻓَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺑِﻌَﻤَﻞِ ﺃَﻫْﻞِﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﻴَﺪْﺧُﻠُﻬَﺎ ، ﻭَﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻟَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺑِﻌَﻤَﻞِﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺣَﺘَّﻰ ﻣَﺎ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻬَﺎ ﺇِﻻَّﺫِﺭَﺍﻉٌ ﻓَﻴَﺴْﺒِﻖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏُ ﻓَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺑِﻌَﻤَﻞِﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓَﻴَﺪْﺧُﻠُﻬَﺎ ]ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱﻭﻣﺴﻠﻢ ] Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas'ud radiallahu'anhu, beliau berkata: Kami diberitahu oleh Rasulullah dan beliau adalah orang yang juur lagi terpercaya – Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Inilah maksud kata-kata Imam Al-Ghazali yang mengatakan, "Apa saja perbuatan kita di dunia adalah gambaran perbuatan kita di alam Akhirat nanti." Betapa malunya kita di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala apabila kita berkelakuan tidak senonoh di hadapan Maliki Yaumiddin nanti. Astaghfirullah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala mengobarkan semangat dalam jiwa kita semua untuk melakukan ibadah dan nilai-nilai kebaikan, serta menjauhkan kita semua dari melakukan kemaksiatan. Mudah-mudahan dengan menjaga ketaqwaan, kita dapat berkelakuan dan berkata-kata dengan perkataan terbaik di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala kelak. Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin. (adibahasan/arrahmah.com) |
Ribuan warga Bojonegoro apel siaga dan ikrar anti komunisme Posted: 13 Aug 2015 03:00 AM PDT BOJONEGORO (Arrahmah.com) - Demi menolak bangkitnya komunis lewat komunisme gaya baru (KGB) warga Bojonegoro menggelar apal siaga, ikrar dan membubuhkan tanda tangan pada bendera merah putih yang dibentangkan Diikutip dari Eksposa.com, ribuan warga Bojonegoro, Jawa Timur, berkumpul di Alun-alun Kota Bojinegoro, Rabu (12/8/2015). Mereka sengaja hadir guna mengikuti Apel Siaga Gerakan Merah Putih dan Bela Negara Kabupaten Bojonegoro 2015. Mengambil momentum HUT RI ke 70, seluruh perwakilan elemen masyarakat yang hadir diajak untuk terus mewaspadai berbagai ancaman yang dapat mengganggu stabilitas negara. Termasuk gerakan komunis maupun separatis. Anti komunisme menjadi tema utama dalam kegiatan yang ditandai dengan pembubuhan tandatangan di bendera sepanjang 200 meter tersebut. "Tak hanya itu, seyogyanya di bangku sekolah juga harus kembali ditanamkan rasa cinta tanah air. Kalau dulu ada namanya wawasan nusantara," kata Setyo Hartono, Wakil Bupati Bojonegoro Pada kesempatan itu Setyo Hartono didaulat untuk menjadi inspektur, didampingi oleh Komandan Kodim 0813 dan Kapolres Bojonegoro. Apel siaga ini diikuti oleh pelajar, mahasiswa, beberapa instasi dan beberapa perguruan silat. Ada empat perguruan silat yang ikut dalam apel ini yaitu Pagar Nusa, Setia Hati Terate, Tapak Suci, dan Margaluyu. Kegiatan apel merah putih ini salah satunya adalah membubuhkan tanda tangan para peserta upacara ke bendera merah putih sepanjang 200 m. Kemudian ditutup dengan aksi-aksi unjuk kebolehan dari masing-masing perguruan silat yang hadir. Tujuan dari apel ini adalah untuk mengantisipasi bangkitnya paham komunis di Indonesia. "Tujuan dari apel merah putih untuk mengantisapasi bangkitnya paham komunis di Indonesia. Karena sudah ada indikasi munculnya komunis, terbukti dari turunnya kedisiplinan kawula muda," ungkap Komandan Kodim 0813 Bojonegoro, Letkol Donova Pri Pamungkas, lansir Beritabojonegoro.com. Tindak lanjut dari apel ini menurut Donova adalah akan masuk ke sekolah-sekolah untuk mengedukasi generasi muda tentang wawasan kebangsaan, bela negara, melatih baris berbaris. Karena generasi muda sekarang jarang yang mengetahui paham komunis ataupun sejarah PKI. (azm/arrahmah.com) |
Posted: 13 Aug 2015 02:25 AM PDT IDLIB (Arrahmah.com) - Sedikitnya delapan warga sipil, termasuk lima anak, terbunuh dalam serangan udara pengecut oleh pasukan koalisi pimpinan AS yang mengklaim menargetkan gudang senjata milik kelompok pejuang Suriah, ujar laporan kelompok pemantau pada Rabu (12/8/2015). Serangan yang terjadi pada Selasa (11/8) malam menghantam wilayah Atmeh di provinsi Idlib, juga membunuh 10 anggota Jaisyul Sunna, ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR). Atmeh adalah rumah bagi sebuah kamp besar pengungsi Suriah, namun serangan dikatakan tidak menghantam kamp tersebut, seperti dilansir Middle East Online. Kepala SOHR, Rami Abdel Rahman mengatakan terdapat 18 orang yang tewas. Delapan di antaranya warga sipil termasuk lima anak dan dua perempuan. "Serangan memukul gudang senjata Jaisyul Sunna yang juga digunakan untuk memproduksi roket. Ada ledakan besar setelah serangan." Jaisyul Sunna merupakan bagian dari aliansi Mujahidin Jaisyul Fath yang juga termasuk Jabhah Nushrah di dalamnya. Aktivis Suriah, Ibrahim Al-Idlibi yang berasal dari provinsi ini mengatakan serangan di gudang senjata tersebut menyebabkan ledakan besar yang menewaskan semua orang di dalamnya. "Kami terkejut bahwa ada warga sipil di dekatnya," ujarnya, menambahkan bahwa penduduk setempat telah menghitung sedikitnya enam warga sipil tewas. Idlibi mengatakan sebagian besar warga setempat mengarahkan kemarahannya kepada Ankara yang telah mulai membiarkan pesawat tempur AS melancarkan serangan udara dari pangkalan udaranya di Turki tengah. (haninmazaya/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |