Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Saudi mmperingatkan warga di provinsi Saada untuk pergi setelah menyatakan seluruh wilayah sebagai sasaran militer

Posted: 08 May 2015 04:34 PM PDT

Sebuah kota di Yaman yang hancur dalam perang

SAADA (Arrahmah.com) - Militer koalisi pimpinan Saudi pada Jum'at (8/5/2015) memperingatkan warga di provinsi Saada, benteng milisi Syi'ah Houtsi untuk meninggalkan rumah mereka setelah menyatakan seluruh wilayah sebagai sasaran militer.

Saluran televisi Saudi Al ekhbariya mengatakan pada Jum'at (8/5) bahwa seluruh wilayah akan menjadi sasaran militer, saat Jenderal Ahmed Assiri, juru bicara militer koalisi, mengatakan selebaran telah dijatuhkan di distrik Old Saada mendesak warga untuk pergi hingga pukul 19.00 waktu setempat.

Hal tersebut datang menanggapi serangan lintas-perbatasan baru-baru ini oleh milisi Syi'ah Houtsi yang menargetkan kota perbatasan Saudi-Yaman, kota Najran.

"Pekerjaan kami kini mencapai mereka (Houtsi) yang merencanakan serangan ini dan yang bersembunyi di Saada," ujar Assiri seperti dilansir Al Jazeera.

"Operasi militer kami akan lebih lama dan lebih keras dan akan pergi setelah seluruh komandan Houtsi," tambahnya.

Tembakan mortir dari Saada telah menewaskan delapan orang di kota Najran, Saudi pada Selasa dan Rabu lalu dan Houtsi juga menargetka lokasi pertahanan udara Saudi di dekat Najran pada Kamis.

Sebagai tanggapan, koalisi pimpinan Saudi meluncurkan lebih dari 50 serangan udara di Saada pada Kamis tengah malam, menghancurkan sebuah bangunan yang diduga pabrik bom, kompleks komunikasi dan pusat komando.

Riyadh pada Kamis (7/5) mengusulkan gencatan senjata selama lima hari untuk misi kemanusiaan untuk membantu warga sipil yang memerlukan makanan, obat-obatan dan bahan bakar.

Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir mengatakan dalam pertemuan menteri-menteri negara Teluk di Paris pada Jum'at (8/5) bahwa gencatan senjata akan dimulai pada 12 Mei, namun hanya akan terjadi jika Houtsi memenuhi aturan.

Jubeir mengatakan serangan udara di Saada tidak terikat dengan kesepakatan gencatan senjata.

Badan-badan bantuan mengatakan mereka sangat membutuhkan pasokan, termasuk bahan bakar untuk menjalankan infrastruktur seperti rumah sakit. (haninmazaya/arrahmah.com)

Aktivis Suriah laporkan adanya serangan klorin terbaru di provinsi Idlib

Posted: 08 May 2015 04:05 PM PDT

Warga sipil bereaksi dengan menggunakan masker gas setelah aktivis melaporkan adanya serangan gas klorin di desa Kansafra di provinsi Idlib. (Foto: Reuters)

IDLIB (Arrahmah.com) - Aktivis Suriah dan para dokter melaporkan pada Kamis (7/5/2015) mengenai adanya serangan kimia terbaru di provinsi Idlib yang mengakibatkan puluhan orang menderita sesak nafas.

Mohammed Tennari, seorang dokter yang bersaksi di depan Dewan Keamanan PBB pada bulan lalu setelah mengobati sejumlah korban dalam serangan kimia sebelumnya di Idlib, mengatakan setidaknya ada tiga serangan terpisah di provinsi tersebut yang melukai hampir 80 orang.

Tennari yang berbicara dengan Associated Press dari dekat perbatasan Turki, membagi hasil laporan lapangan dari para dokter di tiga desa yang dilaporkan terkena serangan. Laporan tersebut mengatakan helikopter rezim menjatuhkan bom barel
yang mengandung klorin di desa Janoudieh, Kansafrah dan Kafr Batiekh pada Kamis (7/5).

Tennari sedang dalam perjalanan kembali dari Amerika Serikat di mana ia memberikan laporan kepada DK PBB mengenai serangan klorin pada Maret lalu yang membunuh tiga anak dan nenek mereka di provinsi Idlib. Ia adalah koordinator untuk Perhimpunan
Medis Suriah Amerika yang memiliki relawan tenaga medis untuk merawat korban dan melaporkan serangan di Suriah.

Juga, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR), sebuah kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di luar negeri, melaporkan tiga serangan berbeda. Kelompok ini melaporkan bahwa 69 orang terluka dalam serangan.

Telah terjadi peningkatan laporan serangan klorin di tengah pertempuran intensif di provinsi Idlib di mana Mujahidin meraih kemajuan yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Mujahidin berhasil merebut ibukota provinsi lalu diikuti dengan kota strategis Jisr al-Shughur dan pangkalan militer strategis milik rezim Nushairiyah. Rezim Nushairiyah mengklaim bahwa mereka akan merebut kembali kontrol atas kota-kota yang telah dikuasai oleh Mujahidin.

Tennari mengatakan seorang pria berusia 30-an meninggal dunia pada Kamis (7/5) setelah serangan klorin di sebuah desa di Idlib pada 2 Mei. Bayi laki-laki berusia enam bulan juga meninggal dalam serangan tersebut.

Sejauh ini PBB hanya mengutuk serangan kimia yang dilakukan oleh rezim Nushairiyah tanpa ada tindakan. (haninmazaya/arrahmah.com)

Penjelasan Kemlu RI tentang jatuhnya helikopter di Pakistan

Posted: 08 May 2015 09:18 AM PDT

Beberapa tentara Pakistan tampak berada di luar helikopter militer, tak jauh dari rumah sakit di Gilgit, tempat para korban dirawat

JAKARTA (Arrahmah.com) - Kementerian Luar Negeri RI telah menerima informasi terkait jatuhnya helikopter Pakistan di wilayah utara pegunungan Gilgit-Baltistan pada hari Jumat, 8 Mei 2015 pukul 11.45 waktu setempat.

Berdasarkan informasi dari Kemlu Pakistan yang diperoleh KBRI Islamabad, istri Duta Besar RI untuk Islamabad, Ibu Heri Listyawati Burhan Muhammad meninggal dunia, sementara Duta Besar RI untuk Islamabad, Bapak Burhan Muhammad, dilaporkan selamat namun mengalami luka.

Dalam musibah juga telah menjadi korban Dubes Norwegia, Leif Larsen dan Dubes Filipina, Domingo Lucenario Jr untuk Pakistan serta Istri Dubes Malaysia untuk Pakistan. Sementara, Dubes Belanda dan Dubes Polandia untuk Pakistan dilaporkan menderita luka luka.

Menurut keterangan, kunjungan tersebut melibatkan 32 Dubes asing yang ada di Pakistan, yang perjalanannya terbagi dalam 4 helikopter. Kunjungan ini merupakanfamiliarization trip ke Naltar Valley, Gilgit-Baltisan sekaligus menghadiri peresmian proyek pariwisata. Helikopter yang jatuh, membawa 17 orang penumpang dan 11 diantaranya adalah warga negara asing.

Kemlu RI pada laman resminya menyebut, terus berkoordinasi dengan KBRI Islamabad maupun perwakilan Pakistan di Jakarta untuk mencari informasi lebih detail sehubungan jatuhnya helikopter tersebut.

Kementerian Luar Negeri menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu Heri Listyawati Burhan Muhammad. Semoga Beliau diterima di sisiNya dan keluarganya dapat diberi kekuatan.

Duta Besar Burhan Muhammad menjabat sebagai Duta Besar RI di Islamabad sejak menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Republik Islam Pakistan, YM Asif Ali Zardari pada tanggal 18 November 2012

Kementerian Luar Negeri juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Duta Besar Norwegia dan Duta Besar Filipina untuk pakistan, serta Istri Dubes Malaysia untuk Pakistan. (azm/arrahmah.com)

Helikopter jatuh di Pakistan, isteri Dubes RI turut jadi korban

Posted: 08 May 2015 08:58 AM PDT

Rumah sakit militer di Gilgit, Pakistan utara.  tempat para korban jatuhnya helikopter dirawat.

GILGIT (Arrahmah.com) - Dua duta besar dan dua isteri duta besar turut tewas dalam peristiwa jatuhnya helikopter di Pakistan.

Mengutip bbc, istri duta besar Indonesia dan Malaysia serta duta Besar Norwegia dan Filipina untuk Pakistan tewas dalam jatuhnya helikopter di bagian utara Pakistan, seperti disampaikan pejabat militer Pakistan.

Helikopter militer itu dilaporkan jatuh pada saat pendaratan darurat di area lembah pengunungan Naltar, enam orang tewas.

Para diplomat itu sedang dalam perjalanan ke daerah Gilgit-Baltistan di area sengketa Kashmir.

Para pejabat dijadwalkan menghadiri peresmian proyek kereta gantung yang dibangun oleh angkatan udara untuk wisatawan.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dijadwalkan meresmikan fasilitas itu, tapi pesawatnya berbalik arah dari Gilgit setelah menerima laporan kecelakaan tersebut.

Penyebab jatuhnya helikopter masih belum diketahui. (azm/arrahmah.com)

DPR: UU ITE perlu direvisi

Posted: 08 May 2015 03:08 AM PDT

foto Ilustrasi

JAKARTA (Arrahmah.com) - Anggota Komisi I DPR, Elnino M Husein Mohi menyatakan, Undang-Undang (UU) No.11/2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) perlu direvisi, terutama pasal 27, yang banyak memakan korban, terutama masyarakat yang belum mengerti hukum dan UU ITE.

"Saat media sosial (medsos) tiba-tiba ada di genggamannya, dia merasa bebas berbuat semaunya, jadinya terjeratlah dengan UU ITE," kata Elnino saat dihubungi di Jakarta, Jumat (8/5/2015), mengutip Harian Terbit

Mengenai revisinya seperti apa, politisi Partai Gerindra ini mengaku akan bicarakan di Komisi I DPR sebab sudah masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun ini untuk revisi tersebut.

"Hendaknya aparatur hukum bijaksana dalam menerapkan UU. Pakailah pasal-pasal dari UU KUHP saja, bila ada kasus kriminal yang melalui media IT, bukan langsung menggunakan UU ITE," ujarnya.

Menurutnya, yang bermasalah kan isi pernyataan seseorang, sedangkan UU ITE dibuat dimaksudkan untuk mengatur penggunaan teknologinya dalam memberikan pernyataan atau menyebarkan informasi.

Harus ada edukasi serius soal fungsi dan tertib ITE, terutama etika penggunaannya. "Masyarakat mesti paham benar sejak awal saat beraktifitas di medsos, artinya dilihat/didengarkan oleh ribuan orang," jelasnya.

Sekretaris Fraksi Gerindra di MPR ini tak ingin mengomentari khusus soal kasus aktivis anti korupsi yang menggunakan medsos sebagai media untuk bersuara.

Tetapi secara umum, setiap warga negara berhak berpendapat di depan umum dan hak itu dilindungi konstitusi.

"Yang dilarang itu melanggar hak asasi orang lain misalnya fitnah, menghina, dan lain-lain. Fitnah dan pelanggaran hukum lainnya, gunakan UU KUHP, bukan UU ITE, meski dilakukan di medsos," ungkapnya.

Elnimo mengharapkan, mudah-mudahan setelah direvisi, UU ITE menjadi lebih baik dan tidak menjadi alat bagi mereka yang antikritik membunuh kritikusnya.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG), Bobby Adhityo Rizaldi menambahkan, revisi UU ITE merupakan salah satu dari 3 prioritas Komisi I DPR tahun ini dalam Prolegnas selain RUU Penyiaran dan RUU RTRI.

"Maraknya kasus lebih dari 70 an kasus pidana yang dipenjara karena urusan ITE ini salah satunya ada celah pelanggaran HAM di dalam UU ITE saat ini," kata Bobby.

Bobby menginginkan, UU ITE kedepan bisa menyeimbangkan antara menjaga kebebasan berekspresi sekaligus bagaimana batas kebebasan yang bertanggung jawab.

Dia pun mencontohkan seperti beberapa kasus, karena update status di Facebook perlu edukasi, sehingga kebebasan berekspresi tersebut tak menimbulkan fitnah yang berujung pada penggunaan pasal 27 UU ITE dan dikaitkan dengan pasal pencemaran nama baik.

"Kasus Apung Widadi salah satu dari banyak hal tersebut. Revisi UU ITE pasal 27 harus efektif sebagai edukasi publik, agar pengguna ITE tak terjerumus ekspresi yang bisa melanggar privasi individu atau entitas lain," harapnya.

Hal senda juga diungkapkan anggota Komisi I DPR lainnya dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP), TB Hasanuddin.

Dia mendukung bila di negara demokrasi seperti apapun, harus ada batasnya seseorang menyampaikan ekspresinya, termasuk menghina orang atau menimbulkan kebencian. "Kalau direvisi harus hati-hati juga, yang penting memang aplikasi dilapangannya," kata TB Hasanuddin.

Pasal 27 UU ITE
BAB VII
PERBUATAN YANG DILARANG

Pasal 27
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.

(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik

(4) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman.

 

(azm/arrahmah.com)

Media Syi'ah sebar hoax penembakan Raja Salman

Posted: 08 May 2015 01:30 AM PDT

Raja Salman beserta jajarannya, dok. Google

LAHJ (Arrahmah.com) - Sebuah media syiah Yaman menyebarkan berita hoax. Tak tanggung-tanggung, bahkan media itu mengabarkan bahwa Raja Salman meninggal ditembak ajudan Kerajaan Saudi. Astaghfirullah.

Lahj News -yang berbasis 35 kilometer dari Kota Aden- mengutip Syria Press mengatakan bahwa "Aktivis mengatakan di media sosial Facebook pada Kamis (7/5/2015) bahwa, Raja Salman bin Abdul Aziz telah dibunuh hari ini setelah ditembak oleh karyawan pengurus sarana (kerajaan)."

Dalam berita hoax itu, Raja Salman bin Abdul Aziz dilaporkan, "dibunuh karyawan pengurus sarana kerajaan (Jacob Mahdi. ., seorang warga Amerika asal BD) yang menembak raja, (raja) langsung dilarikan ke rumah sakit Raja Fahd dan meninggal karena kehabisan darah."

Terkait isu ini, Media Timur Tengah melansir bahwa isu ini ada hubungannya dengan fenomena hastag bersahut antara "Raja Saudi Wafat" yang dikicaukan netizen Saudi dan "Presiden Assad Tewas" yang dipopulerkan aktivis Suriah.

Hingga berita ini diturunkan belum ada media independen yang bertanggung jawab atas "kegilaan" ini. Namun, beberapa situs yang menyebarkan kabar hoax ini akhirnya terkena "suspend".

Wallahu a'lam bish shawwab. (adibahasan/arrahmah.com)

Tak ada Ukhuwah Islamiyah antara Sunni dan Syi'ah (6)

Posted: 08 May 2015 01:00 AM PDT

Salah seorang warga Iran mengaku sebagai salah seorang dari "12 imam Syiah yang hilang". Hal ini tentu menggugurkan Khomaini sebagai wakil Imam Mahdi, dok. twasul.info

Oleh Apad Ruslan

(Arrahmah.com) - Rukun iman adalah perkara yang amat penting dalam Islam. Jika seseorang tidak memenuhinya, maka predikat Mu'min tidak dapat dilekatkan. Begitulah yang terjadi pada kaum Syiah, predikat Mu'min tidak dapat dilekatkan kepada mereka, apalagi disebut Muslim.

Mengapa demikian? Berikut ulasan perkara iman dalam Syiah yang Arrahmah kutip dari Sigabah.com. Ulasan ini diadaptasi dari buku Mungkinkah SUNNAH-SYIAH DALAM UKHUWAH? Jawaban Atas Buku Dr. Quraish Shihab (Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan, Mungkinkah?). Bismillah.

Syiah dan Rukun Iman

Sebagaimana kekufurannya terhadap malaikat -yang telah kami bahas sebelumnya-keyakinan Syiah tentang kenabian (nubuwwah) juga berbeda dengan umat Islam.

3. Iman kepada para Nabi

Meski Syiah meyakini eksistensi nubuwwah (kenabian)—bahkan menurut mereka, siapa saja yang memungkiri kenabian dapat distempel sebagai kafir—namun demikian, mereka tetap menjadikan imamah (kepemimpinan 12 imam) sebagai sentral dari hukum kekafiran itu. Berkenaan dengan hal ini, salah seorang ulama Syiah kenamaan, at-Thusi, menegaskan sebagai berikut:

وَدَفْعُ الإِمَامَةِ كُفْرٌ كَمَا أَنَّ دَفْعَ النُّبُوَّةِ كُفْرٌ لِأَنَّ الْجَهْلَ بِهِمَا عَلَى حَدٍّ وَاحِدٍ.

"Menolak imamah hukumnya kufur, seperti halnya menolak kenabian. Karena tidak mengetahui keduanya berada dalam satu batas yang sama."[1]

Selain itu, Syiah juga beriman kepada para Rasul Ulul 'Azmi. Menurut mereka, Ulul 'Azmi ada lima, yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad 'alaihim ash-shalatu wa as-salam, persis seperti yang diyakini Umat Islam. Diriwayatkan oleh al-Kulaini dalam salah satu haditsnya sebagai berikut:

عَنْ سَمَاعَةَ بْنِ مِهْرَانَ قَالَ قُلْتُ لأبِي عَبْدِ الله (عَلَيهِ السَّلام) قَوْلَ الله عَزَّ وَجَلَّ فَاصْبِرْ كَما صَبَرَ أُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ فَقَالَ نُوحٌ وَإِبْرَاهِيمُ وَمُوسَى وَعِيسَى وَمُحَمَّدٌ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِه)

Dari Sama'ah bin Mahran, ia berkata, "Aku bertanya pada Abu Abdillah As. (Ja'far as-Shadiq) mengenai firman Allah Swt. (Yang artinya) 'Bersabarlah kamu seperti sabarnya para utusan Ulul 'Azmi.' Maka Abu Abdillah menjawab, 'Mereka adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad saw'."[2]

Meski demikian, tentu tak bisa dipungkiri, bahwa dalam kitab-kitab rujukan mereka banyak dijumpai riwayat-riwayat yang menegaskan bahwa para Imam Ahlul Bait lebih utama daripada para nabi, bahkan para rasul Ulul 'Azmi. Dalam hal ini, tanpa menggunakan taqiyyah (secara terang-terangan), al-Majlisi mengatakan bahwa keutamaan para Imam yang masih berada di atas para nabi adalah salah satu keyakinan yang harus dipegang oleh setiap penganut Syiah.

إعلم أنّ ما ذكره رحمه الله من فضل نبيّنا و أئمّتنا صلوات الله عليهم على جميع المخلوقات و كون أئمّتنا أفضل من سائر الأنبياء هو الذي لا يرتاب فيه من تّبع أخبارهم عليهم السلام على وجه الإذعان و اليقين, و الأخبار في ذلك أكثر من أن تحصى … و عليه عمدة الإمامية ولا يأبى ذلك إلا جاهل بالأخبار.

"Ketahuilah, bahwa apa yang disampaikan oleh beliau (Ibnu Babawaih) – semoga rahmat Allah untuknya – tentang keutamaan Nabi dan para Imam kita – semoga shalawat Allah untuk mereka semua – atas semua makhluq yang lain, dan bahwa para A'immah lebih utama daripada para nabi, adalah (keyakinan) yang tak perlu diragukan lagi oleh orang yang sering membaca hadits para Imam, atas dasar ketundukan dan keyakinan. Hadits-hadits yang menjelaskan hal ini sangat melimpah . . . dan itulah yang dipegang oleh Syiah Imamiyah. Tak akan ada yang mengingkarinya kecuali orang yang tidak mengerti tentang hadits."[3]

Dalam kitab yang sama, al-Majlisi menulis bab khusus mengenai hal ini. Pada bab spesifik itu, tulisan-tulisan al-Majlisi memberikan kesan kuat, bahwa Syiah tidak hanya gemar menghina umat Islam-Ahlussunnah, akan tetapi juga para utusan Allah Swt. yang maksum. Dengan penuh kemantapan, al-Majlisi menyatakan bahwa para Rasul Ulul 'Azmi tersebut bisa sampai pada derajat yang tinggi disebabkan mereka mencintai para Imam Ahlul Bait. Artinya, andai saja mereka tidak mempercayai wilayah (kepemimpinan) Imam Dua Belas, tentu mereka tidak akan mendapat gelar Ulul 'Azmi, serta tidak akan mendapatkan derajat dan keutamaan yang tinggi itu. Al-Majlisi menulis:

باب تفضيلهم عليهم السلام على الأنبياء و على جميع الخلق و أخذ ميثاقهم عنهم و عن الملائكة و عن سائر الخلق, وأنّ أولى العزم إنّما صاروا أولى العزم بحبّهم صلوات الله عليهم.

"Bab mengenai keutamaan para Imam di atas para nabi dan semua makhluq yang lain, serta pengambilan sumpah setia dari para nabi, malaikat dan makhluk yang lain untuk menjadi para Imam. Dan sesungguhnya Ulul 'Azmi menjadi Ulul 'Azmi sebab mencintai para Imam."[4]

Dalam Bihar al-Anwar pada bab tersebut, al-Majlisi mengutip sedikitnya 88 (delapan puluh delapan) hadits yang diafiliasikan kepada para Imam Syiah Itsna Asyariyah (12 imam). Dalam hal ini, al-Majlisi tentu tidak sendirian. Para ulam Syiah yang lain juga menyuarakan pendapat yang sama. Ibnu Babawaih, yang mendapat predikat ash-Shaduq di kalangan Syiah, dalam kitabnya al-I'tiqadat menyatakan sebagai berikut:

يجب أن يعتقد أنّ الله عزّ و جلّ لم يخلق خلقا أفضل من محمد صلّى الله عليه و السلام و الأئمّة و أنّهم أحبّ الخلق الى الله عزّ و جلّ و أكرمهم و أوّلهم إقرارا به لما أخذ الله ميثاق النبيّين …

"Wajib diyakini bahwa Allah Swt. tidak menciptakan makhluk yang lebih mulia daripada Muhammad saw. dan para Imam, serta meyakini bahwa mereka adalah makhluk yang paling dicintai Allah Swt., paling mulia dan yang paling dahulu mengakui ketuhanan Allah, ketika Allah Swt. mengambil sumpah setia dari para nabi..."[5]

Keekstriman Syiah tidak hanya sampai disini. Lebih jauh, mereka mengatakan bahwa Allah Swt. tidak menciptakan Nabi Adam As. Melainkan karena wilayah (kepemimpinan) para Imam. Begitu pula halnya dengan nabi-nabi yang lain. Mereka tidak diciptakan dan diutus melainkan karena wilayah para Imam Syiah. Mengenai hal ini, Muhammad bin an-Nu'man al-Mufid menulis sebagai berikut.

ما استوجب آدم أن يخلقه الله بيده و ينفخ فيه من روحه إلّا بولاية عليّ عليه السلام , و ما كلّم الله موسى تكليما إلّا إلّا بولاية عليّ عليه السلام, و لا أقام الله عيسى بن مريم آية للعالمين إلّا بالخضوع لعليّ عليه السلام …

"Tidaklah Adam harus diciptakan oleh Allah dengan kekuasaan-Nya dan ditiupkan ruh padanya, melainkan karena wilayah Imam Ali AS. Tidaklah Allah berbicara dengan Musa melainkan sebab wilayah Imam Ali, dan Allah tidaklah menjadikan Isa putra Maryam sebagai tanda bagi alam semesta melainkan sebab tunduk kepada Imam Ali AS.[6]

Berkenaan dengan topik yang sama, Dr. Muhammad Kamil al-Hasyimi dalam kitabnya Aqaid asy-Syi'ah fi Al-Mizan mengutip Ibnu Babawaih al-Qummi sebagai berikut:

إنّ الكلمات الّتي تلقّاها آدم من ربّه , فتاب عليه, هي سؤاله بحقّ محمد و عليّ و فاطمة والحسن والحسين.

"Sesungguhnya kalimat yang diterima oleh Adam As. dari Tuhannya hingga dia diterima taubatnya adalah permintaan (ampunnya) dengan kedudukannya Nabi Muhammad, Ali, Fathimah, Hasan dan Husain."[7]

Lebih ekstrem lagi, adalah pendapat mereka yang menyatakan bahwa Nabi Ayyub AS. ditimpa berbagai musibah disebabkan beliau menolak wilayahnya Imam Ali As. Begitu pula dengan Nabi Yunus As., menurut Syiah, beliau dibuang dalam perut ikan sebab enggan mengakui imamah Sayyidina Ali Radhiyallahu 'Anhu. Bahkan, Nabi Adam As. dan Nabi Yusuf As. diusir dari rumahnya juga karena menolak imamah Imam Ali AS. Pernyataan ini antara lain termaktub dalam kitab tafsir mereka sebagai berikut:

إنّ حوت يونس قال: يا سيّدي : إنّ الله تعالى لم يبعث نبيّا من آدم الى أن صار جدّك محمد الّا و قد عرّض عليه ولايتكم اهل البيت, فمن قبلها من الأنبياء سلم و تخلّص, و من توقّف عنها و تتعتع في حملها لقي ما لقي آدم من المصيبة, و ما لقي نوح من الغرق, و ما لقي ابراهيم من النار, و ما لقي يوسف من الجبّ, و ما لقي أيّوب من البلاء, و ما لقي داود من الخطيئة, إلى أن بعث الله يونس فأوحى الله إليه أن يايونس, تولّ أمير المؤمنين.

"Sesungguhnya ikan Hut Nabi Yunus berkata, "Wahai tuan, sesungguhnya Allah Swt. tidak mengutus seorang nabi mulai Adam hingga Muhammad kecuali telah menawarkan wilayah kalian wahai Ahlul Bait. Siapa pun dari para nabi yang menerimanya, dia akan selamat dan terbebas, dan siapa pun yang tidak menjawab atau ragu-ragu, dia akan merasakan musibah yang pernah dirasakan Adam, akan tenggelam seperti yang terjadi pada Ibrahim, dibuang ke sumur seperti yang terjadi pada Yusuf, ditimpa musibah sebagaimana yang menimpa Ayyub, berbuat salah seperti yang dilakukan Dawud. Hingga Allah Swt. mengutus Yunus As., maka dia mewahyukan kepadanya, 'Hai Yunus, jadikan Ali Amirul Mukminin sebagai walimu'."[8]

Selepas pemaparan data-data di atas, maka disini perlu dimaklumi, bahwa stigma-stigma negatif seperti itu memang sudah menjadi karakter ajaran Syiah, yang membuatnya berbeda dari sekte Islam yang lain, utamanya Ahlussunnah. Karenanya, pemujaan terhadap para Imam yang melampaui batas hingga berubah menjadi pengkultusan, tidak hanya memenuhi literatur-literatur dan menjadi cara pandang Syiah klasik, namun juga masih berlanjut pada Syiah kontemporer.

Namun yang perlu menjadi catatan adalah, trik yang digunakan Syiah kontemporer jauh berbeda dengan Syiah klasik. Jika Syiah klasik berani bicara apa adanya, misalnya, maka Syiah kontemporer tidak. Jika Syiah klasik monoton memakai dalil-dalil mereka sendiri, Syiah kontemporer justru menggunakan dalil-dalil umat Islam dengan segenap pemelintirannya. Akan tetapi kendati demikian, Syiah kontemporer pun tetap masih banyak yang mengikuti gerak langkah Syiah klasik.[9] Khomaini, pemuka Syiah konservatif penggerak revolusi Iran, menjadi salah satu contoh dari model ini. Dalam salah satu karyanya, al-Hukumah al-Islamiyah, Khomaini mengatakan:

إنّ للإمام مقاما محمودا و درجة سامية و خلافة تكوينيّة تخضع لولايتها وسيطرتها جميع ذرّات هذا الكون, و إنّ من ضروريّات مذهبنا أنّ لأئمتنا مقاما لم يبلغه ملك مقرب ولانبي مرسل …

"Sesungguhnya Imam mempunyai kedudukan yang terpuji, derajat yang mulia dan kepemimpinan mendunia, dimana seisi alam ini tunduk dibawah wilayah dan kekuasaannya. Dan termasuk hal yang aksiomatis adalah bahwa para Imam kita mempunyai kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat muqarrabin ataupun nabi yang diutus. . .[10]

Bersamaan dengan streotype hitam yang dipajang Khomaini dalam bukunya tersebut, muncul pula fatwa-fatwa para ulama dunia Islam yang mengkafirkannya. Hujan fatwa tersebut dapat dimaklumi, sebab aksi Khomaini memang terlalu jauh melampaui batas. Tak tangggung-tanggung, Khomaini malah berani bersuara lantang di depan publik, bahwa para nabi telah gagal dalam menegakkan keadilan di muka bumi, termasuk Nabi Muhammad saw. pidato itu dia sampaikan pada tanggal 15 Sya'ban 1400 H. dan dipancar-luaskan oleh Radio Nasional Iran. Berikut petikan dari pidato tersebut:

لقد جاء الأنبياء جميعا من أجل إرساء قواعد العدالة في العالم, لكنهم لم ينجحوا, حتى النبي محمد خاتم الأنبياء الذي جاء لإصلاح البشرية وتنفيذ العدالة, وتربية البشر لم ينجح في ذلك, وأن الذي سينجح في ذلك و يرسي قواعد العدالة في جميع أنحاء العالم في جميع مراتب إنسانية الإنسان وتقويم الإنحرافات هذا المهدي المنتظر …

"Benar-benar telah datang para nabi untuk menegakkan dasar-dasar keadilan di alam ini, namun mereka semua telah gagal, hingga Nabi Muhammad saw. yang menjadi penutup para nabi, yang diutus untuk memperbaiki kemanusiaan, menegakkan keadilan dan mendidik manusia, juga masih gagal. Yang akan berhasil menegakkan keadilan di seluruh dunia dalam setiap sektor kehidupan manusia dan memperbaiki segala kerusakan adalah al-Mahdi al-Muntadzar…"[11]

Namun memang harus diakui jika tidak semua versi Syiah mengklaim bahwa para imam lebih utama daripada para nabi. Syiah model ini adalah bagian dari aneka ragam karakter Syiah yang berbeda-beda. Secara garis besar, dalam konteks ini Syiah dapat dikelompokkan dalam tiga tipe:

Berpendapat bahwa para nabi lebih utama daripada para Imam, hanya ada sebagian dari mereka yang berpendapat jika para Imam lebih utama daripada para Malaikat.
Mempercayai bahwa para Imam lebih utama daripada para nabi dan Malaikat. Ini adalah pandangan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (12 imam). Meyakini bahwa para nabi dan Malaikat tetap lebih utama daripada para Imam Ahlul Bait. Mereka adalah Syi'i Mu'taziliy (Syiah dengan mainstream Mu'tazilah).

Terlepas dari klasifikasi ini, dari uraian di atas kita dapat menilai, bahwa literatur-literatur yang menyebutkan keutamaan para Imam Ahlul Bait berada di atas para nabi adalah kitab-kitab yang menjadi acuan utama dan terpercaya di kalangan Syiah. Kitab-kitab itulah yang senantiasa dijadikan rujukan, terus dibaca dan diajarkan dari generasi- ke generasi.[12]

Referensi

[1]Periksa, Muhammad bin Hasan ath-Thusi, Talkhish asy-Syafi, juz 4 hlm. 131, al-Majlisi, Bihar al-Anwar, juz 8 hlm. 368 dan al-Qifari, Ushul Madzhab Syi'ah, juz 2 hlm. 227.

[2]Al-Kulaini, al-Kafi, juz 1 hlm. 17.

[3]Lihat, Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, Juz 26, hlm. 297-298.

[4]Ibid, hlm. 267.

[5]Lihat, Ibnu Babawih, al-I'tiqadat, hlm. 106-107.

[6]Lihat, Muhammad bin Muhammad an-Nu'man al-Mufid, al-Ikhtishash, hlm. 250, al-Majlisi, Bihar al-Anwar, juz 26 hlm. 294 dan al-Qifari, Ushul Madzhab asy-Syi'ah, juz 2 hlm. 784.

[7]Lihat, Dr. Muhammad Kamil al-Hasyimi, 'Aqa'id asy-Syi'ah fi Al-Mizan,hlm. 108, Ibnu Babawaih al-Qummi, Al-Khishal, hlm. 270.

[8]Lihat, Al-Huwaizi, Tafsir al-Tsaqalain, juz 3 hlm. 435 dan Dr. Muhammad Kamil al-Hasyimi, 'Aqa'id asy-Syi'ah fi Al-Mizan, hlm. 108.

[9]Lebih lanjut, penjelasan tentang ini akan diuraikan lebih detail dalam pembahasan Syiah Kontemporer.

[10]Lihat, Khumaini, al-Hukumah al-Islamiyah, hlm. 52.

[11]Lihat, Wajih al-Madini, Limaadzaa Kaffara 'Ulamaa al-Muslimiin al-Khomaini?, hlm. 14.

[12]Lihat, Al-Qifari, Ushul Madzhab asy-Syi'ah, juz 2, hlm. 743-753

(adibahasan/arrahmah.com)

Perkataan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam tentang Syi'ah yang terbukti hari ini

Posted: 08 May 2015 12:30 AM PDT

Wanita Syi'ah mengagung-agungkan ahlul bait secara ghuluw (berlebihan)

Oleh Al-Ustadz Muhammad Thalib

(Arrahmah.com) - Syi'ah sebuah kelompok agama yang memiliki prinsip-prinsip ajaran bahwa, Al-Qur'an sudah berubah dari aslinya, baik karena adanya tambahan atau pengurangan pada saat dikumpulkan oleh para sahabat di masa khalifah Abu Bakar. Hal ini dinyatakan oleh ulama Syi'ah bernama At-Tabrizi dalam bukunya Fashlul Khithab fi Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab.

Mereka melebihkan imam-imam Syi'ah di atas seluruh para Nabi seperti yang ditulis oleh Al-Kulaini dalam kitabnya Al-Kafi dan tokoh Syi'ah modern Khomaini.

Sangat penuh rasa benci pada tokoh-tokoh utama sahabat Nabi: Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafsah radhiyallahu 'anhum. Mereka menganggap para tokoh sahabat yang menjadi kekasih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini sebagai penjahat ulung terhadap ajaran Rasulullah.

Berkeyakinan bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu yang belum terjadi, tetapi para imam Syi'ah mengetahui segala sesuatu di masa lalu, masa kini dan akan datang.

Dengan adanya doktrin-doktrin keagamaan semacam ini, patutkah Syi'ah dikategorikan sebagai salah satu komunitas muslim sebagaimana halnya komunitas ahlussunah wal jama'ah.

Syi'ah yang memiliki doktrin sebagaimana yang disebut di atas, telah dinubuwatkan oleh Rasulullah sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh imam Ath-Thabrani dalam kitab Al-Mu'jam Al-Kabir no. 12998.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قال : كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَعِنْدَهُ عَلِيٌّ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « يَا عَلِيُّ ، سَيَكُوْنُ فِي أُمَّتِيْ قَوْمٌ يَنْتَحِلُوْنَ حُبَّنَا أَهْلَ الْبَيْتِ لَهُمْ نَبَزٌ يُسَمَّوْنَ الرَّافِضَةَ فَاقْتُلُوْهُمْ فَإِنَّهُمْ مُشْرِكُوْنِ ».

Dari Ibnu Abbas ujarnya, saya pernah berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersamaan dengan Ali. Saat itu Nabi bersabda kepada Ali, "Wahai Ali, nanti akan muncul di tengah umatku suatu kaum yang berlebihan dalam mencintai kita ahlul bait, mereka dikenal dengan nama Syi'ah Rafidhah. Karena itu bunuhlah mereka sebab mereka adalah kaum musyrik."

Selain dari nubuwat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini, khalifah Ali bin Abi Thalib sendiri berkata, "Di belakang kami kelak akan muncul suatu kaum yang mengaku cinta kepada kamu. Mereka suka berdusta dengan nama kamu, mereka sebenanya keluar dari Islam. Ciri mereka yaitu gemar memaki Abu Bakar dan Umar."

Ammar bin Yasir berkata kepada seorang laki-laki yang mencerca Aisyah ketika berada di sisi Ammar bin Yasir: "Pergilah kamu wahai orang yang celaka, apakah engkau senang menyakiti kekasih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." [HR At-Tirmidzi, hadits hasan]

Maka terbuktilah kini, semua golongan Syi'ah senang sekali mencera Aisyah radhiyallahu 'anha. Astagfirullah.

(adibahasan/muslimina/arrahmah.com)

Kemenag himbau masyarakat laporkan kesalahan cetak Al-Qur'an

Posted: 08 May 2015 12:00 AM PDT

Pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kepada pers dalam Milad Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal ke-18 Tahun 2015 dan Promosi Kelitbangan di Jakarta (6/5/2015)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Terkait ditemukannya kesalahan Al-Quran baik itu versi cetak dan digital, Kementerian Agama menghimbau kepada masyarakat untuk melaporkannya. Laporan tersebut dapat disampaikan kepada Kementerian Agama melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMA).

"Kami memohon kontribusi, dukungan dan bantuan masyarakat luas kalau menemukan misalnya ada tulisan Al-Quran digital yang dinilai kurang sesuai kaidah yang lazim atau ada terjemahan yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya, bisa disampaikan kepada kami untuk kemudian kita dalami lebih jauh," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjawab pertanyaan pers terkait dengan berkembangnya Al-Quran versi digital saat Milad Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal ke-18 Tahun 2015 dan Promosi Kelitbangan di Jakarta, Rabu (6/5).

"Bantuan dari masyarakat, sungguh sesuatu yang kami harapkan dalam rangka ikut menjaga kemurnian dan kesucian Al-Quran itu sendiri," ujar Menag.

Menurut Menag, menjadi tugas dan taggungjawab pemerintah khususnya Kementerian Agama dalam hal ini Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMA) untuk ikut juga mencermati, memantau, dan memonitor penerjemahan dan penulisan Mushaf melalui digital.

"Karena eranya sekarang, era digital, karenanya harus terus dipantau agar kemurnian dan kesucian Mushaf Al-Quran ini tetap terjaga tidak hanya pada penulisannya, tidak hanya penterjemahannya, tapi kalau kemudian ada yang melakukan penafsiran-penafsiran sehingga kemudian masyarakat tetap mendapatkan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan," ujar Menag.

Guna menjamin kemurnian Al-Quran dalam bentuk online, misalnya ada kesalahan atau kekurangan huruf yang bisa berakibat pada kekeliruan makna, LPMA akan melakukan "assurance" (penjaminan mutu, red.). Tim penjaminan mutu Qur'an terdiri atas ahli dan hafidz Al-Quran 30 juz dan memiliki pemahaman terkait Al-Quran yang cukup mendalam sehingga mereka memiliki kualifikasi yang cukup bisa membedakan mana yang benar dan salah.

Terkait sertifikasi Al-Quran berbasis online atau digital, Kabalitbang dan Diklat Abdurrahman Masud mengatakan bahwa di Kemenag dalam hal ini melalui LPMA memiliki tim yang melakukan tashih meski diakui semuanya.

Hal serupa dikuatkan Kepala LPMA Muchlis M. Hanafi bahwa, pada prinsipnya apa yang dilakukan LPMA dalam melakukan tashih mencakup Al-Quran bersi cetak dan elektronik termasuk digital, tapi sejauh ini memang yang banyak mengajukan pentashihan itu, dan pengawasan yang banyak dilakukan kita lakukan terkait dengan versi cetak.

"Ada banyak aduan dari masyarakat terkait dengan versi digital, sejauh ini dari data yang dimiliki LPMA, baru 50 perusahaan yang mengajukan pentashihan versi digital, dan yang tidak mengajukan izin atau pentashihan itu kita monitoring dan mengawasinya secara serius," pungkas Muchlis Hanafi.

(adibahasan/arrahmah.com)

Video: Maasyaa Allah, bunga ini mekar 5 kali sehari seiring kumandang adzan

Posted: 07 May 2015 11:30 PM PDT

Bunga Adzan, Azerbeijan

BAKU (Arrahmah.com) - Maasyaa Allah, tak habis-habisnya tanda kebesaran Allah di alam ini terabadikan manusia untuk dijadikan pelajaran (hidayah). Salah satunya adalah fenomena mekarnya bunga saat adzan berkumandang, lima kali sehari.

Pada tahun 2013, sebuah stasiun televisi swasta di Azerbaijan, Lider TV, melaporkan bahwa fenomena bunga bermekaran saat berkumandang adzan terjadi di sebuah kebun bunga salah seorang warganya.

Mengetahui hal tersebut, CNN mengirimkan sebuah tim untuk meliput kejadian luar biasa itu. Alhamdulillah, tenyata fenomena "bunga adzan" itu betul-betul terjadi.

"Bunga ini mekar tepat 5 kali sehari seiring kumandangnya adzan." Demikian dilaporkan CNN pada liputannya yang diunggah pada YouTube, Senin (6/5/2013).

"Segala puji bagi Allah, Pencipta yang Mahabesar," ujar narator CNN.

Maka benarlah firman Allah subhanahu wata'ala,

⁠تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. [Qur'an Surat Al Isra': 44)

(adibahasan/arrahmah.com)