Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Taliban Pakistan serang kuil Syi'ah, 20 orang dilaporkan tewas

Posted: 13 Feb 2015 03:04 PM PST

Bangunan yang biasa digunakan oleh penganut Syi'ah, hancur dalam serangan bom.  (Foto : AFP)

PESHAWAR (Arrahmah.com) - Serangan bom di sebuah kuil Syi'ah di kota Peshawar, barat laut Pakistan, menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai lebih dari 65 lainnya.

Setidaknya empat penyerang mengenakan rompi peledak dan seragam pasukan keamanan, memukul "masjid" Imamia pada Jum'at (13/2/2015), ujar para pejabat dan saksi mata seperti dilaporkan Al Jazeera.

Tiga penyerang berhasil meledakkan rompi mereka sementara satu orang lainnya gagal melakukannya, ujar Shafqat Malik, kepala Unit Penjinakkan Bom Peshawar (BDU) kepada Al Jazeera.

Rompi yang tidak meledak itu dijinakkan oleh BDU, tambahnya.

Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengaku bertanggung jawab atas serangan dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara TTP, Mohamad Khurasani mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas eksekusi salah satu anggota mereka oleh pemerintah Pakistan.

Pejabat senior kepolisian, Rana Umer Hayat mengatakan beberapa pria bersenjata melemparkan granat sebelum menyerang bangunan yang biasa digunakan oleh penganut Syi'ah. Para penyerang tampaknya melakukan hal tersebut untuk mendapatkan akses ke bangunan yang berada di bawah pengamanan ketat.

"Mereka memotong kawat berduri di tembok yang mengelilingi bangunan untuk mendapatkan akses," ujar kepala kepolisian provinsi Nasir Durrani.

Setelah berhasil masuk, para penyerang terlibat bentrok dengan penjaga dan enam polisi yang ditugaskan untuk memberikan keamanan gedung.

Polisi dan militer yang mengepung daerah telah membersihkan daerah dan menyisir daerah terdekat untuk setiap penyerang yang mungkin telah melarikan diri, ujar laporan Al Jazeera.

Saat ini operasi militer Zarb-e-Azb di Waziristan Utara dan Khyber tengah berlangsung untuk melawan Taliban.

"Kami berada dalam keadaan perang," ungkap Durrani. (haninmazaya/arrahmah.com)

We are Muslim, say no to Valentine's day

Posted: 13 Feb 2015 08:00 AM PST

Aksi para Santri Al Mukmn Ngruki dalam menolak Valentine day

Oleh Henny Ummu Ghiyas Faris

(Arrahmah.com) - Februari bulan yang dinanti-nanti para remaja dan orang dewasa, mereka menyebutnya sebagai "hari kasih sayang". Kehebohan hari kasih sayang ini semakin menyeruak di berbagai tempat menjelang tanggal 14 Februari. Mall dan pusat perbelanjaan pun menjadi pusat perhatian dalam merayakannya. Tayangan layar kacapun tak mau ketinggalan menampilkan tema-tema seputar Valentine's Day.

Banyak orang tidak mengetahui sejarah dari Valentine's Day yang dibalut dengan bahasa "hari kasih sayang". Mereka mengenal Valentine's Day melalui ungkapan perasaan sayang dan cinta pada orang terdekatnya dengan berbagai atribut seperti greeting card, hadiah coklat, bahkan perayaan pesta hura-hura. Seolah menjadi keharusan bagi remaja untuk mengikuti acara tersebut, bahkan ada sebuah pandangan tidak meng­ikutinya adalah "kuper". Dan ada pula orang tua yang justru mendukung putra­-putrinya untuk mengikuti acara tersebut dengan alasan supaya mereka lebih bergaul dengan sesamanya. Dan menganggap Valentine's Day sama dengan hari besar nasional.

Banyak umat Islam pun turut serta dan latah mengikuti acara tradisi Valentine's ini. Padahal jelas-jelas sejarah perayaan Valentine's itu sendiri sama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam, bahkan sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka terbawa arus Barat yang kita tahu mereka adalah pemuja kebebasan, apapun hanya dilihat dari kacamata kenikmatan duniawi. Hal ini kita bisa lihat menjelang Valentine's Day media sosial sedang gempar dengan penyebaran foto penjualan coklat. Di mana beli dua coklat mendapat hadiah kondom dalam rangka menyambut hari Valentine. Tidak hanya itu laris manisnya tempat-tempat penginapan, sontak hal ini membuat membludaknya penjualan kondom.

Melihat fakta di atas masyarakat digiring untuk konsumtif. Lewat kekuatan promosi dan marketingnya yang merambah semua media baik cetak, elektronik, maupun internet, Hari Valentine dibuat segemerlap mungkin dan dikampanyekan sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi. Dan tentulah para pengusaha yang hanya berorientasi materi tanpa memperdulikan tanggung jawab moral, aqidah umat, hanya berpikir agar dagangan mereka laku terjual. Sehingga terjadilah apa yang disebut perayaan bisnis.

Dari paparan di atas membuka mata kita bahwa Valentine's Day adalah sarana kampanye seks bebas pada generasi muda. Kampanye seks bebas ini sudah lama terjadi, betapa mengerikannya kampanye seks bebas ini untuk generasi muda. Generasi yang seharusnya menjadi pribadi yang berkosentrasi pada pendidikan tapi dicekokan dengan tradisi Barat yang sarat akan kemaksiatan dan kehancuran akhlak.

Tradisi liberal yang semakin merajalela di negeri yang mayoritas muslim ini, hal ini merupakan motif penjajahan yang diusung Barat kepada umat muslim di seluruh dunia. Ironis umat muslim ikut merayakan tradisi Barat, apapaun yang asalnya dari Barat akan ditiru tanpa memperhatikan lagi hukum syara' – halal dan haram.

Terlepas dari sejarah Valentine's Day yang nyata-nyata bukan dari Islam, bila kita telaah perayaan Valentine's Day, tidak ada sedikitpun nilai kebaikan dari perayaan tersebut. Meskipun dengan alasan mengungkapkan kasih-sayang kepada sesama, tetap bukan alasan pembenaran bagi perayaan Hari Valentine.

Sebagai seorang Muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontoh begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?

Mari kita renungkan Firman Allah Subhanahu Wa Ta'aalaa dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah (2): 120

ÙˆَÙ„َÙ† تَرۡضَÙ‰ٰ عَنكَ ٱلۡÙŠَÙ‡ُودُ ÙˆَÙ„َا ٱلنَّصَٰرَÙ‰ٰ Ø­َتَّÙ‰ٰ تَتَّبِعَ Ù…ِÙ„َّتَÙ‡ُÙ…ۡۗ

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka".

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR Tirmidzi).

Sudah seharusnya umat Islam tidak latah (ikut-ikutan) merayakan Valentine dengan alasan apapun. Tradisi liberal hanya menimbulkan persoalan dan kerusakan atas umat manusia. Maka untuk menyelamatkan aqidah umat, hendaklah kita kembali pada ajaran Islam secara kaafah.

Hendaklah remaja muslim meng­hindari dan menolak tradisi Valentine yang jelas-jelas merupakan tradisi kaum kafir serta bagian dari konspirasi mereka. Mari kita katakan "We are muslim, say no to Valentine's Day!"

Wallahu A'lam bish-Shawaab

(*/arrahmah.com)

Inna lillahi, Ulama Malaysia Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat wafat

Posted: 13 Feb 2015 07:32 AM PST

datuk nik

MALAYSIA (Arrahmah.com) - Seorang ulamaa terkemuka, tokoh pergerakan dan pemimpin spiritual (Mursyidul Am) Politik Islam Malaysia (PAS), Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat meninggal dunia pada Kamis (12/2/2015) malam. Demikian seperti disampaikan Setiausaha Agung PAS, Datuk Mustafa Ali seperti dilansir situs Malaysiakini.

Menurut laporan, mantan Menteri Besar Kelantan itu meninggal dunia di kediamannya di Pulau Melaka, Kota Bharu pada pukul 21.45. Beliau tutup usia pada usia 84 tahun, meninggalkan seorang isteri bernama Tuan Sabariah Tuan Ishak dan sepuluh orang anak.

Sebelum wafatnya, ulama yang dicintai masyarakat Muslim Malaysia itu menginap di Hospital Universiti Sains Malaysia (HUSM) Kubang Kerian sejak 19 Januari lalu karena serangan kanker prostat. Penyakit yang beliau derita semakin parah pasca banjir besar yang melanda negeri Kelantan.

Pada Kamis kemarin pukul 20.40, Datuk Nik Abdul Aziz dibawa pulang oleh pihak keluarga karena kondisinya terus memburuk, hingga akhirnya wafat pada malam itu.

pengiring jenazah nik abdul aziz nik mat takziyah ke rumah nik abdul aziz nik mat

Ribuan orang mengiringi jenazah Datuk Nik Abdul Aziz, jalanan menjadi lautan manusia. Bahkan hingga lewat tengah malam ribuan orang masih berdesakan untuk melayat. Membludaknya jumlah pelayat menunjukkan besarnya cinta masyarakat Muslim Malaysia terhadap Datuk Nik Abdul Aziz. Inna lillahi wa inna ilaihi roji'uun, semoga Allah merahmatinya.

(siraaj/arrahmah.com)

Santri Al Mukmin Ngruki longmarch tolak Valentine day

Posted: 13 Feb 2015 07:10 AM PST

Santri Al Mukmin Ngruki Sukoharjo membentangkan spanduk penolakan terhadap Valentine day di Bundaran Gladag, Solo  Jumat (13/02/2015)

SURAKARTA (Arrahmah.com) - Sekitar 800 an Santri Al Mukmin Ngruki Sukoharjo melakukan aksi jalan kaki dari pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki menuju Bundaran Gladag, Jumat (13/02/2015) pagi pukul 06.30. Aksi ini dimaksudkan untuk menolak Valentine Day yang merupakan kebudayaan Baratyang Kristen pastinya tidak sesuai dengan Syariat Islam, namun acara ini sering dirayakan oleh para remaja, pemuda, pelajar dan mahasiswa di Indonesia.

Aksi longmarch dengan rute Pondok Al Mukmin Ngruki-Jl. Veteran-Jl. Bhayangkara-Jl. Slamet Riyadi-Gladag sempat memenuhi jalan yang kebetulan cukup padat. Sambil meneriakan yel-yel keislaman peserta longmarch juga membawa posterpenolakan valentine day.

Sesampai di Gladag, mereka merapatkan barisan dengan rapi dan melakukan orasi silih berganti. Menurut Muhammad Thohir aksi melonak Valentine Day merupakan tanggung jawab warga Negara Indonesia maupun warga Solo, atas kerusakan moral para pemuda yang telah menjadi korban perbuatan maksiat yang dikemas dalam acara valentine day. Sedangkan menurut Muhammad Jihad, bahwa valentine day adalah sebuah bentuk penjajahan terhadap bangsa Indonesia.

Sementara itu Yusuf Suparno selaku sekertaris LUIS yang melakukan pendampingan sekaligus membantu pengamanan terhadap santri mengatakan bahwa LUIS mendukung segala upaya generasi muda dalam menjaga diri dari pengaruh budaya negatif khusunya Valentin day yang merupakan tradisi dari barat.

Laporan: Endro Sudarsono

(azm/arrahmah.com)

Studi: Jumlah murid Muslim di Inggris dan Wales meningkat dua kali lipat

Posted: 13 Feb 2015 07:03 AM PST

12-2-15_Muslim-Pupils-Double-in-UK-Wales

LONDON (Arrahmah.com) - Sebuah analisis baru dari data resmi di Inggris pada sensus 2011 telah menemukan bahwa populasi Muslim di Inggris dan Wales tubuh lebih cepat daripada populasi keseluruhan, terlihat dari perbandingan anak-anak Muslim yang lebih tinggi dan rasio yang rendah orang-orang tua.

Berdasarkan analisa tersebut, yang dipublikasikan oleh BBC, seperti dilansir OnIslam pada Kamis (12/2/2015), 1 dari 12 anak sekolah adalah Muslim, seiring dengan meningkatnya jumlah Muslim di Inggris dari 1.55 juta pada 2001 hingga 2.7 juta pada 2011.

Diperkirakan bahwa jumlah Muslim Inggris telah melonjak tajam sejak 2001, dengan sepertiganya berusia 15 tahun atau di bawahnya pada sensus 2011.

Laporan mencatat ada sekitar 329.694 mahasiswa Muslim pada 2011, 43% perempuan dan 57% laki-laki.

Laporan juga mengatakan bahwa 24% Muslim di atas usia 16 tahun memenuhi syarat untuk program sarjana, dibandingkan dengan 27% populasi umum.

Setengah dari umat Islam di Inggris dan Wales adalah kelahiran Inggris dan hampir tiga perempat (73%) teridentifikasi sebagai warga negara Inggris. Sedangkan dua pertiga Muslim lainnya adalah dari etnis Asia dan 8% etnis kulit putih.

Lebih lanjut laporan mengungkapkan bahwa sekitar 46% Muslim Inggris hidup di beberapa distrik lokal yang kekurangan, mempertanyakan keadilan pemerintah terhadap persamaan hak-hak mereka sebagai warga negara.

Namun, meningkatnya jumlah Muslim di Inggris dan Wales menunjukkan bahwa Muslim menjadi populasi yang signifikan di negara tersebut. (siraaj/arrahmah.com)

Ribuan orang mengikuti shalat Jenazah bagi 3 mahasiswa Muslim korban penembakan di AS

Posted: 13 Feb 2015 12:47 AM PST

mahasiswa muslim AS 2

RALEIGH (Arrahmah.com) - Setidaknya 5.000 pelayat pada Kamis (12/2/2015) berbondong-bondong menghadiri pemakaman 3 mahasiswa Muslim yang ditembak secara brutal di Raleigh. Membludaknya jumlah pelayat menyebabkan pelaksanaan shalat jenazah harus dipindahkan dari masjid ke lapangan atletik di dekatnya, sebagaimana dilansir oleh USA Today.

Shalat jenazah untuk Deah Shaddy Barakat, seorang mahasiswa kedokteran gigi, (23), istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha, (21), dan adiknya Razan Mohammad Abu-Salha, (19), dari Raleigh, dimulai setelah shalat Dhuhur.

sholatjenazah2

Craig Stephen Hicks, (46), yang tinggal di kompleks kondominium yang sama dengan Barakat dan istrinya, telah didakwa dengan tiga tuduhan pembunuhan.

Para korban, yang merupakan keturunan Suriah, semua lahir di Amerika Serikat dan dibesarkan di wilayah North Carolina.

Sebelum pelaksanaan shalat jenazah, para kerabat melihat jenazah korban di sebuah bangunan kecil yang terpisah dari salah satu masjid terbesar Raleigh, dimana keluarga itu telah lama menjadi jamaah di masjid tersebut.

sholatjenazah

Pelaksanaan shalat jenazah kemudian dipindahkan ke seberang jalan ke lapangan milik North Carolina State University.

Tiga peti mati diletakkan di depan panggung tertutup - berwarna abu-abu, putih dan silver. Pada akhir pelaksanaan shalat jenazah, sekitar selusin orang masing-masing membawa mobil jenazah, menuju ke pemakaman Islam di luar Raleigh.

Para pelayat itu berdoa dengan khusyu' dan hening. Hanya terdengar beberapa anak-anak yang menangis di kejauhan. Sebuah sajadah plastik besar berwarna biru terhampar di lapangan, dan beberapa orang membawa sajadah masing-masing.

Barakat dan Yusor - yang baru saja menikah - terkenal di komunitas Muslim. Mereka aktif terlibat dalam membantu para tunawisma dan juga mengumpulkan dana untuk membantu para pengungsi Suriah di Turki.

Mereka bertemu saat membantu mengelola Asosiasi Mahasiswa Muslim di North Carolina State University sebelum ia mulai mengejar gelar yang lebih tinggi dalam kedokteran gigi di University of North Carolina di Chapel Hill.

Yusor, yang lulus pada bulan Desember, berencana untuk bergabung dengan suaminya di fakultas kedokteran gigi pada musim gu

"Mereka merupakan pasangan yang kuat di komunitas kami," kata Ali Sajjad, (21), presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim di NC State, WTVD-TV melaporkan.

Tragedi pembunuhan itu sungguh mengejutkan kota di lingkungan perguruan tinggi yang tenang itu. Sebanyak 2.000 orang mematikan lampu untuk menyalakan lilin di jantung kampus Universitas North Carolina, pada Rabu (11/2/2015).

Muhammad Abu-Salha, ayah dari dua korban dan juga seorang psikiater, mengatakan pada Kamis (12/2) bahwa ia yakin pembunuhan ini adalah "kejahatan kebencian " yang melibatkan lebih dari sekedar sengketa parkir.

"Putri saya, Yusor, mengeluh dan mengatakan bahwa dia merasa pria itu membenci mereka dari penampilan dan pakaian muslim yang mereka kenakan," katanya kepada surat kabar MSNBC.

"Laki-laki itu merasa sangat marah setelah Yusor pindah ke apartemen itu dan teman-temannya datang untuk mengunjungi dan sebagian besar dari mereka mengenakan pakaian Muslim. Jadi dia khawatir tentang itu."

mahasiswa muslim AS 3 mahasiswa Muslim As 4

(ameera/arrahmah.com)

450 Imam asal Afghanistan diusir dari Pakistan

Posted: 12 Feb 2015 10:45 PM PST

imam

PAKISTAN (Arrahmah.com) - Pakistan telah mengusir 450 Imam asal Afghanistan atas tuduhan terhubung dengan "militan terlarang" sejak Desember lalu, kata laporan polisi setempat, sebagaimana dilansir WB pada Kamis (12/2/2015).

Pengusiran itu terjadi setelah adanya serangan mematikan terhadap sebuah sekolah di kota Peshawar pada bulan Desember lalu, yang menewaskan lebih dari 100 orang, sebagian besar anak-anak.

Semua Imam yang diusir itu mengabdi di masjid dan sekolah agama yang berbeda-beda di Peshawar, ibukota provinsi barat laut Khyber Pakhtunkhwa, yang berbatasan dengan Afghanistan dan merupakan rumah bagi sejumlah besar pengungsi Afghanistan.

Kepala polisi Peshawar, Mian Saeed, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa lebih dari 40 imam Afghanistan lainnya sedang diselidiki dan bisa juga dideportasi segera.

Ia mengatakan para imam Afghanistan telah diusir berdasarkan laporan dari badan-badan intelijen Pakistan.

Lebih dari 2,5 juta pengungsi Afghanistan telah ditargetkan sejak pengepungan Peshawar pada bulan Desember lalu di mana pemerintah boneka Pakistan juga menutup sembilan kamp pengungsi.

Menurut Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi sekitar 2.200 keluarga Afghanistan telah menyeberang ke Afghanistan sejak serangan pada 16 Desember, takut penganiayaan dari pihak berwenang Pakistan.

(banan/arrahmah.com)

Jawaban tegas bagi mereka yang mencela dan memfitnah Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi

Posted: 12 Feb 2015 09:45 PM PST

Syaikh Abu Muhammad al-Maqdisi hafizahullah

(Arrahmah.com) - Muwahideen Media pada Rabu (11/2/2015) merilis jawaban tegas bagi mereka yang mencela dan memfitnah Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi hafizhahullah terkait wawancara beliau dengan Ra'ya Channel mengenai eksekusi mati yang dilakukan oleh "Daulah Islam", atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, terhadap seorang pilot Yordania yang menjadi tawanan mereka dengan cara dibakar hidup-hidup.

Di antara tujuan utama Syaikh menerima wawancara di televisi ialah agar meluruskan tuduhan terhadap Mujahidin dari kejahatan itu sehingga masyarakat Muslim tidak akan berpaling dari mereka. Namun sejumlah orang mencela dan menuduhnya dengan pertanyaan seputar apa keuntungan bagi rezim thaghut Yordania dengan membebaskan Syaikh Al-Maqdisi dari penjara dan mengaturnya untuk wawancara itu serta apa keuntungan yang didapat Syaikh Al-Maqdisi dengan menyetujuinya?

Penjelasan yang disampaikan oleh Abu Waleed Suri (Ahmed Al-Kasem) berikut ini juga menjawab tuduhan-tuduhan dan fitnah keji yang dilontarkan sejumlah orang yang secara sadar ataupun tidak sadar telah melebih-lebihkan mengenai sikap Syaikh Al-Maqdisi saat ini kepada tentara Yordania yang seolah-olah membela kematian pilot thaghut Yordania itu, padahal Syaikh Al-Maqdisi telah mengeluarkan pernyataan mengenai kampanye perang salib dan beliau menggambarkan tentara yang berpartisipasi di dalamnya sebagai tentara murtad.

Berikut terjemahan penjelasan yang menjawab semua tuduhan tersebut, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Kamis (12/2).

IMG-20150212-WA0008

Oleh Abu Waleed Suri (Ahmed Al-Kasem)

Sebelum saya mulai berbicara mengenai fitnahan atas Syaikh Al-Maqdisi Hafizhahullah, saya ingin menjelaskan bahwa pembicaraan tidak ditujukan kepada anggota Daulah (ISIS), karena mereka ini telah menganggap beliau sesat sejak beberapa bulan yang lalu, dan bahkan beberapa dari mereka telah menganggap beliau telah jatuh pada kekufuran. Dan sekarang mereka mengatakan bahwa Syaikh telah berubah, ini adalah kemunafikan, padahal selama berbulan-bulan sebelumnya mereka telah mengatakan bahwa Syaikh Al-Maqdisi dan Abu Qatadah adalah dari pemimpin orang-orang yang sesat (red: lihat Dabiq 6). Jadi biarkan mereka berbicara sesuka mereka.

Pertama:

Harus kita semua ketahui bahwa tindakan Daulah telah membawa bencana bagi Mujahidin.

Dan banyak dari orang-orang Yordania yang sebelumnya mendukung Mujahidin dan para pengungsi Suriah yang tertindas dengan materi, tapi setelah tindakan Daulah, sebagian besar rakyat Yordania telah berbalik melawan semua Mujahidin dan Jihad, mereka melawan secara keseluruhan.

Dan media Thawaghit tidak menggambarkan tindakan ini dengan menghubungkan ke Daulah saja, tetapi mereka menggambarkan bahwa ini sebagai tindakan semua mujahidin dan bahwa semua Mujahidin berada di atas Manhaj ini, dengan kata lain media Thawaghit ini mengatakan: "Ini adalah gerakan Jihad yang kami perangi dan kami peringatkan darinya. Jadi sekarang kalian mengerti mengapa kami melawan mereka? Ini karena mereka barbar".

Kedua:

Ada pertanyaan yang timbul di benak saya dan saya telah mencari jawaban logisnya melalui analisis peristiwa dan situasi, pertanyaannya adalah:

1. Apa keuntungan bagi rezim Thaghut Yordania dengan membebaskan Syaikh Al-Maqdisi dari penjara dan mengaturnya untuk wawancara?

2. Apa keuntungan yang didapat Syaikh Al-Maqdisi dengan menyetujuinya?

Jawaban untuk pertanyaan pertama:

Pertanyaan pertama sangat terang bagai matahari, bagi mereka yang Allah berikan pemahaman.

Setelah pembakaran pilot Thaghut Yordania, Muadh Al-Kassabeh dan kegagalan operasi untuk membebaskan dia dari tahanan Daulah, sebagian orang terutama keluarga Muadh mengutuk rezim Yordania dan menuduhnya berbohong kepada mereka dan bahwa rezim tidak berniat untuk menyelamatkan dia dan bahwa rezim Yordania adalah alasan dieksekusinya Muadh.

Dan kenyataannya adalah bahwa anggapan tersebut tidak benar. Bahkan rezim berusaha sangat keras untuk membebaskan Muadh dan bahwa Daulah-lah yang membatalkan kesepakatan tersebut, karena pada dasarnya mereka mengeksekusinya di minggu pertama setelah penangkapan!

Jadi rezim Thaghut Yordania ingin membuktikan ini kepada orang-orang terutama keluarganya melalui kesaksian Syaikh Al-Maqdisi (karena beliau adalah mediator antara keduanya). Ini adalah alasan pertama.

Kedua, Thaghut Yordania ingin membebaskannya karena mereka tahu bahwa membebaskan beliau sekarang dan dalam situasi seperti ini akan memancing massa Al-Baghdadi yang pendek akalnya dan mereka akan lebih mengutuknya dan menggunakan ini untuk lebih menyerang dan memfitnah beliau, mereka akan meluncurkan kampanye untuk mencemarkan nama baik beliau yang Thaghut Yordania tidak akan mampu melakukannya dengan tangannya sendiri.

Jawaban untuk pertanyaan kedua:

Apa yang akan saya tulis di sini adalah analisis pribadi dengan berdasarkan sejumlah data telah kita ketahui bersama, dan saya berpikir bahwa Syaikh akan membicarakan hal itu pada saat wawancara dan menjelaskan secara detail. Namun saya akan mengatakan garis besarnya saja.

Syaikh memahami kelicikan Thaghut Yordania yang telah mengeksploitasi kejahatan Daulah untuk mendistorsi gerakan Jihad dan Mujahidin secara keseluruhan dan Thaghut Yordania mengeksploitasi hal tersebut untuk mempopulerkan manhaj Al-Salul (kemunafikan).

Dan maksud Syaikh menyetujui permintaan wawancara tersebut, beliau ingin mengirim pesan kepada masyarakat Muslim di Yordania bahwa tindakan Daulah berada di salah satu sisi dan manhaj Mujahidin berada di sisi yang berbeda, dan bahwa para ulama Jihad melihat bahwa tindakan ini (pembakaran) adalah kriminal dan ia bukan tindakan Mujahidin. Dan dengan ini beliau akan dapat meningkatkan citra jihad dan Mujahidin di kalangan orang-orang awam.

Dan inilah poin terpentingnya, dan itu adalah "Siapa saja orang yang akan menonton saluran (Ra'ya Channel) ini?"

Mereka adalah masyarakat awam yang saban hari teracuni dan dicuci otak oleh media-media Thaghut. Dan tidak mungkin untuk mencapai orang-orang ini dengan membuat pernyataan di Minbar Tauhid!

Sebaliknya mereka dapat dicapai hanya dengan menyetujui untuk diwawancarai oleh saluran yang mereka sendiri menontonnya.

Dan Semoga Allah membalas Syaikh Al-Maqdisi dengan pahala karena beliau menjelaskan kepada masyarakat Muslim bahwa Mujahidin dan manhaj mereka berbeda dengan manhaj geng Al-Baghdadi.

Dan ini adalah hikmah dan manfaat besar yang tidak akan dimengerti oleh orang-orang yang berpikiran sempit. Itu hanya akan dipahami oleh orang-orang yang melihat ke arah masa depan umat ini dan takdir dan perjuangan kita saat ini. Kita seharusnya mengumpulkan umat Islam dan membuat mereka terlibat dalam jihad, bukan malah mengasingkan dan membuat umat jauh dari jihad atau menyebabkan mereka berdiri di sisi tentara murtad dan Thaghut.

Ketiga

Saya telah melihat bahwa beberapa orang, secara sadar atau tidak sadar melebih-lebihkan mengenai sikap Syaikh saat ini kepada tentara Yordania yang seolah-olah membela kematian sang pilot Thaghut Yordania, Muadh Al-Kassabeh.

Dan di sini, perlu untuk diketahui dan diingatkan bahwa Syaikh Al-Maqdisi telah mengeluarkan pernyataan mengenai kampanye perang salib dan beliau menggambarkan tentara yang berpartisipasi di dalamnya sebagai tentara murtad. Jadi renungkanlah, semoga Allah merahmati Anda!

Dan beberapa dari orang-orang bodoh ini yang bertanya: "Mengapa dia tidak mengatakan di televisi bahwa tentara Yordania itu telah murtad?"

Inilah tanggapan saya mengenai pertanyaan di atas:

Segala sesuatu melihat konteksnya! Kita semua sudah tau dan mengerti bahwa jika beliau mengatakan hal itu saat wawancara di televisi, maka wawancara itu tidak akan pernah disiarkan. Sehingga tujuan mulia Syaikh akan sia-sia dan tidak akan tercapai.

Dan semua orang tau pada dasarnya Syaikh tidak dipenjara kecuali karena beliau mengkafirkan pemerintah Yordania.

Sedangkan saat itu yang menjadi tujuan utama Syaikh menerima wawancara di televisi adalah agar meluruskan tuduhan terhadap Mujahidin dari kejahatan ini sehingga masyarakat Muslim tidak akan berpaling dari mereka (dan hal itu telah dijelaskan di atas).

Dan beberapa dari mereka mengatakan: Presenter mengatakan di depannya "As-Syahid Muadh" dan beliau tidak menentang hal ini.

Tidak menentang apa yang presenter katakan tidak berarti bahwa beliau setuju dengan itu. Dan aturan dasar menurut Usul adalah bahwa konfirmasi diberikan berdasarkan atas tindakan. Dan sebagaimana yang kita ketahui, Syaikh telah secara jelas menyatakan kemurtadan tentara yang berpartisipasi dalam koalisi Salibis, diamnya beliau terhadap apa yang presenter katakan bukan berarti beliau telah mengubah pernyataan sebelumnya, dan ini adalah sesuatu yang Syaikh Al-Maqdisi tidak bisa hindari karena jika beliau menentang atau menanggapi perkataan presenter itu, maka beliau tidak akan dapat mencapai apa yang menjadi tujuan utama. Keduanya memiliki manfaat dan mudharat, dan Syaikh menganggap diam dan tidak berkomentar atas kata "As-Syahid" di tempat tersebut adalah lebih besar maslahatnya bagi umat.

Keempat

Setiap orang yang berpikiran adil dan pencari kebenaran pasti akan menanyakan pada diri sendiri sebuah pertanyaan.

Beberapa bulan yang lalu Syaikh Al-Maqdisi dibebaskan dari penjara setelah menghabiskan beberapa tahun yang panjang.

Dan beliau hanya tinggal selama beberapa bulan sebelum akhirnya Thaghut Yordania mengirimnya kembali ke penjara. Dan pertanyaannya adalah: "Mengapa mereka mengirim beliau kembali ke penjara?"

Jawaban:

Karena beliau berbicara tentang kampanye tentara salib dan kekufuran siapapun yang berpartisipasi di dalamnya dan Thaghut Yordania memintanya untuk diam dan mereka mengancam akan mengirim beliau kembali ke penjara. Dan jawaban beliau (hafidhahullah) kepada mereka adalah: "Penjara ini lebih saya cintai daripada apa yang kalian minta saya untuk melakukannya." Sehingga mereka kembali memenjarakan beliau.

Intinya, jika Syaikh Al-Maqdisi benar-benar telah menukar agamanya dengan dunia (sebagaimana yang telah dituduhkan), maka beliau pasti akan tetap diam pada saat kampanye koalisi Salibis di Irak dan Suriah. Dan beliau akan tetap menjadi seorang yang bebas dan Thoghut Yordania pasti akan ridho padanya dan tidak akan kembali memenjarakannya. Apakah logis jika beliau yang lebih memilih dipenjara dibanding menutup mulut mengenai kampanye koalisi Salibis, kemudian beliau keluar dari penjara untuk membatalkan keyakinan beliau sebelumnya? Demi Allah, tidak ada orang waras yang ingin melakukan hal yang sia-sia seperti itu! Jika beliau ingin menyenangkan hati Thaghut Yordania (sebagaimana yang dituduhkan), pasti beliau tidak akan dipenjara untuk kedua kalinya!

Kesimpulan

Tentunya apa yang Syaikh Al-Maqdisi telah lakukan adalah sebuah karunia besar untuk Jihad dan Mujahidin. Dan mungkin ada beberapa ikhwan yang berbeda pendapat dengan saya dalam hal ini atau mereka mungkin setuju. Saya menghormati perbedaan pendapat tersebut.

Dan tidak ada masalah jika salah satu ikhwan yang mengkritik Ijtihad dari Syaikh (menyetujui wawancara) dengan hormat dan sopan santun dan tidak dengan celaan dan hinaan. Dan ini adalah adab seorang yang berilmu dan adab orang yang dibesarkan dalam nilai-nilai Islam dan adab orang yang tahu status para ulama' yang menyatakan kebenaran, mereka para ulama' yang sangat langka. Dan Syaikh saat ini tengah menghadapi rencana licik dan jahat dari Thaghut Yordania di satu sisi serta kebodohan dan kebobrokan para ekstremis di sisi lainnya. Dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah.

Ditulis oleh yang membutuhkan rahmat Allah : Abu Walid As-Sury

(aliakram/arrahmah.com)

Serial kesaksian Abu Bashir As-Syami tentang fitnah di Bumi Jihad Syam (bag.2)

Posted: 12 Feb 2015 08:45 PM PST

jihad (1)

(Arrahmah.com) - Abu Bashir As-Syami memutuskan untuk menulis kesaksiannya tentang fitnah yang terjadi di bumi Jihad Syam karena merasa memiliki tanggung jawab atas darah yang terus mengalir di negeri kaum Muslimin itu dengan harapan bahwa catatan ini dapat menambah nilai positif bagi perjalanan jihad Islam.

Kesaksian ini menyoroti kinerja "Daulah Islam", atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS. Ia menyampaikan kesaksian ini berdasarkan apa yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri dan berdasarkan apa yang ia dengarkan dari para saksi dari dua pihak yang terlibat, supaya jihad Islam tidak terjerumus ke dalam kesalahan-kesalahan pengalaman jihad sebelumnya.

Ia menyatakan bahwa dirinya menulis catatan ini dengan adil dan netral. Ia meminta kesepakatan dari para pembaca untuk tidak merasa terkesan dengan keterbukaannya dalam menjabarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dan kesaksian dari para saksi. Ia berusaha menuliskan semua, baik yang menguatkan argumen Daulah maupun yang melemahkannya.

Ia juga menyatakan telah berusaha sekuat tenaga untuk berkomunikasi dengan para saksi mata serta para komandan yang jumlahnya sudah tak terhitung, khususnya komandan dari pihak Daulah, agar ia dapat mempercayai kesaksian mereka. Kesaksian sejarah ini juga berbeda dari yang biasanya, jika biasanya para saksi menulis kesaksian mereka pasca peristiwa, maka ia menuliskannya di sela-sela berlangsungnya peristiwa itu.

Setelah lama menahan diri dan akhirnya muncul desakan dari puluhan ikhwah serta setelah melakukan istikharah dan musyawarah untuk mengungkapkan kesaksiannya, berikut lanjutan terjemahan serial kesaksian Abu Bashir As-Syami bagian kedua yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Kamis (12/2/2015).

Serial Kesaksian Abu Bashir As-Syami Tentang Fitnah di Bumi Jihad Syam [Bagian 2]

بسم الله الرحمن الرحيم

BAGIAN DUA

Penjelasan:
PERTAMA
Pada bagian pertama (Muqadimah) saya menggunakan kata-kata yang menunjukkan bahwa Daulah memisahkan diri dari Jabhah Nushrah. Tampaknya saya tidak setuju untuk menggunakan kata-kata yang mengungkapkan maksud saya itu, karenanya saya menggunakan pilihan kata lain yang menunjukkan akan perpisahan Daulah dan Jabhah Nushrah, bukan perpisahan dari Jabhah Nushrah. Sebenarnya poin ini tidak terlintas dipikiranku ketika saya menulis bagian muqaddimah. Bagi saya tidak penting untuk menulis di catatan ini mengenai siapa yang memisahkan diri dari siapa, dan mengenai siapa yang benar dan siapa yang salah dalam perpisahan ini. Kami akan bersikap netral dalam memilih kata-kata demi mencegah kebingungan dan menghindari perselisihan. Semoga Allah memberikan balasan yang baik kepada orang-orang yang bersedia memberikan nasehat.

KEDUA
Saya juga menggunakan susunan bahasa lain, misalnya: "Daulah telah menerima peninggalan yang berlimpah dari Jabhah Nushrah". Kata-kata "menerima peninggalan" ini tidak harus difahami bahwa apa yang diterima oleh Daulah bukan merupakan haknya (namun juga bukan berarti sebaliknya). Karena kata "menerima peninggalan" bukan sinonim dari kata "menyerobot" atau "mencuri", akan tetapi yang dimaksud adalah "menjadi milik fulan", maksudnya: barang-barang kepemilikan Jabhah Nushrah banyak yang berpindah tangan ke Daulah. Penggunaan kata ini sama seperti firman Allah Ta'ala berikut ini:

"Sesungguhnya Kami mewarisi bumi[1] dan semua orang-orang yang ada di atasnya.." [Maryam: 40]

Maksudnya adalah semuanya menjadi milik Allah (meskipun sebenarnya ia memang milik Allah), jadi coba perhatikanlah.

Agar pembaca dapat lebih banyak merasakan pengalaman secara langsung, maka saya memandang sah-sah saja jika saya mencantumkan susunan kalimat khas penduduk Aleppo, contohnya:

"Pada malam harinya kami pun tidur, ketika kami bangun pada pagi harinya, kami mendapati segala sesuatu yang ada tulisan Jabhah Nushrah, dicoret dan diganti dengan tulisan Daulah."

Pada dua tahun pertama revolusi, penduduk Syam tidak kenal dengan yang namanya Daulah, namun ketika terjadi perpecahan (antara Daulah dengan Jabhah Nushrah), istilah Daulah pun mulai muncul, padahal sejak dahulu ia (Jama'ah Daulah) selalu menetap di Irak. Sekali lagi kami menegaskan kami tidak tertarik untuk membahas siapa yang berhak atas peninggalan ini, dan siapa yang memisahkan diri dari siapa, serta hal-hal lainnya.

KETIGA
Mengutarakan pendapat mengenai suatu peristiwa merupakan hak seorang penulis. Dan sama halnya dengan pembaca yang mulia, saya pun memiliki pendapat dan saya berhak untuk mengutarakannya. Sedangkan hak anda yang menjadi kewajiban saya adalah, saya harus menyampaikan apa yang saya lihat dan saya dengar dengan tetap bersikap amanah. Dan pendapat yang akan saya utarakan mengenai suatu peristiwa seharusnya tidak menjadi ancaman bagi diri saya dan cemoohan terhadap kesaksian saya. Penulis ada di pihak yang netral secara mutlak dan tidak memusuhi baik itu Daulah maupun pihak lain yang terlibat di dalam konflik. Penilaian saya terhadap apa yang saya lihat tidak akan mempengaruhi integritas kisah saya. Terkadang saya mengungkapkan sesuatu yang membela Daulah, sampai-sampai sebagian orang mengatakan bahwa saya adalah pendukung Daulah yang 'ber-taqiyyah'. Namun terkadang saya juga menuturkan sesuatu yang menentang Daulah, sampai-sampai sebagian pendukung Daulah menjuluki saya dengan 'ular yang penuh retorika.'

Adapun jika ada yang meminta agar kami menceritakan apa yang kami saksikan saja, tanpa mengutarakan pendapat atau komentar terhadapnya, maka hal ini sama seperti ketika seorang hakim meminta keterangan kepada saksi di persidangan, atau seperti kantor berita yang dituntut untuk menyiarkan berita. Tapi posisi saya di sini adalah layaknya posisi Abu Mushab As-Suri di dalam kesaksiannya seputar pengalaman jihad Aljazair, dan Zelimkhan Yandarbiyev di dalam kesaksiannya seputar pengalaman jihad Chechnya, dan Alija Izetbegović di dalam kesaksiannya seputar pengalaman jihadnya di Bosnia, dan selain mereka. Semuanya menuturkan ceritanya masing-masing. Saya akan memberi tanda yang memisahkan antara pendapat pribadi saya dengan sejarah.

Sebelum mulai mengulas cerita, kami ingin menenangkan pembaca dengan memberitahukan 3 hal berikut ini:

SATU
Saya tidak akan memprovokasi dirimu dengan menuturkan detail peristiwa fitnah.

Kami tidak akan menuturkan detail-detail konflik pada setiap peristiwa sehingga pembaca menjadi tidak betah. Ketika terjadi fitnah, berbagai macam peristiwa akan tercampur aduk, dan terjadi saling membunuh antara dua kubu yang bertikai. Oleh karenanya kami akan mengambil satu adegan saja dari setiap peristiwa yang terjadi, yaitu momen pertama saat sebuah peristiwa terpicu. Kami hanya akan fokus pada bagaimana suatu kejadian bermula. Kita akan mempelajari dari dekat mengenai kesalahan berulang kali yang dilakukan oleh Daulah, yang mana itu menjadi sebab tersulutnya sumbu fitnah pada setiap peristiwa yang terjadi. Bahkan walaupun yang menjadi korban tewas pertama adalah dari pihak Daulah.

DUA
Kami menjamin kebenaran informasi yang engkau baca, karena apa yang kami tulis adalah berdasarkan kesaksian faksi yang terlibat dalam peristiwa itu sendiri.

Di antara banyak hal yang mengganggu dan menghilangkan ketenangan pembaca adalah kebenaran isi suatu tulisan. Saya mempunyai prinsip-prinsip menulis yang dapat menenangkan pembaca, dan saya tidak akan mengutip kesaksian terhadap sebuah peristiwa yang dibahas di dalam seri ini dari kelompok yang membantah pihak lawannya. Akan tetapi saya akan memegang perkataan (pembelaan) masing-masing kubu dan bukan dari lawannya, karena ada sebuah kaedah yang mengatakan;

'Pengakuan itu adalah bukti yang paling utama.' Pembaca akan terkejut dengan adanya penuturan yang memberatkan Daulah dari seorang anggota Daulah sendiri, dan perkataannya dapat difahami dengan jelas.

TIGA
Tiga peristiwa yang akan kami ceritakan pada permulaan bagian ini dapat kalian sebut sebagai peristiwa permulaan, atau peristiwa sebelum terjadinya fitnah. Jadi janganlah engkau percaya sama sekali ketika ada yang mempermasalahkan nama Daulah di masa itu, karena di masa itu Daulah masih disambut dan dihormati, namun belakangan kebanyakan orang yang dibunuh dan dikafirkan oleh Daulah adalah orang-orang yang pernah menyambut kedatangan para anggota Daulah, dan bahkan mereka memberikan markas dan tempat tinggal secara cuma-cuma kepada Daulah. Demi Allah, saya menyaksikan sendiri bagaimana rakyat Syam menghormati para mujahidin secara umum dan para muhajirin secara khusus dengan penghormatan yang bahkan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, sampai-sampai saya bergumam, "anda saja mereka memperlakukan sebagian dari mereka sebagaimana mereka memperlakukan kami."

SUDUT PANDANG KRITIS TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN ABU UBAIDAH AL-BINSYI

Kasus ini adalah kasus pertama yang mengawali gesekan Daulah dengan faksi-faksi lain. Bagi kami sangat mudah untuk mengungkap kasus ini, karena sebagian besar detail peristiwanya bersumber dari Daulah sendiri dan pihak korban, sehingga pembaca dapat merasa tenang (karena duduk persoalannya sudah jelas). Saya akan menukil cuplikan pernyataan Daulah sendiri yang ditulis oleh seorang qadhi yang ditugaskan oleh Daulah untuk meninjau kasus ini:

"Menurut kesaksian dari para terdakwa, bahwa kesalahan yang menjadi dasar dijatuhkannya hukuman tembak mati terhadap Abu Ubaidah adalah karena ia didapati sedang berkumpul dengan para anggota badan kemanusiaan yang bukan berkewarganegaraan Suriah, tepatnya dari Asia Timur. Menurut laporan yang sampai kepada Kesatuan Keamanan (Daulah), kelompok tersebut beranggotakan orang-orang asal Asia Timur, yang mereka lakukan adalah mengadakan ekspedisi d wilayah-wilayah Suriah serta didampingi oleh orang-orang Suriah. Dan sebelum (Kesatuan Keamanan Daulah) memulai operasi penangkapan terhadap tersangka yang ada di dalam kelompok itu, belum ada laporan identifikasi bahwa orang-orang Suriah yang mendampingi mereka adalah anggota Ahrar Syam.

Kemudian berangkat dari laporan yang ada, para anggota Kesatuan Keamanan Daulah pun bergerak sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Mereka membentuk sebuah pos di jalan yang akan dilewati oleh kelompok 'tersangka' (korban -pent). Ketika kelompok itu melintasi pos, Kesatuan Keamanan pun menghentikan mereka, lalu meminta mereka untuk menyerahkan identitas serta untuk menyingkir ke area tertentu untuk diperiksa lebih lanjut, lalu Kesatuan Keamanan menanyai apa tujuan mereka datang ke Suriah. Sebenarnya Ahmad Nainal (Abu Ubaidah Al-Binsyi) sudah memberitahukan kepada Kesatuan Keamanan bahwa ia adalah anggota Ahrar Syam, (…) namun para anggota Kesatuan Keamanan tetap menangkap Ahmad Nainal dan orang-orang yang menyertainya. Kemudian mereka dibawa menggunakan mobil dan dikawal oleh dua orang anggota Kesatuan Keamanan. Ketika sedang berada di tengah jalan menuju markas interogasi, terjadi percekcokan antara Abu Ubaidah dengan salah seorang anggota Kesatuan Keamanan yang duduk di sebelah supir, sehingga Abu Ubaidah pun diturunkan dari tempat duduknya dan dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Ternyata Abu Ubaidah berhasil membobol bagasi mobil dari dalam dan mulai berbincang dengan rekannya, yaitu salah satu anggota badan kemanusiaan yang dibawa satu mobil dengannya. Ketika orang yang duduk di sebelah supir tadi melihat hal itu, ia pun marah dan terjadilah pertengkaran fisik lalu kepala Abu Ubaidah dipukul dengan menggunakan gagang pistol hingga darah pun mulai mengucur dari kepalanya. Setelah itu ia pun diturunkan namun ia memberikan perlawanan yang kuat dan berusaha untuk merebut senapan salah seorang anggota Kesatuan. Menyikapi keadaan itu, anggota lain yang melihatnya langsung menembak paha kiri Abu Ubaidah, sehingga ia pun berhenti melawan dan jatuh tersungkur di tanah."

Penuturan di atas adalah cuplikan pernyataan dari qadhi Daulah sendiri. Saya sengaja menukil penggalan kisah yang detailnya telah disepakati, tanpa membahas detail lain yang dicatat oleh kedua belah pihak, memang benar jika Daulah mengakui bahwa yang terjadi adalah kesalahan anggota mereka dan tampaknya Daulah telah menjalankan protap hukuman (internal) terhadap si pelaku. Namun tindakan ini tidak membuat pihak lawan rela, mereka menuntut Daulah untuk menyerahkan sang pelaku pembunuhan. Semua ini tidak bisa menutupi kebenaran berikut ini:

  1. Daulah menganggap dirinya berwenang untuk menangkap siapa saja yang menurutnya berstatus sebatas tersangka, jadi yang Daulah tangkap bukan hanya orang yang ia tuduh secara serampangan saja.
  2. Menurut apa yang telah kita baca, qadhi Daulah mengakui sendiri berdasarkan kesaksian para saksi, bahwa anggota Kesatuan Keamanan yang ada di pos tahu bahwa Abu Ubaidah adalah anggota Ahrar Syam!!! Bagaimana bisa Daulah menangkap anggota faksi jihad lain?? Siapa yang memberimu kewenangan itu?? Apa ada masalah jika seseorang harus membela dirinya, bahkan kalau perlu dengan cara membunuhmu jika engkau mengajaknya untuk pergi ke tempat yang tidak ia ketahui??
  3. Siapa saja yang menyimak kisah di atas akan tahu bahwa para anggota Kesatuan yang ada di pos terpengaruh dengan obsesi Daulah untuk menghabisi siapa saja yang diduga bekerja kepada intelejen. Daulah sangat sensitif dengan bantuan dari pihak asing serta wajah-wajah asing para anggota badan kemanusiaan, dan saya yakin jika iring-iringan asing itu melewati seribu pos yang bukan pos Daulah, maka mereka tidak akan terintimidasi sedikitpun. Jadi Daulah lah yang menanamkan sensitifitas itu kepada para anggotanya, yang mana di kemudian hari, faktor ini lah yang menyebabkan banyak faksi dikafirkan dengan tuduhan memberikan loyalitas kepada orang-orang kafir.
  4. Jika kasus ini terjadi di dalam teritorial Daulah, atau setelah deklarasi khilafah, tentu saya akan memahami persoalannya, karena ia merupakan instansi negara, yang berhak untuk memaksakan pengaruhnya. Akan tetapi kasus ini terjadi pada saat Daulah masih menjadi faksi biasa. Begitu pula dengan kasus-kasus lain yang akan kami sebutkan setelah ini.

Terlepas dari setelah adanya keputusan final mahkamah kolektif, kami menegaskan bahwa hari-hari pun berlalu dan situasinya dalam keadaan terjaga. Karena semua orang mengambil ancang-ancang untuk melawan Daulah dan antar sesama faksi lain saling berkolaborasi, sedangkan masyarakat tetap berinteraksi dengan Daulah secara wajar, situasi ini adalah bukti yang membantah klaim Daulah bahwa ada pihak yang mulai menyerangnya. Daulah sebelumnya hanyalah sebuah kelompok biasa sebagaimana puluhan kelompok lainnya di Suriah, daulah telah ditolerir berkali-kali meskipun besarnya kesalahan-kesalahan mereka. Akan tetapi obsesi (merasa paling berhak berkuasa – red) telah menyelimuti sanubari kelompok baru ini (Daulah).

Berikut ini adalah pernyataan sikap Daulah terhadap kasus ini: http://www.dawaalhaq.com/?p=8114 dan berikut ini adalah pernyataan sikap Ahrar Syam terhadap kasus ini: http://ahraralsham.net/?p=2941

PEMBUNUHAN MUHAMMAD FARIS YANG DILAKUKAN OLEH SEJUMLAH ANGGOTA DAULAH

Selang beberapa hari dari peristiwa pembunuhan Abu Ubaidah, terjadi lagi peristiwa pembunuhan yang menimpa saudara Muhammad Faris Rahimahullah. Untuk kedua kalinya sejumlah anggota Daulah membunuh seorang anggota Ahrar Syam. Saat itu saya sedang berada di Kota Aleppo, tepat berada di sebelah rumah sakit yang menjadi tempat kejadian perkara.

Dan sekali lagi saya berhadapan dengan kasus yang mudah diungkap, tidak ada proses berbelit-belit dan antara faksi yang menyerang dengan faksi yang diserang tidak ada perbedaan pendapat dalam detail pristiwa, kasus ini didokumentasikan dalam sebuah video yang terkenal:

 

Saat itu Muhammad Faris Rahimahullah sedang dalam kondisi terluka dan terbaring koma di rumah sakit. Para anggota Daulah mendapatkan info yang salah bahwa orang yang terluka itu adalah seorang musuh syiah, maka mereka pun menyembelih dan memotong kepalanya lalu menyampaikan ceramah sambil memegang kepalanya di salah satu jalanan Kota Aleppo, namun kemudian mereka mendapatkan keterangan bahwa yang mereka bunuh itu adalah seorang prajurit pilihan Ahrar Syam.

Begitulah ceritanya singkatnya, tidak perlu ada perincian, karena kasus ini jelas dan disepakati kronologi kejadiannya oleh pihak Daulah, pihak Ahrar Syam dan pihak saksi. Saya akan melewatkan detail-detail cerita yang tidak ada saksinya.

Nah, yang menjadi perhatian saya adalah:

  • Katakanlah Muhammad Faris Rahimahullah adalah seorang syiah, lalu siapa yang memberimu wewenang untuk menyembelih seseorang yang terluka tanpa seizin pihak rumah sakit? Bagaimana bisa engkau menyembelihnya berdasarkan info yang sangat terbatas dan tanpa meminta keterangan kepada rumah sakit agar menjelaskan data diri si pasien? Padahal jika engkau memintanya, pihak rumah sakit akan dengan mudah menjelaskan siapa sebenarnya si pasien ini?
  • (Katakanlah Muhammad Faris adalah seorang musuh yang ditawan) mengapa engkau tidak bertanya kepada faksi yang menawannya untuk meminta izin menyembelih tawanan tersebut?

Sedangkan dari sisi lain, rasanya tidak adil jika kita mengatakan bahwa pihak yang bertanggung jawab dalam pembunuhan Muhammad Faris dan Abu Ubaidah bukanlah Daulah, akan tetapi hanya oknum Daulah. Memang benar akhirnya Daulah kembali meminta maaf atas kesalahan fatal ini, (dan katanya) sudah menghukum orang-orang yang bersalah itu, akan tetapi saya ingin membahas hal lain di sini:

Saya ingin berbicara tentang motif psikologi dan pondasi syariat yang dibangun oleh Daulah terhadap para anggotanya serta struktur pikiran yang cenderung ofensif yang akan engkau temukan pada peristiwa Maskanah dan peristiwa lainnya.

Proses doktrin pemikiran serta kewaspadaan berlebih terhadap shahawat, pihak-pihak yang pro terhadap barat serta lembaga-lembaga asing – yang tidak kami pungkiri bahwa sebagiannya memang mengemban misi yang jahat – , adalah faktor pendorong pribadi yang akhirnya menjadi prinsip (manhaj), untuk lebih lanjutnya akan kami jelaskan nanti.

Yang mengejutkan, faksi-faksi lain termasuk Ahrar Syam tidak mengambil sikap frontal terhadap Daulah. Meskipun setelah terjadi peristiwa ini, pasukan Daulah tetap tinggal di pos-pos dan markas-markas mereka dengan aman, bahkan jauh setelah dua peristiwa pembunuhan itu terjadi.

Demi meluruskan sejarah dan membangun kesadaran, maka kami katakan (kami tidak bermaksud untuk membenarkan tindakan Daulah dan meremehkan urusan darah): tidak ada jihad yang luput dari kesalahan, tidak ada jihad yang aman, tidak ada jihad yang penuh dengan bunga-bunga, atau jihad yang menjamin keselamatan dirimu, karena ketika engkau mulai melontarkan manjaniq maka kemungkinannya adalah engkau mengenai sasaran yang benar atau salah sasaran. Dan ternyata kesalahan di sini mungkin menyebabkan terjadinya pertumpahan darah dan hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah, akan tetapi cobalah untuk memperhatikan baik-baik apa yang engkau tanamkan ke dalam benak anggotamu, dan berhati-hatilah ketika engkau menentukan bagi mereka siapa musuh dan siapa teman mereka (karenanya, pada pembahasan yang akan datang kita terpaksa membahas topik al wala' wal bara' yang disalah fahami oleh Daulah)

PERISTIWA KOTA MASKANAH: SEBUAH PERSPEKTIF BARU

Saat peristiwa ini terjadi, revolusi masih berjalan normal:

  • Semua pihak masih disibukkan dengan peperangan melawan rezim di berbagai front pertempuran.
  • Daulah masih merupakan faksi biasa di antara berbagai macam faksi yang ada, akan tetapi sebagian faksi mulai berhati-hati dari ancaman bahayanya.
  • Saat itu ada kekosongan kekuasaan, tidak ada yang menjalankan pemerintahan setempat, tidak ada lembaga dan tidak ada pemimpin.

Saat itu kebanyakan ikhwah senior mengambil sikap waspada terhadap pihak faksi yang mencoba untuk melakukan kudeta, mereka akan menilai faksi tersebut sebagai kubu lain yang memusuhi mereka, kalian akan mendengarkan kalimat semacam ini:

"Siapa engkau sehingga engkau merasa berhak melakukan ini?", "siapa yang memberimu hak untuk menangkap dan hak untuk mengadili?". Karenanya faksi-faksi yang ada sangat berambisi untuk menopang dan memperkuat mahkamah syariat, dengan mengerahkan masyarakat. Saat itu kondisinya baik-baik saja, namun sekali lagi Daulah bersikeras untuk bertindak yang tidak selaras, kali ini ulahnya terjadi di sebuah kota kecil yang bernama Maskanah.

Seperti biasa, di dalam catatan ini kami tidak akan menilai dari siapa yang menumpahkan darah pertama kali, akan tetapi kami akan menilai dari penyebab terjadinya kobaran api. Biasanya pembunuhan itu bukanlah pemicu yang menimbulkan peristiwa lain, akan tetapi pembunuhan itu adalah akibat dari suatu hal yang ada sebelumnya.

Mencari hal semacam ini dalam proses investigasi merupakan tantangan yang paling sulit, dan seperti yang telah kita sepakati, kita akan menggunakan cara termudah dan tersingkat (yaitu kesaksian dari si pelaku sendiri). Saya akan menukil sebuah tulisan yang merupakan kesaksian Daulah yang paling penting terhadap peristiwa ini, yaitu sebuah kesaksian yang disebarluaskan secara besar-besaran dan dituturkan langsung oleh seorang komandan Daulah yang bernama Abu Dujanah Al-Kuwaiti, dia adalah saksi yang menyaksikan langsung jalannya peristiwa ini, dan kesaksiannya ini mewakili pendapat Daulah terhadap peristiwa Maskanah.

Abu Dujanah berkata:

"Saya ingin menjelaskan mengenai apa yang terjadi di Maskanah, pertama-tama sebelum saya mulai bercerita, semua orang harus tahu bagaimana tindakan kriminal, konflik yang bodoh dan fanatisme yang tercela ini bisa terjadi. Ketika operasi pembebasan Kota Maskanah sedang berlangsung, para ikhwah mujahidin yang berhasil menaklukkan markas pasukan rezim menemukan daftar nama anggota Komite Rakyat yang berafiliasi terhadap intelejen Assad, semua anggota komite tersebut menerima senjata dan masing-masing regu memiliki satu pemimpin, tugas komite ini adalah bertindak untuk menyerang kelompok-kelompok teroris – menurut anggapan mereka – jika rezim membutuhkannya, artinya komite ini adalah sel tidur yang bekerja untuk rezim Assad.

Saat itu Abu Jabir (penanggung jawab Ahrar Syam untuk kawasan pesisir timur Aleppo – red.) meminta mereka untuk datang dan menyerahkan senjata yang mereka terima dari rezim, sebagai imbalannya mereka akan diberi ampunan massal dan jaminan keamanan. Bahkan kemudian di antara mereka ada yang merima jabatan di Dewan Lokal Maskanah, namun sebagian mereka ada yang memilih untuk kabur.. maka dengan iringan karunia dan anugerah Allah, kami pun mulai mengumpulkan informasi selengkap mungkin mengenai komplotan ini beserta daftar nama-nama yang ada di dalamnya serta mencari tahu keberadaan mereka, ternyata kami mendapati bahwa sebagian nama memang terbukti bermasalah dan ada banyak yang tidak beres di sekeliling mereka, bahkan di antara mereka ada yang terbukti bekerja sama dengan pasukan Nushairiyyah. Maka kami pun mulai menjalankan operasi pembersihan wilayah dari para agen dan mata-mata yang ada. Kami juga melakukan penyitaan properti milik para mafia syabihah serta para pendukung rezim yang ada di luar negeri Syam. Target penyitaan pertama kami adalah properti milik seorang mafia dan agen bernama Ahmad Al-Alukah, ia adalah salah seorang mantan tentara Nushairiyyah dan perantara bagi kesatuan keamanan Suriah. Setelah kami memastikan bahwa orang ini masih aktif sampai sekarang, maka kami pun menyita propertinya, sempat terjadi keributan (dengan pihak Ahrar Syam – red.) saat proses penyitaan berlangsung, tapi yang penting urusan kami dengannya sudah selesai. Kemudian target kedua kami adalah seorang agen dan informan yang bernama Ali Al-Allawi..

Sejak satu setengah tahun yang lalu, Ali Al-Allawi hidup dengan penuh kenikmatan di Maskanah. Maka kami pun memulai operasi dengan melakukan pengintaian terhadapnya, lalu menangkapnya, namun selang sejam pasca penangkapannya dan beritanya mulai tersiar luas serta situasi menjadi heboh, (sejumlah anggota Ahrar Syam – red.) datang menyerang markas Daulah Islamiyyah dengan membawa dua kendaraan pick-up, mereka memblokir jalan dari dua arah dengan dua pick-up tadi, dan pada masing-masing pick-up terdapat sebuah senapan mesin PKC di atasnya, setelah itu ada 2 orang (Abu Rayyan dan Abu Ahmad, [anggota Ahrar Syam – red.]) yang mendekat dan ingin masuk melewati gerbang markas, maka penjaga yang ada di gerbang pun berusaha untuk mencegah keduanya, namun tak disangka-sangka keduanya langsung menodongkan senapan ke muka si penjaga dan berkata persis seperti ini:

"Ali Al-Allawi ingin (kami) datang."[2] Maka saudara Abu Sulaim pun mendekat dan berkata agar mereka menunggu satu jam lagi sampai amir (kepala markas Daulah di Maskanah – red.) datang, namun mereka berkata:

"Singkirkan tanganmu, jangan sampai aku patahkan wahai badui!" alasan mereka bahwa Ali "adalah buronan mereka", dan memang benar ketika kami menangkap Ali Al-Allawi, kami menemukan surat panggilan dari Brigade Mushab bin Umair di dalam kantong bajunya, di awal surat itu tertulis "Kepada saudara yang terhormat" Ali Al-Allawi, kami harapkan untuk hadir. Dan surat itu masih ada bersama saya." Sampai di sini cuplikan penuturan Abu Dujanah.

Bagi siapa saja yang ingin mendapatkan keterangan tambahan, maka berikut ini adalah teks lengkap dari kesaksian Abu Dujanah Al Kuwaiti: http://goo.gl/yQ5D8j.

Dan yang berikut ini adalah teks kesaksian lengkap dari pihak (Ahrar Syam – red.):http://www.hanein.info/vb/showthread.php?t=342574.

Di dalam dua kesaksian di atas terdapat detail-detail peristiwa yang melibatkan pertumpahan darah, yang paling mencengangkan adalah kronologi pembunuhan Abu Rayyan, nah sekarang ingat baik-baik nama ini, karena kita akan membahasnya lagi di depan.

Dari kesaksian Abu Dujanah, kita bisa menyimpulkan beberapa poin berikut ini:

PERTAMA
Sebelumnya Daulah telah menyita properti milik seseorang yang bernama Ahmad Alukah, tanpa melakukan musyawarah sama sekali, lalu Daulah menangkap Ali Al-Allawi. Memang benar bahwa kedua orang itu sebelumnya (yaitu sebelum pembebasan Kota Maskanah) bekerja demi kepentingan rezim, akan tetapi siapa yang mengatakan bahwa penduduk Maskanah percaya terhadap penilaian kalian? Mengapa penduduk Maskanah harus tunduk kepada pengadilan kalian sedangkan sebelumnya sudah ada mahkamah yang dibentuk sebelum mahkamah kalian? Sebelumnya kalian sudah pernah mencoba di tempat lain dan kalian melakukan kesalahan besar, maka apa yang dapat menjadikan para penduduk percaya bahwa anak-anak mereka tidak akan menjadi korban kalian yang berikutnya, dan seperti biasa, kalian akan berkata:

"Penyebabnya adalah kesalahan pribadi (oknum – red), kami melakukan ijtihad dan kami salah."

Tadinya saya sempat melihat adanya perbedaan besar dalam menilai besarnya kejahatan (Ali Al-Allawi), kemudian saya bertanya kepada salah satu rekan saya seorang qadhi:

"Apa penilaianmu tentang Ali Al-Allawi ini?" maka ia memberikan jawaban yang detail dan mengagumkan serta mengandung nilai-nilai syar'i:

"Daulah menganggapnya sebagai seorang syabihah, sedangkan kita menganggapnya sebatas anjing menggonggong saja."

Nb: saya sudah berbicara dengan lebih dari satu orang saksi, mereka menegaskan bahwa sebenarnya belum ada yang bisa membuktikan bahwa orang-orang yang menerima senjata dari rezim sebelum pembebasan Maskanah itu menggunakan senjata mereka untuk melawan para mujahidin pasca pembebasan Maskanah.

KEDUA
Sebelum Daulah menangkap Ali Al-Allawi, Mahkamah Syariat (bentukan Ahrar Syam – red) telah mengirimkan surat kepadanya terlebih dahulu, memintanya untuk menghadap ke markas keamanan untuk menjalani pemeriksaan. Jadi Mahkamah sedang berusaha untuk menghadirkan orang ini, sebagai penguat; Abu Dujanah (saksi dari pihak Daulah – red)sendiri telah menuturkan bahwa sebelumnya Mahmakah sudah melucuti senjata para penjahat itu.

Akan tetapi Daulah melanggar dan mencemooh seluruh upaya Mahkamah Syariat (bentukan Ahrar Syam – red.), lalu dengan santainya menjalankan hukuman dan melakukan intimidasi yang bersifat provokatif. Dan Daulah masih mengira bahwa ia adalah pihak yang dizhalimi dan ia tidak pernah menyerang faksi manapun!!

KETIGA
Faktor penyebab terbesar nomor dua dari peristiwa ini adalah:

Di dalam benaknya saat itu, Daulah mengira bahwa ia adalah lembaga negara, sedangkan semua pihak menilai bahwa Daulah hanyalah sebuah organisasi (tandhim).

Dan Abu Dujanah tidak keberatan untuk menjelaskan hal itu dan tanpa sadar ia sudah mengalungkan tali ke leher Daulah-nya, ia berkata:

"Daulah Islam akan menangkap semua gembong agen dan mata-mata yang bekerja untuk kepentingan rezim kafir Nushairiyyah, yang telah terbukti kemurtadannya berdasarkan bukri yang konkrit."

Lebih jelasnya begini:

"Kami akan menindak kalian sesuai dengan apa yang kami anggap benar, dan sebaiknya kalian pergi ke neraka sana."

Siapa yang mengatakan bahwa kami sepakat denganmu mengenai definisi keagenan serta definisi riddah, yang kalian perluas ranahnya sehingga diingkari oleh seluruh Ulama' umat dan hampir seluruh Ulama mujahid??

Apa kau ingin tertawa? Ok..

Komedi hitam ini mencapai puncaknya ketika engkau menyadari bahwa setelah Daulah menumpahkan begitu banyak darah di dalam fitnah ini (silahkan baca kembali kesaksian Abu Jabir dari Ahrar Syam di link yang sudah kami letakkan di atas), Daulah justru membebaskan Ali Al-Allawi karena ia tidak terbukti melakukan kejahatan!!!

Ini semua adalah pelajaran jihad yang penting mengenai cara menangani dukungan rakyat, saya harap pembelajaran ini bisa memberikan manfaat untuk pengalaman jihad di masa yang akan datang.

Namun setelah menyaksikan semua yang terjadi, para anggota Daulah masih saja merasa tidak tahu dan heran mengapa rakyat geram terhadap mereka. Mereka masih saja mengklaim bahwa mereka tidak memulai permusuhan terhadap siapapun dan mereka lah yang menjadi korban. Baiklah, jadi:

  • Ketika engkau menangkap para anggota faksi lain karena kecurigaanmu terhadap para tamu mereka, engkau tetap merasa menjadi korban. (pembunuhan Abu Ubaidah Al-Binsyi)?
  • Kemudian ketika engkau menurunkannya dari tempat duduk dan memaksanya untuk masuk ke dalam bagasi mobil sambil menodongnya dengan senjata, bahkan memukul kepalanya menggunakan gagang pistol sehingga darahnya bercucuran, engkau tetap merasa menjadi korban?
  • Kemudian engkau menembak pahanya karena ia memberontak, engkau tetap merasa menjadi korban?!!
  • Ketika semua orang mulai melupakan kasus tersebut, engkau justru membunuh salah seorang dari mereka (pembunuhan Muhammad Faris) lalu memamerkan kepalanya tanpa memeriksa siapa sebenarnya orang itu, engkau tetap merasa menjadi korban?
  • Ketika Mahkamah Syariat sedang lengah, lalu engkau melakukan penangkapan sesuai dengan caramu, engkau tetap merasa menjadi korban?

Dari semua itu, kita dapat dengan mudah menyingkap bahwa Daulah melihat dirinya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari semua faksi yang ada, ia menilai bahwa manhajnya adalah manhaj yang paling murni. Mungkin pembaca heran mengapa seseorang tidak bisa menahan dirinya terhadap semua kejahatan ini, wajar saja karena dia menilai bahwa kelompoknya adalah yang benar (atau bahkan yang paling benar), jika tidak, lalu mengapa dia memilihnya??

Yang menjadi permasalahan adalah Daulah berinteraksi dengan faksi-faksi gerakan islam lain dengan cara yang tidak syar'i, jadi bukan karena engkau menilai bahwa kelompokmu benar, maka engkau melakukan semua hal-hal yang telah disebutkan di atas.

Namun tunggu dulu..

Apakah penyebab dari semua kelakuan Daulah ini karena Daulah menganggap bahwa ia benar dan yang lain salah?

Jawabannya tidak, persoalannya lebih besar dari sekedar hal ini. Ada rahasia lain di balik semua peristiwa ini, rahasia yang akan kita ungkap seiring berjalannya waktu.

Rahasia di balik semua peristiwa yang lalu adalah bibit penyakit takfiri mulai tumbuh di dalam tubuh Daulah. Sejauh ini sudah ada para petinggi Daulah yang jumlahnya tidak sedikit memandang bahwa faksi-faksi gerakan islam lain telah murtad, mereka menganggap bahwa peperangan melawan mayoritas faksi-faksi oposisi (tak terkecuali faksi Islam) ini bukan lagi tentang siapa yang benar dan siapa yang salah, akan tetapi ini adalah peperangan yang menentukan siapa yang beriman dan siapa yang kafir.

Setelah ide ini berhasil meraih kemenangan, mulailah digulirkan fase baru, yaitu fase mengkafirkan secara terang-terangan siapa saja yang menentang ekspansi Daulah dengan dakwaan memberikan loyalitas kepada orang-orang kafir. Daulah sudah melepaskan rasa malunya dalam menjatuhkan vonis kafir, ia sudah memasuki tahapan 'mengeneralkan vonis kafir' dan menerbitkan pernyataan vonis kafir secara terang-terangan dan gamblang (contohnya pernyataan vonis kafir terhadap Jabhah Islamiyah). Dan kita akan membahas semua topik ini pada bagian keempat dari seri catatan ini, dengan izin Allah.

 


[1] Mewarisi bumi Maksudnya: setelah alam semesta ini hancur semuanya, Maka Allah-lah yang kekal

[2] Sebelumnya Ali Allawi sudah bermasalah dengan pihak Ahrar Syam, sehingga Ahrar Syam melayangkan surat panggilan kepadanya agar datang menghadiri persidangan yang akan digelar pada hari tertentu, namun sebelum tiba saatnya persidangan, pihak Daulah menangkapnya terlebih dahulu.

(aliakram/arrahmah.com)

Profesor Yahudi Yerusalem: Hanya ada 1 agama, yaitu Islam

Posted: 12 Feb 2015 07:45 PM PST

moshe sharon

YERUSALEM (Arrahmah.com) - Seorang profesor Yahudi Universitas Hebrew Yerusalem, Moshe Sharon, mengungkapkan bahwa sejak diciptakannya dunia ini, hanya ada satu agama, yaitu Islam.

Dalam tayangan video berdurasi 2 menit 40 detik yang diunggah ulang di Youtube pada Kamis (1/5/2014) lalu ini, dia menyatakan bahwa semua nabi adalah muslim.

Selain itu dia juga berbicara tentang perdamaian Islam dan bagaimana Islam muncul sebagai agama pembebas. Dia mengatakan bahwa tidak ada penaklukan dalam Islam dan yang ada ialah pembebasan dalam Islam.

Berikut terjemahan lengkap pernyataan Moshe Sharon yang ditayangkan kantor berita nasional "Israel", ArutzSheva TV, tersebut:

Ada pertanyaan tentang sikap Islam terhadap sejarah. Faktanya, apa yang kita temukan, pada dasarnya semua sejarah adalah sejarah Islam. Artinya, semua tokoh-tokoh terkemuka dalam sejarah pada dasarnya adalah Muslim. Dari [Nabi] Adam [Alaihissalam] hingga ke zaman kita.

Jadi, jika orang-orang Yahudi, orang-orang Kristiani menuntut sesuatu atau mengklaimnya bahwa terdapat raja bernama Solomon [Sulaiman Alaihissalam], seorang raja bernama David [Daud Alaihissalam], atau seorang nabi bernama Moses [Musa Alaihissalam] atau Yesus [Isa Alaihissalam], tentulah apa yang mereka lakukan ialah berkata sesuatu yang tidak benar atau sebenarnya mereka tidak tahu bahwa tokoh-tokoh ini pada dasarnya adalah tokoh-tokoh Islam.

Sebenarnya, sejak penciptaan dunia ini, hanya ada satu agama, yaitu agama Islam. Jadi jika ada yang berkata tempat ini berkaitan dengan Sulaiman misal tempat di mana letak Kuil [Masjid] Sulaiman berdiri, seorang Muslim akan berkata, "Ya, tentu saja, memang benar."

Namun jangan lupa, bahwa Sulaiman adalah seorang Muslim, dan Daud adalah seorang Muslim, dan Ibrahim adalah seorang Muslim, dan Ishak adalah seorang Muslim, dan Isa adalah seorang Muslim. Inilah apa yang saya maksud mengenai Islamisasi sejarah. Anda bisa memahami bahwa melalui Islamisasi sejarah, kita juga mendapati Islamisasi geografi.

Di mana saja tempat yang ada kaitannya dengan tokoh-tokoh ini, atau nabi-nabi ini yang semuanya Muslim, menjadi wilayah-wilayah Muslim. Oleh karenanya, ketika Islam tidak ada di wilayah itu lagi, sebelum kedatangan [Nabi] Muhammad [Shalallahu 'alaihi wa sallam], tapi semestinya [Islam] ada di sana, wilayah yang saya maksud adalah Timur Tengah dan wilayah lain di luar Timur Tengah yang bukan bagian dari wilayah Muslim, di manapun wilayah-wilayah seperti ini, maka hakikatnya dibebaskan kembali, bukannya ditaklukkan, tapi dibebaskan.

Maka periode Islam dalam sejarah, pada masa [Nabi] Muhammad [Shalallahu 'alaihi wa sallam] atau periode lain dari sudut pandang mereka muncul dalam sejarah sebagai pembebasan. Oleh karenanya, tidak ada penjajahan Islam. Kalaupun ada penjajahan, itu selalu pihak lain, bukan Islam. Jadi, tidak ada penjajahan oleh Islam, yang ada hanyalah pembebasan oleh Islam.

***

"Katakanlah (Muhammad), 'Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'kub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa, dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri. Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.'" [Q.S. Ali Imran (3): 84-85]

(banan/arrahmah.com)