Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

ISIS memenggal kepala 10 Mujahidin Taliban di Afghanistan

Posted: 05 Jun 2015 05:45 AM PDT

is

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Sedikitnya 10 Mujahidin Taliban dikabarkan telah dipenggal oleh kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di Afghanistan, di mana kedua faksi militer tersebut terlibat dalam pertempuran untuk memperebutkan banyak wilayah, kantor berita Efe melaporkan pada Rabu (3/6/2015).

Sekelompok gerilyawan IS pada Selasa (2/6) mencegat puluhan Mujahidin Taliban Afghanistan, atau yang juga dikenal sebagai Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA), di daerah terpencil di provinsi Nangarhar dan memenggal mereka, kata Nukman Hatifi dari Korps Tentara Nasional Afghanistan 201, sebagaimana dilansir Muqawamah.

Puluhan gerilyawan telah tewas atau terluka selama beberapa minggu terakhir dalam bentrokan bersenjata antara Mujahidin Taliban dan IS untuk mendapatkan kendali atas beberapa daerah di Nangarhar.

Hatifi mengatakan bahwa IS, yang tiba di Afghanistan baru-baru ini, telah merampas kendali dari Taliban di beberapa daerah dan mulai merekrut calon pasukan untuk membentuk rezim Daulah Baghdadiyah di tempat tersebut.

Wilayah seperti Nangarhar yang berbatasan dengan Pakistan sangat penting dan strategis bagi pemberontak di Afghanistan di mana dinamika konflik telah berubah karena kemunculan kelompok yang baru-baru ini bersumpah setia kepada IS pimpinan Abu Bakar Baghdadi.

(aliakram/arrahmah.com)

Seorang Muslim AS ditembak polisi Boston hanya karena membawa pisau

Posted: 05 Jun 2015 02:00 AM PDT

ph

BOSTON (Arrahmah.com) - Seorang pria Muslim ditembak oleh polisi Boston pada Selasa pagi (2/6/2015). Dia adalah orang ke-497 yang dibunuh oleh polisi AS tahun ini.

Pada Selasa pagi, Usaama Rahim yang sedang diikuti oleh Joint Terrorism Task Force ditembak tiga kali dan terluka parah di punggungnya oleh seorang polisi Boston dan seorang agen FBI.

Menurut klaim polisi Boston dan FBI, Usaama membawa sebuah 'pisau ala militer'. Pihak berwenang tidak akan mengungkapkan mengapa satgas terorisme mengikutinya.

Pihak "penegak hukum" setempat hanya mengatakan ia berada di bawah pengawasan.

(banan/arrahmah.com)

Video: Terjemah wawancara Amir Jabhah Nushrah Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani dengan Al-Jazeera

Posted: 05 Jun 2015 01:00 AM PDT

Al-Jazeera-al-Jaulani

(Arrahmah.com) - Pada Rabu (27/5/2015) lalu, Amir Jabhah Nushrah, Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani mengungkap sejumlah fakta dan data seputar medan jihad Syam melalui wawancara dalam program Bila Hudud, Al-Jazeera. Selama kurang lebih 50 menit, Syaikh Al-Jaulani juga menyampaikan beberapa pokok pikiran dan cita-cita kelompok jihad yang dipimpinnya.

Wawancara yang ditayangkan pukul 22.05 waktu setempat itu menjelaskan pola pandang Jabhah Nushrah yang mewakili mujahidin bumi Syam dalam melihat jihad di bumi Suriah sebagai jihad defensif, sehingga membutuhkan partisipasi seluruh elemen umat Islam dan sangat menghajatkan adanya manajemen medan tempur yang cerdas dalam menentukan prioritas musuh serta mengelola sumber daya yang dimiliki.

Hal ini berkaitan dengan bagaimana Jabhah Nushrah mengklafisikasikan kelompok musuh yang diperangi dan orang-orang awam yang dibiarkan bebas. Demikian juga mengenai pandangannya terhadap salibis AS yang bertubi-tubi melakukan serangan terhadap basis-basis kelompok jihad di Suriah, termasuk Jabhah Nushrah.

Selain itu, Syaikh Al-Jaulani juga menyinggung tentang kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS; bagaimana menurutnya kelompok yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-Baghdadi itu seringkali menohok mereka dari belakang—termasuk doktrin pengkafiran Jabhah Nushrah oleh ISIS.

Banyak hal yang tersingkap dari wawancara ini. Dipandu reporter Al-Jazeera, Ahmad Mansur, Syaikh Al-Jaulani juga menyampaikan sisi lain perjuangan jihad membela kaum Muslimin dari kezaliman. Sebuah sisi yang sangat humanis, jauh dari kesan bengis dan kekerasan.

Wawancara ini dimulai dengan uraian singkat Ahmad Mansur tentang sejarah Jabhah Nushrah sebagai salah satu faksi Islam terkuat di Suriah, bahwa sebelumnya ia adalah bagian dari Daulah Islamiyah Irak yang dikirim ke Suriah. Situasi pun kemudian berkembang dengan terjadinya pengkhianatan dari organisasi Daulah pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi terhadap kepemimpinan pusat Al-Qaeda paska pembentukan Daulah Islamiyah Irak dan Syam atau ISIS.

Hal tersebut mendorong Jabhah Nushrah untuk berbaiat kepada Syaikh Aiman Az-Zhawahiri yang semakin mengukuhkan fakta bahwa Jabhah Nushrah merupakan bagian tak terpisahkan dari Al-Qaeda, sebuah posisi yang secara praktis dan politis memisahkan Jabhah Nushrah dengan ISIS.

Video yang dirilis kiblat.tv pada Kamis (4/6) berikut ini menampilkan wawancara sesi pertama Syaikh Al-Jaulani dengan Al-Jazeera tersebut dengan terjemah bahasa Indonesia.

(banan/arrahmah.com)

Foto-foto menakjubkan jama'ah haji di tahun 1880, mengembalikan kerinduan akan khilafah

Posted: 05 Jun 2015 12:00 AM PDT

Para jama'ah haji dari Sumatara, 1880

JAKARTA (Arrahmah.com) - Maasyaa Allah, foto-foto para jama'ah haji tahun 1880 dari 10 negara yang dipublikasikan Ilmfeed pada Oktober 2012 dari koleksi Museum of Islamic Art (MIA), Qatar ini sangat menyentuh. Waktu itu, belum ada transportasi modern seperti perjalanan udara komersial. Terbayang bagaimana beratnya perjalanan ke haji yang ratusan kali jauh lebih sulit dan berbahaya dari perjalanan haji modern. Mereka melakukan perjalanan berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk mencapai Mekah.

Jika kita amati, latar belakang kebangsaan para calon jama'ah haji begitu beragam. Hal itu nampak dari pakaian mereka yang berbeda, mencerminkan adat tempat asal mereka. Namun selama ibadah haji, latar kebangsaan seperti menghilang karena setiap orang memakai dua potong pakaian tak berjahit (kain ihrom) sehingga sulit untuk mengidentifikasi kewarganegaraan mereka. Haji membawa semua bangsa dan masyarakat bersama-sama di mana muda, tua, miskin dan kaya berdiri di hadapan Allah dalam kedudukan yang sama.

Foto-foto ini diambil pada masa kekhalifahan Ottoman masih ada. Di masa itu, peziarah haji mampu melakukan perjalanan tanpa kerumitan karena terbebas dari paspor juga visa melalui hamparan Bumi Allah tanpa sekat-sekat negara seperti saat ini.

Jama'ah haji dari Basra, 1880

Jama'ah haji dari Basra, selatan Irak, 1880

Jama'ah haji dari Baghdad, Irak, 1880

Jama'ah haji dari Baghdad, Irak, 1880

Jama'ah haji dari Aceh, 1880

Jama'ah haji dari Aceh, 1880

Jama'ah haji dari Bahrain, 1880

Jama'ah haji dari Bahrain, 1880

Jama'ah haji dari Bukhara, Uzbekistan, 1880

Jama'ah haji dari Bukhara, Uzbekistan, 1880

Jama'ah haji dari India, 1880

Jama'ah haji dari India, 1880

Jama'ah haji dari Mekah, 1880

Jama'ah haji dari Mekah, 1880

Jama'ah haji dari Malaysia, 1880

Jama'ah haji dari Malaysia, 1880

Jama'ah haji dari Moroko, 1880

Jama'ah haji dari Moroko, 1880

Jama'ah haji dari Yaman, 1880

Jama'ah haji dari Yaman, 1880

Jama'ah haji dari Zanzibar, 1880

Jama'ah haji dari Zanzibar, 1880

(adibahasan/arrahmah.com)

Berdakwah dalam media

Posted: 04 Jun 2015 11:00 PM PDT

inspirasi, dok. Creative Muslim

Oleh Raihana

(Arrahmah.com) - Merangkai kata secara kreatif demi kemaslahatan ummat (baca: dakwah tertulis) membuat jantung kembang kempis. Betapa tidak, belum lagi menulis, ucapan Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Al Fawaid halaman 192 sudah mengancam sampai relung hati yang paling dalam.

"Sesungguhnya ada manusia yang memiliki daya ungkap yang baik, maka barangsiapa ucapannya sesuai dengan perbuatannya, orang itu telah menemui nasib baiknya. Dan barangsiapa ucapannya bertentangan dengan perbuatannya, maka sesungguhnya dia telah mencederai dirinya sendiri."

Astaghfirullah… Kalimat pertama memang manis. Tapi menyelami kalimat berikutnya, tak membuat diri merasa selamat dari tenggelam dalam lautan isak tangis.
Apa sebab? Ya, karena takut. Takut untuk menuliskan sesuatu yang diserukan namun tidak diamalkan.

Padahal Allah subhanahu wata'ala juga telah mengancam penyeru yang miskin dalam amalan pada Qur'an Surat Ash Shaf ayat 3.

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

"Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."

Namun, alhamdulillah di dalam Islam ada khauf ada roja'. Itu berarti selain ada rasa takut (melakukan salah), juga ada rasa (penuh) harap. Takut salah itu baik, tapi menyeimbangkannya dengan semangat mengharapkan kebaikan bagi ummat, jauh lebih baik.

Maka menuliskan kebaikan tentu lebih maslahat daripada urung menulis karena takut salah atau takut tidak ada yang membaca. Ya… sebagai pelipur lara, rupanya ayat berikut harus dicamkan dalam diri.

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At Taubah:105)

Terlebih menulis kreatif untuk berdakwah tentu bernilai ibadah. Asal sarat dan ketentuan yang berlaku dapat kita penuhi.

Kalau kita telisik Kaidah Ushul Fiqih, "Dalam urusan mu'amalat, segala sesuatu itu boleh; kecuali ada dalil yang mengharamkannya." Sementara, "Dalam urusan ubudiyah, segala sesuatu itu haram; sampai ada dalil yang memerintahkannya."

Dengan demikian, perintah berdakwah hukumnya wajib. Terkait cara menyampaikannya, secara umum Allah ta'ala telah memerintahkannya dalam Qur'an Surat An Nahl ayat 125.

دْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

Maasyaa Allah, dari ketakutan, Allah berikan petunjuk untuk menggapai harapan. Untuk berdakwah, Allah mutlakkan perintah, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu." Ini berarti menyeru hanya ke jalan Allah saja.

Namun terkait ufuk mana yang harus diliputi, maka apa saja rupa seruan dakwah menuju keridhoan Allah, baik berupa anjuran dan ajakan untuk berakhlak utama dan mulia, serta menerapkan syariat dalam diri, keluarga dan masyarakat, itu termasuk ke dalamnya.

Sedangkan secara tersurat, dalam Ad Da'wah Al Islamiyyah Baina Al Fardoyah wa Al Jamaiyah, Sulaiman Marzuq memaparkan tiga pola teknis dakwah yang Allah ajarkan kepada kita dari ayat tersebut di atas yakni, (1) dengan hikmah, (2) dengan pelajaran yang baik, dan (3) dengan bantahan yang baik (santun).

Hal itu juga dijabarkan Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur'an Bab 4 halaman 2198,
"Sesungguhnya dakwah kepada jalan Allah itu, bukanlah hanya pada pribadi dan bukan hanya pada kaumnya saja. Dakwah haruslah dilakukan dengan penuh hikmah, dan hendaknya senantiasa melihat pada kondisi orang yang diajak dan kemampuan mereka, dijelaskan dengan bertahap sehingga tidak memberatkan mereka dan mereka tidak merasa berat dengan tugas dan kewajiban-kewajiban, sebelum mereka siap secara psikologis. Sedangkan cara yang mereka lakukan hendaknya dilakukan sesuai dengan tuntutan yang diharapkan. Maka janganlah dakwah itu dilakukan dengan cara yang terlalu agresif serta terlalu bergairah, sehingga melampaui batas hikmah secara keseluruhan."

Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa,

"Dan dakwah hendaklah disampaikan dengan nasihat yang baik yang meresap ke dalam kalbu dengan halus, dan menyentuh perasaan dengan lembut, dan bukan dengan kekerasan dan kekakuan yang bukan pada tempatnya. Jangan pula dengan menelanjangi kesalahan yang mungkin saja terjadi karena kebodohan atau karena adanya niat baik (tetapi caranya keliru, red.). Sebab nasihat-nasihat yang baik sering kali membawa hati-hati yang terlantar pada hidayah Allah, dan menaklukan hati yang terpencar-pencar. Dia jauh lebih baik manfaatnya daripada dengan cara mengancam, menghina, dan merendahkan."

Sementara makna "bantahan dengan baik" dijelaskan beliau sebagai,

"…tanpa ucapan berlebihan, tanpa harus diselingi dengan penghinaan dan pelecehan, sehingga seorang dai merasa tenang dan merasa bahwa tujuan dakwahnya bukan menang dalam perdebatan, namun membuat orang itu puas (akalanya) dan sampai pada kebenaran."

Allahu akbar, selain memberikan tugas dakwah, Allah subhanahu wata'ala juga menyertakan petunjuk teknis menjalankannya. Adapun sarana dakwahnya, karya tertulis bukanlah satu-satunya cara menyampaikan pesan-pesan Ilahi. Media cetak, sarana audio, juga media audio-visual, bahkan media digital yang kini kian canggih pun dapat menjadi fasilitas mensyi'arkan Kalamullah.

Selama semua bentuk dakwah disajikan tidak bertentangan dengan akidah yang shahih, keimanan yang menghunjam, akhlak yang mulia, contoh yang baik, adab dan tradisi yang menjadikan kita bangga dengan Al Islam, maka kita turut memenangkan Diin yang Haq ini seperti yang diemban Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

Semoga kiprah kita dalam dakwah kreatif dapat menghilangkan dahaga Ummat Islam atas metode-metode yang berbuah kebosanan dan menjauhkan masyarakat dari kebenaran. Aamiin. (adibahasan/creativemuslim/arrahmah.com)

Kembali terungkap penyiksaan sadis CIA di Guantanamo

Posted: 04 Jun 2015 10:00 PM PDT

Majid Khan

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Salah satu mantan tahanan Guantanamo mengungkapkan penyiksaan sadis yang terjadi di penjara Guantanamo. Pengungkapan ini sebelumnya tidak disebutkan dalam laporan penyiksaan CIA yang diajukan ke Senat tahun lalu.

Tahanan Guantanamo, Majid Khan, yang saat ini menjadi saksi dalam kasus CIA mengatakan bahwa petugas memperlakukannya secara tidak manusiawi dan dia mengalami pelecehan seksual. Tercium bau alkohol dari mulut para petugas, Khan juga diancam berkali-kali dengan palu, tongkat baseball, kayu dan ikat pinggang kulit.

Pengakuan Majid Khan ini tercantum dalam dokumen setebal 27 halaman yang merupakan hasil wawancara dengan pengacara selama tujuh tahun terakhir. Pemerintah AS memberikan izin pada bulan lalu untuk mempublikasikan dokumen itu setelah melalui proses peninjauan.

Penyiksaan tahanan kerap terjadi di Guantanamo setelah pemerintahan George W. Bush menyatakan perang terhadap al-Qaidah usai tragedi 11 September 2001.

Khan mengaku memilih mati saat dia mengalami sakit yang luar biasa karena digantung dalam keadaan tidak memakai pakaian selama beberapa hari, tanpa makan, hanya diberi minum, dengan pengawasan ketat dan disirami air dingin ketika diinterogasi.

"Nak, kami akan merawatmu. Kami akan membawamu ke tempat yang tidak bisa kau bayangkan," kata Khan, menirukan ucapan petugas sebelum menginterogasinya.

"Saya berharap mereka membunuh saya saja." ungkap Khan.

Pada pengacaranya, Khan mengatakan bahwa dia mengalami siksaan yang paling parah pada Mei 2003. Saat itu dia dilucuti seluruh pakaiannya dan digantung selama tiga hari. Dia hanya diturunkan pada hari pertama, lalu diborgol, ditutupi wajahnya dan direndam ke dalam air es.

Selama introgasi petugas berulangkali memasukkan kepala Khan ke dalam air, hingga dia merasa hampir mati tenggelam. Petugas juga memasukkan air dan es dari ember ke mulut dan hidung Khan saat proses interogasi ini.

ia kemudian digantung lagi. Setiap dua atau tiga jam, petugas menyirami air es ke seluruh tubuhnya dan menyalakan kipas angin ke arahnya, membuat Khan tidak bisa tidur. Setelah digantung dua hari, Khan mengaku mulai berhalusinasi, merasa melihat sapi dan kadal raksasa.

"Saya hidup dalam keresahan setiap harinya karena ketakutan dan antisipasi hal-hal yang akan saya alami," kata Khan yang mengaku sering terserang panik dan mimpi buruk.

Pada Juli 2003 penyiksaan berlanjut. Khan mengatakan, agen CIA menutupi wajahnya dengan kantong dan menggantungnya di tiang besi selama beberapa hari, menyirami mulut, hidung dan alat kelaminnya dengan air es.

Satu kali, dia dipaksa duduk telanjang di kotak kayu selama 15 menit dan direkam video dalam sebuah interogasi. Setelah itu dia diikat ke dinding, dipaksa terjaga.

Saat dokter datang untuk mengecek kondisinya, Khan sempat meminta pertolongan. Namun bukannya membantu, dokter itu malah meminta penjaga untuk menggantungnya lagi di batangan besi. Setelah tergantung selama 24 jam, Khan dipaksa untuk menulis "pengakuan" sambil kembali direkam dalam keadaan bugil.

Khan juga mengaku pernah diborgol kakinya di dalam sebuah belenggu besi seperti sepatu boot yang memaksanya tetap berdiri. Dia mengatakan kakinya bisa patah jika dia terjatuh ke depan dalam keadaan terborgol seperti itu.

Pengakuan Khan ini belum bisa dikonfirmasi. Namun, penyiksaan yang disebutkannya mirip dengan apa yang disampaikan oleh tahanan lainnya dalam laporan Senat.

Khan mengatakan semua tahanan yang disiksa diletakkan di dalam sel gelap tersendiri. Untuk membuat mereka tetap terjaga, petugas menyalakan lampu terang dan memasang musik keras-keras. Beberapa tahanan lainnya mengaku ditahan di sel yang seperti peti mati.

(ameera/arrahmah.com)

Pemerintah Burma sangkal diskriminasi Rohingya penyebab krisis migran di Asia, Pemerintah Indonesia pulangkan migran Bangladesh

Posted: 04 Jun 2015 09:30 PM PDT

Muslimin Rohingya memilih mengungsi, daripada mati disiksa ekstrimis Budha dan rezim militer Myanmar

MAUNGDAW (Arrahmah.com) – Sehari setelah Amerika Serikat (AS) meminta negara mayoritas Buddha agar memberikan hak penuh untuk minoritas untuk membantu mengakhiri exodus, Pemerintah Burma mengatakan pada hari Kamis (4/6/2015) bahwa penganiayaan populasi Muslim Rohingya bukanlah penyebab krisis migran di Asia Tenggara. Demikian Muhammad Ayyub, Presiden Organisasi Solidaritas Rohinya melaporkan kepada Arrahmah, Jum'at (5/6).

President Barack Obama mengatakan pekan ini bahwa Burma harus mengakhiri diskriminasi terhadap Rohingya jika ingin berhasil melalui masa transisi menuju demokrasi. Washington menaikkan tekanan pada negara itu untuk mengatasi apa yang dilihat sebagai salah satu akar penyebab migrasi besar-besaran penduduk Rohingya dari daerah dimana mereka memperjuangkan [kewarganegaraan].

Burma tidak mengakui 1,1 juta penduduk Rohingya sebagai warga negara, membuat mereka secara efektif tidak memiliki status kewarganegaraan. Hampir 140.000 orang mengungsi dalam bentrokan mematikan dengan umat Buddha di negara bagian Arakan, atau juga dikenal sebagai Rakhine, pada tahun 2012.

Menyangkal kenyataan tersebut, Menteri Urusan Luar Negeri Burma, Maung Lwin Wunna berkata, "Ini telah digambarkan [dunia] bahwa diskriminasi dan penganiayaan yang menyebabkan orang untuk meninggalkan negara bagian Rakhine, tapi itu tidak benar." Dia menyampaikan hal tersebut kepada para diplomat dan lembaga internasional di Rangoon.

Lwin Wunna menunjuk sejumlah Bangladesh di papan perahu migran yang mendarat pada bulan Mei sebagai bukti bahwa masuknya "manusia perahu" adalah masalah daerah Rakhine, terkait dengan perdagangan manusia. "Kejadian ini ... telah menunjukkan kepada [pihak] wilayah serta komunitas international bahwa, ini bukan akar penyebab," ujarnya.

Menurutnya, perahu itu disebut telah dicegat oleh Angkatan Laut (AL) Myanmar bulan lalu. Burma mengatakan 200 dari 208 orang di atas kapal merupakan migran bermotif ekonomi dari Bangladesh. Tetapi penyelidikan Reuters, Fishers Exact mendapatkan sebanyak 150-200 Muslim Rohingya juga pernah naik perahu itu, tetapi bersemangat melarikan diri dari penyelundup manusia dalam seminggu sebelum pihak AL membawanya ke tepi pantai.

Tariq Muhammad , wakil kepala misi di kedutaan Bangladesh di Rangoon, mengatakan kepada Reuters bahwa hanya 150 orang dari kapal yang telah diidentifikasi dan didokumentasikan sebagai orang Bangladesh. Sementara Zaw Aye Maung, Menteri Etnis Rakhine Regional Rangoon mengatakan saat pembekalan yang sama bahwa genosida juga terjadi di negara bagian Arakan terhadap etnis Buddha Arakan [oleh migran Bangladesh].

"Kita sekarang dalam bahaya yang dikuasai oleh Bangladesh ini," kata Zaw Aye Maung, dalam komentar yang tampak marah kepada duta besar dari Bangladesh, Mohammad Sufiur Rahman.

Sufiur Rahman menolak untuk berbicara dengan wartawan setelah pembekalan itu.Pembicara yang kuat dari Parlemen Burma Parlemen, Shwe Mann, menulis surat anopen ke Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon yang menarik agar organisasi internasional "menghindari menciptakan kesalahpahaman tentang negara kita dan ketegangan komunal menjengkelkan dan konflik .

"Surat, tanggal 3 Juni dan diterbitkan di media pemerintah Burma pada hari Kamis (4/6), datang setelah Dewan Keamanan PBB mengadakan pertama tertutup pengarahan pada hak asasi manusia di Burma minggu lalu. Seorang diplomat dewan dalam pembekalan itu mengatakan Kepala HAM PBB Zeid Ra'ad Al Hussein menggambarkan Rohingya sebagai diskriminasi. Secara institusional terjadi ledakan krisis pengabaian di laut bulan lalu setelah tindakan keras Thailand pada kamp perdagangan bersama aparat perbatasan Malaysia membuatnya terlalu berisiko bagi penyelundup orang untuk mendaratkan kargo manusianya. Penyelundup meninggalkan kapal penuh migran di lautan. Burma melakukan proses verifikasi tempat asal dari 734 migran tersebut setelah angkatan laut membawanya ke darat pada Rabu (3/6)," begitu kata Wunna Maung Lwin.

Padahal, Muslimin Rohingya itu ditemukan hanyut di Laut Andaman pada Jum'at (29/5) dalam sebuah perahu nelayan kelebihan beban yang dirembesi air. Beberapa migran mengatakan bahwa penyelundup telah memuat mereka dari tiga kapal kecil ke kapal yang lebih besar. "Para pedagang mengatakan kepada kami 'kita tidak bisa pergi ke Thailand, sehingga Anda harus pergi sendiri '," Marmod Toyo, seorang Rohingya, mengatakan kepada Reuters.

Marmod mengatakan ia berada di laut selama dua bulan setelah ditawarkan 50.000 kyat ($ 45,25) oleh agen untuk mendapatkan perahu untuk ke Malaysia. Marmod, yang memiliki seorang istri dan empat anak, mengatakan ia tahu itu tipuan tapi untuk itu keluarganya membutuhkan uang. "Tidak ada cukup makanan kembali ke rumah dan tidak ada pekerjaan," katanya. "Para pedagang manusia datang dan memberi saya uang. Aku tahu dia akan menjual saya, tapi saya membutuhkannya. "

Migran lain mengatakan pamannya, yang juga di atas kapal, dipukuli sampai mati oleh salah satu kru sebelum tubuhnya dibuang ke laut." Paman saya sedang makan nasi dan meminta air, lalu mereka membunuhnya, "kata Siszul Islam, dari lembaga pendanaan modal Bangladesh Dhaka.

Tidak ada cara independen untuk menguatkan kedudukan para migran. Sekitar 4.000 migran dari Bangladesh dan Myanmar bahkan telah mendarat di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Burma di bulan lalu. Perkiraan PBB sekitar 2.000 migran mungkin masih terkatung-katung. Indonesia akan memulangkan migran bermotif pencari kehidupan ekonomi dari Bangladesh secepatnya.

Tetapi penananganan Muslimin Rohingya lebih kompleks, kata Andi Rachmianto, direktur keamanan dan pelucutan senjata internasional di kementerian luar negeri. " Kita perlu membedakan antara migran Rohingya dan pendatang dari Bangladesh karena motivasi mereka berbeda," kata Rachmianto. (adibahasan/arrahmah.com)

Fatwa para ulama terkait penyerangan ISIS ke wilayah Mujahidin di Aleppo

Posted: 04 Jun 2015 09:00 PM PDT

Pejuang ISIS. (Foto: twitter)

ALEPPO (Arrahmah.com) - Daulah yang dipimpin Abu Bakar Al Baghdadi atau dahulu disebut ISIS secara mengejutkan menyerang wilayah yang dikontrol Mujahidin Suriah di kota Aleppo akhir pekan kemarin. Serangan tersebut memungkinkan Daulah merebut kota Shuran dan sejumlah desa di sekitarnya.

Faksi-faksi jihad Suriah pun meminta ketegasan dari fatwa ulama menyikapi serangan itu. Berikut fatwa yang dikeluarkan oleh sembilan ulama menyikapi kejadian di Aleppo, yang Arrahmah kutip dari Kiblat, Kamis (4/6/2015).

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan dalam atas Rasulullah, keluarga, sahabat dan orang-orang yang meniti jalan beliau. Amma Ba'ad:

Memenuhi permintaan sejumlah mujahidin di front jihad Syam untuk mengeluarkan fatwa ulama dan Syaikh, khususnya terkait ekspansi pengikut Abu Bakar Al-Baghdadi terhadap mujahidin di kota Shuran dan sekitarnya, dan demi merealisasikan firman Allah SWT:

"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu): "Hendaklah kalian menerangkan isi Kitab itu kepada manusia, dan jangan kalian menyembunyikannya" (Ali 'Imraan:187)

Kami yang bertanda tangan di bawah ini mengeluarkan fatwa berikut:

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam atas nabi Muhammad, keluarga dan seluruh sahabatnya…wa ba'ad:

Bukan rahasia bagi orang berakal bahwa perjalanan jihad Syam beberapa hari terakhir mencapai puncak kemenangan dan penaklukan, sehingga membuat thaghut Bashar Assad dan sejenisnya kebingungan. Ketika umat Islam menunggu penaklukan-penaklukan mujahidin selanjutnya, para pengikut Al-Baghdadi menikam mujahidin di wilayah mereka (mujahidin) di kota Shuran, untuk menghadang laju mujahidin mengalahkan rezim, dan membiarkan Thaghut Bashar Assad selamat.

Berdasarkan hal itu, kami mengeluarkan fatwa kepada saudara-saudara kami mujahidin wajib membela diri dari para penyerang wilayah muslim dan jangan menyerahkan wilayah Syam kepada mereka. Telah nampak kecacatan manhaj mereka, telah nampak kelaliman, agresi dan kezaliman mereka bagi setiap orang yang memiliki akal.

"Tetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka. Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksaan yang pedih," (QS. Asy-Syura: 41-42)

Dinukil dari penjelasan ulama kami –rahimahullah– mereka tentang menghadang penyerang, seperti dijelaskan Ibnu Taimiyah rahimahullah: sudah diketahui, seorang jika diserang: boleh baginya melawan berdasarkan Sunnah dan Ijma' [Al-Fatawa Al-Kubra: 27/239]. Banyak dari penjelasan ulama yang mewajibkan membela diri dan sejenisnya, hal itu tidak dibedakan apakah penyerang itu seorang kafir atau muslim, berakal atau gila, dewasa atau masih anak-anak, orang yang darahnya haram atau darahnya halal, manusia atau yang lainnya.

Dalam hal ini juga tidak ada perbedaaan apakah markas mujahidin itu berada di front pertempuran atau di desa atau kota yang jauh, selama itu masih di wilayah Syam maka membela diri hukumnya wajib. Seluruhnya harus saling bahu-membahu membela diri. Semoga Allah membalas tipu daya mereka dengan leher-leher mereka dan menolong mujahidin di jalan Allah serta menguatkan barisan mereka.

Yang menandatangani fatwa ini:

Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini
Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi
Dr. Sami Al-'Uraidi
Syaikh Shadiq Al-Hasyimi
Syaikh Mushlih Al-Uliyani
Syaikh Abu Sulaiman Al-Ustrali
Qadhi Abu Azam Al-Jizrawi
Qadhi Muktashim Billahi Al-Madani
Dr. Abdullah Al-Muhaisini

Alih Bahasa: Hunef Ibrahim

Fatwa Ulama Suriah

Teks fatwa ulama

(adibahasan/arrahmah.com)

Wilder mengancam akan menayangkan kartun Nabi Muhammad di TV

Posted: 04 Jun 2015 08:00 PM PDT

Geert Wilders. Politisi Belanda yang terkenal anti-Islam

DEN HAAG (Arrahmah.com) - Politisi Belanda anti-Islam, Geers Wilders, mengatakan bahwa dia akan menayangkan kartun Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam di TV sebagai respon dari penolakan pemerintah atas sebuah pameran kartun yang sama yang digelar di gedung parlemen Garland, Texas.

Wilders merilis sebuah pernyataan yang mengatakan "itu akan tepat jika parlemen Belanda, di mana saya telah terpilih, mengizinkan untuk memamerkan kartun yang bersangkutan." sebagaimana yang dilansir oleh World Bulletin pada Kamis (4/6/2015).

Wilder mengancam bahwa akibat penolakan terhadap permintaannya untuk menggelar pameran kartun Nabi Muhammad ia akan menyiarkan beberapa kartun Nabi Muhammad di televisi nasional, selama slot siaran yang diizinkan untuk partai politiknya.

"Teroris" harus menyadari bahwa mereka tidak akan pernah menang dan betapa pentingnya kebebasan berbicara bagi kita di Belanda," kata Wilders.

Permintaan Wilder untuk menggelar pameran itu datang satu bulan setelah dua orang bersenjata ditembak mati di Texas setelah mereka melepaskan tembakan di luar acara pameran kartun Nabi Muhammad.

(ameera/arrahmah.com)

Ramadhan-Idul Fitri 2015 berpotensi sama

Posted: 04 Jun 2015 07:17 PM PDT

foto ilustrasi

SURABAYA (Arrahmah.com) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyatakan awal Ramadhan 1436 H/2015 dan Idul Fitri 1436 H/2015 berpotensi sama di kalangan umat Islam dari berbagai kelompok yakni awal Ramadhan (puasa) pada 18 Juni dan awal Syawal (Idul Fitri) pada 17 Juli 2015.

"Potensi itu berdasarkan kesamaan pada tiga metode yakni metode dalam Kitab Sulamun Nariyyin, Kitab Fathur Rouf fil Manan, dan metode Lajnah Falaqiyah PBNU," kata Koordinator Rukyatul Hilal PWNU Jatim HM Sholeh Hayat kepada Antara di Surabaya, Kamis (4/6/2015), lansir Antara.

Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim itu, kesamaan tiga metode itu menunjukkan tidak ada perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri pada tahun ini, meski PWNU Jatim tetap akan melakukan "rukyatul hilal" (melihat hilal secara kasat mata).

"Kitab Sulamun Nariyyin menentukan ijtimak terjadi pada Selasa 16 Juni pukul 21.07 WIB, dan irtifak (ketinggian hilal atau rembulan usia muda sebagai pertanda awal bulan) pada -2,2 derajat atau belum wujud," katanya.

Oleh karena itu, usia bulan Syaban diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari, sehingga tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis 18 Juni 2015.

"Sementara itu, Kitab Fathur Rouf fil Manan juga menentukan ijtimak terjadi pada Selasa 16 Juni pukul 21.00 WIB, dan irtifak pada -2 derajat (belum wujud), sehingga usia Syaban diistikmalkan 30 hari dan awal Ramadhan jatuh pada Kamis 18 Juni 2015," katanya.

Hal yang sama juga terjadi pada hasil perhitungan Lajnah Falaqiyah PBNU yakni ijtimak terjadi pada Selasa 16 Juni pukul 21.07 WIB dan irtifak pada -2 derajat (belum wujud), sehingga 1 Ramadhan jatuh pada Kamis (18/6).

"Ketiga metode itu menunjukkan hilal saat ghurub (matahari terbenam) belum bisa dilihat, karena belum wujud, sehingga bulan Syaban mengalami istikmal. Metode hisab yang lain juga sama, sehingga awal Ramadhan dan Idul Fitri berpotensi sama," katanya.

Namun, PWNU Jatim akan tetap melakukan "rukyat syariah", walau barang (hilal) belum ada, tapi karena Hadits Nabi memerintahkan "shumuu lil rukyati", maka PWNU Jatim akan melakukan rukyat pada Selasa 16 Juni pada 11 titik se-Jatim.

"Untuk Idul Fitri pun berpotensi sama karena ijtimak terjadi pada pukul 08.00 WIB, sehingga hilal berpotensi kelihatan dan awal Syawal akan terjadi pada tanggal yang sama yakni 17 Juli 2015," katanya.

Sementara itu, Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim H Nadjib Hamid menegaskan bahwa Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan puasa 1 Ramadhan 1436 H jatuh pada Kamis, tanggal 18 Juni 2015, lalu Idul Fitri 1 Syawal 1436 H bertepatan dengan hari Jumat, 17 Juli 2015.

"Penetapan awal puasa dan lebaran itu sesuai hasil telaah hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Metode telaah itu merupakan cara menetapkan awal puasa dan lebaran dengan ilmu perhitungan falaq (astronomi)," katanya. (azm/arrahmah.com)