Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Rezim Nushairiyah dan Rusia memobilisasi pasukan untuk melancarkan serangan besar di Hama dan Homs

Posted: 06 Oct 2015 04:34 PM PDT

Pasukan loyalis Asad

HAMA (Arrahmah.com) - Pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan sekutu mereka Rusia, telah mengerahkan pasukan untuk melancarkan serangan besar di provinsi Hama dan Homs, berusaha untuk membentengi dataran Ghab yang didominasi oleh penganut Alawiyah, ujar sumber militer mengatakan kepada Zaman Alwasl.

Sumber tersebut mengatakan pasukan rezim dan milisi Syiah asal Libanon yang menamai diri mereka "Hizbullah", serta Iran dan Rusia akan bekerja sama meluncurkan serangan darat yang berupaya mengambil alih pedesaan di Homs dan Hama dari tangan pejuang Suriah, lansir Zaman Alwasl pada Selasa (6/10/2015).

Seperti diketahui, jet tempur Rusia telah meluncurkan kampanye udara di Suriah sejak pekan lalu untuk mendukung dan mempertahankan kekuasaan Bashar Asad.

Serangan udara pengecut oleh pasukan Rusia telah menghantam berbagai wilayah di provinsi Homs, puluhan warga sipil gugur dalam serangan pertama mereka.

Dalam laporan lain, Laksamana Vladimir Komoyedov, Kepala Komite Pertahanan Rusia di parlemen Rusia mengatakan relawan Rusia yang telah mengasah kemampuan tempur mereka di Ukrania telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk bertempur bersama pasukan Asad.

"Sangat mungkin bahwa kelompok relawan Rusia akan muncul di jajaran tentara Suriah sebagai pasukan tempur," ujar Komoyedov kepada kantor berita Interfax. (haninmazaya/arrahmah.com)

Jenderal AS: AS harus meningkatkan kehadiran militer di Afghanistan setelah 2016

Posted: 06 Oct 2015 04:03 PM PDT

Jenderal John Campbell. (Foto: AP)

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Washington harus mempertimbangkan meningkatkan kehadiran militernya di Afghanistan setelah 2016 jika berniat mengalahkan kebangkitan Taliban (baca: Imarah Islam Afghanistan-red), ujar seorang komandan AS pada Selasa (6/10/2015).

Amerika Serikat sedang mengkaji apakah akan terus maju dengan rencana untuk mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan hingga tersisa sekitar 1.000 di awal 2017. Namun Jenderal John Campbell mengklaim "situasi keamanan yang melemah" mungkin memerlukan kebalikan dari penarikan pasukan.

Ditanya apakah perubahan diperlukan, Campbell yang berpidato di depan Komite Senat Angkatan Bersenjata mengatakan bahwa "berdasarkan kondisi di lapangan, berdasarkan transisi yang telah saya bicarakan, saya yakin bahwa kita harus memberikan pilihan kepada pemimpin senior yang berbeda dari rencana saat ini," seperti dilaporkan AFP.

Pasukan teroris AS di Afghanistan saat ini berjumlah skeitar 9.800 orang, jumlah yang seharusnya telah dibagi dua pada akhir 2015. Namun Obama memberikan fleksibilitas kepada Campbell untuk memperlambat penarikan.

Jenderal tersebut memperlihatkan berbagai kemunduran dalam memerangi Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) termasuk yang baru-baru ini terjadi di provinsi Kunduz dan mengatakan kinerja pasukan Afghanistan tidak merata di musim pertempuran kali ini juga menggarisbawahi bahwa kekalahan mereka akan bertahan dengan baik di luar tahun ini.

Kunduz adalah salah satu lokasi yang menjadi target serangan udara mematikan oleh pasukan teroris AS di mana sebuah rumah sakit dibombardir dan 22 orang yang berada di sana tewas termasuk pasien serta tim medis.

AS berusaha untuk menutupi kekejaman mereka dengan mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan sebuah "kesalahan".

"Sebuah rumah sakit secara keliru telah dihantam," ujar Campbell yang menambahkan bahwa AS tidak akan pernah "sengaja" menargetkan fasilitas medis yang dilindungi.

Campbell mengklaim bahwa tiga penyelidikan terpisah sedang dilakukan. Dia juga mengatakan para pejabat AS sedang berkomunikasi dengan Dokter Tanpa Batas atau yang dikenal dengan akronim MSF, badan amal medis yang beroperasi di rumah sakit yang menjadi target serangan AS.

MSF telah mencap serangan tersebut sebagai kejahatan perang dan telah menarik diri dari kota pasca-serangan. (haninmazaya/arrahmah.com)

6 warga Palestina terluka dalam bentrokan melawan pasukan "Israel" di Ramallah

Posted: 06 Oct 2015 08:45 AM PDT

ar-ram349526C

PALESTINA (Arrahmah.com) - Pasukan "Israel" menembak dan melukai enam warga Palestina dalam bentrokan di Bireh utara, Ramallah, pada Senin (5/10/2015), kata petugas medis setempat, sebagaimana dilansir Ma'an.

Bentrokan yang berlangsung hingga 12 jam itu juga menyebabkan puluhan warga Palestina menderita sesak akibat menghirup gas air mata.

Pengunjuk rasa Palestina melempari pasukan "Israel" di pemukiman ilegal "Israel", Beit El, dan tentara "Israel" menembakkan peluru, peluru baja berlapis karet dan gas airmata ke arah para pengunjuk rasa.

Tentara kemudian menyerbu Al-Bireh, di mana dilaporkan bahwa pria bersenjata Palestina menembaki mereka, memaksa mereka keluar dari Ramallah utara.

Pada Senin (5/10) malam, juru bicara Bulan Sabit Merah mengatakan kepada Ma'an bahwa sedikitnya 500 warga Palestina terluka dalam bentrokan sengit yang telah melanda seluruh Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur.

Sedikitnya 41 warga Palestina telah ditembak dengan peluru, sementara 143 telah terluka oleh peluru baja berlapis karet.

Pasukan "Israel" juga telah membunuh dua warga Palestina dalam rentang waktu yang sama, termasuk seorang anak berusia 13 tahun di kamp pengungsi Aida pada hari Senin, innalillahi wa inna ilaihi raji'un.

Palang Merah Palestina pada hari Ahad mengumumkan keadaan darurat di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, dan mengatakan mereka menyiagakan semua staf, tim dan relawan.

Organisasi Pembebasan Palestina juga telah memperingatkan bahwa serangan oleh tentara dan pemukim Yahudi "Israel" menunjukkan "pemerintah Israel sengaja menciptakan situasi kekerasan dan ketidakstabilan yang mengancam untuk meningkatkan kondisi di luar kontrol."

(banan/arrahmah.com)

"Israel" menghancurkan rumah warga Palestina pelaku serangan terhadap pemukim Yahudi tahun lalu

Posted: 06 Oct 2015 07:20 AM PDT

ar-000_Par8293412-min

PALESTINA (Arrahmah.com) - "Israel' pada Selasa (6/10/2015) menghancurkan rumah dua warga Palestina, militer mengatakan, sebagaimana dilansir MEE.

Rumah-rumah yang dihancurkan adalah rumah milik Ghassan Abu Jamal dan Muhammad Jaabis, kata pernyataan militer.

Rumah-rumah itu dihancurkan di bawah perintah pembongkaran setelah pemiliknya menyerang pemukim Yahudi "Israel" tahun lalu.

Berbekal parang dan pistol, Abu Jamal dan sepupunya Uday Abu Jamal menewaskan empat rabi dan seorang polisi sebelum ditembak mati pada November 2014.

Jaabis menabrakkan sebuah buldozer ke sebuah bus pada tanggal 4 Agustus tahun lalu, menewaskan seorang pemukim "Israel" dan melukai beberapa orang lainnya. Dia ditembak mati oleh polisi di lokasi kejadian.

Pembongkaran rumah mereka dilakukan dengan ledakan yang turut merusak apartemen lain di gedung serta struktur sekitarnya.

Saksi mata mengatakan polisi dan pihak berwenang lainnya tiba pada tengah malam, menutup area sebelum melakukan pengeboran dan menanam bahan peledak.

Sebuah rumah milik Muataz Hijazi juga ditargetkan. Hijazi adalah seorang warga Palestina pemberani yang pada Oktober 2014 lalu mencoba untuk menembak aktivis sayap kanan ahudi, hingga membuatnya terluka kritis. Hijazi ditembak mati keesokan harinya dalam serangan polisi.

(banan/arrahmah.com)

1800 imigran diselamatkan dari 6 kapal di lepas pantai Libya

Posted: 06 Oct 2015 06:55 AM PDT

AR-RefugeesLesbos(AA)

LIBYA (Arrahmah.com) - Lebih dari 1.800 imigran diselamatkan pada Senin (5/9/2015) dari enam kapal yang ditemukan terapung di Mediterania, lepas pantai Libya, kata penjaga pantai Italia, sebagaimana dilansir MEE.

Sebanyak 1.830 orang dibawa ke darat dalam enam operasi yang berbeda untuk menyelamatkan penumpang di empat kapal dan dua perahu karet, kata penjaga pantai.

Tiga kapal Italia dan kapal dari Inggris dan Irlandia, yang mengambil bagian dalam misi Uni Eropa Navfor Med, terlibat dalam upaya penyelamatan itu.

Kebanyakan dari mereka yang berangkat dari Libya adalah penduduk Afrika, dengan Turki menjadi landasan utama untuk penyeberangan oleh orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan penderitaan di Timur Tengah dan Asia.

Sejak Rabu lalu, kapal yang beroperasi di bawah naungan Uni Eropa Navfor Med menurunkan pasukan untuk mengatasi para migran dan pengungsi.

Anggota pasukan akan memiliki hak untuk mencari, menangkap dan mengalihkan kapal yang ditemukan di perairan internasional yang diduga digunakan untuk penyelundupan.

Opini dunia telah bervariasi mengenai krisis pengungsi. Ada negara yang bersedia menerima dan ada pula yang terang-terangan keberatan menolak kedatangan para pengungsi dengan berbagai macam alasan.

Pemimpin agama serta pemimpin politik di seluruh dunia, dari Amerika Serikat hingga Bulgaria, Polandia dan Hungaria bahkan telah menyatakan sentimen mereka.

Lebih dari setengah juta migran dan pengungsi telah mendarat di pantai Eropa sepanjang tahun ini, menurut badan pengungsi PBB. Sekitar 2.980 orang telah tewas atau hilang saat mencoba untuk menyeberang.

(banan/arrahmah.com)

Perkiraan cuaca Rusia: Ini kondisi yang sempurna untuk melakukan serangan udara di Suriah

Posted: 06 Oct 2015 06:38 AM PDT

Sebuah jet Rusia melakukan serangan udara di Suriah.

MOSKOW (Arrahmah.com) - Seorang pembawa acara perkiraan cuaca memprediksi bahwa sekarang adalah "kondisi yang sempurna" untuk melakukan pengeboman di Suriah. Prediksi tersebut disampaikan dalam sebuah video klip yang ditayangkan di TV Rusia.

Klaim itu dibuat oleh presenter di saluran televisi nasional Rusia, Rossiya 24, saat Presiden Putin terus melakukan serangan di negara yang dilanda perang itu, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Selasa (6/10/2015).

"Pasukan udara Rusia terus melancarkan operasi mereka di Suriah. Para ahli mengatakan bahwa waktu untuk melakukan serangan telah dipilih dengan kondisi cuaca yang sangat baik," klaimnya.

Dengan layar grafis bergambar pesawat tempur Sukhoi Su-24 yang berada di belakangnya, pembawa acara itu kemudian menjelaskan operasi apa saja yang dapat dilancarkan dalam kondisi cuaca tersebut.

"Bulan Oktober di Suriah adalah bulan yang menguntungkan bagi penerbangan," tambah presenter itu.

"Dalam kondisi meteorologi seperti ini, pesawat dapat menembus awan dan melancarkan serangan efektif ke target di bawah dan menanjak lebih tinggi jika ada serangan anti-pesawat," katanya,

Menurut pembawa acara, ketinggian optimal untuk menjatuhkan bom adalah 3-5 kilometer dari permukaan tanah.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon mengklaim bahwa hanya satu dari 20 serangan udara Rusia di Suriah yang menargetkan kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.

Intelijen Inggris mengamati bahwa hanya 5% dari serangan Rusia yang menyerang kelompok militan, sebagian besar membunuh warga sipil, Fallon mengatakan kepada surat kabar The Sun, Sabtu (3/10).

"Kami menganalisis di mana serangan dilakukan setiap pagi," katanya kepada surat kabar itu. "Sebagian besar tidak menyerang ISIS sama sekali."

"Bukti kami menunjukkan mereka menjatuhkan amunisi ke wilayah sipil, membunuh warga sipil, dan mereka menjatuhkan amunisi kepada FSA yang memerangi Assad. Rusia mendukung Assad dan mengabadikan penderitaan," lanjut Fallon.

David Cameron mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin membuat "kesalahan besar" dengan mengirimkan jet tempur untuk mendukung tiran Suriah Bashar al-Assad.

Dia mengatakan kepada BBC bahwa Rusia mendukung sang penjagal Assad, yang merupakan kesalahan besar bagi mereka dan bagi dunia. Hal ini akan membuat kawasan itu menjadi lebih tidak stabil. Ini akan menyebabkan radikalisasi lebih lanjut dan meningkatkan terorisme.

Rusia menegaskan bahwa jet-jet tempur itu menargetkan ISIS. Kementerian Pertahanan Moskow mengatakan bahwa pesawat-pesawat tempur Rusia melakukan 20 misi penyerangan pada akhir pekan, dan menghantam sepuluh target ISIS.

Kini, hujan bom menghiasi langit Suriah, mengundang aroma kematian dari seluruh penjuru wilayah itu. Hujan bom itu berasal dari jet tempur Rusia dan serangan udara dari koalisi yang dikomandoi oleh Amerika Serikat.

Walaupun sempat berkoordinasi agar tak terjadi bentrokan di udara, hubungan AS dan Suriah masih memburuk. AS dan negara sekutunya menuding serangan udara Rusia bukan menghancurkan pangkalan ISIS, melainkan kamp pelatihan pasukan perlawanan Suriah. Kelompok tersebut adalah kelompok perlawanan yang dilatih oleh AS untuk melawan Daulah Islam (ISIS).

Akan tetapi, Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Vladimir Putin, berdalih bahwa tidak ada yang bisa mengidentifikasi kelompok mana yang merupakan oposisi moderat di bawah pelatihan AS.

Menurut Peskov, pemberitaan tudingan tersebut hanya merupakan perang informasi untuk menyerang Rusia.

Apapun pemberitaan dari media pro AS dan pro Rusia, pemberitaan itu masih sangat jauh dari laporan mengenai rakyat sipil yang menjadi korban.

(ameera/arrahmah.com)

Pesawat tempur Rusia membombardir posisi ISIS di kota Palmyra

Posted: 06 Oct 2015 06:35 AM PDT

A general view taken on May 18, 2015 shows the ancient Syrian city of Palmyra, a day after Islamic State (IS) group jihadists fired rockets into the city, killing several people. Fierce clashes have rocked Palmyra's outskirts since IS launched an offensive on May 13 to capture the 2,000-year-old world heritage site nicknamed "the pearl of the desert".  AFP PHOTO /STR

SURIAH (Arrahmah.com) - Pesawat-pesawat tempur Rusia telah mengebom sasaran di dan di sekitar kota Suriah, Palmyra, lapor televisi negara Suriah pada Selasa(6/10/2015), dalam serangan pertama Moskow terhadap wilayah yang dikuasai kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, itu.

"Angkatan udara Rusia, dalam koordinasi dengan angkatan udara Suriah, menargetkan posisi yang dikuasai oleh kelompok Daulah Islam di dan di sekitar kota Palmyra," kata televisi rezim, mengutip satu sumber militer, sebagaimana dilansir MEE.

Laporan itu mengatakan serangan-serangan tersebut telah menghancurkan "20 kendaraan lapis baja, tiga gudang amunisi dan tiga peluncur roket".

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang berbasis di Inggris, mengatakan serangan Palmyra menewaskan sedikitnya 15 pejuang IS dan melukai puluhan lainnya.

Pekan lalu, bagaimanapun, sejumlah laporan menyatakan bahwa Rusia menargetkan kelompok perlawanan non-ISIS yang berjuang melawan pemerintah rezim Nushairiyah Suriah.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa mereka menargetkan kelompok-kelompok yang sama yang ditargetkan oleh koalisi yang dipimpin AS.

(banan/arrahmah.com)

3 bom mobil menewaskan 50 orang di Irak

Posted: 06 Oct 2015 06:23 AM PDT

AR-Iraqidove_AFP

IRAK (Arrahmah.com) - Tiga bom mobil menewaskan sedikitnya 50 orang di Irak, Senin (5/10/2015), termasuk 35 orang dalam ledakan tunggal di utara Baghdad dan 10 orang dalam serangan yang jarang terjadi di selatan, kata para pejabat setempat, sebagaimana dilansir MEE.

Pengeboman di Zubair, dekat Basra di Irak selatan, diklaim oleh kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.

"Sedikitnya 10 orang tewas" di Zubair, kata Jabbar Al-Saadi komite keamanan dewan provinsi Basra, menambahkan bahwa 24 orang terluka.

Ledakan, yang terjadi sekita pukul 17:30 waktu setempat, mengguncang daerah pasar yang dikenal sebagai Souk Al-Halaqin di Zubair, hanya 10 kilometer barat daya pusat minyak Basra, katanya.

Berbicara kepada kantor berita Reuters tentang salah satu mobil yang diledakkan, kapten polisi Muhammad At-Tamimi berkata, "Sopir meminta kepada polisi agar diizinkan untuk memarkir kendaraannya untuk membeli obat dari apotek terdekat dan lima menit kemudian (bom) meledak dan menyebabkan kerusakan besar. "

"Para prajurit kekhalifahan berhasil meledakkan bom mobil yang diparkir di tengah-tengah pertemuan pagan Rafidah di Basra," klaim ISIS yang diposting di media sosial.

(banan/arrahmah.com)

TPM: Ustadz Baasyir akan segera mendaftarkan PK

Posted: 06 Oct 2015 03:34 AM PDT

Ahmad Michdan, SH, Koordinator TPM

CILACAP(Arrahmah.com) - Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM) Achmad Michdan mengatakan Ustadz Abu Bakar Baasyir akan segera mendaftarkan peninjauan kembali (PK).

"Mungkin dalam minggu ini sudah dapat kita laksanakan pendaftaran PK-nya dan menunggu jadwal persidangannya. Paling lambat kita daftarkan Senin pekan depan," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, lansir Antara (6/10/2015).

Hal itu dikatakannya usai mengunjungi Baasyir di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap.

Michdan mengaku satu minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri 1436 H sempat mengunjungi Baasyir saat masih berada di Lapas Kelas II-A Pasir Putih, Pulau Nusakambangan.

Dalam pertemuan tersebut, kata dia, Ustadz Baasyir menginformasikan jika akan dipindah ke Lapas Batu.

Menurut dia, pemindahan Ustadz Baasyir ke Lapas Batu itu dilakukan agar tim penasihat hukum menyegerakan pengajuan PK-nya.

"Kami sudah mempersiapkan untuk PK itu. Bahkan, draf finalnya sudah beliau ketahui, beliau sudah baca, kemudian beliau sudah sepaham dengan apa yang telah dipersiapkan oleh tim penasihat hukum," katanya.

Dia mengatakan bahwa dalam kunjungan kali ini (Selasa, red.), pihaknya menyampaikan memori PK tersebut kepada Baasyir untuk dibahas bersama.

Menurut dia, ustadz Baasyir setuju atas memori PK yang akan diajukan melalui TPM ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Dalam pertemuan tadi dilakukan penandatanganan surat kuasa untuk pendaftaran PK," jelasnya.

Michdan mengatakan bahwa dua pekan lalu, pihaknya telah menemui Ketua PN Jakarta Selatan untuk membicarakan rencana pendaftaran PK atas nama Abu Bakar Baasyir.

Menurut dia, Ketua PN Jakarta Selatan meminta TPM supaya menyiapkan segala sesuatu terkait PK Ustadz Baasyir.

"Bisa sidang awalnya di Jakarta Selatan karena hasil pembicaraan saya dengan Pak Ketua PN, bisa saja saya mintakan ke jaksa untuk menghadirkan pemohon PK langsung ke Jakarta. Saya juga sudah sampaikan ke pihak pengadilan melalui Pak Ketua, andaikan nanti sudah diregistrasi barangkali nanti cukup didelegasikan proses persidangannya di Cilacap juga tidak masalah buat kami mengingat beliau kondisinya sudah tua, kalau bisa tidak usah jauh-jauh," katanya.

Mengenai kondisi kesehatan Ustadz Baasyir, dia mengatakan bahwa pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mumin Ngruki itu mengalami pembengkakan pada kaki serta menderita flu berat.

Sebagai informasi, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 15 tahun penjara kepada Abu Bakar Baasyir, sehingga yang bersangkutan mengajukan banding.

Akan tetapi di tingkat banding, Pengadilan Tinggi Jakarta memutuskan hukuman sembilan tahun penjara untuk Ustadz Baasyir.

Sementara di tingkat kasasi, Mahkamah Agung (MA) membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 332/Pid/2011 PT.DKI pada bulan Oktober 2011.

Dalam hal ini, MA membatalkan putusan hukuman sembilan tahun penjara dan kembali pada putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yakni 15 tahun penjara.

(azm/arrahmah.com)

Sempat diisukan SARA, satu warga tewas dalam bentrok dua desa di Mamuju

Posted: 06 Oct 2015 02:03 AM PDT

foto ilustrasi, bentrok antara warga dengan pihak perusahaan PT Unggul Widya Teknologi Lestari. (16/11/2014) (mediasulbar)

MAMUJU (Arrahmah.com) - Satu warga Desa Sejati tewas di lokasi kejadian dan dua warga Desa Saulada terluka dalam bentrokan warga Desa Sejati Tobadak Delapan dan Warga Desa Saluada Tobadak Tujuh, Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, lansir Okezone.

Bentrokan ini sempat ramai disukan berbau SARA di media sosial. Padahal akar bentrokan seputar sengketa lahan.

Bentrokan bermula ketika seorang warga Desa Sejati, Salamuddin, dihadang sekelompok warga Desa Saluada saat perjalanan pulang usai melaporkan kasus sengketa lahan yang terjadi di dua desa tersebut ke pemerintah setempat. Lalu, tiba-tiba ia yang merupakan mantan kepala desa dibacok.

Akibatnya, korban mengalami luka sabetan senjata tajam di sekujur tubuhnya hingga tewas di tempat. Korban lainnya dari Desa Saluada Tobadak Tujuh terluka saat hendak membebaskan salah satu rekannya yang disandera di Desa Sejati.

Matius, mantan kepala desa yang melakukan negosiasi atas penyanderaan itu, justru dibacok hingga mengalami luka parah dan terpaksa dilarikan ke RSUD Mamuju Tengah. Namun karena kondisi yang parah, ia dirujuk ke RSUD Makasar.

Sedangkan Johanis, warga yang disandera, dibebaskan setelah petugas Polres Mamuju dan TNI bersenjata lengkap dikerahkan ke lokasi. Korban megalami luka memar di sekujur tubuhnya akibat di hantam benda tumpul. Oleh karena itu ia juga dilarikan ke RSUD Mamuju Tengah untuk dirawat.

Lebih lanjut, pihak kepolisian telah mengamankan tiga tersangka pembunuhan dan sejumlah tersangka penganiyaan serta barangbukti berupa parang panjang.

Sementara itu, suasana di kedua desa masih tegang dan bahkan sebagian mengungsi akibat ketakutan. Polisi dan TNI masih berjaga di lokasi bentrokan.

Dua orang ditangkap

Polres Mamuju menangkap dua orang pelaku penganiayaan berat dan pembunuhan di lokasi perkebunan Desa Tobadak 7 dan Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah. Kedua pelaku yang diamankan tersebut yakni Eko Kriatanto dan Agus Salim.

Kasat Reskrim Polres Mamuju, AKP Aryo Dwi Wibowo, menyebutkan, kasus tersebut murni sengketa lahan terkait tapal batas perkebunan.

Dua warga dari dua warga yang bersebelahan ini pun menjadi korban. Keduanya adalah warga Desa Tobadak 8 Salamuddin (45) harus meragang nyawa ditangan EK, sementara Matius warga Desa Tobadak 7 sedikit beruntung karena nyawanya dapat tertolong setelah ditebas oleh AG (19) salah seorang pelaku lainnya.

"Saat ini, kedua tersangka sudah diamankan dan akan menjalani proses penyelidikan," kata Aryo kepada wartawan di Mamuju, Senin (5/10/2015), lansir Okezone.

Dia membeberkan, EK ditetapkan terrsangka sebagai pembunuh dijerat dengan pasal pembunuhan dengan ancaman 20 tahun penjara, dan AG dijerat dengan pasal penganiayaan dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Selain mengamankan dua tersangka, dari lokasi kejadian, polisi juga mengamankan dua bilah parang berukuran panjang yang digunakan para pelaku saat menjalankan aksinya.

Kasus sengketa lahan itu, kata Aryo akan terus dikembangkan, sehingga tidak menutup kemungkinan, jumlah tersangkanya bertambah.

"Sejak kejadian Sabtu, saat ini kami telah memerikas empat saksi terkait masalah sengketa lahan ini. Dan hasil sementara, dua orang ditetapkan sebagai tersangka. Masih ada peluang jumlah tersangka akan bertambah, karena kasus ini masih dalam proses," tegas Aryo.

Sementara itu, Kapolres Mamuju, AKBP Eko Wagianto membenarkan kasus pembunuhan terkait sengketa lahan di dua desa tersebut. Situasi di Tobadak 7 dan Tobadak 8 pasca tragedi berdarah dinyatakan kondusif. Walaupun di lokasi masih ada pengamanan yang disiagakan.

"Ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pasca kejadian," tambah Eko.

Keterangan Da'i Ahlussunnah di Mamuju

Di kalangan wartawan beredar pesan WA dari ustadz Musaddad, seorang Dai Ahlussunnah di Mamuju, berikut isinya;

Terkait berita kejadian pembunuhan di tobadak 8 mamuju tengah, saya ( musaddad) sudah telpon pihak kepolisian.

Kejadian itu hanya masalah pribadi - lahan- dn tdk ada sangkut paut dg agama.

Yang dibunuh itu org timur mantan kepala desa tobadak delapan.
Kmudian dari pihak kluarga korban ketika datang ke lokasi kejadian, maka datanglah juga pihak kepolisian dan babinsa unt menenangkan masalah, dan membawa satu org tokoh tator unt melerai, sesmpainya di lokasi, maka dari pihak kluarga korban menyerang orang tator tadi karna emosi dan luka parah, smntara di rawat di makassar.
Lalu beredarlah berita propokasi ( SMS) bahwa org timur sdh berkumpul....dan juga orang tator sdh berkumpul.
Kmudian pihak kepolisian dari mamuju dan brimob dari karossa menangani lokasi, dan tadi malam selasa sdh ada musyawarah pmerintah dan tokoh2 agama dan masyarakat bahwa kjadian ini tdk ada hubungannya dg agama, tapi masalah pribadi.
Sampai hari ini polisi masih jaga disana sekitar 100 personil.
Dmikian hasil telpon saya dg pihak kepolisian.
Jadi jangan ada yg menyebar berita sembarangan yg membuat takut masyarakat dan mempropokasi massa,apalagi mengatas namakan agama.

Ustadz Musaddad Al-Kutawy hafidzahullah (Da'i Ahlussunnah di Mamuju)

(azm/arrahmah.com)