Arrahmah.Com |
- 5.000 orang termasuk anak-anak gugur sejak awal Ramadhan hingga Idul Fitri di Suriah
- Seruan Syaikh Aiman Al-Zhawahiri: Jihad di Pakistan itu kewajiban
- Eid Mubarak! Sebanyak 70 ribu Muslim Inggris berduyun-duyun untuk Shalat Idul Fitri di Birmingham
- Laskar Umat Islam Surakarta: Polisi, tangkap provokator Nayus Wenea dan Marthen Jingga
- Insiden Tolikara: Persekutuan Gereja Indonesia akhirnya minta maaf kepada Umat Islam
- Hidayat Nur Wahid: Pembakaran masjid itu bentuk terorisme
- Pesan Idul Fitri Mursi: Tuntaskan revolusi ini!
- Snapchat Makkah menginspirasi non Muslim untuk memeluk Islam
- 90 ribu warga Palestina melaksanakan shalat idul fitri di masjid Al-Aqsa
- Tanggapan Syaikh Abu Hassan Al-Kuwaiti atas isu "Jihad Seks" yang mencemarkan kemuliaan Islam
5.000 orang termasuk anak-anak gugur sejak awal Ramadhan hingga Idul Fitri di Suriah Posted: 18 Jul 2015 04:32 PM PDT DAMASKUS (Arrahmah.com) - Lebih dari 5.000 orang termasuk anak-anak telah gugur di Suriah selama bulan suci Ramadhan yang berakhir dengan Idul Fitri pada Jum'at (17/7/2015), menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR). Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris ini mengatakan bahwa 1.220 warga sipil termasuk 224 anak dan 222 kaum perempuan termasuk di antara mereka yang gugur dalam satu bulan terakhir, terutama dalam serangan udara pengecut oleh rezim 69 warga sipil termasuk 22 anak dan 7 perempuan, terluka pada hari terakhir Ramadhan dalam serangan udara oleh pasukan rezim di seluruh negeri, masih menurut laporan SOHR. Ratusan pejuang Suriah dari berbagai kelompok juga dilaporkan gugur dalam berbagai pertempuran di seluruh Suriah sepanjang Ramadhan. SOHR juga mendokumentasikan kematian 1.665 pejuang asing di Suriah selama Ramadhan. "SOHR menuntut Dewan Keamanan AS untuk segera bergerak untuk menghentikan pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Suriah setiap hari dan untuk mengeluarkan resolusi yang mengikat untuk merujuk file kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan ke pengadilan internasional khusus untuk menghukum para pembunuh rakyat Suriah," ujar kelompok pemantau tersebut dalam sebuah artikel yang dikeluarkan pada Sabtu (18/7). (haninmazaya/arrahmah.com) |
Seruan Syaikh Aiman Al-Zhawahiri: Jihad di Pakistan itu kewajiban Posted: 18 Jul 2015 05:30 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Masa penantian dan bertahan sudah usai. Pertumbuhan kesadaran Mujahidin akan melawan sepak terjang musuh Islam kian signifikan. Bulan haram pun telah kita lewatkan. Namun para penentang da'wah dan penghalang Syari'at Allah semakin mencengkram Bumi Pakistan. Dengan demikian, risalah Islam disana wajib ada pengawalan dan perlindungan. Oleh karenanya, pasca mempertimbangkan kondisi dan eskalasi tekanan dari pihak milter Salibis, kini Syaikh Aiman Al-Zhawahiri menyerukan perintah perlawanan terhadap negara nuklir itu. Berikut perintah resmi tersebut yang menyerukan kaum Muslimin Pakistan dan dunia berjihad disana, sebagaimana risalah yang diterjemahkan dan dipublikasikan oleh Muqawamah Media Team pada Sabtu (18/7/2015). *** At-Tahaya Foundation Unit Penerbitan dan Rilisan "Sekaranglah Saatnya Berperang!" yang diterbitkan oleh Yayasan Media Ash-Shahab Tujuan khusus dari agenda Perang Salib di Pakistan adalah untuk memberantas sel-sel para mujahidin dan menghancurkan negara nuklir ini (Pakistan) dan memecah belahnya menjadi negara-negara yang lebih kecil, sebagaimana yang diinginkan musuh dalam parade perang Salib mereka. Sehingga, tidak ada pilihan lain, satu-satunya harapan untuk menyelamatkan Pakistan dari nasib buruk karena bencana ini hanyalah dengan jihad. Oleh karena itu, pada kenyataannya, Amerika Serikatlah yang mengendalikan dan menguasai negeri Pakistan, sekaligus menyuap dan memerintah pemerintah Pakistan melalui Duta Besarnya demi meletakkan negara ini di belakang barisan perang salib kontemporer. Hal ini sangat terlihat dari upaya-upaya pemerintah Pakistan dalam memerangi kaum Muslimin dan Mujahidin sekaligus mengorbankan kehidupan dan martabat Pakistan, demi ambisi egois mereka yang kotor, mereka rela menjual agama dan kehormatan mereka kepada tentara salib. Sebaliknya, lembaga-lembaga politik yang tersisa telah lumpuh dan terperosok dalam rawa korupsi atau tidak mampu mampu memanfaatkan kesempatan untuk menyelamatkan Pakistan dari posisi suram dan mengubah Pakistan untuk sebuah negara Islam. Oleh karena itu, satu-satunya kekuatan yang mampu melakukan perubahan terhadap sistem rusak ini menuju sistem Islam ini hanyalah kekuatan Jihadiyah. Hari ini, Mujahidin melawan tentara salib di Afghanistan, pada saat yang sama, mereka menghadapi serbuan peluru dan bombardemen Amerika dan di Pakistan. Ironisnya, Dinas Militer dan Keamanan Pakistan justru menikam punggung mereka secara licik. Namun, meski menghadapi semua itu, mujahidin mampu membuat kemenangan dan terus bergerak untuk membebaskan wilayah-wilayah yang ada. Ini adalah salah satu pertanda kemenangan dan hasil yang baik dalam peperangan kita melawan mereka dengan pertolongan Allah. Dan sungguh, para ahli hukum Islam telah bersepakat bahwa sesungguhnya jika musuh-musuh yang kafir memasuki negara-negara Muslim, maka telah wajib bagi seluruh penduduk negara itu- dan penduduk negara tetangganya jika diperlukan-untuk berjihad mengusir musuh yang menyerang. Hari ini Amerika menduduki Afghanistan dan Pakistan; jadi setiap Muslim di Pakistan harus bergerak untuk melawan mereka, tugas ini saya tujukan untuk setiap Muslim di Pakistan, agar mereka bergabung dengan mujahidin dan bahwa-setidaknya-untuk mendukung Jihad di Pakistan dan Afghanistan baik dengan uang, nasihat, pengalaman, informasi dan komunikasi, tempat penampungan dan segala sesuatu yang dapat dipersembahkan di jalan Allah ini. Link teks Asli: Maka, inilah saatnya para pembela Islam mengawal kelanjutan estafeta Risalah Islam di Bumi Pakistan dengan kekuatan. Sekarang lah waktunya Muslimin melindungi dan mendukung Mujahidin dari rezim-rezim lacut sesuai dengan syari'at qital yang Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam teladankan. Bismillah. (adibahasan/arrahmah.com) |
Eid Mubarak! Sebanyak 70 ribu Muslim Inggris berduyun-duyun untuk Shalat Idul Fitri di Birmingham Posted: 18 Jul 2015 05:22 AM PDT LONDON (Arrahmah.com) - Muslim di seluruh dunia telah berkumpul untuk merayakan hari besar Islam yang menandai akhir bulan Ramadhan, bulan suci puasa. Demikian hal dengan Muslim di Inggris. Hingga 70.000 Muslim berkumpul di Small Heath Park di Birmingham pada Jum'at (17/7/2015) untuk melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjama'ah, sebagaimana dilansir oleh Daily Mail. Pelaksaanaan ibadah salat Id di taman kota ini dimulai sejak tiga tahun lalu. Masjid Green Lane dan Pusat Komunitas Islam yang pertama kali menjadi tuan rumah pelaksanaan Shalat Idul Fitri pada tahun 2012 di mana lebih dari 12.000 orang hadir, dan sejak itu jumlah jama'ah semakin meningkat setiap tahun. Amer Ijaz, manajer dari Masjid Green Lane, mengatakan bahwa persiapan untuk acara besar itu telah dalam perencanaan selama enam bulan terakhir. Ribuan meter terpal plastik untuk alas sajadah digelar membentuk barisan saf yang menutupi hamparan rumput hijau di taman kota ini. Kemacetan terjadi di sejumlah ruas jalan, dimana kendaraan terlihat memadati jalan sepanjang 6,5 km itu. Ribuan keluarga terlihat berjalan kaki menuju taman ini, sebagaimana dilansir oleh The Independent. "Ini adalah hari yang indah, ada perasaan yang besar untuk bersatu di sini," kata Ramiz Haq Said, seorang instruktur mengemudi, (31), yang datang dari Stirchley bersama dengan keluarganya untuk salat Idul Fitri bersama di taman ini. Ketika shalat Idul Fitri pertama kali digelar pada tahun 2012, hanya ada beberapa ribu orang yang hadir. Tahun lalu, shalat Idul Fitri dihadiri oleh sekitar 40.000, dan tahun ini jumlah jama'ah mengalami peningkatan yang sangat besar. "Ini semakin banyak," kata Haq, yang cukup cerdik untuk datang lebih awal agar bisa mendapatkan saf di depan. "Rasanya seperti seluruh masyarakat keluar sekarang untuk shalat dan merayakan Idul Fitri bersama-sama." Terjadi kemacetan lalu lintas pada satu titik, dimana hal ini menunjukkan bahwa jama'ah yang hadir bukan hanya warga lokal saja. Husna Khan, (21), melakukan perjalanan dari Sheffield untuk melaksanakan shalat Idul Fitri dan juga sekaligus untuk bertemu dengan teman-temannya. "Idul Fitri adalah alasan bagus untuk berkumpul bersama," ungkapnya. (ameera/arrahmah.com) |
Laskar Umat Islam Surakarta: Polisi, tangkap provokator Nayus Wenea dan Marthen Jingga Posted: 18 Jul 2015 03:30 AM PDT SOLO (Arrahmah.com) - Atas insiden pembakaran masjid di Tolikara oleh jemaat Nasrani, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) meminta kepada aparat kepolisian agar menangkap dan memeriksa Ketua Gereja Injili di Indonesia (GIDI Tolitora Pdt. Nayus Wenea, S.Th dan Sekertaris Marthen Jingga, S.Th; MA. Keduanya disinyalir telah menciptakan rasa tidak nyaman dan melakukan tindakan diskriminatif terhadap umat Islam di Tolikora. Mereka juga memprovokasi serta menggerakan massa, maupun aktor intelektual di balik pembakaran Mushola Baitul Mustaqin. "Tangkap pendeta Nayus Wenea dan Marthen Jingga yang menjadi provokator kasus pembakaran masjid" ujar Endro Sudarsono Humas LUIS kepada Jurnal Islam, Jum'at (17/7/2015). Berdasarkan telaah dan kajian dari Tim Pencari Fakta Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) bahwa, tragedi pembakaran Mushola Baitul Mustaqin kabupaten Tolikara Papua terjadi pada Jum'at, 17 juli 2015 sekitar pukul 07.00, saat Imam Sholat Iedul Fitri mengumandangkan takbir pertama. Dalam kejadiaan tersebut, telah ditemukan data-data sebagai berikut:
Berdasarkan temuan data di atas maka, LUIS menduga bahwa Surat dari GIDI tentang Pelarangan Berjilbab dan Perayaan Idul Firti pada tanggal 17 Juli 2015 merupakan awal provokasi dan penyebab terjadinya "Tragedi Dibakarnya Mushola Baitul Mustaqin." Oleh karena itu, LUIS menghimbau aparat untuk menangkap 70 orang perusuh karena telah merusak Mushola Baitul Mustaqin yang merupkan simbol tempat ibadah umat Islam. Terlebih Mushola tersebut berada di wilayah hukum TNI, yang merupakan fasilitas negara untuk Bimbingan Mental (Bintal) para prajurit. Selain itu, kedua belah pihak harus memprioritaskan pendekatan penegakan hukum dan menyampaikan kepada publik, siapa saja para pelaku pengrusakan Mushola Baitul Mustaqin. Hal tersebut dilakukan dalam upaya memperoleh kepastian hukum, sekaligus menghindari adanya penilaian pembiaran perbuatan melawan hukum. (adibahasan/arrahmah.com) |
Insiden Tolikara: Persekutuan Gereja Indonesia akhirnya minta maaf kepada Umat Islam Posted: 18 Jul 2015 03:00 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Odhita R Hutabarat, Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama mengatakan, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) berencana meminta maaf secara terbuka kepada Umat Muslim Indonesia pada Sabtu (18/17/2015). PGI akan memberikan keterangan kasus Tolikara sekaligus menyampaikan permintaan maafnya melewati media. "Tentang peristiwa itu, kita minta PGI untuk memberikan keterangan dan menyampaikan maaf kepada umat Islam lewat pers," kutip Republika saat Odhita berbicara pada siaran persnyakemarin, Jum'at (17/7). Menurut Odhita, pihaknya sudah mengambil langkah untuk menyelesaikan kasus pembakaran masjid di Tolikara, Wamena Papua pada Jum'at (17/7). Dia juga mengaku sudah menghubungi Ketua Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) untuk menjelaskan surat larangan shalat Ied yang sudah beredar di media massa tersebut. "Kita sudah menghubungi Sinode GIDI untuk berikan penjelasan kronologi kejadian," ujarnya. Dia juga meminta GIDI sebagai pelaku dalam peristiwa itu mengirimkan surat permohonan maaf kepada umat Islam lewat Kemenag. GIDI, kata Odhita, akan segera mengirim surat itu secepatnya melalui emailnya dan akan disampaikan kepada umat Islam di Indonesia. Bukan hanya GIDI, induk organisasinya pun, yaitu Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) turut diajak menyelesaikan kasus itu. Dia mengharapkan PGLII segera mengambil langkah strategis untuk menyikapi insisden Tolikara dan ikut menyampaikan permintaan maaf pada umat Islam. Atas nama umat kristen, Odhita menyatakan keprihatinannya kepada umat Islam di Tolikara. Apalagi kejadian itu terjadi saat hari kemenangan bagi umat Islam, khususnya di Papua. Dia berharap kasus Tolikara itu dapat diselesaikan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. "Atas nama pemerintah kami mohon maaf atas peristiwa yang melukai hati umat Islam yang juga saudara-saudara kami," kata Odhita, meminta maaf. Seperti diketahui, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan inti persoalan ini adalah jemaat Nasrani yang merasa terganggu dengan speaker masjid umat Muslim yang akan melakukan Shalat Ied. Umat Nasrani mengklaim suara speaker yang dipasang di tengah lapangan menggangu ketenangan umum. Mereka meminta umat Muslim untuk membubarkan kegiatan Shalat Ied tersebut. Hal itu berujung pada perang mulut antara kedua kubu. Kelompok Nasrani kemudian melempari masjid dengan api hingga terbakar. Bukan saja itu, sejumlah kios dan rumah ikut terbakar. Sementara menurut Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, "Harusnya kalau mereka tak setuju (shalat Idul Fitri), mereka lapor polisi. Tapi ini kan mereka layangkan surat terbuka dan kemudian mereka eksekusi dalam bentuk pelemparan batu kemudian teror pembakaran masjid." (adibahasan/arrahmah.com) |
Hidayat Nur Wahid: Pembakaran masjid itu bentuk terorisme Posted: 18 Jul 2015 02:30 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Pasca pembakaran masjid di Tolikara, Papua timbul aneka respon dari para tokoh masyarakat. Salah satunya adalah dari Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid. Ia menyatakan penyesalannya atas serangan yang dilakukan tepat pada momen Idul Fitri. Demikian Suara Merdeka melaporkan pada Sabtu (18/7/2015). Menurut Hidayat Nuw Wahid, insiden tersebut sangat menodai kerukunan umat beragama. Hak-hak umat Islam sebagai minoritas di daerah tersebut tak dihormati oleh kaum mayoritas yang beragama non-Muslim. Padahal, umat Islam di Indonesia sudah sangat bertoleransi terhadap pemeluk agama lain. "Tapi kemudian, mereka (sejumlah Muslimin Tolikara) akan shalat Idul Fitri, malah terjadi tragedi yang sangat memilukan. Dilempari dengan batu, sampai terjadi pembakaran bukan hanya mushola dan masjid, tapi juga toko," ungkap HNW, demikian sapaan akrabnya, Sabtu (18/7). HNW, mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan mengharap pemerintah segera mengusut tuntas insiden ini. Ia menyebut serangan terhadap umat Islam itu sebagai bentuk terorisme. (adibahasan/arrahmah.com) |
Pesan Idul Fitri Mursi: Tuntaskan revolusi ini! Posted: 18 Jul 2015 02:00 AM PDT KAIRO (Arrahmah.com) - Halaman resmi Facebook dan akun Twitter dari Presiden terkudeta Muhammad Mursi yang dipublikasikan pada Kamis malam (16/7/2015) menyerukan kepada pendukungnya untuk melanjutkan revolusi. Menurut surat kabar Ahram, pesan itu diduga dikirim dari penjara di mana ia menghadapi hukuman mati. "Kekuatan saya dan tekad saya belum melemah, dan keyakinan saya akan kemenangan ini tak terbatas," pesan Mursi. Muhammad Mursi dijatuhi hukuman mati pada bulan Juli setelah dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan percobaan pembunuhan pada 2011. Dia juga dijatuhi hukuman seumur hidup dalam kasus yang berhubungan dengan tuduhan menjadi mata-mata untuk Hamas, serta 20 tahun penjara atas tuduhan menghasut kekerasan yang terjadi di luar istana presiden di Ittihadiya pada Desember 2012. "Revolusi kalian akan dipelajari oleh semua orang di dunia, sehingga tuntaskanlah, karena akan membebaskan bangsa ini," tambahnya. Muhammad Mursi menutup pesannya dengan menyebut dirinya sebagai Presiden Republik Mesir dan mengucapkan selamat hari hari raya Idul Fitri. Ini diduga merupakan pesan ketiga dari Mursi sejak penahanannya pada 2014. (ameera/arrahmah.com) |
Snapchat Makkah menginspirasi non Muslim untuk memeluk Islam Posted: 18 Jul 2015 01:00 AM PDT MAKKAH (Arrahmah.com) – Keputusan untuk menyiarkan secara live-streaming suasana jama'ah yang sedang shalat di Makkah melalu aplikasi pesan video Snapchat telah menuai lebih dari sejuta tweet dalam hastag #Mecca_live yang kemudian menyebar di media sosial, sebagaimana dilansir oleh Arab News, Jum'at (17/7/2015). Setiap tahun, sekitar 100 juta Muslim melakukan umrah dan Snapchat itu memperlihatkan suasana jama'ah yang sedang beribadah selama Ramadhan di Masjidil Haram Makkah dengan video dokumentasi berdurasi sekita 300 detik. Foto keindahan Masjidil Haram tersebut diambil pada malam 27 Ramadhan 1436 H (13 Juli 2015), saat sekitar 2 juta Ummat Islam melaksanakan shalat malam di masjid tersebut. Malam 27 Ramadhan diyakini sebagai malam Laylatul Qadar. Hal menakjubkan tersebut 'disiarkan' secara Live ke seluruh penjuru dunia. Karenanya, bisa dilihat dan dinikmati oleh siapa saja melalui gadget yang memakai aplikasi snapchat dan jaringan twitter dengan hashtag #Mecca_Live. Hashtag #Mecca_Live pun menjadi Trending Topic Dunia (Trending Worldwide). Banyak yang memberikan apresiasi pada Snapchat itu, untuk mengubah persepsi banyak orang tentang Islam. Beberapa orang non-Muslim bahkan mengatakan, program Snapchat telah mendorong mereka untuk menjadi mualaf. Live-Snapchat itu menampilkan sekitar Makkah dari seluruh jaringan dan menempatkannya dalam satu Feed, lansir Al-Jazeera. Ini adalah pertama kalinya perusahaan itu meliput acara tersebut, dan banyak Muslim yang senang dengan respon-responnya. Samar, pengguna dari Kanada mengatakan dia awalnya enggan untuk membaca tweet terkait dengan tren ini, tetapi dia kemudian terkejut ketika ia akhirnya membacanya. "Saya membaca banyak tweet dari non-Muslim tentang bagaimana cerita berdurasi sekitar 300 detik di Snapchat mengubah pikiran mereka tentang Islam. Asli atau tidak, itu luar biasa melihat banyak orang mengatakan hal yang positif terkait hal ini," kata Samar. Pengguna lain, Khalafalla, mengatakan bahwa acara itu "membuka mata" pengalaman dan telah membantu ummat Islam menunjukkan sisi positif dari agama mereka. "Saya pikir ini akan menginspirasi banyak dari kita ummat untuk mencoba inisiatif yang lebih inovatif," katanya. Beberapa tweeter bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk masuk Islam setelah menonton video itu. Keputusan untuk membuat video itu dan mengunggahnya di media sosial dipicu oleh kampanye online dari ratusan ribu ummat Islam untuk menyiarkan even tersebut. Ini memungkinkan bagi non-Muslim untuk melihat sekilas tentang Masjidil Haram Makkah. (ameera/arrahmah.com) |
90 ribu warga Palestina melaksanakan shalat idul fitri di masjid Al-Aqsa Posted: 17 Jul 2015 11:00 PM PDT GAZA (Arrahmah.com) - Ribuan Muslim Palestina dari Yerusalem Timur (Al-Quds) dan Tepi Barat yang diduduki "Israel" berbondong-bondong menuju Masjid Al-Aqsa pada Jum'at (17/7/2015) untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Jihad Kioswani, seorang jam'ah berusia 40 tahun, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa ia berangkat dari rumahnya di kota Al-Khalil (Hebron) Tepi Barat pada pukul 05:00 menuju Al-Aqsa. "Saya ingin menghabiskan hari pertama Idul Fitri di Kota Tua Yerusalem; ini mungkin kesempatan terakhir saya mengunjungi Al-Aqsa sampai Ramadhan berikutnya," kata Kioswani. Pihak berwenang "Israel" telah meningkatkan keamanan di sekitar masjid, mengerahkan sebanyak 2.000 tentara di daerah itu dan menyiapkan penghalang jalan di pintu masuk Kota Tua. Sheikh Azzam al-Khatib, direktur jenderal wakaf dan urusan Al-Aqsa, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa sebanyak 90.000 jamaah Palestina mendatangi masjid Al-Aqsa pada Jum'at (17/7) untuk salat Idul Fitri. (ameera/arrahmah.com) |
Tanggapan Syaikh Abu Hassan Al-Kuwaiti atas isu "Jihad Seks" yang mencemarkan kemuliaan Islam Posted: 17 Jul 2015 08:30 PM PDT (Arrahmah.com) - Syaikh Abu Hasan Al-Kuwaiti, anggota Dewan Syura Jabhah Nushrah angkat bicara soal fitnah yang tengah menimpa Mujahidin terkait istilah "Jihad Seks" yang digaungkan musuh-musuh Islam dengan memanfaatkan situasi keruh, di mana diantaranya sebuah kelompok yang menyimpang dari Islam awalnya telah menjadi penyebab terjadinya pelanggaran terhadap kehormatan perempuan Muslimah. Berawal dari surat yang dikirimkan oleh putranya, Hasan, Syaikh pun memberikan publikasi jawaban penjelasan mengenai fitnah "Jihad Seks" tersebut. Berikut terjemahan tanggapan Syaikh Abu Hasan yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Kamis (16/7/2015). "Duhai Ayah, Apa yang Mereka Maksud dengan Jihad Seks?" |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |