Arrahmah.Com |
- Pentagon: AS akan kirimkan 2.000 senjata anti-tank ke Irak
- Turki kirim kapal Angkatan Laut untuk bantu Muslim Rohingya
- Ketakutan, Buddhis Indonesia klaim diri berbeda dengan Buddhis Myanmar
- Hukum wanita safar ke Negeri Syam
- Polisi Hanover paksa Muslim untuk makan babi busuk
- Kekhawatiran Nabi adanya generasi yang menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian
- Hasil uji lab beras sintetis Cina mengandung bahan pembuat pipa plastik
- Untuk kemanusiaan, pemerintah bisa hibahkan satu pulau untuk Muslim Rohingya
- Dewan Da'wah dan Salimah Pidie serahkan bantuan untuk pengungsi Rohingya
- Pesawat tanpa awak buatan Indonesia siap beroperasi
Pentagon: AS akan kirimkan 2.000 senjata anti-tank ke Irak Posted: 21 May 2015 04:22 PM PDT WASHINGTON (Arrahmah.com) - Pentagon mengatakan pada Kamis (21/5/2015) bahwa Amerika Serikat akan memberikan 2.000 roket AT-4 anti-tank ke Irak pada awal pekan depan, dengan dalih membantu Baghdad memerangi bom mobil yang dilancarkan oleh ISIS. Juru bicara Pentagon Kolonel Steve Warren mengklaim pengiriman senjata tersebut akan membantu Irak mengatasi serangan bom mobil yang digunakan oleh ISIS akhir pekan lalu untuk membantu mereka merebut Ramadi dari pasukan Irak, lansir Reuters. "Ini adalah pelawan yang baik untuk itu (jenis bom tersebut)," klaim Warren. Warren menambahkan bahwa senjata anti-tank akan memungkinkan pasukan Irak menghancurkan bom mobil dari kejauhan. Mengandalkan senjata kecil harus mematikan mesin mobil atau membunuh supir, yang sangat sulit dilakukan, katanya. Ia juga mengakui bahwa AS terus berupaya melatih pasukan Irak untuk lebih baik berkomunikasi saat meminta dukungan udara, termasuk bagaimana cara terbaik untuk memformat panggilan radio dan mengindentifikasi posisi mereka. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Turki kirim kapal Angkatan Laut untuk bantu Muslim Rohingya Posted: 21 May 2015 06:25 AM PDT TURKI (Arrahmah.com) - Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengumumkan pada Selasa (19/5/2015) bahwa sebuah kapal Angkatan Laut Turki telah dikirim ke pantai Thailand dan Malaysia, lokasi terdamparnya ribuan Muslim Rohingya. Dia mengatakan bahwa Turki telah mengerahkan upaya untuk menjangkau orang-orang di atas kapal dengan kapal Angkatan Laut dan berkoordinasi dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi. Davutoglu mengeluarkan pernyataan di Ankara dalam pertemuannya dengan anak-anak dari 81 provinsi negara tersebut pada Hari Pemuda dan Olahraga 19 Mei, yaitu hari libur nasional yang berfokus pada para pemuda dengan kegiatan olahraga dan budaya. Perdana menteri mengatakan, "Ada anak-anak diantara enam ribu orang di atas perahu yang bermaksud menuju Thailand dari Myanmar," sambil menambahkan bahwa para pemuda itu tidak dapat merayakan 19 Mei. "Mereka tidak memiliki rencana ke depan bahkan untuk besok," kata Perdana Menteri Davutoglu, sebagaimana dikutip Jurniscom dari Daily Sabah. Diperkirakan 4.000 Muslim Rohingya Myanmar, serta pendatang lainnya dari Bangladesh, terdampar dengan sedikit akses untuk makanan dan air setelah Malaysia, Indonesia dan Thailand mengumumkan mereka tidak akan membiarkan kapal migran mendarat di pantai mereka. Namun pada hari Rabu, Malaysia dan Indonesia mencapai kesepakatan dan mengatakan mereka tidak lagi akan berpaling dari para manusia perahu tersebut, sebuah terobosan dalam menangani krisis migran di kawasan itu yang dilakukan hanya beberapa jam setelah ratusan orang yang kelaparan diselamatkan di laut. Para menteri luar negeri Malaysia dan Indonesia membuat pengumuman setelah pembicaraan yangjuga dihadiri oleh Thailand mengenai bagaimana menangani para migran yang terdampar, yang sebagian besar berasal dari minoritas Rohingya yang dianiaya di Myanmar. "Indonesia dan Malaysia sepakat untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada 7.000 migran gelap yang masih berada di laut," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman bersama mitranya dari Indonesia, Retno Marsude. "Kami juga sepakat untuk menawarkan mereka tempat penampungan sementara. Proses pemulangan dan pemukiman kembali akan dilakukan dalam satu tahun oleh masyarakat internasional," tambahnya setelah pertemuan di dekat Kuala Lumpur. Pemerintah Myanmar pada hari Rabu melarang konferensi bangsa-bangsa Muslim karena mengatakan pertemuan itu mempertaruhkan "destabilisasi" Myanmar, situs berita Irrawaddy melaporkan pada hari Rabu. The Union Muslims Nationwide Conference direncanakan berlangsung pada 23 Mei tapi Ohn Maung, sekretaris kelompok, mengatakan pemerintah menolak memberikan ijin untuk mengadakan pertemuan tersebut akhir tahun lalu. Meningkatnya gelombang nasionalisme Buddha disalahkan atas pecahnya kekerasan massal yang sebagian besar menargetkan Muslim Myanmar. Rohingya, sebuah komunitas besar yang tidak memiliki negara, selama ini tinggal di negara bagian Rakhine di sepanjang Teluk Benggala, dan telah menanggung beban kekerasan. Sejumlah besar warga Rohingya hidup dalam kondisi seperti apartheid, yaitu di kamp-kamp kumuh, dan rentan terkena penyakit. Warga Rohingya juga telah menghadapi diskriminasi sistematis selama puluhan tahun, termasuk pembatasan kelahiran anak, pernikahan dan pergerakan di seluruh negeri. PBB memperkirakan bahwa 120.000 muslim Rohingya telah meninggalkan negara Myanmar dengan menaiki perahu dalam tiga tahun terakhir, melarikan diri dalam kondisi yang semakin putus asa dan di bawah ancaman kekerasan sewenang-wenang yang dilakukan oleh umat Buddha Rakhine serta pasukan keamanan lokal. (banan/arrahmah.com) |
Ketakutan, Buddhis Indonesia klaim diri berbeda dengan Buddhis Myanmar Posted: 21 May 2015 05:45 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Semenjak 2012 lalu, Buddhis Myanmar mulai menampakkan wajah aslinya. Gambaran biksu-biksu mereka yang penuh kasih dan kebaikan bahkan berganti menjadi kumpulan orang yang suka mengamuk dan membawa senjata. Ceramah-ceramah biksu mereka yang bersifat mengutuk seperti yang kerap disampaikan oleh tokoh biksu radikal Ashin Wirathu juga menegaskan ekstrimisme Buddha di Myanmar. Massa Buddha di sana saat itu dilaporkan telah membantai lebih dari 200 Muslim dan memaksa lebih dari 150.000 orang lainnya, yang juga kebanyakan Muslim, mengungsi dari rumah mereka. Buddhis Myanmar tampaknya telah lebih dari sekedar terjangkit Islamophobia. Pasalnya, di sana sembilan dari 10 orang Myanmar beragama Buddha dan hampir semua pemimpin Buddhis berada di puncak dalam dunia bisnis, pemerintah, militer dan kepolisian. Sementara itu, perkiraan rentang minoritas Muslim hanya 4 sampai 8 persen dari sekitar 55 juta rakyat Myanmar, dan sisanya sebagian besar Kristen atau Hindu. Tapi teroris Ashin Wirathu bersikeras bahwa eksistensi Buddhis Myanmar terancam oleh keberadaan minoritas Muslim yang memiliki lebih banyak anak keturunan dari pada umat Buddha di sana. Dia juga merasa terancam oleh minoritas Muslim yang membeli tanah milik Buddhis. Menanggapi perlakuan keji umat Buddha Myanmar terhadap minoritas Muslim Rohingya di Myanmar, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) mengklaim tidak ada kaitannya dengan umat Buddha di tanah air. Walubi merasa perlu menegaskan hal ini supaya efek perstiwa pembantaian Muslim Rohingya oleh kaum Buddha di sana tidak berefek ke Indonesia. "Kita perlu katakan bahwa Buddha kami dengan Myanmar berbeda," ujar Plt Ketua Umum Walubi, Arief Harsono di gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015). Arief mengatakan Indonesia akan tetap damai dan sejahtera tanpa terpengaruh sentimen dari Myanmar, termasuk bagi umat Buddha. "Semua tenang. Bersama-sama kita tingkatkan hubungan baik dan jangan terpengaruh dengan isu-isu yang tidak menguntungkan semuanya," terangya, sebagaimana dilansir Islamedia. Ketua DPP Walubi Suhadi juga mengklaim bila agama Buddha memiliki landasan kemanusiaan dan tindakan kemanusiaan itu tidak diukur dari bentuk fisik. "Saya kira itu harus klarifikasi dan tentu tanggungjawab kami memberikan teladan yang jauh lebih baik bahwa agama Buddha adalah kemanusiaan," katanya. Menanggapi pernyataan tokoh Buddha Indonesia ini, Ketua Bidang Kerukunan Antarumat Beragama MUI Pusat, KH Slamet Effendi Yusuf menyebut baik. Ia menyesalkan terjadinya tindak kekeraan yang terjadi kepada penduduk Muslim Rohingya. "Jangan sampai apa yang terjadi di sana membuat hubungan umat beragama di sini menjadi renggang karena akan mengganggu stabilitas nasional," kata Slamet. Sebelumnya, Walubi juga mengimbau pemerintah untuk dapat menggalang dukungan dan kerjasama negara ASEAN dalam menangani permasalahan pengungsi Rohingya dan status kewarganegaraannya. "Meminta kepada pemerintah Indonesia untuk menampung para pengungsi Myanmar dengan menyiapkan tempat penampungan khusus seperti tempat penampungan para pengungsi dari Cambudia dan Vietnam," kata Arief Harsono. (banan/arrahmah.com) |
Hukum wanita safar ke Negeri Syam Posted: 21 May 2015 05:00 AM PDT (Arrahmah.com) - Ada sebuah pertanyaan dari saudara kita, Abu Hamzah Al Salafi tentang hukum wanita safar ke Negeri Syam (Suriah). Ini tentang seorang ukhti dari Tunisia. Ia memiliki suami yang syahid di Syam (Suriah), kemudian kembali ke Tunisia. Saat ini ia memiliki 5 orang anak. Qadarullah, seorang ikhwan dari Syam yang merupakan teman akrab suami ukhti tersebut ingin menikahi ukhti yang kini menjanda. Namun ia memastikan tidak dapat datang ke Tunisia. Ikhwan tersebut ingin melaksanakan akad nikah via Skype. Abu Hamzah adalah suami saudari dari ukhti tersebut. Mereka memintanya untuk menjadi saksi akad nikah tersebut, hingga wanita itu (dapat) berhasil tiba di Negeri Syam. Maka Abu Hamzah bertanya, "apakah boleh akad seperti ini? Lalu apa solusinya? Semoga Allah memberkahi Anda." Jawaban Syaikh Dr. Sami Al Uraidi Bismillahirrahmanirrahim Yang demikian itu untuk menjauhkan mereka dari kemungkinan tertawan dan tertangkap di tangan musuh Allah. Syaikh Al Maqdisi memiliki sebuah risalah pada masalah itu, alangkah baiknya kalau Anda kembali kepadanya. Pada risalah tersebut ada kebaikan yang luar biasa. Adapun tentang akad nikah yang sempurna rukun-rukun, syarat-syarat, dan wajib-wajibnya yang dilakukan melalui alat komunikasi modern, maka akad tersebut adalah akad yang syah. Syaikh Dr. Sami Al Uraidi adalah anggota Lajnah Syar'iyyah Mimbar Tauhid. (adibahasan/arrahmah.com) |
Polisi Hanover paksa Muslim untuk makan babi busuk Posted: 21 May 2015 04:30 AM PDT HANOVER (Arrahmah.com) - Kelompok hak asasi manusia secara luas mengutuk tindakan biadab yang dilakukan polisi Hanover terhadap imigran Muslim, setelah video pada WhatsApp menunjukkan perwira Jerman yang memaksa seorang imigran Muslim untuk makan daging babi busuk dari lantai hanya untuk hiburan. Kelompok hak asasi manusia Pro Asyl mengutuk insiden tersebut dan menggambarkannya sebagai tindakan yang sudah sampai pada taraf rasisme yang mengerikan dan biadab, dan menuntut untuk dilakukan penyelidikan terhadap polisi yang terlibat dalam tindakan biadab tersebut. Demikian Agence France Presse melaporkan pada Selasa (19/5/2015), sebagaimana dilansir oleh onislam.net. Insiden mengejutkan itu terungkap setelah stasiun radio Jerman Norddeutscher Rundfunk (NDR) yang berbasis di Hamburg menayangkan sebuah laporan tentang dua insiden pelecehan imigran di kantor polisi Hanover. "Kami menerima keluhan pekan lalu bahwa pelecehan tersebut di lakukan di sebuah departemen kepolisian federal," Jaksa Agung Thomas Klinge mengatakan kepada NDR, Russia Today melaporkan. Polisi telah dikerahkan untuk mencari rumah polisi yang diduga terlibat dalam tindakan tersebut. Dalam viseo Whatsapp itu, terlihat petugas kepolisian mencekik pencari suaka Afganistan dan memaksa Muslim Maroko untuk makan daging babi busuk dari lantai. Dalam satu kasus melibatkan seorang imigran Muslim berusia 19 tahun dari Afghanistan yang ditangkap Maret 2014 di stasiun kereta api Hanover karena tidak memiliki paspor yang masih berlaku. Penyelidikan yang dilakukan oleh NDR menemukan pesan komunikasi antara polisi di Whatsapp di mana seorang perwira menulis: "Aku mengusirnya pergi. Seorang Afghanistan. Dengan dilarang masuk (ke Jerman, saya memasukkan jari saya ke hidungnya dan dia tersedak. Itu lucu dan...... aku menyeretnya dengan kaki terbelenggu melalui stasiun. Itu keren. Dia menjerit seperti babi. Itu adalah hadiah dari Allah." Kasus kedua adalah penangkapan seorang Muslim Maroko yang juga berusia 19 tahun di sebuah stasiun kereta api karena tidak bisa memperlihatkan tiket kereta api regional; ia kemudian diserang oleh polisi. Setelah merekam tindakan biadab yang dilakukannya, seorang perwira menulis di Whatsapp, "Dengarkan dia menjerit seperti babi." "Kemudian bajingan itu menelan sisa-sisa makanan daging babi busuk di kulkas dari lantai," tambah petugas polisi. Laporan NDR itu muncul di tengah kekhawatiran bahwa permusuhan terhadap pencari suaka di Jerman mulai tumbuh. Hal ini menyusul laporan PBB yang diterbitkan pada awal bulan ini yang memperingatkan tentang berkembangan gerakan rasis dan Islamofobia di Jerman. PBB mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap kekerasan rasis dan diskriminasi. (ameera/arrahmah.com) |
Kekhawatiran Nabi adanya generasi yang menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian Posted: 21 May 2015 04:00 AM PDT Oleh: Hartono Ahmad Jaiz (Arrahmah.com) - Al-Qur'an dinyanyikan dengan nyanyian Jawa untuk Apa? Ada apa dibalik itu? Dari awal saya hanya mempersoalkan Al-Qur'an dinyanyikan pakai nyanyian Jawa di Istana, malam 27 Rajab 1436H/ 15 Mei 2015, yang belakangan diakui atas inisiatif Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin. Rupanya banyak orang tidak hati-hati, tapi langsung bicara padahal tidak faham maksud dari lafal "langgam Jawa" dalam berita-berita tentang baca Al-Qur'an dengan langgam Jawa itu. Mereka memahami, langgam Jawa itu gaya Jawa, atau cengkok, atau corak aksen Jawa. Padahal langgam di situ maknanya nyanyian. Bukan sekadar cengkok, corak ataupun gaya Jawa, tetapi adalah nyanyian Jawa, dan dalam membaca Al-Qur'an itu dipraktekkan dengan nyanyian Dandanggulo. Nyanyian Dandanggulo ya jenis nyanyian, maka penyanyinya ya penyanyi, biasanya disebut sinden atau waranggono bahkan ledek, kalau bahasa Arab mungkin muthrib. Sehingga, ketika Al-Qur'an dibaca dengan nyanyian Dandanggulo, maka berarti menyanyikan Al-Qur'an dengan nyanyian Dandanggulo. Di situ jelas Al-Qur'an telah dijadikan nyanyian. Padahal ada hadits Nabi saw yang mengkhawatirkan adanya generasi yang menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian. Jadi sebenarnya pembicaraan tidak ada sangkut pautnya dengan langgam Al-Qur'an, tetapi adalah menyanyikan Al-Qur'an dengan jenis nyanyian Jawa. Faham? Untuk sekedar analogi, walau ini tidak persis, misalnya orang menyetir kendaraan bermotor padahal dia dalam keadaan habis nenggak miras (minuman keras), katakanlah mabuk. Itu telah ada larangannya, tercakup dalam kategori menyetir dalam keadaan membahayakan nyawa atau barang. Pasal 311 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan ("UU 22/2009"), Pasal 311 UU 22/2009: Orang nyetir kendaraan bermotor dalam keadaan mabok karena minuman keras ataupun lainnya itu sudah termasuk dalam keadaan membahayakan. Jadi sudah termasuk dalam larangan, tidak perlu diteliti dulu benar cara nyetirnya atau tidak. Karena keadaan setelah minum miras (dalam keadaan mabuk) lalu menyetir itu sendiri sudah membahayakan. Demikian pula, Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam telah khawatir akan adanya generasi yang menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian. Lantas ada orang yang membaca Al-Qur'an di istana negara di Jakarta, bacaan Al-Qur'annya itu dengan nyanyian Jawa, jenis Dandanggulo, salah satu jenis nyanyian Jawa Macapat. Nyanyian Dandanggulo itu sendiri lebih ternikmati oleh para penikmatnya bila diiringi gamelan (alat musik, haram dalam Islam, lihat Hadits Al-Bukhari), dan dinyanyikan oleh sinden atau waranggono atau bahkan ledek, yang mungkin bahasa Arabnya muthrib/ muthribah. Ketika jelas-jelas seperti itu, maka tidak dapat diartikan lain, kecuali menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian. Padahal, jelas ada haditsnya tentang kekhawatiran Nabi saw atas umat ini akan adanya generasi yang menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian. عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا: إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ، وَسَفْكُ الدِّمَاءِ، وَبَيْعُ الْحُكْمِ، وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ، وَنَشْوٌ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ، وَكَثْرَةُ الشُّرَطِ " Dari Auf bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: Aku khawatir atas kamu sekalian enam: pemerintahan orang-orang yang bodoh, penumpahan darah, jual hukum, memutus (tali) persaudaraan/ kekerabatan, generasi yang menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian, dan banyaknya polisi (aparat pemerintah, yang berarti banyak kedhaliman). (HR Thabrani, shahih menurut Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' hadits no. 216). Jadi, persoalannya bukan menyangkut ilmu-ilmu qiroat, tetapi adalah menyanyikan Al-Qur'an dengang nyanyian Jawa. Berarti itu adalah menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian. Itu jelas tidak sesuai, bahkan menjadi masalah yang dikhawatirkan oleh Nabi saw. Maka dalam hal (telah salah karena menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian) itu tidak ada kaitannya langsung, apakah bacaannya benar atau tidak. Sekalipun bacaannya benar, maka tetap tidak bisa jadi alasan untuk menepis tindakan salah menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian itu. Hanya saja, kalau ternyata bacaannya salah, maka tambah lagi persoalannya. Jadi, kalau toh bacaannya benar, tidak akan mengurangi kesalahan tentang menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian. Sedang kalau bacaannya salah, maka berarti tambah lagi kesalahannya. Ketika menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian, bisa dibilang tidak menggubris sabda Nabi saw tersebut. Dan kalau itu yang mengadakan adalah suatu pemerintahan, maka dikhawatirkan tergolong yang diancam dalam hadits berikut ini. أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ka'b bin' Ujroh, "Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh", (Ka'b bin 'Ujroh Radliyallahu'anhu) bertanya, apa itu kepemerintahan orang bodoh? (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: "Yaitu para pemimpin negara sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku, barangsiapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta menolong mereka atas kedholiman mereka maka dia bukanlah golonganku, dan aku juga bukan termasuk golongannya, mereka tidak akan datang kepadaku di atas telagaku, barang siapa yang tidak membenarkan mereka atas kebohongan mereka, serta tidak menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka adalah golonganku dan aku juga golongan mereka serta mereka akan mendatangiku di atas telagaku. Ada apa dibalik itu? Semoga umat Islam faham persoalan ini. Hati-hati dan waspadalah. Sudah ada gejala untuk mengembalikan Islam kepada kemusyrikan dengan aneka cara, di antaranya ketua umum NU Said Aqil Siradj dan orang libral telah mengusung apa yang dinamai Islam Nusantara. Ada orang yang menganalisa tentang Islam Nusantara itu, dan disimpulkan arahnya adalah sinkretisme. Kalau sampai itu mengembalikan kepada keyakinan batil-kemusyrikan, maka telah diancam dalam surat Al-Baqarah, dosanya lebih besar dibanding membunuh. وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ [البقرة/191] Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. (QS Al-Baqarah: 191) وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ [البقرة/217] Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. (QS Al-Baqarah: 217). Arti fitnah dalam ayat ini adalah pemusyrikan, yaitu mengembalikan orang mu'min kepada kemusyrikan. Itu dijelaskan oleh Imam At-Thabari dalam tafsirnya: عن مجاهد في قول الله:"والفتنة أشدُّ من القتل" قال: ارتداد المؤمن إلى الوَثن أشدُّ عليه من القتل. –تفسير الطبري – (ج 3 / ص 565) Dari Mujahid mengenai firman Allah وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ia berkata: mengembalikan (memurtadkan) orang mu'min kepada berhala itu lebih besar bahayanya atasnya daripada pembunuhan. (Tafsir At-Thabari juz 3 halaman 565). Itulah betapa dahsyatnya pemusyrikan yang kini justru digalakkan secara intensip dan sistematis, masih pula ditemani secara mesra oleh mereka yang tidak menyayangi iman Umat Islam. Relakah generasi Muslim yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia bahkan merupakan penduduk yang jumlah Muslimnya terbesar di dunia ini dibunuhi imannya secara sistematis? (*/arrahmah.com) |
Hasil uji lab beras sintetis Cina mengandung bahan pembuat pipa plastik Posted: 21 May 2015 03:30 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Hasil uji laboratorium oleh pihak Sucofindo menyatakan jika beras plastik yang ditemukan di Pasar Tanah Merah, Perumahan Mutiara Gading Timur, Mustika Jaya, Kota Bekasi mengandung senyawa polyvinyl Chloridefinel atau bahan pembuat pipa plastik. Kepala Bagian Penguji Laboratorium PT Sucofindo, Adisam ZN yang turut hadir dalam pengumuman hasil uji Lab kebenaran keberadaan beras plastik di Pemkot Kota Bekasi, Kamis (21/05/2015) hari ini menyatakan ada empat tahap pengujian dua sampel yang dilakukan pihaknya. "Empat tahap itu, Identifikasi fisik, kadar protein, identifikasi Spectrum dan identifikasi kandungan plasticer plastik," kata Adisam ZN di Bekasi, Kamis (21/05/2015), dikutip dari Okezone. Dari identifikasi fisik, dua sampel yang diberikan kepadanya secara garis besar sudah berbeda antara dua sampel itu tidak sama antara bentuk dan warnanya. "Hanya baunya saja sama dan kami memastikan beras yang diuji lab oleh kami tidak semua berbahan plastik melainkan, dicampur dengan beras aslinya," kata Adi ZN. Menurutnya, kandungan plastik di salah satu sampel itu merupakan hasil uji lab yang dilakukan pihaknya secara sangat profesional, steril dan memiliki keakuratan. Selain itu, ada senyawa kimia lainnya yang biasa digunakan untuk pelentur plastik atau kabel agar mudah dibentuk DEHP (Bis2-ethylhexyl Phalate), BBP (Benzyl Butyl Phatalate) dan DINP (Diisononyl Phalate),"jelasnya. Dia menjelaskan, dari dua sampel yang diberikan hanya kandungan proteinnya saja yang dianggap masih normal, di mana sampel yang diketahui mengandung plastik itu kandungan proteinnya sebesar 7,38 persen. Sedangkan, sampel lainnya sebesar 6,7 persen. "Makanya tadi kami sampaikan jika beras yang mengandung plastik itu tidak semua isinya mengandung plastik melainkan beras alami itu sudah dicampur dengan beras buatan plastik," jelasnya. Lebih jauh, Adisam menjelaskan, campuran beras itu jelas sengaja ditambahkan oleh pelakunya karena beras alami tidak mungkin ada. Sedangkan, untuk risiko mengganggu kesehatan akibat beras yang ditemukan mengandung plastik itu sangat tinggi. "Kita juga enggak tahu takarannya dari campuran itu seberapa banyak,"kata dia. Namun, berdasarkan riset dan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh ahli sebelumnya akan menyebabkan kanker. Bahkan, di luar negeri sendiri zat kimia ini sudah tidak boleh lagi digunakan untuk mainan anak. (azm/arrahmah.com) |
Untuk kemanusiaan, pemerintah bisa hibahkan satu pulau untuk Muslim Rohingya Posted: 21 May 2015 03:00 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan masyarakat internasional harus peduli atas kasus yang menimpa Muslim Rohingya di Myanmar. Din menilai harus ada langkah masyarakat internasional terutama lembaga internasional seperti PBB, OKI, ASEAN untuk menyakinkan dan mendesak agar negara Myanmar mau mengakui kewarganegaraan Rohingya. Sebab, sulit bagi Myanmar mau mengakui Rohingya. "Selain itu kita harus betul mendesak pemerintah indonesia agar mendorong kepada pemerintah (Indonesia) untuk menanggulangi pengungsi Rohingnya yang ada di Aceh," kata Din saat diskusi publik yang bertajuk 'Nestapa Kemanusiaan, Save Rohingya' di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Kamis (22/5/2015), dikutip dari ROL. Dari diskusi ini, kata Din, diharapkan menjadi upaya agar pemerintah dapat terima dan menyantuni pengungsi Rohingya. Menurutnya, tidak ada salahnya agar Indonesia dapat menempatkan pengungsi di pulau untuk memberikan pemberdayaan. "Pemerintah bisa menghibahkan pulau. Masih banyak pulau yang belum dihuni, tentu tidak untuk selamanya, inilah sebuah wawasan kemanusiaan," ujarnya. Din mengatakan, Muhammadiyah Disaster Management Center /MDMC untuk segera berangkat ke Aceh dan fokus kepada pengungsi tamu saudara-saudara sesama manusia. Ia menilai agar permasalahan ini tidak perlu dikaitkan dengan sentimen keagamaan. Meski demikian, Din tidak memungkiri adanya dimensi agama dan dimensi etnik. Ia menambahkan, kondisi ini adalah permasalahan nestapa kemanusiaan yang menimpa jutaan manusia yang tertindas terusir dari negeri akibat sikap rezim berkuasa di myanmar. Mereka sudah berada di wilayah itu sejak berabad-abad. "Ini adalah sebuah pelanggaran HAM." (azm/arrahmah.com) |
Dewan Da'wah dan Salimah Pidie serahkan bantuan untuk pengungsi Rohingya Posted: 21 May 2015 02:00 AM PDT PIDIE (Arrahmah.com) - Dalam rangka mewujudkan ukhuwah Islamiyah dan solidaritas kemanusiaan, Dewan Da'wah dan Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kabupaten Pidie mengunjungi Muslim Rohingya yang diusir dari kamuing halamannya, dan saat ini mereka terdampar di beberapa tempat di Aceh Di wilayah Aceh Utara, tepatnya di Kuala Cangkoi Lhoksukon, sekitar 581 orang dengan rincian wanita 76 orang, laki-laki 462 orang anak-anak sebanyak 43 orang. Sementara di wilayah Kuala Langsa berjumlah 790 Orang dengan rincian wanita 70 Orang, pria 660 orang dan anak-anak 60 orang. di wilayah Tamiang 47 orang imigran Rohingya menetap di Desa Sungai Keruk, Kecamatan Seruway, 12 gadis dan 35 pemuda Selain itu ada yang baru merapat malam kemarin di Kuala Julok Aceh Timur sebanyak 500 dan mereka sudah dibawa ke penampungan di Kuala Langsa.org baru datang tadi malam, mendarat di Kuala Julok Aceh Timur. Dewan Da'wah Dan Salimah Pidie menyalurkan bantuan ke posko pengungsi yang ada di Kuala Cangkoi Seuneudon Aceh Utara Dalam kunjungan kali ini, Rabu (20/5/2015). Bantuan berupa pakaian dalam dan baju wanita, pembalut, susu siap minum, milo, biskuit dan peralatan mandi (sabun, sampho dan minyak rambut) dan uang tunai sebesar 14 juta. Junaidi, SH., MH selaku ketua Dewan Da'wah Pidie, didampingi Nurainun, S.Ag, Ketua Muslimah Pidie, dalam prosesi penyaluran bantuan menyampaikan keprihatinan mendalam dengan derita Muslim Rohingya, dan menghimbau agar Pemerintah Aceh melalui Pemerintah Pusat agar mengizinkan mereka menetap di Aceh. Apalagi orang Aceh sangat terbuka dalam menerima dan membantu mereka. Ini terbukti ketika negara lain menolak mereka, Indonesia, melalui orang Aceh dengan lapang dada menerima dan membantu mereka secara spontanitas. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada donatur yang sudah menyalurkan bantuan melalui Dewan Da'wah dan Salimah Pidie, dan bantuan yang kami berikan ini tidak seberapa dibandingkan dengan musibah dan pengorbanan yang ditanggung oleh saudara kami dari Rohingya, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi jalan keluar terbaik atas masalah ini, kata Junaidi mengakhiri sambutannya. (azmuttaqin/*/arrahmah.com) |
Pesawat tanpa awak buatan Indonesia siap beroperasi Posted: 21 May 2015 01:00 AM PDT PURWAKARTA (Arrahmah.com) - Pesawat terbang tanpa awak atau "Unmanned Aerial Vehicle" buatan Indonesia Maritime Institute (IMI) siap dioperasikan di wilayah perbatasan untuk kegiatan pengawasan wilayah. "Jika dipercaya negara, kami siap memproduksi lebih banyak pesawat terbang tanpa awak ini," ujar Direktur Eksekutif IMI, Dr Y. Paonganan, S.Si., M.Si., di Purwakarta, Jawa Barat, kepada Antara, Selasa (19/5/2015). Pesawat terbang tanpa awak yang dinamakan OS-Wifanusa itu terbang secara mulus saat diuji coba di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (19/5). Ia memastikan, pesawat terbang tanpa awak ini murni buatan Indonesia, memiliki kemampuan yang tidak kalah dibandingkan dengan produksi dari negara lain. Pesawat terbang tanpa awak yang diproduksi ini mempunyai kemampuan lepas landas dan mendarat di sungai, danau, laut serta darat. Mesin pesawat itu dua tak, dengan kapasitas 170 CC serta mampu mengangkat pesawat dengan beban 60--70 kilogram. "Untuk lepas landas di air, pesawat ini hanya membutuhkan jarak sekitar 50 meter. Sedangkan untuk di darat hanya butuh landasan tanah rata sekitar 30--40 meter," jelasnya. Pesawat terbang tanpa awak yang proses risetnya berlangsung sekitar dua tahun ini memiliki kemampuan terbang selama lima jam. Sedangkan jarak tempuhnya mencapai 100 kilometer atau 200 kilometer pulang-pergi. Untuk bahan bakar pesawat ini pertamax. Ia mengatakan, pesawat terbang tanpa awak ini ditargetkan bisa digunakan negara. Diantaranya bisa dimanfaatkan untuk militer dalam membantu pengawasan daerah. "Ada dua fungsi pesawat ini, yakni untuk foto udara serta untuk pengawasan wilayah. Selain itu, pesawat ini juga bisa diproyeksikan sebagai pesawat mata-mata dalam militer," kata dia. Jika pesawat ini digunakan untuk negara dan harus memenuhi spesifikasi militer, Indonesia Maritime Institute siap memenuhi standar tersebut. (adibahasan/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |